Modul Kuliah
Disusun oleh
Dr Monita Olivia ST MSc
Program Studi S2 Jurusan Teknik Sipil
Fakultas TeknikUniversitas Riau
Pekanbaru 2012
HALAMAN PENGESAHAN
MODUL KULIAH
METODOLOGI PENELITIAN
Menyetujui, Penyusun,
Ketua Jurusan Teknik Sipil
2
METODOLOGI PENELITIAN
3
KATA PENGANTAR
Penyusun,
4
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Kosa Kata
Bab I. Pengantar Metodologi Penelitian
1.1 Pengertian Penelitian
1.2 Fungsi dan Karakteristik Penelitian
1.3 Jenis-jenis Penelitian
Daftar Pustaka
5
KOSA KATA
(arti diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke III tahun 2000)
6
Modul I
1. Pengantar: Dalam bab ini akan dibahas tentang definisi penelitian, fungsi dan
karakteristikpenelitian, serta jenis-jenis penelitian
2. Tujuan Instruksional Umum: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat
melaksanakan penelitian dan membuat laporan hasil penelitian
3. Tujuan Instruksional Khusus: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat
memahami definisi penelitian, fungsi dan karakteristik penelitian, serta jenis-
jenis penelitian
Pendahuluan
Penelitian merupakan salah satu bagian kegiatan tridharma yang dilaksanakan di Perguruan
Tinggi. Jenis kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh para dosen atau peneliti, tetapi juga
dilakukan oleh mahasiswa melalui praktikum, program kreativitas mahasiswa maupun
tugas akhir. Untuk itu pengetahuan mengenai penelitian perlu dipahami agar kegiatan
penelitian yang melibatkan perancangan, manajemen pelaksanaan dan pelaporan menjadi
efisien dan tepat sasaran. Pada bab ini akan dijelaskan pengertian penelitian, fungsi
penelitian dan jenis-jenis penelitian yang sering dilaksanakan.
7
1.1 Pengertian Penelitian
Definisi
adalah pencarian fakta menurut metode obyektif yang jelas untuk menemukan hubungan
antar fakta dan menghasilkan dalil atau hukum (John, 1949).
adalah kerjasama ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
dalam rangka memperoleh informasi/temuan/produk baru melalui metodologi yang
berkaitan erat dengan satu atau beberapa disiplin ilmu (Depdiknas RI).
Berdasarkan definisi di atas, kegiatan penelitian merupakan proses sistematik ilmiah yang
dilakukan untuk memecahkan suatu permasalahan sehingga dapat berkontribusi pada ilmu
pengetahuan dan kehidupan hari-hari manusia.
8
Karakteristik penelitian
Penelitian yang baik memiliki:
a) Tujuan yang jelas. Penelitian tidak menyimpang dari kerangka tujuan pemecahan
masalah sehingga memberikan penjelasan atas pertanyaan penelitian dan tindakan
pemecahan masalah.
b) Rancangan metodologi yang cermat dan jelas. Penelitian memiliki perancangan dan
metodologi yang benar dari persiapan, pelaksanaan dan pelaporan penelitian.
9
Gambar 1.2 Metode saintifik vs Metode Sebenarnya (PhDcomics, 2006).
e) Nilai manfaat yang sebanding dengan biaya. Penelitian hendaknya memiliki nilai
manfaat yang berdampak besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
10
Berdasarkan kedalaman analisisnya, penelitian dibagi menjadi:
a) Penelitian deskriptif. Pada penelitian ini dilakukan analisis hanya sampai taraf
deskripsi –yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat
lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Pengolahan data didasarkan pada
analisis persentase dan analisis kecenderungan (trend).
b) Penelitian inferensial, melakukan analisis hubungan antarvariabel dengan pengujian
hipotesis.
11
Gambar 1.3 Contoh penelitian perkembangan (Sciencedirect, 2012).
Contoh penelitian yang menggunakan lini waktu dapat dilihat pada Gambar 3.
Penelitian ‘A model for forecasting public transit’ menjelaskan perkembangan
transportasi umum di Orange County, California, pada tahun 1974-1988 dan 1989-
1993. Model untuk memprediksi transportasi umum menggunakan beberapa variabel
seperti jumlah pengguna, tingkat pelayanan transportasi umum, ongkos alat angkutan,
dan waktu puncak penggunaan.
c) Studi kasus atau penelitian lapangan, bertujuan untuk mempelajari secara intensif latar
belakang, status terakhir dan interaksi lingkungan yang terjadi pada suatu satuan sosial
seperti individu, kelompok, atau komunitas. Studi kasus biasanya menyelidiki banyak
variabel pada sampel yang kecil. Gambar 4 memperlihatkan contoh penelitian
eksplorasi mengenai ‘Transport for the transport disadvantaged: A review of service
delivery models in New South Wales’. Pada penelitian tersebut, dilakukan beberapa
kajian penyediaan transportasi untuk masyarakat yang tidak dapat mengakses
transportasi umum dengan mudah. Untuk mengatasi keadaan tersebut, dilakukan
pengujian beberapa jenis pelayanan dengan mengkaji kasus di negara bagian New
South Wales, Australia. Pelayanan diberikan melalui sistem subsidi pada bus komersial
yang dikontrak untuk komunitas tersebut.
