Konsepdasardalampromosikesehatan1 111109210758 Phpapp02
Konsepdasardalampromosikesehatan1 111109210758 Phpapp02
Pendahuluan
I. Tujuan
a. Tujuan Umum : Memahami konsep dasar dalam promkes
b. Tujuan Khusus: Mengaplikasikan kedalam perilaku sehari-hari terkait dengan perubahan
perilaku, motivasi,menjalin kemitraan dan kolaborasi
I. Konsep Dasar Promosi Kesehatan
1. KONSEP PERUBAHAN
Perubahan bisa terjadi setiap saat dan merupakan proses yang dinamik serta
tidak dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa
berubah tidak ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan.
(Atkinson,1987 dan Brooten,1978 dalam Nurhidiyah, 2003 : 1), menyatakan
defenisi perubahan yaitu: merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau
seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya dan merupakan proses yang
menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi. Ada empat tingkat
perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap, perilaku, individual, dan
perilaku kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang kekuatannya, maka
pemahaman tentang tingkat-tingkat perubahan dan siklus perubahan akan dapat berguna.
Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan
dari status tetap atau status menjadi status yang bersifat dinamis, artinya dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.
2. Teori-teori perubahan
Menurut Rogers, untuk melakukan perubahan perlu beberapa langkah yang harus
dilakukan supaya perubahan dapat tercapai , antara lain :
a. (Atkinson, 1987 dan brooten,1978 dalam murhidiyah 2003 :
c. Teori Spradley
Menurut Spradley bahwa perubahan terencana harus secara konstan
dipantau untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara agen
berubah dan sistem berubah.
Berikut langkah dasar menurut Spradley :
a). mengenali gejala
b). mendiagnosis masalah
c). menganalisa jalan keluar
d). memilih perubahan
e). merencanakan perubahan
f). melaksanakan perubahan
g). mengevaluasi perubahan
h). menstabilkan perubahan
Factor
Promosi
predisposisi
kesehatan
Pendidikan Perilaku dan
kesehatan kebiasaan
Factor
Kualitas
penguat kesehatan
hidup
Kebijakan
lingkungan
regulasi Factor
organisasi kemungkinan
Sedangkan PRODCEED digunakan untuk menetapkan sasaran dan criteria kebijakan serta
implementasi dan evaluasi.
6. Type perubahan
Perubahan merupakan sesuatu yang mungkin sulit diterima bagi seseorang,
kelompok atau masyarakat yang belum memahami makna dari perubahan. Apabila
dipandang dari tipe perubahan, menurut Bennis tahun 1965, perubahan itu sendiri
memiliki tujuh tipe diantaranya tipe indoktrinasi, tipe paksaan, tipe teknokratik, tipe
interaksional, tipe sosialisasi, tipe emulative dan tipe alamiah.
1. Tipe endoktrinasi, suatu perubahan yang dilakukan oleh sekelompok atau
masyarakat yang menginginkan pencapaian tujuan yang diharapakan dengan
member doktrin atau menggunakan kekuatan sepihak untuk dapat berubah.
2. Tipe paksaan atau kekerasan, merupakan tipe perubahan dengan melakukan
pemaksaan atau kekerasan pada anggota atau seseorang dengan harapan tujuan
yang hendak dicapai dapat terlaksana
3. Tipe teknokratik, merupakan tipe perubahan dengan melibatkan kekuatan lain
dalam mencapai tujuan yang diharapakan terdapat satu pihak merumuskan
tujuan dan pihak lain untuk membantu mencapai tujuannya.
