Anda di halaman 1dari 48

METODOLOGI PENELITIAN

Modul Kuliah
Disusun oleh
Dr Monita Olivia ST MSc
Program Studi S2 Jurusan Teknik Sipil
Fakultas TeknikUniversitas Riau

Pekanbaru 2012
HALAMAN PENGESAHAN

MODUL KULIAH

METODOLOGI PENELITIAN

Pekanbaru, September 2012

Menyetujui, Penyusun,
Ketua Jurusan Teknik Sipil

Dr Manyuk Fauzi MT Dr Monita Olivia MSc


NIP 197203081998031003 NIP 197506132001122001

2
METODOLOGI PENELITIAN

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Estimasi


Waktu
Pengantar Metodologi 1.1 Pengertian Penelitian 2 x 50 menit
Penelitian 1.2 Fungsi dan Karakteristik Penelitian
1.3 Jenis-jenis Penelitian

Langkah-langkah 2.1 Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah 18 x 50 menit


Penelitian 2.2 Penelusuran Pustaka
2.3 Perumusan Hipotesis
2.4 Penentuan Variabel Penelitian
2.5 Pemilihan/Pengembangan Alat Pengambil Data
2.6 Penyusunan Rancangan Penelitian
2.7 Penentuan Sampel
2.8 Pengumpulan Data
2.9 Pengolahan dan Analisis Data
2.10 Interpretasi Hasil Analisis
2.11 Penulisan Laporan Penelitian

Penulisan Tesis dan 3.1 Pengantar Penulisan Tesis 8 x 50 menit


Artikel Ilmiah 3.2 Tata Cara Penulisan Proposal Tesis
3.3 Anatomi Tesis
3.4 Pengantar Penulisan Artikel Ilmiah
3.5 Tata Cara Penulisan Artikel Ilmiah
3.6 Etika Penulisan Artikel Ilmiah
3.7 Pengiriman Artikel dan Proses Penerbitan di
Jurnal Ilmiah

3
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dipanjatkan kepada Allah SWT atas hidayah dan rahmatNya


sehingga penyusunan modul kuliah Metodologi Penelitian Teknik Sipil dapat berjalan
lancar. Modul kuliah ini merupakan bagian dari bahan ajar Metodologi Penelitian yang
penyusun ajarkan di Pascasarjana Teknik Sipil. Bagian lain seperti Rancangan Penelitian
dan Pedoman Penulisan Laporan Tesis diampu oleh rekan-rekan Dr Manyuk Fauzi MT dan
Dr Imam Suprayogi MT.
Bahan modul telah disusun pada tahun 2006 dan mengalami revisi besar-besaran
saat digunakan kembali pada tahun 2012. Beberapa kemajuan terbaru dalam beberapa
aspek penelitian dimasukkan ke dalam modul ini. Penelusuran pustaka melalui internet
lebih difokuskan untuk mengadaptasi perkembangan dan integrasi internet dalam
penelitian. Efisiensi menggunakan kata kunci lebih ditekankan untuk mendapatkan pustaka
yang relevan. Penulisan artikel ilmiah dan proses penerbitan di jurnal turut disajikan dalam
modul kuliah ini.
Bahan dari modul kuliah telah digunakan dalam perkuliahan Semester Ganjil
2012/2013 untuk maasiswa Pascasarjana Teknik Sipil.
Semoga penyusunan bahan ajar ini bermanfaat bagi semua yang membutuhkan.

Pekanbaru, September 2012

Penyusun,

Dr Monita Olivia MSc

4
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Kosa Kata
Bab I. Pengantar Metodologi Penelitian
1.1 Pengertian Penelitian
1.2 Fungsi dan Karakteristik Penelitian
1.3 Jenis-jenis Penelitian

Bab II. Langkah-langkah Penelitian


2.1 Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah
2.2 Penelusuran Pustaka

Bab III. Penulisan Artikel Ilmiah


3.1 Pengantar Penulisan Artikel Ilmiah
3.2 Tata Cara Penulisan Artikel Ilmiah
3.3 Etika Penulisan Artikel Ilmiah
3.4 Pengiriman Artikel dan Proses Penerbitan di Jurnal Ilmiah

Daftar Pustaka

5
KOSA KATA
(arti diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke III tahun 2000)

Metodologi = ilmu tentang metode, uraian tentang metode


Penelitian = kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang
dilakukan secara sistematis dan objekstif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji
suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum
Kuantitatif = berdasarkan jumlah atau banyaknya
Kualitatif = berdasarkan mutu
Deduktif = bersifat deduksi  penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum atau
penyimpulan dari yang umum ke yang khusus
Induktif = bersifat induksi  metode pemikiran yang bertolak dari kaidah (hal atau
peristiwa) khusus untuk menentukan hukum (kaidah) yang umum atau penarikan
kesimpulan berdasarkan keadaan yang khusus untuk diperlakukan secara umum
Variabel = sesuatu yang dapat berubah, faktor yang ikut menentukan perubahan
Intuitif = bersifat intuisi  daya atau kemampuan mengetahui atau memahami sesuatu
tanpa dipikirkan atau dipelajari; bisikan hati
Empiris = berdasarkan pengalaman (terutama yang diperoleh dari penemuan, percobaan,
pengamatan yang telah dilakukan)
Fenomena = hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta
dinilai secara ilmiah, sesuatu yang luar biasa, fakta
Argumentatif = memiliki (mengandung) alasan yang dapat dipakai sebagai bukti,
karangan yang bertujuan membuktikan pendapat
Sampel = sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifat suatu kelompok yang lebih
besar, bagian kecil yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih besar
Signifikan = penting, berarti
Plagiarisme = penjiplakan yang melanggar hak cipta
Inferensial = dapat disimpulkan
Korelasi = hubungan timbal-balik atau sebab-akibat
Eksperimental= berhubungan dengan percobaan
Observasi = peninjauan secara cermat

6
Modul I

Pengantar Metodologi Penelitian

1. Pengantar: Dalam bab ini akan dibahas tentang definisi penelitian, fungsi dan
karakteristikpenelitian, serta jenis-jenis penelitian

2. Tujuan Instruksional Umum: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat
melaksanakan penelitian dan membuat laporan hasil penelitian

3. Tujuan Instruksional Khusus: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat
memahami definisi penelitian, fungsi dan karakteristik penelitian, serta jenis-
jenis penelitian

Pendahuluan
Penelitian merupakan salah satu bagian kegiatan tridharma yang dilaksanakan di Perguruan
Tinggi. Jenis kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh para dosen atau peneliti, tetapi juga
dilakukan oleh mahasiswa melalui praktikum, program kreativitas mahasiswa maupun
tugas akhir. Untuk itu pengetahuan mengenai penelitian perlu dipahami agar kegiatan
penelitian yang melibatkan perancangan, manajemen pelaksanaan dan pelaporan menjadi
efisien dan tepat sasaran. Pada bab ini akan dijelaskan pengertian penelitian, fungsi
penelitian dan jenis-jenis penelitian yang sering dilaksanakan.

7
1.1 Pengertian Penelitian
Definisi
adalah pencarian fakta menurut metode obyektif yang jelas untuk menemukan hubungan
antar fakta dan menghasilkan dalil atau hukum (John, 1949).

adalah kerjasama ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
dalam rangka memperoleh informasi/temuan/produk baru melalui metodologi yang
berkaitan erat dengan satu atau beberapa disiplin ilmu (Depdiknas RI).

adalah proses purposif, sistematik, dan ilmiah untuk mengumpulkan, menganalisis,


menggolong-golongkan, menyusun, menyajikan, dan menafsirkan data guna memecahkan
masalah, untuk meramalkan, untuk merekacipta, untuk menemukan kebenaran, atau untuk
memperluas atau mencari kejelasan atas pengetahuan yang ada, yang semuanya adalah
untuk melestarikan dan memperbaiki mutu kehidupan manusia (Achmadi, 2005).

Berdasarkan definisi di atas, kegiatan penelitian merupakan proses sistematik ilmiah yang
dilakukan untuk memecahkan suatu permasalahan sehingga dapat berkontribusi pada ilmu
pengetahuan dan kehidupan hari-hari manusia.

