Anda di halaman 1dari 6

Strategi Menghadapi Pemeriksaan Pajak:

Upaya Legal dalam Kerangka Sistem Administrasi Perpajakan


:: Abdul Rahman

STRATEGI MENGHADAPI PEMERIKSAAN PAJAK:


UPAYA LEGAL DALAM KERANGKA
SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN

Abdul Rahman
STIA LAN Bandung, Jl. Cimandiri 34-38 Bandung 40115
HP. 0818876750, E-mail: rhnoke@yahoo.com

Strategies in Handling Tax Audit: Legal Efforts in Tax Administration Framework

Abstract
Self assessment system stipulated by tax policy has given taxpayers full trust in presenting data to perform their tax
obligations. This means that as long as tax officers agree and accept taxpayer’s report, this can be assumed that the report
provided is true. In order to examine tax compliance level, tax officer(s) will do tax audit. The scope of tax audit includes providing
the audit strategic planning; reviewing the tax implementation; and providing recommendations from tax evaluation. The
compliance to the provision of tax regulations represents the effort from taxpayer(s) and tax officer(s) in tax administration
framework.
Keywords: Tax Audit, right and obligation, strategy, tas administration.

A. PENDAHULUAN pajak self assessment telah memberikan


Untuk menjalankan pemerintahan dan konstribusi peningkatan pajak dari tahun ke
pembangunan di suatu negara, pemerintah tahun. Dengan berlakunya sistem self assessment
membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut maka terjadi pengalihan sebagian tugas aparat
diperoleh dari berbagai sumber penghasilan antara pajak kepada wajib pajak untuk menghitung
lain kekayaan alam, hasil usaha BUMN, barang- sendiri jumlah pajak yang terhutang. Sistem
barang yang dikuasai oleh pemerintah, denda-denda, ini memberikan kepercayaan penuh kepada
harta peninggalan atau warisan yang diberikan wajib pajak untuk menghitung, memper-
kepada negara, hibah, wasiat dan pajak. Pengertian hitungkan, membayar dan melaporkan sendiri
pajak sendiri adalah kontribusi wajib kepada negara kepada Direktorat Jenderal Pajak jumlah pajak
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang yang seharusnya terutang menurut ketentuan
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, peraturan perundang-undangan perpajakan.
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung Peran serta wajib pajak dalam sistem
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- pemungutan pajak self assessment sangat
besarnya kemakmuran rakyat. menentukan tercapainya rencana penerimaan
Saat ini pemerintah masih mengandalkan pajak. Penerimaan pajak yang optimal dapat
penerimaan pajak sebagai penerimaan utama negara, dilihat dari berimbangnya tingkat penerimaan
seperti halnya di negara-negara maju lainnya, seiring pajak aktual dengan penerimaan pajak
dengan semakin menurunnya peranan minyak dan potensial atau tidak terjadi tax gap. Menurut
gas bumi terhadap penerimaan negara. Penerimaan James yang dikutip oleh Gunadi (2005)
negara dari pajak berasal dari Pajak Penghasilan menyatakan bahwa “Besarnya tax gap
(PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak mencerminkan tingkat kepatuhan membayar
Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi pajak (tax compliance)”. Oleh karena itu,
dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah kepatuhan wajib pajak merupakan faktor
dan Bangunan (BPHTB), penerimaan cukai dan utama yang mempengaruhi realisasi
pajak-pajak lainnya. penerimaan pajak. Kepatuhan yang dimaksud
Kontribusi penerimaan pajak terhadap merupakan istilah tingkat sampai di mana
penerimaan negara diharapkan semakin meningkat wajib pajak mematuhi undang-undang
dari tahun ke tahun. Dalam asumsi Anggaran perpajakan dan memenuhi kewajibannya di
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2009, bidang perpajakan. Misal jika wajib pajak
pemerintah menargetkan perolehan pajak meningkat membayar dan melaporkan pajak terutang
21% dari realisasi pajak tahun 2008, yaitu sekitar 729,4 tepat waktu, maka wajib pajak tersebut dapat
Trilyun atau sekitar 69% dari penerimaan negara dan dianggap patuh.
hibah. Sistem self assessment memberikan
Reformasi perpajakan yang dilakukan tahun 1984 kepercayaan penuh kepada wajib pajak, maka
dengan menggantikan sistem self assessment terbatas selayaknya diimbangi dengan adanya
(self assessment lump-sum) dengan sistem pemungutan pengawasan agar kepercayaan yang diberikan

Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 1 Maret 2010 1


Strategi Menghadapi Pemeriksaan Pajak:
Upaya Legal dalam Kerangka Sistem Administrasi Perpajakan
:: Abdul Rahman

tidak disalahgunakan. Awalnya, fungsi direktorat pajak, temasuk yang telah diberikan pengembalian
jenderal pajak adalah melayani kebutuhan wajib pendahuluan kelebihan pajak. Kemudian Surat
pajak dalam memenuhi kewajiban per-pajakannya. Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Tetapi mengingat tingkat kesadaran pajak, tingkat menunjukan rugi, surat pemberitahuan tidak
kejujuran dan tingkat kedisiplinan bangsa Indonesia disampaikan atau disampaikan tidak pada waktu
rata-rata masih rendah, maka direktorat jenderal yang telah ditetapkan, surat pemberitahuan yang
pajak juga berfungsi mengawasi pelaksanaan memenuhi kriteria seleksi yang ditentukan oleh Dirjen
perpajakan, memberikan sanksi perpajakan, Pajak, ada indikasi kewajiban perpajakan selain
melaksanakan penagihan pajak dan membantu kewajiban penyampaian surat pemberitahuan yang
memberikan penyuluhan kepada wajib pajak. Dalam tidak dipenuhi, pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak
hal mengawasi pelaksanaan perpajakan, direktorat secara jabatan, penghapusan Nomor Pokok Wajib
jenderal pajak berwenang melakukan pemeriksaan Pajak, pengukuhan atau pencabutan pengukuhan
untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Pengusaha Kena Pajak, wajib pajak mengajukan
perpajakan. Pada dasarnya pemeriksaan pajak keberatan, pengumpulan bahan guna penyusunan
ditujukan untuk menguji kepatuhan wajib pajak, di norma penghitungan penghasilan neto, pencocokan
mana nantinya pemeriksaan pajak akan dapat data dan atau alat keterangan, penentuan WP
meningkatkan optimalisasi penerimaan pajak. berlokasi di daerah terpencil, penentuan satu atau
Bagaimana wajib pajak menyikapi hal ini? lebih tempat terutang PPN dan pelaksanaan
Sebagai wajib pajak, apalagi yang sudah mempunyai ketentuan peraturan perundang-undangan per-
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) tentu diperlukan pajakan untuk tujuan lain selain yang telah
pemahaman tentang peraturan perpajakan secara disebutkan.
tepat dan berdaya guna agar terhindar dari kesalahan
dalam pelaksanaan administrasi perpajakannya.
Dalam menghadapi pemeriksaan, sebagai wajib C. JENIS-JENIS PEMERIKSAAN PAJAK
pajak, kita perlu mengenal pemeriksaan itu sendiri, Berikut ini disampaikan jenis-jenis pemeriksaan
hak dan kewajiban wajib pajak dan pemeriksa pajak yang dilakukan oleh petugas pajak dalam rangka
serta strategi sebelum menghadapi pemeriksaan, menguji kepatuhan wajib pajak dalam pelaksanaan
pada saat dilakukan pemeriksaan dan sesudah kewajiban perpajakaannya:
dilakukan pemeriksaan.
1. Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan yang bersifat rutin, dilakukan
B. MENGENAL PEMERIKSAAN PAJAK terhadap Wajib Pajak sehubungan dengan
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk pemenuhan hak dan kewajiban perpajakannya.
mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau Pemeriksaan pajak rutin dilakukan pada kondisi di
keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan mana WP Orang Pribadi/Badan menyampaikan SPT
pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan Tahunan Lebih Bayar, SPT Tahunan pada bagian
lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan tahun akibat Perubahan Tahun Buku, SPT Tahunan
perundang-undangan perpajakan. pada tahun Penilaian Aktiva Tetap (Revaluasi), SPT
Adapun dasar hukum dilakukannya Tahunan pada tahun terjadi penggabungan,
pemeriksaan pajak adalah (1) Pasal 29 dan 44 Undang- pemekaran, pengambil alihan dan likuidasi, SPT
Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah Tahunan Rugi dikaitkan dengan pemeriksaan rutin
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 lain, SPT Masa PPN yang meminta restitusi, SPT
Tahun 2007 tentang KUP; (2) KMK Nomor 545/ Masa PPN masa terakhir dari suatu tahun pajak yang
KMK.04/2000 Tanggal 22 Desember 2000 Tentang menyatakan Lebih Bayar baik kompensasi maupun
Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Perpajakan; (3) SE- restitusi, SPT yang menyalahi ketentuan norma
01/PJ.7/2003 Tanggal 1 April 2003 Tentang penghasilan. Kemudian pemeriksaan juga dilakukan
Kebijakan Pemeriksaan Pajak (Seri Pemeriksaan 01- untuk WP Orang Pribadi/Badan Tidak
03); (4) SE-05/PJ.7/2003 Tanggal 26 September 2003 menyampaikan SPT Tahunan meski telah ditegor
Tentang Beberapa Penegasan Kebijakan Pemeriksaan secara tertulis, SPT Tahunan PPh 21 2 tahun berturut-
Pajak; (5) SE-02/PJ.7/2005 Tanggal 31 Maret 2005 turut dan SPT Masa PPN 3 bulan berturut-turut.
Tentang Kebijakan Pemeriksaan Berdasar Kriteria Alasan lain dilakukannya pemeriksaan rutin
Seleksi; (6) KEP-142/PJ./2005 Tanggal 31 Agustus adalah adanya WP Orang Pribadi/Badan
2005 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan melakukan kegiatan membangun sendiri tidak dalam
Kantor. lingkungan usahanya, mengajukan pencabutan
Sebagai dasar atau alasan bagi petugas pajak NPWP, mengajukan permohonan penetapan tempat
untuk melakukan pemeriksaan adalah adanya Surat terpencil, mengajukan pemusatan tempat terutang
Pemberitahuan menunjukan kelebihan pembayaran PPN dan pemeriksaan dalam rangka ekstensifikasi.

