Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL

MEME RASIS DALAM GRUP MEME SHITPOST SEJUTA UMAT DI

FACEBOOK TERHADAP KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

Muhamad. Irfan Ode (147320123020)

Gusti Razuli Triputra (147320123015)

Muh.Abu Bakar Anwar (14732012302

PRODI PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL EKONOMI DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SORONG

2024

i
HALAMAN PERSETUJUAN

“MEME RASIS DALAM GRUP MEME SHITPOST SEJUTA UMAT DI FACEBOOK

TERHADAP KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS”

Muhamad. Irfan Ode (147320123020)

Gusti Razuli Triputra (147320123015)

Muh.Abu Bakar Anwar (147320123020)

Telah disetujui dosen pengampu

Pada Kamis, 8 Februari 2024

Dosen Pengampu

Kartika Tiara Syarifuddin, M.Pd (tanda tangan dosen pengampu)

…………………………………

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB 1..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................9
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................9
BAB II...........................................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................10
2.1 Meme..................................................................................................................................10
2.1.1 Hakikat Meme.........................................................................................................10
2.1.2 Jenis-jenis Meme.....................................................................................................12
2.1.3 Unsur-unsur meme...................................................................................................13
2.2 Meme rasis..........................................................................................................................14
2.1.1 Rasis.........................................................................................................................14
2.2.2 Meme rasis...............................................................................................................15
2.3 Media sosial........................................................................................................................15
2.3.1 Facebook..................................................................................................................15
2.3.2 Sejarah Facebook.....................................................................................................16
2.4 Meme rasis dalam media social facebook..........................................................................17
2.4.1 GRUP MEME SHITPOST SEJUTA UMAT............................................................17
BAB III.........................................................................................................................................19
METODE PENELITIAN............................................................................................................19
3.1 Metode Penelitian...............................................................................................................19
3.2 Hasil dan Pembahasan........................................................................................................19
3.3 Kesimpulan.........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................22

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meme sebagai fenomena budaya di era digital menggambarkan evolusi komunikasi

visual dalam lingkup internet. Munculnya internet pada tahun 1990-an, meme telah menjadi

sarana ekspresi kreatif yang luas, digunakan untuk menyampaikan pesan humor, satir, atau

komentar sosial dengan cara yang ringkas dan seringkali menghibur. Dari awalnya sebagai

gambar-gambar atau kata-kata sederhana yang berbagi lewat forum dan platform sosial, meme

telah berkembang menjadi berbagai format, termasuk gambar, video, dan bahkan interaksi sosial

yang kompleks. Fenomena ini mencerminkan dinamika budaya modern, di mana informasi

tersebar cepat dan partisipasi kolektif dalam pembuatan meme menciptakan bentuk komunikasi

yang unik dan seringkali mencerminkan tren dan peristiwa terkini.

Meme bukan hanya sekadar hiburan digital, tetapi juga merupakan cerminan kekreatifan

dan dinamika sosial yang menghubungkan individu di seluruh dunia melalui bahasa visual yang

universal.Meme/Humor bukan hanya sekadar gambar atau video lucu, tetapi juga merupakan

media esensial dari budaya internet. Bukunya (The Selfish Gene, Richard Dawkins, 01 January

1976) menggambarkan meme sebagai gagasan, perilaku, atau gaya yang menyebar dari satu

individu ke individu lain dalam suatu budaya. Begitu pentingnya peran meme dalam kehidupan

digital saat ini menjadikannya fenomena yang tidak bisa dihindari. Meme diciptakan melalui

proses pengulangan gambar yang diambil dari sumber Meme diciptakan melalui proses

pengulangan gambar yang diambil dari sumber terpercaya dan modifikasi. Meme tersebut

berasal dari para fotografer yang banyak tersedia di mesin google. Sang kreator hanya perlu

1
menambahkan atau mengurangi teks, atau dengan menambahkan gambar lain, tergantung selera

dari sang kreator. Selanjutnya, meme dapat dibagikan ke media sosial. Jadi meme adalah gambar

yang diberi teks.

Rasisme merupakan salah satu permasalahan utama dalam kehidupan sosial masayarakat.

Khususnya masayarakat heterogen dimana banyaknya perbedaan baik suku, ras, agama, dan lain-

lainya. Rasisme sendiri merupakan bentuk diskriminasi terhadap perbedaan ras dalam kata lain

perbedaan dalam bentuk, warna dan ciri khas lainya yang dimiliki sekelompok masyarakat

seperti orang Afrika dan keturunanya memiliki perbedaan penampilan dengan orang Asia dan

keturunnya. Kata rasisme itu sendiri dapat membangkitkan reaksi emosional yang sangat kuat,

terutama bagi mereka yang telah merasakan penindasan dan eksploitasi yang berasal dari sikap

dan perilaku rasis. Untuk individu anggota kelompok ini, rasisme telah mengakibatkan rasa sakit

akan penindasan.

Bagi mereka yang tergabung dalam kelompok budaya yang telah memiliki kekuatan

untuk menindas dan mengeksploitasi orang lain, rasisme istilah yang sering membangkitkan

pikiran sama kuat dan reaksi emosional yang mengingkari tanggung jawab dan partisipasi dalam

tindakan rasis dan berpikir (Lustig & Koester, 2003). Di abad 21, masyarakat sudah memahami

pentingnya meminimalisir segala bentuk hal ofensif yang dapat menyebabkan satu kelompok

merasa terdiskriminasi. Walaupun bukan berarti rasisme sudah tidak ada. Rasisme adalah

pandangan, sikap, atau tindakan yang didasarkan pada keyakinan bahwa suatu ras tertentu lebih

unggul atau lebih rendah daripada ras lainnya, sering kali mengakibatkan perlakuan tidak adil

atau diskriminatif.