1.2 Fungsi dan Karakteristik Penelitian


Fungsi Penelitian
Penelitian berfungsi untuk menemukan jawaban dan penyelesaian sebuah masalah dengan
tujuan untuk mengetahui fakta, mempelajari karakteristik dan memahami sebuah fenomena.
Penelitian memiliki fungsi yang lebih luas selain menjawab rasa ingin tahu tetapi juga
berguna untuk mengembangkan berbagai kemampuan dasar penelitian seperti membaca,
menulis, matematika, tata bahasa, statistik, etika, logika, berpikir kritis, ilmu komputer,
metode ilmiah, presentasi dan diskusi. Penelitian juga mengajarkan seseorang untuk
mempertanggungjawabkan sebuah pekerjaan dan membangun rasa percaya diri dalam
pelaksanaan penelitian yang berdampak besar.

8
Karakteristik penelitian
Penelitian yang baik memiliki:
a) Tujuan yang jelas. Penelitian tidak menyimpang dari kerangka tujuan pemecahan
masalah sehingga memberikan penjelasan atas pertanyaan penelitian dan tindakan
pemecahan masalah.
b) Rancangan metodologi yang cermat dan jelas. Penelitian memiliki perancangan dan
metodologi yang benar dari persiapan, pelaksanaan dan pelaporan penelitian.

Gambar 1.1 Diagram eksperimental vs Kekacauan eksperimental (PhDcomics, 2008).

c) Sifat dapat diulang/diduplikasi oleh peneliti lain. Penelitian menggunakan metodolgi


yang jelas dan terukur sehingga hasil luaran dapat direplikasi oleh peneliti lain dengan
hasil yang serupa.
d) Sifat obyektif. Penelitian menyimpulkan hasil berdasarkan fakta yang ditemukan
selama proses penelitian dan tidak diganggu oleh pemikiran bias peneliti atau
kepentingan pihak lain.

9
Gambar 1.2 Metode saintifik vs Metode Sebenarnya (PhDcomics, 2006).

e) Nilai manfaat yang sebanding dengan biaya. Penelitian hendaknya memiliki nilai
manfaat yang berdampak besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.

1.3 Jenis-jenis Penelitian


Penelitian dapat digolongkan menjadi beberapa jenis latar belakang, tujuan, teknis
pengumpulan data, maupun jumlah sampel dan teknik manipulasi variabel (Suryabrata
2004).

Berdasarkan pendekatan analisisnya, penelitian dibagi menjadi:


a) Penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif pada dasarnya menekankan analisis pada
data-data numerik (angka) yang diolah menggunakan metode statistik. Hasil penelitian
menunjukkan signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Umumnya penelitian
kuantitatif menggunakan sampel dalam jumlah besar.

b) Penelitian kualitatif. Pada penelitian ini analisis ditekankan pada pengambilan


kesimpulan secara deduktif dan induktif dengan analisis terhadap hubungan antar
fenomea menggunakan pengamatan logika ilmiah. Penelitian menggunakan sampel
kecil dengan hasil akhir berusaha menjawab pertanyaan penelitian melalui
argumentasi.

10
Berdasarkan kedalaman analisisnya, penelitian dibagi menjadi:
a) Penelitian deskriptif. Pada penelitian ini dilakukan analisis hanya sampai taraf
deskripsi –yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat
lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Pengolahan data didasarkan pada
analisis persentase dan analisis kecenderungan (trend).
b) Penelitian inferensial, melakukan analisis hubungan antarvariabel dengan pengujian
hipotesis.

Berdasarkan kategori fungsionalnya, penelitian dibagi menjadi:


a) Penelitian deskriptif, bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan
karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu. Penelitian ini berusaha
menggambarkan situasi atau kejadian. Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat
deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat
prediksi maupun mempelajari implikasi.

b) Penelitian perkembangan, bertujuan mempelajari pola dan urutan perkembangan atau


perubahan sejalan dengan berlangsungnya perubahan waktu. Penelitian ini terpusat
pada studi mengenai variabel-variabel dan perubahannya dalam periode bulan atau
tahun –dalam usaha memperoleh jawaban atas pertanyaan seperti “bagaimanakah pola
pertumbuhan yang terjadi, kecepatan perubahan, arah, urutan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya?”

11
Gambar 1.3 Contoh penelitian perkembangan (Sciencedirect, 2012).

Contoh penelitian yang menggunakan lini waktu dapat dilihat pada Gambar 3.
Penelitian ‘A model for forecasting public transit’ menjelaskan perkembangan
transportasi umum di Orange County, California, pada tahun 1974-1988 dan 1989-
1993. Model untuk memprediksi transportasi umum menggunakan beberapa variabel
seperti jumlah pengguna, tingkat pelayanan transportasi umum, ongkos alat angkutan,
dan waktu puncak penggunaan.

c) Studi kasus atau penelitian lapangan, bertujuan untuk mempelajari secara intensif latar
belakang, status terakhir dan interaksi lingkungan yang terjadi pada suatu satuan sosial
seperti individu, kelompok, atau komunitas. Studi kasus biasanya menyelidiki banyak
variabel pada sampel yang kecil. Gambar 4 memperlihatkan contoh penelitian
eksplorasi mengenai ‘Transport for the transport disadvantaged: A review of service
delivery models in New South Wales’. Pada penelitian tersebut, dilakukan beberapa
kajian penyediaan transportasi untuk masyarakat yang tidak dapat mengakses
transportasi umum dengan mudah. Untuk mengatasi keadaan tersebut, dilakukan
pengujian beberapa jenis pelayanan dengan mengkaji kasus di negara bagian New
South Wales, Australia. Pelayanan diberikan melalui sistem subsidi pada bus komersial
yang dikontrak untuk komunitas tersebut.

12
Gambar 1.4 Contoh penelitian studi kasus atau penelitian lapangan (Sciencedirect, 2012).

d) Penelitian korelasional, bertujuan menyelidik sejauhmana variasi pada satu variabel


berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain. Penelitian ini cocok bila
variabel yang terlibat sangat kompleks dan tidak dapat diteliti lewat metode
eksperimentasi atau yang variasinya tidak dapat dikendalikan.

e) Penelitian kausal-komparatif, bertujuan mengkaji hubungan sebab-akibat melalui


pengamatan terhadap konsekuensi yang sudah terjadi dan menengok ulang data untuk
menemukan faktor-faktor penyebabnya.

f) Penelitian eksperimental murni, bertujuan untuk meneliti kemungkinan adanya


hubungan sebab-akibat di antara variabel-variabel dengan cara menghadapkan
kelompok eksperimental pada beberapa macam kondisi perlakuan dan membandingkan
akibat (hasilnya) dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai
perlakuan. Pada Gambar 5, penelitian ‘Properties of fly ash geopolymer concrete
designed by Taguchi method’ merancang beton geopolimer untuk digunakan di
lingkungan air laut dengan metode Taguchi. Kelompok beton geopolimer
dibandingkan dengan beton normal Ordinary Portland Cement sebagai kelompok
kontrol.

13
Gambar 1.5 Contoh penelitian eksperimental murni (Sciencedirect, 2012).

g) Penelitian eksperimental semu, bertujuan meneliti kemungkinan hubungan sebab-


akibat diantara variabel tetapi tidak semua variabel yang relevan dapat dikendalikan
dan dimanipulasi.

Latihan:
1) Sebutkan definisi penelitian dan karakteristiknya.
2) Jelaskan perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif, dan antara penelitian
eksperimental dan penelitian studi kasus
3) Studi Kasus: Sebuah angkutan umum memerlukan tingkat efisiensi dalam pelayanan
pada pelanggan di sebuah distrik. Beberapa variabel yang diperlukan adalah masa
tunggu, frekuensi angkutan dalam tiap jam, jenis dan umur pelanggan. Jenis kajian
yang manakah sebaiknya dilakukan untuk mendapatkan nilai efisiensi tersebut?

14
Modul II

Langkah-langkah Penelitian

1. Pengantar: Dalam bab ini akan dibahas tentang langkah-langkah pelaksanaan penelitian

2. Tujuan Instruksional Umum: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat
melaksanakan penelitian dan membuat laporan hasil penelitian

3. Tujuan Instruksional Khusus: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat
mengidentifikasi masalah, menelusuri pustaka, merumuskan hipotesis,
menentukan variabel penelitian, mengembangkan alat pengambil data,
menyusun rancangan penelitian, menentukan sampel, mengumpulkan data,
mengolah dan menganalisis data, menginterpretasikan hasil analisis data serta
menulis laporan penelitian

Pendahuluan
Pelaksanaan penelitian mengikuti langkah-langkah sistematik dan teratur dimulai dari
pemilihan masalah, perumusan masalah, penelaahan pustaka, perumusan hipotesis,
penentuan variabel penelitian, pengembangan rancangan penelitian, pengumpulan data,
analisis data dan penulisan laporan. Pada bab ini dijabarkan langkah-langkah yang perlu
diambil dalam penelitian.

