Anda di halaman 1dari 4

PEMAHAMAN TENTANG PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARANNYA

TOPIK 1: MENGENAL PESERTA DIDIK


RUANG KOLABORASI

Dosen pengampu: Dr. rer. nat. Robby Zidny, M. Si

Kelas IPA 04
Kelompok 4
1. Anna Fajria
2. Dina Melasari
3. Mafatihurrohmah
4. RSI Amara
5. Siti Fadilatul Kamilah

PPG PRAJABATAN GELOMBANG I


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
TAHUN 2023
Tugas 1.1 Memberikan Tanggapan terhadap Kasus di Ruang Kelas
Bacalah kasus-kasus berikut ini. Lalu, jawablah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan
berdiskusi bersama kelompok. Gunakan bekal pengetahuan anda mengenai konsep yang telah
dipelajari untuk memberikan jawaban yang informatif dan solutif.

1. Kasus I
Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda
hendak menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata
(mean). Untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda
mencoba untuk membuat urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta
didik agar dapat mencari nilai rata-rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta
didik untuk mengerjakan soal yang Anda berikan. Hasilnya, peserta didik mampu
mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah yang telah Anda siapkan. Beberapa
saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk mengulangi soal yang sama
tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu mengerjakannya dengan
benar.
● Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan
baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
Kemungkinan peserta didik mampu mengerjakan soal dengan baik pada percobaan
kedua tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal karena mereka telah memahami
konsep dasar dari mencari nilai rata-rata (mean) pada percobaan pertama. Pada
percobaan pertama, mereka memahami langkah-langkahnya dan melihat contoh
pengerjaan yang benar, sehingga mereka memahami bagaimana menghitung nilai
rata-rata dengan benar. Pada percobaan kedua, mereka telah menginternalisasi
konsep tersebut dan tidak perlu mengikuti urutan atau langkah-langkah yang
spesifik, karena mereka telah memahami prinsip dasar dibalik perhitungan tersebut.

● Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas
dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang
berkaitan.
Jawab:
Berdasarkan kasus diatas, kegiatan belajar yang diterapkan oleh guru kepada peserta
didik yaitu berupa latihan soal dan penugasan dimana pada materi matematika
membutuhkan langkah yang sistematis dalam pengerjaannya. Peserta didik mampu
mengerjakan soal yang sama tanpa melihat urutan soal karena mereka sudah
menangkap pembelajaran dengan baik dan memahami konsepnya, sehingga mereka
dapat menemukan solusinya sendiri untuk memecahkan soal tersebut. Hal ini
berkaitan dengan teori behavioristik yang berfokus pada perubahan perilaku peserta
didik dikarenakan adanya interaksi antara stimulus dan respon. Pada kasus ini,
peserta didik diberikan stimulus dalam pembelajaran berupa contoh pengerjaan soal,
kemudian guru meminta peserta didik untuk mengerjakan kembali soal yang sama
dan mereka mampu menjawabnya dengan benar. Kegiatan pengulangan dan
pelatihan tersebut dapat mengoptimalkan bakat dan kecerdasan peserta didik yang
sebelumnya sudah terbentuk, sehingga menjadi pembiasaan belajar. Selain itu, teori
behavioristik juga terdapat proses penguatan, sehingga daya ingat peserta didik
tentang pelajaran tersebut lebih kuat berdasarkan pengalaman atau percobaan yang
sudah mereka lakukan.
Penting bagi seorang guru untuk mengembangkan kreativitas dalam penyampaian
materi dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami dan
menginternalisasi konsep, bukan hanya mengikuti langkah-langkah mekanis. Ini
akan membantu siswa memahami konsep matematika lebih mendalam dan mampu
mengaplikasikannya dalam situasi yang berbeda.

