MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN WALI KOTA TENTANG TATA CARA PENGENAAN
SANKSI ADMINISTRATIF PENYELENGGARAAN BANGUNAN
GEDUNG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Wali Kota ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Tangerang Selatan.
2. Pemerintah Daerah adalah Wali Kota sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
3. Wali Kota adalah Wali Kota Tangerang Selatan.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Wali Kota dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah.
5. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang yang selanjutnya
disebut Dinas adalah Perangkat Daerah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang
bangunan gedung.
6. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu yang selanjutnya disingkat DPMPTSP adalah
Perangkat Daerah yang mempunyai tugas dan fungsi
menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang
penanaman modal.
7. Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disingkat
Satpol PP adalah Perangkat Daerah yang mempunyai
tugas dan fungsi menegakkan peraturan daerah,
peraturan walikota, menyelenggarakan ketertiban umum
dan ketentraman masyarakat serta perlindungan
masyarakat.
8. Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan
konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya,
sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di
bawah tanah, permukaan air, dan sarana/prasarana
umum, yang berfungsi sebagai tempat manusia
melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat
-3-
Pasal 2
Peraturan Walikota ini dimaksudkan sebagai acuan dalam
pengenaan sanksi administratif atas pelanggaran
penyelenggaraan bangunan gedung.
Pasal 3
Peraturan Walikota ini bertujuan untuk mewujudkan tertib
penyelenggaraan bangunan gedung dan memberikan
kepastian hukum agar terwujud bangunan gedung yang
fungsional, serasi dan selaras dengan lingkungannya serta
andal dari segi keselamatan, kesehatan kenyaman dan
kemudahan.
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Wali Kota ini meliputi pengaturan
mengenai sanksi administratif atas:
a. pelanggaran tugas TPA;
b. pelanggaran tugas TPT;
c. pelanggaran tugas Penilik;
d. pelanggaran Pemilik atau Pengguna yang melaksanakan
konstruksi tanpa atau tidak sesuai dengan PBG; dan
e. pelanggaran Pemilik atau Pengguna yang melaksanakan
Pemanfaatan tanpa atau tidak sesuai dengan PBG
dan/atau SLF.
BAB II
SANKSI ADMINISTRATIF ATAS PELANGGARAN TUGAS TPA
Bagian Kesatu
Tugas TPA
Pasal 3
(1) TPA bertugas:
a. memeriksa dokumen rencana teknis Bangunan
Gedung terhadap pemenuhan Standar Teknis dan
memberikan pertimbangan teknis kepada Pemohon
dalam proses konsultasi perencanaan Bangunan
Gedung; dan
b. memeriksa dokumen RTB terhadap pemenuhan
Standar Teknis Pembongkaran Bangunan Gedung
dan memberikan pertimbangan teknis kepada
Pemohon dalam proses konsultasi Pembongkaran.
(2) TPA harus menjalankan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) secara:
a. profesional dan objektif;
b. tidak menghambat proses pemeriksaan dokumen
rencana teknis Bangunan Gedung dan RTB; dan
c. tidak mempunyai konflik kepentingan.
-6-
Bagian Kedua
Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif
Pasal 4
(1) Dinas menjatuhkan sanksi administratif kepada TPA
yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berupa:
a. penghentian pemberian tugas sebagai TPA selama 3
(tiga) bulan;
b. rekomendasi kepada Pemerintah Pusat untuk
dikeluarkan dari basis data TPA; dan/atau
c. usulan untuk mendapatkan sanksi administratif
dari asosiasi profesi atau perguruan tinggi tempat
bernaung.
(3) Penjatuhan sanksi administratif sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilaksanakan berdasarkan:
a. rekomendasi Sekretariat;
b. pengaduan pemohon PBG; dan/atau
c. laporan masyarakat.
Pasal 5
(1) Sebelum penjatuhan sanksi administratif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4, Dinas melakukan
pengumpulan bahan dan keterangan mengenai indikasi
pelanggaran.
(2) Bahan dan keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diperoleh dari:
a. sumber informasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (3); dan/atau
b. arsip proses pemeriksaan dokumen rencana teknis
Bangunan Gedung dan RTB.
(3) Dinas melakukan verifikasi atas indikasi pelanggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berdasarkan
bahan dan keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2).
(4) Dalam hal hasil verifikasi membuktikan bahwa indikasi
pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
benar terjadi, maka kasus dinyatakan selesai.
