Aksi 3 - Sri Annisa Putri
Aksi 3 - Sri Annisa Putri
(RPP)
A. Kompetensi Inti
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) peserta didik dapat
menentukan unsur-unsur pembangun teks cerita pendek dan menelaah teks cerita pendek
berdasarkan struktur dan kaidah kebahasaan dengan sikap jujur, bertanggungjawab, rasa
ingin tahu yang tinggi dan percaya diri.
D. Materi Pembelajaran
1. Unsur-unsur Pembangun Teks Cerita Pendek
2. Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Pendek
E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Saintifik
2. Model Problem Based Learning
3. Metode Diskusi kelompok
H. KegiatanPembelajaran
Pertemuan ke-1
Kegiatan Alokasi
No Deskripsi kegiatan
Waktu
1 Pendahuluan Peserta didik dan Pendidik membuka kegiatan 15 menit
pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa
bersama.
Pendidik mengecek kehadiran siswa.
Pendidik memberikan apersepsi dan motivasi
Peserta didik menyimak KD, IPK, dan tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Pengorganisaian Masalah
Pertemuan ke-2
Kegiatan Alokasi
No Deskripsi kegiatan
Waktu
1 Pendahuluan Peserta didik dan Pendidik membuka kegiatan 15 menit
pembelajaran dengan mengucapkan salam dan doa
bersama.
Pendidik mengecek kehadiran siswa.
Pendidik memberikan apersepsi dan motivasi
Peserta didik menyimak KD, IPK, dan tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Pengorganisaian Masalah
I. Penilaian
a. Penilaian sikap : Observasi
b. Penilaian pengetahuan : Tes tertulis
c. Penilaian keterampilan : Diskusi
Mengetahui
Kepala SMAN 10 SIJUNJUNG
Kompetensi Inti
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakanmetoda sesuai kaidah keilmuan.
2
A. Materi
A. Unsur intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur pembangun cerpen yang berasal dari dalam cerpen itu
sendiri. Jika diibaratkan sebuah bangunan, maka unsur intrinsik adalah komponen-
komponen bangunan tersebut. Unsur intrinsik cerpen terdiri dari tema, tokoh atau
penokohan, alur cerita, latar, gaya bahasa, sudut pandang dan amanat.
Berikut penjelasannya.
1) Tema.
Tema jarang dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya. Untuk dapat
merumuskan tema, kita harus terlebih dahulu mengenali rangkaian peristiwa
yang membentuk alur cerita dalam cerpen itu. Dengan kata lain tema
merupakan ide atau gagasan dasar yang melatarbelakangi keseluruhan cerita
yang ada dari cerpen. Tema memiliki sifat umum dan general yang dapat
diambil dari lingkungan sekitar, permasalahan yang ada di masyarakat, kisah
pribadi pengarang sendiri, pendidikan, sejarah, perjuangan romansa,
persahabatan dan lain-lain.
2) Penokohan
Penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan
karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
Berikut cara-cara penggambaran karakteristik tokoh.
Teknik analitik langsung Alam termasuk siswa yang paling rajin di
antara teman-temannya. Ia pun tidak merasa sombong walaupun
berkali-kali dia mendapat juara bela diri. Sifatnya itulah yang
menyebabkan ia banyak disenangi teman-temannya.Penggambaran
fisik dan perilakutokoh Seperti sedang berkampanye, orang-orang desa
itu serempak berteriak-teriak! Mereka menyuruh camat agar secepatnya
keluar kantor. Tak lupa mereka mengacung-acungkan tangannya,
walaupun dengan perasaan yang masih juga ragu-ragu. Malah ada di
antara mereka sibuk sendiri menyeragamkan acungan tangannya, agar
tidak kelihatan berbeda dengan orang lain. Sudah barang tentu, suasana
di sekitar kecamatan menjadi riuh. Bukan saja oleh
demonstrandemonstran dari desa itu, tapi juga oleh orang-orang
yangkebetulan lewat dan ada di sana.
Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh Desa Karangsaga tidak
kebagian aliran listrik. Padahal kampung-kampung tetangganya sudah
pada terang semua.