Rasisme mencakup sejarah panjang di mana prasangka dan diskriminasi rasial telah

merasuki berbagai aspek kehidupan manusia. Hal ini terkadang muncul dari ketidakpahaman

2
atau ketidaksetaraan ekonomi dan sosial, dan juga dapat diperparah oleh kebijakan rasial yang

tidak adil. Rasisme tidak hanya memiliki dampak individu, tetapi juga mempengaruhi struktur

masyarakat secara keseluruhan. Melawan rasisme memerlukan upaya bersama untuk mendidik,

memahami, dan mempromosikan kesetaraan serta menggugah kesadaran tentang pentingnya

menghargai keberagaman dan menghormati hak asasi manusia untuk semua individu, tanpa

memandang warna kulit atau latar belakang etnis.

Media sosial saat ini telah menjadi trend dalam komunikasi pemasaran. Media sosial

adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,

berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog,

jejaring sosial, dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh

masyarakat di seluruh dunia. Media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet

yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan

penciptaan dan pertukaran user-generated content” (Kaplan & Haenlein, 2010). Beberapa contoh

media sosial yang sedang berkembang saat ini yaitu Instragam, Twitter, Line, Facebook,

Youtube, dan lain-lain. Seseorang pasti memiliki berbagai motivasi dalam menggunakan media

sosial. Sekedar untuk berkomunikasi dengan orang lain, untuk mencari tahu perkembangan

sesuatu, untuk berbagi informasi maupun untuk mengikuti salah satu yang menjadi trend saat ini

yaitu menggunakan media social berbagai bentuk eksistensi diri. Orang-orang yang hanya ingin

menggunakan media sosial sebagai sarana menjaga silaturahmi biasanya akan memilih media

sosial yang bersifat private saja seperti Line, Whatsapp, Path, Telegram, Blackberry Messenger

atau yang lainnya. Meskipun masuk ke media yang terbuka seperti Facebook dan Twitter maka

mereka hanya akan menjadi penonton dan pembaca yang baik dan melihat perkembangan terbaru

yang ada di media sosial. Sedangkan bagi orang-orang yang ingin diakui eksistensinya oleh

3
masyarakat luas melalui media sosial biasanya akan menggunakan media sosial yang bersifat

terbuka seperti Instagram, Facebook, Line, atau Twitter.Karena disinilah tempat kita bisa secara

bebas dan terbuka dalam berinteraksi. Sehingga banyaknya update status serta posting-an yang

kita miliki adalah salah satu bentuk jika kita ingin dikenal secara luas. Kita dikenal sebagai apa

dan siapa itu kita yang memutuskan, karena apa yang kita posting melalui media sosial akan

menjadi gambaran diri kita bagaimana kita memposisikan diri dimata masyarakat luas.

Facebook salah satu jenis jejaring sosial yang didirikan oleh Mark Zuckenberg bersama

rekan mahasiswanya. Pada awalnya keanggotaan hanya terbatas pada mahasiswa Harvard saja,

kemudian keanggotaan diperluas hingga ke perguruan lain seperti Boston, Ivy League, dan

Universitas Stanford, kemudian menerima keanggotaan dari mahasiswa di universitas lain. Buku

Literasi (Media Apriadi Tamburaka 2012) menuliskan Facebook diluncurkan pada Februari 2004

lalu, Facebook kini telah memiliki pengguna hingga mencapai 600 juta pengguna aktif”.

Facebook juga dapat digunakan oleh pengguna setiap saat, pengguna dapat mengaksesnya

dengan mudah melalui gadget, komputer dan laptop. Pengguna juga bisa berteman dengan orang

yang mereka kenal maupun tidak dikenal dalam facebook.Jenis jejaring sosial ini merupakan

salah satu jenis sosial media yang diminati oleh berbagai kalangan sebab menawarkan berbagai

jenis aplikasi bagi pengguna untuk mencari teman, mengirim video, bermain games, berdiskusi

serta update pesan, foto, atau yang disebut sebagai sender dan juga dapat memberikan komentar,

like disimbolkan dengan jari jempol oleh pengguna lain yang disebut sebagai receiver. Seorang

pengguna boleh menjadi sender dan receiver.

Aplikasi facebook ini juga merupakan aplikasi yang mudah digunakan, serta mudah dan

murah diakses. Aplikasi ini diminati oleh berbagai kalangan mulai dari kalangan anak-anak,

remaja hingga kalangan orang tua. Jejaring social ini juga merupakan wadah aktivitas sosial yang

4
dapat dilakukan dalam dunia maya, dalam facebook ini juga memungkinkan terjadinya interaksi

timbal balik maupun feedback antar sesama pengguna facebook. Fenomena ini juga merambat

dikalangan remaja. Hal ini terlihat dari pengguna aplikasi ini yang lebih menonjol ialah kalangan

muda, kemungkinan bagi mereka menjadi pengguna facebook merupakan suatu gaya hidup yang

diikuti, karena itu penulis menduga pengguna facebook yang umum eksis ialah anak muda,

begitu juga dengan mahasiswa. Mahasiswa merupakan kaum mudayang menduduki kursi

perguruan tinggi juga yang paling dekat dengan teknologikhususnya dalam sosial media.

Mahasiswa menggunakan facebook untuk mengeksplor bidang intelektual, mahasiswa juga

sering terlihat menggunakan fecebook untuk menumpang popularitas agar tidak dianggap

ketinggalan zaman oleh teman-temannya. Fenomena ini terlihat pada penggunaan facebook oleh

mahasiswa Prodi Pendidikan Antropologi, fenomena yang terlihat ialah dimana sesama

mahasiswa terjadi memberi dan menerima like apabila sedang mengupdate status di facebook.