(5) Dalam hal hasil verifikasi membuktikan bahwa indikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) benar terjadi, maka
Dinas menerbitkan surat penghentian pemberian tugas
sebagai TPA selama 3 (tiga) bulan, disertai alasan serta
bukti dan keterangan yang mendasarinya.
(6) Surat sebagaimana dimaksud pada ayat (6) disampaikan
kepada TPA bersangkutan.
(7) TPA bersangkutan diberikan kesempatan untuk
memperbaiki kesalahannya.
(8) TPA bersangkutan dapat ditugaskan kembali setelah 3
(tiga) bulan pengenaan sanksi selesai.
(9) Dalam hal setelah ditugaskan kembali, TPA
bersangkutan kembali dilaporkan dan terbukti atas
indikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka
Dinas menerbitkan surat penghentian pemberian tugas
-7-
Pasal 6
(1) Dalam hal Dinas menerima informasi bahwa TPA
diindikasi tidak menjalankan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Error: Reference source not found ayat
(1) huruf c, maka Dinas melakukan pengumpulan bahan
dan keterangan mengenai indikasi tersebut.
(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh
dari:
a. pengawasan Sekretariat;
b. pengaduan pemohon PBG; dan/atau
c. laporan masyarakat.
(3) Bahan dan keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diperoleh dari:
a. sumber informasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2);
b. arsip dan dokumentasi proses konsultasi PBG;
dan/atau
c. sumber lainnya.
(4) Berdasarkan bahan dan keterangan yang telah
dikumpulkan, Dinas melakukan verifikasi kepada TPA
bersangkutan sesuai jadwal yang telah ditentukan
terlebih dahulu.
(5) Dalam hal hasil verifikasi membuktikan bahwa indikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak benar terjadi,
maka kasus dinyatakan selesai.
(6) Dalam hal hasil verifikasi membuktikan bahwa indikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) benar terjadi, maka
Dinas:
a. menerbitkan surat penghentian pemberian tugas
sebagai TPA, disertai alasan serta bukti dan
keterangan yang mendasarinya;
b. merekomendasikan kepada Pemerintah Pusat untuk
dikeluarkan dari basis data TPA; dan
c. diusulkan untuk mendapatkan sanksi dari asosiasi
profesi atau perguruan tinggi tempat bernaung.
(7) Surat sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf a
disampaikan kepada TPA bersangkutan.
-8-
BAB III
SANKSI ADMINISTRATIF ATAS PELANGGARAN TUGAS TPT
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 7
(1) TPT harus menjalankan tugas secara:
a. profesional dan objektif;
b. tidak menghambat proses konsultasi PBG dan RTB;
dan
c. tidak mempunyai konflik kepentingan.
(2) Dalam hal TPT tidak menjalankan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi administratif
berupa:
a. penghentian pemberian tugas sebagai anggota TPT;
dan/atau
b. penghentian tugas sebagai anggota TPT.
Bagian Kedua
Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Atas Pelanggaran
yang Dilakukan oleh TPT
Pasal 8
(1) Dalam hal Dinas menerima informasi bahwa TPT
diindikasi tidak menjalankan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Error: Reference source not found ayat
(1) huruf a dan huruf b, maka Dinas melakukan
pengumpulan bahan dan keterangan mengenai indikasi
tersebut.
(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh
dari:
a. pengawasan Sekretariat;
b. pengaduan pemohon PBG; dan/atau
c. laporan masyarakat.
(3) Bahan dan keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diperoleh dari:
a. sumber informasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2);
b. arsip dan dokumentasi proses konsultasi PBG;
dan/atau
c. sumber lainnya.
(4) Berdasarkan bahan dan keterangan yang telah
dikumpulkan, Dinas melakukan verifikasi kepada TPT
bersangkutan sesuai jadwal yang telah ditentukan
terlebih dahulu.
(5) Dalam hal hasil verifikasi membuktikan bahwa indikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak benar terjadi,
maka kasus dinyatakan selesai.
(6) Dalam hal hasil verifikasi membuktikan bahwa indikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) benar terjadi, maka
-9-
Pasal 9
(1) Dalam hal Dinas menerima informasi bahwa TPT
diindikasi tidak menjalankan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Error: Reference source not found ayat
(1) huruf c, maka Dinas melakukan pengumpulan bahan
dan keterangan mengenai indikasi tersebut.