2 Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 1 Maret 2010


Strategi Menghadapi Pemeriksaan Pajak:
Upaya Legal dalam Kerangka Sistem Administrasi Perpajakan
:: Abdul Rahman

2. Pemeriksaan Kriteria Seleksi 6. Pemeriksaan Bukti Permulaan


Pemeriksaan kriteria seleksi dilaksanakan apabila Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendapatkan
SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi atau bukti permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi
Badan terpilih untuk diperiksa berdasarkan sistem tindak pidana di bidang perpajakan. Bukti
kriteria seleksi. Pemeriksaan kriteria seleksi Permulaan adalah keadaan dan/atau bukti-bukti
difokuskan terhadap Wajib Pajak yang dikategorikan berupa keterangan, tulisan, perbuatan, atau benda-
sebagai Wajib Pajak Besar dan Menengah baik skala benda yang dapat memberi petunjuk bahwa suatu
nasional, regional maupun lokal. Data yang tindak pidana sedang atau telah terjadi yang
dipergunakan sebagai dasar penetapan adalah data dilakukan oleh Wajib Pajak yang dapat menimbulkan
yang terdapat dalam Sistem Informasi Perpajakan. kerugian pada negara.

3. Pemeriksaan Khusus 7. Pemeriksaan Terintegrasi


Pemeriksaan yang dilakukan terhadap Wajib Pemeriksaan yang dilaksanakan dengan
Pajak sehubungan dengan adanya keterangan atau pertukaran data dan informasi dari para wajib pajak
masalah yang berkaitan dengannya adanya dugaaan terperiksa yang terdapat hubungan yang terintegrasi
melakukan tindak pidana di bidang perpajakan, seperti wajib pajak domisili dengan wajib pajak lokasi
pengaduan masyarakat, termasuk melalui Kotak Pos atau dari wajib-wajib pajak terperiksa yang ada
5000, data baru atau data yang semula belum hubungan usaha dan finansial.
terungkap (khusus untuk WP yang diberikan fasilitas
pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran 8. Pemeriksaan untuk tujuan Penagihan Pajak
pajak), permintaan Wajib Pajak, SPT Lebih Bayar hasil (Delinquency Audit)
edit, dan pertimbangan Direktur Jenderal Pajak. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendapatkan
data mengenai harta wajib pajak/penanggung pajak
4. Pemeriksaan Lokasi yang merupakan objek sita sehubungan dengan
Pemeriksaan yang dilakukan atas cabang adanya tunggakan pajak sesuai dengan UU
perwakilan, pabrik dan atau tempat usaha dari Wajib Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. Tujuan
Pajak lokasi. Kriteria pemeriksaan ini adalah Wajib pemeriksaan adalah untuk memperoleh data,
Pajak menyampaikan SPT Tahunan PPh Pasal 21 dan keterangan dan bukti yang berkaitan dengan Harta
atau SPT Masa PPN menyatakan Lebih Bayar, Wajib Wajib Pajak/Penanggung Pajak yang pada tahun
Pajak tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh Pasal berjalan, proses timbulnya tunggakan pajak
21 selama dua tahun berturut-turut dan atau SPT berdasarkan Berita Acara Hasil Pemeriksaan,
Masa PPN selama tiga bulan berturut-turut dalam kegiatan penagihan aktif yang dilakukan dan upaya
suatu tahun pajak, Wajib Pajak mengajukan hukum dari Wajib Pajak/Penanggung Pajak.
permohonan pemusatan tempat terutang PPN dan
Wajib Pajak bergerak dalam bidang usaha tertentu 9. Pemeriksaan Lapangan
yang ditentukan oleh Kepala Kanwil DJP khususnya Pemeriksaan Lapangan dilakukan di tempat Wajib
atas PPh Pasal 23, Pasal 26, PPN dan PPnBM. Pajak atas satu, beberapa atau seluruh jenis pajak,
untuk tahun berjalan dan atau tahun-tahun
5. Pemeriksaan Tahun Berjalan sebelumnya. Pemeriksaan lapangan terbagi atas: a.
Pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang Pemeriksaan Lengkap, yaitu pemeriksaan lapangan
dilakukan dalam tahun berjalan untuk jenis-jenis yang dilakukan terhadap Wajib Pajak, termasuk
pajak tertentu atau seluruh jenis pajak (all taxes) dan kerjasama operasi dan konsorsium, atas seluruh jenis
untuk mengumpulkan data atau keterangan atas pajak, untuk tahun berjalan dan atau tahun-tahun
kewajiban pajak lainnya. Pemeriksaan jenis ini sebelumnya, yang dilaksanakan dengan
dilakukan pada WP Badan yang dalam tahun menerapkan teknik-teknik pemeriksaan yang lazim
berjalan melakukan merger, likuidasi, pemekaran, digunakan dalam rangka mencapai tujuan
pengambil alihan usaha atau penilaian kembali pemeriksaan; b. Pemeriksaan Sederhana Lapangan,
aktiva, WP Pemotong / Pemungut yang terindikasi pemeriksaan lapangan yang dilakukan terhadap
adanya pembayaran PPh Pasal 21 yang berfluktuasi Wajib Pajak untuk satu, beberapa atau seluruh jenis
tinggi selama 6 bulan berturut-turut atau adanya pajak secara terkoordinasi antar Seksi oleh Kepala
perbedaan yang signifikan antara pembayaran PPh Kantor, dalam tahun berjalan dan atau tahun-tahun
Pasal 26 terutama atas royalti dengan objek PPN Jasa sebelumnya, yang dilaksanakan dengan
Luar Negeri, Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menerapkan teknik-teknik pemeriksaan yang
berdasarkan data intern yang ada menimbulkan dipandang perlu menurut keadaan dalam rangka
kecurigaan, WP yang menunggak dari Penagihan mencapai tujuan pemeriksaan.
Pajak (Delinquency Audit) dan Lain-lain sesuai
instruksi Direktur P4.

Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 1 Maret 2010 3


Strategi Menghadapi Pemeriksaan Pajak:
Upaya Legal dalam Kerangka Sistem Administrasi Perpajakan
:: Abdul Rahman

10. Pemeriksaan Kantor pemeriksa pajak wajib memberitahukan secara


Pemeriksaan yang dilakukan terhadap Wajib tertulis kepada Wajib Pajak tentang hasil pemeriksaan
Pajak di Kantor Unit Pelaksana pemeriksaan Pajak berupa hal-hal yang berbeda antara surat
yang meliputi satu jenis Pajak tertentu Pada tahun pemberitahuan dengan hasil pemeriksaan untuk
berjalan dan tahun-tahun sebelumnya yang dapat ditanggapi Wajib Pajak; 7. pemeriksa pajak wajib
dilaksanakan melalui Pemeriksaan Sederhana memberi petunjuk kepada Wajib Pajak mengenai
Kantor atau Pemeriksaan dengan Korespondensi. penyelenggaraan pembukuan atau pencatatan dan
Pemeriksaan kantor terdiri dari: a. Pemeriksaan petunjuk lainnya mengenai pemenuhan kewajiban
Sederhana Kantor yaitu pemeriksaan yang dilakukan perpajakan sehubungan dengan pemeriksaan yang
dengan mengirimkan surat panggilan kepada Wajib dilakukan dengan tujuan agar penyelenggaraan
Pajak untuk datang ke Kantor Direktorat Jenderal pembukuan atau pencatataan dan pemenuhan
Pajak dan meminjamkan buku-buku, catatan catatan kewajiban perpajakan dalam tahun-tahun
dan dakumen dokumen; b. Pemeriksaan Korespondensi selanjutnya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan surat yang berlaku; 8. pemeriksa wajib mengembalikan
menyurat secara tertulis antara Pemeriksa Pajak dan buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen
Wajib Pajak melalui pos atau jasa pengiriman lainnya pendukung lainnya yang dipinjam dari Wajib Pajak
dengan bukti Pengiriman dan tidak ada kontak paling lambat empat belas hari sejak selesainya
langsung dengan Wajib Pajak. pemeriksaan; dan 9. pemeriksa pajak dilarang
memberitahukan kepada pihak lain yang tidak berhak
segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukan
D. HAK DAN KEWAJIBAN DALAM PEME- kepadanya oleh Wajib Pajak dalam rangka
RIKSAAN PAJAK pemeriksaan.
Untuk memudahkan proses pemeriksaan pajak, Dari sisi wajib pajak, ada hak dan kewajiban yang
ada baiknya kita mengetahui hak dan kewajiban perlu diketahui dalam proses pemeriksaan pajak. Hak
pemeriksa pajak dan wajib pajak. Adapun hak wajib pajak dalam pemeriksaan adalah: 1. meminta
pemeriksa pajak adalah 1. memeriksa dan atau pemeriksa pajak untuk memperlihatkan tanda
meminjam buku-buku, catatan-catatan, dan pengenal pemeriksa, tindasan surat perintah
dokumen-dokumen pendu-kung lainnya termasuk pemeriksaan pajak; 2. meminta penje-lasan tentang
keluaran atau media komputer dan perangkat maksud dan tujuan pemeriksaan; 3. meminta tanda
