Anda di halaman 1dari 69

ht

tp
s:
//l
am
on
gan
ka
b.
bp
s.
go
.id
ht
tp
s:
//la
m
on
ga
nk
ab
.b
ps
.g
o.
id
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT
KABUPATEN LAMONGAN 2023

ISBN : 978-602-70735-6-2

Katalog BPS : 4102004.3524

No. Publikasi : 35240.2337

Ukuran Buku : 17,6 cm x 25

Jumlah Halaman : vi + 61

id
o.
.g
Naskah :

ps
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
.b
ab
nk
ga

Gambar Kulit :
on

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik


m
//la
s:

Diterbitkan oleh :
tp
ht

BPS Kabupaten Lamongan

Dicetak oleh :

CV. Azka Putra Pratama, Surabaya

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau


menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin
tertulis dari Badan Pusat Statistik.
KATA PENGANTAR

Pembangunan yang telah dilakukan oleh pemerintah dimaksudkan untuk


mewujudkan kesejahteraan rakyat. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah
menjalankan program Pembangunan yang berkesinambungan, menyeluruh, terarah, dan
terpadu. Agar program tersebut bisa berjalan sesuai yang direncanakan, maka perlu
dievaluasi terhadap sejumlah indikator yang mencerminkan taraf kesejahteraan rakyat.

Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Lamongan Tahun 2023


menyajikan indicator-indikator yang dimaksud. Data yang digunakan bersumber dari hasil
Susenas, Sakernas, dan Sensus Penduduk.

id
o.
Hasil pengolahan data dari berbagai sumber tersebut akan disajikan dalam bentuk

.g
ps
analisis indicator kependudukan, kesehatan dan gizi, pendidikan, ketenagakerjaan, taraf dan
.b
pola konsumsi, perumahan dan lingkungan, serta indikator kemiskinan dan indikator sosial
ab

lainnya.
nk
ga

Kami berharap semoga dengan kehadiran publikasi ini dapat memberikan manfaat
on

bagi seluruh pengguna data, khususnya Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam melakukan
m
la

evaluasi program pembangunan kesejahteraan rakyat.


//
s:
tp

Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang turut
ht

berpar�sipasi dalam penyusunan indikator kesejahteraan rakyat. Semoga kehadiran


publikasi ini bermanfaat bagi penguna data secara luas.

Lamongan, November 2023


BPS Kabupaten Lamongan
Kepala

Bagyo Trilaksono, S.P, M.M

iii INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


ht
tp
s:
//la
m
on
ga
nk
ab
.b
ps
.g
o.
id
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................. iii


Da�ar Isi........................................................................................................................ v

1. Kependudukan ..................................................................................................... 1
1.1 Jumlah, Laju Pertumbuhan Penduduk, dan Rasio Jenis Kelamin .................. 2
1.2 Kepadatan dan Persebaran Penduduk .......................................................... 4
1.3 Angka Beban Ketergantungan ....................................................................... 6

id
1.4 Fer�litas ........................................................................................................ 8

o.
.g
1.5 Penggunaan Alat Kontrasepsi........................................................................ 9

ps
.b
ab

2. Kesehatan .............................................................................................................. 11
nk

2.1 Derajat dan Status Kesehatan Penduduk ...................................................... 11


ga

2.2 Tingkat Imunitas dan Gizi Balita .................................................................... 14


on

2.3 Pemanfaatan Fasilitas Tenaga Kesehatan ...................................................... 16


m
// la
s:

3. Pendidikan ............................................................................................................. 19
tp
ht

3.1 Angka Buta Huruf .......................................................................................... 20


3.2 Rata-rata Lama Sekolah ................................................................................. 21
3.3 Tingkat Pendidikan ........................................................................................ 21
3.4 Tingkat Par�sipasi Sekolah ............................................................................ 21
3.5 Kualitas Pelayanan Pendidikan ...................................................................... 22

4. Ketenagakerjaan .................................................................................................... 25
4.1 Tingkat Par�sipasi Angkatan Kerja (TPAK) ..................................................... 25
4.2 Tingkat Pengangguran ................................................................................... 27
4.3 Tingkat Pengangguran Menurut Jenjang Pendidikan .................................... 28
4.4 Lapangan Usaha dan Status Pekerjaan.......................................................... 29

v INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


5. Taraf dan Pola Konsumsi ........................................................................................ 31
5.1 Pengeluaran Rumah Tangga .......................................................................... 31

6. Perumahan dan Lingkungan .................................................................................. 35


6.1 Kualitas Rumah Tangga ................................................................................. 36
6.2 Fasilitas Rumah Tangga ................................................................................. 37
6.3 Status Kepemilikan Rumah Tangga ............................................................... 39

7. Kemiskinan ............................................................................................................ 41
7.1 Perkembangan Penduduk Miskin di Lamongan ............................................ 41

id
7.2 Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan, dan Indeks Keparahan

o.
.g
Kemiskinan .................................................................................................... 43

ps
7.3 Karakteris�k Pendidikan Anggota Rumah Tangga ......................................... 46
.b
ab

7.4 Karakteris�k Ketenagakerjaan Anggota Rumah Tangga ................................ 48


nk

7.5 Karakteris�k Perumahan Rumah Tangga....................................................... 50


ga
on

Lampiran
m
// la
s:
tp
ht

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 vi


1. KEPENDUDUKAN
Isu kependudukan terkait bonus demografi dan generasi emas yang
kian mengemuka belakangan ini berkaitan dengan pertumbuhan penduduk.
Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, namun di sisi lain
penduduk juga dapat menjadi hambatan dalam mencapai tujuan
pembangunan. Hal ini dimungkinan terjadi apabila pertumbuhan jumlah
penduduk tidak terkendali dan tidak diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan
penduduk, seperti sandang, pangan, papan, dan kebutuhan akan pendudukan
dan kesehatan yang layak.

id
o.
Pemenuhan kebutuhan hidup yang tidak terpenuhi dikhawatirkan akan

.g
menimbulkan berbagai masalah yang dapat mengganggu kesejahteraan

ps
penduduk. Penyediaan pangan yang tidak mencukupi dapat menimbulkan
.b
ab

terjadinya kelaparan dan dapat meningkatkan jumlah kematian penduduk.


nk

Selain itu, ketersediaan pemukiman yang tidak mencukupi dapat


ga

mengakibatkan munculnya pemukiman-pemukiman liar, kumuh, dan tidak


on
m

layak akibat sempitnya lahan untuk bermukim, seiring dengan meningkatnya


la

jumlah penduduk. Masalah lain yang dapat muncul di antaranya yaitu


//
s:

terjadinya gangguan keamanan akibat maraknya aksi tindakan kriminalitas,


tp
ht

menurunnya tingkat kesehatan masyarakat akibat sarana kesehatan yang


kurang memadai dan rendahnya kualitas sumber daya manusia terkait dengan
sarana pendidikan yang terbatas.

Selain tingkat pertumbuhan penduduk, masalah komposisi penduduk


dan ketimpangan distribusi penduduk juga menjadi masalah serius yang harus
segera ditangani oleh pemerintah. Kebijakan pemerintah terkait masalah
kependudukan baik dalam hal kuantitas maupun kualitas penduduk harus
terus dilaksanakan dalam upaya memperbaiki kualitas hidup masyarakat
sehingga kesejahteraan hidup masyarakat dapat ditingkatkan.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 1


1.1 Jumlah, Laju Pertumbuhan Penduduk, dan Rasio Jenis Kelamin

Salah satu masalah klasik kependudukan yang terjadi sekarang ini dan
terus menjadi perhatian pemerintah yaitu jumlah penduduk yang besar. Pada
tahun 2022, berdasarkan data Proyeksi Penduduk Hasil Sensus Penduduk (SP)
2020, jumlah penduduk Kabupaten Lamongan mencapai 1.341.741. Jumlah
penduduk tersebut naik dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2021.
Bila dibandingkan lebih jauh ke tahun 2010, penduduk Kabupaten Lamongan
telah mengalami kenaikan sebesar 15,4 persen, dari yang semula 1.179.059
jiwa. Dengan kata lain, dalam kurun waktu 12 tahun terakhir jumlah penduduk

id
Lamongan telah mengalami pertambahan sebesar 181.510 jiwa. Laju

o.
pertumbuhan penduduk Kabupaten Lamongan pada tahun 2022 mengalami

.g
ps
peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 1,83 persen. Pada tahun
.b
2021, laju pertumbuhan penduduk masih di kisaran 1,16 persen.
ab
nk

Tabel 1.1 Jumlah, Laju Pertumbuhan Penduduk, dan Rasio Jenis Kelamin, 2018-2022
ga

Laju Pertumbuhan
on

Tahun Jumlah Penduduk Rasio Jenis Kelamin


Penduduk per Tahun (%)
m

(1) (2) (3) (4)


la
//

2018 - 1.188.913 94,51


s:

2019 - 1.189.106 94,54


tp

2020 13,03 1.341.741 100,17


ht

2021 1,16 1.351.293 100,15


2022 1,83 1.360.569 100,11
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 dan Registrasi Penduduk 2020-2021

Jika dilihat dari rasio jenis kelamin, pada tahun 2022 rasio jenis kelamin
penduduk Kabupaten Lamongan sebesar 100,11. Artinya, pada setiap 100
penduduk perempuan di Kabupaten Lamongan, terdapat 100 hingga 101
penduduk laki-laki. Dengan kata lain, jumlah penduduk di Kabupaten Lamongan
pada tahun 2022 relatif sama antara penduduk perempuan dan penduduk laki-
laki. Rasio jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dari tahun 2020 hingga
2022 tidak jauh berbeda.

