Anda di halaman 1dari 45

Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 1

BAB
1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menjelang akhir masa studinya di Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik


Kesehatan Kemenkes Jakarta II Departemen Kesehatan RI, seorang
mahasiswa diharuskan menyusun karya tulis ilmiah (KTI), sebagai syarat
dalam penyelesaian studinya. KTI yang disusun merupakan laporan hasil
suatu penelitian yang dilakukan untuk keperluan itu. Penelitian yang
dilakukan dapat bersifat deskriptif atau eksperimental.

Penelitian yang dilakukan serta KTI yang disusun tersebut, dimaksudkan


untuk dapat dijadikan tolok ukur pemahaman sekaligus penerapan secara
komprehensif ilmu pengetahuan yang telah diperoleh mahasiswa, sebagai
pisau analisis. Hal ini dimungkinkan karena dengan melakukan penelitian,
dan kemudian menyusunnya menjadi KTI, mahasiswa telah berlatih
menuangkan segala pemikirannya ke dalam suatu bentuk karya ilmiah
secara tertulis.

1.2 Rumusan Permasalahan

Untuk keperluan penyusunan KTI sangat diperlukan adanya pedoman


teknik, agar mahasiswa terbantu dalam penyusunannya. Sementara
pedoman dimaksud hingga saat ini masih perlu direvisi dan diperlukan
penyesuaian serta perubahan, agar semakin sempurna.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 2

1.3 Tujuan

Tujuan penyusunan agar terdapat acuan yang rinci, seragam, dan jelas bagi
mahasiswa, pembimbing, serta penguji mengenai bentuk, susunan, serta
tata cara penyusunan KTI. Dengan demikian dapat dihasilkan KTI yang layak
baca dan layak pajang.

1.4 Manfaat

Manfaat pedoman teknik penulisan karya tulis ilmiah adalah untuk :


1) Memberi kemudahan pada mahasiswa dalam proses penyusunan out-
line/kerangka serta penulisan KTI secara umum.
2) Memberi kemudahan pada pembimbing dalam melakukan proses
pembimbingan.
3) Memberi kemudahan pada penguji dalam menilai KTI, secara
keseluruhan maupun per bagian.

1.5 Ruang lingkup

Pedoman teknis untuk penulisan KTI ini diupayakan meliputi segala sesuatu
yang diperlukan dalam penyusunan KTI. Persyaratan-persyaratan yang
berkaitan dalam hal itu, antara lain :
(1) Ukuran dan jenis kertas yang digunakan, (2) Format pengetikan, (3) Tata
cara penomoran halaman dan BAB, serta (4) Tata cara pengetikan struktur
KTI, yang meliputi: bagian awal, bagian tengah/isi serta bagian akhir/rujukan
KTI.

1.6 Sistematika penyajian

Untuk memudahkan dalam mencari pokok persoalan yang ditampilkan,


berikut ini diuraikan paparan per bab.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 3

Bab 1 menguraikan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,


tujuan, manfaat, ruang lingkup, dan sistematika penyajian KTI.
Bab 2 menyajikan struktur KTI yang meliputi bagian awal, bagian tengah
dan bagian akhir.
Bab 3 menguraikan bahasa dan ejaan.
Bab 4 merinci kertas, format, pengetikan, dan penomoran halaman.
Bab 5 menguraikan pengetikan bagian awal KTI.
Bab 6 menguraikan/merinci pengetikan bagian tengah KTI.
Bab 7 menguraikan/merinci pengetikan bagian akhir KTI.
Bagian ini mencantumkan daftar pustaka dan contoh-contoh.
Bab 8 penutup

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 4

BAB
2

STRUKTUR KARYA TULIS ILMIAH

Struktur KTI Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan


Kemenkes Jakarta II Departemen Kesehatan RI, terdiri dari: bagian awal,
bagian tengah dan bagian akhir.

2.1 Bagian Awal

Bagian awal karya tulis terdiri dari:

Lembar Sampul Luar


Lembar Sampul Dalam
Lembar Ringkasan
Lembar Biodata Penulis
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Lembar Persembahan
Lembar Motto
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Istilah
Daftar Gambar
Daftar Lampiran

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 5

2.2 Bagian Tengah/Isi

Bagian tengah/isi KTI terdiri dari:

2.2.1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
1.6 Sistematika Penulisan

2.2.2 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian …
(sesuai materi yang bersangkutan …) dst.

2.2.3 BAB 3 GAMBARAN UMUM ( Obyek)


(Penelitian Non Eksperimen)
3.1 Lokasi
3.2 Organisasi
3.3 Sarana Kesehatan Lingkungan
3.4 Kegiatan / Proses Kerja / Produksi / ............ dst

BAB 3 BAHAN, ALAT DAN LANGKAH KERJA


(Penelitian Eksperimen)
3.1 Bahan dan alat
3.2 Langkah kerja Kerja
3.2.1 Percobaan Pendahuluan
3.2.1 Penentuan Sampel

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 6

2.2.4 BAB 4 KERANGKA KONSEP


4.1 Kerangka Teori
4.2 Kerangka Konsep Penelitian
4.5 Definisi Operasional

2.2.4 BAB 5 METODE PENELITIAN


5.1 Jenis Penelitian
5.2 Lokasi Penelitian
5.3 Waktu Penelitian
5.4 Populasi dan Sampel
5.4.1 Populasi
5.4.2 Karakteristik Sampel
5.4.3 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
5.5 Pengumpulan Data
5.5.1 Data Primer
5.5.2 Data Sekunder
5.6 Pengolahan dan Analisis Data
5.6.1 Pengolahan Data
5.6.2 Analisis Data
5.6.3 Hipotesis

2.2.5 BAB 6 HASIL PENELITIAN

2.2.5 BAB 7 PEMBAHASAN

2.2.6 BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan
8.2 Saran
8.2.1 Saran Bagi Obyek
8.2.1 Saran Bagi (Lembaga terkait)

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 7

2.3 Bagian Akhir/Rujukan

Bagian akhir/rujukan KTI berisi daftar pustaka dan daftar lampiran.

2.3.1 Daftar Pustaka

Pada bagian ini teknik penulisan pustaka yang digunakan yaitu sistem
Vancouver. Sistem ini umumnya disebut author-number system karena
sistemnya yang merujuk dengan menggunakan angka.

2.3.2 Daftar Lampiran


1. Denah Lokasi Penelitian.
2. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian.
3. Surat Persetujuan Melakukan Penelitian (untuk proposal) dan
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian (untuk KTI).
4. Instrumen/Alat Penelitian–Kuesioner/Daftar Pertanyaan, check list.
5. Parameter-parameter/Standar Baku (UU, Permen, Perda, dsb).
6. Hasil Berupa Tabel-tabel / Keterangan Hasil Pemeriksaan
Laboratorium.
7. Gambar-gambar dan atau foto-foto Penunjang/Bukti Pelaksanaan
Penelitian.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 8

BAB
3

BAHASA DAN EJAAN

3.1 Bahasa

Karya tulis yang harus disusun oleh mahasiswa Jurusan Kesehatan


Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II Depkes RI,
merupakan Karya Tulis Ilmiah. Dengan demikian bahasa yang digunakan
haruslah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa, tata bahasa, dan
ejaan yang digunakan harus sesuai dengan pedoman baku yang ditetapkan
dan berlaku di Indonesia.

Hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain:


1) Penulisan ejaan menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
2) Penggunaan struktur dan logika bahasa dengan bentuk dan cara yang
baik dan benar.
3) Penyusunan kalimat yang sesuai dengan gramatika bahasa baku dan
efektif, sehingga maksud yang ingin disampaikan/disajikan penulis dapat
ditangkap/mudah dimengerti oleh pembaca karya tulis dengan jelas dan
benar.