15
2.1 Definisi, Identifikasi dan Perumusan Masalah
Masalah
adalah sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan),
merupakan suatu hal yang terjadi bila ada kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dan
dalam kenyataan, antara yang diperlukan dan tersedia, antara harapan dan kenyataan,
dapat juga disebut sebagai sebuah situasi yang menyebabkan seseorang menjadi gelisah,
bingung dan tidak nyaman serta keingintahuan yang tinggi.

Penentuan masalah merupakan langkah awal dalam sebuah rangkaian pekerjaan penelitian.
Penelitian adalah sebuah proses penyelidikan dengan subyek dan obyek yang saling
mempengaruhi satu sama lain. Seorang peneliti secara umum memiliki penalaran atau
motivasi untuk memperoleh pengetahuan yang lebih baik terhadap sesuatu dalam hidup dan
di dunia. Rasa ingin mendapatkan pengetahuan yang lebih baik tersebut pada dasarnya
merupakan suatu ‘masalah’ bagi peneliti. Masalah penelitian bukanlah sebuah situasi yang
salah, tetapi merupakan sebuah kesempatan untuk menyelesaikan sesuatu. Meski masalah
mengandung pertanyaan atau suatu keraguan/ketidakpastian/kesulitan, masalah tersebut
dapat diselesaikan atau didiskusikan. Sehingga masalah dapat dikatakan sebagai ‘suatu
keadaan yang tidak berjalan secara normal sesuai asumsi’.

Proses berpikir kritis dan identifikasi masalah


Untuk mengidentifikasi masalah, perlu dilakukan proses berpikir kritis yang melibatkan
tahapan pengamatan, pendalaman dan perkiraan. Pada tahap pengamatan, saat melihat
sebuah fenomena muncul pertanyaan “apakah yang seharusnya terjadi memang terjadi
seperti yang dimaksud atau tidak?” Contohnya, saat seseorang melihat kerusakan oleh
angin kencang terhadap atap stadion besar yang baru dibangun, maka timbul pertanyaan,
“apakah atap stadion megah dan baru dibangun tersebut bisa rusak oleh angin kencang
yang bertiup selama beberapa jam saja?”

Tahap kedua dari proses berpikir kritis adalah pendalaman dari hasil pengamatan. Si
pengamat lalu mencoba membandingkan apa yang diketahuinya dengan laporan khusus
dari media massa atau diskusi dengan para ahli di bidang struktur mengenai fenomena
tersebut. Hasil pendalaman memunculkan beberapa pandangan, sikap dan pendapat
mengenai permasalahan tadi, diantaranya, kesimpulan bahwa konstruksi atap seharusnya

16
dapat menahan angin kencang yang bertiup selama beberapa jam saja, dan kemungkinan
konfigurasi struktur yang tidak tepat telah digunakan akibat mengabaikan beban angin
tersebut. Pada tahap pendalaman muncul dugaan bahwa kerusakan konstruksi struktur atap
kemungkinan disebabkan oleh ketidaksesuaian konfigurasi atap saat diterpa angin kencang.

Setelah tahap kedua, maka tahap selanjutnya adalah tahap berpikir kritis dengan
memperkirakan akibat yang timbul apabila proses normal diubah, ditiadakan atau diganti.
Konstruksi atap dengan konfigurasi tertentu yang tidak dapat menahan beban angin
kencang sementara dapat diubah, dimodifikasi atau diganti dengan jenis konstruksi lain.
Pada tahap ini, hasil pemikiran kritis menyimpulkan bahwa perlu diadakan penelitian untuk
membandingkan beberapa jenis konstruksi atap stadion sebagai salah satu cara pencegahan
kerusakan atap akibat angin kencang tersebut.

Selanjutnya identifikasi masalah, peneliti dapat melakukan brain-storming penyebab


penelitian, seperti untuk mendapatkan perbandingan konstruksi atap yang tepat untuk
daerah dengan angin kencang, mengidentifikasi konstruksi atap yang digunakan,
merancang konfigurasi atap yang menghasilkan struktur ringan dan kuat.

Unsur-unsur masalah penelitian (Achmadi, 2005)


Why (mengapa) berarti tujuan untuk meneliti suatu masalah
What (apa) berarti materi atau topik penelitian
Where (di mana) berarti tempat penelitian
When (kapan) berarti durasi pengumpulan data
Who (siapa) atau from whom (dari siapa) berarti populasi dari sampel penelitian.
Contohnya:
Tujuan, adalah mendapatkan perilaku fisik dan mekanik
Materi, adalah beton mutu tinggi
Tempat, adalah di lingkungan air laut
Jangka, yakni selama

Contoh unsur-unsur pada sebuah masalah penelitian dapat diuraikan sebagai:


Tujuan, adalah menentukan status

17
Materi, adalah pencemaran logam berat
Tempat, adalah sungai-sungai di Pekanbaru
Jangka, adalah selama musim hujan 2005-2006
Populasi, (sudah dijelaskan, yakni sungai-sungai)
Judul penelitian adalah, Pencemaran logam berat di sungai-sungai Pekanbaru dalam musim
hujan tahun 2005-2006.

Sumber informasi masalah


Masalah tidak hanya didapat dari pengamatan kejadian di lapangan saja, tetapi ada berbagai
sumber masalah yang dapat digunakan sebagai dasar penelitian (Suryabrata, 2004) seperti:
a) Rekomendasi suatu riset. Bacaan atau laporan hasil penelitian biasanya mencantumkan
rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut di halaman terakhir laporan. Pada bagian ini
dapat ditemukan beberapa poin yang tidak tuntas dikupas atau ditampilkan dalam
penelitian terdahulu, sehingga layak dijadikan penelitian selanjutnya.
b) Seminar/Konferensi/Simposium/Pertemuan Ilmiah. Pada pertemuan ilmiah para
perserta pertemuan menyajikan hal-hal yang telah diteliti dan dipersoalkan secara
profesional. Peserta pertemuan dapat menganalisis, menyimpulkdan dan
mempersoalkan lebih lanjut topik-topik pembicaraan yang mengarah pada penelitian
selanjutnya.
c) Pernyataan pemegang otoritas dan konsensus. Secara umum para pemegang otoritas
sering menyatakan data statistik sederhana yang menggambarkan kondisi tertentu. Hal
ini dapat dijadikan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor-faktor penentu maupun
dampaknya pada kebijakan lokal dan nasional.
d) Analogi dan renovasi teori. Analogi yakni mengambil pengetahuan dari bidang ilmu
lain lalu menerapkannya ke bidang yang diteliti. Sedangkan renovasi, yakni
memperbaiki atau meningkatkan kemantapan suatu teori melalui sebuah penelitian.
e) Dekomposisi dan agregasi. Kedua teknik yang saling berkebalikan ini merupakan cara
membuat masalah baru. Dekomposisi merupakan penjabaran suatu permasalahan ke
dalam komponen-komponennya, sedangkan agregasi berupa pengambilan hasil
penelitian atau teori dari beberapa bidang yang dikumpulkan dan dibentuk menjadi
permasalahan yang lebih kompleks.

18
f) Dialektik dan ekstrapolasi. Sebuah masalah dapat bersumber dari sikap penyanggahan
terhadap teori yang sudah ada (dialektik) atau membuat trend sebuah teori maupun
permasalahan yang dihadapi (ekstrapolasi).
g) Pengalaman pribadi, fenomenologi dan perasaan intuitif. Meski terdengar kurang
ilmiah, tetapi pengalaman pribadi/kegagalan dapat dijadikan topik penelitian masalah
tertentu. Fenomenologi menggunakan fenomena (kejadian/perkembangan). Perasaan
intuitif akibat bekerja pikiran di bawah sadar memunculkan masalah baru akibat
konsolidasi atau inkubasi berbagai informasi terkait masalah penelitian.