2 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan, 2020-2022

2020-
No. Kecamatan 2020 2021
2022
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Sukorame - - 0,33
2 Bluluk - - 0,37
3 Ngimbang - - 0,73
4 Sambeng - - 0,54
5 Mantup - - 0,50
6 Kembangbahu - - 0,39
7 Sugio - - 0,83
8 Kedungpring - - 1,59

id
9 Modo - - 0,84

o.
10 Babat - - 1,40

.g
11 Pucuk - - 1,82
12 Sukodadi -
ps - 0,82
.b
ab
13 Lamongan - - 0,35
14 Tikung - - 0,79
nk

15 Sarirejo - - 0,52
ga

16 Deket - - 0,14
on

17 Glagah - - 1,14
m
la

18 Karangbinangun - - 1,33
//

19 Turi - - 0,78
s:
tp

20 Kalitengah - - 1,17
ht

21 Karanggenang - - 1,18
22 Sekaran - - 2,89
23 Maduran - - 2,46
24 Laren - - 2,79
25 Solokuro - - 1,65
26 Paciran - - 0,52
27 Brondong - - 1,83
Kabupaten Lamongan 13,03 1,16 -
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan

Jika dilihat dari laju pertumbuhan penduduknya, kecamatan yang paling


tinggi laju pertumbuhannya yaitu Kecamatan Sekaran, yaitu mencapai 2,89
pada tahun 2022 dibanding tahun 2020, bahkan lebih tinggi dibandingkan laju
pertumbuhan penduduk Kabupaten Lamongan yang berada pada angka 1,83.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 3


Tabel 1.3 Rasio Jenis Kelamin Penduduk Menurut Kecamatan, 2017-2021

No. Kecamatan 2018 2019 2020 2021 2022


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Sukorame 97,01 100,67 97,01 - -
2 Bluluk 92,82 97,29 92,82 - -
3 Ngimbang 97,82 101,81 97,82 - -
4 Sambeng 97,25 100,97 97,25 - -
5 Mantup 97,05 98,83 97,05 - -
6 Kembangbahu 98,98 100,98 98,98 - -
7 Sugio 95,58 100,32 95,58 - -
8 Kedungpring 92,11 101,49 92,11 - -
9 Modo 93,52 100,06 93,52 - -

id
10 Babat 96,80 102,58 96,80 - -

o.
.g
11 Pucuk 93,09 101,01 93,09 - -

ps
12 Sukodadi 93,87 99,35 93,87 - -
.b
13 Lamongan 95,82 82,81 95,82 - -
ab

14 Tikung 97,70 99,35 97,70 - -


nk

15 Sarirejo 97,28 99,65 97,28 - -


ga

16 Deket 99,34 100,61 99,34 - -


on

17 Glagah 96,79 100,82 96,79 - -


m

18 Karangbinangun 94,26 100,2 94,26 - -


la

19 Turi 97,14 102,6 97,14 - -


//
s:

20 Kalitengah 92,12 100,28 92,12 - -


tp

21 Karanggenang 89,72 99,39 89,72 - -


ht

22 Sekaran 88,23 100,72 88,23 - -


23 Maduran 86,94 99,5 86,94 - -
24 Laren 84,55 99,46 84,55 - -
25 Solokuro 86,84 99,81 86,84 - -
26 Paciran 94,06 101,14 94,06 - -
27 Brondong 95,18 101,10 95,18 - -
Kabupaten Lamongan 94,46 94,51 100,17 100,15 100,11
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan

1.2 Kepadatan dan Persebaran Penduduk

Salah satu persoalan kependudukan yang masih harus dihadapi di


berbagai daerah yaitu ketimpangan distribusi penduduk, yang berisiko
menimbulkan adanya konsentrasi dan tekanan penduduk di wilayah tertentu.

4 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


Persebaran penduduk di Kabupaten Lamongan yang belum merata
sangat berpengaruh pada kondisi masyarakat sekitar. Wilayah dengan jumlah
penduduk yang besar akan dihadapkan pada peningkatan jumlah
pengangguran karena tidak memadainya penyediaan lapangan kerja,
kebutuhan lahan untuk pemukiman, serta tidak memadainya akses fasilitas
pendidikan dan kesehatan, serta masalah sosial lainnya.

Tabel 1.4 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan, 2018-2022

No. Kecamatan 2018 2019 2020 2021 2022


1 Sukorame 492 523 523 513 -
2 Bluluk 410 425 427 420 -

id
o.
3 Ngimbang 401 427 429 422 -

.g
4 Sambeng 245 272 270 265 -

ps
5 Mantup 474 506
.b 503 495 -
6 Kembangbahu 741 795 786 767 -
ab

7 Sugio 591 690 691 667 -


nk

8 Kedungpring 571 730 742 725 -


ga

9 Modo 575 650 660 647 -


on

10 Babat 1.190 1.442 1.466 1.440 -


m

11 Pucuk 802 1.089 1.110 1.087 -


la
//

12 Sukodadi 922 1.126 1.105 1.081 -


s:

13 Lamongan 1.739 1.737 1.722 1.706 -


tp

14 Tikung 841 873 868 871 -


ht

15 Sarirejo 482 547 527 512 -


16 Ddeket 856 903 880 847 -
17 Glagah 854 1058 1025 1000 -
18 Karangbinangun 616 782 765 7444 -
19 Turi 815 945 925 902 -
20 Kalitengah 679 849 827 805 -
21 Karanggenang 656 864 852 829 -
22 Sekaran 596 894 969 947 -
23 Maduran 739 1.144 1.210 1.168 -
24 Laren 332 504 5335 528 -
25 Solokuro 414 482 476 479 -
26 Paciran 2.075 2.016 2.042 2.042 -
27 Brondong 914 995 1.033 1.040 -
Kabupaten Lamongan 656 656 758 761 783
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 5


Wilayah yang penduduknya relatif sedikit juga memunculkan masalah
optimalisasi sumber daya alam, karena kurangnya tenaga kerja padahal wilayah
tersebut memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah.

Kepadatan penduduk di Lamongan dari tahun ke tahun mengalami


peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah penduduk walaupun semakin
tahun pertumbuhannya semakin melandai. Pada tahun 2017-2018 kepadatan
penduduk Lamongan cenderung tidak terjadi perubahan, yaitu sebesar 656 jiwa
per km². Sedangkan pada tahun 2019 dan 2021 kepadatan penduduk Lamongan
meningkat menjadi sekitar 748 hingga 761 jiwa per km². Pada tahun 2022,

id
kepadatan penduduk Kabupaten Lamongan meningkat hingga 783 jiwa per km².

o.
.g
Bila dilihat kepadatan penduduk di tiap kecamatan, pada tahun 2021

ps
kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi yaitu Kecamatan Paciran
.b
ab

sebesar 2.042 per km², diikuti Kecamatan Lamongan dan Babat. Sedangkan tiga
nk

kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah berada pada wilayah Selatan


ga

Lamongan, antara lain Kecamatan Sambeng, Bluluk, dan Ngimbang.


on
m

1.3 Angka Beban Ketergantungan


la
//
s:

Angka beban ketergantungan (dependency ratio) merupakan salah satu


tp
ht

indikator demografi yang penting. Semakin tinggi persentase angka beban


ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung
penduduk produktif untuk mebiayai hidup penduduk yang belum produktif dan
tidak produktif lagi. Sedangkan persentase angka beban ketergantungan yang
semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung
penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif
dan tidak produktif lagi.

