Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR (LTA)


PROFESI NERS
STIKBA
BAB I
PENJELASAN UMUM

1.1 Pengertian
Tahap akhir yang wajib dilakukan mahasiswa Profesi Ners STIKBA adalah
mengontrak dan melaksanakan mata kuliah Tugas Akhir sesuai dengan peminatan
mahasiswa. Mata kuliah ini lebih bersifat kegiatan personal mahasiswa yang
dibantu oleh dosen yang disebut dengan dosen pembimbing. Kegiatan mata
kuliah ini merupakan mata kuliah yang berawal dengan praktik keperawatan di
tempat peminatan mahasiswa di minggu pertama dan dilanjutkan pada minggu
kedua pembimbingan dengan pembimbing akademik dan lahan serta diakhiri di
minggu ke tiga dengan ujian tugas akhir. Agar penulisan laporan ini seragam
sehingga tidak hanya tertib administrasi saja yang dicapai tetapi juga rasa
kebersamaan akademik dikalangan civitas akademika dalam melaksanakan, dan
membuat proposal serta laporannya, maka diperlukan suatu pedoman pelaksanaan
sekaligus penulisannya. Selajutnya untuk lebih memudahkan pemahaman istilah
dalam pedoman ini, maka mata kuliah Laporan Tuggas Akhir hanya disebut
dengan LTA saja.

1.1.1 Laporan Tugas Akhir (LTA)


Laporan Tugas Akhir adalah mata kuliah yang wajib dikontrak oleh
mahasiswa untuk menyelesaikan program Profesi Ners yang ditempuh. Beban
mata kuliah LTA ini adalah 2 sks. Proses pelaksanaan mata kuliah ini diawali
dengan pembuatan usulan Laporan Kasus, diteruskan dengan pelaksanaan praktik
keperawatan dan pembuatan laporan kasus yang disebut dengan “LTA”. Sejak
pembuatan usulan laporan kasus sampai dengan pembuatan LTA, mahasiswa
harus berdiskusi dengan pembimbing dan mendapat persetujuan pembimbing.
Artinya keabsahan pelaksanaan tugas akhir serta isi LTA seutuhnya adalah
tanggung jawab mahasiswa yang dikuatkan secara ilmiah oleh dosen pembimbing
melalui persetujuan oleh dosen tersebut.
Mata kuliah LTA ini di STIKBA dapat berbentuk:
1) Laporan Kasus.
Mekanisme LTA berbentuk laporan kasus adalah sebagai berikut:
a) Pengkajian
b) Diagnosa Keperawatan
c) Perecanaan/NCP ditambahkan dengan evidance based practice
d) Pelaksanaan/Catatan Keperawatan berdasarkan evidance based practice
e) Evaluasi/Catatan Perkembangan

1.1.2 Makalah Jurnal


Disesuaikan dengan persyaratan Jurnal yang dituju.

1.2 Pembimbingan
1.2.1. Jumlah dan Tujuan Pembimbingan
Mata kuliah LTA memerlukan dua orang pembimbing yaitu “Pembimbing
Utama” dan Pembimbing Pendamping”, namun tidak menutup kemungkinan satu
orang pembimbing yang selanjutnya hanya disebut sebagai pembimbing saja.
Pembimbing dimaksud adalah dosen profesi Ners STIKBA yang memenuhi syarat
yang diusulkan oleh Ketua Prodi dan disahkan melalui SK Ketua STIKBA.
Tujuan pembimbingan LTA adalah untuk mengarahkan mahasiswa sehingga
dapat melakukan asuhan keperawatan di bidang klinis, laboratorium atau
khususnya penelitian keperawatan, kebidanan, fisioterapi, dengan baik dan benar,
serta menyusun laporan tugas akhir yang memenuhi kaidah-kaidah tulisan ilmiah
yang berlaku di lingkungan STIKBA dan di lingkungan ilmu kesehatan secara
umum.