Kriteria pemilihan masalah yang layak diteliti


Untuk mengetahui kelayakan dan kesesuaian permasalahan untuk diteliti, maka pertanyaan
berikut dapat digunakan:
a) Apakah masalah itu telah dibatasi dalam arti kata tenaga, biaya, waktu serta kecakapan
untuk melaksanakan pemecahannya?
b) Apakah terdapat alat yang sesuai untuk pencapaian itu misalnya tes dan skala
penilaian?
c) Apakah terhadap subjek masalah telah disusun rencana yang cukup jelas dan terurai?
d) Apakah jenis data yang dikumpulkan dapat dianalisis dan digunakan sesuai ukuran
kecermatan?
e) Keterangan apakah yang diharapkan dapat dihasilkan oleh penyelidik masalah
tersebut?

Perumusan masalah
Perumusan masalah yang mendasari langkah-langkah penelitian meliputi pertanyaan-
pertanyaan penting yang perlu dijawab. Pertanyaan dapat dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan, mengandung satu makna, dan berlatar belakang fakta dan gejala. Rumusan
masalah yang baik memunculkan hipotesis sebagai penunjang temuan penelitian. Aturan
umum merumuskan masalah meliputi hendaknya masalah dirumuskan dalam bentuk
kalimat tanya, menanyakan hubungan antara paling tidak dua variabel, masalah dapat diuji
oleh metode empirik, dan rumusan hendaklah padat-jelas.

Rumusan masalah dibagi menjadi lima bentuk pertanyaan/pernyataan, yakni bentuk satu
pertanyaan/pernyataan, bentuk satu pertanyaan umum disusul dengan beberapa pertanyaan

19
spesifik, bentuk satu pernyataan disusul beberapa pertanyaan, bentuk hipotesis dan bentuk
pernyataan umum disusul oleh beberapa hipotesis. Contoh bentuk satu
pertanyaan/pernyataan adalah: “Faktor-faktor apa saja dan seberapa besar pengaruh
masing-masing faktor pada ketahanan struktur di lingkungan air laut?”

Sedangkan contoh yang diungkapkan sebagai maksud, “Maksud penelitian ini adalah untuk
mengkaji faktor-faktor apa saja dan seberapa besar pengaruh masing-masing faktor pada
kinerja struktur di lingkungan air laut”

Pada bentuk satu pertanyaan atau pernyataan umum disusul oleh beberapa pertanyaan atau
pernyataan yang spesifik, “Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja struktur di
lingkungan air laut dan seberapa besar pengaruh tiap-tiap faktor?”

Contoh penemuan dan perumusan masalah:


Contoh no 1
Saya suka mengkonsumsi makanan gorengan. Suatu hari tenggorokan saya terasa gatal
setelah mengkonsumsi makanan gorengan. Setelah dilakukan telaah pustaka, ternyata
ditemukan bahwa rasa gatal pada tenggorokan kemungkinan disebabkan oleh akrolein yang
terdapat pada minyak goreng yang digunakan beberapa kali (minyak jelantah). Minyak
jelantah mengandung beberapa zat yang mengganggu kesehatan diantaranya rasa gatal di
tenggorokan tadi. Berdasarkan observasi awal tadi akhirnya muncul pertanyaan berikut.

Masalah
Bagaimana cara meremajakan minyak jelantah pada pedagang gorengan agar tidak
membahayakan (termasuk menimbulkan rasa gatal di tenggorokan?)
Saya melakukan telaah pustaka lagi atau bertanya-tanya pada pihak yang pernah melakukan
peremajaan tetapi belum terukur, logis dan sistematis. Akhirnya saya peroleh informasi
bahwa ada beberapa bahan yang dapat digunakan untuk meremajakan minyak jelantah
yaitu arang tempurung, nasi, serbuk batu bata, ketumbar dan lidah buaya. Melalui
penelitian pendahuluan saya mendapatkan bahwa arang dan lidah buaya dapat digunakan
untuk meremajakan minyak jelantah lebih baik daripada nasi, serbuk batu bata dan
ketumbar.

20
Perumusan masalah:
 Apakah perendaman arang tempurung dan lidah buaya selama 24 jam berpengaruh
positif terhadap kualitas minyak jelantah?
 Bagaimana pengaruh hasil peremajaan minyak jelantah dalam aplikasi untuk
menurunkan dampak negatif pada kesehatan konsumen?

Contoh no 2
Penggunaan beton mutu tinggi semakin luas sebagai bahan konstruksi gedung. Tetapi
kekurangan beton mutu tinggi yaitu workabilitynya rendah karena air yang digunakan kecil
untuk dapat mencapai kekuatan yang besar. Hal ini yang menjadikan pembuatan beton
mutu tinggi sangat mudah mengalami kesalahan sehingga mutu beton tidak tercapai.
Perkembangan bahan tambah untuk menaikkan kualitas beton maupun mempermudah serta
mempercepat pekerjaan merupakan suatu keuntungan untuk mendapatkan campuran beton
mutu tinggi yang baik. Bahan tambah beton dapat berupa chemical admixture seperti
superplasticizer, high range water reducer (HRWR) dan mineral admixture seperti silica
fume, fly ash, slag akan dapat memenuhi tuntutan dihasilkannya beton mutu tinggi tersebut.

Penggunaan fly ash sebagai bahan tambah akan dapat mengurangi jumlah kadar semen
yang digunakan sehingga diperoleh beton kedap air bermutu tinggi. Pemakaian silica fume
pada beton akan dapat menambah kekakuan karena modulus elastisitas (Ec) akan semakin
tinggi. Hal ini disebabkan diameter silica fume yang sangat halus sehingga mengakibatkan
luas permukaan butiran akan semakin membesar, dengan demikian dibutuhkan lebih
banyak air dalam suatu mix design yang sama, padahal penambahan air pada faktor w/c
tertentu dapat mengurangi kekuatan yang telah direncanakan pada mix design. Oleh karena
jumlah air yang dibutuhkan untuk mencapai nilai slump tertentu adalah konstan, maka
dimanfaatkan pemakaian aditif superplasticizer yang berfungsi untuk menjaga nilai slump
dengan nilai tertentu. Pada pemakaian jumlah air yang sama akan dihasilkan campuran
beton dengan workability tertentu walaupun kadar air tersebut berkurang akibat
penambahan silica fume.

Masalah:

21
 Penggunaan silica fume dalam adukan beton akan membutuhkan jumlah air yang
lebih banyak padahal penambahan nilai fas dapat mengurangi kekuatan beton.
 Karena jumlah air yang dibutuhkan untuk mencapai nilai slump tertentu konstan
maka dimanfaatkan pemakaian aditif superplasticizer untuk menjaga nilai slump.
Sehingga dengan jumlah air yang sama maka dapat dihasilkan campuran beton
dengan workabilitas tertentu walaupun kadar air akan berkurang akibat penambahan
silica fume.

Perumusan Masalah:
 Apakah penambahan fly ash dan silica fume pada beton mutu tinggi dapat
meningkatkan mutu beton?
 Berapakah kadar optimum penambahan fly ash dan silica fume yang tepat agar
diperoleh beton dengan mutu sesuai yang diharapkan?

Latihan:
Tentukan sebuah "masalah" yang menarik untuk dipecahkan melalui proses penelitian.
Masalah tersebut merupakan masalah dalam bidang Teknik Sipil dan dapat dijadikan topik
Tugas Akhir. Hasil akhir untuk dikumpulkan berupa sebuah perumusan masalah yang
didahului oleh latar belakang lebih kurang 2 paragraf.

2.2 Penelusuran Pustaka


Langkah selanjutnya adalah melakukan penelusuran pustaka untuk menemukan,
mengumpulkan dan menyeleksi sumber referensi relevan bagi penelitian yang menjadi
dasar penulisan Tinjauan Pustaka. Tinjauan Pustaka berfungsi untuk mencantumkan hasil
kerja peneliti lain, menemukan justifikasi untuku penelitian, menyediakan konteks
penelitian, mendudukkan penelitian kita dalam mata rantai penelitian sebidang dan
menemukan perumusan masalah. Landasan ini perlu ditegakkan agar penelitian itu
mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba.

Jenis-jenis kepustakaan
Kepustakaan yang ditelaah dapat dibagi menjadi pustaka primer (informasi ditulis lengkap,
hasil penelitian terbaru dalam disiplin ilmu tertentu), pustaka sekunder (memiliki rujukan

22
pada pustaka primer) dan pustaka tersier (ringkasan dari pustaka sekunder). Tabel 2.1
berikut menunjukkan perbedaan antara pustaka primer, sekunder dan tersier.

