Admin, 110-01 Abdul
Admin, 110-01 Abdul
Abdul Rahman
STIA LAN Bandung, Jl. Cimandiri 34-38 Bandung 40115
HP. 0818876750, E-mail: rhnoke@yahoo.com
Abstract
Self assessment system stipulated by tax policy has given taxpayers full trust in presenting data to perform their tax
obligations. This means that as long as tax officers agree and accept taxpayer’s report, this can be assumed that the report
provided is true. In order to examine tax compliance level, tax officer(s) will do tax audit. The scope of tax audit includes providing
the audit strategic planning; reviewing the tax implementation; and providing recommendations from tax evaluation. The
compliance to the provision of tax regulations represents the effort from taxpayer(s) and tax officer(s) in tax administration
framework.
Keywords: Tax Audit, right and obligation, strategy, tas administration.
tidak disalahgunakan. Awalnya, fungsi direktorat pajak, temasuk yang telah diberikan pengembalian
jenderal pajak adalah melayani kebutuhan wajib pendahuluan kelebihan pajak. Kemudian Surat
pajak dalam memenuhi kewajiban per-pajakannya. Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Tetapi mengingat tingkat kesadaran pajak, tingkat menunjukan rugi, surat pemberitahuan tidak
kejujuran dan tingkat kedisiplinan bangsa Indonesia disampaikan atau disampaikan tidak pada waktu
rata-rata masih rendah, maka direktorat jenderal yang telah ditetapkan, surat pemberitahuan yang
pajak juga berfungsi mengawasi pelaksanaan memenuhi kriteria seleksi yang ditentukan oleh Dirjen
perpajakan, memberikan sanksi perpajakan, Pajak, ada indikasi kewajiban perpajakan selain
melaksanakan penagihan pajak dan membantu kewajiban penyampaian surat pemberitahuan yang
memberikan penyuluhan kepada wajib pajak. Dalam tidak dipenuhi, pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak
hal mengawasi pelaksanaan perpajakan, direktorat secara jabatan, penghapusan Nomor Pokok Wajib
jenderal pajak berwenang melakukan pemeriksaan Pajak, pengukuhan atau pencabutan pengukuhan
untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Pengusaha Kena Pajak, wajib pajak mengajukan
perpajakan. Pada dasarnya pemeriksaan pajak keberatan, pengumpulan bahan guna penyusunan
ditujukan untuk menguji kepatuhan wajib pajak, di norma penghitungan penghasilan neto, pencocokan
mana nantinya pemeriksaan pajak akan dapat data dan atau alat keterangan, penentuan WP
meningkatkan optimalisasi penerimaan pajak. berlokasi di daerah terpencil, penentuan satu atau
Bagaimana wajib pajak menyikapi hal ini? lebih tempat terutang PPN dan pelaksanaan
Sebagai wajib pajak, apalagi yang sudah mempunyai ketentuan peraturan perundang-undangan per-
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) tentu diperlukan pajakan untuk tujuan lain selain yang telah
pemahaman tentang peraturan perpajakan secara disebutkan.
tepat dan berdaya guna agar terhindar dari kesalahan
dalam pelaksanaan administrasi perpajakannya.
Dalam menghadapi pemeriksaan, sebagai wajib C. JENIS-JENIS PEMERIKSAAN PAJAK
pajak, kita perlu mengenal pemeriksaan itu sendiri, Berikut ini disampaikan jenis-jenis pemeriksaan
hak dan kewajiban wajib pajak dan pemeriksa pajak yang dilakukan oleh petugas pajak dalam rangka
serta strategi sebelum menghadapi pemeriksaan, menguji kepatuhan wajib pajak dalam pelaksanaan
pada saat dilakukan pemeriksaan dan sesudah kewajiban perpajakaannya:
dilakukan pemeriksaan.
1. Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan yang bersifat rutin, dilakukan
B. MENGENAL PEMERIKSAAN PAJAK terhadap Wajib Pajak sehubungan dengan
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk pemenuhan hak dan kewajiban perpajakannya.
mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau Pemeriksaan pajak rutin dilakukan pada kondisi di
keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan mana WP Orang Pribadi/Badan menyampaikan SPT
pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan Tahunan Lebih Bayar, SPT Tahunan pada bagian
lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan tahun akibat Perubahan Tahun Buku, SPT Tahunan
perundang-undangan perpajakan. pada tahun Penilaian Aktiva Tetap (Revaluasi), SPT
Adapun dasar hukum dilakukannya Tahunan pada tahun terjadi penggabungan,
pemeriksaan pajak adalah (1) Pasal 29 dan 44 Undang- pemekaran, pengambil alihan dan likuidasi, SPT
Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah Tahunan Rugi dikaitkan dengan pemeriksaan rutin
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 lain, SPT Masa PPN yang meminta restitusi, SPT
Tahun 2007 tentang KUP; (2) KMK Nomor 545/ Masa PPN masa terakhir dari suatu tahun pajak yang
KMK.04/2000 Tanggal 22 Desember 2000 Tentang menyatakan Lebih Bayar baik kompensasi maupun
Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Perpajakan; (3) SE- restitusi, SPT yang menyalahi ketentuan norma
01/PJ.7/2003 Tanggal 1 April 2003 Tentang penghasilan. Kemudian pemeriksaan juga dilakukan
Kebijakan Pemeriksaan Pajak (Seri Pemeriksaan 01- untuk WP Orang Pribadi/Badan Tidak
03); (4) SE-05/PJ.7/2003 Tanggal 26 September 2003 menyampaikan SPT Tahunan meski telah ditegor
Tentang Beberapa Penegasan Kebijakan Pemeriksaan secara tertulis, SPT Tahunan PPh 21 2 tahun berturut-
Pajak; (5) SE-02/PJ.7/2005 Tanggal 31 Maret 2005 turut dan SPT Masa PPN 3 bulan berturut-turut.
Tentang Kebijakan Pemeriksaan Berdasar Kriteria Alasan lain dilakukannya pemeriksaan rutin
Seleksi; (6) KEP-142/PJ./2005 Tanggal 31 Agustus adalah adanya WP Orang Pribadi/Badan
2005 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan melakukan kegiatan membangun sendiri tidak dalam
Kantor. lingkungan usahanya, mengajukan pencabutan
Sebagai dasar atau alasan bagi petugas pajak NPWP, mengajukan permohonan penetapan tempat
untuk melakukan pemeriksaan adalah adanya Surat terpencil, mengajukan pemusatan tempat terutang
Pemberitahuan menunjukan kelebihan pembayaran PPN dan pemeriksaan dalam rangka ekstensifikasi.
F. PENUTUP
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
sebagai wajib pajak, kita harus siap diperiksa oleh
petugas pajak sebagai bagian pengujian terhadap
tingkat kepatuhan wajib pajak. Ada beberapa hal
yang perlu diketahui wajib pajak dalam kaitannya
dengan pemeriksaan pajak, di antaranya jangan
mengubah Surat Pemberitahuan/SPT agar menjadi
tidak lebih bayar untuk menghindari pemeriksaan,
mengisi SPT dengan keadaan yang sebenarnya dan
meminta bantuan pemeriksa terkait dalam pelunasan
hutang pajak.
Melaksanakan kegiatan administrasi perpajakan
dengan benar dan tepat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta memahami
hak dan kewajiban wajib pajak dan petugas pajak
dalam proses pemeriksaan pada dasarnya
merupakan strategi terbaik sebagai kesiapan kita
sebagai wajib pajak menghadapi pemeriksaan pajak.
REFERENSI
Boenyamin, Puspahadi, 2007. Prosedur Audit Pajak Secara
Internal.
_____________________. 2002. “Kajian Tentang
Penyelesaian Sengketa Pajak Melalui Banding atau
Gugatan dan Permasalahannya”, Jurnal Perpajakan
Indonesia, 1(11) : 12-17.
Burton, Richard. 2002. “Hal Pembuktian Pajak”, Jurnal
Perpajakan Indonesia, 1 (9) : 36-39.
Gunadi, Djoned M. 2002. “Ketentuan Formal Perpajakan
Dalam Pemeriksaan Pajak”, Jurnal Perpajakan
Indonesia, 1(9) : 10 -15.
Marulli, Mohammad. 2006. “Pemeriksaan Pajak”, Taxsys
Institute.
Oktabia, Kristina dan Setiawan, Aris Budi. 2007.
Penyelesaian Kesalahan Penafsiran Atas PPN.
Fakultas Ekonomi Gunadarma, Jakarta.
Peraturan Perundang-undangan:
Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Perubahan Ketiga ‘Ketentuan Umum Perpajakan’.
Undang Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang ‘Pajak
Penghasilan’.
KMK-545/KMK.04/2000 Tentang Tata Cara Pemeriksaan
Pajak.Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Internet:
Jiunkpe/s1/eakt/2007/jiunkpe-ns-s1-2007-32403072-
7014-kpp_simokerto-chapter1.pdf