Penggambaran tata kebahasaan tokoh Dia bilang, bukan maksudnya
menyebarkan provokasi. Tapi apa yang diucapkannya benarbenar
membuat orang sedesa marah.
Pengungkapan jalan pikiran tokoh Ia ingin menemui anak gadisnya itu
tanpa ketakutan; ingin ia mendekapnya, mencium bau keringatnya.
Dalam pikirannya, cuma anak gadisnya yangmasih maumenyambutnya
dirinya.
3
B. Unsur Ektrinsik
1) Latar belakang masyarakat Yang termasuk dalam latar belakang masyarakat
adalah ideologi negara, kondisi politik, kondisi sosial dan kondisi ekonomi.
2) 2) Latar belakang penulis Yang termasuk dalam latar belakang penulis adalah
riwayat hidup penulis, kondisi psikologis dan aliran sastra penulis.
3) 3) Nilai yang terkandung dalam cerpen Nilai yang merupakan unsur ekstrinsik
adalah nilai agama, nilai sosial, nilai agama dan lain-lain.
6. Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda
(“….”) dan kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung.
Contoh: a. Alam berkata,“Jangan diam saja, segera temui orang itu!”
b. “Di mana keberadaan temanmu sekarang?” tanya Ani pada temannya.
c. “Tidak. Sekali saya bilang, tidak!” teriak Lani.
7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk
menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana.
B. Rangkuman
Tiba saatnya kita merangkum materi yang telah kita pelajari. Sesuai dengan
materi, rangkuman dikaitkan dengan menganalisis unsur-unsur pembangun cerita
pendek dalam buku kumpulan cerita pendek
Menurut KBBI, ‘analisis’ artinya penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,
perbuatan,dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk
perkaranya, dll). Menganalisis berarti menyelidiki atau menelaah. Menganalisis
teks berarti menelaah teks. Hal yang akan ditelaah dari teks cerpen adalah unsur-
unsur pembangun cerita pendek, struktur dan kaidan kebahasaannya.
Langkah-langkah yang dapat Ananda tempuh dalam menganalisis teks cerpen yaitu:
1. Membaca dan memahami teks dengan cermat.
2. Analisis unsur pembangun teks cerita pendek : a) Tema, b) tokoh, c) alur, d)
latar, e) gaya bahasa, f) sudut pandang, g) amanat
3. Analisis Struktur teks cerita pendek:
Pengenalan situasi cerita
Pengungkapan peristiwa
Menuju pada adanya konflik
Puncak konflik
Penyelesaian
4. Analisis kaidah kebahasaan teks cerita pendek
Banyak menggunakan kalimat bermakna lampau
Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi
kronologis)
Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang
terjadi
Banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung
sebagai cara menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang
Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan
atau dirasakan oleh tokoh
Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda
(“….”) dan kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung.
Menggunakan kata-kata sifat
6
5. Evaluasi
Untuk mengikat pemahaman Ananda mengenai materi “menganalisis unsur-unsur
pembangun cerita pendek dalam buku kumpulan cerita pendek”, Carilah sebuah
teks cerpen, kemudian analisis unsur-unsur pembangun cerita pendek.
Pergunakanlah bahasa Ananda sendiri. Pasti Ananda bisa! Terima kasih.
C. Referensi
Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI.
Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Suherli, dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI.
Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
https://repositori.kemdikbud.go.id/21742/1/XI_Bahasa-Indonesia_KD-3.9_Final.pdf
BAHASA INDONESIA
TEKS
CERITA
PENDEK
OLEH:
SRI ANNISA PUTRI
KOMPETENSI DASAR
3.9 Menganalisis unsur-unsur pembangun
cerita pendek dalam buku kumpulan
cerita pendek
INDIKATOR
PENCAPAIAN
KOMPETENSI
3.9.1
IPK
Menentukan unsur intrinsik teks cerita
1. NILAI AGAMA
2. NILAI SOSIAL
3. NILAI BUDAYA
4. NILAI MORAL
5. NILAI PENDIDIKAN
6. NILAI ESTETIKA
Art TUGAS KELOMPOK
Tiime Bacalah teks cerpen yang berjudul "SENYUM
KARYAMIN" dengan seksama!
