Anda di halaman 1dari 13

POLITEKNIK D4 TEKNIK

PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 0314040016

II LIQUID PENETRANT TEST

2.1 Sub Kompetensi


Kemampuan yang akan dimiliki oleh mahasiswa setelah memahami isi modul ini
adalah sebagai berikut :
1) Mahasiswa mampu menjelaskan syarat-syarat suatu komponen dapat diuji dengan
Liquid Penetrant.
2) Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis cacat yang mampu dideteksi dengan
Liquid Penetrant.

2.2 Uraian Materi


Inspeksi cacat perlu dilakukan terhadap konstruksi maupun komponen mesin secara
terus menerus. Dengan mengetahui terjadinya cacat sejak dini selain akan
mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja juga akan memudahkan perawatan
yang imbasnya pada penekanan nilai ekonomi akibat kerusakan alat. Dengan
mengetahui kerusakan suatu komponen sejak awal akan mengurangi dampak yang
merusak terhadap komponen lain. Untuk keperluan inspeksi cacat tersebut
diperlukan suatu pengujian yang mampu mendeteksi keberadaan suatu cacat. Uji
liquid penetrant merupakan salah satu jenis NDT (Non Destructive Test) yang relatif
mudah dan cepat pelaksanaannya serta murah biayanya dibandingkan dengan uji
NDT yang lain. Pengujian ini adalah cara yang paling peka untuk menentukan
adanya cacat halus pada permukaan seperti retak, lubang halus atau kebocoran. Pada
dasarnya pengujian ini adalah pemakaian cairan penembus (liquid penetrant)
berwarna yang mampu menembus cacat. Setelah cairan yang ada di permukaan
dibersihkan maka cacat akan kelihatan jelas karena cairan yang berada di dalam cacat
ditarik oleh cairan pengembang (developer) yang warna kontras dengan warna liquid
penetrant sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.1.

1
POLITEKNIK D4 TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 0314040016

Gambar 2.1 Dasar Pengujian dengan Liquid Penetrant

Cacat yang mampu dideteksi dengan uji ini adalah keretakan yang bersifat mikro.
Yaitu keretakan yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Deteksi keretakan
dengan cara ini tidak tergantung pada ukuran, bentuk, arah keretakan, struktur bahan
maupun komposisinya. Liquid penetrant dapat meresap ke dalam celah retakan yang
sangat kecil bahkan ke dalam keretakan yang hanya sedalam 4 mikron (4x10-6 m).
Penyerapan liquid penetrant ke dalam celah retakan terjadi karena daya kapiler.
Proses ini banyak digunakan untuk menyelidiki keretakan permukaan (surface
cracks), kekeroposan (porosity), lapisan-lapisan bahan, dll. Sedangkan seberapa
dalam keretakan tersebut tidak mampu dideteksi dengan uji ini. Penggunaan uji

2
POLITEKNIK D4 TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 0314040016
liquid penetrant tidak terbatas pada logam ferrous dan non ferrous saja, tetapi juga
pada keramik, plastik, gelas, dan benda-benda hasil powder metallurgi.
✓ Lingkup pemakaian uji liquid penetrant
Penggunaan uji liquid penetrant ini sangat terbatas yakni :
a) Keretakan atau kekeroposan yang diselidiki dapat dideteksi apabila
keretakan tersebut terjadi sampai ke permukaan benda. Keretakan di bawah
permukaan (subsurface cracks) tidak dapat dideteksi dengan cara ini.
b) Permukaan yang terlalu kasar atau berpori-pori juga dapat mengakibatkan
indikasi yang palsu.
c) Tidak dianjurkan menyelidiki benda-benda hasil powder metalurgi karena
kurang padat (berpori-pori).
✓ Klasifikasi liquid penetrant sesuai cara pembersihannya
Ada tiga macam sistem liquid penetrant yang dapat digunakan ketiganya
memiliki perbedaan yang mencolok. Pemilihan salah satu sistem bergantung
pada faktor-faktor :
1) Kondisi permukaan benda kerja yang diselidiki
2) Karakteristik umum keretakan logam
3) Waktu dan tempat penyelidikan
4) Ukuran benda kerja

Ketiga sistem liquid penetrant yang dapat digunakan adalah :