Terlihat sesama pengguna memberi like dan menerima kembali like, seperti tindakan berbalas-

balasan. Selain itu juga terlihat seperti menuntut 3 balasan like dari dari pengguna lain, hal ini

terlihat dari jika pengguna tersebut tidak memberi like maka pengguna tersebut juga tidak

mendapat like, seolah-olah untuk mendapat like kita harus memberi like juga

Media sosial merupakan sebuah jembatan penghubung yang digunakan untuk

berkomunikasi di jejaring sosial. Di Indonesia media sosial mulai populer sejak munculnya

Friendster pada tahun 2007. “Sampai saat ini media sosial banyak bermunculan dengan fitur

yang lebih bervariasi dan lengkap, seperti twitter, facebook, path, Instagram dan tumblr

(Rahayu, 2014)”. Saat ini Era digital yang dipenuhi dengan meme, Meme Shitpost Sejuta Umat

telah muncul sebagai fenomena kreatif dan kadang-kadang kontroversial. Meskipun sebagian

besar meme bertujuan untuk memberikan hiburan dan kegembiraan, sayangnya, beberapa di

5
antaranya dapat mencakup unsur-unsur rasis yang menimbulkan kekhawatiran. Grup ini awalnya

dibentuk sebagai tempat bagi pengguna untuk berbagi humor tanpa batasan formal, menciptakan

lingkungan yang tidak terikat oleh norma-norma tertentu. Namun, seiring berjalannya waktu,

semakin banyak konten meme yang merugikan dan merendahkan muncul dalam konteks Meme

Shitpost Sejuta Umat, khususnya meme yang bersifat rasis.

Kesejahteraan psikologis merupakan kondisi optimalnya fungsi inidividu sebagai

perwujudan segala potensinya. Individu dapat dikatakan sejahtera apabila tidak mengalami

disfungsi psikologis seperti kecemasan, depresi, dan bentuk-bentuk gejala psikologis lainnya

(Maghfirah, 2013). Individu yang memiliki kesejahteraan psikologis yang optimal ialah individu

yang menerima kekuatan dan kelemahan diri apa adanya, memiliki hubungan positif dengan

orang lain, mampu mengarahkan tingkah lakunya sendiri, mampu mengembangkan potensi diri

secara berkelanjutan, mampu mengatur lingkungan, dan memiliki tujuan dalam hidupnya (Debby

dan Siregar, 2013 ; Maghfirah, 2013).

Kesejahteraan psikologis (psychological well-being) pertama kalimdikemukakan oleh

Ryff. Menurut Ryff (Papalia dkk, 2009 ; Maqhfirah, 2015) kesejahteraan psikologis adalah

gambaran kesehatan psikologis individu berdasarkan pemenuhan kriteria fungsi psikologis

positif individu tersebut (positive psychological functioning). Kesejahteraan psikologis

merupakan suatu dorongan untuk menggali potensi diri secara keseluruhan. Orang yang sehat

secara psikologis memiliki sikap positif terhadap diri dan orang lain, mampu membuat keputusan

sendiri dan mengatur perilaku sendiri, dapat memilih atau membentuk lingkungan yang sesuai

dengan kebutuhannya. Orang yang sejahtera secara psikologis juga memiliki banyak tujuan yang

membuat hidupnya bermakna, berjuang untuk menjelajah dan mengembangkan diri selengkap

mungkin (Papalia dkk, 2009). Konteks psikologi, fenomena meme/humor ini mencerminkan

6
dampak yang dapat dirasakan oleh individu yang terpapar oleh konten meme rasis. Meme rasis

tidak hanya menciptakan lingkungan online yang merugikan, tetapi juga dapat berdampak pada

kesejahteraan psikologis individu yang menjadi sasaran atau terlibat secara tidak langsung.

Dalam pembuatan proposal ini, kita akan menyelidiki sejarah dan dinamika evolusi Meme

Shitpost Sejuta Umat dengan fokus khusus pada penyebaran meme rasis, serta menganalisis

dampak psikologis dari konsumsi dan pembuatan konten semacam itu.

Penelitian sejenis

Penelitian ini didasarkan dari beberapa penelitian terdahulu. Pertama, fenomena meme di

media sosial studi etnografi virtual posting meme pada penguna media sosial instagram, Aditya

Nugraha1, Ratih Hasanah Sudrajat, Berlian Primadani Satria Putri Prodi Ilmu Komunikasi,

Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom adittnugrahaa@gmail.com. peneliti

menyimpulkan bagaimana kesan pengguna Instagram memaknai aktivitas posting meme yang

dilakukannya. Yang pertama, informan merasa diperhatikan followers, artinya dengan diberikan

like dan comment dari followers terhadap posting meme yang dilakukan membuat informan

merasa diperhatikan oleh followers-nya. Kedua informan merasa memberikan informasi ke

followers, artinya dengan menggunakan hashtag, secara tidak langsung informan memberikan

informasi terkait dengan meme yang akan dicari. Dan yang terakhir, informan merasa

mendapatkan pengalaman baru, artinya informan merasa dari melakukan aktivitas posting meme

ini mereka medapatkan teman baru dalam hal ini semakin bertambahnya followers yang mem-

follow informan, menghilangkan rasa bosan dan stres, serta dapat saling menginspirasi.