Tentukan unsur intrinsik cerpen yang berjudul
"SENYUM KARYAMIN"!!
Tentukan unsur ekstrinsik tek cerita pendek
yang berjudul "SENYUM KARYAMIN"!
KOMPETENSI DASAR
3.9 Menganalisis unsur-unsur pembangun
cerita pendek dalam buku kumpulan
cerita pendek
pertemuan ke-2
3.9.3 Menelaah struktur teks cerita pendek
3.9.4 Menelaah unsur kebahasaan teks
cerita pendek
Tujuan
Pembelajaran
Peserta didik mampu menelaah kai
Peserta
didik
mampu
menelaah
struktur teks
cerita
pendek yang
dibaca
STRUKTUR TEKS
CERPEN
1. Pengenalan situasi cerita
2. Komplikasi
3. Puncak konflik
4. Penyelesaian
Tip: Use links to go to a different page
inside your presentation. Links work
best for pages like this one!
Banyak menggunakan 5
3.9 Menganalisis unsur-unsur 3.9.1 Menentukan unsur intrinsik teks cerita pendek
pembangun cerita pendek 3.9.2 Menelaah unsur ekstrinsik (nilai-nilai
dalam buku kumpulan cerita kehidupan) teks cerita pendek
pendek 3.9.3 Menelaah struktur teks cerita pendek
3.9.4 Menelaah unsur kebahasaan teks cerita
pendek
Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) peserta didik dapat menentukan
unsur intrinsik dan ekstrinsik teks cerita pendek, menelaah struktur teks cerita pendek, dan
menelaah kaidah kebahasaan teks cerita pendek dengan sikap jujur, bertanggungjawab, rasa
ingin tahu yang tinggi dan percaya diri.
Pertemuan ke-1
Petunjuk Belajar
SENYUM KARYAMIN
Si paruh udang kembali melintas cepat dengan suara mencecet. Karyamin tak lagi
membencinya karena sadar, burung yang demikian sibuk pasti sedang mencari makan buat
anak-anaknya dalam sarang entah di mana. Karyamin membayangkan anak-anak si paruh
udang sedang meringkuk lemah dalam sarang yang dibangun dalam tanah di sebuah tebing
yang terlindung. Angin kembali bertiup. Daun-daun jati beterbangan dan beberapa di
antaranya jatuh ke permukaan sungai. Daun-daun itu selalu saja bergerak menentang arus
karena dorongan angin.
"Jadi, kamu sungguh tak mau makan, Min?" tanya Saidah ketika melihat Karyamin
bangkit.
"Tidak. Kalau kamu tak tahan melihat aku lapar, aku pun tak tega melihat lenganmu habis
karena utang-utangku dan kawan-kawan."
Sebelum naik meninggalkan pelataran sungai, mata Karyamin menangkap sesuatu yang
bergerak pada sebuah ranting yang menggantung di atas air. Oh, si paruh udang. Punggung
biru mengkilap, dadanya putih bersih, dan paruhnya merah saga. Tiba - tiba
burung itu menukik menyambar ikan kepala timah sehingga air berkecipak. Dengan
mangsa diparuhnya, burung itu melesat melintas para pencari batu, naik menghindari
rumpun gelangan dan lenyap di balik gerumbul pandan. Ada rasa iri di hati Karyamin
terhadap si paruh udang. Tetapi dia hanya bisa tersenyum sambil melihat dua keranjangnya
yang kosong.
Sesungguhnya Karyamin tidak tahu betul mengapa dia harus pulang. Di rumahnya tak ada
sesuatu buat mengusir suara keruyuk dari lambungnya. Istrinya juga tak perlu
dikhawatirkan. Oh ya, Karyamin ingat bahwa istrinya memang layak dijadikan alasan buat
pulang. Semalaman tadi istrinya tak bisa tidur lantaran bisul di puncak pantatnya. "Oleh
karena itu, apa salahnya bila aku pulang buat menemani istriku yang meriang."
Karyamin mencoba berjalan lebih cepat meskipun kadang secara tiba-tiba banyak kunang-
kunang menyerbu ke dalam rongga matanya. Setelah melintasi titian Karyamin melihat
sebutir buah jambu yang masak. Dia ingin memungutnya, tetapi urung karena pada buah itu
terlihat bekas gigitan kampret.