1) The Water Washable Penetrant System
Direncanakan agar liquid penetrant dapat dibersihkan dari sistem serupa.
Sistem ini dapat berupa flucreacont atau fisibledye. Prosesnya cepat dan
efisien. Pembasuhan harus dilakukan secara hati-hati, karena liquid
penetrant dapat terhapus habis dari permukaan yang retak. Derajat dan
kecepatan pembasuh untuk proses ini tergantung pada karakteristik dari
spray nozzle, tekanan, temperatur air selama pembasuhan, kondisi
permukaan benda kerja, dan karakteristik liquid penetrant sendiri.
2) The Post Emulsifisible System
Untuk menyelidiki keretakan yang sangat kecil, digunakan penetrant yang
tidak dapat dibasuh dengan air (not water washable). Hal ini penting agar

3
POLITEKNIK D4 TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 0314040016
tidak ada kemungkinan penetran terbasuh oleh air. Penetran jenis ini
dilarutkan dalam oli dan membutuhkan langkah tambahan pada saat
penyelidikan yaitu pembubuhan emulsifier dibiarkan pada permukaan
benda kerja, harus dibatasi waktunya agar penetrant yang berada di dalam
keretakan tidak menjadi water washable agar tidak ikut terbasuh
3) The Solvent Removable System
Kadang-kadang dibutuhkan penyelidikan pada daerah yang sempit pada
permukaan benda kerja yang penyelidikannya dilakukan di lapangan.
Biasanya benda kerjanya besar atau ongkos pemindahan benda kerja ini
dari lapangan ke tempat penyelidikan adalah relatif mahal. Untuk situasi
seperti ini solvent removable system digunakan pada saat pembersihan
pendahuluan (pracianing) dan pembasuhan penetran. Proses seperti ini
sesuai dan sangat luas digunakan untuk inspeksi lapangan. Penetrant jenis
ini larut dalam oli. Pembersihan pelarut secara optimum dapat dicapai
dengan cara mengelap permukaan benda kerja dari penetrant dengan lap
yang dibasuhi solvent. Tahap akhir dari pengelapan dilakukan dengan kain
kering. Penetrant dapat pula dibasuh dengan cara membanjiri permukaan
benda kerja dengan solvent. Cara ini diterapkan pada benda kerja yang
besar. Tetapi pelaksanaannya harus berada dalam keretakan tidak ikut
tebasuh. Proses seperti ini biasanya dilakukan untuk aplikasi yang khusus,
karena prosesnya memakan tenaga yang relatif banyak dan tidak praktis
untuk diterapkan sebagai inspeksi pada hasil produksi. Proses ini
merupakan proses liquid penetrant inspection yang paling sensitive bila
dilakukan dengan cara yang baik.
✓ Klasifikasi liquid penetrant berdasarkan pengamatannya
Berdasarkan pengamatannya ada tiga jenis liquid penetrant, yaitu :
1) Visible Penetrant
Pada umumnya visible penetrant berwarna merah. Hal ini ditunjukkan
pada penampilannya yang kontras terhadap latar belakang warna
developernya. Proses ini tidak membutuhkan cahaya ultraviolet, tetapi
membutuhkan cahaya putih yang cukup untuk pengamatan. Walaupun

4
POLITEKNIK D4 TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 0314040016
sensitivitas penetrant jenis ini tidak setinggi jenis fluorecent, tetapi cukup
memadai untuk berbagai kegunaan.
2) Fluorecent Penetrant
Liquid penetrant jenis ini adalah liquid penetrant yang dapat berkilau bila
disensitivitas. Fluorecent penetrant bergantung pada kemampuannya
untuk menampilkan diri terhadap cahaya ultraviolet yang lemah pada
ruangan gelap. Ada tiga tingkatan sensitivitas, yaitu:
a. Sensitivtas normal (cahaya normal)
b. Sensitivitas tinggi (cahaya gelap)
c. Sensitivitas ultra tinggi (infra merah)
Pemilihan penggunaan sensitivitas penetran bergantung pada kekritisan
inspeksi, kondisi permukaan yang diselidiki, jenis proses (system), dan
tingkat sensitivitas yang diinginkan.
3) Dual Sensitivity Penetrant
Ini adalah gabungan dari visible penetrant dan fluorecent penetrant,
maksudnya adalah benda kerja mengalami dua kali pengujian yaitu :
visible penetrant dan fluorecent penetrant, sehingga dengan duel
sensitivity dapat diperoleh hasil yang lebih teliti dan akurat.
✓ Evaluasi indikasi menurut ASME (American Society of Mechanical
Engineers) Section VIII Division 1 edisi 2010. Sebuah indikasi adalah bukti
suatu ketidaksempurnaan mekanik. Hanya indikasi yang mempunyai ukuran
(dimensi) lebih besar dari 1/16 inchi (1,5 mm) yang akan dipertimbangkan.
✓ Evaluasi Indikasi menurut standard ASME :
1) Linier indikasi jika kerusakan memiliki panjang lebih besar dari tiga kali
lebarnya.
2) Rounded indikasi jika bentuk keretakan melingkar atau menyerupai elips
dan memiliki panjang kurang dari atau sama dengan tiga kali lebarnya.
3) Indikasi-indikasi lain yang masih diragukan/dipertanyakan akan diuji
kembali untuk menentukan apakah diterima atau tidak.
✓ Kriteria penerimaan pengujian menurut standart ASME :