Dampak keberhasilan pembangunan kependudukan juga dapat dilihat


pada perubahan komposisi penduduk menurut umur seperti tercermin pada
semakin rendahnya angka beban ketergantungan. Hal ini disebabkan semakin
kecil angka beban ketergantungan akan memberikan kesempatan bagi
penduduk usia produktif untuk meningkatkan kualitas dirinya.

6 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


Tabel 1.5 Komposisi Penduduk (%) dan Angka Beban Ketergantungan
Lamongan, Tahun 2018-2022

15-64 Angka Beban


Tahun 0-14 Tahun 65+ Tahun
Tahun Ketergantungan
(1) (2) (3) (4) (5)
2018 22,97 69,17 7,87 44,58
2019 22,96 69,17 7,87 44,57
2020 21,01 69,69 9,30 43,49
2021 21,01 69,69 9,30 43,49
2022 19,92 70,22 9,86 42,41
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035

Pada periode tahun 2017 hingga 2022, angka beban ketergantungan

id
o.
Kabupaten Lamongan cenderung mengalami penurunan meskipun pada tahun

.g
ps
2018 sempat ada kenaikan sesaat. Angka beban ketergantungan tahun 2017
.b
sebesar 43,51, artinya 100 penduduk usia produktif (15-64 tahun)
ab

menanggung sekitar 43 hingga 44 penduduk usia tidak produktif (di bawah 15


nk
ga

tahun dan di atas 65 tahun). Pada tahun 2022, angka beban ketergantungan
on

sudah turun hingga 42,41. Hal ini berarti bahwa setiap 100 penduduk usia
m

produktif menanggung sekitar 42 hingga 43 penduduk tidak produktif.


//la
s:

Rasio ketergantungan yang cenderung terus menurun belakangan ini


tp
ht

diperkirakan akan mencapai titik terendah pada periode 2020-2030. Pada


periode tersebut, terdapat peluang lebih besar untuk melakukan investasi
pada sumber daya manusia guna mendorong produksi. Perlu diketahui bahwa
di satu sisi banyaknya penduduk usia produktif dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi, tetapi di sisi lain penduduk usia produktif yang tidak
terserap di pasar kerja akan menimbulkan instabilitas sosial dan politik.

Menurunnya angka beban ketergantungan diikuti pula dengan


menurunnya proporsi penduduk usia muda (0-14 tahun) sebagai dampak dari
menurunnya laju pertumbuhan penduduk. Pada tabel 1.5 ditunjukkan bahwa
pada tahun 2017 ada sebanyak 21,81 persen penduduk muda, sedangkan pada
tahun 2022 penduduk mudanya turun menjadi 19,92 persen.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 7


Pada tabel 1.5 juga dapat dilihat bahwa struktur umur penduduk
Kabupaten Lamongan masih didominasi oleh penduduk usia produktif. Pada
tahun 2017, penduduk usia produktif mencapai 69,68 persen dan sempat
menurun pada tahun 2018 dan 2019 hingga menjadi 69,17 persen. Pada tahun
2020 hingga 2022 penduduk usia produktif terus meningkat menjadi 70,22
persen. Penduduk usia produktif di Kabupaten Lamongan menjadi sangat
potensial sebagai modal dasar yang besar untuk pembangunan. Sementara itu,
proporsi penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas) semakin bertambah dari 8,51
persen pada tahun 2017 menjadi 9,86 persen pada tahun 2022.

id
1.4 Fertilitas

o.
.g
Kelahiran (fertilitas) merupakan salah satu faktor yang dapat

ps
memengaruhi besarnya penduduk di suatu wilayah selain kematian (mortalitas)
.b
ab

dan perpindahan penduduk (mobilitas). Angka fertilitas yang tinggi apabila


nk

disertai angka mortalitas yang rendah akan menyebabkan pertumbuhan


ga

penduduk yang meningkat. Apabila angka fertilitas tidak dapat dikendalikan,


on
m

maka akan menyebabkan terjadinya ledakan penduduk sehingga menyebabkan


la

jumlah penduduk semakin membengkak dan memicu berbagai macam


//
s:

permasalahan penduduk di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Di samping


tp
ht

itu, ledakan penduduk yang terjadi akan memperbesar beban negara dan
berisiko menghambat pembangunan nasional.

Indikator yang digunakan untuk mengukur fertilitas adalah Angka


Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR), Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth
Rate/CBR), Angka Reproduksi Kasar (Gross Reproductive Rate/GRR), dan Angka
Reproduksi Neto (Net Reproductive Rate/NRR). TFR adalah rata-rata anak yang
dilahirkan seorang wanita selama masa suburnya. Indikator TFR berguna untuk
membandingkan keberhasilan antarwilayah dalam melaksanakan
pembangunan sosial ekonomi, program Keluarga Berencana (KB), membantu
para perencana program pembangunan untuk meningkatkan rata-rata usia
kawin, serta meningkatkan program pelayanan kesehatan yang berkaitan
dengan pelayanan ibu hamil dan perawatan anak.

8 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, TFR Kabupaten Lamongan
sebesar 1,91. Satu dekade kemudian, TFR Kabupaten Lamongan tidak terlalu
banyak berubah, turun menjadi 1,90. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata
banyaknya anak yang dilahirkan oleh seorang wanita hingga selesai masa
reproduksinya (usia 15-49) adalah 2 anak.

1.5 Penggunaan Alat/Cara KB

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program


pemerintah yang bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dan
mengurangi angka kelahiran anak dan kematian ibu. Program KB dilakukan

id
dengan alat/cara kontrasepsi yang berbagai jenis atau macamnya. Badan

o.
.g
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) selaku instansi

ps
pemerintah yang menangani program KB ini mengharapkan cakupan akseptor
.b
ab

KB terus meningkat, terutama kepesertaan KB dengan Metode Kontrasepsi


nk

Jangka Panjang (MKJP) seperti IUD dan implant. Dengan cakupan KB yang
ga

meningkat, diharapkan laju pertumbuhan penduduk bisa dikendalikan lebih


on
m

baik lagi.
la
//

Berdasarkan lama waktu kerjanya, kontrasepsi dibedakan menjadi dua


s:
tp

kelompok, yaitu sementara (reversible) dan permanen. Pilihan kontrasepsi


ht

untuk menunda kehamilan pertama dan mengatur jarak kehamilan adalah


kontrasepsi yang memiliki masa kerja yang bersifat sementara, baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Pilihan untuk menggunakan jenis alat/cara KB
tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain keamanan, frekuensi
pemakaian dan efek samping, harga yang terjangkau, cara penggunaan yang
dianggap paling praktis, efisien, minim risiko kegagalan dan risiko efek samping
terhadap kesehatan pemakai, serta memberikan kenyamanan bagi
penggunanya.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2017


hingga 2022, persentase wanita usia 15-49 tahun berstatus kawin yang sedang
memakai alat/cara KB sudah mencapai di atas 50 persen.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 9


Pada tahun 2017, terdapat sebanyak 58,39 persen wanita usia 15-49
tahun berstatus kawin (Perempuan Pernah Kawin/PPK) yang sedang
menggunakan alat/cara KB. Persentase ini meningkat hingga 65,62 persen pada
tahun 2018.

Tabel 1.6 Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin yang Sedang
Menggunakan Alat/Cara Kontrasepsi Menurut Jenis Alat/Cara KB, 2018-2022

Alat/Cara Kontrasepsi 2018 2019 2020 2021 2022


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
MOW/Tubektomi 1,81 5,43 5,22 2,23 2,15
MOP/Vasektomi 1,20 0,50 0,23 0 0

id
AKDR/IUD/Spiral 1,63 2,37 5,06 1,96 3,57

o.
Suntikan 70,44 66,74 60,81 69,55 76,23

.g
ps
Susuk KB/Norplant/ Implanon/Alwait 4,60 5,85 6,82 6,10 4,36
Pil 16,53
.b
16,10 19,17 19,11 13,38
ab
Kondom/Karet 2,84 0,66 0,07 0 0
nk

Intravag/Tissue/Kondom Wanita - 0 0 0 0
ga

Cara Tradisional 0,94 2,35 2,62 1,05 0,30


on

% Wanita yang Sedang


65,62 56,00 57,95 63,56 62,94
Menggunakan Alat/Cara Kontrasepsi
m

Sumber: BPS Kabupaten Lamongan


//la
s:

Tabel 1.6 memperlihatkan bahwa dari berbagai macam alat/cara KB, dari
tp
ht

tahun ke tahun yang paling banyak diminati adalah suntikan dan pil. Pada tahun
2017 penggunaan suntikan mencapai 63,15 persen dan meningkat cukup tinggi
menjadi 76,23 persen pada tahun 2022. Sementara itu, penggunaan pil justru
mengalami penurunan yang cukup signifikan dari 23,9 persen pada tahun 2017
hingga menjadi 13,38 persen pada tahun 2022.