Kedua, sarkasme pada meme di media sosial instagram, Veronika Unun Pratiwi

Indonesia, Universitas Veteran Bangun Nusantara, veronikaup@gmail.com, 20 Juni

2022.Peneliti menyimpulkan bahwa dengan membaca dan mengamati sumber data atau gambar

7
meme Indonesia di media sosial Instagram, terdapat berbagai bentuk dan gaya sarkasme yang

tertulis dalam meme Indonesia. Kontras bahasa kiasan ini membandingkan dan mengkontraskan

dua frasa. Perilaku anak muda saat ini mirip dengan langit dan bumi, kondisi perekonomian di

Indonesia dalam beberapa hari belakangan terkait dengan kenaikan harga barang, minyak goreng

dan bahan bakar minyak (BBM). Majas pertentangan, banyak mempunyai pilihan seperti

melebihlebihkan sesuatu hal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa budaya meme Instagram

mengandung gaya satir dengan sarkasme, yang digunakan untuk menyindir dan mengkritik

dengan rasa humor. Karakteristik meme, pilihan bahasa dan frasa sangat menarik. Forum ulasan

kreatif menjadi lebih terbuka dan beragam sejak munculnya alat komunikasi meme di dunia

digital, seperti pembuatan meme dalam ulasan satir ini. Meme tentang peristiwa baru-baru ini

bisa lucu sekaligus menggugah pikiran. Meme telah menjadi terkenal sebagai cara baru untuk

menanggapi peristiwa nasional, khususnya dalam politik dan kehidupan sosial. Meme dapat

memperjelas sikap ironi dan kritik, namun juga dapat menimbulkan ironi dan kritik bernuansa

humor.

Kemudian, terakhir yaitu penelitian mengenai penggunaan Meme Sejarah di Jejaring

Sosial untuk Meningkatkan Kesadaran Sejarah Masyarakat Indonesia. Samudra Eka Cipta, Rinto

Budi Santosa Pascasarjana Ilmu Sejarah, Universitas Indonesia, Indonesia SMA Negeri Sapuran,

Kab. Wonosobo, Indonesia. Peneliti menyimpulkan bahwa melalui produksi dan menyebarkan

meme sejarah di jejaring sosial dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk

memasyarakatkan khasanah sejarah pada masyarakat luas (netizen). Mengingat besarnya jumlah

masyarakat Indonesia pengguna jejaring sosial dan luasnya jangkauan persebaranya. Keberadaan

meme sejarah di jejaring sosial dapat dijadikan sebagai sarana internalisasi dan peningkatan

wawasan kesejarahan pada masyarakat, juga akan merangsang komunikasi diantara netizen

8
untuk berdiskusi tentang aspek-aspek kesejarahan, sehingga diharapkan kedepan akan terbentuk

masyarakat Indonesia yang melek sejarah.

B. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini dapat tetap terfokus pada tujuan awal, maka penulis menetapkan rumusan

masalah yang akan menjadi inti pembahasan, yaitu:

1.Bagaimana pola dalam meme rasis yang ada di grup Meme Shitpost Sejuta Umat" di

Facebook?

2. Bagaimana dampak meme rasis dalam grup "Meme Shitpost Sejuta Umat" di Facebook bagi

kesejahteraan psikologis anggota grup?

C. Tujuan Penulisan

1. Menganalisis keberadaan meme rasis di grup "Meme Shitpost Sejuta Umat" di Facebook.

2. Meneliti dampak meme rasis tersebut terhadap kesejahteraan psikologis individu yang

terpapar.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Meme
2.1.1 Hakikat Meme
Meme dalam konteks media sosial merupakan bentuk komunikasi baru yang sangat

populer, terutama di kalangan milenial. Mereka digunakan untuk menyatakan emosi, peristiwa,

dan banyak hal lain dengan cara yang baru dan berbeda. Istilah meme pertama kali

diperkenalkan oleh Richard Dawkins pada tahun 1976 dalam bukunya The Selfish Gene, di mana

ia menggunakannya untuk menjelaskan bagaimana prinsip-prinsip Darwinisme menggambarkan

penyebaran gagasan dan fenomena budaya.Meme dapat berupa gambar, video pendek, kata-kata,

atau gagasan yang cepat menyebar di antara orang-orang dan sering mengalami variasi atau

modifikasi. Meme sering kali merepresentasikan fenomena atau tema tertentu dan telah

memperkenalkan kata-kata dan simbol-simbol baru ke dalam bahasa sehari-hari. Meme

digunakan untuk menciptakan humor dan hiburan, menjadi bahasa unik, mengekspresikan

ekspresi wajah, memberikan komunikasi singkat dan padat, merespons berita atau peristiwa,

menyampaikan pesan secara kreatif, memperkenalkan karakter atau personifikasi, serta menjadi

alat untuk kampanye.Meme telah menjadi bentuk komunikasi baru di berbagai platform media

sosial, menciptakan identitas bersama di antara komunitas online dan mendorong keterlibatan

pengguna aktif. Penggunaannya juga memiliki risiko seperti potensi penyebaran informasi palsu,

pelanggaran hak cipta, dan dampak emosional negatif.

Penggunaan meme dalam komunikasi media sosial perlu seimbang dengan tanggung

jawab, etika, dan kesadaran akan dampak keseluruhan pada komunitas online. Jika digunakan

dengan bijak, meme dapat menjadi elemen penting dalam dinamika evolusi komunikasi di era

10
digital.Hakekat meme dapat didefinisikan sebagai fenomena budaya yang melibatkan

penyebaran dan adaptasi gagasan, gambar, atau video yang biasanya memiliki nilai humor, ironi,

atau pesan tertentu melalui media sosial dan platform daring lainnya. Beberapa hakekat meme :

 Replikasi dan Penyebaran Cepat: Meme cenderung memiliki sifat yang mudah direplikasi

dan disebarkan secara cepat melalui berbagai platform daring, seperti media sosial,

forum, dan situs berbagi konten.