elektronik pengolah data lainnya; 2. meminta bukti peminjaman buku-buku, catatan-catatan, serta
keterangan lisan dan/atau tertulis dari wajib pajak dokumen-dokumen yang dipinjam oleh Pemeriksa
yang diperiksa; 3. memasuki tempat atau ruangan Pajak; 4. meminta rincian berkenaan dengan hal-hal
yang diduga merupakan tempat penyimpang-an yang berbeda antara hasil pemeriksaan dengan Surat
dokumen, uang, barang yang dapat memberi Pemberitahuan (SPT) mengenai koreksi-koreksi yang
petunjuk tentang keadaan usaha wajib pajak dan/ dilakukan oleh Pemeriksa Pajak terhadap SPT yang
atau tempat-tempat lain yang dianggap penting serta telah anda sampaikan; 5. menolak diperiksa apabila
melakukan pemeriksaan di tempat-tempat tersebut; pemeriksa tidak dapat menunjukan Tanda Pengenal
4. melakukan penyegelan tempat atau ruangan Pemeriksa dan Surat Perintah Pemeriksaan; 6.
tersebut pada huruf c, apabila wajib pajak atau wakil mengajukan pengaduan bila terjadi pelanggaran
atau kuasanya tidak memberikan kesempatan untuk rahasia jabatan; 7. memperoleh Lembar Asli Berita
mema-suki tempat atau ruangan dimaksud, atau Acara Penyegelan apabila Pemeriksa Pajak
tidak ada di tempat pada saat pemeriksaan melakukan penyegelan.
dilakukan, dan 5. meminta keterangan dan atau data Selain hak, wajib pajak juga harus mengetahui
yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai kewajibannya dalam proses pemeriksaan pajak yaitu:
hubungan dengan wajib pajak yang diperiksa 1. memperlihat-kan dan meminjamkan buku-buku,
Sedangkan kewajiban pemeriksa pajak adalah: 1. catatan-catatan, dokumen-dokumen lainnya yang
pemeriksa pajak harus memiliki tanda pengenal berkaitan dengan usaha anda yang diperlukan oleh
pemeriksa dan dilengkapi dengan Surat Perintah pemeriksa; 2. memberi kesempatan kepada pemeriksa
Pemeriksaan Pajak/SP3; 2. Pemeriksa pajak wajib untuk memasuki tempat atau ruangan yang
memberitahukan secara tertulis tentang akan dipandang perlu oleh pemeriksa; 3. memberi bantuan
dilakukan pemeriksaan kepada Wajib Pajak; 3. guna kelancaran pemeriksaan; 4. memberi keterangan
pemeriksa pajak wajib memperlihatkan tanda lisan dan/atau tertulis yang diminta pemeriksa; 5.
pengenal pemeriksa dan surat perintah pemeriksaan memberi kesempatan kepada pemeriksa untuk
kepada Wajib Pajak; 4. pemeriksa pajak wajib memasuki tempat atau ruangan yang dipandang
menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan perlu oleh pemeriksa; 6. memberi bantuan guna
kepada Wajib Pajak yang akan diperiksa; 5. pemeriksa kelancaran pemeriksaan; 7. memberi keterangan lisan
pajak wajib membuat laporan pemeriksaan pajak; 6. dan/atau tertulis yang diminta pemeriksa.