(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh
dari:
a. pengawasan Sekretariat;
b. pengaduan pemohon PBG; dan/atau
c. laporan masyarakat.
(3) Bahan dan keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diperoleh dari:
a. sumber informasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2);
b. arsip dan dokumentasi proses konsultasi PBG;
dan/atau
c. sumber lainnya.
(4) Berdasarkan bahan dan keterangan yang telah
dikumpulkan, Dinas melakukan verifikasi kepada TPT
bersangkutan sesuai jadwal yang telah ditentukan
terlebih dahulu.
(5) Dalam hal hasil verifikasi membuktikan bahwa indikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak benar terjadi,
maka kasus dinyatakan selesai.
(6) Dalam hal hasil verifikasi membuktikan bahwa indikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) benar terjadi, maka
Dinas menerbitkan surat penghentian tugas sebagai TPT,
- 10 -
BAB IV
SANKSI ADMINISTRATIF ATAS PELANGGARAN TUGAS
PENILIK
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 10
(1) Penilik harus menjalankan tugas secara:
a. profesional dan objektif; dan
b. tidak mempunyai konflik kepentingan.
(2) Dalam hal Penilik tidak menjalankan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi administratif
berupa:
a. penghentian pemberian tugas sebagai Penilik;
dan/atau
b. penghentian tugas sebagai Penilik.
Bagian Kedua
Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Atas Pelanggaran
yang Dilakukan oleh Penilik
Pasal 11
(1) Dalam hal Dinas menerima informasi bahwa Penilik
diindikasi tidak menjalankan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Error: Reference source not found ayat
(1) huruf a, maka Dinas melakukan pengumpulan bahan
dan keterangan mengenai indikasi tersebut.
(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh
dari:
a. pengawasan Sekretariat;
b. pengaduan Pemilik dan/atau Pengguna Bangunan
Gedung; dan/atau
c. laporan masyarakat.
(3) Bahan dan keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diperoleh dari:
a. sumber informasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2);
b. arsip dan dokumentasi proses konsultasi PBG;
dan/atau
c. sumber lainnya.
(4) Berdasarkan bahan dan keterangan yang telah
dikumpulkan, Dinas melakukan verifikasi kepada Penilik
bersangkutan sesuai jadwal yang telah ditentukan
terlebih dahulu.
(5) Dalam hal hasil verifikasi membuktikan bahwa indikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak benar terjadi,
maka kasus dinyatakan selesai.
(6) Dalam hal hasil verifikasi membuktikan bahwa indikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) benar terjadi, maka
Dinas menerbitkan surat penghentian pemberian tugas
- 11 -
Pasal 12
(1) Dalam hal Dinas menerima informasi bahwa Penilik
diindikasi tidak menjalankan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Error: Reference source not found ayat
(1) huruf b, maka Dinas melakukan pengumpulan bahan
dan keterangan mengenai indikasi tersebut.
(2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh
dari:
a. pengawasan Sekretariat;
b. pengaduan Pemilik dan/atau Pengguna Bangunan
Gedung; dan/atau
c. laporan masyarakat.
(3) Bahan dan keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diperoleh dari:
a. sumber informasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2);
b. arsip dan dokumentasi proses konsultasi PBG;
dan/atau
c. sumber lainnya.
(4) Berdasarkan bahan dan keterangan yang telah
dikumpulkan, Dinas melakukan verifikasi kepada Penilik
bersangkutan sesuai jadwal yang telah ditentukan
terlebih dahulu.
(5) Dalam hal hasil verifikasi membuktikan bahwa indikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak benar terjadi,
maka kasus dinyatakan selesai.
(6) Dalam hal hasil verifikasi membuktikan bahwa indikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) benar terjadi, maka
Dinas menerbitkan surat penghentian tugas sebagai
- 12 -
BAB V
SANKSI ADMINISTRATIF ATAS PELANGGARAN PEMILIK
ATAU PENGGUNA YANG MELAKSANAKAN KONSTRUKSI
TANPA ATAU TIDAK SESUAI DENGAN PBG
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 13
(1) Berdasarkan hasil inspeksi pada masa pelaksanaan
konstruksi bangunan gedung, penilik melaporkan berita
acara inspeksi disertai daftar simak kepada Dinas.