2. Kasus II
Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa
berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu
setiap peserta didik menyelesaikan tantang belajarnya.
● Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya
sesuai dengan tahapan perkembangan usia?
Jawab:
Hal yang dapat dilakukan oleh Rina untuk membantu peserta didiknya yang sesuai
dengan tahapan perkembangannya yaitu:
● Mulai dari awal: Rina perlu mengenalkan konsep dasar matematika yang
cocok untuk anak kelas 1 SD contohnya mengenali angka, cara menghitung,
dan memahami konsep tentang jumlah dan ukuran.
● Menggunakan alat atau contoh nyata: Rina dapat mendemonstrasikan konsep-
konsep matematika melalui contoh nyata seperti balok, kubus, koin ataupun
mainan edukasi matematika lainnya. Alat tersebut dapat memudahkan peserta
didik terkait pemahaman konsep dalam bentuk fisik maupun visual.
● Pembelajaran aktif: Peserta didik dapat belajar melalui pengalaman secara
langsung. Ina dapat memberikan berbagai permainan dan aktivitas yang
interaktif sehingga peserta didik dapat menjalankan pembelajaran secara aktif
dan menyenangkan.
● Media visualisasi: Peserta didik dapat mendapatkan pemahaman yang lebih
nyata dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan bantuan gambar
kartun, animasi ataupun ilustrasi yang menarik perhatian peserta didik.
● Berhubungan dengan kehidupan nyata: Rina bisa menunjukkan kepada peserta
didik untuk menerapkan konsep matematika yang diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Contohnya dengan menghitung berapa banyaknya buah yang
mereka miliki atau adanya pembagian yang sama.
● Memberikan umpan balik: Sebagai pendidik, Rina dapat memberikan umpan
balik dengan positif kepada semua peserta didik karena hal tersebut dapat
membangun adanya rasa percaya diri serta dapat menghargai upaya peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran matematika.
● Mengapa kamu menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan.
Jawab :
Pelajaran matematika untuk anak sekolah dasar atau usia dini, tidak bisa diajarkan
langsung tanpa dibantu dengan perantara lain. Seorang anak harus mengalami
pelatihan terlebih dahulu terkait mengkonstruksi pemahamannya dengan bahasa
yang menyimbolkan angka tersebut (simbolik) atau juga disebut sebagai abstraksi
sederhana (simple astraction), atau lebih dikenal dengan abstraksi empiris sebelum
anak mengenal konsep bilangan dan operasi bilangan,. setelah itu, anak dilatih untuk
bisa berpikir lebih jauh tentang simbolik, yang sering disebut juga abstraksi reflektif
(reflective abstraction). Maka untuk langkah selanjutnya adalah mengajari anak
untuk menghubungkan antara pengertian bilangan dengan simbol bilangan.

3. Kasus III
Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia
mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks
deskripsi pada peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat
mengajar, terdapat beberapa contoh teks deskripsi menceritakan tentang
bangunanbangunan pencakar langit yang ada di Ibu Kota. Dengan memperhatikan latar
belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba untuk memberikan contoh berbeda.
Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan makanan khas di Bali.
● Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai? Mengapa
demikian?
Jawab:
Menurut kami, pertimbangan dan keputusan made sudah sesuai. Dalam hal ini made
memilih konteks lokal yaitu tentang pantai dan makanan khas di bali yang relevan
dengan wilayah made mengajar yaitu bali. Keterkaitan contoh yang made berikan
dapat membantu peserta didik untuk lebih terhubung dengan materi pembelajaran
karena mereka dapat merasakan keterkaitan langsung antara materi yang dipelajari
dengan lingkungan sekitar mereka.
● Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda
dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Jawab:
Prinsip yang Made gunakan dalam kasus ini adalah prinsip relevansi, dimana
pembelajaran disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar siswa. prinsip yang
made gunakan juga sesuai dengan teori belajar konstruktivisme vygotsky yang
menekankan adanya interaksi sosial individu dengan lingkungannya. Dengan
memilih topik yang relevan dengan lingkungan belajar peserta didik, made
menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna karena dapat mengaitkan
pembelajaran dengan pengalaman mereka sendiri.

Anda mungkin juga menyukai