12
Gambar 1.4 Contoh penelitian studi kasus atau penelitian lapangan (Sciencedirect, 2012).
13
Gambar 1.5 Contoh penelitian eksperimental murni (Sciencedirect, 2012).
Latihan:
1) Sebutkan definisi penelitian dan karakteristiknya.
2) Jelaskan perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif, dan antara penelitian
eksperimental dan penelitian studi kasus
3) Studi Kasus: Sebuah angkutan umum memerlukan tingkat efisiensi dalam pelayanan
pada pelanggan di sebuah distrik. Beberapa variabel yang diperlukan adalah masa
tunggu, frekuensi angkutan dalam tiap jam, jenis dan umur pelanggan. Jenis kajian
yang manakah sebaiknya dilakukan untuk mendapatkan nilai efisiensi tersebut?
14
Modul II
Langkah-langkah Penelitian
1. Pengantar: Dalam bab ini akan dibahas tentang langkah-langkah pelaksanaan penelitian
2. Tujuan Instruksional Umum: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat
melaksanakan penelitian dan membuat laporan hasil penelitian
3. Tujuan Instruksional Khusus: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat
mengidentifikasi masalah, menelusuri pustaka, merumuskan hipotesis,
menentukan variabel penelitian, mengembangkan alat pengambil data,
menyusun rancangan penelitian, menentukan sampel, mengumpulkan data,
mengolah dan menganalisis data, menginterpretasikan hasil analisis data serta
menulis laporan penelitian
Pendahuluan
Pelaksanaan penelitian mengikuti langkah-langkah sistematik dan teratur dimulai dari
pemilihan masalah, perumusan masalah, penelaahan pustaka, perumusan hipotesis,
penentuan variabel penelitian, pengembangan rancangan penelitian, pengumpulan data,
analisis data dan penulisan laporan. Pada bab ini dijabarkan langkah-langkah yang perlu
diambil dalam penelitian.
15
2.1 Definisi, Identifikasi dan Perumusan Masalah
Masalah
adalah sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan),
merupakan suatu hal yang terjadi bila ada kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dan
dalam kenyataan, antara yang diperlukan dan tersedia, antara harapan dan kenyataan,
dapat juga disebut sebagai sebuah situasi yang menyebabkan seseorang menjadi gelisah,
bingung dan tidak nyaman serta keingintahuan yang tinggi.
Penentuan masalah merupakan langkah awal dalam sebuah rangkaian pekerjaan penelitian.
Penelitian adalah sebuah proses penyelidikan dengan subyek dan obyek yang saling
mempengaruhi satu sama lain. Seorang peneliti secara umum memiliki penalaran atau
motivasi untuk memperoleh pengetahuan yang lebih baik terhadap sesuatu dalam hidup dan
di dunia. Rasa ingin mendapatkan pengetahuan yang lebih baik tersebut pada dasarnya
merupakan suatu ‘masalah’ bagi peneliti. Masalah penelitian bukanlah sebuah situasi yang
salah, tetapi merupakan sebuah kesempatan untuk menyelesaikan sesuatu. Meski masalah
mengandung pertanyaan atau suatu keraguan/ketidakpastian/kesulitan, masalah tersebut
dapat diselesaikan atau didiskusikan. Sehingga masalah dapat dikatakan sebagai ‘suatu
keadaan yang tidak berjalan secara normal sesuai asumsi’.
Tahap kedua dari proses berpikir kritis adalah pendalaman dari hasil pengamatan. Si
pengamat lalu mencoba membandingkan apa yang diketahuinya dengan laporan khusus
dari media massa atau diskusi dengan para ahli di bidang struktur mengenai fenomena
tersebut. Hasil pendalaman memunculkan beberapa pandangan, sikap dan pendapat
mengenai permasalahan tadi, diantaranya, kesimpulan bahwa konstruksi atap seharusnya
16
dapat menahan angin kencang yang bertiup selama beberapa jam saja, dan kemungkinan
konfigurasi struktur yang tidak tepat telah digunakan akibat mengabaikan beban angin
tersebut. Pada tahap pendalaman muncul dugaan bahwa kerusakan konstruksi struktur atap
kemungkinan disebabkan oleh ketidaksesuaian konfigurasi atap saat diterpa angin kencang.
Setelah tahap kedua, maka tahap selanjutnya adalah tahap berpikir kritis dengan
memperkirakan akibat yang timbul apabila proses normal diubah, ditiadakan atau diganti.
Konstruksi atap dengan konfigurasi tertentu yang tidak dapat menahan beban angin
kencang sementara dapat diubah, dimodifikasi atau diganti dengan jenis konstruksi lain.
Pada tahap ini, hasil pemikiran kritis menyimpulkan bahwa perlu diadakan penelitian untuk
membandingkan beberapa jenis konstruksi atap stadion sebagai salah satu cara pencegahan
kerusakan atap akibat angin kencang tersebut.
17
Materi, adalah pencemaran logam berat
Tempat, adalah sungai-sungai di Pekanbaru
Jangka, adalah selama musim hujan 2005-2006
Populasi, (sudah dijelaskan, yakni sungai-sungai)
Judul penelitian adalah, Pencemaran logam berat di sungai-sungai Pekanbaru dalam musim
hujan tahun 2005-2006.