Tabel 2.1 Perbandingan telaah pustaka primer, sekunder dan tersier


Pustaka Primer Pustaka Sekunder Pustaka Tersier
Jenis Laporan penelitian, Bibliografi, majalah Buku ajar (buku
jurnal ilmiah, indeks, review, teks), direktori
disertasi/tesis, monograf ensiklopedia, kamus,
buku panduan
Keuntungan Terbaharukan, jumlahnya Memuat kumpulan Mudah didapatkan,
banyak, mudah informasi yang sudah informasi lebih
ditelusuri, mudah dibakukan mudah dipahami
disimpan
Kerugian Informasi sangat spesifik, Tidak mudah Tidak baru, isi tidak
harus dilanggan, tidak didapatkan spesifik (lebih
tersedia full text, terbatas umum)
waktu penyediaannya

Gambar 2.1 Jenis-jenis kepustakaan yang biasa ditelusuri


(http://libguides.library.curtin.edu.au/ content.php?pid=210543&sid=1752946)

23
Teknik penelusuran pustaka
Untuk meningkatkan efisiensi dalam penelusuran pustaka dalam sebuah database di internet
seperti Google Scholar, Sciendirect, Springerlink, etc, maka peneliti dapat melakukan
beberapa langkah berikut:
a) Lihat judul riset/tulisan dan temukan hal-hal yang dapat membatasi pencarian
(waktu, batas geografi, umur, sebaran, etc)

b) Pikirkan kata kunci (key words) yang menggambarkan riset secara keseluruhan.
Kata kunci telah ditentukan oleh penulis artikel untuk memudahkan peneliti mendapatkan
artikel yang relevan. Biasanya kata kunci telah ditentukan, tetapi sebenarnya dari sebuah
judul dapat dicari kata kuncinya, misalnya dari judul-judul berikut:
 Simulasi Numeris Perubahan Garis Pantai Tanjung Motong
Kata kunci: numeris, perubahan garis pantai
 Studi Evaluasi Drainase Kota Bangkinang
Kata kunci: drainase
 Pemodelan Dimensi Kebutuhan Kolam Retensi menggunakan Aplikasi
Pemrograman Delphi sebagai Upaya Pencegahan Banjir pada Saluran Drainase
Primer Perkotaan Kota Pekanbaru
Kata kunci: pemodelan, kolam retensi, Delphi, pencegahan banjir, saluran drainase
primer

Latihan:
Tentukan kata kunci judul-judul penelitian berikut ini:
 Pemodelan 3D Pada Bidang Longsor
 Penentuan Parameter Geoteknik Tanah Residual Tropis Melalui Pengujian
Dilatometer
 Kerusakan Bangunan Hotel Bumi Minang Akibat Gempa Padang 30 September
2009
 Analisis Pengaruh Gradasi Pada Campuran Split Mastic Asphalt Yang
Menggunakan Aditif ASBUTON Murni Untuk Perkerasan Bandara
 Pemodelan Gelombang Menggunakan Tekanan Hidrodinamis Yang Dirumuskan
Dari Persamaan Kontinuitas Untuk Fluida Berakselerasi

24
c) Kombinasikan kata kunci untuk membantu penelusuran pustaka dengan cara:
1) Menggunakan AND (untuk menemukan semua dokumen yang mengandung
semua kata kunci).
Contoh: “Kerusakan Bangunan” AND “Gempa Padang”

Gambar 2.2 Teknik penggunaan AND

Gambar 2.3 Hasil pencarian menggunakan kombinasi AND.

25
2) Menggunakan OR (untuk menemukan semua dokumen yang mengandung
sinonim dari semua kata kunci).
Contoh: “Kerusakan Bangunan” = “Kerusakan Struktur”, sehingga untuk
memperluas cakupan pencarian, gunakan “Kerusakan Bangunan” OR “Kerusakan
Struktur”

Gambar 2.4 Teknik Penggunaan OR.

Gambar 2.5 Hasil pencarian menggunakan kombinasi OR.

26
3) Menggunakan Truncation (*) (untuk menemukan semua dokumen dengan
memotong kata kunci, sehingga lebih banyak pustaka lagi yang dapat ditemukan).
Contoh: sustainability = sustain*, design = design*

Gambar 2.6 Hasil pencarian menggunakan truncation.

Penggunaan database untuk mencari artikel tidak hanya dilakukan pada situs-situs berbayar
seperti Sciencedirect, Springerlink, Proquest, dan Emerald, tetapi juga dapat menggunakan
situs indeks seperti Google Scholar, Web of Science dan Scopus. Gambar 2.7 menunjukkan
beberapa situs indeks paling populer di internet.

Gambar 2.7 Tingkat kepopuleran situs indeks untuk pencarian artikel ilmiah.

27
Beberapa jenis database yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti untuk mendapatkan artikel
ilmiah menggunakan teknik kata kunci adalah:

Gambar 2.8 Situs perpustakaan Universitas Riau (lib.unri.ac.id).

Gambar 2.9 Situs portal jurnal DIKTI (e-journal.dikti.go.id).

28
Gambar 2.10 Portal Garuda (garuda.dikti.go.id).

Gambar 2.11 DOAJ (Directory of Open Access Journal).

29
Gambar 2.12 Indonesian Scientific Journal Database (ISJD).

Gambar 2.13 Sciencedirect (sciencedirect.com).

30
Gambar 2.14 Scirus

Gambar 2.15 Trove (database Australia).

31
Gambar 2.16 ACI Free Downloads.

Teknik untuk mempersempit penelusuran


Penggunaan kata kunci yang terlalu banyak dapat menghasilkan lebih banyak artikel ilmiah
yang terkadang kurang relevan. Gunakan kata kunci yang ekonomis atau persempit
penelusuran untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik.

Teknik Sipil

Struktur

Struktur
Beton

Analisis
Retakan

Gambar 2. 17 Teknik penggunaan kata kunci yang ekonomis.

32
Relevansi kepustakaan
Pembatasan penelusuran menghasilkan pencarian yang sangat spesifik dan lebih berdampak
besar pada penelitian. Di tengah tumpukan artikel ilmiah yang ditemukan, ternyata tidak
banyak artikel yang relevan dengan kebutuhan peneliti. Untuk menentukan relevansi suatu
artikel ilmiah bagi penelitian, beberapa aspek berikut dapat dijadikan pertimbangan:
a) Kredibilitas penulis. Artikel ditulis oleh peneliti terkenal, lembaga kredibel, dan
ditelaah oleh time reviewer/evaluator/editor di bidangnya.
b) Kemutakhiran. Telaah waktu terbit dan waktu revisi artikel karena menentukan
kualitas review. Cek apakah artikel menggunakan pustaka primer yang diterbitkan 5-10
tahun terakhir.
c) Format/tata tulis. Penulisan artikel ilmiah terlihat profesional, daftar pustaka teratur
mengikuti format tertentu dan memiliki topik yang jelas.

Reference Manager
Teknik klasikal mengumpulkan informasi dari artikel ilmiah adalah menggunakan kartu
indeks, kertas catatan dan buku catatan yang berisikan:
a) Sumber informasi --nama pengarang (nama belakangnya terlebih dahulu), judul buku
atau artikel, penerbit, tempat diterbitkan (untuk buku), nomor volume (untuk majalah)
dan tanggal penerbitan.
b) Informasi --tuliskan fakta, kutipan atau ringkasan informasi dan nomor halaman.
Gunakan kalimat sendiri ketika membuat catatan --untuk menghindari plagiarisme.

Sedangkan teknik mutakhir untuk mengumpulkan informasi dan menyimpan data adalah
dengan menggunakan perangkat lunak Reference Manager. Pada Reference Manager,
sebuah pustaka digital dapat dibentuk untuk menyimpan dan mengatur artikel, membuat
sitasi dan daftar pustaka dengan mudah sehingga memudahkan pencarian artikel setelah
penelusuran dilakukan. Salah satu perangkat lunak berbayar yang biasa digunakan adalah
Endnote, tetapi open-access menawarkan Zotero dan Mendeley tanpa dipungut biaya.

33
Gambar 2.18 Endnote versi x6.

Gambar 2.19 Contoh library dalam Endnote.

34
Gambar 2.20 Software Open-Access Mendeley.

Gambar 2.21 Zotero salah satu alternatif Reference Manager gratis.