3.2 Gaya Bahasa

Hal-hal yang penting diperhatikan dalam penulisan karya tulis ilmiah


berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) adalah
sebagai berikut:
1) Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia yang baku, ada subyek,
ada predikat, dan agar lebih sempurna dilengkapi dengan obyek.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 9

2) Bentuk kalimat tidak boleh menampilkan orang pertama atau orang


kedua: saya, aku, kita, dan lainnya, tetapi dikemukakan dalam bentuk
pasif. Ucapan terima kasih dalam tulisan tidak menggunakan kata „saya‟,
tetapi diganti dengan „penulis‟.
3) Istilah yang digunakan adalah bahasa Indonesia atau yang sudah di-
Indonesia-kan; jika terpaksa memakai istilah asing, maka kata asing
yang digunakan itu harus ditulis dengan huruf miring (Italic).
4) Tidak menggunakan kata penghubung (sehingga, sedangkan, dan, atau,
dan lain-lain) untuk mengawali kalimat.
5) Menghindari pemakaian kata „dimana‟ dan „dari‟ yang kurang tepat, yaitu
dengan memperlakukannya seperti kata where dan of dalam bahasa
Inggris sebagai kata penghubung.
6) Tidak menggunakan kata „dapat‟ untuk pengertian „dapat‟, karena kata
„dapat‟ dalam bahasa Indonesia berarti „racun‟.
7) Tidak menggunakan kata „merupakan‟ sebagai pengganti kata „adalah‟,
karena kata „merupakan‟ kata kerja transitif.
8) Tidak menggunakan kata „berada‟ sebagai pengganti kata „ada‟, karena
kata „berada‟ berarti „kaya‟.
9) Penulisan „di‟ digabung apabila merupakan awalan kata kerja seperti
„diatasi‟; „di atas‟ dilepas (dipisah) karena bukan awalan kata kerja.
10) Kata „analisa‟ harus ditulis „analisis‟ karena yang diambil dalam
transformasi ke dalam bahasa Indonesia adalah pengucapannya dalam
bahasa Inggris „analysis‟, bukan bahasa Belanda „analyse‟. Demikian
pula „sistem‟ (dari bahasa Inggris „system‟), bukan „sistim‟ (dari bahasa
Belanda „systeem‟)
11) Kata „data-data‟ adalah keliru, sebab kata ‟data‟ adalah bentuk jamak
dari kata „datum‟ yang bersifat tunggal.
12) Gelar ilmiah tidak digunakan dalam naskah maupun dalam daftar
pustaka. Gelar boleh digunakan dalam ucapan terima kasih.
13) Perlu dihindari pembuatan kalimat yang panjang-panjang sehingga
menjadi tidak jelas makna kalimat karena mengandung berbagai pikiran

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 10

menjadi satu. Seyogyanya satu pokok pikiran dituangkan dalam satu


kalimat.
14) Kata „Tuhan Yang Maha Esa‟ dituliskan menjadi „Tuhan Yang Mahaesa‟

Berikut ini beberapa buku yang dapat dipergunakan sebagai rujukan dalam
hal bahasa dan ejaan ini.

1. Arifin, E. Zaenal. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Edisi Pertama. PT. Mediyatama
Sarana Perkasa : Jakarta.1987
2. Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang Benar. Cet. 4. PT.
Mediyatama Perkasa : Jakarta. 1991
3. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan. Balai Pustaka : Jakarta 1991
4. Safioedin, Asis. Membina Bahasa Indonesia. Cet. 4. Alumni : Bandung. 1982
5. Shah, Vimal P. Menyusun Laporan Penelitian. Terj. Muhadir Darwin. Cetakan Ketiga
(Cetakan ke-3, Cet.3.). Gajah Mada University Press:Yogyakarta.
6. Widyamartaya, A. Seni Menggayakan Kalimat. Cetakan Ketiga. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta. 1992.
7. Mustakim. Membina Kemampuan Berbahasa: Panduan ke Arah Kemahiran Berbahasa.
PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. 1992
8. Keraf, Gorys. Komposisi. Nusa Indah : Ende,Flores. 1980
9. Razak, Abdul. Kalimat Efektif: Struktur, Gaya, dan Variasi. PT. Gramedia : Jakarta.
1985

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 11

BAB
4

KERTAS, FORMAT, PENGETIKAN, DAN


PENOMORAN HALAMAN

4.1 Kertas

4.1.1 Ukuran dan Jenis

Kertas yang digunakan untuk penulis karya tulis ilmiah berukuran 210 mm x
297 mm atau kertas A4, dengan berat 80 gram (gram square meter).

4.1.2 Warna

Warna kertas yang digunakan:


1) Untuk seluruh teks menggunakan kertas warna putih.
2) Untuk pembatas antar bab, sebaiknya digunakan kertas dengan warna
sama dengan warna lambang Politeknik Kesehatan/warna jaket
almamater. Dalam hal ini memakai warna pink, sehingga seragam. Pada
bagian ini dicantumkan logo Politeknik Kesehatan secara
tersamar/lembut.

4.2 Format

Format KTI mengikuti batas margin sebagai berikut:

1) Margin/batas kiri 4 cm dari tepi kertas


2) Margin/batas kanan 2,5 cm dari tepi kertas

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 12

3) Margin/batas atas 4 cm dari tepi kertas


4) Margin/batas bawah 3 cm dari tepi kertas
Lihat contoh 1

4.3 Pengetikan

Pengetikan KTI, jenis huruf yang digunakan, dan jarak pengetikan adalah
sebagai berikut:
1) Pengetikan KTI
a) dengan program MS Word bagi yang menggunakan komputer atau,
b) dengan mesin ketik manual/elektrik.
c) tiap alinea/paragraf naskah dimulai pada ketukan pertama margin
kiri, di bawah nomor sub bab, sub sub bab, diketik rata kiri dan kanan
(justify).
2) Jenis huruf yang digunakan dalam pengetikan
a) Arial 12 untuk pengetikan menggunakan komputer,
b) Pika bagi yang menggunakan mesin ketik manual/ elektrik.
3) Jarak pengetikan
a) antarteks dalam naskah 1.5 (satu setengah) spasi.
b) dari judul BAB ke sub bab 3 (empat) spasi.
c) subbab ke naskah 3 (tiga) spasi.
d) dari naskah ke judul berikutnya 4 (empat) spasi.
e) dari naskah ke tabel 3 (tiga) spasi.
f) antar teks dalam daftar pustaka 1 (satu) spasi.
g) antar pustaka dalam daftar pustaka 1.5 (satu setengah) spasi.

4.4 Penomoran Halaman


Ketentuan penomoran halaman pada bagian awal dan bagian tengah KTI
adalah sebagai berikut:
1) Pada bagian awal KTI menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv, dst).
Nomor-nomor tersebut diletakkan di tengah bawah halaman. Kecuali

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 13

untuk lembar sampul dalam, nomor halaman tidak dicantumkan, tetapi


tetap dihitung. Lihat contoh 2
2) Pada bagian tengah/isi KTI (BAB 1 s.d. BAB 8), menggunakan angka
arab (1,2,3, dst). Peletakannya pada bagian pojok kanan atas (2 cm dari
margin/batas atas dan berada/melekat pada margin/batas kanan).
Kecuali pada awal BAB, nomor halaman diletakkan pada bagian bawah
di tengah halaman. Selanjutnya lihat contoh 3 dan 4.