4. Tipe interaksional, merupakan perubahan dengan menggunakan kekuatan
kelompok yang saling berinteraksi satu dengan yang lain dalam mencapai tujuan
yang diharapakan dari perubahan
5. Tipe sosialisasi, merupakan suatu perubahan dalam mencapai tujuan dengan
menggunakan kerja sama dengan kelompok lain tetapi masih menggunakan
kekuatan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai
6. Tipe emultif, merupakan suatu perubahan dengan menggunakan kekuatan
unilateral dengan tidak merumuskan tujuan terlebih dahulu secara sungguh-
sungguh, perubahan ini dapat dilakukan pada sistem di organisasi yang
bawahannya berusaha menyamai pimpinan atau atasannya
7. Tipe alamiah, perubahan yang terjadi akibatsesuatu yang tidask disengaja tetapi
dalam merumuskan dilakukan secara tidak sungguh-sungguh, seperti kecelakaan,
maka seseorang ingin mengadakan perubahan untuk lebih berhati-hati dalam
berkendara dan lain sebagainya
7. Hambatan dalam perubahan
Perubahan tidak selalu mudah untuk dilaksanakan akan tetapi banyak hambatan
yang akan diterimanya baik hambatan dari luar maupun dari dalam.hambatan dlam
perubahan adalah sebagai berikut :
a. Ancaman kepentingan pribadi
Hal ini merupakan hambatan dalam perubahan karena adanya kekhawatiran
adanya perubahan segala kepentingan dan tujuan diri. Contohnya, dalam
pelaksanaan standarisasi perawat professional yang di akui sebagai profesi perawat
adalah minimal pendidikan DIII keperawatan, sehingga bagi lulusan SPK yang tidak
ingin melanjutkan pendidikan akan terancam bagi kepentingan dirinya sehingga hal
tersebut dapat menjadi hambatan dalam perubahan.
b. Persepsi yang kurang tepat
Persepsi yang kurang tepat atau informasi informasi yang belum jelas ini dapat
menjadi kendala dalam proses perubahan. Berbagai informasi yang akan dilakukan
dalam sistem perubahan jika tidak dikomunikasikan dengan jelas atau informasinya
kurang lengkap, maka tempat yang akan dijadikan perubahan akan sulit menerima
sehingga timbul kekhawatiran dari perubahn tersebut.
c. Reaksi psikologis
Ini merupakan factor yang menjadi hambatan dalam perubahan karena setiap
orang memiliki reaksi psikologis yang berbeda dalam merespon perbedaan sistem
adaptasi sehingga bisa menjadi hambatan dalam perubahan. Contohnya, apabila
akan dilakukan perubahan dalm sistem praktek keperawatan mandiri, jika perawat
belum menerima secara psikologis akan timbul kesulitan karena ada perasaan
takut sebagai dampak dari perubahan.
d. Toleransi terhadap perubahan rendah
Toleransi terhadap perubahan tergantung dari individu, kelompok atau
masyarakat. Apabila individu, kelompok atau masyarakat tersebut memiliki
toleransi yang tinggi terhadap perubahan maka akan memudahkan proses
perubahan tetapi apabila toleransi terhadap perubahan rendah maka perubahan
akan sulit dilaksanakan.
e. Kebiasaan
Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah diketahui
sebelumnya dibandingkan dengan sesuatu yang baru dikenal, karena keyakinan
yang dimiliki sangat kuat. Factor kebiasan ini yang menjadi hambatan dalam
perubahan.
f. Ketergantungan
Seseorang tidak dapat hidup secara mandiri dalam mencapai tujuan tertentu, suatu
perubahan akan menjadi masalah bagi seseorang yang selalu menggantungkan diri
sehingga perubahan akan sulit dilakukan.
g. Perasaaan tidak aman
Perasaan tidak aman juga merupakan penghambat dalam perubahan karena
adanya ketakutan terhadap dampak dari perubahan yang juga akan menambah
ketida amanan pada diri kelompok atau masyarakat.
h. Norma
Norma merupakan segala aturan yang didukung oleh anggota masyarakat dan
tidak mudah untuk merubahnya. Apabila akan mengadakan proses perubahan
namun bertentangan dengan norma maka perubahan tersebut akan mengalami
hambatan.