18
f) Dialektik dan ekstrapolasi. Sebuah masalah dapat bersumber dari sikap penyanggahan
terhadap teori yang sudah ada (dialektik) atau membuat trend sebuah teori maupun
permasalahan yang dihadapi (ekstrapolasi).
g) Pengalaman pribadi, fenomenologi dan perasaan intuitif. Meski terdengar kurang
ilmiah, tetapi pengalaman pribadi/kegagalan dapat dijadikan topik penelitian masalah
tertentu. Fenomenologi menggunakan fenomena (kejadian/perkembangan). Perasaan
intuitif akibat bekerja pikiran di bawah sadar memunculkan masalah baru akibat
konsolidasi atau inkubasi berbagai informasi terkait masalah penelitian.
Perumusan masalah
Perumusan masalah yang mendasari langkah-langkah penelitian meliputi pertanyaan-
pertanyaan penting yang perlu dijawab. Pertanyaan dapat dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan, mengandung satu makna, dan berlatar belakang fakta dan gejala. Rumusan
masalah yang baik memunculkan hipotesis sebagai penunjang temuan penelitian. Aturan
umum merumuskan masalah meliputi hendaknya masalah dirumuskan dalam bentuk
kalimat tanya, menanyakan hubungan antara paling tidak dua variabel, masalah dapat diuji
oleh metode empirik, dan rumusan hendaklah padat-jelas.
Rumusan masalah dibagi menjadi lima bentuk pertanyaan/pernyataan, yakni bentuk satu
pertanyaan/pernyataan, bentuk satu pertanyaan umum disusul dengan beberapa pertanyaan
19
spesifik, bentuk satu pernyataan disusul beberapa pertanyaan, bentuk hipotesis dan bentuk
pernyataan umum disusul oleh beberapa hipotesis. Contoh bentuk satu
pertanyaan/pernyataan adalah: “Faktor-faktor apa saja dan seberapa besar pengaruh
masing-masing faktor pada ketahanan struktur di lingkungan air laut?”
Sedangkan contoh yang diungkapkan sebagai maksud, “Maksud penelitian ini adalah untuk
mengkaji faktor-faktor apa saja dan seberapa besar pengaruh masing-masing faktor pada
kinerja struktur di lingkungan air laut”
Pada bentuk satu pertanyaan atau pernyataan umum disusul oleh beberapa pertanyaan atau
pernyataan yang spesifik, “Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja struktur di
lingkungan air laut dan seberapa besar pengaruh tiap-tiap faktor?”
Masalah
Bagaimana cara meremajakan minyak jelantah pada pedagang gorengan agar tidak
membahayakan (termasuk menimbulkan rasa gatal di tenggorokan?)
Saya melakukan telaah pustaka lagi atau bertanya-tanya pada pihak yang pernah melakukan
peremajaan tetapi belum terukur, logis dan sistematis. Akhirnya saya peroleh informasi
bahwa ada beberapa bahan yang dapat digunakan untuk meremajakan minyak jelantah
yaitu arang tempurung, nasi, serbuk batu bata, ketumbar dan lidah buaya. Melalui
penelitian pendahuluan saya mendapatkan bahwa arang dan lidah buaya dapat digunakan
untuk meremajakan minyak jelantah lebih baik daripada nasi, serbuk batu bata dan
ketumbar.
20
Perumusan masalah:
Apakah perendaman arang tempurung dan lidah buaya selama 24 jam berpengaruh
positif terhadap kualitas minyak jelantah?
Bagaimana pengaruh hasil peremajaan minyak jelantah dalam aplikasi untuk
menurunkan dampak negatif pada kesehatan konsumen?
Contoh no 2
Penggunaan beton mutu tinggi semakin luas sebagai bahan konstruksi gedung. Tetapi
kekurangan beton mutu tinggi yaitu workabilitynya rendah karena air yang digunakan kecil
untuk dapat mencapai kekuatan yang besar. Hal ini yang menjadikan pembuatan beton
mutu tinggi sangat mudah mengalami kesalahan sehingga mutu beton tidak tercapai.
Perkembangan bahan tambah untuk menaikkan kualitas beton maupun mempermudah serta
mempercepat pekerjaan merupakan suatu keuntungan untuk mendapatkan campuran beton
mutu tinggi yang baik. Bahan tambah beton dapat berupa chemical admixture seperti
superplasticizer, high range water reducer (HRWR) dan mineral admixture seperti silica
fume, fly ash, slag akan dapat memenuhi tuntutan dihasilkannya beton mutu tinggi tersebut.
Penggunaan fly ash sebagai bahan tambah akan dapat mengurangi jumlah kadar semen
yang digunakan sehingga diperoleh beton kedap air bermutu tinggi. Pemakaian silica fume
pada beton akan dapat menambah kekakuan karena modulus elastisitas (Ec) akan semakin
tinggi. Hal ini disebabkan diameter silica fume yang sangat halus sehingga mengakibatkan
luas permukaan butiran akan semakin membesar, dengan demikian dibutuhkan lebih
banyak air dalam suatu mix design yang sama, padahal penambahan air pada faktor w/c
tertentu dapat mengurangi kekuatan yang telah direncanakan pada mix design. Oleh karena
jumlah air yang dibutuhkan untuk mencapai nilai slump tertentu adalah konstan, maka
dimanfaatkan pemakaian aditif superplasticizer yang berfungsi untuk menjaga nilai slump
dengan nilai tertentu. Pada pemakaian jumlah air yang sama akan dihasilkan campuran
beton dengan workability tertentu walaupun kadar air tersebut berkurang akibat
penambahan silica fume.