Dilihatnya juga buah salak berceceran di tanah di sekitar pohonnya. Karyamin memungut
sebuah, digigit, lalu dilemparkannya jauh-jauh. Lidahnya seakan terkena air tuba oleh rasa
buah salak yang masih mentah. Dan Karyamin terus berjalan. Telinganya mendenging
ketika Karyamin harus menempuh sebuah tanjakan. Tetapi tak mengapa, karena dibalik
tanjakan itulah rumahnya.
Sebelum habis mendaki tanjakan, Karyamin mendadak berhenti. Dia melihat dua buah
sepeda jengki diparkir di halaman rumahnya. Denging dalam telinganya terdengar semakin
nyaring. Kunang-kunang di matanya pun semakin banyak. Maka Karyamin sungguh-
sungguh berhenti, dan termangu. Dibayangkannya isterinya yang sedang sakit harus
menghadapi dua penagih bank harian. Padahal Karyamin tahu, istrinya tidak mampu
membayar kewajibannya hari ini, hari esok, hari lusa, dan entah hingga kapan, seperti entah
kapan datangnya tengkulak yang telah setengah bulan membawa batunya.
Masih dengan seribu kunang-kunang di matanya, Karyamin mulai berpikir apa perlunya dia
pulang. Dia merasa pasti tak bisa menolong keadaan, atau setidaknya menolong istrinya
yang sedang menghadapi dua penagih bank harian. Maka pelan-pelan Karyamin
membalikkan badan, siap kembali turun. Namun di bawah sana Karyamin melihat seorang
lelaki dengan baju batik motif tertentu dan berlengan panjang. Kopiahnya yang mulai botak
kemerahan meyakinkan Karyamin bahwa lelaki itu adalah Pak Pamong.
“Nah, akhirnya kamu ketemu juga, Min. Kucari kau di rumah, tak ada. Di pangkalan batu,
tak ada. Kamu mau menghindar, ya?”
“Menghindar?”
“Ya. Kamu memang mbeling , Min. Di gerumbul ini hanya kamu yang belum
berpartisipasi." Hanya kamu yang belum setor uang dana Afrika, dana untuk menolong
orang-orang yang kelaparan di sana. Nah, sekarang hari terakhir. Aku tak mau lebih lama
kaupersulit.”
Karyamin mendengar suara napas sendiri. Samar-samar, Karyamin juga mendengar detak
jantung sendiri. Tetapi Karyamin tidak melihat bibir sendiri yang mulai menyungging
senyum. Senyum yang sangat baik untuk mewakili kesadaran yang mendalam akan diri
sendiri serta situasi yang harus dihadapinya. Sayangnya, Pak Pamong malah menjadi marah
oleh senyum Karyamin.
Kali ini Karyamin tidak hanya tersenyum, melainkan tertawa keras-keras. Demikian keras
sehingga mengundang seribu lebah masuk ke telinganya, seribu kunang masuk ke matanya.
Lambungnya yang kempong berguncang-guncang dan merapuhkan keseimbangan seluruh
tubuhnya. Ketika melihat tubuh Karyamin jatuh terguling ke lembah Pak Pamong berusaha
menahannya. Sayang, gagal.
Petunjuk Belajar
Bacalah teks cerita pendek yang diberikan oleh pendidik yang berjudul “Senyum Karyamin”
Analisislah struktur teks cerita pendek yang berjudul “ Senyum Karyamin”
Analisislah kaidah kebahasaan teks cerita pendek yang berjudul “Senyum karyamin”
SENYUM KARYAMIN
karya Ahmad Tohari
Si paruh udang kembali melintas cepat dengan suara mencecet. Karyamin tak lagi
membencinya karena sadar, burung yang demikian sibuk pasti sedang mencari makan buat
anak-anaknya dalam sarang entah di mana. Karyamin membayangkan anak-anak si paruh
udang sedang meringkuk lemah dalam sarang yang dibangun dalam tanah di sebuah tebing
yang terlindung. Angin kembali bertiup. Daun-daun jati beterbangan dan beberapa di
antaranya jatuh ke permukaan sungai. Daun-daun itu selalu saja bergerak menentang arus
karena dorongan angin.