Jenis alat/cara KB yang sedikit penggunaannya hingga tidak ada yang


menggunakan pada tahun 2022 yaitu MOP/vasektomi, kondom/karet, dan
intravag/tissue/kondom wanita. Jenis AKDR/IUD/spiral, MOW/tubektomi,
susuk KB/Norplant/Implanon/alwait, dan cara tradisional termasuk yang sedikit
penggunaannya meskipun persentasenya kecil pada tahun 2022. Hal ini diduga
karena sosialisasi informasi masih kurang optimal sehingga banyak yang masih
awam dan takut memilih kontrasepsi jenis ini.

10 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


2. KESEHATAN
Tingkat kesehatan merupakan indikator penting untuk menggambarkan
mutu pembangunan manusia suatu wilayah. Semakin sehat kondisi suatu
masyarakat, semakin baik pembangunan ekonomi suatu negara/wilayah,
khususnya dalam meningkatkan tingkat produktivitas. Berkaitan dengan
pembangunan kesehatan, pemerintah sudah memiliki berbagai program
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya
menyediakan akses pelayanan publik bidang kesehatan seperti puskesmas
yang sasaran utamanya menurunkan tingkat angka kesakitan masyarakat,

id
menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi, menurunkan prevalensi gizi buruk

o.
dan gizi kurang, serta meningkatkan Angka Harapan Hidup.

.g
ps
Upaya pemerintah melalui program-program pembangunan yang telah
.b
ab

dilakukan di antaranya meningkatkan akses masyarakat terhadap fasilitas


nk

kesehatan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan


ga

berkualitas, merata, serta terjangkau. Selain itu, pemerintah juga telah


on
m

memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin, menyediakan


la

tenaga kesehatan yang kompeten dan mendistribusikannya secara merata ke


//
s:

seluruh wilayah, meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan melalui


tp
ht

pembangunan puskesmas, rumah sakit, polindes, dan posyandu, serta


menyediakan obat-obatan yang terjangkau bagi masyarakat.

Keberhasilan atas upaya-upaya yang telah dilakukan di bidang


kesehatan dapat diukur dengan beberapa indikator kesehatan, antara lain
Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi, Angka Kesakitan, Prevalensi Balita
Kurang Gizi, dan indikator lain terkait akses fasilitas pelayanan kesehatan.

2.1 Derajat dan Status Kesehatan Penduduk

Beberapa indikator yang digunakan untuk menggambarkan kondisi


tingkat kesehatan masyarakat, antara lain Angka Kelangsungan Hidup Bayi
(AKHB) dan usia harapan hidup.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 11


Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) adalah probabilitas bayi hidup
sampai dengan usia 1 tahun yang dihitung dengan angka 1 (satu) dikurangi
Angka Kematian Bayi (AKB). Sementara AKB dihitung dengan jumlah kematian
bayi usia di bawah 1 tahun dalam kurun waktu setahun per 1.000 kelahiran
hidup pada tahun yang sama. Angka kelangsungan hidup bayi merupakan salah
satu indikator keberhasilan pembangunan suatu daerah, terutama di sektor
kesehatan.

AKHB dapat dilihat dari data kematian per 1.000 kelahiran hidup hasil
estimasi, yaitu sekitar 970 pada kurun waktu lima tahun terakhir. Data tersebut

id
memberikan makna bahwa dari 1.000 kelahiran hidup terdapat 970 bayi yang

o.
mencapai usia 1 tahun. Sementara angka kematian bayi pada kurun waktu yang

.g
ps
sama diproyeksikan menurun menjadi 30 per 1.000 kelahiran hidup atau 3
.b
persen. Dengan demikian, angka kelangsungan hidup bayi berbanding terbalik
ab

dengan angka kematian bayi. Semakin rendah angka kematian bayi, maka
nk
ga

semakin besar peluang kelangsungan hidup bayi.


on

Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan


m
la

keberlangsungan hidup bayi sekaligus merupakan masa yang rawan bagi


//
s:

kesehatan ibu yang mengandung maupun janin yang dikandungnya. Oleh


tp
ht

karena itu, ketika masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan yang teratur
untuk menghindari gangguan sedini mungkin dari segala sesuatu yang
membahayakan kesehatan ibu dan janin. Setiap tahunnya di seluruh dunia
diperkirakan terdapat 4 juta bayi meninggal pada tahun pertama kehidupannya
dan dua per tiganya meninggal pada bulan pertama. Penyebab utama kematian
pada minggu pertama kehidupan bayi adalah komplikasi kehamilan dan
persalinan seperti asfiksia, sepsis, dan komplikasi berat lahir rendah (Depkes RI,
2008).

Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial


ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup
penduduk suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui
Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses ter-

12 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


hadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori,
mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh
pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia
harapan hidupnya.

Definisi Angka Harapan Hidup (AHH) pada suatu umur x adalah rata-rata
tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil
mencapai umur x, pada tahun tertentu dan dalam situasi mortalitas yang
berlaku di lingkungan masyarakatnya. Angka Harapan Hidup (AHH) pada waktu

id
lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada

o.
perubahan pola mortalitas menurut umur. AHH merupakan alat untuk

.g
ps
mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
.b
penduduk, khususnya dalam bidang kesehatan. AHH yang rendah di suatu
ab

daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan dan program


nk
ga

sosial lainnya, termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori, dan
on

program pemberantasan kemiskinan.


m
la

AHH idealnya dihitung berdasarkan Angka Kematian Menurut Umur


//
s:

(Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh dari catatan registrasi
tp
ht

kematian selama bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat tabel


kematian. Akan tetapi, sistem registrasi penduduk di Indonesia belum berjalan
dengan baik, sehingga AHH dihitung secara tidak langsung menggunakan
program Mortpak Lite.

Dari hasil penghitungan proyeksi yang dilakukan oleh BPS RI, rata-rata
AHH di Kabupaten Lamongan selama 5 tahun terakhir (2018-2022)
menunjukkan tren meningkat, yaitu dari 72,04 pada tahun 2018 hingga
menjadi 72,86 pada tahun 2022.

Merujuk pada konsep yang diterapkan oleh BPS dalam Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas), maka morbiditas (Angka Kesakitan) menunjukkan
persentase penduduk yang mengalami gangguan/keluhan kesehatan yang

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 13


mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari baik dalam melakukan
pekerjaan, bersekolah, mengurus rumah tangga, maupun melakukan aktivitas
lainnya. Pada umumnya keluhan kesehatan yang biasa dialami oleh penduduk
adalah panas, batuk, pilek, asma/sesak napas, diare, sakit kepala berulang, sakit
gigi, campak, dll. Angka Kesakitan yang semakin tinggi menunjukkan bahwa
semakin banyak penduduk yang mengalami sakit (morbid), sekaligus
menunjukkan bahwa tingkat kesehatan di wilayah tersebut semakin rendah.

Hasil Susenas tahun 2022 menunjukkan Angka Kesakitan penduduk


Kabupaten Lamongan mencapai 10,72. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2022

id
terdapat 10,72 persen penduduk Kabupaten Lamongan yang mengalami

o.
keluhan kesehatan yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Angka ini mengalami

.g
ps
penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapau 13,41. Angka Kesakitan
.b
penduduk perempuan lebih tinggi dibanding Angka Kesakitan penduduk laki-
ab

laki, yaitu berturut-turut sebesar 11,76 dan 9,68.


nk
ga

Tabel 2.2 Angka Kesakitan Tahun 2018-2022


on
m

Angka Kesakitan
Jenis Kelamin
la

2018 2019 2020 2021 2022


//
s:

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


tp

Laki-laki 12,46 11,09 8,59 16,51 9,68


ht

Perempuan 14,14 11,60 8,31 13,95 11,76


Total 13,32 10,63 7,49 13,41 10,72
Sumber: Hasil Susenas 2018-2022

2.2 Tingkat Imunitas dan Gizi Balita

Ibu yang sedang mengandung harus mulai memperhatikan asupan yang


dimakan hingga melakukan imunisasi, karena imunisasi merupakan asupan gizi
awal bagi janin yang sedang dikandungnya. Selanjutnya, ketika lahir asupan gizi
tersebut dipasok oleh Air Susu Ibu (ASI), makanan pertama bagi bayi yang
memiliki peranan penting dalam proses tumbuh kembang anak. ASI memiliki
manfaat sangat besar untuk jangka panjang, karena ASI adalah nutrisi terbaik
dan terlengkap dari protein hingga antibodi yang melindungi bayi dari alergen
dan infeksi penyakit lainnya.