(2) Dalam hal pelaksanaan konstruksi bangunan gedung
dilakukan tidak sesuai dengan PBG dan/atau ketentuan
SMKK, Pemilik Bangunan Gedung dikenakan sanksi
administratif berupa:
a. peringatan tertulis kepada pemilik Bangunan
Gedung paling banyak 3 (tiga) kali berturut-turut;
b. pembatasan kegiatan pembangunan;
c. penghentian sementara pembangunan dan
pembekuan PBG;
d. penghentian tetap pembangunan, pencabutan PBG,
dan perintah Pembongkaran; dan
e. denda administratif.
(3) Ketidaksesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berupa:
a. ketentuan tata bangunan tidak dipenuhi;
b. ketentuan keandalan Bangunan Gedung tidak
dipenuhi; dan/atau
c. ketentuan SMKK tidak dipenuhi.
(4) Dalam hal ketentuan tata bangunan tidak dipenuhi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, Pemilik
harus melakukan penyesuaian konstruksi terhadap
ketentuan tata bangunan atau mengurus ulang PBG.
(5) Dalam hal ketentuan SMKK tidak dipenuhi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf c, Pemilik harus
melakukan penyesuaian konstruksi terhadap ketentuan
SMKK.
(6) Dalam hal pelaksanaan konstruksi bangunan gedung
dilakukan tanpa PBG, Pemilik Bangunan Gedung
dikenakan sanksi administratif berupa:
a. penghentian sementara pelaksanaan konstruksi
Bangunan Gedung sampai dengan terbitnya PBG;
b. perintah Pembongkaran Bangunan Gedung;
dan/atau
c. denda administratif.
Bagian Kedua
Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Pelaksanaan
Konstruksi yang Tidak Memenuhi Ketentuan Tata Bangunan
- 13 -
Pasal 14
(1) Dalam hal pelaksanaan konstruksi tidak memenuhi
ketentuan tata bangunan dan/atau tidak memenuhi
ketentuan SMKK dengan rekomendasi penyesuaian
lapangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dan
ayat (5), maka Kepala Dinas menerbitkan surat
pembatasan pelaksanaan konstruksi bangunan gedung
yang ditembuskan kepada Kepala Satpol PP dan Kepala
DPMPTSP.
(2) Dinas melakukan koordinasi dengan Satpol PP untuk
menentukan jadwal kunjungan lokasi.
(3) Dinas menyampaikan surat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Pemilik bangunan gedung.
(4) Satpol PP melakukan penyegelan sebagian lokasi
pelaksanaan konstruksi bangunan gedung yang
melanggar atau tidak sesuai.
(5) Pemilik bangunan gedung diberikan waktu paling lama
14 (empat belas) hari kalender sejak diterbitkannya surat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
melaksanakan rekomendasi penyesuaian lapangan agar:
a. memenuhi ketentuan SMKK; dan/atau
b. memenuhi ketentuan tata bangunan.
(6) Dalam hal Pemilik bangunan gedung telah
melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan, maka
pelaksanaan konstruksi dapat dilanjutkan dan
penyegelan dicabut.
Pasal 15
(1) Dalam hal Pemilik bangunan gedung tidak
melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud dalam ayat (5), maka Kepala
Dinas menerbitkan surat penghentian sementara
pelaksanaan konstruksi bangunan gedung yang
ditembuskan kepada Kepala Satpol PP dan Kepala
DPMPTSP.
(2) Dinas melakukan koordinasi dengan Satpol PP untuk
menentukan jadwal kunjungan lokasi.
(3) Dinas menyampaikan surat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Pemilik bangunan gedung.
(4) Satpol PP melakukan penyegelan seluruh lokasi
pelaksanaan konstruksi bangunan gedung.
(5) Pemilik bangunan gedung diberikan waktu paling lama
14 (empat belas) hari kalender sejak diterbitkannya surat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
melaksanakan rekomendasi penyesuaian lapangan agar:
a. memenuhi ketentuan SMKK; atau
b. memenuhi ketentuan tata bangunan.
(6) Dalam hal Pemilik bangunan gedung telah
melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (5), maka pelaksanaan
konstruksi dapat dilanjutkan dan penyegelan dicabut.
- 14 -
Pasal 16
(1) Dalam hal Pemilik bangunan gedung tidak
melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud dalam ayat (5), maka Kepala
Dinas menerbitkan surat penghentian tetap pelaksanaan
konstruksi bangunan gedung, pencabutan PBG dan
perintah pembongkaran yang ditembuskan kepada
Kepala Satpol PP dan Kepala DPMPTSP.
(2) Dinas melakukan koordinasi dengan DPMPTSP untuk
memproses pencabutan PBG.