Masalah:
21
Penggunaan silica fume dalam adukan beton akan membutuhkan jumlah air yang
lebih banyak padahal penambahan nilai fas dapat mengurangi kekuatan beton.
Karena jumlah air yang dibutuhkan untuk mencapai nilai slump tertentu konstan
maka dimanfaatkan pemakaian aditif superplasticizer untuk menjaga nilai slump.
Sehingga dengan jumlah air yang sama maka dapat dihasilkan campuran beton
dengan workabilitas tertentu walaupun kadar air akan berkurang akibat penambahan
silica fume.
Perumusan Masalah:
Apakah penambahan fly ash dan silica fume pada beton mutu tinggi dapat
meningkatkan mutu beton?
Berapakah kadar optimum penambahan fly ash dan silica fume yang tepat agar
diperoleh beton dengan mutu sesuai yang diharapkan?
Latihan:
Tentukan sebuah "masalah" yang menarik untuk dipecahkan melalui proses penelitian.
Masalah tersebut merupakan masalah dalam bidang Teknik Sipil dan dapat dijadikan topik
Tugas Akhir. Hasil akhir untuk dikumpulkan berupa sebuah perumusan masalah yang
didahului oleh latar belakang lebih kurang 2 paragraf.
Jenis-jenis kepustakaan
Kepustakaan yang ditelaah dapat dibagi menjadi pustaka primer (informasi ditulis lengkap,
hasil penelitian terbaru dalam disiplin ilmu tertentu), pustaka sekunder (memiliki rujukan
22
pada pustaka primer) dan pustaka tersier (ringkasan dari pustaka sekunder). Tabel 2.1
berikut menunjukkan perbedaan antara pustaka primer, sekunder dan tersier.
23
Teknik penelusuran pustaka
Untuk meningkatkan efisiensi dalam penelusuran pustaka dalam sebuah database di internet
seperti Google Scholar, Sciendirect, Springerlink, etc, maka peneliti dapat melakukan
beberapa langkah berikut:
a) Lihat judul riset/tulisan dan temukan hal-hal yang dapat membatasi pencarian
(waktu, batas geografi, umur, sebaran, etc)
b) Pikirkan kata kunci (key words) yang menggambarkan riset secara keseluruhan.
Kata kunci telah ditentukan oleh penulis artikel untuk memudahkan peneliti mendapatkan
artikel yang relevan. Biasanya kata kunci telah ditentukan, tetapi sebenarnya dari sebuah
judul dapat dicari kata kuncinya, misalnya dari judul-judul berikut:
Simulasi Numeris Perubahan Garis Pantai Tanjung Motong
Kata kunci: numeris, perubahan garis pantai
Studi Evaluasi Drainase Kota Bangkinang
Kata kunci: drainase
Pemodelan Dimensi Kebutuhan Kolam Retensi menggunakan Aplikasi
Pemrograman Delphi sebagai Upaya Pencegahan Banjir pada Saluran Drainase
Primer Perkotaan Kota Pekanbaru
Kata kunci: pemodelan, kolam retensi, Delphi, pencegahan banjir, saluran drainase
primer
Latihan:
Tentukan kata kunci judul-judul penelitian berikut ini:
Pemodelan 3D Pada Bidang Longsor
Penentuan Parameter Geoteknik Tanah Residual Tropis Melalui Pengujian
Dilatometer
Kerusakan Bangunan Hotel Bumi Minang Akibat Gempa Padang 30 September
2009
Analisis Pengaruh Gradasi Pada Campuran Split Mastic Asphalt Yang
Menggunakan Aditif ASBUTON Murni Untuk Perkerasan Bandara
Pemodelan Gelombang Menggunakan Tekanan Hidrodinamis Yang Dirumuskan
Dari Persamaan Kontinuitas Untuk Fluida Berakselerasi
24
c) Kombinasikan kata kunci untuk membantu penelusuran pustaka dengan cara:
1) Menggunakan AND (untuk menemukan semua dokumen yang mengandung
semua kata kunci).
Contoh: “Kerusakan Bangunan” AND “Gempa Padang”
25
2) Menggunakan OR (untuk menemukan semua dokumen yang mengandung
sinonim dari semua kata kunci).
Contoh: “Kerusakan Bangunan” = “Kerusakan Struktur”, sehingga untuk
memperluas cakupan pencarian, gunakan “Kerusakan Bangunan” OR “Kerusakan
Struktur”
26
3) Menggunakan Truncation (*) (untuk menemukan semua dokumen dengan
memotong kata kunci, sehingga lebih banyak pustaka lagi yang dapat ditemukan).
Contoh: sustainability = sustain*, design = design*
Penggunaan database untuk mencari artikel tidak hanya dilakukan pada situs-situs berbayar
seperti Sciencedirect, Springerlink, Proquest, dan Emerald, tetapi juga dapat menggunakan
situs indeks seperti Google Scholar, Web of Science dan Scopus. Gambar 2.7 menunjukkan
beberapa situs indeks paling populer di internet.
