BAB
1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan agar terdapat acuan yang rinci, seragam, dan jelas bagi
mahasiswa, pembimbing, serta penguji mengenai bentuk, susunan, serta
tata cara penyusunan KTI. Dengan demikian dapat dihasilkan KTI yang layak
baca dan layak pajang.
1.4 Manfaat
Pedoman teknis untuk penulisan KTI ini diupayakan meliputi segala sesuatu
yang diperlukan dalam penyusunan KTI. Persyaratan-persyaratan yang
berkaitan dalam hal itu, antara lain :
(1) Ukuran dan jenis kertas yang digunakan, (2) Format pengetikan, (3) Tata
cara penomoran halaman dan BAB, serta (4) Tata cara pengetikan struktur
KTI, yang meliputi: bagian awal, bagian tengah/isi serta bagian akhir/rujukan
KTI.
BAB
2
2.1 Pengertian …
(sesuai materi yang bersangkutan …) dst.
8.1 Kesimpulan
8.2 Saran
8.2.1 Saran Bagi Obyek
8.2.1 Saran Bagi (Lembaga terkait)
Pada bagian ini teknik penulisan pustaka yang digunakan yaitu sistem
Vancouver. Sistem ini umumnya disebut author-number system karena
sistemnya yang merujuk dengan menggunakan angka.
BAB
3
3.1 Bahasa
Berikut ini beberapa buku yang dapat dipergunakan sebagai rujukan dalam
hal bahasa dan ejaan ini.
1. Arifin, E. Zaenal. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Edisi Pertama. PT. Mediyatama
Sarana Perkasa : Jakarta.1987
2. Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang Benar. Cet. 4. PT.
Mediyatama Perkasa : Jakarta. 1991
3. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan. Balai Pustaka : Jakarta 1991
4. Safioedin, Asis. Membina Bahasa Indonesia. Cet. 4. Alumni : Bandung. 1982
5. Shah, Vimal P. Menyusun Laporan Penelitian. Terj. Muhadir Darwin. Cetakan Ketiga
(Cetakan ke-3, Cet.3.). Gajah Mada University Press:Yogyakarta.
6. Widyamartaya, A. Seni Menggayakan Kalimat. Cetakan Ketiga. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta. 1992.
7. Mustakim. Membina Kemampuan Berbahasa: Panduan ke Arah Kemahiran Berbahasa.
PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. 1992
8. Keraf, Gorys. Komposisi. Nusa Indah : Ende,Flores. 1980
9. Razak, Abdul. Kalimat Efektif: Struktur, Gaya, dan Variasi. PT. Gramedia : Jakarta.
1985
BAB
4
4.1 Kertas
Kertas yang digunakan untuk penulis karya tulis ilmiah berukuran 210 mm x
297 mm atau kertas A4, dengan berat 80 gram (gram square meter).
4.1.2 Warna
4.2 Format
4.3 Pengetikan
Pengetikan KTI, jenis huruf yang digunakan, dan jarak pengetikan adalah
sebagai berikut:
1) Pengetikan KTI
a) dengan program MS Word bagi yang menggunakan komputer atau,
b) dengan mesin ketik manual/elektrik.
c) tiap alinea/paragraf naskah dimulai pada ketukan pertama margin
kiri, di bawah nomor sub bab, sub sub bab, diketik rata kiri dan kanan
(justify).
2) Jenis huruf yang digunakan dalam pengetikan
a) Arial 12 untuk pengetikan menggunakan komputer,
b) Pika bagi yang menggunakan mesin ketik manual/ elektrik.
3) Jarak pengetikan
a) antarteks dalam naskah 1.5 (satu setengah) spasi.
b) dari judul BAB ke sub bab 3 (empat) spasi.
c) subbab ke naskah 3 (tiga) spasi.
d) dari naskah ke judul berikutnya 4 (empat) spasi.
e) dari naskah ke tabel 3 (tiga) spasi.
f) antar teks dalam daftar pustaka 1 (satu) spasi.
g) antar pustaka dalam daftar pustaka 1.5 (satu setengah) spasi.
BAB
5
9) Kata Pengantar
10) Daftar Isi
11) Daftar Tabel
12) Daftar Istilah
13) Daftar Gambar
14) Daftar Lampiran
Pada lembar sampul dalam dicantumkan (1) logo, (2) judul, (3) keterangan
bentuk penulisan KTI, (4) keterangan penulis, (5) nama institusi, lokasi dan
tahun penyusunannya.
Pada lembar ini juga semua hal harus diletakkan dengan jarak yang sama,
dan proporsional serta tetap berada di dalam format. Selengkapnya lihat
contoh 7.
Kepustakaan: x ( p - q )
Klasifikasi: a.
b.
Keterangan: x = jumlah pustaka yang digunakan dalam
penulisan.
p= tahun paling tua penerbitan buku (1995).
q= tahun paling muda (2001).
a, b = kelompok/kelas buku menurut bidang ilmu,
dan diabjad.