BAB
5

PENGETIKAN BAGIAN AWAL KTI

Bagian awal KTI Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan


Kemenkes Jakarta II Depkes RI terdiri dari :
1) Lembar Sampul Luar.
2) Lembar Sampul Dalam.
3) Lembar Ringkasan.
4) Lembar Biodata Penulis.
5) Lembar Pernyataan Persetujuan.
6) Lembar Pernyataan Pengesahan.
7) Lembar Persembahan.
8) Lembar Motto.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 14

9) Kata Pengantar
10) Daftar Isi
11) Daftar Tabel
12) Daftar Istilah
13) Daftar Gambar
14) Daftar Lampiran

5.1 Lembar Sampul Luar

Pada lembar ini secara berturut-turut dicantumkan: (1) KL 02...(... diisi


nomor urut pada daftar hadir) dipaling atas sebelah kiri, (2) Logo Politeknik
Kesehatan Poltekkes Jakarta II Depkes di atas tengah, (3) Kemudian Judul
KTI dicantumkan di bawahnya, (4) Selanjutnya nama Penulis, (5) Lalu yang
terakhir nama Institusi (Politeknik Kesehatan), Lokasi (Jakarta) dan Tahun
penulisan KTI.

Semua pengetikan pada lembar ini dibuat di tengah-tengah antara


margin/batas kiri dan kanan (center), kecuali KL 02... yang ditulis paling atas
sebelah kiri.

1) Logo Politeknik Kesehatan diletakkan di bagian tengah paling atas.


Ukuran logo berdiameter sekitar 2,5 cm.
2) Judul KTI diketik dengan huruf KAPITAL dan dibold / dicetak tebal
seluruhnya. Jika perlu memenggal judul, harus dengan pemenggalan
yang benar. Judul sebaiknya berbentuk bangun trapesium terbalik. Lihat
contoh 5.
3) Nama penulis, tanpa nomor identitas lain dicetak/ditulis dengan huruf
KAPITAL dan dibold.
4) Nama Institusi, lokasi, dan tahun penyusunan dicetak/ditulis dengan
huruf KAPITAL dan dibold.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 15

Pengetikan bagian ini, diharuskan adanya jarak yang sama atau


proporsional antara logo ke judul, judul ke nama penulis, serta nama penulis
ke nama institusi, lokasi, dan tahun penyusunan. Sementara keseluruhan hal
yang dicantumkan pada bagian ini, hendaknya harus tetap berada dalam
format pengetikan. Selanjutnya lihat contoh 6.

5.2 Lembar Sampul Dalam

Pada lembar sampul dalam dicantumkan (1) logo, (2) judul, (3) keterangan
bentuk penulisan KTI, (4) keterangan penulis, (5) nama institusi, lokasi dan
tahun penyusunannya.

1) Logo Politeknik Kesehatan diletakkan di bagian tengah paling atas dalam


format.
2) Judul diketik dengan persyaratan seperti pada sampul luar.
3) Keterangan bentuk tulisan KTI memakai huruf kapital pada awal kata
saja, kecuali untuk kata depan ( di, ke, dari, dan).
4) Keterangan penulis dengan mencantumkan NIM (Nomor Induk
Mahasiswa), tanpa diberi tanda titik(.) atau titik dua (:).
5) Nama Institusi, lokasi, dan tahun penyusunan.

Pada lembar ini juga semua hal harus diletakkan dengan jarak yang sama,
dan proporsional serta tetap berada di dalam format. Selengkapnya lihat
contoh 7.

5.3 Lembar Ringkasan

Ringkasan (abstrak) biasanya ditempatkan sebelum pendahuluan. Jumlah


kata-kata dalam ringkasan antara 200 – 250 kata, diketik 1 spasi. Pada
bagian ini diuraikan ringkasan KTI, yang disusun secara singkat dan padat
mengenai pokok-pokok uraian sebagai berikut:

1) Latar belakang dilakukannya penelitian.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 16

2) Kepentingan dan manfaat dilakukannya penelitian.


3) Jenis penelitian yang dilakukan.
4) Ruang lingkup penelitian.
5) Hasil yang didapatkan.
6) Kesimpulan mengenai hasil penelitian.
7) Setelah kalimat terakhir, tiga spasi di bawahnya, dituliskan:

Kepustakaan: x ( p - q )
Klasifikasi: a.
b.
Keterangan: x = jumlah pustaka yang digunakan dalam
penulisan.
p= tahun paling tua penerbitan buku (1995).
q= tahun paling muda (2001).
a, b = kelompok/kelas buku menurut bidang ilmu,
dan diabjad.

Misalnya : 1995–2001 artinya buku yang Anda gunakan mulai


terbit pada tahun 1995 hingga yang terakhir 2002.
Lihat contoh 8.

5.4 Lembar Biodata

Lembar biodata ditujukan untuk mengetahui nama, tempat tanggal lahir,


alamat dan riwayat pendidikan/pekerjaan penulis yang dilengkapi dengan
pasfoto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm (digital atau hasil scanning). Untuk
jelasnya lihat contoh 9.

5.5 Lembar Pernyataan Persetujuan

Cara penulisan pada lembar pernyataan persetujuan adalah sebagai berikut:

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 17

1) Pada lembar ini kata “PERSETUJUAN” diketik pada baris pertama di


tengah-tengah (center).
2) Untuk kalimat selanjutnya mulai diketik empat spasi di bawahnya, juga
center/di tengah-tengah.
3) Selanjutnya tiga spasi di bawahnya diketik nama tempat, tanggal,
bulan serta tahun ditandatanganinya KTI oleh pembimbing meteri dan
pembimbing teknis.
4) Nama jelas pembimbing materi dan pembimbing teknis harus sudah
diketik sebelum ditandatangani yang bersangkutan. Sama halnya untuk
nama jelas pada Lembar Pengesahan. Lihat contoh 10.

5.6 Lembar Pengesahan

Lembar ini merupakan pengesahan dan pernyataan bahwa KTI telah diujikan
dan telah selesai tahap perbaikannya. Pada bagian ini dibubuhkan tanda-
tangan Dewan Penguji Ujian Akhir Program yang terdiri dari Ketua Sidang,
Anggota 1, Anggota 2, dan Panitera, serta Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II sebagai
pengesahan. Lihat contoh 11.

5.7 Lembar Persembahan

Lembar ini disediakan untuk menyatakan kepada siapa saja KTI


dipersembahkan, sebagai ungkapan rasa terima kasih sehubungan dengan
keberhasilannya menyelesaikan studi di Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II. Pernyataan persembahan diketik
pada bagian kanan bawah. Lihat contoh 12.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 18

5.8 Lembar motto

Lembar motto disediakan untuk mengungkapkan pesan yang sangat


bermakna bagi penulis sehubungan dengan masalah yang dibahas. Motto
diketik pada bagian kanan atas. Lihat contoh 13.

5.9 Lembar Kata Pengantar

Lembar kata pengantar berfungsi sebagai pengantar KTI yang berisi:


1) Ucapan rasa syukur.
2) Ungkapan rasa suka dan duka dalam proses penyusunan
3) Ucapan terima kasih.
4) Ungkapan harapan akan manfaat KTI.
Pada margin atas diketik ditengah-tengah (center) dengan huruf kapital
“KATA PENGANTAR” kalimat berikutnya diketik mulai 4 (empat) spasi di
bawahnya.

Di akhir naskah dicantumkan tanggal dan nama lengkap penulis.


5.10 Lembar Daftar Isi

Untuk mempermudah pembaca mendapatkan bagian yang dicari tanpa


harus membuka setiap halaman, maka diperlukan daftar isi. Dengan
demikian daftar isi memuat informasi penunjuk halaman mulai dari bab
sampai dengan subbab dan sub-subbab KTI. Berikut ini ketentuan
pengetikannya:

Pada margin atas diketik di tengah-tengah (center) dengan huruf kapital


“DAFTAR ISI”. Pengetikan selanjutnya 4 (empat) spasi di bawahnya
diketikkan kata “halaman” dimargin/batas kanan, selanjutnya dengan 1,5
spasi kebawah diisikan judul-judul Bab dan Subbab KTI dimulai dengan
RINGKASAN, BIODATA PENULIS, PERNYATAAN PERSETUJUAN,
LEMBAR PENGESAHAN, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, DAFTAR

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 19

TABEL dan seterusnya, kecuali subbab diketik dengan jarak satu spasi. Jika
judul subab cukup panjang maka alternatif penulisan bab (2) dan subbab
(2.1), subsub bab (2.1.1) seperti berikut ini.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.2
2.3
2.4
2.4.1

Lihat contoh 14.