Gambar 2.7 Tingkat kepopuleran situs indeks untuk pencarian artikel ilmiah.
27
Beberapa jenis database yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti untuk mendapatkan artikel
ilmiah menggunakan teknik kata kunci adalah:
28
Gambar 2.10 Portal Garuda (garuda.dikti.go.id).
29
Gambar 2.12 Indonesian Scientific Journal Database (ISJD).
30
Gambar 2.14 Scirus
31
Gambar 2.16 ACI Free Downloads.
Teknik Sipil
Struktur
Struktur
Beton
Analisis
Retakan
32
Relevansi kepustakaan
Pembatasan penelusuran menghasilkan pencarian yang sangat spesifik dan lebih berdampak
besar pada penelitian. Di tengah tumpukan artikel ilmiah yang ditemukan, ternyata tidak
banyak artikel yang relevan dengan kebutuhan peneliti. Untuk menentukan relevansi suatu
artikel ilmiah bagi penelitian, beberapa aspek berikut dapat dijadikan pertimbangan:
a) Kredibilitas penulis. Artikel ditulis oleh peneliti terkenal, lembaga kredibel, dan
ditelaah oleh time reviewer/evaluator/editor di bidangnya.
b) Kemutakhiran. Telaah waktu terbit dan waktu revisi artikel karena menentukan
kualitas review. Cek apakah artikel menggunakan pustaka primer yang diterbitkan 5-10
tahun terakhir.
c) Format/tata tulis. Penulisan artikel ilmiah terlihat profesional, daftar pustaka teratur
mengikuti format tertentu dan memiliki topik yang jelas.
Reference Manager
Teknik klasikal mengumpulkan informasi dari artikel ilmiah adalah menggunakan kartu
indeks, kertas catatan dan buku catatan yang berisikan:
a) Sumber informasi --nama pengarang (nama belakangnya terlebih dahulu), judul buku
atau artikel, penerbit, tempat diterbitkan (untuk buku), nomor volume (untuk majalah)
dan tanggal penerbitan.
b) Informasi --tuliskan fakta, kutipan atau ringkasan informasi dan nomor halaman.
Gunakan kalimat sendiri ketika membuat catatan --untuk menghindari plagiarisme.
Sedangkan teknik mutakhir untuk mengumpulkan informasi dan menyimpan data adalah
dengan menggunakan perangkat lunak Reference Manager. Pada Reference Manager,
sebuah pustaka digital dapat dibentuk untuk menyimpan dan mengatur artikel, membuat
sitasi dan daftar pustaka dengan mudah sehingga memudahkan pencarian artikel setelah
penelusuran dilakukan. Salah satu perangkat lunak berbayar yang biasa digunakan adalah
Endnote, tetapi open-access menawarkan Zotero dan Mendeley tanpa dipungut biaya.
33
Gambar 2.18 Endnote versi x6.
34
Gambar 2.20 Software Open-Access Mendeley.
35
perincian dan pengkhususan informasi, sedangkan teknik induksi memadukan dan
menggeneralisasi informasi. Semua informasi dikumpulkan untuk menunjang penarikan
hipotesis. Hasil bacaan tidak hanya disusun secara kronologis dan kompilatif, tetapi harus
memiliki benang merah yang saling berkaitan.
Pembuatan tinjauan pustaka yang baik merujuk pada informasi kepustakaan yang relevan.
Penulisannya sangat cermat karena menyimpulkan apa yang telah diketahui sekarang
dengan masalah yang hendak diteliti. Pengutipan pustaka sebanyak-banyaknya dapat
menimbulkan kesan berlebihan, apalagi jika kepustakaan yang dirujuk tidak memiliki
kaitan dengan bahan metode serta pembahasan penelitian. Kepustakaan dikutip secara
mentah dengan menyalin bagian-bagian tertentu dari makalah orang lain, lalu menyambung
semuanya menjadi cerita bersambung yang tidak menyambung juga salah satu kelemahan
penulis pemula.
Latihan:
Tentukan satu masalah dari berbagai topik penelitian dalam bidang Teknik Sipil (struktur,
hidroteknik, transportasi, geoteknik dan manajemen konstruksi). Uraikan kata kunci untuk
pencarian informasi di database penelitian. Unduh empat artikel yang berkaitan dengan
topik dan kata kunci tersebut. Baca artikel tersebut lalu ringkas informasi dan masukkan ke
dalam komponen-komponen pada tabel berikut:
Ketik rapi tabel tersebut dan lampirkan fotokopi jurnal yang anda baca. Ringkasan untuk
tiap artikel jurnal sebanyak-banyaknya 1 halaman kuarto.
36
Hipotesis dapat diartikan pendapat sementara yang dianggap benar sebelum dapat diuji
ketidakbenarannya.
Hipo merupakan gabungan dua kata yaitu hupo yang artinya di bawah dan tithenai yang
artinya ditempatkan di bawah. Merumuskan hipotesis berguna untuk menjelaskan masalah,
memilih metodologi yang tepat, dan menyusun langkah serta pembuktian penelitian.