"Jadi, kamu sungguh tak mau makan, Min?" tanya Saidah ketika melihat Karyamin
bangkit.
"Tidak. Kalau kamu tak tahan melihat aku lapar, aku pun tak tega melihat lenganmu habis
karena utang-utangku dan kawan-kawan."
Sesungguhnya Karyamin tidak tahu betul mengapa dia harus pulang. Di rumahnya tak ada
sesuatu buat mengusir suara keruyuk dari lambungnya. Istrinya juga tak perlu
dikhawatirkan. Oh ya, Karyamin ingat bahwa istrinya memang layak dijadikan alasan buat
pulang. Semalaman tadi istrinya tak bisa tidur lantaran bisul di puncak pantatnya. "Oleh
karena itu, apa salahnya bila aku pulang buat menemani istriku yang meriang."
Karyamin mencoba berjalan lebih cepat meskipun kadang secara tiba-tiba banyak kunang-
kunang menyerbu ke dalam rongga matanya. Setelah melintasi titian Karyamin melihat
sebutir buah jambu yang masak. Dia ingin memungutnya, tetapi urung karena pada buah itu
terlihat bekas gigitan kampret.
Dilihatnya juga buah salak berceceran di tanah di sekitar pohonnya. Karyamin memungut
sebuah, digigit, lalu dilemparkannya jauh-jauh. Lidahnya seakan terkena air tuba oleh rasa
buah salak yang masih mentah. Dan Karyamin terus berjalan. Telinganya mendenging
ketika Karyamin harus menempuh sebuah tanjakan. Tetapi tak mengapa, karena dibalik
tanjakan itulah rumahnya.
Sebelum habis mendaki tanjakan, Karyamin mendadak berhenti. Dia melihat dua buah
sepeda jengki diparkir di halaman rumahnya. Denging dalam telinganya terdengar semakin
nyaring. Kunang-kunang di matanya pun semakin banyak. Maka Karyamin sungguh-
sungguh berhenti, dan termangu. Dibayangkannya isterinya yang sedang sakit harus
menghadapi dua penagih bank harian. Padahal Karyamin tahu, istrinya tidak mampu
membayar kewajibannya hari ini, hari esok, hari lusa, dan entah hingga kapan, seperti entah
kapan datangnya tengkulak yang telah setengah bulan membawa batunya.
Masih dengan seribu kunang-kunang di matanya, Karyamin mulai berpikir apa perlunya dia
pulang. Dia merasa pasti tak bisa menolong keadaan, atau setidaknya menolong istrinya
yang sedang menghadapi dua penagih bank harian. Maka pelan-pelan Karyamin
membalikkan badan, siap kembali turun. Namun di bawah sana Karyamin melihat seorang
lelaki dengan baju batik motif tertentu dan berlengan panjang. Kopiahnya yang mulai botak
kemerahan meyakinkan Karyamin bahwa lelaki itu adalah Pak Pamong.
“Nah, akhirnya kamu ketemu juga, Min. Kucari kau di rumah, tak ada. Di pangkalan batu,
tak ada. Kamu mau menghindar, ya?”
“Menghindar?”
“Ya. Kamu memang mbeling , Min. Di gerumbul ini hanya kamu yang belum
berpartisipasi." Hanya kamu yang belum setor uang dana Afrika, dana untuk menolong
orang-orang yang kelaparan di sana. Nah, sekarang hari terakhir. Aku tak mau lebih lama
kaupersulit.”
Karyamin mendengar suara napas sendiri. Samar-samar, Karyamin juga mendengar detak
jantung sendiri. Tetapi Karyamin tidak melihat bibir sendiri yang mulai menyungging
senyum. Senyum yang sangat baik untuk mewakili kesadaran yang mendalam akan diri
sendiri serta situasi yang harus dihadapinya. Sayangnya, Pak Pamong malah menjadi marah
oleh senyum Karyamin.
Kalau tidak, mengapa kamu tersenyum-senyum? Hayo cepat, mana uang iuranmu?”