5
POLITEKNIK D4 TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 0314040016
Penerimaan standar ini akan berlaku jika tidak ada standar lain yang lebih
spesifik lagi dalam hal penerimaan material yang spesifik. Pada proses
pengujian, permukaan material harus terbebas dari hal-hal berikut:
1. Indikasi linier yang relevan
2. Indikasi rounded yang relevan dengan panjang lebih besar dari 3/16 inchi
(5 mm).
3. Memiliki empat atau lebih indikasi rounded dalam satu garis dengan jarak
antar terpi 1/16 inchi (1,5 mm) atau kurang (dari tepi ke tepi).

2.3 Bahan
1) Cleaner (Magnalux SKC-S) berwarna bening
2) Penetrant (Magnalux SKL-SP1) berwarna merah
3) Developer (Magnalux SKD-S2) berwarna putih
4) Plat Weld

2.4 Peralatan
1) Kain
2) Tissue
3) Lampu 15 watt
4) Visible Light Sensor
5) Light meter
6) Stopwatch
7) Digital camera
8) Sikat baja
9) penggaris

2.5 Langkah Kerja


1) Menyiapkan Permukaan
Pada dasarnya seluruh permukaan benda kerja yang akan diuji harus bersih.
Langkah awal adalah membersihkan permukaan benda kerja dari kotoran yang
berupa karat, lemak, cat, dll dengan menggunakan sikat baja. Letakkan benda uji
pada bidang yang datar, lalu berikan pencahayaan dengan lampu. Ukur

6
POLITEKNIK D4 TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 0314040016
pencahayaan dengan light meter. Pencahayaan pada saat pengujian tersebut adalah
180 footcandles (fc) (sesuai dengan standar minimal 100 footcandles (fc) ).
Selanjutnya benda uji disemprot dengan cleaner untuk membersihkan kotoran-
kotoran yang masih tersisa pada pembersihan sebelumnya dan ditunggu selama 5
menit . Ambil foto benda kerja sebelum pengujian dengan kamera.

a Penggosokkan oleh sikat besi b Pembersihan oleh kain c Penyemprotan cleaner

Gambar 2.2 Persiapan Permukaan (Pre Cleaning)

2) Aplikasi Penetrant
Semprotkan liquid penetrant pada daerah yang akan diselidiki dan
membiarkannya selama 5 menit untuk memberikan kesempatan liquid penetrant
memasuki celah-celah retakan.

Gambar 2.3 Persiapan Permukaan (Pre Cleaning)

3) Pembersihan
Bersihkan liquid penetrant dari permukaan benda kerja dengan kain atau tisu yang
dilembabkan dengan cleaner. Berhati-hatilah dan jagalah jangan sampai liquid
penetrant yang telah masuk ke dalam celah retakan ikut hilang.

7
POLITEKNIK D4 TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 0314040016

Gambar 2.4 Pembersihan Liquid Penetrant


4) Pengembangan
Semprotkan developer pada permukaan benda kerja dan membiarkannya selama
10 menit agar liquid penetrant yang sudah berada di dalam celah - celah retakan
keluar sehingga tampak retakan sesuai dengan pola warna merah liquid penetrant
yang timbul pada developer yang berwarna putih.

a. saat melakukan penyemprotan b. saat developer bereaksi


developer

8
POLITEKNIK D4 TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 0314040016

Gambar 1.5 Proses Penyemprotan Developer

5) Inspeksi
Amati permukaan benda kerja yang telah disemprot dengan developer tersebut
apakah timbul bercak-bercak merah yang berupa garis-garis merah, atau bentuk
yang lain. Bila tidak ada berarti pada benda kerja tidak terdapat retak yang timbul
sampai permukaan. Bila terdapat garis merah atau bentuk yang lain maka berarti
terdapat indikasi cacat sebagaimana bentuk yang tampak. Gambarkan dan foto
benda kerja tersebut. Ukur dan catat hasil pengamatan yang telah diperoleh pada
lembar kerja sesuai dengan ukuran dimensi dan letak kerusakan yang terjadi pada
benda kerja.