5.11 Lembar Daftar Tabel

Berikut diuraikan cara mengetik daftar tabel.


Pada margin atas diketik ditengah-tengah (center) dengan huruf kapital kata
“DAFTAR TABEL” kemudian 4 (empat) di bawahnya pada margin/batas kiri
diketik kata “Tabel” dan pada margin/batas kanan diketik kata “halaman” dan
huruf terakhir kata tersebut tepat pada margin/batas kanan. Pengetikan
selanjutnya dimulai dua spasi di bawah kata “Tabel” dan „halaman”. Lihat
contoh 15.

Judul tabel yang lebih dari satu baris diketik dengan jarak satu spasi,
sedangkan jarak antara judul tabel satu dan judul tabel yang lain dua spasi.

Pengetikan judul tabel dimulai pada ketukan ke-10 dari margin/batas kiri dan
berakhir pada ketukan ke-10 dari margin/batas kanan. Judul tabel diketik
dengan huruf kapital pada awal tiap kata kecuali untuk kata depan (di, ke,
dan dari). Nomor tabel diketik dengan angka arab (1,2,3,………) dan
disesuaikan dengan nomor subbab (5.2 atau 5.2.1). Lihat contoh 15.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 20

5.12 Lembar Lampiran/Gambar/Grafik

Pada lembar ini ditulis judul-judul lampiran yang menunjang pembahasan


atau pemecahan masalah atau hasil penelitian yang dilakukan penulis. Cara
pengetikan daftar lampiran sebagai berikut:

1) Pada margin atas diketik ditengah-tengah (center) dengan huruf kapital


“DAFTAR LAMPIRAN” Kemudian tiga spasi di bawahnya pada
margin/batas kiri diketik kata “lampiran”.
2) Pengetikan selanjutnya dua spasi di bawah kata “lampiran”
3) Urutan lampiran dinyatakan dengan angka arab (1, 2, 3, 4, ………).
4) Judul lampiran diketik mulai pada ketukan ke-10 dari margin/batas kiri
dengan huruf kecil. Lihat contoh 17.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 21

BAB
6

PENGETIKAN BAGIAN TENGAH/ISI


KARYA TULIS ILMIAH

6.1 Penomoran dan penjudulan Bab dan Sub Bab.

Cara untuk menyatakan tingkatan judul adalah dengan menggunakan angka


arab, sebagai berikut :

Bab dinyatakan dengan : 1; 2; 3; dst.


Sub-bab dinyatakan : 1.1; 1.2; 1.3; dst.
Sub-sub-bab dinyatakan : 1.1.1; 1.1.2; 1.1.3; dst
Sub-sub-sub-bab : 1.1.1.1; 1.1.1.2; dst.

Seluruh nomor bab/sub-bab dimulai pada margin/batas kiri.

6.2 Pengetikan Isi Bab 1 sampai dengan Bab 8

Cara pengetikan bagian tengah/isi KTI dari bab 1 sampai dengan bab 8
pada dasarnya sama, dengan aturan sebagai berikut:

6.2.1 Pengetikan BAB

1) “BAB 1, BAB 2”, dan seterusnya diketik ditengah-tengah (center) pada


awal format (halaman), kemudian diikuti JUDUL BAB yang diketik

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 22

dengan huruf kapital tiga spasi di bawahnya dan tetap center. Antar
baris dalam judul Bab diketik satu spasi.
2) Khusus untuk BAB 6 Hasil Penelitian, sebaiknya dicantumkan
uraian/narasi mengenai hasil penelitian. Di sini tabel tidak/belum perlu
ditampilkan.

6.2.2 Pengetikan sub bab dan seterusnya

Judul sub-bab diketik dengan huruf kapital pada awal kata saja, dan
diletakkan pada tiga ketuk setelah pengetikan nomor sub-bab. Pengetikan
paragraf/alinea pertama dan alinea selanjutnya dimulai di bawah huruf
pertama nomor sub bab, dengan jarak tiga spasi di bawah judul sub-bab
tersebut. Demikian seterusnya untuk bagian-bagian bab dan sub bab yang
lain.

6.3 Pengetikan Tabel

Pengetikan tabel dengan aturan sebagai berikut (lihat Contoh 16):

6.3.1 Pencantuman tabel

1) Tabel yang dicantumkan dalam naskah, sebaiknya hanya tabel yang


diperlukan dalam/untuk menunjang pembahasan. Tabel yang merupakan
hasil, berupa rekapitulasi/sajian data mentah sebaiknya dicantumkan
pada/sebagai lampiran.
2) Kepala/judul tabel dengan tubuh/isi tabel tidak boleh dipisahkan, dengan
kata lain harus menyatu/bersambungan.
3) Pencantuman tabel boleh dalam posisi melintang, dan boleh diperkecil
selama data yang bersangkutan masih dapat dibaca.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 23

4) Pemenggalan tabel yang sangat panjang, diperbolehkan dengan syarat


pada halaman berikutnya dicantumkan kembali judul kolom dan
barisnya.

6.3.2. Penomoran tabel

Penomoran tabel menggunakan angka arab (1, 2, 3, 4, dst), diketik dengan


jarak tiga spasi di bawah kalimat terakhir alinea penjelas di atasnya. Nomor
tabel disesuaikan dengan nomor bab tempat tabel berada. Sedangkan
nomor tabel yang dicantumkan dalam lampiran, mengikuti nomor lampiran
dimana tabel dicantumkan.

6.3.3 Judul tabel

1) Judul tabel hendaknya menggambarkan isi/tubuh tabel dan sejalan


dengan judul kolom dan baris tabel.
2) Judul tabel diketik satu spasi, dengan huruf kapital diletakkan di tengah-
tengah. Pemenggalan kalimat hendaknya yang bermakna.
3) Heading (kepala tabel) diketik satu spasi, hanya huruf pertama saja yang
menggunakan huruf kapital.

6.3.4 Judul gambar, skema, grafik, diagram, foto, denah

1) Judul gambar, skema, grafik, diagram, foto, denah diketik satu spasi,
dengan huruf kapital diletakkan di tengah-tengah.
2) Judul gambar skema, grafik, diagram, foto, denah hanya huruf pertama
saja yang menggunakan huruf kapital, diletakkan di atas atau di bawah
gambar disesuaikan dengan gambarnya.
3) Nomor gambar disesuaikan dengan nomor bab tempat gambar skema,
grafik, diagram, foto, denah berada.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 24

6.3.5 Jarak pengetikan tabel

Jarak antara judul tabel dengan garis awal tabel satu setengah spasi,
kemudian jarak antara garis akhir tabel dengan alinea penjelas berikutnya
tiga spasi.

6.4 Penulisan Kutipan.

6.4.1 Cara Sitasi Jurnal


Secara umum cara sitasi jurnal dengan sistem Vancouver adalah sebagai
berikut:

Ketentuan dalam melakukan sitasi sebagai berikut :

6.4.1.1 Nama Pengarang (Authors)

1) Nama pengarang diurutkan sesuai dengan yang tertera dalam jurnal.