Hipotesis dapat dirumuskan dengan cara menyatakan pertautan antara dua variabel atau
lebih, dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan, disampaikan dengan jelas dan
padat, dan hendaklah dapat diuji. Penulisan hipotesis harus secara rinci sesuai jumlah butir-
butir masalah dirumuskan di bagian perumusan masalah.
Latihan:
Tentukan hipotesis yang dapat ditarik dari temuan anda pada latihan-latihan sebelumnya.
37
Modul III
1. Pengantar: Dalam bab ini akan dibahas tentang langkah-langkah penulisan artikel ilmiah untuk
dipublikasikan
2. Tujuan Instruksional Umum: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat
melaksanakan penelitian dan membuat laporan hasil penelitian
3. Tujuan Instruksional Khusus: Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat
menulis artikel ilmiah untuk publikasi pada jurnal dan seminar ilmiah
Pendahuluan
Setelah penelitian dilaksanakan, laporan disusun, maka tahap berikutnya adalah diseminasi
melalui publikasi artikel ilmiah maupun presentasi dalam seminar. Penulisan artikel ilmiah
merupakan ringkasan dari laporan penelitian dengan penekanan pada pembahasan tertentu.
Pada bab ini diterangkan jenis-jenis publikasi ilmiah, etika penulisan dan proses penerbitan
artikel ilmiah.
38
3.1 Pengantar Penulisan Artikel Ilmiah
Karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal maupun seminar ilmiah sangat penting
sebagai sarana komunikasi dan penyebaran ilmu pengetahun melalui tulisan. Pada dasarnya
penelitian yang telah dibiayai melalui keuangan negara merupakan milik masyarakat umum
sehingga hasil penelitian harus dideseminasikan kembali kepada publik. Selain itu publikasi
karya ilmiah adalah sarana menyebarkan ilmu pengetahuan berupa metode, rancangan alat,
sistem dan teori terbaru yang dibutuhkan masyarakat. Peraturan terbaru dari DIKTI juga
mewajibkan publikasi sebagai syarat kelulusan mahasiswa dari Perguruan Tinggi tidak
dapat dipungkiri menyebabkan keahlian menulis artikel ilmiah harus dikuasai dengan baik.
39
b) Abstrak, merupakan ulasan singkat mengapa penelitian dilakukan (masalah pokok),
bagaimana (metode), hasil yang penting-penting dan kesimpulan utama dari hasil
kegiatan. Abstrak disusun dalam satu paragraf tetapi tidak lebih dari 200-250 kata dan
diketik satu spasi. Abstrak diperlukan pembaca yang ingin mengetahui dengan cepat
garis besar pekerjaan yang dilakukan. Kata kunci umumnya ditulis setelah abstrak dan
merupakan sederetan kata yang digunakan untuk dapat melacak karya tulis dengan
komputer guna keperluan sistem pencarian informasi secara cepat. Kata kunci terdiri
atas lebih kurang delapan kata yang dapat diambil dari judul, abstrak atau dari tubuh teks
dan jangan terlalu umum.
Ringkasan, merupakan versi ringkas dari laporan, terdiri dari maksimum 500 kata (atau
sesuai ketentuan penerbit), menyajikan masalah pokok/alasan, metode, hasil dan
simpulan yang penting. Pada ringkasan ada keleluasaan untuk menonjolkan temuan dan
keterangan lain yang baru bagi iptek.
Tinjauan Pustaka memuat tinjauan singkat dan jelas atas pustaka yang menimbulkan
gagasan dan mendasari penelitian. Pustaka yang digunakan diutamakan pustaka primer
(jurnal, monograf, tesis) terbaru yang relevan dengan topik tulisan. Pengacuan pada
pustaka harus sesuai dengan yang tercantum dalam Daftar Pustaka. Sumber informasi
harus ditunjukkan dalam uraian ini dengan menuliskan nama penulis dan tahun
penerbitan dalam tanda kurung. Pendapat pribadi tidak dicantumkan. Hal terpenting
adalah menghindari mengutip langsung secara keseluruhan isi dari literatur, sehingga
sebaiknya diringkas atau dituliskan kembali menurut pengertian dari penulis sendiri.
40
Menurut Rifai (2001) unsur sistem pengacuan yang umum digunakan adalah nama
pengarang dan tahun karena dapat cepat memberikan kesan kronologi dan kemutakhiran.
Sistem pengacuan sumber bacaan dilakukan dengan memasukkan unsurnya sebagai
penyusun kalimat sehingga tulisan dapat lebih hidup. Sebagai tanda bahwa pengacuan
telah dilakukan yaitu dengan menempatkan kedua unsur acuan tadi di akhir kalimat atau
di akhir paragraf. Bila suatu artikel ditulis beberapa orang, maka cara mengacunya
adalah dengan menyebutkan nama pengarang pertama dilanjutkan dengan singkatan dkk
(et al), sebagai contoh yaitu Rifai et al (2001). Contoh penulisan pengacuan dari
buku/sumber acuan adalah sebagai berikut:
Greater London Council (Murdock et al, 1979) memberikan batasan kandungan
garam pada pasir pantai sebesar 0,1% dari berat kering agregat. Menurut Neville
(1977) garam dalam bentuk padat tidak akan menyerang beton, tetapi dalam
bentuk larutan dapat bereaksi dengan pasta semen. Kondisi porous pada beton
dapat menyebabkan mudah terkorosi secara kimia yang pada akhirnya dapat
meng-hancurkan tulangan baja (Mullick 1997).
d) Bahan, Alat dan Metode. Metodologi yang digunakan dapat berupa analisis suatu teori,
metode percobaan atau kombinasi keduanya. Secara umum metode penelitian
mengemukakan bahan, alat, pelaksanaan penelitian, anggapan dasar dan teknik analisis
data. Metodologi diuraikan secara ringkas (variabel, model yang digunakan, rancangan
penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data, serta cara penafsiran). Bahan, alat,
perubahan atau modifikasi terhadap metode yang dipublikasikan perlu dijelaskan dengan
detil.