1.2.2. Tugas Pembimbing Utama dan Pembimbing Pendamping


Tugas utama seorang dosen pembimbing Utama adalah memberikan
masukan/saran kepada mahasiswa mengenai topik asuhan, berikut ilmu-ilmu yang
terkait dengan aspek yang dikaji, buku referensi yang sesuai serta evidance based
yang tepat. Sementara itu tugas utama seorang dosen pembimbing Pendamping
lebih diutamakan kepada teknis penulisan yang sesuai dengan aturan di STIKBA
dan kaedah penggunaan bahasa Indonesia yang tepat dan benar. Namun, tidak
tertutup kemungkinan Pembimbing Pendamping juga memberikan saran secara
menyeluruh dan sangat diharapkan adanya koordinasi yang baik serta saling
menghargai satu dengan lainnya.
Pembimbing Utama dan Pembimbing Pendamping akan menjadi Ketua dan
Sekretaris Tim penguji pada saat ujian tugas akhir . Selain kedua pembimbing
ditambah 1 (satu) orang dosen yaitu penguji utama dengan kualifikasi minimal
Ners S2.

1.2.3. Jangka Waktu Pembimbingan


Setelah mata kuliah tugas akhir dikontrak, diharapkan mahasiswa dapat
menyelesaikan laporan asuhan keperawatan dalam 2 (dua) minggu. Dalam hal
terjadi mahasiswa tidak dapat menyelesaikannya dalam dua minggu, penyelesaian
LTA dapat diperpanjang hingga tiga minggu. Jika tidak dapat diselesaikan dalam
tiga minggu, usulan LTA mahasiswa yang bersangkutan akan dievaluasi oleh
Program Studi untuk diambil keputusan.

1.2.4. Penyerahan LTA


LTA yang sudah dinyatakan lulus dan telah dilakukan perbaikan atas saran
sewaktu ujian dijilid hardcover dengan warna sampul sesuai dengan program
studi Ners. Jumlah LTA diperbanyak dan dijilid disesuaikan dengan kebutuhan.
LTA yang telah diperbanyak diberikan ke perpustakaan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Baiturrahim dan ke tempat penelitian, serta ke pembimbing
apabila diminta. Mahasiswa harus juga menyertakan soft copy naskah dalam
bentuk CD. Isi CD meliputi tulisan lengkap LTA, lampiran-lampiran, makalah
jurnal dan power-point presentasi. Semua penyerahan naskah LTA perlu disertai
dengan tanda bukti penyerahan
BAB II
SISTEMATIKA PENULISAN

2.1. Sistematika LTA


Pada umumnya sistematika LTA penelitian dan skripsi dibagi kedalam tiga
bagian yaitu: (1) bagian awal, (2) bagian isi dan (3) bagian akhir. Yang terdiri
dari:
2.1.1. Bagian Awal
1) Halaman Sampul Depan
2) Halaman Sampul Dalam
3) Halaman Pengesahan
4) Lembar Persetujuan
5) Halaman Pernyataan
6) Kata Pengantar
7) Daftar Isi
8) Daftar Tabel
9) Daftar Lampiran
10) Riwayat Hidup Penulis
11) Abstrak

2.1.2. Bagian Utama


Penomoran Bab dan sub bab, maupun sub-sub bab pada bagian utama
dibuat sesuai dengan pola penomoran LTA yang sesungguhnya.

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan umum
1.2.2 Tujuan Khusus
1.3. Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
(Berisi 2 Sub BAB yaitu A. Konsep Teori, B. Asuhan Keperawatan)
2.1. ......*
2.1.1 ......*
2.1.2 ......*
2.1.3 ......*
2.2. ......*
2.2.1 ......*
2.2.2 ......*
2.3. ......*
2.4. Dst
(Judul sub bab, sub-sub bab dst. nya pada tinjauan pustaka ini
disesuaikan dengan topik LTA yang biasanya tergambar dari kata kunci
pada judul LTA)

BAB III TINJAUAN KASUS


3.1. ............................
3.2. ............................
3.3. ............................
3.4. ............................
3.5. ............................
3.5.1. .....
3.5.2. .....
3.5.3. .....
3.5.4. .....
3.5.5. .....

BAB IV PEMBAHASAN
4.1. ..........................
4.2. ...........................
4.3. ...........................

BAB V Penutup
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

2.1.3. Bagian Pelengkap


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB III
TATA CARA PENULISAN LTA DAN KEPUSTAKAAN

Tata cara penulisan LTA meliputi bahan, aturan penulisan, penomoran bab, referensi,
dan penulisan daftar pustaka.