Kendala dan hambatan dalam melakukan perubahan menurut wilson :
Sistem dan proses perubahan
Sumber daya manusia
Sistem dan lingkungan organisasi
a. Defenisi motivasi
Motivasi dari bahasa latin movere artinya menimbulkan pergerakan. Motivasi adalah
kekuatan psikologis yang menggerakkan seseorang kearah beberapa tindakan (Haggard,
1989). Suatu kesediaan peserta didik menerima pembelajaran dengan kesiapan sebagai
bukti diri motivasi (Redman, 1993). Motivasi merupakan hasil factor external dan internal
dan bukan hasil manipulasi external saja ( Kort, 1987). Pendidikan kesehatan dilandasi oleh
motivasi dengan mengubah 3 faktor penentu prilaku yaitu sikap, pengaruh social, dan
kemampuan lewat komunikasi ( Kok, dkk, 1990). Perawat kerap berfokus pada tingkat
motivasi sebagai indicator keterlibatan potensial dalam program pendidikan kesehatan.
Ada hubungan signifikan antara motivasi dengan tindakan kepatuhan pada program
kesehatan (Becker, dkk, 1974). Motivasi merupakan pergerakan untuk memenuhi
kebutuhan atau mencapai tujuan.
Pendekatan oreventif memerlukan bujikan atau motivasi dari seseorang atas dasar
bahwa pencegahan lebih baik dari pengobatan atau tindakan terkait dengan
berkembangnya penyakit yang tidak diinginkan atau berakibat fatal. Peran perawat
memfasilitasi pendekatan peserta dididk kearah tujuan yang diinginkan dan mencegah
penundaan yang terlallu cepat. Waktu tidak menjadi bagian yang penting dalam motivasi.
Teori motivasi maslow diintegrasi secara utuh pada individu dan hirarki tujuan, dia
mengatakan tidak semua perilaku dimotivasi dan teori perilaku tidak sama dengan teori
motivasi. Dengan prinsip hirarki kebutuhan dasar fisiologis, keamanan, cinta/kepemilikan,
harga diri dan aktualisasi diri, ada keterlibatan antar kebutuhan yang berdasar tingkat
kebutuhan. Ada individu sangat termotivasi sangat termotivasi yang lainnya memiliki
motivasi yang lemah. Jika kebutuhan satu dipuaskan kebutuhan lainnya muncul.
Motif sebagai pendorong tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan dengan
faktor lain yang disebut motivasi (Walgito, 2002). Motivasi adalah sekelompok
pendorong yang berasal baik dari dalam individu maupun dari luar diri individu yang
dapat menimbulkan perilaku bekerja dan juga dapat menentukan bentuk, tujuan,
intensitas, dan lamanya perilaku bekerja (Pider, 2001). Menurut Robbins (2001),
motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk
tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi
antara apa yang dimiliki dan apa yang diharapkan. Dorongan merupakan kekuatan
mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan dan pencapaian tujuan. Tujuan
adalah sasaran atau hal yang ingin dicapai oleh seseorang individu.
b. Teori motivasi
a. Teori Kebutuhan Abraham Maslow
yang alami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri apabila
seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut juga
4) Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan akan dihormati, dan dihargai oleh
orang lain.
5) Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan
berikut:
Aktualisasi diri
Penghargaan
Sosial
Keamanan
Fisiologis
anak tangga hirarki. Dari titik pandang motivasi, teori itu mengatakan bahwa
meskipun tidak ada kebutuhan yang pernah dipenuhi secara lengkap, suatu
memotivasi. Jadi jika anda ingin memotivasi seseorang, menurut Maslow, anda
perlu memahami sedang berada pada anak tangga manakah orang itu dan
dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, berada bersama orang lain,
3) Need for Power, yaitu kebutuhan untuk kekuasaan yang merupakan refleksi
orang lain.