Prosedur umum ditulis dengan merujuk pada standar pengujian yang sesuai. Teknik
sampling, tempat dan waktu penelitian umumnya tidak diuraikan. Jika jenis bahan tidak
banyak, uraiannya dapat disatukan dengan metode sehingga tidak diperlukan subbab
khusus. Sumber bahan berupa perusahaan atau individu maupun lembaga dapat ditulis
sepanjang hal itu sangat spesifik. Merk instrumen analisis utama sering kali perlu ditulis.
Penyebutan nama pembuat alat atau tipe alat dimaksudkan untuk menunjukkan
kecanggihan dan ketelitian alat. Kegiatan yang dilakukan ditulis sesuai urutan
pekerjaannya dengan menggunakan kalimat pasif dan bukan kalimat perintah.
41
e) Hasil dan Pembahasan. Hasil penelitian sewajarnya disajikan secara bersistem. Untuk
memperjelas dan mempersingkat uraian gunakan tabel, gambar, grafik atau alat
penolong lainnya. Data yang terlalu ekstensif perlu dibuat ikhtisarnya dan diulas dengan
kata-kata. Data yang terlalu rumit menurunkan keterbacaan dan sebaiknya dilampirkan
saja. Nomor tabel dan gambar harus disebut dalam teks dan diletakkan tidak jauh dari
teks yang bersangkutan. Hasil yang diperoleh ditafsirkan dengan memperhatikan dan
menyesuaikannya dengan masalah atau tujuan yang diungkapkan dalam Pendahuluan.
Penggabungan bagian Hasil dan Pembahasan tergantung pada keadaan data dan
kedalaman pembahasannya. Tabel dan gambar harus disebut dalam teks, karena uraian
dalam teks merupakan tafsir hasil yang harus disesuaikan dengan masalah dan hipotesis
dalam Pendahuluan.
Pembahasan tidak hanya data-data berupa grafik dan tabel tanpa kumpulan argumen
mengenai relevansi, manfaat dan kemungkinan atau keterbatasan penelitian serta
hasilnya. Sewaktu mengumpulkan data, mengolahnya dan menyusunnya dalam tabel
dengan sendirinya telah diperoleh sejumlah gagasan yang dapat dikembangkan
(argumen) dalam Pembahasan. Pembahasan merupakan tempat penulis mengemukakan
pendapat dan argumentasi secara singkat dan logis. Pendapat orang lain yang telah
diringkas dalam Tinjauan Pustaka tidak perlu diulang tetapi diacu saja seperlunya.
Ulaslah apakah hasil diperoleh memenuhi tujuan penelitian dan bagaimana hubungannya
dengan hasil penelitian terdahulu. Fakta dan pendapat penulis dibedakan, karena
spekulasi kadang-kadang tidak dapat dihindari dan muncul dalam pembahasan tetapi
dapat dihindari berspekulasi terlalu jauh.
f) Kesimpulan. Kesimpulan memuat ringkasan hasil penelitian dan jawaban atas tujuan
penelitian atau hipotesis. Dalam menarik kesimpulan, penulis harus kritis dengan
memperhatikan apakah kesimpulan yang dibuat dapat ditafsirkan secara lain.
g) Ucapan Terima Kasih. Ditujukan pada penyandang dana dengan melampirkan nomor
kontrak penelitian, nama sponsor, dan sebagaianya. Sebutkan bantuan teknis atau saran
dari pihak lain.
42
h) Daftar Pustaka. Daftar Pustaka merupakan suatu daftar dari semua artikel dan pustaka
lain yang diacu secara langsung di dalam tubuh tulisan, kecuali bahan-bahan yang tidak
diterbitkan dan tidak dapat diperoleh dari perpustakaan. Semua artikel dan buku yang
diacu dituliskan secara alfabetis menurut nama pengarang. Ada dua macam teknik
penulisan, yaitu Daftar Pustaka dan Bibliografi. Perbedaaan terletak pada bahan pustaka
yang benar-benar diacu dalam tulisan digolongkan ke dalam Daftar Pustaka, sedangkan
jika bahan pustaka hanya sebagai bahan bacaan untuk mendukung isi tulisan tetapi tidak
diacu, tergolong dalam Bibliografi.
Penulisan daftar pustaka yang disarankan (Gunawan 2002) adalah sebagai berikut,
perhatikan bagian yang ditulis secara Italic:
• Buku--- nama pengarang. tahun. judul buku. tempat penerbitan: penerbit.
Dipohusodo, I. 1994. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Roberts, N.P. 2000. Understanding Structural Mechanics. Great Britain: Butler &
Tunner Ltd.