Lembar ini merupakan pengesahan dan pernyataan bahwa KTI telah diujikan
dan telah selesai tahap perbaikannya. Pada bagian ini dibubuhkan tanda-
tangan Dewan Penguji Ujian Akhir Program yang terdiri dari Ketua Sidang,
Anggota 1, Anggota 2, dan Panitera, serta Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II sebagai
pengesahan. Lihat contoh 11.
TABEL dan seterusnya, kecuali subbab diketik dengan jarak satu spasi. Jika
judul subab cukup panjang maka alternatif penulisan bab (2) dan subbab
(2.1), subsub bab (2.1.1) seperti berikut ini.
Judul tabel yang lebih dari satu baris diketik dengan jarak satu spasi,
sedangkan jarak antara judul tabel satu dan judul tabel yang lain dua spasi.
Pengetikan judul tabel dimulai pada ketukan ke-10 dari margin/batas kiri dan
berakhir pada ketukan ke-10 dari margin/batas kanan. Judul tabel diketik
dengan huruf kapital pada awal tiap kata kecuali untuk kata depan (di, ke,
dan dari). Nomor tabel diketik dengan angka arab (1,2,3,………) dan
disesuaikan dengan nomor subbab (5.2 atau 5.2.1). Lihat contoh 15.
BAB
6
Cara pengetikan bagian tengah/isi KTI dari bab 1 sampai dengan bab 8
pada dasarnya sama, dengan aturan sebagai berikut:
dengan huruf kapital tiga spasi di bawahnya dan tetap center. Antar
baris dalam judul Bab diketik satu spasi.
2) Khusus untuk BAB 6 Hasil Penelitian, sebaiknya dicantumkan
uraian/narasi mengenai hasil penelitian. Di sini tabel tidak/belum perlu
ditampilkan.
Judul sub-bab diketik dengan huruf kapital pada awal kata saja, dan
diletakkan pada tiga ketuk setelah pengetikan nomor sub-bab. Pengetikan
paragraf/alinea pertama dan alinea selanjutnya dimulai di bawah huruf
pertama nomor sub bab, dengan jarak tiga spasi di bawah judul sub-bab
tersebut. Demikian seterusnya untuk bagian-bagian bab dan sub bab yang
lain.
1) Judul gambar, skema, grafik, diagram, foto, denah diketik satu spasi,
dengan huruf kapital diletakkan di tengah-tengah.
2) Judul gambar skema, grafik, diagram, foto, denah hanya huruf pertama
saja yang menggunakan huruf kapital, diletakkan di atas atau di bawah
gambar disesuaikan dengan gambarnya.
3) Nomor gambar disesuaikan dengan nomor bab tempat gambar skema,
grafik, diagram, foto, denah berada.
Jarak antara judul tabel dengan garis awal tabel satu setengah spasi,
kemudian jarak antara garis akhir tabel dengan alinea penjelas berikutnya
tiga spasi.
1) Tanggal publikasi diurut mulai dari tahun, bulan dan hari publikasi.
2) Bulan disingkat berdasarkan tiga huruf pertama.
3) Tanggal publikasi diakhiri dengan titik dua.
4) Terkadang beberapa jurnal memberikan suplemen (supplement),
bagian (parts), atau edisi/nomor khusus (special number). Ini semua
diletakkan setelah tanggal.
Gunakan abreviasi berikut : Suppl, Pt, Spec No
5) Angka yang digunakan adalah angka arab
6) Terkadang suplemen (tambahan/edisi khusus) diberikan nama
daripada diberikan nomor. Jika demikian, digunakan singkatan yang
telah disepakati secara internasional.
7) Suplemen diakhiri, bagian, atau nomor khusus dengan titik dua.
Contoh :
2010, Mei 14:
2015;Suppl:
2016 Jan; Suppl Pt: (jika disertai dengan bagian)
Secara umum cara sitasi jurnal dengan sistem Vancouver adalah sebagai
berikut:
5) Jika tidak ada pemilik utama dari buku tersebut, pindahkan secondary
author menjadi pemilik utama.
Contoh :
Achmadi UF.Dasar-dasar penyekit berbasis lingkungan.Jakarta: Rajawali
press; 2011. 6 lembar.
·
Secara singkat, naskah KTI dari Bab 1 s.d Bab 8 menjelaskan atau
menyajikan hal-hal sebagai berikut :
Satu aspek lain yang perlu dikemukakan pada bagian ini ialah tinjauan
pustaka. Peneliti perlu menyertakan beberapa hasil penelitian yang relevan
dengan topik yang dikerjakan atau referensi yang sangat mendukung
pentingnya dilakukan peneltian tsb. Hal ini dilakukan agar memperjelas
pembaca bahwa penelitian yang dilakukan bukan mengulangi berbagai
penelitian lainnya.