4 Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 1 Maret 2010


Strategi Menghadapi Pemeriksaan Pajak:
Upaya Legal dalam Kerangka Sistem Administrasi Perpajakan
:: Abdul Rahman

E. STRATEGI MENGHADAPI PEMERIKSAAN sejak tanggal penerbitan; (d) setiap permohonan


PAJAK berlaku untuk suatu surat ketetapan pajak; (e)
Dalam menghadapi pemeriksaan pajak, wajib menyebutkan jumlah pajak yang seharusnya
pajak baik itu orang pribadi maupun badan menurut WP; (f) keputusan dalam 12 bulan sejak
diharapkan mempersiap-kan diri dengan baik dan permohonan diterima; (g) terhadap hasil keputusan
melakukan beberapa strategi yang dapat dilakukan Dirjen Pajak/DJP bisa diajukan permohonan kembali
sebelum pemeriksaan, pada saat pemeriksaan dan paling lama 3 bulan sejak tanggal keputusan itu.
sesudah pemeriksaan. Sebelum Pemeriksaan Pajak,
Strategi yang dapat dilakukan adalah 1. melengkapi 3. Mengajukan Peninjauan Kembali
dokumen dengan baik sesuai dengan UU Dokumen Pengajuan peninjauan kembali dapat dilakukan
Perusahaan; untuk wajib pajak perseorangan, bila terdapat indikasi kesalahan hitung dan/atau
mengumpulkan bukti-bukti transaksi dalam jumlah kekeliruan penerapan ketentuan peraturan
besar; 2. melakukan analisa-analisa dasar untuk perundang-undangan perpajakan, serta pembetulan
memastikan bahwa semua transaksi telah tercover / ketetapan pajak atau surat tagihan pajak karena
dapat dijelaskan perbedaan yang ada; 3. melakukan terdapat kesalahan tulis,. Adapun syarat
rekonsiliasi data penjualan, ekspor, pembelian. Selama Permohonan: (a) permohonan harus diajukan secara
Pemeriksaan, strateginya adalah 1. membantu tertulis disertai alasan yang jelas dan meyakinkan;
kelancaran pemeriksa pajak menjalankan tugas; 2. (b) disampaikan oleh Wajib Pajak kepada Direktur
menjalankan semua kewajiban dan meminta semua Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak; (c)
hak yang ada selama pemeriksaan; 3. Inisiatif tidak lebih dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal penerbitan;
membantu mempersingkat birokrasi surat-menyurat. (d) setiap permohonan berlaku untuk suatu surat
Sesudah Pemeriksaan, strateginya 1. tetap in contact ketetapan pajak, (e) tidak mengajukan keberatan atas
dengan pemeriksa; 2. berkoordinasi dengan seksi lain SKP atau pokok pajak terhutang; (f) keputusan dalam
untuk pembayaran tunggakan pajak. 12 bulan sejak permohonan diterima; (g) keputusan
Setelah dilakukan pemeriksaan, ada beberapa bisa Diterima Seluruhnya, Diterima Sebagian atau
upaya legal yang dapat dilakukan oleh wajib pajak Ditolak.
yaitu:
1. Mengajukan permohonan pengu-rangan sanksi 4. Keberatan
Direktur Jenderal Pajak karena jabatannya atau Permohonan keberatan dapat dilakukan bila WP
atas permohonan Wajib Pajak dapat mengurangkan tidak menyetujui suatu SKP atau Pemotongan yang
atau menghapus sanksi administrasi berupa bunga, dilakukan pihak lain. Syarat Permohonan : (a)
denda, dan kenaikan yang dikenakan karena adanya permohonan harus diajukan secara tertulis disertai
kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahan alasan yang jelas dan meyakinkan; (b) disampaikan
Wajib Pajak. Syarat mengajukan permohonan pengu- oleh Wajib Pajak kepada Direktur Jenderal Pajak
rangan sanksi adalah: (a) permohonan harus melalui Kantor Pelayanan Pajak; (c) tidak lebih dari 3
diajukan secara tertulis disertai alasan yang jelas dan (tiga) bulan sejak tanggal penerbitan; (d) setiap
meyakinkan; (b) disampaikan oleh Wajib Pajak permohonan berlaku untuk suatu surat ketetapan
kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kantor pajak; (e) keberatan tidak menunda pembayaran
Pelayanan Pajak; (c) tidak lebih dari 3 (tiga) bulan pajak; (f) keputusan dalam 12 bulan sejak
sejak tanggal penerbitan; (d) atas Surat Tagihan permohonan diterima; (g) keputusan bisa Diterima
Pajak/STP atau Surat Ketetapan Pajak/SKP tersebut Seluruhnya, Diterima Sebagian atau Ditolak.
tidak diajukan keberatan, (e) setiap permohonan
berlaku untuk suatu surat ketetapan pajak; (f) 5. Banding
keputusan dalam 12 bulan sejak permohonan Banding merupakan upaya terakhir yang dapat
diterima; dan (g) terhadap hasil keputusan STP hanya dilakukan wajib pajak bila keberatan ditolak. Syarat
bisa diajukan gugatan. Permohonan : (a) permohonan harus diajukan secara
tertulis disertai alasan yang jelas dan meyakinkan;
2. Mengajukan Permohonan Pembatalan Ketetapan (b) disampaikan oleh Wajib Pajak atau Ahli Waris
Direktur Jenderal Pajak karena jabatannya atau atau Pengurus atau Kuasanya; (c) tidak lebih dari 3
atas permohonan Wajib Pajak dapat mengurangkan (tiga) bulan sejak tanggal penerbitan Surat
atau membatalkan ketetapan pajak yang tidak benar. Keputusan/SK yang disbanding; (d) setiap
Syarat mengajukan permohonan pembatalan permohonan berlaku untuk suatu surat ketetapan
ketetapan adalah (a) permohonan harus diajukan pajak; (e) dilampirkan SK yang dibanding; (f)
secara tertulis disertai alasan yang jelas dan membayar 50% dari jumlah pajak terutang menurut
meyakinkan; (b) disampaikan oleh Wajib Pajak SK yang dibanding.
kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kantor
Pelayanan Pajak; (c) tidak lebih dari 3 (tiga) bulan

Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 1 Maret 2010 5


Strategi Menghadapi Pemeriksaan Pajak:
Upaya Legal dalam Kerangka Sistem Administrasi Perpajakan
:: Abdul Rahman

F. PENUTUP
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
sebagai wajib pajak, kita harus siap diperiksa oleh
petugas pajak sebagai bagian pengujian terhadap
tingkat kepatuhan wajib pajak. Ada beberapa hal
yang perlu diketahui wajib pajak dalam kaitannya
dengan pemeriksaan pajak, di antaranya jangan
mengubah Surat Pemberitahuan/SPT agar menjadi
tidak lebih bayar untuk menghindari pemeriksaan,
mengisi SPT dengan keadaan yang sebenarnya dan
meminta bantuan pemeriksa terkait dalam pelunasan
hutang pajak.
Melaksanakan kegiatan administrasi perpajakan
dengan benar dan tepat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta memahami
hak dan kewajiban wajib pajak dan petugas pajak
dalam proses pemeriksaan pada dasarnya
merupakan strategi terbaik sebagai kesiapan kita
sebagai wajib pajak menghadapi pemeriksaan pajak.

REFERENSI
Boenyamin, Puspahadi, 2007. Prosedur Audit Pajak Secara
Internal.
_____________________. 2002. “Kajian Tentang
Penyelesaian Sengketa Pajak Melalui Banding atau
Gugatan dan Permasalahannya”, Jurnal Perpajakan
Indonesia, 1(11) : 12-17.
Burton, Richard. 2002. “Hal Pembuktian Pajak”, Jurnal
Perpajakan Indonesia, 1 (9) : 36-39.
Gunadi, Djoned M. 2002. “Ketentuan Formal Perpajakan
Dalam Pemeriksaan Pajak”, Jurnal Perpajakan
Indonesia, 1(9) : 10 -15.
Marulli, Mohammad. 2006. “Pemeriksaan Pajak”, Taxsys
Institute.
Oktabia, Kristina dan Setiawan, Aris Budi. 2007.
Penyelesaian Kesalahan Penafsiran Atas PPN.
Fakultas Ekonomi Gunadarma, Jakarta.

Peraturan Perundang-undangan:
Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Perubahan Ketiga ‘Ketentuan Umum Perpajakan’.
Undang Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang ‘Pajak
Penghasilan’.
KMK-545/KMK.04/2000 Tentang Tata Cara Pemeriksaan
Pajak.Menteri Keuangan Republik Indonesia.

Internet:
Jiunkpe/s1/eakt/2007/jiunkpe-ns-s1-2007-32403072-
7014-kpp_simokerto-chapter1.pdf

6 Jurnal Ilmu Administrasi Volume VII No. 1 Maret 2010

Anda mungkin juga menyukai