14 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


Pemerintah telah menganjurkan agar seorang ibu dapat memberikan
ASI eksklusif kepada bayi sejak dilahirkan sampai 6 bulan ke depan, tanpa
menambahkan atau mengganti makanan/minuman lainnya. Kemudian, ketika
bayi sudah berusia 6 bulan ke atas bisa dilanjutkan bersama dengan makanan
tambahan hingga usia 2 tahun. Seorang ibu dianjurkan dapat menyusui bayi
selama 2 tahun, karena semakin lama bayi mendapatkan ASI maka semakin
kuat kekebalan/proteksi yang terbentuk dari ASI. Bila dilihat rata-rata lama bayi
disusui pada tahun 2017 dan 2021 sama, yaitu sekitar 10 bulan, sedangkan
rata-rata lama pemberian ASI pada tahun 2022 turun, menjadi sekitar 9 bulan
(9,9).

id
o.
Tabel 2.3 Indikator Kesehatan Anak Usia di Bawah 2 Tahun (Baduta), 2018-2022

.g
ps
Angka Kesakitan
Jenis Kelamin .b
2018 2019 2020 2021 2022
ab

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


nk

AHH 72,04 72,27 72,40 72,49 72,86


ga

% Baduta Pernah Mendapatkan ASI - 97,94 98,15 92,78 98,01


on

Rata-rata Lama Pemberian ASI pada


- 10,77 9,45 10,58 9,9
m

Baduta (Bulan)
la

Sumber: Hasil Susenas 2017-2022


//
s:

Selain ASI, imunisasi sangat diperlukan bagi perkembangan dan


tp
ht

peningkatan kekebalan daya tahan tubuh balita agar sistem pertahanan


tubuhnya kuat terhadap suatu penyakit. Jenis imunisasi ada dua macam, yaitu
imunisasi pasif, yang merupakan kekebalan bawaan pada anak sejak lahir, dan
imunisasi aktif, yang didapatkan dari pemberian vaksin kepada anak melalui
suntik atau tetes. Kementerian Kesehatan menganjurkan agar seluruh anak
memperoleh imunisasi secara lengkap. Anak yang mendapatkan imunisasi
dasar lengkap akan terlindung dari beberapa penyakit berbahaya dan tercegah
penularan kepada orang di sekitarnya. Jenis imunisasi yang wajib diberikan
pada balita adalah BCG, DPT, Polio, Campak/Morbilli, dan Hepatitis B.

Berdasarkan hasil Susenas 2017-2022, mayoritas anak usia 12-59 bulan


yang mendapatkan imunisasi wajib sudah mencapai lebih dari 90 persen.
Capaian jenis imunisasi yang paling rendah adalah campak, yaitu masih di kisa-

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 15


ran 70-80 persen. Persentase anak usia 12-59 bulan yang pernah diimunisasi
lengkap pada tahun 2022 mengalami penurunan dari tahun 2021, yaitu dari
68,76 persen pada tahun 2021 menjadi 58,62 persen di tahun 2022. Secara
umum, jika dilihat dari jenis imunisasinya, persentase anak yang menerima
imunisasi mengalami penurunan dibanding tahun 2017, kecuali imunisasi Polio
dan Hepatitis B. Bahkan jika dibandingkan dengan tahun 2021, persentase anak
yang menerima imunisasi mengalami penurunan di hampir semua jenis, kecuali
Hepatitis B.

Tabel 2.4 Persentase Anak Usia 12-59 Bulan yang Pernah Diimunisasi Menurut Jenis
Imunisasi, 2017-2022

id
o.
Jenis Imunisasi 2018 2019 2020 2021 2022

.g
ps
(1) (3) (4) (5) (6) (7)
BCG - 94,23
.b
95,40 93,60 92,82
ab
DPT - 83,10 92,06 92,28 90,36
nk

Polio - 86,80 93,11 94,97 93,57


ga

Campak - 75,96 68,41 78,06 72,86


on

Hepatitis B - 81,62 90,81 93,76 94,32


m

Sumber: Hasil Susenas 2017-2022


// la

Kenaikan persentase anak yang menerima imunisasi Hepatitis B


s:
tp

berlangsung sejak tahun 2019. Hal ini merupakan pertanda baik karena semakin
ht

banyak anak yang menerima imunisasi maka akan semakin baik tumbuh
kembang generasi penerus di Indonesia. Sayangnya, pesentase anak yang
menerima imunisasi jenis lain justru menurun pada tahun 2022. Balita yang
menerima imunisasi campak hanya sebesar 72,86 persen, turun dari 78,06
persen pada tahun 2021.

2.3 Pemanfaatan Fasilitas Tenaga Kesehatan

Untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), salah satunya adalah


dengan meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga medis dan
meningkatkan pelayanan neonatal, karena dapat mempengaruhi keselamatan
ibu dan bayinya. Penolong persalinan yang ideal adalah tenaga medis yang telah
menerapkan proses persalinan yang memenuhi standar kesehatan.

16 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


Pemerintah selalu berupaya untuk memperluas akses, sarana
pelayanan, serta tenaga kesehatan dengan cara meningkatkan jumlah maupun
kuallitasnya. Seperti meningkatkan pelayanan kebidanan dengan
menempatkan bidan di desa-desa, seperti yang tercantum dalam Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014 yang telah ditetapkan dalam
Perpres No. 5 tahun 2010, yaitu meninngkatkan pengembangan dan
pendayagunaan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan yang merata dan
bermutu.

Usaha pemerintah dalam menyediakan tenaga kesehatan ternyata

id
memperlihatkan hasil yang cukup baik, yang terlihat dari persentase balita

o.
yang proses kelahirannya ditolong oleh tenaga kesehatan hampir mencapai

.g
ps
100 persen pada tahun 2022. Keadaan tersebut disebabkan oleh meningkatnya
.b
peran dokter sebagai penolong persalinan, baik di perkotaan maupun di
ab

perdesaan. Kabar baiknya, penolong persalinan kini sudah didominasi oleh


nk
ga

dokter kandungan (mencapai 62,58 persen) dan bidan (34,52 persen),


on

sedangkan pada tahun 2017 mayoritas masih ditolong oleh bidan (52,28
m

persen). Sejak tahun 2021 hingga kini, sudah tidak ada lagi ibu melahirkan yang
//la

ditolong oleh dukun beranak/tradisional.


s:
tp
ht

Pada umumnya, pemanfaatan fasilitas kesehatan oleh penduduk sangat


erat kaitannya dengan kondisi sosial ekonomi penduduk dan kondisi wilayah
tempat tinggal mereka berada. Dampak perbedaan kualitas kesehatan yang
nyata antara penduduk di perdesaan dengan penduduk perkotaan ini dapat
disebabkan oleh perbedaan ketersediaan dan jarak menuju ke fasilitas
pelayanan kesehatan tersebut, ditambah lagi perilaku penduduk itu sendiri.

Tingginya persentase penduduk di daerah perkotaan yang


memanfaatkan berobat ke praktik dokter/klinik, mengingat lebih mudahnya
akses dan kualitas pelayanannya jauh lebih baik dibandingkan di daerah
perdesaan. Dampaknya, berbagai keluhan dan masalah kesehatan segera
tertangani lebih cepat dan lebih baik.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 17


Tabel 2.5 Persentase Balita Menurut Penolong Persalinan, 2018-2022

Penolong Persalinan 2018 2019 2020 2021 2022


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Dokter 58,46 50,69 47,52 39,72 64,86
Bidan 41,55 47,86 50,19 57,99 34,52
Tenaga Kesehatan Lainnya 0 0 1,53 2,29 0
Dukun Beranak/
0 0 0 0 0
Tradisional
Lainnya 0 1,45 0,76 0 0,61
Sumber: Hasil Susenas 2017-2022

Peningkatan perubahan sikap masyarakat yang lebih baik tersebut

id
ditandai dengan banyaknya penduduk di perkotaan maupun di perdesaan yang

o.
berobat ke tenaga kesehatan. Pada tahun 2022, penduduk yang berobat jalan

.g
ps
ke praktik dokter/bidan turun cukup banyak dari persentase penduduk yang
.b
berobat jalan ke praktik dokter/bidan pada tahun 2021. Sebaliknya, kenaikan
ab

yang cukup tinggi juga terlihat dari penduduk yang berobat jalan ke
nk
ga

Puskesmas/Pustu, dari 8,48 persen hingga 25,38 persen.


on

Tabel 2.6 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Tempat Berobat, Tahun
m
la

2018-2022
//
s:

Fasilitas Kesehatan 2018 2019 2020 2021 2022


tp

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


ht

Rumah Sakit Pemerintah 8,44 3,7 5,1 2,68 4,14


Rumah Sakit Swasta 6,92 7,47 8,65 7,73 4,92
Praktik Dokter/Bidan 59,87 54,34 57,68 72,55 57,41
Klinik/Praktik Dokter
7,52 11,43 9,82 8,64 10,29
Bersama
Puskesmas/Pustu 17,31 25,72 18,59 8,48 25,38
UKBM (Poskesdes, Polindes,
3,3 2,17 2,55 2,23 1,44
Posyandu, Balai Pengobatan)
Praktik Pengobatan
1,45 0,7 1,08 1,47 0,00
Tradisional/Alternatif
Lainnya 0,43 0,63 0,26 1,41 1,18
Sumber: Hasil Susenas 2017-2022

18 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


3. PENDIDIKAN
Di era globalisasi saat ini, perkembangan di segala bidang keilmuan
semakin pesat. Dari berbagai perkembangan ilmu pengetahuan tersebut, salah
satu yang menjadi perhatian para ilmuwan adalah mengenai konsep
pembangunan. Paradigma baru mengenai konsep pembangunan ini dipicu
oleh kegagalan konsep pembangunan era sebelum tahun 1970 yang
menitikberatkan pembangunan hanya pada pertumbuhan ekonomi saja. Akan
tetapi, pada kenyataannya pembangunan untuk mencapai kesejahteraan
masyarahat tidak bisa hanya dipandang dari aspek ekonomi saja, tetapi juga

id
dari aspek sosial lainnya, salah satunya yaitu aspek pendidikan.

o.
.g
Pendidikan merupakan cikal banyak dari terbentuknya kualitas sumber

ps
daya manusia yang andal. Dengan pendidikan yang baik akan melahirkan
.b
ab

generasi penerus bangsa yang cerdas dan kompeten. Oleh karena itu,
nk

pendidikan juga merupakan salah satu faktor penting kewibawaan sebuah


ga

negara di mata dunia internasional.


on
m

Upaya peningkatan kualitas sumber saya manusia melalui bidang


//la

pendidikan telah lama dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Pembangunan


s:
tp

pendidikan di Indonesia sejak tahun 1980 ditempuh melalui empat kebijakan


ht

pokok, yaitu memperoleh kesempatan pendidikan, peningkatan mutu


pendidikan, efisiensi manajemen pendidikan, dan peningkatan relevansi
pendidikan mulai dari anak usia dini sampai dengan usia lanjut.

Memasuki era tahun 1990, pendidikan di Indonesia menekankan pada


pengembangan sumber daya manusia yang mampu menjawab tantangan
masa depan melalui pelaksanaan wajib belajar 12 tahun yang ditunjang
dengan program kejar paket. Dan sebagai tindak lanjut dari keseriusan
pemerintah di bidang pendidikan, maka diterbitkan Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan bahwa anggaran pendidikan baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sekurang-kurangnya 20 persen
dari total anggaran belanja pemerintah.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 19


Pembahasan mengenai indikator bidang pendidikan di Kabupaten
Lamongan menjadi penting untuk melihat sejauh mana capaian di bidang
pendidikan sekaligus mengidentifikasi tantangan ke depan sebagai bahan
evaluasi pemerintah dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakatnya.
Pembahasan tersebut akan difokuskan pada indikator capaian di bidang
pendidikan seperti angka buta huruf, rata-rata lama sekolah, tingkat pendidikan,
dan tingkat partisipasi sekolah. Indikator tantangan di bidang pendidikan akan
difokuskan pada kualitas pelayanan pendidikan, serta angka putus sekolah dan
angka mengulang.

id
3.1 Angka Buta Huruf

o.
.g
Secara harfiah, angka buta huruf merupakan suatu ukuran persentase

ps
penduduk usia sepuluh (10) tahun ke atas yang tidak bisa membaca dan
.b
ab

menulis. Dapat membaca dan menulis yakni diartikan dapat membaca dan
nk

menulis surat/kalimat sederhana atau dapat membaca dan menulis huruf


ga

Braille.
on
m

Badan Pusat Statistik mencatat bahwa angka buta huruf di Kabupaten


la
//

Lamongan tahun 2018 mencapai 7,36 persen. Artinya, dari penduduk usia di
s:
tp

atas 10 tahun, sekitar 7,36 persen belum bisa membaca dan menulis. Yang
ht

terbanyak adalah kelompok usia di atas 59 tahun, penduduk tua yang dulu
belum punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan.

Pada tahun 2022, berdasarkan data Susenas, angka buta huruf


Kabupaten Lamongan sebesar 7,15. Angka ini bermakna bahwa dari seluruh
penduduk yang berusia di atas 15 tahun, sebanyak 7,15 belum bisa membaca
dan menulis. Sayangnya, angka ini tidak bisa diperbandingkan secara langsung
dengan data angka buta huruf tahun 2018 dan sebelumnya, karena perbedaan
batas umur penduduk yang dihitung. Pada tahun 2022, angka buta huruf pada
perempuan lebih tinggi dibandingkan angka buta huruf laki-laki, yakni 9,62 dan
4,63.

20 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


3.2 Rata-Rata Lama Sekolah

Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Lamongan tahun 2022


mencapai 8,33 tahun, artinya bahwa secara rata-rata penduduk Kabupaten
Lamongan yang berusia 15 tahun ke atas mengenyam bangku pendidikan
sekolah selama 8,33 tahun atau setara dengan kelas VIII tingkat SMP. Tentunya
capaian ini masih di bawah target program wajib belajar 12 tahun. Akan tetapi,
jika dibandingkan dengan tahun 2021, rata-rata lama sekolah penduduk
Kabupaten Lamongan sudah meningkat, dari yang sebesar 8,04 pada tahun
2021.

id
3.3 Tingkat Pendidikan

o.
.g
ps
Secara umum, tingkat pendidikan di Kabupaten Lamongan tidak begitu
.b
tinggi. Sebanyak 12,58 persen penduduk usia 15 tahun ke atas tidak memiliki
ab
nk

ijazah SD, baik yang sudah pernah bersekolah tetapi belum lulus SD maupun
ga

belum pernah bersekolah sama sekali. Penduduk Kabupaten Lamongan usia 15


on

tahun ke atas yang telah memiliki ijazah SD/sederajat sebanyak 24,59 persen,
m

ijazah SMP/sederajat sebanyak 26,78 persen, dan ijazah SMA/sederajat ke atas


la
//

sebanyak 36,06 persen.


s:
tp
ht

Rendahnya persentase penduduk yang telah memiliki ijazah


SMA/sederajat ke atas menandakan belum optimalnya program wajib belajar
12 tahun. Program wajib belajar 12 tahun berarti bahwa pendidikan minimal
pagi penduduk di Indonesia yaitu jenjang SMA/sederajat.

3.4 Tingkat Partisipasi Sekolah

Untuk mengetahui capaian di bidang pendidikan, salah satunya yaitu


dengan melihat tingkat partisipasi sekolah penduduknya. Indikator yang
digunakan untuk mengkaji tingkat partisipasi sekolah di antaranya adalah
Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar (APK), dan Angka
Partisipasi Murni (APM).

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 21


Angka partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap lembaga
pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. APS digunakan sebagai indikator
dasar untuk melihat akses penduduk pada fasilitas pendidikan, khususnya bagi
penduduk usia sekolah. Semakin tinggi APS, maka semakin besar jumlah
penduduk yang berkesempatan mengenyam bangku pendidikan.

Secara umum, APS kelompok usia 7-12 tahun di Kabupaten Lamongan


tahun 2022 sebesar 99,99, yang berarti bahwa sebanyak 99,99 persen
penduduk Kabupaten Lamongan yang berusia 7-12 tahun sedang mengenyam
pendikan di sekolah tanpa memandang jenjang sekolahnya. APS kelompok usia

id
13-15 tahun Kabupaten Lamongan sebesar 98,95. Artinya bahwa sebanyak

o.
98,95 penduduk Kabupaten Lamongan menikmati akses terhadap fasilitas

.g
ps
pendidikan di sekolah. Pada kelompok usia 16-18 tahun, hanya sebanyak 73,67
.b
persen penduduk Kabupaten Lamongan usia tersebut yang berhasil
ab

mengenyam pendidikan. Hal ini juga berarti bahwa sebanyak 26,33 persen
nk
ga

penduduk Kabupaten Lamongan usia 16-18 tahun yang tidak lagi melanjutkan
on

sekolah ke jenjang lebih tinggi. Sayangnya, APS usia 16-18 tahun ini turun jauh
m

dari tahun 2021 yang semula 92,18.