3.1. Bahan-bahan
3.1.1. Naskah diketik di atas kertas HVS 80 gram ukuran A4 (21,5 cm x 28 cm) warna putih,
tidak bolak-balik .
3.1.2. Tiap bab diberi pembatas memakai kertas doorslag berwarna yang sama dengan
warna kulit dan diberi logo STIKBA pada bagian tengah kertas .

3.2. Format Umum Penulisan


3.2.1. Naskah LTA harus diketik (komputer) menggunakan Bahasa Indonesia Baku (EYD)
dengan huruf Times New Roman 12.
3.2.2. Gunakan jarak pengetikan 1,5 spasi antar baris dan 1 spasi untuk penulisan judul
gambar, judul tabel, dan judul lampiran.
3.2.2.1. Batas pengetikan (margin) kiri dan atas 4 cm, sedangkan margin kanan, dan bawah
3 cm.
3.2.2.2. Halaman naskah diisi penuh (rata kanan dan kiri) mulai dari kiri atas sampai kanan
bawah, kecuali jika ada hal-hal khusus seperti adanya tabel, gambar, dan lampiran.
3.2.2.3. Alinea baru dimulai pada ketukan ke-6 dari batas margin tepi kiri. Satu baris dari
alinea (baris awal atau baris akhir) tidak boleh ditulis pada halaman yang terpisah.
3.2.2.4. Penulisan angka, rumus kimia, dan lambang pada awal kalimat harus ditulis dengan
kata/kalimat.
3.2.2.5. Penulisan angka dan satuan:
a) Pakailah angka untuk: tanggal, nomor halaman, persentase dan waktu.
Contoh: 18 Maret 2016, halaman 235, 27%, pukul 06:00 WIB
b) Jumlah dan satuan ukuran sebaiknya dinyatakan dalam angka dan singkatan yang
sudah umum.
Contoh: 10 kg (kecuali bila satuan itu tidak didahului oleh suatu jumlah, misalnya
berat badan diukur dengan kilogram.
c) Titik dibelakang satuan tidak perlu, contoh: 5,50 mm, 10 ml, 120 mg, 5 mm, 55
g, 3.450 kkal/kg dan seterusnya.
d) Bilangan yang lebih kecil dari sepuluh dan bila menggunakan kata-kata terdiri
dari satu kata maka gunakanlah kata-kata.
Contoh: tujuh orang bayi. Untuk bilangan sepuluh atau lebih, jika menggunakan
kata-kata lebih dari satu kata gunakanlah angka (contoh: 10 orang ibu).
e) Apabila menggunakan serangkaian angka, walaupun menggunakan bilangan
yang kecil dari sepuluh gunakanlah angka, contoh: setiap periode pengamatan
dilakukan penimbangan 3 orang bayi laki-laki dan 3 orang bayi perempuan.
f) Bilangan yang bernilai besar boleh dieja sebagian agar mudah dibaca, misal
bilangan 15.000.000 menjadi 15 juta.
g) Pemisahan nilai desimal gunakanlah tanda koma, ribuan atau kelipatan ribuan
gunakan tanda titik, biasakan penulisan decimal hanya 2 angka di belakang
koma; misal 1.000,00, 1.000.500,00 dan seterusnya. Untuk memisahkan angka
yang tidak punya satuan gunakanlah titik koma (;) dan memberi jarak dua
ketukan, misalnya: 1; 2; 3; 4; dan seterusnya, untuk angka yang ada satuannya
gunakan tanda koma (,) contoh: 10,00 g, 5,00 kg, 25,00 cm, dan seterusnya
h) Kata Pinjaman dan Serapan
Kata asing yang dipinjam tidak berubah ejaannya, dicetak dengan huruf
miring atau di antara dua tanda petik tunggal, misal clinical atau 'clinical'.
Penggantian ejaan kata serapan (asalnya kata asing) agar tidak terlalu jauh dari
ejaan asalnya, seperti object menjadi objek, particle menjadi partikel, evaluation
menjadi evaluasi. Penggunaan kata asing sebaiknya tidak dipaksakan, terlebih
jika padanannya dalam bahasa Indonesia sudah lazim digunakan, seperti feed
additive atau feed supplement dapat digunakan istilah makanan tambahan.
Penulisan nama ilmiah atau nama latin hendaknya ditulis sesuai dengan aturan
dalam penulisan taksonomi, seperti Oriza sativa L atau Lactobacillus acidophilus,
ditulis dengan huruf miring atau digarisbawahi. Jika harus ditulis berulang-ulang
nama genusnya boleh disingkat, misal O. sativa atau L. acidophilus.