• Jurnal--- nama penulis. tahun. judul artikel. nama jurnal yang memuat artikel.
volume: halaman pemuatan.
Utomo, P. 2002. Daya dukung tanah pasir yang diperkuat woven geotextile. Media
Komunikasi Teknik Sipil. 10: 39-45.
Angelakos, D., Bentz, E.C. & Collins, M.P. 2001. Effect of concrete strength and
minimum stirrups on shear strength of large members. ACI Structural Journal. 98: 290-
300.
43
• Skripsi/Tesis/Disertasi---nama penulis. tahun. judul skripsi/tesis/disertasi.
skripsi/tesis/di-sertasi jurusan/program studi. tempat: universitas.
Elfizar. 2001. Deteksi gerakan menggunakan alur optik untuk otomatisasi sistem
keamanan berbasis kamera. Tesis Program Pasca Sarjana Matematika FMIPA.
Yogyakarta: UGM.
Irawan, K. 2001. Aplikasi fungsi distribusi kumulatif untuk normalisasi tingkat keabuan
citra. Skripsi Jurusan Matematika FMIPA. Pekanbaru: UNRI.
44
Hak Kepenulisan
Kontroversi pengambilan hak kepenulisan hasil penelitian mahasiswa oleh pembimbing
atau penguji semakin banyak ditemukan di Perguruan Tinggi. Sebenarnya
pembimbing/penguji merupakan pihak yang memiliki kontribusi pada penelitian
mahasiswa, tetapi di lain pihak, mahasiswa juga berhak mendapat kesempatan untuk
mempublikasikan hasil penelitiannya. Hal seperti ini semakin tidak etis jika salah satu
pihak menanggung dana penelitian tetapi kontribusinya tidak diakui. Pihak yang tidak
berhak dicantumkan sebagai penulis misalnya penyedia dana atau pemimpin lab, unit, dan
dekan.
45
Pengiriman Penyelesaian
Cari Petunjuk kembali naskah Administrasi (hak
Penulisan
yang telah cipta kepenulisan,
diperbaiki
fee)
Cari contoh
artikel yang sudah Perbaikan naskah Penerimaan buku/
jika ada komentar
reprint
terbit
Gambar 2.22 Teknis pengiriman artikel ilmiah dan proses penerbitan di jurnal ilmiah.
Pada Gambar 2.22, prosedur umum biasanya meliputi mencari petunjuk penulisan, proses
persiapan naskah untuk diterbitkan dan proses penerbitan. Pada tahap awal, jurnal yang
diinginkan dapat dicari melalui internet. Setelah tulisan selesai diedit, maka format tulisan
dapat disesuaikan dengan format jurnal ilmiah. Kemudian pada saat mempersiapkan artikel
ilmiah, usahakan format penulisan benar-benar sudah mengacu pada ketentuan dan gaya
selingkung jurnal. Proses penerbitan memerlukan waktu berbulan-bulan dari pengumpulan
naskah pertama kali. Biasanya ada perbaikan naskah yang turut memakan waktu cukup
lama. Pada tahap ini kesabaran dan ketenangan dalam memperbaiki naskah dan
mengembalikan pada penerbit perlu diperlihatkan, karena kepuasan saat melihat hasil
terbitan di jurnal ilmiah tidak dapat dibandingkan dengan kesulitan saat membuatnya.
46
DAFTAR PUSTAKA DAN BIBLIOGRAFI
Achmadi, S.S. 2005. Pemilihan topik dan perancangan penelitian. Makalah disajikan pada
Pelatihan Penulisan Proposal dan Artikel Ilmiah, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Riau, Pekanbaru.
John, 1949.
Depdiknas RI.
Anonim. 2001. Pedoman Penulisan & Penyajian Karya Ilmiah. Bogor: IPB Press.
Anonim. 1995. Pedoman Praktik Kerja dan Tugas Akhir. Yogyakarta: JTS FTSP UII.
Anonim. 2002. Peraturan Tugas Akhir Program Studi S1 Teknik Sipil UNRI. Pekanbaru:
Prodi TS FT UNRI.
Darmono & Hasan, A.M. 2002. Menyelesaikan Skripsi dalam Satu Semester. Jakarta: PT
Gramedia.
Gunawan, A.W. 2002. Ikhwal sumber acuan. Makalah dalam Lokakarya Manajemen Jurnal
Ilmiah IPB. Bogor: 25-27 Maret 2002.
Henderson, J. & Tomasello, H. 2003. Strategi Memenangkan Lomba Proyek Penelitian
Ilmu Pengetahuan. New York: John Willey & Sons.
PhDcomics, 2008. http://www.phdcomics.com/comics.php
PhDcomics, 2006. http://www.phdcomics.com/comics.php
Rifai, A.M. 2001. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan dan Penerbitan. Yogyakarta:
UGM Press.
Singarimbun, M. & Effendi, S. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.
Tim Penyusun Pedoman Penyusunan Tesis ITS. 1997. Pedoman Penyusunan Tesis
Program Pasca Sarjana ITS. Surabaya: ITS
Sciencedirect, 2012. http://www.sciencedirect.com
Suryabrata, S. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Susilowarno, R.G. 2003. Kelompok Ilmiah Remaja. Jakarta: Grasindo.
Wiyanto, A. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.
47
48