Penggunaan informasi penelusuran pustaka untuk Tinjauan Pustaka


Informasi yang ditemukan dari kegiatan membaca lalu ditelaah lebih lanjut menggunakan
teknik deduksi dan induksi terhadap masalah penelitian. Teknik deduksi mempermudah

35
perincian dan pengkhususan informasi, sedangkan teknik induksi memadukan dan
menggeneralisasi informasi. Semua informasi dikumpulkan untuk menunjang penarikan
hipotesis. Hasil bacaan tidak hanya disusun secara kronologis dan kompilatif, tetapi harus
memiliki benang merah yang saling berkaitan.

Pembuatan tinjauan pustaka yang baik merujuk pada informasi kepustakaan yang relevan.
Penulisannya sangat cermat karena menyimpulkan apa yang telah diketahui sekarang
dengan masalah yang hendak diteliti. Pengutipan pustaka sebanyak-banyaknya dapat
menimbulkan kesan berlebihan, apalagi jika kepustakaan yang dirujuk tidak memiliki
kaitan dengan bahan metode serta pembahasan penelitian. Kepustakaan dikutip secara
mentah dengan menyalin bagian-bagian tertentu dari makalah orang lain, lalu menyambung
semuanya menjadi cerita bersambung yang tidak menyambung juga salah satu kelemahan
penulis pemula.

Latihan:
Tentukan satu masalah dari berbagai topik penelitian dalam bidang Teknik Sipil (struktur,
hidroteknik, transportasi, geoteknik dan manajemen konstruksi). Uraikan kata kunci untuk
pencarian informasi di database penelitian. Unduh empat artikel yang berkaitan dengan
topik dan kata kunci tersebut. Baca artikel tersebut lalu ringkas informasi dan masukkan ke
dalam komponen-komponen pada tabel berikut:

No Judul/Pengarang/Jurnal Tujuan Metode Hasil Kesimpulan

Ketik rapi tabel tersebut dan lampirkan fotokopi jurnal yang anda baca. Ringkasan untuk
tiap artikel jurnal sebanyak-banyaknya 1 halaman kuarto.

2.3 Perumusan Hipotesis


Hipotesis penelitian
adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji
secara empiris.

36
Hipotesis dapat diartikan pendapat sementara yang dianggap benar sebelum dapat diuji
ketidakbenarannya.

Hipo merupakan gabungan dua kata yaitu hupo yang artinya di bawah dan tithenai yang
artinya ditempatkan di bawah. Merumuskan hipotesis berguna untuk menjelaskan masalah,
memilih metodologi yang tepat, dan menyusun langkah serta pembuktian penelitian.
Hipotesis dapat dirumuskan dengan cara menyatakan pertautan antara dua variabel atau
lebih, dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan, disampaikan dengan jelas dan
padat, dan hendaklah dapat diuji. Penulisan hipotesis harus secara rinci sesuai jumlah butir-
butir masalah dirumuskan di bagian perumusan masalah.

Jenis penelitian yang tidak memerlukan hipotesis:


a) Penelitian deskriptif, penelitian ini tidak bertujuan menguji sesuatu melainkan
bertujuan membuat deskripsi mengenai hal yang diteliti
b) Penelitian eksploratif, penelitian ini tidak memerlukan hipotesis karena hanya
menghasilkan data dasar untuk penelitian selanjutnya atau dasar dalam membuat suatu
keputusan
c) Penelitian di bidang matematika tidak memerlukan hipotesis
d) Penelitian eksperimental, ada pola-pola penelitian tertentu yang tidak membutuhkan
hipotesis.

Penarikan hipotesis dari contoh-contoh masalah di atas adalah:


 Perendaman arang tempurung dan lidah buaya selama 24 jam dalam minyak goreng
jelantah dapat memperbaiki kualitas minyak.
 Peremajaan minyak goreng jelantah dapat menurunkan dampak negatif pada
kesehatan konsumen gorengan.
 Penggunaan fly ash dan silica fume dapat meningkatkan mutu beton terutama pada
kekedapannya dan kuat tekan serta modulus elastisitasnya.
 Penggunaan fly ash dan silica fume pada kadar/persentase tertentu memberikan kuat
tekan beton mutu tinggi sesuai dengan rencana.

Latihan:
Tentukan hipotesis yang dapat ditarik dari temuan anda pada latihan-latihan sebelumnya.

37
Modul III

Penulisan Artikel Ilmiah

1. Pengantar: Dalam bab ini akan dibahas tentang langkah-langkah penulisan artikel ilmiah untuk
dipublikasikan

2. Tujuan Instruksional Umum: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat
melaksanakan penelitian dan membuat laporan hasil penelitian

3. Tujuan Instruksional Khusus: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat
menulis artikel ilmiah untuk publikasi pada jurnal dan seminar ilmiah

Pendahuluan
Setelah penelitian dilaksanakan, laporan disusun, maka tahap berikutnya adalah diseminasi
melalui publikasi artikel ilmiah maupun presentasi dalam seminar. Penulisan artikel ilmiah
merupakan ringkasan dari laporan penelitian dengan penekanan pada pembahasan tertentu.
Pada bab ini diterangkan jenis-jenis publikasi ilmiah, etika penulisan dan proses penerbitan
artikel ilmiah.

38
3.1 Pengantar Penulisan Artikel Ilmiah
Karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal maupun seminar ilmiah sangat penting
sebagai sarana komunikasi dan penyebaran ilmu pengetahun melalui tulisan. Pada dasarnya
penelitian yang telah dibiayai melalui keuangan negara merupakan milik masyarakat umum
sehingga hasil penelitian harus dideseminasikan kembali kepada publik. Selain itu publikasi
karya ilmiah adalah sarana menyebarkan ilmu pengetahuan berupa metode, rancangan alat,
sistem dan teori terbaru yang dibutuhkan masyarakat. Peraturan terbaru dari DIKTI juga
mewajibkan publikasi sebagai syarat kelulusan mahasiswa dari Perguruan Tinggi tidak
dapat dipungkiri menyebabkan keahlian menulis artikel ilmiah harus dikuasai dengan baik.

Jenis-jenis publikasi ilmiah


Publikasi ilmiah dapat berupa monograf, buku referensi, artikel pada jurnal/majalah ilmiah,
artikel pada seminar/konferensi dan artikel pada koran/majalah populer (DIKTI).
a) Monograf adalah sejenis buku referensi memuat satu pokok bahasan dalam satu
bidang ilmu yang memenuhi kaidah penulisan ilmiah dimulai dari perumusan
masalah, tinjauan pustaka, kesimpulan.
b) Buku referensi memiliki substansi satu bidang ilmu dengan tebal paling sedikit 40
halaman, memiliki ISBN dan tebal paling sedikit 40 halaman.
c) Jurnal ilmiah diterbitkan oleh institusi atau himpunan profesi yang memuat
beberapa artikel ilmiah dari berbagai penulis sesuai bidang ilmu jurnal tersebut,
memiliki ISSN dan terbit secara berkala setiap tahun.
d) Seminar/Konferensi adalah pertemuan ilmiah yang membahas sebuah topik tertentu.

3.2 Tata Cara Penulisan Artikel Ilmiah


Pola Umum Penulisan Artikel Ilmiah
Bagian-bagian artikel ilmiah yang umum digunakan untuk jurnal ilmiah atau seminar
ilmiah adalah:
a) Judul. Penulisan judul diusahakan tidak lebih dari 15 kata, informatif dan tidak
mengandung kata-kata ‘Catatan tentang, penelitian tentang, observasi pada, pengaruh
atau studi pada’.

39
b) Abstrak, merupakan ulasan singkat mengapa penelitian dilakukan (masalah pokok),
bagaimana (metode), hasil yang penting-penting dan kesimpulan utama dari hasil
kegiatan. Abstrak disusun dalam satu paragraf tetapi tidak lebih dari 200-250 kata dan
diketik satu spasi. Abstrak diperlukan pembaca yang ingin mengetahui dengan cepat
garis besar pekerjaan yang dilakukan. Kata kunci umumnya ditulis setelah abstrak dan
merupakan sederetan kata yang digunakan untuk dapat melacak karya tulis dengan
komputer guna keperluan sistem pencarian informasi secara cepat. Kata kunci terdiri
atas lebih kurang delapan kata yang dapat diambil dari judul, abstrak atau dari tubuh teks
dan jangan terlalu umum.