Gambar 1.6 Reaksi dari Developer

6) Pembersihan Akhir
Bersihkan kembali benda kerja yang telah diuji dengan menyemprotkan cleaner
ke seluruh permukaan benda kerja untuk menghilangkan developer dan sisa-sisa
liquid penetrant. Setelah bersih, keringkan dengan kain dan letakkan kembali
pada tempat semula.

9
POLITEKNIK D4 TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 0314040016

a. Pembersihan menggunakan sikat b. Pembersihan menggunakan kain


baja

Gambar 1.7 Proses Pembersihan Akhir

5.6 Analisa Hasil Pengujian

a. Material Sebelum Pengujian b. Material Setelah Pengujian

Gambar 5.8 Material sebelum dan setelah pengujian

1. Type of Penetrant : Visible


2. Method : Solvent Removable
3. Time : Precleaning & Penetration 5 menit, Developing 10 menit
4. Surface Condition
: Weld
5. Range
: Weld Part

4 5

6 3

10
POLITEKNIK D4 TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 0314040016
2

8
1

Gambar 5.9 Indikasi yang muncul pada benda uji

Tabel 5.1 Hasil Pengujian

Size (mm) Result


No. Part/Item Type of defect
Panjang Lebar Accepted Reject
1 R1 2 0.2 Rounded √ -
2 2 18 16 Rounded - √
3 3 7 5 Rounded - √
4 4 14.5 8.5 Rounded - √
5 5 6 0.4 Linear - √
6 6 8 0.2 Linear - √
7 7 7 0.2 Linear - √
8 8 6 0.55 Linear - √
9 9 5 0.5 Linear - √

1. Jenis benda : Plat weld


11
POLITEKNIK D4 TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 0314040016
2. Dimensi : 114 mm x 86 mm x 35 mm
3. Type of defect : -Linear Indication
-Rounded Indication
4. Result : Rejected

5.7 Hasil Analisa


Dari hasil Pengujian Liquid Penetrant yang telah dilakukan, ditemukan 9 indikasi.
Adapun 9 jenis indikasi tersebut meliputi Linear Indication dan Rounded
Indication. Dari 1 Rounded indication diterima (Accepted), 3 Rounded Indication
yang relevan ditolak (Rejected), dan 5 Linier Indication yang relevan ditolak
(Rejected). Karena pada material yang di uji tidak terbebas dari indikasi linear yang
relevan dan indikasi rounded yang relevan. Hal tersebut sesuai dengan kriteria
penerimaan pengujian menurut standard ASME Section VIII Division 1 edisi 2010.
Sehingga hasil pengelasan pada spesimen ini tidak dapat diterima dan harus
mengalami perbaikan (reparation).

5.8 Kesimpulan
1. Hasil pengelasan tidak lolos dari Uji Liquid Penetrant
2. Cacat yang dapat diamati dengan pengujian liquid penetrant adalah cacat pada
daerah permukaan, untuk cacat yang terletak pada daerah sub-surface tidak
dapat diamati dengan pengujian liquid penetrant.
3. Dengan pengujian liquid penetrant, maka letak dan bentuk keretakan pada
permukaan suatu spesimen dapat diketahui, sehingga dapat diketahui apakah
spesimen yang telah diuji layak atau tidak layak digunakan.

12
POLITEKNIK D4 TEKNIK
PERKAPALAN PERMESINAN
NEGERI KAPAL
SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 0314040016

Daftar Pustaka

• ASME Section V Article 6. Liquid Penetrant Examination, 2010 Edition.

• ASME Section VIII Division 1. Mandatory Appendix 8 Methods for Liquid


Penetrant Examination (PT), 2010 Edition.

• Budi Prasojo, ST [2012], Buku Petunjuk Praktek Uji Bahan, Jurusan Teknik
Permesinan Kapal, PPNS

• Harsono, Dr, Ir & T.Okamura, Dr, [1991], Teknologi Pengelasan Logam, PT.
Pradya Paramita, Jakarta

• M.M. Munir, [2000], Modul Praktek Uji Bahan, Vol 1, Jurusan Teknik Bangunan
Kapal, PPNS

13

Anda mungkin juga menyukai