 Konten yang Mudah Diidentifikasi: Meme sering kali mengandung gambar atau teks

yang mudah dikenali dan diidentifikasi oleh banyak orang. Mereka biasanya

menggunakan gaya yang sederhana dan mudah dimengerti.

 Adaptasi dan Evolusi: Meme cenderung berubah dan berkembang seiring waktu. Mereka

bisa diadaptasi ulang atau dimodifikasi untuk mengikuti tren, kejadian terkini, atau

kebutuhan komunikasi yang berbeda.

 Pelestarian Budaya dan Identitas: Meme sering kali mencerminkan budaya, nilai-nilai,

dan kecenderungan tertentu dalam masyarakat. Mereka dapat menjadi alat ekspresi dan

identitas bagi kelompok atau komunitas tertentu.

 Kehadiran dalam Konteks Sosial dan Politik: Meme juga sering digunakan untuk

menyampaikan pesan politik, kritik sosial, atau komentar terhadap isu-isu kontemporer.

Mereka bisa menjadi alat untuk menyebarkan ideologi atau mengomentari peristiwa

politik dan sosial.

 Humor dan Hiburannya: Salah satu fitur utama meme adalah humor atau daya tarik

hiburan yang menyertainya. Mereka sering kali dirancang untuk menghasilkan tawa atau

membuat orang terhibur.

11
 Pengaruh dalam Budaya Populer: Meme telah menjadi bagian integral dari budaya

populer modern. Mereka sering kali memengaruhi mode, bahasa, dan cara berpikir dalam

masyarakat secara luas.

Hakekat meme memengaruhi cara kita berinteraksi dengan konten digital, bagaimana kita

menyampaikan gagasan, dan bagaimana budaya populer dan komunikasi online berkembang.

2.1.2 Jenis-jenis Meme

Jenis-jenis meme meliputi berbagai tipe yang memiliki ciri khas dan gaya penggunaannya

masing-masing. Jenis-jenis meme yang ada yaitu :

 Classic Memes merupakan jenis meme yang populer pada tahun 2007 hingga 2012-an.

Meme ini ditandai dengan penggunaan font Impact pada setiap meme-nya. Biasanya, teks

dengan font Impact ditempatkan pada gambar seseorang atau karakter yang memiliki

referensi budaya atau lelucon tertentu. Contoh yang terkenal adalah meme Bad Luck

Brian.

 Dank Memes diperkenalkan pertama kali tahun 2013 melalui situs 4chan dan Reddit.

Meme ini dibuat dengan konsep memparodikan lelucon yang sudah ada dengan balutan

konteks yang harus dipahami oleh pembacanya. Jenis meme ini bisa menjadi sangat lucu

apabila konteks yang diangkat bisa dipahami banyak orang, tetapi apabila mengangkat

konteks khusus seperti lelucon suatu kelompok, maka sulit dipahami oleh orang lain. 3

 Normie Memes memiliki struktur gambar yang mirip dengan Dank memes, tetapi

cenderung kurang ofensif. Meme jenis ini umumnya memiliki konteks pembahasan yang

umum dan bisa dimengerti oleh semua orang, tetapi kepopulerannya juga bisa hilang

dengan cepat.

12
 Wholesome Memes berkembang bersama dengan Normie memes pada tahun 2007 hingga

sekarang. Berbeda dengan jenis meme lainnya, Wholesome memes dibuat tanpa ada ironi

di dalamnya. Meme ini cenderung memberikan dukungan dan kepedulian daripada

membuat lelucon, terutama terkait dengan percintaan, kesehatan mental, perasaan senang,

atau sedih kepada seseorang.

 Surreal Memes tergolong abstrak dan tidak memiliki makna yang jelas. Sejak

kemunculannya pada tahun 2015, Surreal memes biasanya memiliki gambar dan lelucon

yang absurd berdasarkan selera humor pembuatnya. Salah satu meme yang terkenal

adalah Meme Man.

 Meme Agamis Meme agamis memuat konten-konten yang merendahkan, mengejek, atau

dengan sengaja menghina agama atau kepercayaan tertentu. Jenis meme ini dapat

menyinggung perasaan umat beragama dan menimbulkan konflik.

 Meme Rasis Meme rasis berisi konten-konten yang mengandung rasisme, seperti ejekan

terhadap ras tertentu, penggunaan stereotip rasial yang merendahkan, atau bahkan

penyebaran ajaran kebencian terhadap ras tertentu.

 Meme Sarkastik Meme sarkas seringkali menggunakan gaya bahasa sarkastik atau ironi

dengan maksud yang merendahkan atau menghina pihak tertentu, baik individu maupun

kelompok, yang dapat menyebabkan ketegangan dan konflik.

 Meme yang Mengandung Hate Speech jenis meme ini berisi kata-kata atau kalimat yang

merendahkan atau menghasut kebencian terhadap suatu kelompok ras atau agama.

2.1.3 Unsur-unsur meme

Meme adalah fenomena yang populer di media sosial. Unsur-unsur meme dapat

mencakup tanda, obyek, dan penafsir. Tanda atau gambar meme biasanya mencerminkan

13
aktivitas sosial atau kejadian terkini yang menarik perhatian netizen. Sedangkan obyek meme

umumnya berisi cibiran, sindiran, atau ketidaksukaan netizen terhadap seseorang atau suatu hal,

dan dikemas dalam bentuk satire atau humor. Penafsir atau sikap para netizen cenderung sejalan,

di mana mereka cenderung menerima dan setuju dengan isi meme dan saling mendukung satu

sama lain. Selain itu, dalam meme Instagram, unsur verbal dan nonverbal juga digunakan

sebagai elemen-elemen utama. Kedua unsur ini membuat meme menjadi sebuah wacana yang

sangat menarik dan cukup beragam dalam interpretasinya, terutama pada unsur nonverbal.