(3) Dinas melakukan koordinasi dengan Satpol PP untuk
menentukan jadwal kunjungan lokasi.
(4) Dinas menyampaikan surat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Pemilik bangunan gedung.
(5) Satpol PP melakukan penyegelan seluruh lokasi
pelaksanaan konstruksi bangunan gedung.
(6) Pemilik bangunan gedung diberikan waktu paling lama
30 (tiga puluh) hari kalender sejak diterbitkannya surat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk melakukan
pembongkaran bangunan gedung.
(7) Dalam hal Pemilik dan/atau pengguna telah
melaksanakan pembongkaran bangunan gedung dalam
batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6), maka
penerapan sanksi administratif dinyatakan selesai.
(8) Dalam hal Pemilik dan/atau pengguna tidak
melaksanakan pembongkaran bangunan gedung dalam
batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6), maka
Dinas mengenakan denda administratif.
(9) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(8) dikenakan setiap tahun hingga Pemilik bangunan
gedung melaksanakan pembongkaran bangunan gedung.
Pasal 17
Perhitungan denda administratif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (8) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
Bagian Ketiga
Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Pelaksanaan
Konstruksi yang Tidak Memenuhi Ketentuan Tata Bangunan
atau Tanpa PBG dengan Rekomendasi Mengurus PBG
Pasal 18
(1) Dalam hal pelaksanaan konstruksi tidak memenuhi
ketentuan tata bangunan atau tanpa PBG dengan
rekomendasi mengurus PBG sebagaimana dimaksud
dalam ayat (4) dan ayat (6), maka Kepala Dinas
menerbitkan surat penghentian sementara pelaksanaan
konstruksi bangunan gedung yang ditembuskan kepada
Kepala Satpol PP dan Kepala DPMPTSP.
(2) Dinas melakukan koordinasi dengan petugas Satpol PP
untuk menentukan jadwal kunjungan lokasi.
(3) Dinas menyampaikan surat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Pemilik bangunan gedung.
(4) Satpol PP melakukan penyegelan seluruh lokasi
pelaksanaan konstruksi bangunan gedung.
- 15 -
Pasal 19
(1) Dalam hal Pemilik bangunan gedung tidak
melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud dalam ayat (5), maka Kepala
Dinas menerbitkan surat penghentian tetap pelaksanaan
konstruksi bangunan gedung dan perintah
pembongkaran yang ditembuskan kepada Kepala Satpol
PP dan Kepala DPMPTSP.
(2) Dinas melakukan koordinasi dengan petugas Satpol PP
untuk menentukan jadwal kunjungan lokasi.
(3) Dinas menyampaikan surat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Pemilik bangunan gedung.
(4) Satpol PP melakukan penyegelan seluruh lokasi
pelaksanaan konstruksi bangunan gedung.
(5) Pemilik bangunan gedung diberikan waktu paling lama
30 (tiga puluh) hari kalender sejak diterbitkannya surat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
melaksanakan pembongkaran bangunan gedung.
(6) Dalam hal Pemilik dan/atau pengguna telah
melaksanakan pembongkaran bangunan gedung dalam
batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (5), maka
penerapan sanksi administratif dinyatakan selesai.
(7) Dalam hal Pemilik dan/atau pengguna tidak
melaksanakan pembongkaran bangunan gedung dalam
batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (5), maka
Dinas mengenakan denda administratif.
(8) Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(8) dikenakan setiap tahun hingga Pemilik bangunan
gedung melaksanakan pembongkaran bangunan gedung.
Pasal 20
Perhitungan denda administratif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 ayat (7) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
BAB VI
SANKSI ADMINISTRATIF ATAS PELANGGARAN PEMILIK
ATAU PENGGUNA YANG MELAKSANAKAN PEMANFAATAN
TANPA ATAU TIDAK SESUAI DENGAN PBG DAN/ATAU SLF
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 21
- 16 -
Bagian Kedua
Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Pemanfaatan
Bangunan Gedung Tanpa PBG atau Diindikasi
Membahayakan Lingkungan
Pasal 22
(1) Dalam hal pemanfaatan bangunan gedung dilakukan
tanpa PBG atau diindikasi membahayakan lingkungan
sebagaimana dimaksud dalam 21 ayat (2), maka Kepala
Dinas menerbitkan menerbitkan surat peringatan
pertama yang ditembuskan kepada Kepala Satpol PP dan
Kepala DPMPTSP.