2) Nama terakhir (last name) atau nama keluarga (family) pengarang
diletakkan dibagian depan untuk setiap pengarang.
3) Nama depan dan nama tengah dirubah yang tertera ke dalam inisial,
maksimal dua inisial sesuai urutan nama depan dan tengah.
Contoh :
Arya Wiryanatha menjadi Wiryanatha A
Angga Risky Raharja mrnjadi Raharja AR
Wahyu Adi Raditya menjadi Raditya WA

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 25

4) Koma dan spasi digunakan untuk membedakan nama pengarang yang


satu dengan lainnya.
5) Informasi nama pengarang diakhiri dengan menggunakan titik.
6) Jurnal dengan jumlah pengarang cukup banyak, maka dapat
menggunakan 3 pengarang pertama atau 6 pengarang pertama. Nama
pengarang terakhir diikuti dengan koma dan spasi kemudian berikan
“dll” atau “et al.” Atau “and others.”
Contoh :
Rastan, Hough T, Kieman A, et al.
Budianto A, Pramono B, Wahyuni EU.

7) Jabatan, pangkat, titel, atau tanda kehormatan lainnya yang mengikuti


nama pengarang dihilangkan.
Contoh :
Kuat Prabowo, SKM. M.Kes menjadi Prabowo K
Kusrini Wumandari, SKM. M.Kes menjadi Wulandari K

8) Artikel atau jurnal morganisasi, maka ikuti ketentuan berikut


Hilangkan “the” dalam menggunakan nama organisasi.
9) Publikasi jika disertakan divisi organisasi yang bersangkutan,
masukkan divisi tersebut setelah nama organisasi dan dipisahkan
dengan koma. Jika ada lebih dari 2 divisi pisahkan dengan titik koma.
10) Publikasi yang pengarang atau pemilik tidak ditemukan, maka berlaku
ketentuan sebagai berikut :
a. Jika ditemukan nama editor atau translator, mulailah sitasi
dengan nama editor atau translator, kemudian akhiri dengan
koma dan berikan informasi tentang peranan orang tersebut.
b. Jika tidak ditemukan baik nama pengarang, pemilik, editor,
ataupun translator, mulailah dengan judul dari artikel tersebut.
Jangan menggunakan anonymous.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 26

6.4.1.2 Judul Tulisan atau Artikel

1) Judul artikel ditulis sesuai dengan yang tertera dalam jurnal/publikasi.


2) Huruf kapital dugunakan hanya huruf pertama dari kata pertama dalam
judul. Huruf kapital juga digunakan dalam akronim, dan inisial.
3) Titik dua diikuti dengan spasi untuk memisahkan judul dengan
subjudul.
4) Judul artikel diakhiri dengan titik walaupun ada tanda tanya atau tanda
seru dalam judul artikel tersebut.
5) Jangan memasukkan header dalam sebuah jurnal (“case report study”,
“case control study”) sebagai judul tulisan, kecuali daftar isi
menyebutkan bahwa header tersebut termasuk dalam judul tulisan.

6.4.1.3 Nama Jurnal

1) Nama jurnal ditulis sesuai dengan bahasa aslinya.


2) Nama Jurnal yang dilakukan abreviasi (pemendekan atau singkatan)
digunakan yang telah disepakati secara internasional.
3) Huruf capital digunakan dalam mengawali setiap huruf dalam nama
jurnal termasuk abreviasinya.
4) Ketentuan dalam menetapkan abreviasi suatu jurnal.
a. Gunakan abreviasi yang sesuai untuk Bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris pada umumnya, huruf pertama digunakan huruf kapital.
Hilangkan kata “articles”, kata penghubung, dan preposisi. Contoh: “of”,
“the”, “at”, dan sebagainya
b. Daftar susunan yang ditetapkan dapat dilihat pada beberapa publikasi
seperti MedLine, PubMed, dan sebagainya.
5) Nama jurnal diakhiri dengan menggunakan titik dan spasi.
Contoh :
The Jiurnal of Biocommunication menjadi J Biocommun.
Oral Surgery, Oral Medicine menjadi Oral Surg Oral Med

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 27

6.4.1.4 Tanggal Publikasi

1) Tanggal publikasi diurut mulai dari tahun, bulan dan hari publikasi.
2) Bulan disingkat berdasarkan tiga huruf pertama.
3) Tanggal publikasi diakhiri dengan titik dua.
4) Terkadang beberapa jurnal memberikan suplemen (supplement),
bagian (parts), atau edisi/nomor khusus (special number). Ini semua
diletakkan setelah tanggal.
Gunakan abreviasi berikut : Suppl, Pt, Spec No
5) Angka yang digunakan adalah angka arab
6) Terkadang suplemen (tambahan/edisi khusus) diberikan nama
daripada diberikan nomor. Jika demikian, digunakan singkatan yang
telah disepakati secara internasional.
7) Suplemen diakhiri, bagian, atau nomor khusus dengan titik dua.
Contoh :
2010, Mei 14:
2015;Suppl:
2016 Jan; Suppl Pt: (jika disertai dengan bagian)

6.4.1.5 Nomor Volume dan Nomor Isu

1) Penulisan hanya mencantumkan Nomor saja untuk menunjukan volume


jurnal tersebut. Hindari penggunaan kata “volume” atau “vol”.
2) Angka arab digunakan untuk nomor volume dan nomor isu. Pisahkan
multipel volume dengan garis strip (-), misal 5-6, 10-11. Untuk nomor
isu diletakkan di dalam kurung.
3) Jika tidak ditemukan nomor volume jurnal, berikan titik koma setelah
tanggal publikasi diikuti oleh nomor isu (yang diletakkan dalam kurung).
4) Hindari penggunaan “nomor”, “num”, “no” atau kata-kata lainnya yang
ingin menunjukkan nomor isu.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 28

5) Nomor isu diakhiri dengan titik dua.


Contoh :
Tarigan A. Aplikasi statistikpada pengembangan alat ukur penelitian.
Sanitas. 2015; (1):7

6.4.1.6 Lokasi dan halaman

1) nomor halaman tidak boleh diulang kecuali diikuti dengan huruf.


2) Lokasi atau halaman diakhiri dengan menggunakan titik.
3) Jika halaman tidak berurutan, menggunakan tanda koma dan spasi
untuk memisahkan antara halaman satu dengan lainnya.
4) Jika dalam satu jurnal tidak disertakan halaman, maka tulis jumlah
halaman yang dikutip. Misalkan mengutip 5 halaman pada jurnal
tersebut maka tulislah [5 h.]. Letakkan dalam kurung kotak.
Contoh :
123-125 menjadi 123-5. Boleh 124A-126A (karena diikuti huruf)
1040-1062 menjadi 1040-62
324-5,350-9, 465, 470 (jika halaman tidak berurutan)
Tarigan A. Aplikasi statistikpada pengembangan alat ukur
penelitian. Sanitas. 2015; (1):7:[8h.]

6.4.2. Cara Sitasi Buku

Secara umum cara sitasi jurnal dengan sistem Vancouver adalah sebagai
berikut:

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 29

Ketentuan sitasi sebuah buku dengan sistem Vancouver hampir mirip


dengan ketentuan sitasi sebuah jurnal. Berikut hanya dijelaskan
perbedaannya, sedangkan yang tidak dibahas pada bagian ini semuanya
persis sama seperti saat mensitasi jurnal.

6.4.2.1 Edisi Buku

1) Edisi buku diletakkan setelah judul buku.


2) Abreviasi digunakan untuk kata-kata yang umum digunakan. Misalkan
ed. (edition), spec. (special), transl. (translation).
3) Huruf kapital hanya pada huruf pertama dalam pernyataan edisi.
4) Menggunakan angka arab. Sebagai contoh kedua menjadi ke2 dan III
menjadi ke3.
5) Edisi diakhiri dengan titik.
6) Jika buku tidak mencantumkan nomor edisinya, anggap saja buku itu
merupakan edisi pertama.