Kali ini Karyamin tidak hanya tersenyum, melainkan tertawa keras-keras. Demikian keras
sehingga mengundang seribu lebah masuk ke telinganya, seribu kunang masuk ke matanya.
Lambungnya yang kempong berguncang-guncang dan merapuhkan keseimbangan seluruh
tubuhnya. Ketika melihat tubuh Karyamin jatuh terguling ke lembah Pak Pamong berusaha
menahannya. Sayang, gagal.
1. Instrumen Penilaian
Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 4 = selalu, 3
= kadang-kadang,2 = jarang, 1 = kurang.
2. Instrumen Penilaian
PENILAIAN UNSUR-UNSUR PEMBANGUN TEKS CERITA PENDEK
Bacalah kutipan teks berikut, untuk menjawab soal no. 1-2!
Dua kegagalan yang lalu berakhir ketika aku diterima di jurusan bahasa Inggris. Kutekuni
masa pendidikan tinggi dengan sepenuh hati. Kendala finansial mendorong ku untuk
merambah dunia kerja disamping kuliah. Pucuk dicinta ulam tiba. Suatu hari Kak Ica,
saudara sepupuku, datang kepadaku.
“Nanda, di sebelah toko Bunda ada kios yang dijual. Bagaimana kalau kita patungan untuk
membeli kios itu. Lalu kita jual pakaian di sana?” kata Kak Ica.
Ia mengajak berpatungan untuk membeli kios itu. Kami mulai berbisnis pakaian. Tidak
kusangka, usaha itu menuai hasil yang gemilang.
1. Tokoh aku dalam penggalan cerpen di atas adalah...
A. Ica
B. Bunda
C. Nanda
D. Seorang Siswa
E. Seorang Penjual Kios
Cermatilah penggalan cerita pendek dengan saksama untuk menjawab soal no 7 dan 8!
(1) Lelaki berkacamata itu membuka kancing baju kemejanya bagian atas. (2) Ia kelihatan gelisah,
berkeringat, meski ia sedang berada di dalam ruangan yang berpendingin.(3) Akan tetapi, ketika
seorang perempuan cantik muncul dari balik koridor menuju tempat lelaki berkacamata itu
menunggu, wajahnya berubah menjadi berseri-seri. (4)Seakan lelaki itu begitu pandai
menyimpan kegelisahannya. (5) “Sudah lama?” tanya perempuan cantik itu sambil melempar
senyum. “Baru setengah jam,” jawabnya setengah bergurau.
7. Struktur yang ditunjukkan oleh penggalan di atas adalah….
A. Pengenalan situasi
B. Pengungkapan peristiwa
C. Menuju pada situasi konflik
D. Penyelesaian
E. Puncak konflik
8. Menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi. Kaidah kebahasaan
tersebut terlihat pada nomor….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
10. Kalimat langsung pada kutipan cerpen tersebut terdapat pada kalimat nomor .. ..
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
3. Kunci Jawaban
No. Soal Kunci Jawaban Skor
1 C 1
2 E 1
3 A 1
4 C 1
5 E 1
6 E 1
7 A 1
8 B 1
9 D 1
10 A 1
Total Skor 10
4. Rubrik Penilaian
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Nomor Skor Nilai
Kompetensi Soal Penilaian
3.9 Menganalisis unsur- 3.9.1 Disajikan kutipan teks cerita 1, 2, 3 3 10
unsur pembangun cerita
pendek dalam buku pendek, peserta didik
kumpulan cerita pendek menentukan unsur intrinsik
teks cerita pendek
3.9.2 Disajikan kutipan teks cerita 4,5 2
pendek, peserta didik
menentukan unsur ekstrinsik
teks cerita pendek
dst
b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1) Membaca buku-buku tentang pengertian, ciri-ciri dan nilai-nilai kehidupan yang
terkandung dalam teks cerpen
2) Mencari contoh teks cerpen dan tentukan unsur pembangun cerpen, struktur dan
kaidah kebahasaan cerpen tersebut
3) Mengamati langsung contoh teks cerpen tersebut dalam bentuk lain video,gambar,
ataupun cerita bergambar.