Tanggungjawab pribadi
berprestasi lebih menyukai situasi pekerjaan dengan tanggung jawab pribadi, umpan
balik, dan suatu risiko dengan derajat menengah. Bila karakteristik ini berlaku, peraih
Teori ERG adalah teori motivasi yang menyatakan bahwa orang bekerja
Menurut teori ini yang dimaksud dua faktor adalah faktor motivasional
yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang,
adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang bersumber dari luar diri
yang diraih, kecepatan bertumbuh, kemajuan dalam karir, pengakuan orang lain.
e. Teori Keadilan
yang mereka terima dari upaya dalam promosi dan dengan usaha yang mereka
fungsi dari keadilan yang didasarkan hasil (out put) dan wages (pendapatan).
f. Teori Harapan
dalam Siswanto (2007), prinsip utama dari teori harapan meliputi hal-hal berikut:
1) P= F (M X A). Kinerja (P) adalah fungsi (F) perkalian antara motivasi (M),
2) M= F (V1 X E). Motivasi (M) adalah fungsi (F) perkalian antara Valensi
tingkat satu (V1) dan Expectancy (E) atau harapan bahwa perilaku
tertentu akan diikuti oleh suatu hasil tingkat pertama. Apabila harapan
dari suatu perolehan tersebut nol, nilai mutlak atau variasi dari besarnya
sekali.
3) V1= (V1 X I). Valensi yang berhubungan dengan berbagai macam hasil
tingkat satu (V1) merupakan fungsi (F) perkalian antara jumlah valensi
yang melihat pada semua hasil tingkat kedua (V2) dan Instrumentalitas (I)
tingkat kedua.
pekerjaan.
mempengaruhi individu.
yang dilihat individu. Suatu hasil memiliki valensi positif apabila dipilih,
dan memiliki valensi negatif apabila tidak dipilih, serta memiliki valensi nol
tertentu.
f. Hasil tingkat pertama dan tingkat kedua. Hasil tingkat pertama yang
g. Teori Penguatan
disebut respon. Respon adalah tindakan atau perilaku yang muncul akibat
Menurut teori penguatan, seseorang termotivasi kalau dia memberikan respon pada
c. Tujuan Motivasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk
tertentu.
Makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas pula
bagaimana tindakan motivasi itu dilakukan. Setiap orang yang akan memberikan
d. Prinsip Motivasi
i. Prinsip Partisipasi
usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, klien akan lebih mudah
dimotivasi.
dimotivasi .
bawahan, akan memotivasi pegawai klien apa yang diharapkan oleh pemimpin
(Mangkunegara, 2002).
Penghargaan atau Recognation atas suatu prestasi yang telah dicapai oleh
Adanya tantangan yang dihadapi, merupakan motivator kuat bagi manusia untuk
mengatasinya.
tanggung jawab.
kesempatan untuk maju dapat merupakan motivator kuat bagi tenaga kerja untuk
bekerja.
Rasa ikut terlibat dalam suatu proses pengambilan keputusan dapat dimasukkan
dalam manajemen perusahaan, hal ini merupakan motivator yang cukup kuat untuk
tenaga kerja.
III. Kemitraan
a. Defenisi
Definisi Kemitraan (partnership) pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong
royong atau kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok.
Kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok
atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. Kemitraan
adalah hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan,
keterbukaan dan saling menguntungkan (memberikan manfaat).
b. Unsur-unsur kemitraan adalah :
Unsur-unsur kemitraan adalah : Adanya hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih
Adanya kesetaraan antara pihak-pihak tersebut Adanya keterbukaan atau kepercayaan
(trust relationship) antara pihak-pihak tersebut Adanya hubungan timbal balik yang saling
menguntungkan atau memberi manfaat.
c. Dasar Kemitraan adalah :
Dasar Kemitraan adalah : Kesamaan perhatian (common interest) atau kepentingan, Saling
mempercayai dan saling menghormati Tujuan yang jelas dan terukur Kesediaan untuk
berkorban baik, waktu, tenaga, maupun sumber daya yang lain
d. Prinsip-prinsip Kemitraan adalah:
Prinsip-prinsip Kemitraan adalah: Persamaan atau equality, Keterbukaan
atau transparancy dan Saling menguntungkan atau mutual benefit.
e. Untuk mengembangkan kemitraan di bidang kesehatan secara konsep terdiri 3 tahap
yaitu: : Untuk mengembangkan kemitraan di bidang kesehatan secara konsep terdiri 3
tahap yaitu:
Dasar Pemikiran Kemitraan dalam Kesehatan “Kesehatan adalah hak azasi manusia,
merupakan investasi, dan sekaligus merupakan kewajiban bagi semua pihak”.