Melalui tanda, obyek, dan penafsir, meme mampu menyampaikan makna dan pesan dari penulis.

Meme cenderung mengalami evolusi dan perubahan seiring waktu, memungkinkan pengguna

untuk menciptakan, memodifikasi, atau mengadaptasi meme sesuai dengan tren atau kejadian

terkini, sehinga meme menunjukkan wujud kreativitas yang berkembang dalam bentuk yang

cukup unik di media sosial.

2.2 Meme rasis


2.1.1 Rasis
Rasis adalah sikap yang didasari oleh rasisme dalam masyarakat. Dalam konteks ini,

rasisme terkait dengan konsep etnosentrisme, prasangka, dan diskriminasi. Rasisme timbul dari

sifat manusia sebagai makhluk sosial yang terkadang membatasi hubungannya dengan manusia

lain berdasarkan perbedaan fisik. Hal ini dapat berupa keyakinan bahwa seseorang lebih baik

daripada yang lain hanya karena warna kulit atau budayanya. Rasisme juga dapat berwujud

dalam perlakuan berat sebelah terhadap suku bangsa yang berbeda-beda. Salah satu aspek

penting dari rasisme adalah bahwa ia tidak hanya bersifat individual, tetapi juga dapat

terinternalisasi dalam struktur sosial dan budaya yang lebih luas. Rasisme sistemik, misalnya,

terjadi ketika diskriminasi terhadap suatu ras atau etnisitas tertentu terdapat dalam kebijakan,

praktik, atau norma-norma sosial yang diakui secara luas. Ini dapat menyebabkan

14
ketidaksetaraan sistemik dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, kesehatan, dan

keadil. Rasisme, atau rasialisme, mencakup keyakinan bahwa ras tertentu lebih unggul dan juga

melibatkan institusi dan sistem politik, ekonomi, atau hukum yang terlibat dalam diskriminasi

atau memperkuat ketidaksetaraan rasial dalam berbagai aspek, seperti kekayaan, pendidikan,

kesehatan, serta hak-hak sipil. Rasisme dapat dipahami sebagai perilaku berbeda terhadap orang

lain berdasarkan warna kulit atau budayanya, dan ini dapat muncul dalam berbagai bentuk

seperti prasangka rasial, diskriminasi rasial, kekerasan rasial, serta stereotip berdasarkan ras.

2.2.2 Meme rasis

Meme rasis merujuk kepada meme yang mengandung konten atau pesan yang

merendahkan, menghina, atau memperkuat stereotip yang berkaitan dengan suatu ras atau etnis

tertentu. Meme rasis sering kali menyebarkan pandangan yang diskriminatif atau mengejek

individu atau kelompok berdasarkan ras atau etnis mereka. Konten meme rasis dapat berupa

gambar, teks, atau video yang menyalahkan, mempermalukan, atau melecehkan kelompok

tertentu berdasarkan ciri-ciri fisik, budaya, atau latar belakang etnis mereka. Penggunaan meme

rasis tidak hanya tidak etis, tetapi juga dapat membahayakan dan memperkuat prasangka dan

diskriminasi rasial dalam masyarakat. Meme rasis harus ditolak dan tidak boleh diperbolehkan di

platform atau dalam interaksi sosial karena melanggar nilai-nilai kesetaraan, keadilan, dan

penghargaan terhadap keberagaman.

2.3 Media sosial

2.3.1 Facebook

Facebook adalah sebuah situs jejaring sosial yang memungkinkan penggunanya untuk

saling berinteraksi dengan pengguna lain di seluruh dunia. Facebook berasal dari dua kata dalam

bahasa Inggris, yaitu face yang berarti muka dan book yang berarti buku. Situs ini awalnya

15
dibuat oleh Mark Zuckerberg saat ia belajar psikologi di Harvard University dan diluncurkan

pada tahun 2004. Pada awalnya, Facebook hanya ditujukan untuk kalangan mahasiswa Harvard,

tetapi kemudian berkembang dan dapat digunakan oleh semua orang berusia minimal 13 tahun.

Facebook menawarkan berbagai fitur canggih, seperti pertukaran pesan, kemampuan untuk

membuat halaman pribadi, menambahkan teman, membuat dan mengupdate status, serta

membagikan berbagai jenis konten. Selain itu, Facebook dilengkapi dengan alat privasi untuk

membatasi siapa saja yang berhak melihat hal-hal yang Anda bagikan. Jumlah pengguna aktif

bulanan di Indonesia mencapai 77 juta, menjadikannya salah satu situs jejaring sosial yang

paling populer di kalangan masyarakat Indonesia.

Facebook secara lengkap adalah sebuah situs jejaring sosial yang memungkinkan

pengguna dapat saling berinteraksi dengan pengguna lainnya di seluruh dunia. Frasa “Buku

Muka” merupakan prinsip dasar yang membedakan facebook dengan jejaring sosialnya, yaitu

menampilkan seluruh informasi dari pengguna tersebut.Facebook menawarkan berbagai fitur

canggih yang belum pernah ada di sosial media sebelumnya. Selain dapat bertukar pesan, dengan

facebook seorang pengguna dapat menciptakan halaman pribadi, menambahkan teman, membuat

dan mengupdate status, membagikan berbagai jenis konten, video call dan banyak lagi. Selain

itu, facebook juga dilengkapi dengan alat privasi untuk membatasi siapa saja yang berhak

melihat hal yang Anda bagikan.