//la
s:

3.5 Kualitas Pelayanan Pendidikan


tp
ht

Keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan salah satunya


ditentukan oleh kualitas pelayanan pendidikan. Kualitas pelayanan pendidikan
telah menjadi perhatian utama pemerintah dalam rangka meningkatkan
kualitas sumber daya manusia penerus generasi bangsa. Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional No. 129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Pendidikan merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menjamin
kuallitas pendidikan di Indonesia.

Pengukuran kualitas pelayanan pendidikan dapat dilihat dari rasio murid


dan guru, rasio guru dan sekolah, dan rasio murid dan sekolah. Rasio tersebut
digunakan untuk melihat seberapa memadai fasilitas sekolah (sekolah, kelas,
dan guru) yang disediakan untuk memenuhi permintaan jasa pendidikan.

22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


Pemerintah sebagai penyelenggara negara sangat berperan untuk
menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai. Di Kabupaten Lamongan,
rasio murid dan guru menurut jenjang pendidikan sedang mengalami
perbaikan selama 4 tahun terakhir. Rasio murid dan guru diartikan sebagai
banyaknya murid yang dibimbing oleh satu guru. Semakin kecil rasio murid dan
guru maka semakin sedikit murid yang dibimbing oleh guru. Dengan demikian,
diharapkan transfer ilmu dari guru pada anak didiknya akan semakin baik
sehingga kualitas pelayanan pendidikan juga akan semakin bagus.

Pada umumnya, kabupaten/kota besar memiliki rasio murid dan guru

id
lebih tinggi dibandingkan lainnya. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh tingginya

o.
permintaan jasa pendidikan di kota besar yang tidak diimbangi oleh tenaga

.g
ps
pendidiknya. Meskipun demikian, secara umum jumlah guru di Kabupaten
.b
Lamongan cukup memadai. Selain rasio murid dan guru, indikator yang dapat
ab

digunakan untuk menganalisis kualitas pelayanan adalah rasio murid dan


nk
ga

sekolah. Rasio murid dan sekolah menggambarkan kemampuan sekolah dalam


on

menampung peserta didik.


m
la

Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan tidak hanya didorong oleh


//
s:

penambahan jumlah guru dan unit sekolah (faktor input) saja, namun yang
tp
ht

perlu menjadi perhatian yaitu keseluruhan sistem pendidikan. Sebuah sistem


mengandung rangkaian kegiatan, mulai dari input, proses, output, serta faktor
internal dan eksternal, yang masing-masing komponen/kegiatannya
mempunyai fungsi tertentu untuk mencapai tujuan utama sistem tersebut.

Tabel 3.1 Capaian Pelayanan Pendidikan Kabupaten Lamongan,


Tahun Ajaran 2022/2023

Indikator SD SMP SMA


(1) (2) (3) (4)
Rasio murid dan guru 9,02 23,89 12,66
Rasio murid dan sekolah 79,11 427,94 280,77
Rasio guru dan sekolah 8,77 17,91 22,17
Sumber: Kabupaten Lamongan Dalam Angka 2023, diolah

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 23


ht
tp
s:
//la
m
on
ga
nk
ab
.b
ps
.g
o.
id
4. KETENAGAKERJAAN
Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang
dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian
berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia
berkulaitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat
menjadi sasaran pembangunan ideal suatu daerah.

Isu ketenagakerjaan berperan penting dalam sebuah aktivitas bisnis dan


perekonomian unggulan Kabupaten Lamongan. Ketenagakerjaan masih
menjadi permasalahan yang harus dihadapi oleh pemerintah untuk

id
o.
menerapkan strategi dan langkah tepat untuk mendukung kebijakan

.g
pembangunan daerah.

ps
.b
Tenaga kerja merupakan modal bagi geraknya roda pembangunan
ab

suatu daerah. Kondisi jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus
nk
ga

mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi.


on

Karena itu, pentingnya data mengenai perkembangan ketenagakerjaan


m

sangatlah penting bagi pemerintah terkait dalam pengambil kebijakan yang


la
//

tepat sasaran.
s:
tp
ht

Bab ini akan memberikan gambaran mengenai beberapa indikator


tenaga kerja yang bersumber dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)
tahun 2017-2022. Indikator tersebut, antara lain Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), persentase pengangguran
menurut tingkat pendidikan, persentase penduduk yang bekerja menurut
status pekerjaan, persentase penduduk bekerja menurut lapangan usaha dan
jumlah jam kerja, serta persentase pekerja menurut kelompok upah,
gaji/pendapatan bersih.

4.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja yaitu penduduk usia


kerja (15 tahun lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga, atau
melaksanakan kegiatan lain selain kegiatan pribadi.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 25


Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15
tahun lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak
bekerja dan pengangguran. Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja
adalah penduduk usia kerja (15 tahun lebih) yang masih sekolah, mengurus
rumah tangga, atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan rasio antara jumlah


angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja/usia produktif 15 tahun ke
atas. Selain TPAK, dalam analisis angkatan kerja dikenal pula indikator untuk
mengukur pengangguran, yaitu Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).

id
Pengangguran terbuka didefinisikan sebagai orang yang mencari pekerjaan atau

o.
yang sedang mempersiapkan usaha atau yang tidak mencari pekerjaan karena

.g
ps
merasa tidak mungkin lagi mendapatkan pekerjaan, termasuk mereka yang
.b
mendapat kerja tetapi belum mulai bekerja.
ab
nk

Angka TPAK dan TPT bisa mengindikasikan besarnya persentase


ga

penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu negara/wilayah serta
on

besarnya persentase angkatan kerja yang termasuk dalam pengangguran.


m
la

Idealnya capaian hasil pembangunan suatu wilayah dikatakan tinggi apabila


//
s:

angka TPAK tinggi dan TPT yang rendah.


tp
ht

Tabel 4.1 Penduduk Kabupaten Lamongan Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis
Kegiatan Utama, 2018-2022

Jenis Kegiatan Utama 2018 2019 2020 2021 2022


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Angkatan Kerja (Orang) 634.845 645.257 681.409 683.405 672.289
Bekerja 614.693 619.419 646.425 649.929 631.611
Penganggur 20.152 25.838 34.984 33.476 40.678
Bukan Angkatan Kerja
298.488 291.397 280.953 282.965 297.808
(Orang)
TPAK (%) 68,02 68,89 70,81 70,72 69,30
TPT (%) 3,17 4,00 5,13 4,90 6,05
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan

26 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


4.2 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi diukur dengan jumlah


penduduk berusia 15 tahun ke atas (penduduk usia kerja) yang masuk dalam
pasar kerja, baik yang statusnya bekerja maupun penganggur. Indikator ini
disebut Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK memperlihatkan
besarnya penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi serta menunjukkan
besaran relatif dari pasokan tenaga kerja (labour supply) yang tersedia untuk
produksi barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian.

TPT dihitung dari perbandingan antara banyaknya jumlah penganggur

id
dengan jumlah angkatan kerja. Meningkatnya TPT menunjukkan adanya

o.
.g
penurunan daya serap tenaga kerja atau menunjukkan bahwa kecepatan laju

ps
pertumbuuhan kesempatan kerja tidak dapat mengimbangi kecepatan laju
.b
ab

pertumbuhan angkatan kerja.


nk
ga

Berdasarkan data hasil Sakernas 2017-2022, TPAK dan TPT Kabupaten


on

Lamongan tahun 2017-2022 sangat berfluktuatif. TPAK cenderung mengalami


m

penurunan yang dibarengi TPT cenderung naik, terlebih pada tahun 2022
//la

kenaikan TPT cenderung tinggi. Perlu perhatian serius dalam bidang


s:
tp

ketenagakerjaan karena kondisi tersebut menggambarkan bahwa


ht

berkurangnya penduduk yang aktif dalam bursa kerja namun tidak dibarengi
dengan peningkatan jumlah lapangan kerja sehingga pengangguran juga
meningkat.