Masalah kesehatan saling berkaitan dan saling mempengaruhi dengan masalah lain,
seperti masalah pendidikan, ekonomi, sosial, agama, politik, keamanan,
ketenagakerjaan, pemerintahan, dll.
i. Tujuan Kemitraan :
Hasil yang diharapkan : Adanya percepatan, efektivitas dan efisiensi berbagai upaya
termasuk kesehatan.
k. Pelaku Kemitraan :
Pelaku Kemitraan : Adalah semua pihak, semua komponen masyarakat dan unsur
pemerintah, Lembaga Perwakilan Rakyat, perguruan tinggi, media massa,
penyandang dana, dan lain-lain, khususnya swasta.
Ada 3 prinsip dalam membangun kemitraan, yaitu : kesetaraan, dalam arti tidak ada
atas bawah (hubungan vertikal), tetapi sama tingkatnya (horizontal); keterbukaan dan
saling menguntungkan.
m. Ada 7 saling yang perlu diperhatikan, yaitu :
o penjajagan/persiapan,
o penyamaan persepsi,
o pengaturan peran,
o komunikasi intensif,
o melakukan kegiatan, dan
o melakukan pemantauan & penilaian.
p. Indikator Keberhasilan :
q. Tujuan
Tujuan umum :
Meningkatkan percepatan, efektivitas dan efisiensi upaya kesehatan dan upaya
pembangunan pada umumnya.
Tujuan khusus :
Comunications
Autonomi Responsibility
commonpurpose
Effectif Cooperation
Collaboration
Coordination Assertivenes
Mutuality
Kerjasama adalah menghargai pendapat orang lain dan bersedia untuk memeriksa
beberapa alternative, pendapat, dan perubahan kepercayaan.
Asertifitas, penting ketika individu dalam tim mendukung pendapat mereka dengan
keyakinan. Tindakan asertife menjamin bahwa pendapatnya benar-benar di dengar dan
consensus untuk dicapai.
Tanggungjawab mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari hasil consensus dan
harus terlibat dalam pelaksanaannya.
Komunikasi, bahwa setiap anggota bertanggungjawab untuk membagi informasi penting
mengenai perawatan pasien dan issue yang relevan untuk membuat keputusan klinis.
Autonomi, mencakup kemandirian anggota tim dalam batas kompetensinya.
Koordinasi, efesiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan pasien, mengurangi
duplikasi dan menjamin orang yang berkualifikasi dalam menyelesaikan permasalahan.
Kepercayaan adalah konsep umum untuk semua elemen kolaborasi. Tanpa rasa percaya
kerjasama tidak aka nada, asertif menjadi ancaman, cenderung menghindar dari
tanggungjawab, terganggunya komunikasi, autonomi akan ditekan dan koordinasi tidak akan
terjadi.
Elemen kunci kolaborasi dalam kerjasama tim multi disipliner dapat digunakan untuk
mencapai tujuan kolaborasi tim:
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan keahlian
unik professional.
Kerjasama mencerminkan proses koordinasi pekerjaan agar tujuan buat target yang
telah ditentukan dapat dicapai. Selain itu, mengguanakan catatan klien terintegrasi dapat
merupakan suatu alat untuk berkomunikasi antar profesi secara formal tentang asuhan
klien.
Kolaborasi dapat berjalan baik jika :
1. Semua profesi mempunyai visi dan misi yang sama
4. Masing-masing profesi mengakui keahlian dari profesi lain yang tergabung dalam tim
DI SUSUN OLEH :
ASEP HIDAYAT
DEWI NURLELA
ENDANG MURWANINGSIH
HARFAH MASADY
IDHAM MUCHLIS
MARIYATUL KIPTIYAH