6.4.2.2 Editor dan Penulis/Pemilik Kedua (Secondary Author) Dari


Keseluruhan Buku

Penulis kedua atau secondary author adalah mereka yang memodifikasi


pekerjaan dari pemilik utama. Sebagai contoh editor, translator, dan
ilustrator. Berikut adalah ketentuan ketika mensitasi sebuah buku yang
memiliki secondary author.
1) Nama dari secondary author diletakkan setelah pernyataan edisi buku.
2) Untuk nama, ikuti format yang umum dalam sistem Vancouver (lihat
penamaan saat mensitasi jurnal)
3) Tanda koma diberikan pada akhir nama editor diikuti kata „editor‟,
diakhir nama ilustrator dengan koma diikuti kata „ilustrator‟, dan lain
sebagainya.
4) Informasi secondary author diakhiri dengan titik.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 30

5) Jika tidak ada pemilik utama dari buku tersebut, pindahkan secondary
author menjadi pemilik utama.

6.4.2.3 Penerbit Untuk Keseluruhan Buku

Ketentuan dalam mencantumkan penerbit dapat dilakukan sebagai berikut :


1) Penerbit dicantumkan sesuai yang tertera dalam publikasinya. Gunakan
huruf kapital sesuai dengan yang tertera dalam buku.
2) Abreviasikan penerbit yang telah diketahui oleh umum jika diperlukan,
tetapi tetap harus dipertimbangkan ketika menyingkat nama penerbit
untuk menghindari kebingungan pembaca.
3) Divisi dari penerbit yang dicantumkan dalam buku, maka nama penerbit
di letakkan di awal kemudian diikuti dengan nama divisi tersebut.
4) Jika ditemukan lebih dari satu penerbit, pilihlah penerbit yang ada
diurutan paling atas atau satu penerbit yang dicetak dengan huruf besar
atau ditebalkan.
5) Jika tidak ditemukan nama penerbit, maka tulislah “Penerbit tidak
diketahui” dalam kolom kotak. Akhiri informasi penerbit dengan titik
koma.

6.4.2.3 Lokasi / Halaman

Mencantumkan lokasi halaman dalam sebuah buku sedikit berbeda dengan


cara mencantumkan halaman dalam sebuah jurnal.
1) Halaman: introductory material, lampiran, indeks, tidak dihitung sebagai
halaman walaupun dalam sebuah buku bagian ini diberikan halaman.
2) Nomor halaman dihalaman teks tersebut dikutip diikuti huruf p.
3) Buku yang terdiri lebih dari satu volume, kutip total nomor dari
keseluruhan volume termasuk volume dari halaman yang dikutip.
4) Jika dalam buku tidak terdapat halaman, maka hitung jumlah halaman
yang anda kutip, kemudian tambahkan ”leaves”.
5) Informasi lokasi/halaman diakhiri dengan titik.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 31

Contoh :
Achmadi UF.Dasar-dasar penyekit berbasis lingkungan.Jakarta: Rajawali
press; 2011. 6 lembar.
·

6.4.3 Merujuk Kepustakaan di Dalam Karya

Ketentuan dan penjelasan dalam menulis rujukan dalam sebuah


kalimat/paragraf adalah :
1) Sistem Vancouver menggunakan sistem penomoran untuk menyatakan
sumber yang digunakan dalam tulisan. Apresiasi penulis terhadap
penulis karya yang dikutipnya diwujudkan dalam nomor ini.
2) Nomor ini bersifat statis, artinya nomor yang digunakan di dalam
paragraf manapun selalu sama ketika mengutip dari sumber yang
sama.
3) Nomor ini ditulis disebelah kanan koma atau titik, dan disebelah kiri titik
dua atau titik koma. Angka rujukan tersebut dapat
ditulis superscript atau dalam kurung.

6.5 Penulisan Isi per Bab

Secara singkat, naskah KTI dari Bab 1 s.d Bab 8 menjelaskan atau
menyajikan hal-hal sebagai berikut :

6.5.1 Bab 1 Pendahuluan

Pada bagian ini, penulis harus menguraikan apa yang menjadi


ketertarikannya pada objek yang diteliti. Oleh karena itu, kepekaan untuk
memperhatikan fenomena-fenomena yang mutakhir di bidang yang sedang
ditekuni menjadi kebutuhan. Tidak jarang, sebuah makalah, skripsi, karya
ilmiah mendapat sambutan hangat karena membahas topik-topik yang
sedang hangat.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 32

Satu aspek lain yang perlu dikemukakan pada bagian ini ialah tinjauan
pustaka. Peneliti perlu menyertakan beberapa hasil penelitian yang relevan
dengan topik yang dikerjakan atau referensi yang sangat mendukung
pentingnya dilakukan peneltian tsb. Hal ini dilakukan agar memperjelas
pembaca bahwa penelitian yang dilakukan bukan mengulangi berbagai
penelitian lainnya.

Dari fenomena yang menarik perhatian, penulis harus secara eksplisit


mengemukakan masalah yang hendak dibahas, sesuai dengan hasil survai
pendahuluan maupun hasil penelitian (serupa) sebelumnya. Kelengkapan
data kuantitas hasil survai pendahuluan (primer & sekunder) dapat
menunjukkan keseriusan peneliti terhadap obyek yang diteliti lebih lanjut.
Sebab pada bagian latar belakang, masalah yang hendak dibahas biasanya
tidak dikemukakan secara eksplisit.

Meski demikian, masalah yang hendak dibahas atau diteliti itu masih harus
dibatasi lagi. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak meluber luas kepada
aspek-aspek yang jauh dari relevan. Selain itu, pembatasan masalah
penelitian juga akan menolong dalam hal efektivitas penulisan karya ilmiah

Kemukakan tujuan penelitian yang dikerjakan. Sedapat mungkin dijabarkan,


baik bagi lingkungan akademis maupun masyarakat secara umum

6.5.2 Bab 2 Tinjauan Pustaka

Sebuah penelitian memiliki dasar teoritis yang kuat. Namun, penulis harus
benar-benar teliti menentukan dasar teoritis yang akan mendukung
pembedahan masalah. Biasanya, bila sudah mengerti perilaku data yang
diperoleh, penentuan teori yang hendak dipakai akan lebih mudah

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 33

Tinjauan pustaka berisi: (1) uraian yang menunjukkan landasan teori dan
konsep-konsep yang relevan dengan masalahyang dikaji, (2) uraian
mengenai pendapat terdahulu yangberkaitan dengan masalah yang dikaji,
(3) uraian mengenai pemecahan masalah yang pernah dilakukan.

Setiap KTI minimal didukung oleh 10 (sepuluh) referensi, dengan tahun


penerbitan edisi terakhir (terbaru)

6.5.3 Bab 3 Gambaran Umum

Gambaran umum menyajikan informasi tentang lokasi dan gambaran umum


institusi tempat penelitian (perusahaan, rumah sakit, hotel, dll), sarana
kesehatan lingkungan, kegiatan, proses produksi, proses kerja yang erat
kaitannya dengan obyek yang akan diteliti.
Bila KTI berupa eksperimen, dalam bab 3 disajikan tentang bahan & alat
penelitian, langkah kerja, percobaan pendahuluan serta penentuan sampel.