3.3. Penulisan Judul dan Sub Judul


3.3.1. Judul bab harus ditulis menggunakan huruf kapital (besar) cetak tebal , semua diatur
supaya simetris berbentuk pyramid terbalik dan tanpa diakhiri dengan titik. Baris
pertama setelah judul bab berjarak 2,5 spasi dengan sub judul atau kalimat berikutnya.
Apabila kalimat dimulai dengan alinia baru.
3.3.2. Judul sub bab ditulis disamping kiri, dinomori sesuai dengan nomor bab serta nomor
urut kemunculannya dalam tulisan (1.1., 1.2., ...), dan ditulis dengan huruf kecil
kecuali huruf awal selain kata penghubung dan kata depan memakai huruf kapital.
Setiap sub bab maupun sub sub bab harus dicetak tebal.
3.3.3. Jarak sub judul maupun sub-sub judul dengan baris sebelumnya 2 spasi dan dengan
kalimat di bawahnya 1,5 spasi yang dimulai dengan alinia baru.
3.3.4. Apabila judul sub bab maupun sub-sub bab lebih dari satu baris, maka jarak baris
tersebut adalah satu spasi.

3.4 Penomoran, Penulisan Judul Tabel, Grafik dan Gambar


3.4.1. Bagian awal LTA penomoran halaman memakai angka romawi dengan huruf kecil (i,
ii, iii, ...) yang dimulai dari halaman sampul dalam, namun hanya diperhitungkan dan
tidak ditulis, penulisannya dimunculkan mulai halaman kata pengantar sampai
halaman sebelum pendahuluan, diletakkan di tengah kertas bagian bawah berjarak 2
cm dari penggir bawah kertas.
3.4.2. Bagian awal (mulai pendahuluan), bagian utama dan bagian akhir sampai dengan
lampiran LTA memakai angka arab (1, 2, 3, ...) sebagai nomor halaman.
3.4.3. Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas satu cm dari baris atas dan pada
margin kanan, kecuali nomor halaman pada setiap bab ditempatkan di tengah bagian
bawah halaman dan satu cm dari baris terakhir.
3.4.4. Judul tabel ditulis di bagian atas tabel rata kiri, dan jarak dari teks sebelumnya 1 spasi
ke tabel yang bersangkutan. Setiap tabel diberi nomor arab yang diawali dengan
nomor bab (1.1; 2.1; 3.1 ...). Apabila judul tabel lebih dari 1 baris, maka baris
berikutnya dimulai sejajar dengan huruf pertama pada baris sebelumnya (lampiran 14
s/d 18 )
3.4.5. Kolom-kolom tabel harus diberi nama dan dijaga agar penulisan angka ataupun huruf
pada setiap kolom cukup jelas dan seimbang.
3.4.6. Pada pembuatan tabel, judul harus ditulis dengan jelas demikian pula satuan data
yang ditampilkan.
3.4.7. Jika kolom tabel lebih lebar dari lebar kertas, sehingga harus membuat memanjang,
maka bagian atas tabel harus diletakan di sebelah kiri.
3.4.8. Teks atau kalimat di bawah tabel dimulai 1,5 spasi di bawah tabel atau keterangan
tabel.
3.4.9. Tabel yang dikutip dari sumber lain pada bagian bawah tabel dituliskan sumbernya
dengan huruf miring dan font 11.
3.4.10. Singkatan yang digunakan dalam tabel harus dilengkapi dengan keterangan dibagian
bawah tabel.
3.4.11. Judul gambar ditulis di bawah gambar dengan jarah 1,5 spasi dari gambar tersebut.
Bagian bawah gambar berjarak 2 spasi dari teks atau kalimat dibawahnya.

Anda mungkin juga menyukai