Ringkasan, merupakan versi ringkas dari laporan, terdiri dari maksimum 500 kata (atau
sesuai ketentuan penerbit), menyajikan masalah pokok/alasan, metode, hasil dan
simpulan yang penting. Pada ringkasan ada keleluasaan untuk menonjolkan temuan dan
keterangan lain yang baru bagi iptek.

c) Pendahuluan. Bagian Pendahuluan memuat latar belakang yang dengan singkat


mengulas fokus permasalahan. Permasalahan mengemukakan tentang hal-hal yang
menarik untuk diteliti guna mendapatkan pemecahan, dengan menguraikan secara
singkat proses identifikasi masalah. Pada bagian ini argumentasi manfaat atau
pentingnya penelitian harus didukung oleh hasil tinjauan pustaka. Uraian mengenai
penelitian-penelitian terdahulu merupakan dasar untuk menyusun suatu kerangka atau
konsep dalam penelitian (semi tinjauan pustaka).

Tinjauan Pustaka memuat tinjauan singkat dan jelas atas pustaka yang menimbulkan
gagasan dan mendasari penelitian. Pustaka yang digunakan diutamakan pustaka primer
(jurnal, monograf, tesis) terbaru yang relevan dengan topik tulisan. Pengacuan pada
pustaka harus sesuai dengan yang tercantum dalam Daftar Pustaka. Sumber informasi
harus ditunjukkan dalam uraian ini dengan menuliskan nama penulis dan tahun
penerbitan dalam tanda kurung. Pendapat pribadi tidak dicantumkan. Hal terpenting
adalah menghindari mengutip langsung secara keseluruhan isi dari literatur, sehingga
sebaiknya diringkas atau dituliskan kembali menurut pengertian dari penulis sendiri.

40
Menurut Rifai (2001) unsur sistem pengacuan yang umum digunakan adalah nama
pengarang dan tahun karena dapat cepat memberikan kesan kronologi dan kemutakhiran.
Sistem pengacuan sumber bacaan dilakukan dengan memasukkan unsurnya sebagai
penyusun kalimat sehingga tulisan dapat lebih hidup. Sebagai tanda bahwa pengacuan
telah dilakukan yaitu dengan menempatkan kedua unsur acuan tadi di akhir kalimat atau
di akhir paragraf. Bila suatu artikel ditulis beberapa orang, maka cara mengacunya
adalah dengan menyebutkan nama pengarang pertama dilanjutkan dengan singkatan dkk
(et al), sebagai contoh yaitu Rifai et al (2001). Contoh penulisan pengacuan dari
buku/sumber acuan adalah sebagai berikut:
Greater London Council (Murdock et al, 1979) memberikan batasan kandungan
garam pada pasir pantai sebesar 0,1% dari berat kering agregat. Menurut Neville
(1977) garam dalam bentuk padat tidak akan menyerang beton, tetapi dalam
bentuk larutan dapat bereaksi dengan pasta semen. Kondisi porous pada beton
dapat menyebabkan mudah terkorosi secara kimia yang pada akhirnya dapat
meng-hancurkan tulangan baja (Mullick 1997).

d) Bahan, Alat dan Metode. Metodologi yang digunakan dapat berupa analisis suatu teori,
metode percobaan atau kombinasi keduanya. Secara umum metode penelitian
mengemukakan bahan, alat, pelaksanaan penelitian, anggapan dasar dan teknik analisis
data. Metodologi diuraikan secara ringkas (variabel, model yang digunakan, rancangan
penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data, serta cara penafsiran). Bahan, alat,
perubahan atau modifikasi terhadap metode yang dipublikasikan perlu dijelaskan dengan
detil.

Prosedur umum ditulis dengan merujuk pada standar pengujian yang sesuai. Teknik
sampling, tempat dan waktu penelitian umumnya tidak diuraikan. Jika jenis bahan tidak
banyak, uraiannya dapat disatukan dengan metode sehingga tidak diperlukan subbab
khusus. Sumber bahan berupa perusahaan atau individu maupun lembaga dapat ditulis
sepanjang hal itu sangat spesifik. Merk instrumen analisis utama sering kali perlu ditulis.
Penyebutan nama pembuat alat atau tipe alat dimaksudkan untuk menunjukkan
kecanggihan dan ketelitian alat. Kegiatan yang dilakukan ditulis sesuai urutan
pekerjaannya dengan menggunakan kalimat pasif dan bukan kalimat perintah.

41
e) Hasil dan Pembahasan. Hasil penelitian sewajarnya disajikan secara bersistem. Untuk
memperjelas dan mempersingkat uraian gunakan tabel, gambar, grafik atau alat
penolong lainnya. Data yang terlalu ekstensif perlu dibuat ikhtisarnya dan diulas dengan
kata-kata. Data yang terlalu rumit menurunkan keterbacaan dan sebaiknya dilampirkan
saja. Nomor tabel dan gambar harus disebut dalam teks dan diletakkan tidak jauh dari
teks yang bersangkutan. Hasil yang diperoleh ditafsirkan dengan memperhatikan dan
menyesuaikannya dengan masalah atau tujuan yang diungkapkan dalam Pendahuluan.
Penggabungan bagian Hasil dan Pembahasan tergantung pada keadaan data dan
kedalaman pembahasannya. Tabel dan gambar harus disebut dalam teks, karena uraian
dalam teks merupakan tafsir hasil yang harus disesuaikan dengan masalah dan hipotesis
dalam Pendahuluan.

Pembahasan tidak hanya data-data berupa grafik dan tabel tanpa kumpulan argumen
mengenai relevansi, manfaat dan kemungkinan atau keterbatasan penelitian serta
hasilnya. Sewaktu mengumpulkan data, mengolahnya dan menyusunnya dalam tabel
dengan sendirinya telah diperoleh sejumlah gagasan yang dapat dikembangkan
(argumen) dalam Pembahasan. Pembahasan merupakan tempat penulis mengemukakan
pendapat dan argumentasi secara singkat dan logis. Pendapat orang lain yang telah
diringkas dalam Tinjauan Pustaka tidak perlu diulang tetapi diacu saja seperlunya.
Ulaslah apakah hasil diperoleh memenuhi tujuan penelitian dan bagaimana hubungannya
dengan hasil penelitian terdahulu. Fakta dan pendapat penulis dibedakan, karena
spekulasi kadang-kadang tidak dapat dihindari dan muncul dalam pembahasan tetapi
dapat dihindari berspekulasi terlalu jauh.

f) Kesimpulan. Kesimpulan memuat ringkasan hasil penelitian dan jawaban atas tujuan
penelitian atau hipotesis. Dalam menarik kesimpulan, penulis harus kritis dengan
memperhatikan apakah kesimpulan yang dibuat dapat ditafsirkan secara lain.

g) Ucapan Terima Kasih. Ditujukan pada penyandang dana dengan melampirkan nomor
kontrak penelitian, nama sponsor, dan sebagaianya. Sebutkan bantuan teknis atau saran
dari pihak lain.

42
h) Daftar Pustaka. Daftar Pustaka merupakan suatu daftar dari semua artikel dan pustaka
lain yang diacu secara langsung di dalam tubuh tulisan, kecuali bahan-bahan yang tidak
diterbitkan dan tidak dapat diperoleh dari perpustakaan. Semua artikel dan buku yang
diacu dituliskan secara alfabetis menurut nama pengarang. Ada dua macam teknik
penulisan, yaitu Daftar Pustaka dan Bibliografi. Perbedaaan terletak pada bahan pustaka
yang benar-benar diacu dalam tulisan digolongkan ke dalam Daftar Pustaka, sedangkan
jika bahan pustaka hanya sebagai bahan bacaan untuk mendukung isi tulisan tetapi tidak
diacu, tergolong dalam Bibliografi.

Penulisan daftar pustaka yang disarankan (Gunawan 2002) adalah sebagai berikut,
perhatikan bagian yang ditulis secara Italic:
• Buku--- nama pengarang. tahun. judul buku. tempat penerbitan: penerbit.
Dipohusodo, I. 1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Roberts, N.P. 2000. Understanding Structural Mechanics. Great Britain: Butler &
Tunner Ltd.

• Jurnal--- nama penulis. tahun. judul artikel. nama jurnal yang memuat artikel.
volume: halaman pemuatan.
Utomo, P. 2002. Daya dukung tanah pasir yang diperkuat woven geotextile. Media
Komunikasi Teknik Sipil. 10: 39-45.
Angelakos, D., Bentz, E.C. & Collins, M.P. 2001. Effect of concrete strength and
minimum stirrups on shear strength of large members. ACI Structural Journal. 98: 290-
300.