2.3.2 Sejarah Facebook

Facebook merupakan salah satu media sosial terpopuler di dunia. Facebook adalah media

siber yang merupakan klasifikasi dari media baru sedang berkembang dalam studi Ilmu

Komunikasi saat ini. Facebook pertama kali diperkenalkan kepada publik oleh Mark Zuckerberg

sebagai pendiri bersama beberapa rekan sebagai pendiri bersama di antaranya Dustin Moskovitz,

16
Chris Hughes dan Eduardo Saverin pada tanggal 4 Februari 2004 berupa sebuah situs dengan

nama awal TheFacebook. Perjalanan awal, Facebook hanya dapat diakses terbatas oleh anggota

asrama dari mahasiswa Harvard University lalu pada 1 Maret 2004 Facebook memperluas

jangkauan akses dari Harvard ke Stanford, Columbia dan Yale. Pada 1 Juni 2004, Mark bersama

rekan memindahkan kantor Facebook dari Harvard ke Palo Alto, California.

Dalam kurun waktu tiga bulan setelahnya, TheFacebook melakukan perubahan tampilan

dengan meluncurkan Facebook Wall yang berfungsi untuk meletakkan pesan kepada teman-

teman mereka. Belum genap setahun sejak diluncurkan pertama kali, Facebook telah memiliki

satu juta pengguna aktif pada 1 Desember 2004. Pada 1 Mei 2005, tercatat Facebook telah

tumbuh pesat dengan mendukung akses kepada lebih dari 800 jaringan perguruan tinggi di

Amerika Serikat dan Kanada. Setelah perguruan tinggi, Facebook menyasar perluasan dengan

menambahkan jaringan sekolah menengah atas. Pada 20 September 2005, Facebook melakukan

pergantian nama dari nama awal thefacebook.com menjadi facebook.com. Sejak didirikan pada

2004 hingga 2017, Facebook telah sangat banyak mengalami perubahan baik dari segi struktur

perusahaan maupun segi teknologi yang mana perkembangan itu dapat dilihat di situs resmi

Facebook Newsroom dengan alamat https://newsroom.fb.com/company-info/.

2.4 Meme rasis dalam media social facebook

2.4.1 GRUP MEME SHITPOST SEJUTA UMAT

Pada 6 April 2021, sebuah grup meme shitpost sejuta umat didirikan dengan anggota

mencapai 412 ribu orang. Grup ini menjadi tempat bagi para anggotanya untuk saling

berinteraksi dan berbagi konten secara online. Dalam grup tersebut, setiap anggota diharapkan

untuk aktif dengan memposting setidaknya lima kali sehari. Dalam 28 hari terakhir, telah tercatat

sekitar 260 postingan yang dipublikasikan. Setiap postingan memunculkan beragam reaksi dari

17
anggota, yang mencakup emosi seperti kemarahan, kebingungan, kesedihan, dan bahkan rasa

tidak suka yang didasarkan pada konten yang diposting.

Dalam dinamika harian grup, komentar yang diberikan oleh anggota seringkali

mencerminkan berbagai reaksi dan pendapat mereka terhadap konten yang diposting. Beberapa

komentar mengekspresikan perasaan marah atau kebingungan, sementara yang lain menunjukkan

rasa sedih atau kesedihan. Tak jarang pula, komentar yang muncul juga mencakup konten yang

rasis atau mengandung prasangka tertentu terhadap kelompok tertentu. Hal ini menunjukkan

bahwa grup tersebut menjadi medan pertukaran gagasan dan emosi yang sangat dinamis di antara

anggotanya.

Begitu banyaknya reaksi yang terjadi dalam setiap postingan, grup tersebut menjadi pusat

diskusi yang hidup dan beragam. Anggotanya memiliki kebebasan untuk mengekspresikan

pendapat dan emosi mereka terhadap konten yang diposting, meskipun hal ini sering kali

menghasilkan diskusi dan perdebatan yang intens. Dengan demikian, grup tersebut

mencerminkan keberagaman dan dinamika dari masyarakat daring, di mana berbagai sudut

pandang dan emosi saling berbenturan dan saling berinteraksi dalam sebuah lingkungan online

yang kompleks.

18
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang dilakukan pada kondisi obyek yang alami, peneliti sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data yang dilakukan secara gabungan, data yang

dihasilkan bersifat deskriptif dan analisis data dilakukan secara induktif dan penelitian ini lebih

menekankan makna daripada generalisasi (Sedarmayanti dan Hidayat, 2011: 33).

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan studi etnografi virtual. Studi etnografi

virtual merupakan metode etnografi yang dilakukan untuk melihat fenomena sosial dan atau

kultur pengguna di ruang siber. Sebagai sebuah kultur dan artefak kultural, cyberspace atau

dunia siber bagi peneliti etnografi virtual bisa mendekati beberapa objek atau fenomena yang ada

di internet (Nasrullah, 2014: 171-172).

Dalam penelitian ini, peneliti memandang bahwa fenomena meme dikalangan pengguna

media sosial pasti memiliki makna dan realitas sosialnya. Sehingga paradigma yang digunakan

peneliti adalah paradigma konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme menyatakan bahwa

individu melakukan interpretasi dan bertindak menurut berbagai konseptual yang ada didalam

pikirannya (Ardianto dan Q-Anees, 2009: 151).

3.2 Hasil dan Pembahasan

Rentang 28 hari terakhir, sudah terjadi sekitar 260 postingan yang dipublikasikan di

dalam grup tersebut. Komentar yang muncul dalam setiap postingan cenderung bervariasi,

bergantung pada konten yang diposting. Meme rasis, diskusi dan perdebatan yang kompleks

sering terjadi di dalam Grup Shit Post Sejuta Umat. Berbagai reaksi muncul dari anggota grup

19
terhadap meme-meme yang bersifat merendahkan suatu ras atau etnis. Sebagian anggota

mengekspresikan ketidaknyamanan dan penolakan terhadap konten rasis tersebut, sementara

yang lain justru mendukung dan memperkuatnya dengan komentar yang memicu ketegangan dan

ketidaksepakatan di antara anggota grup.