Meski demikian, masalah yang hendak dibahas atau diteliti itu masih harus
dibatasi lagi. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak meluber luas kepada
aspek-aspek yang jauh dari relevan. Selain itu, pembatasan masalah
penelitian juga akan menolong dalam hal efektivitas penulisan karya ilmiah
Sebuah penelitian memiliki dasar teoritis yang kuat. Namun, penulis harus
benar-benar teliti menentukan dasar teoritis yang akan mendukung
pembedahan masalah. Biasanya, bila sudah mengerti perilaku data yang
diperoleh, penentuan teori yang hendak dipakai akan lebih mudah
Tinjauan pustaka berisi: (1) uraian yang menunjukkan landasan teori dan
konsep-konsep yang relevan dengan masalahyang dikaji, (2) uraian
mengenai pendapat terdahulu yangberkaitan dengan masalah yang dikaji,
(3) uraian mengenai pemecahan masalah yang pernah dilakukan.
Bab 5 berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi
dan sampel, pengumpulan data primer dan sekunder, pengolahan dan
analisis data, hipotesis. Jenis penelitian disebutkan apakah deskriptif atau
eksperimen, disertai dengan informasi lokasi dan waktu penelitian
dilaksanakan. Populasi dan sampel beserta jumlah sampel dan metode
sampling yang digunakan, harus dijabarkan dengan jelas, demikian juga
dengan cara pengumpulan dan analisis data. Acuan (referensi) yang
digunakan dalam penentuan jumlah sampel maupun langkah-langkah kerja
penelitian juga perlu dicantumkan.
Bab ini memuat hasil penelitian, berupa data yang diperoleh, disajikan
secara sistematik mulai dari yang umum, kemudian mengarah pada yang
khusus serta hasil analisis yang menunjang atau tidak menunjang hipotesis
yang diajukan.
BAB
7
Berikut ini urutan penulisan daftar pustaka. Nama Pengarang dibalik; diikuti
judul lengkap pustaka/buku dengan huruf kursif; edisi buku/jilid bila ada;
tempat publikasi/ kota terbit; nama penerbit; tahun publikasi dan lokasi
halaman
Angka arab digunakan untuk nomor volume dan nomor isu. Pisahkan
multipel volume dengan garis strip (-), misal 5-6, 10-11. Untuk nomor isu
diletakkan di dalam kurung.
Edisi buku diletakkan setelah judul buku
Contoh-contoh penulisan:
1. Pramono, Eko. Daya Cerna Bahan Kering Dan Bahan Organik Pelet
Paka Komplit Berbasis Tongkol Jagung Dengan Sumber Protein
Berbeda pada Kambing, Fakultas Peternakan, Makasar : Universitas
Hasanudin, 2016. 14p
2. Notoatmodjo, S. Kesehatan Masyatakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka
Cipta, 2015. 23p
7.1.6 Buku dengan satu atau lebih dari satu editor/ penyunting (Ed.).
(Peny.).
Untuk disertasi, tesis, skripsi, dan karya tulis ilmiah lainnya yang tidak
diterbitkan untuk umum, penulisan seperti mengutip buku.
Contoh:
1. Simuh. Mistik Islam Kejawen Raden Ngabei Ranggawarsita: Suatu Studi
terhadap Serat hidayat Jati. Disertasi Doktor. Yogyakarta: IAIN Sunan
Kalijogo.1993
7.1.10 Laporan
Swasono, Sri Edi. “Ketergantungan pada modal dan Teknologi Asing.” Laporan
Penelitian untuk WANHANKAMNAS, PJJ No.020/1997, Jakarta: WANHANKAMNAS.1987
Kadin Indonesia Seminar Nasional Kadin, Keppres 14-A. Dengan Keppres 14-A
Menjadi Tuan Di Negeri Sendiri,” Hasil seminar Nasional Kadin. Jakarta: Panitia
Penyelenggara Kompartemen Pengembangan dan Organisasi. 1979
7.1.15 Internet
Contoh:
Naskah yang akan dilampirkan apabila dibuat sendiri, maka harus mengikuti
format pengetikan bagian tengah KTI. Jika yang dilampirkan berupa naskah
yang sudah jadi (data sekunder) diperbolehkan untuk melampirkan sesuai
dengan aslinya. Untuk lampiran yang berukuran lebih besar dari ukuran
kertas A4 maka naskah dapat difotokopi diperkecil, dengan catatan masih
dapat dibaca dengan jelas. Jika tidak dapat diperkecil dapat dipakai sesuai
dengan ukuran aslinya dengan cara melipat sehingga masih terlihat rapi.
BAB
8
PENUTUP
Bagi suatu perguruan tinggi, KTI merupakan sesuatu yang sangat urgen atau
penting. Oleh karena melalui KTI seorang mahasiswa dapat dinilai dan
diukur tingkat kepekaan serta kesanggupannya menelaah dan menanggapi
masalah-masalah lingkungan hidup yang muncul. Melalui KTI juga
mahasiswa dapat ditelaah tingkat pemahaman serta tingkat penerapan ilmu
yang dikuasainya secara komprehensif.
Demikian semoga pedoman ini dapat memberi manfaat sesuai dengan peran
masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Amirin, Tatang M
1995 Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Gottschalk, Lous.
1975 Mengerti Sejarah, diterjemahkan oleh Nugroho Notosusanto.
Jakarta: UI-Press.
Notoatmodjo, Soekidjo.
2002 Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta; Penerbit Rineka Cipta