6.5.4 Bab 4 Kerangka Konsep

Bab 4 menyajikan intisari Bab 2 Tinjauan Pustaka dan dituangkan dalam


skema hubungan antar variabel yang saling berhubungan atau alur proses
kegiatan (input-proses-output) menjadi kerangka teori. Berdasarkan
Kerangka Teori tersebut, kemudian dibuat Kerangka Konsep Penelitian yang
menjabarkan hubungan antar variable yang akan diteliti.
Semua variabel dalam kerangka konsep dibuat definisi operasional untuk
menunjukkan indikator-indikator sesuatu gejala sehingga memudahkan
pengukuran setiap variabel penelitian (bebas, terikat, pengganggu), sehingga
dapat dipahami oleh peneliti, penguji maupun pembaca pada umumnya.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 34

6.5.5 Bab 5 Metode Penelitian

Bab 5 berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi
dan sampel, pengumpulan data primer dan sekunder, pengolahan dan
analisis data, hipotesis. Jenis penelitian disebutkan apakah deskriptif atau
eksperimen, disertai dengan informasi lokasi dan waktu penelitian
dilaksanakan. Populasi dan sampel beserta jumlah sampel dan metode
sampling yang digunakan, harus dijabarkan dengan jelas, demikian juga
dengan cara pengumpulan dan analisis data. Acuan (referensi) yang
digunakan dalam penentuan jumlah sampel maupun langkah-langkah kerja
penelitian juga perlu dicantumkan.

6.5.6 Bab 6 Hasil Penelitian

Bab ini memuat hasil penelitian, berupa data yang diperoleh, disajikan
secara sistematik mulai dari yang umum, kemudian mengarah pada yang
khusus serta hasil analisis yang menunjang atau tidak menunjang hipotesis
yang diajukan.

Penyajian hasil biasanya dibantu dengan tabel, gambar (termasuk grafik),


peta/denah, dan skema, yang dilengkapi dengan uraian atau keterangan
atau penjelasan dalam teks.

6.5.7 Bab 7 Pembahasan

Pembahasan (sintesis) bertujuan untuk menjawab asumsi-asumsi penelitian,


menunjang atau menolak hipotesis (menyampaikan bagaimana “nasib
hipotesis” yang diajukan), mengembangkan teori atau tesis. Agar lebih
terarah, pembahasan hendaknya disesuaikan dengan tujuan penelitian.
Dalam bagian ini disampaikan juga implikasi keilmuan dan praktis hasil
penelitian.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 35

6.5.8 Bab 8 Kesimpulan dan Saran

Uraian singkat yang dijabarkan secara tepat yang diperoleh berdasarkan


hasil penelitian serta menjawab tujuan penelitian. Dibuat berdasarkan hasil
dan pengamatan penelitian yg dapat bersifat teoritis dan atau praktis. Saran
dibuat dg bahasa yg kongkrit (tidak mengawang-awang)

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 36

BAB
7

PENGETIKAN BAGIAN AKHIR/RUJUKAN


KARYA TULIS ILMIAH

7.1 Penulisan Daftar Pustaka

Daftar pustaka atau daftar rujukan berfungsi untuk memberi informasi


tentang semua sumber rujukan yang dikutip, apabila pembaca
memerlukannya. Untuk itu, semua materi yang digunakan dalam pembuatan
KTI harus disebutkan pada bagian akhir karangan. Hanya materi yang benar-
benar digunakan dalam penulisan yang dimasukkan dalam daftar pustaka.

Berikut ini urutan penulisan daftar pustaka. Nama Pengarang dibalik; diikuti
judul lengkap pustaka/buku dengan huruf kursif; edisi buku/jilid bila ada;
tempat publikasi/ kota terbit; nama penerbit; tahun publikasi dan lokasi
halaman

Keseluruhan penulisan daftar pustaka secara rinci berurutan sebagai berikut:


Nama terakhir (last name) atau nama keluarga (family) pengarang diletakkan
dibagian depan untuk setiap pengarang
Judul artikel/judul buku ditulis sesuai dengan yang tertera dalam
buku/jurnal/publikasi. Huruf kapital dugunakan hanya huruf pertama dari
kata pertama dalam judul. Huruf kapital juga digunakan dalam akronim,
dan inisial.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 37

Angka arab digunakan untuk nomor volume dan nomor isu. Pisahkan
multipel volume dengan garis strip (-), misal 5-6, 10-11. Untuk nomor isu
diletakkan di dalam kurung.
Edisi buku diletakkan setelah judul buku

Contoh-contoh penulisan:

7.1.1 Buku dengan satu orang penulis

1. Pramono, Eko. Daya Cerna Bahan Kering Dan Bahan Organik Pelet
Paka Komplit Berbasis Tongkol Jagung Dengan Sumber Protein
Berbeda pada Kambing, Fakultas Peternakan, Makasar : Universitas
Hasanudin, 2016. 14p
2. Notoatmodjo, S. Kesehatan Masyatakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka
Cipta, 2015. 23p

7.1.2 Buku dengan dua atau tiga orang penulis

1. Key,. Soal Penduduk dan Pembangunan Indonesia. Nathan dan


Widjojo Nitisastro. Jakarta: PTPembangunan. 1955.

7.1.3 Buku dengan lebih dari tiga orang penulis

2. Sanropie dkk, Pedoman Bidang Studi Penyediaan Air Bersih Aka-


demi Penilik Kesehatan Teknologi Sanitasi (APKTS). Proyek
Pengembangan Pendidikan Tenaga Sanitasi Pusat. Pusat Pendidikan
Tenaga dan Latihan Pegawai. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.1984

7.1.5 Buku terjemahan

3. Gottschalk, Lois. Mengerti Sejarah. Terj. Nugroho Notosusanto.


Jakarta: UI-Press. 1975

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 38

4. Blowers, Andrew, and Grahame Thompson (eds).


Ketidakmerataan(konflik dan perubahan). Terj. Paul Sihotang. Jakarta:
UI-Press.1983

7.1.6 Buku dengan satu atau lebih dari satu editor/ penyunting (Ed.).
(Peny.).

1. Swasono, Sri Edi. (Peny.). Koperasi di dalam Orde Ekonomi


Indonesia. Jakarta: UI-Press. 1993
2. Madjid, Abdul., dan Sri Edi Swasono (Eds.). Wawasan Ekonomi
Pancasila. Jakarta: UI-Press. 1981
3. Mangun Kusumo, Ki Sarino. Dasar Filsafat Ekomoni Pancasila.
Mubyarto dan Boediono (Eds.). Ekonomi Pancasila. Yogyakarta:
UGM. 1980

7.1.7 Karangan dalam Buku/Ensiklopedia

1. Snell, John L. World War II. Encyclopaedia Americana.(Jilid 1), Vol.


XXI, pp.. New York: Americana Corp. 1969. 364–567p
2. Powell, Sheppard T. Quality of Water. Handbook of Applied
Hydrogeology. Ven Te Chow (Ed.). New York: McGraw-Hill.1964

7.1.8 Artikel dalam Surat Kabar/Majalah/Buletin.

7.1.8.1 Artikel dengan penulis

3. Djalal, Hasjim. Dialog Penguasa dengan Mahasiswa. Jakarta : Media


Indonesia, 25 Januari. 1999.

4. Sutrisno, Lukman. Pergeseran Dalam Golongan Menengah di


Indonesia,” Prisma, No.2, IV, Februari. 1999.