Pembahasan mengenai meme rasis dalam Grup Shit Post Sejuta Umat mencerminkan

kompleksitas sikap dan pandangan anggota terhadap isu-isu sensitif ini. Beberapa anggota

menganggap meme rasis sebagai bentuk humor yang tidak berbahaya, sementara yang lain

menyadari dampak negatifnya dan menyerukan untuk menghindari konten yang bersifat

merendahkan dan memicu ketegangan rasial.Dalam upaya menjaga lingkungan yang inklusif dan

menghormati keberagaman, penting bagi anggota Grup Shit Post Sejuta Umat untuk

meningkatkan kesadaran akan implikasi meme rasis. Diskusi terbuka dan edukasi mengenai

dampak negatif dari konten rasis dapat membantu meredakan ketegangan dan membangun

penghargaan yang lebih besar terhadap keberagaman dalam komunitas online. Grup Shit Post

Sejuta Umat bukan hanya menjadi tempat untuk berbagi hiburan dan humor, tetapi juga menjadi

wadah untuk refleksi dan dialog yang konstruktif mengenai isu-isu yang relevan dengan

keberagaman dan penghormatan dalam masyarakat daring.

3.3 Kesimpulan

Kesimpulan mengenai meme rasis yang terdapat dalam Grup Facebook Shit Post Sejuta

Umat menyoroti kompleksitas dan dampak dari konten yang merendahkan suatu ras atau etnis.

Pertama-tama, meme rasis tidak hanya mencerminkan ketidakpekaan terhadap kerentanan dan

pengalaman individu yang terkait dengan ras atau etnis tertentu, tetapi juga dapat memperkuat

prasangka dan sikap diskriminatif dalam masyarakat. Diskusi dan interaksi yang terjadi di dalam

grup seringkali menampilkan perspektif yang beragam, dari yang mengecam hingga yang

20
mempertahankan meme rasis.Pentingnya kesadaran akan konsekuensi sosial dan psikologis dari

meme rasis menjadi sangat jelas dalam konteks Grup Facebook Shit Post Sejuta Umat. Meme

rasis tidak hanya menyinggung kelompok yang menjadi sasaran, tetapi juga menciptakan

lingkungan yang tidak aman dan tidak menyenangkan bagi anggota grup yang merasa terancam

atau terdiskriminasi oleh konten tersebut.

Perdebatan yang terjadi di dalam grup mencerminkan adanya ketegangan antara

kebebasan berekspresi dan tanggung jawab sosial dalam menggunakan media sosial. Meskipun

kebebasan berekspresi adalah hak yang dilindungi, penggunaan meme rasis menimbulkan

pertanyaan tentang batas etika dan moralitas dalam berbagi konten di platform daring.

Penanganan meme rasis dalam Grup Facebook Shit Post Sejuta Umat memerlukan tindakan yang

cepat dan tepat dari administrator grup serta partisipasi aktif dari anggota untuk mengedukasi,

menegur, dan menghapus konten yang merendahkan. Diperlukan pula upaya untuk membangun

kesadaran akan pentingnya menghormati keberagaman dan mencegah penyebaran konten yang

bersifat rasis atau merugikan. Kesimpulan ini menegaskan bahwa meme rasis bukanlah bahan

lelucon yang dapat diterima dalam konteks apapun. Mereka membawa dampak yang serius dan

dapat merusak keharmonisan dan kebersamaan dalam komunitas online. Oleh karena itu, perlu

adanya komitmen bersama untuk menentang dan menghindari meme rasis serta membangun

lingkungan yang inklusif, menghormati, dan aman bagi semua anggota masyarakat daring.

21
DAFTAR PUSTAKA

Nugraha, A. (2015). Fenomena Meme Di Media Sosial (Studi Etnografi Virtual Posting Meme

Pada Pengguna Media Sosial Instagram). Jurnal Sosioteknologi, 14(3), DOI:

10.5614/sostek.itbj.2015.14.3.3.

Kumparan. (n.d.). Arti Meme: Seni Digital yang Menguasai Dunia Internet.

Kumparan. (n.d.). Arti Rasis dalam Bahasa Gaul dan Contoh Perilakunya yang Harus Dihindari.

Liputan6.com. (n.d.). Rasisme adalah Prasangka Berdasarkan Keturunan Bangsa, Ini Cara

Menghindarinya.

Unikom Elibrary. (n.d.). No Title.

Zenius Blog. (n.d.). No Title.

YouTube. (n.d.). 2 Cara Download Video Youtube dengan Sangat Mudah.

Universitas Andalas. (n.d.). No Title.

Repository UPN Veteran Jakarta. (n.d.). BAB I PENDAHULUAN.

Repository Unika. (n.d.). BAB I PENDAHULUAN.

Digilib Unimed. (n.d.). No Title.

Eprints UMS. (n.d.). BAB I.

22
Journal UIR. (n.d.). No Title.

Kompasiana. (n.d.). Meme Menjadi Komunikasi Gaya Baru dalam Bermedia Sosial.

Kumparan. (n.d.). Penggunaan Format Meme di Sosial Media.

Journal Trunojoyo. (n.d.). No Title.

Amnesty ID. (n.d.). Rasisme dan HAM.

Liputan6.com. (n.d.). Apa Itu Rasis? Kenali Pengertian dan Bentuk-Bentuknya.

Nesabamedia. (n.d.). Pengertian Facebook.

Repository UIN Suska. (n.d.). BAB IV.

Journals Unisba. (n.d.). No Title.

23

Anda mungkin juga menyukai