• Makalah yang dibacakan dalam suatu seminar, pelatihan, lokakarya---nama


pengarang. tahun. judul artikel. seminar/pelatihan/lokakarya. tempat, waktu
penyelenggaraan.
Nganro, N.R. 2002. Kiat-kiat pembuatan proposal riset tingkat nasional. Makalah dalam
Pelatihan Metodologi Penelitian Dosen Universitas Riau. Pekanbaru, 5-8 Agustus 2002.
Manalu, W. 2001. Etika Penulisan Artikel Ilmiah. Makalah dalam Pelatihan Penulisan
Artikel Ilmiah Universitas Riau. Pekanbaru, 17-21 September 2001.

43
• Skripsi/Tesis/Disertasi---nama penulis. tahun. judul skripsi/tesis/disertasi.
skripsi/tesis/di-sertasi jurusan/program studi. tempat: universitas.
Elfizar. 2001. Deteksi gerakan menggunakan alur optik untuk otomatisasi sistem
keamanan berbasis kamera. Tesis Program Pasca Sarjana Matematika FMIPA.
Yogyakarta: UGM.
Irawan, K. 2001. Aplikasi fungsi distribusi kumulatif untuk normalisasi tingkat keabuan
citra. Skripsi Jurusan Matematika FMIPA. Pekanbaru: UNRI.

3.3 Etika Penulisan Artikel Ilmiah


Kode Etik Penulis Karya Ilmiah
Rifai (2001) menyatakan bahwa ada seperangkat norma yang mengungkung penulis dalam
penulisan karya ilmiah, yaitu:
a) Penulis dituntut untuk menjunjung tinggi posisi terhormatnya sebagai orang terpelajar,
dengan jalan menjaga kebenaran hakiki, manfaat dan makna informasi yang akan
disebarluaskannya sehingga tidak menyesatkan orang lain.
b) Penulis dengan penuh kesungguhan mengupayakan tulisan yang disajikannya tidak
merupakan bahan yang menyusahkan untuk dibaca karena telah ditulisnya secara tepat,
singkat, dan jelas.
c) Penulis mutlak selalu bersikap jujur kepada dirinya dan jujur kepada umum sehingga ia
tidak akan menutupi kelemahan atau memperbesar kelebihan hasil yang dicapainya.
d) Penulis berkewajiban menjunjung tinggi hak, pendapat atau temuan orang lain sehingga
selalu menjauhi perbuatan tercela seperti mengambil ide dan gagasan orang lain yang
belum diumumkan serta diakui sebagai gagasannya sendiri.
e) Sehubungan dengan adanya hak cipta kepengarangan dan hak kepemilikan intelektual,
penulis senantiasa bertekad tidak akan melakukan plagiat, baik plagiat atas tulisannya
sendiri maupun plagiat berdasarkan tulisan orang lain.
f) Penulis mengetahui sepenuhnya bahwa mengutip pernyataan atau pendapat orang lain
dengan secara jelas menyebutkan sumbernya tidaklah merupakan perbuatan yang
tercela.

44
Hak Kepenulisan
Kontroversi pengambilan hak kepenulisan hasil penelitian mahasiswa oleh pembimbing
atau penguji semakin banyak ditemukan di Perguruan Tinggi. Sebenarnya
pembimbing/penguji merupakan pihak yang memiliki kontribusi pada penelitian
mahasiswa, tetapi di lain pihak, mahasiswa juga berhak mendapat kesempatan untuk
mempublikasikan hasil penelitiannya. Hal seperti ini semakin tidak etis jika salah satu
pihak menanggung dana penelitian tetapi kontribusinya tidak diakui. Pihak yang tidak
berhak dicantumkan sebagai penulis misalnya penyedia dana atau pemimpin lab, unit, dan
dekan.

Pihak yang berhak disebut penulis harus memenuhi kriteria berikut:


 Kontribusi dan tanggung jawab
 Kontribusi intelektual atau praktis
 Kontribusi signifikan, seperti mengarahkan, menentukan kedalaman penelitian,
pengkonsep, perancang, penginterpretasi hasil, eksekutor, perancang metodologi,
penyumbang data, atau pemberi ide awal
 Penulis wajib bertanggung jawab terhadap isi artikel dengan mengisi formulir
pernyataan sebagai salah satu penulis dalam artikel tersebut.

3.4 Pengiriman Artikel dan Proses Penerbitan di Jurnal Ilmiah


Proses pengiriman artikel dimulai dengan memilih jurnal ilmiah target melalui informasi
dari jurnal terakreditasi DIKTI atau situs universitas. Jurnal terakreditasi nasional biasanya
hanya valid selama empat tahun, sedangkan jurnal internasional dapat dipilih dengan
kriteria ‘impact factor’ ataupun indeksasi di database populer seperti Scopus atau ISI.
Gambar 2.22 menunjukkan teknis pengiriman artikel dan proses penerbitan jurnal ilmiah.

45
Pengiriman Penyelesaian
Cari Petunjuk kembali naskah Administrasi (hak
Penulisan
yang telah cipta kepenulisan,
diperbaiki
fee)

Cari contoh
artikel yang sudah Perbaikan naskah Penerimaan buku/
jika ada komentar
reprint

terbit

Tulis artikel Tulisan telah


menurut petunjuk
Kirim naskah
diterbitkan

Gambar 2.22 Teknis pengiriman artikel ilmiah dan proses penerbitan di jurnal ilmiah.

Pada Gambar 2.22, prosedur umum biasanya meliputi mencari petunjuk penulisan, proses
persiapan naskah untuk diterbitkan dan proses penerbitan. Pada tahap awal, jurnal yang
diinginkan dapat dicari melalui internet. Setelah tulisan selesai diedit, maka format tulisan
dapat disesuaikan dengan format jurnal ilmiah. Kemudian pada saat mempersiapkan artikel
ilmiah, usahakan format penulisan benar-benar sudah mengacu pada ketentuan dan gaya
selingkung jurnal. Proses penerbitan memerlukan waktu berbulan-bulan dari pengumpulan
naskah pertama kali. Biasanya ada perbaikan naskah yang turut memakan waktu cukup
lama. Pada tahap ini kesabaran dan ketenangan dalam memperbaiki naskah dan
mengembalikan pada penerbit perlu diperlihatkan, karena kepuasan saat melihat hasil
terbitan di jurnal ilmiah tidak dapat dibandingkan dengan kesulitan saat membuatnya.

46
DAFTAR PUSTAKA DAN BIBLIOGRAFI

Achmadi, S.S. 2005. Pemilihan topik dan perancangan penelitian. Makalah disajikan pada
Pelatihan Penulisan Proposal dan Artikel Ilmiah, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Riau, Pekanbaru.
John, 1949.
Depdiknas RI.
Anonim. 2001. Pedoman Penulisan & Penyajian Karya Ilmiah. Bogor: IPB Press.
Anonim. 1995. Pedoman Praktik Kerja dan Tugas Akhir. Yogyakarta: JTS FTSP UII.
Anonim. 2002. Peraturan Tugas Akhir Program Studi S1 Teknik Sipil UNRI. Pekanbaru:
Prodi TS FT UNRI.
Darmono & Hasan, A.M. 2002. Menyelesaikan Skripsi dalam Satu Semester. Jakarta: PT
Gramedia.
Gunawan, A.W. 2002. Ikhwal sumber acuan. Makalah dalam Lokakarya Manajemen Jurnal
Ilmiah IPB. Bogor: 25-27 Maret 2002.
Henderson, J. & Tomasello, H. 2003. Strategi Memenangkan Lomba Proyek Penelitian
Ilmu Pengetahuan. New York: John Willey & Sons.
PhDcomics, 2008. http://www.phdcomics.com/comics.php
PhDcomics, 2006. http://www.phdcomics.com/comics.php
Rifai, A.M. 2001. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan dan Penerbitan. Yogyakarta:
UGM Press.
Singarimbun, M. & Effendi, S. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.
Tim Penyusun Pedoman Penyusunan Tesis ITS. 1997. Pedoman Penyusunan Tesis
Program Pasca Sarjana ITS. Surabaya: ITS
Sciencedirect, 2012. http://www.sciencedirect.com
Suryabrata, S. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Susilowarno, R.G. 2003. Kelompok Ilmiah Remaja. Jakarta: Grasindo.
Wiyanto, A. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.

47
48

Anda mungkin juga menyukai