7.1.9 Skripsi dan sejenisnya

Untuk disertasi, tesis, skripsi, dan karya tulis ilmiah lainnya yang tidak
diterbitkan untuk umum, penulisan seperti mengutip buku.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 39

Contoh:
1. Simuh. Mistik Islam Kejawen Raden Ngabei Ranggawarsita: Suatu Studi
terhadap Serat hidayat Jati. Disertasi Doktor. Yogyakarta: IAIN Sunan
Kalijogo.1993

2. Swasono, Meutia Farida Hatta. Generasi Muda Minangkabau Di Jakarta:


Masalah Identitas Sukubangsa.Skripsi sarjana. Jakarta: FS-UI. 1983

7.1.10 Laporan

Swasono, Sri Edi. “Ketergantungan pada modal dan Teknologi Asing.” Laporan
Penelitian untuk WANHANKAMNAS, PJJ No.020/1997, Jakarta: WANHANKAMNAS.1987

7.1.11 Makalah (stensilan/mimeograf) yang tidak dipublikasikan

1. Achmadi, Umar Fahmi. Pembangunan Kesehatan Lingkungan Menjelang


Tahun 2010, Makalah disajikan pada Seminar Nasional Peranan Kesehatan
Lingkungan di Era Pembangunan Berwawasan Kesehatan. Jakarta:
Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan. 1997

7.1.12 Brosur atau Pamflet

2. DKI Jaya. Jakarta Tourism Development Board, Jakarta Show Window Of


Indonesia. 1998

7.1.13 Buku Terbitan Instansi Pemerintah

3. Indonesia, Departemen Kesehatan. Ekologi Aedes Aegypti di Indonesia.


Jakarta: Ditjen. PPM dan PLP.1981

4. Indonesia, Departemen Pertambangan. Pertambangan Indonesia. Jakarta:


Departemen Pertambangan. 1979

7.1.14 Hasil Seminar atau Konferensi

Kadin Indonesia Seminar Nasional Kadin, Keppres 14-A. Dengan Keppres 14-A
Menjadi Tuan Di Negeri Sendiri,” Hasil seminar Nasional Kadin. Jakarta: Panitia
Penyelenggara Kompartemen Pengembangan dan Organisasi. 1979

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 40

7.1.15 Internet

Contoh:

Jepri P. Mengenal ilmu nutrisi ternak. April, 21,2016. URL :


https://ilmupeternakandanpertanian.blogspot.com/2016/04/mengenal-ilmu-
nutrisi-ternak.html, Dipetik Desember, 16, 2017

7.2 Penyusunan Daftar Pustaka


Dari contoh-contoh tersebut di atas, perhatikanlah hal-hal sebagai berikut:
1) Kata penghubung seperti: yang, di, di dalam, ke, dari, daripada, pada,
untuk, dan dengan, dan kata asingnya seperti: in, to, of, at, for, and serta
kata sandang a, an, the dimulai dengan huruf kecil kecuali pada
permulaan dari judul lengkap pustaka.
2) Jika pengarang lebih dari satu orang, nama pengarang kedua dan ketiga
ditulis biasa. Namun jika pengarang lebih dari tiga orang, maka nama
pengarang kedua, dan seterusnya cukup disingkat “et al.” untuk buku
asing dan “dkk.” untuk buku berbahasa Indonesia.
3) Singkatan yang hanya digunakan dalam penulisan daftar pustaka adalah
sebagai berikut :
(1) ed. = Editor (satu orang editor)
(2) peny. = Penyunting
(3) eds. = Editors (beberapa editor)
(4) hal. = Halaman
(5) p. = page (satu halaman)
(6) p.p. = Pages (beberapa halaman)
(7) n.d = no date (tanpa tanggal)
(8) t.p = tanpa penerbit
(9) t.t.t. = tanpa tempat terbit
(10) t.t. = tanpa tahun

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 41

7.3 Penyusunan Lampiran

Lampiran berfungsi sebagai pelengkap untuk memperjelas informasi. Jika


dicantumkan dalam naskah/uraian/teks, maka akan mengganggu alur
pemikiran. Oleh karena itu lebih baik dipisahkan dari naskah dan
ditempatkan di luar naskah.
Beberapa hal yang perlu dijadikan lampiran antara lain adalah sebagai
berikut:
1) Denah lokasi penelitian
2) Surat permohonan izin melakukan penelitian
3) Surat persetujuan melakukan penelitian dan atau Surat keterangan telah
melakukan penelitian
4) Instrumen Penelitian
5) Daftar pertanyaan (kuesioner) dan check list
6) Parameter-parameter/standar baku (UU, Surat Keputusan, Permen.,
Perda, dan sebagainya).
7) Hasil penelitian :
(1) tabel-tabel
(2) keterangan hasil pemeriksaan laboratorium
8) Gambar-gambar, foto-foto penunjang/bukti pelaksanaan penelitian
9) Keterangan tambahan yang dianggap perlu dan yang mendukung
penelitian.

Naskah yang akan dilampirkan apabila dibuat sendiri, maka harus mengikuti
format pengetikan bagian tengah KTI. Jika yang dilampirkan berupa naskah
yang sudah jadi (data sekunder) diperbolehkan untuk melampirkan sesuai
dengan aslinya. Untuk lampiran yang berukuran lebih besar dari ukuran
kertas A4 maka naskah dapat difotokopi diperkecil, dengan catatan masih
dapat dibaca dengan jelas. Jika tidak dapat diperkecil dapat dipakai sesuai
dengan ukuran aslinya dengan cara melipat sehingga masih terlihat rapi.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 42

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 43

BAB
8
PENUTUP

Bagi suatu perguruan tinggi, KTI merupakan sesuatu yang sangat urgen atau
penting. Oleh karena melalui KTI seorang mahasiswa dapat dinilai dan
diukur tingkat kepekaan serta kesanggupannya menelaah dan menanggapi
masalah-masalah lingkungan hidup yang muncul. Melalui KTI juga
mahasiswa dapat ditelaah tingkat pemahaman serta tingkat penerapan ilmu
yang dikuasainya secara komprehensif.

Agar terdapat acuan baku dalam bentuk teknik penulisannya, maka


diperlukan adanya suatu pedoman yang mengatur secara rinci aturan-aturan
yang perlu diikuti. Untuk itulah pedoman ini disusun, dengan harapan dapat
dijadikan pegangan bagi mahasiswa, pembimbing teknis, pembimbing materi
serta dewan penguji dalam melaksanakan perannya masing-masing,
sehingga terdapat kesamaan persepsi dan meniadakan kesimpangsiuran.

Demikian semoga pedoman ini dapat memberi manfaat sesuai dengan peran
masing-masing.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 44

DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang M
1995 Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Blowers, Andrew and Graham Thompson Eds.


1993 Ketidak Merataan, Konflik dan Perubahan. Terj. Paul Sihotang.
Jakarta: UI-Press.

Departemen Pendidikan Nasional RI.


2008 Pedoman Umum Kompetensi Karya Tulis Mahasiswa (KKTM)
Bidang IPA, IPS, dan Ilmu Pendidikan.

Departemen Pertambangan RI.


Pertambangan Indonesia 1979.

Gottschalk, Lous.
1975 Mengerti Sejarah, diterjemahkan oleh Nugroho Notosusanto.
Jakarta: UI-Press.

Isoji, Asoo., et al.


1984 Sejarah Kesusasteraan Jepang. Terj. A.S.Abdurachman., dkk.
Jakarta: UI-Press.

Keyfitz, Nathan dan Widjojo Nitisastro.


1955 Soal Penduduk dan Pembangunan Indonesia. Jakarta: PT
Pembangunan.

Madjid, Abdul dan Sri Edi Swasono (Eds.)


1981 Wawasan Ekonomi Pancasila. Jakarta: UI-Press.

Notoatmodjo, Soekidjo.
2002 Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta; Penerbit Rineka Cipta

Program Studi Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas


Indonesia
2007 Pedoman Penulisan Tesis Program Studi Ilmu Lingkungan

Swasono, Sri Edi.


1977 Ketergantungan Pada Modal dan Teknologi Asing. Laporan
penelitian untuk WANHANKAMNAS, PJJ No. 020/1977 :
Jakarta
_______.
1981 “Memperingati Tujuh Puluh Lima Tahun Transmigrasi”, Sinar
Harapan, 15 Nopember 1981.

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II


Pedoman Teknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah 45

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Jakarta II

Anda mungkin juga menyukai