(2) Dinas menyampaikan surat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Pemilik dan/atau Pengguna bangunan
gedung.
(3) Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung diberikan
waktu paling lama 7 (tujuh) hari kalender sejak
- 17 -
Pasal 23
(1) Dalam hal Pemilik dan/atau pengguna tidak
melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3), maka
Kepala Dinas menerbitkan surat peringatan kedua yang
ditembuskan kepada Kepala Satpol PP dan Kepala
DPMPTSP.
(2) Dinas menyampaikan surat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Pemilik dan/atau Pengguna bangunan
gedung.
(3) Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung diberikan
waktu paling lama 7 (tujuh) hari kalender sejak
diterbitkannya surat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) untuk melaksanakan rekomendasi:
a. mengurus PBG; atau
b. melakukan pengkajian teknis bangunan gedung.
(4) Dalam hal Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung
telah melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka
pemanfaatan bangunan gedung dapat dilanjutkan.
Pasal 24
(1) Dalam hal Pemilik dan/atau pengguna tidak
melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3), maka
Kepala Dinas menerbitkan surat peringatan ketiga yang
ditembuskan kepada Kepala Satpol PP dan Kepala
DPMPTSP.
(2) Dinas menyampaikan surat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Pemilik dan/atau Pengguna bangunan
gedung.
(3) Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung diberikan
waktu paling lama 7 (tujuh) hari kalender sejak
diterbitkannya surat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) untuk melaksanakan rekomendasi:
a. mengurus PBG; atau
b. melakukan pengkajian teknis bangunan gedung.
(4) Dalam hal Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung
telah melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka
pemanfaatan bangunan gedung dapat dilanjutkan.
Pasal 25
(1) Dalam hal Pemilik bangunan gedung tidak
melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), maka Kepala
Dinas menerbitkan surat penghentian sementara
- 18 -
Pasal 26
(1) Dalam hal Pemilik dan/atau pengguna tidak
melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (3), maka
Kepala Dinas menerbitkan surat penghentian tetap
pemanfaatan bangunan gedung dan perintah
pembongkaran yang ditembuskan kepada Kepala Satpol
PP dan Kepala DPMPTSP.
(2) Apabila bangunan gedung telah memiliki PBG, sanksi
penghentian tetap pemanfaatan bangunan gedung dan
perintah pembongkaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disertai dengan pencabutan PBG.
(3) Dinas melakukan koordinasi dengan DPMPTSP untuk
memproses pencabutan PBG.
(4) Dinas melakukan koordinasi dengan Satpol PP untuk
menentukan jadwal kunjungan lokasi.
(5) Dinas menyampaikan surat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada pemilik dan/atau pengguna bangunan.
(6) Satpol PP melakukan penyegelan seluruh lokasi
bangunan gedung.
(7) Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung diberikan
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak
diterbitkannya surat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) untuk melaksanakan pembongkaran bangunan
gedung.
(8) Dalam hal Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung
telah melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (7), maka penerapan
sanksi administratif dinyatakan selesai.
- 19 -
Pasal 27
Perhitungan denda administratif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 26 ayat (9) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
Bagian Ketiga
Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Pemanfaatan
Bangunan Gedung Tidak Sesuai dengan PBG
Pasal 5
(1) Dalam hal pemanfaatan bangunan gedung dilakukan
tidak sesuai PBG sebagaimana dimaksud dalam ayat (4),
maka Kepala Dinas menerbitkan menerbitkan surat
peringatan pertama yang ditembuskan kepada Kepala
Satpol PP dan Kepala DPMPTSP.
(2) Dinas menyampaikan surat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Pemilik dan/atau Pengguna bangunan
gedung.
(3) Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung diberikan
waktu paling lama 7 (tujuh) hari kalender sejak
diterbitkannya surat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) untuk melaksanakan rekomendasi:
a. mengurus perubahan PBG; atau
b. menyesuaikan fisik bangunan terhadap PBG.
(4) Dalam hal Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung
telah melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka
pemanfaatan bangunan gedung dapat dilanjutkan.
Pasal 6
(1) Dalam hal Pemilik dan/atau pengguna tidak
melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3), maka
Kepala Dinas menerbitkan surat peringatan kedua yang
ditembuskan kepada Kepala Satpol PP dan Kepala
DPMPTSP.
(2) Dinas menyampaikan surat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Pemilik dan/atau Pengguna bangunan
gedung.
(3) Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung diberikan
waktu paling lama 7 (tujuh) hari kalender sejak
diterbitkannya surat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) untuk melaksanakan rekomendasi:
a. mengurus perubahan PBG; atau
b. menyesuaikan fisik bangunan terhadap PBG.
(4) Dalam hal Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung
telah melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
- 20 -
Pasal 7
(1) Dalam hal Pemilik dan/atau pengguna tidak
melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3), maka
Kepala Dinas menerbitkan surat peringatan ketiga yang
ditembuskan kepada Kepala Satpol PP dan Kepala
DPMPTSP.
(2) Dinas menyampaikan surat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Pemilik dan/atau Pengguna bangunan
gedung.
(3) Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung diberikan
waktu paling lama 7 (tujuh) hari kalender sejak
diterbitkannya surat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) untuk melaksanakan rekomendasi:
a. mengurus perubahan PBG; atau
b. menyesuaikan fisik bangunan terhadap PBG.
(4) Dalam hal Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung
telah melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka
pemanfaatan bangunan gedung dapat dilanjutkan.
Pasal 8
(1) Dalam hal Pemilik bangunan gedung tidak
melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3), maka
Kepala Dinas menerbitkan surat penghentian sementara
pemanfaatan bangunan gedung dan pengenaan denda
administratif yang ditembuskan kepada Kepala Satpol PP
dan Kepala DPMPTSP.
(2) Dinas melakukan koordinasi dengan Satpol PP untuk
menentukan jadwal kunjungan lokasi.
(3) Dinas menyampaikan surat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Pemilik dan/atau Pengguna bangunan
gedung.
(4) Satpol PP melakukan penyegelan seluruh lokasi
bangunan gedung.
(5) Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung harus
melaksanakan rekomendasi:
a. mengurus perubahan PBG; atau
b. menyesuaikan fisik bangunan terhadap PBG.
(6) Dalam hal Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung
telah melaksanakan rekomendasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) dan membayar denda
administratif, maka pemanfaatan bangunan gedung
dapat dilanjutkan dan penyegelan dicabut.
Pasal 9
Perhitungan denda administratif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
- 21 -
Bagian Keempat
Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Pemanfaatan
Bangunan Gedung Tanpa SLF atau Tidak Sesuai dengan SLF
Pasal 10
(1) Dalam hal pemanfaatan bangunan gedung dilakukan
tanpa SLF atau tidak sesuai SLF sebagaimana dimaksud
dalam ayat (5), maka Kepala Dinas menerbitkan
menerbitkan surat peringatan pertama yang
ditembuskan kepada Kepala Satpol PP dan Kepala
DPMPTSP.
(2) Dinas menyampaikan surat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Pemilik dan/atau Pengguna bangunan
gedung.
(3) Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung diberikan
waktu paling lama 7 (tujuh) hari kalender sejak
diterbitkannya surat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) untuk melaksanakan rekomendasi mengurus SLF.
(4) Dalam hal Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung
telah melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka
pemanfaatan bangunan gedung dapat dilanjutkan.
Pasal 11
(1) Dalam hal Pemilik dan/atau pengguna tidak
melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3), maka
Kepala Dinas menerbitkan surat peringatan kedua yang
ditembuskan kepada Kepala Satpol PP dan Kepala
DPMPTSP.
(2) Dinas menyampaikan surat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Pemilik dan/atau Pengguna bangunan
gedung.
(3) Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung diberikan
waktu paling lama 7 (tujuh) hari kalender sejak
diterbitkannya surat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) untuk melaksanakan rekomendasi mengurus SLF.
(4) Dalam hal Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung
telah melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka
pemanfaatan bangunan gedung dapat dilanjutkan.
Pasal 12
(1) Dalam hal Pemilik dan/atau pengguna tidak
melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3), maka
Kepala Dinas menerbitkan surat peringatan ketiga yang
ditembuskan kepada Kepala Satpol PP dan Kepala
DPMPTSP.
(2) Dinas menyampaikan surat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Pemilik dan/atau Pengguna bangunan
gedung.
(3) Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung diberikan
waktu paling lama 7 (tujuh) hari kalender sejak
diterbitkannya surat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) untuk melaksanakan rekomendasi mengurus SLF.
- 22 -
Pasal 13
(1) Dalam hal Pemilik bangunan gedung tidak
melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3), maka
Kepala Dinas menerbitkan surat penghentian sementara
pemanfaatan bangunan gedung dan pengenaan denda
administratif yang ditembuskan kepada Kepala Satpol PP
dan Kepala DPMPTSP.
(2) Dinas melakukan koordinasi dengan Satpol PP untuk
menentukan jadwal kunjungan lokasi.
(3) Dinas menyampaikan surat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Pemilik dan/atau Pengguna bangunan
gedung.
(4) Satpol PP melakukan penyegelan seluruh lokasi
bangunan gedung.
(5) Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung harus
melaksanakan rekomendasi mengurus SLF.
(6) Dalam hal Pemilik dan/atau Pengguna bangunan gedung
telah melaksanakan rekomendasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) dan membayar denda
administratif, maka pemanfaatan bangunan gedung
dapat dilanjutkan dan penyegelan dicabut.
Pasal 14
Perhitungan denda administratif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 28 ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
BAB VII
SANKSI ADMINISTRATIF ATAS PELANGGARAN
PELAKSANAAN PEMBONGKARAN BANGUNAN GEDUNG
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 15
(1) Berdasarkan hasil inspeksi pada saat pelaksanaan
pembongkaran bangunan gedung, penilik melaporkan
berita acara inspeksi disertai daftar simak kepada Dinas.
(2) Dalam hal pelaksanaan pembongkaran bangunan
gedung dilakukan tidak sesuai dengan RTB dan/atau
ketentuan SMKK, Pemilik Bangunan Gedung dikenakan
sanksi administratif berupa:
a. peringatan tertulis kepada pemilik Bangunan
Gedung paling banyak 3 (tiga) kali berturut-turut;
b. pembatasan kegiatan pembongkaran;
c. penghentian sementara pembongkaran; dan
d. denda administratif.
- 23 -
Bagian Kedua
Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif pada Saat
Pelaksanaan Pembongkaran Bangunan Gedung
Pasal 16
(1) Dalam hal pelaksanaan pembongkaran tidak sesuai
dengan RTB dan/atau tidak memenuhi ketentuan SMKK
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2), maka
Kepala Dinas menerbitkan surat pembatasan
pelaksanaan konstruksi bangunan gedung yang
ditembuskan kepada Kepala Satpol PP dan Kepala
DPMPTSP.
(2) Dinas melakukan koordinasi dengan Satpol PP untuk
menentukan jadwal kunjungan lokasi.
(3) Dinas menyampaikan surat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Pemilik bangunan gedung.
(4) Satpol PP melakukan penyegelan sebagian lokasi
pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung yang
melanggar/tidak sesuai.
(5) Pemilik bangunan gedung diberikan waktu paling lama
14 (empat belas) hari kalender sejak diterbitkannya surat
pemberitahuan untuk melaksanakan rekomendasi:
a. memenuhi RTB; dan/atau
b. memenuhi SMKK.
(6) Dalam hal Pemilik bangunan gedung telah
melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan, maka
pelaksanaan pembongkaran dapat dilanjutkan dan
penyegelan dicabut.
Pasal 17
(1) Dalam hal Pemilik bangunan gedung tidak
melaksanakan rekomendasi dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (5), maka
Kepala Dinas menerbitkan surat penghentian sementara
pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung dan
pengenaan denda administratif yang ditembuskan
kepada Kepala Satpol PP dan Kepala DPMPTSP.
(2) Dinas melakukan koordinasi dengan Satpol PP untuk
menentukan jadwal kunjungan lokasi.
(3) Dinas menyampaikan surat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada Pemilik bangunan gedung.
(4) Satpol PP melakukan penyegelan seluruh lokasi
pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung.
(5) Pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung harus
melaksanakan rekomendasi:
a. memenuhi RTB; dan/atau
b. memenuhi SMKK.
(6) Dalam hal Pemilik bangunan gedung telah
melaksanakan rekomendasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) dan membayar denda administratif, maka
pelaksanaan pembongkaran dapat dilanjutkan dan
penyegelan dicabut.
Pasal 18
Perhitungan denda administratif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 32 ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
- 24 -
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
SEKRETARIS DAERAH,
ttd
BAMBANG NOERTJAHJO
LAMPIRAN
PERATURAN WALIKOTA
TANGERANG SELATAN
NOMOR … TAHUN 2023
TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN
INSPEKSI BANGUNAN DAN
PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
ttd
BENYAMIN DAVNIE