Pada tahun 2022, kenaikan TPT di Kabupaten Lamongan cukup tinggi,


hingga 1,15 persen dibanding tahun 2021. Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa
kenaikan TPT ini merupakan kenaikan yang paling tinggi sejak 2017. Tentu hal
ini perlu menjadi perhatian serius, karena angka TPT yang meningkat
menunjukkan bahwa semakin banyak angkatan kerja yang tidak terserap pasar
kerja. Hal ini juga mengindikasikan bahwa jumlah masyarakat yang bekerja dan
mempunyai pendapatan semakin berkurang dibandingkan tahun sebelumnya,
dengan kata lain peningkatan kualitas hidup masyarakat agak terhambat.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 27


4.3 Tingkat Pengangguran Menurut Jenjang Pendidikan

Mendapatkan pekerjaan yang layak tentunya diharapkan oleh setiap


orang. Salah satu usaha untuk mendapatkan kesempatan tersebut adalah
dengan pengigikan tinggi yang ditamatkan. Dengan semakin ketatnya tingkat
persaingan di lapangan usaha serta keterbatasan ketersediaan lapangan usaha,
sebagian orang berusaha dengan meningkatkan kualitas keterampilan yang
dimiliki. Akan tetapi, seiring dengan kondisi tersebut muncul permasalahan
yaitu lulusan pendidikan tinggi masih banyak yang tidak terserap pada lapangan
usaha tersebut, salah satunya disebabkan karena sebagian besar lulusan tinggi

id
cenderung enggan menerima pekerjaan yang tidak sesuai dengan jenis keahlian

o.
dan jenjang pendidikan yang ditamatkan. Oleh karena itu, sebagian dari mereka

.g
ps
yang tidak mendapatkan pekerjaan menjadi penganggur..b
ab

Tabel 4.2 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan, 2018-2022


nk

Pendidikan Tertinggi yang


2018 2019 2020 2021 2022
ga

Ditamatkan
on

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


m

SD ke bawah 1,73 1,00 1,50 2,92 4,51


la

SMP 1,15 2,55 4,49 5,86 4,23


//
s:

SMA 4,25 9,27 8,94 6,70 10,35


tp

SMK 9,96 26,52 12,02 8,95 11,29


ht

Perguruan Tinggi 4,97 3,71 5,91 3,06 2,38


TPT Kabupaten Lamongan 3,17 4,00 5,13 4,90 6,05
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan

Bila dilihat menurut jenjang pendidikan, karakteristik pengangguran di


Kabupaten Lamongan pada tahun 2022 didominasi oleh penduduk
berpendidikan SMK. Sejak 2017, penduduk berpendidikan SMK yang
menganggur justru menjadi yang tertinggi persentasenya, yakni 11,29. Artinya,
di antara angkatan kerja lulusan SMK, terdapat 11,29 persen yang masih
menganggur. Kondisi ini perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak untuk
agar tenaga kerja lulusan SMK semakin banyak terserap dalam pasar kerja.
Pasalnya, idealnya lulusan SMK menjadi tenaga kerja yang berketerampilan
penuh karena ilmu yang didapat di sekolah lebih aplikatif untuk dunia kerja.

28 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


4.4 Lapangan Usaha dan Status Pekerjaan

Tiga besar struktur lapangan pekerjaan di Kabupaten Lamongan tahun


2017 masih belum mengalami perubahan, dari yang terbesar berturut-turut
adalah pertanian, perdagangan, dan jasa kemasyarakatan/perorangan dan
lainnya. Jika selama 2011 hingga 2012 sektor pertanian menyerap lebih dari
separuh tenaga kerja di Kabupaten Lamongan, kondisi ini mengalami
pergeseran selama 2013 hingga 2017.

Dalam periode Agustus 2016 hingga Agustus 2017, pertambahan


penyerapan jumlah tenaga kerja terbesar terjadi di sektor jasa

id
kemasyarakatan/perorangan dan lainnya, yaitu sebanyak 40,06 ribu orang

o.
.g
(63,10 persen), diikuti sektor perdagangan sebanyak 18,18 ribu orang (16,90

ps
persen), serta sektor keuangan sebanyak 6,64 ribu orang (7,73 persen).
.b
ab

Sementara itu, tiga sektor lapangan pekerjaan yang mengalami pengurangan


nk

penyerapan tenaga kerja adalah sektor pertanian sebanyak 40,67 ribu orang
ga

(turun 14,41 persen), sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi


on
m

sebanyak 5,64 ribu orang (turun 29,28 persen) serta industry sebanyak 3,22 ribu
la

orang (turun 4,24 persen).


//
s:
tp
ht

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 29


ht
tp
s:
//la
m
on
ga
nk
ab
.b
ps
.g
o.
id
5. TARAF DAN POLA KONSUMSI
Pola konsumsi masyarakat menunjukkan suatu hasrat masyarakat untuk
mengonsumsi barang maupun jasa. Hasrat untuk mengonsumsi dipengaruhi
oleh seberapa besar pendapatan mereka yang dialokasikan untuk konsumsi.
Bisa diartikan bahwa konsumsi seseorang berbanding lurus dengan
pendapatannya, semakin besar pendapatan semakin besar pula pengeluaran
konsumsi. Sehingga bisa dikatakan bahwa pola konsumsi menjadi indikator
kesejahteraan rumah tangga/keluarga.

5.1 Pengeluaran Rumah Tangga

id
o.
Pola konsumsi dapat dikenali berdasarkan alokasi penggunaannya,

.g
ps
secara garis besar alokasi pengeluaran konsumsi masyarakat digolongkan ke
.b
dalam dua kelompok penggunaan, yaitu pengeluaran untuk makanan dan
ab

pengeluaran untuk bukan makanan. Struktur konsumsi masyarakat Jawa Timur


nk
ga

mulai mengalami perkembangan, sebagian besar pengeluaran konsumsinya


on

tidak lagi untuk konsumsi makanan tetapi untuk konsumsi bukan makanan.
m

Pergeseran pola konsumsi ini dipengaruhi oleh perubahan pendapatan


la
//

seseorang. Semakin tinggi pendapatan, cenderung akan semakin tinggi


s:
tp

pengeluaran untuk bukan makanan. Pergeseran pola pengeluaran terjadi


ht

karena elastisitas permintaan terhadap makanan pada umumnya rendah,


sebaliknya elastisitas permintaan terhadap barang bukan makanan pada
umumnya tinggi. Keadaan ini jelas terlihat pada kelompok penduduk yang
tingkat konsumsi makanannya sudah mencapai titik jenuh, sehingga
peningkatan pendapatan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bukan
makanan atau ditabung.

Gambaran konsumsi masyarakat dapat dilihat pada tabel 5.1, selama


2017 hingga 2022 rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk
meningkat dari Rp.1.031.949,- menjadi Rp.1.181.239,-. Pada tahun 2017,
50,41 persen pengeluaran per kapita sebulan penduduk digunakan untuk
konsumsi makanan, sisanya sebanyak 49,59 persen untuk bukan makanan.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 31


Tabel 5.1 Rata-rata Pengeluaran per Kapita Menurut Jenis Pengeluaran, 2017-2022

Pengeluaran per Kapita Sebulan

Tahun Rangkuman (Rupiah) Persentase


Bukan Bukan
Makanan Jumlah Makanan Jumlah
Makanan Makanan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2017 520.196 511.753 1.031.949 50,41 49,59 100
2018 530.316 518.636 1.048.952 50,56 49,44 100
2019 480.093 463.946 944.039 50,86 49,14 100
2020 535.672 482.973 1.018.645 52,59 47,41 100
2021 586.065 513.879 1.099.944 53,28 46,72 100
2022 660.748 520.491 1.181.239 55,94 44,06 100

id
Sumber: Susenas, 2017-2022

o.
.g
Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15

ps
tahun lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak
.b
ab

bekerja dan pengangguran. Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja


nk

adalah penduduk usia kerja (15 tahun lebih) yang masih sekolah, mengurus
ga

rumah tangga, atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.


on
m

Dilihat dari persentase pengeluaran menurut jenis pengeluarannya, dari


// la

tahun ke tahun pengeluaran untuk makanan di Kabupaten Lamongan semakin


s:
tp

tinggi. Semakin tinggi pengeluaran per kapita sebulan, semakin tinggi proporsi
ht

pengeluaran untuk makanan tiap bulannya.

Jenis pengeluaran untuk makanan paling banyak dalam sebulan di


Kabupaten Lamongan pada tahun 2022 yakni konsumsi makanan dan minuman
jadi, sebanyak 32,95 persen dari seluruh pengeluaran untuk makanan. Setelah
makanan dan minuman jadi, padi-padian (beras) dan ikan menjadi yang paling
banyak dikeluarkan dalam sebulan. Padahal jika dibandingkan dengan tahun
2021, pengeluaran untuk makanan paling besar yaitu pengeluaran untuk padi-
padian (beras). Pada jenis pengeluaran bukan makanan, penduduk Kabupaten
Lamongan paling banyak mengeluarkan untuk perumahan dan fasilitas rumah
tangga (50,41 persen), aneka barang dan jasa (27,76 persen), dan pajak,
pungutan, dan asuransi (8,19 persen).

32 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


Tabel 5.2 Rata-rata Pengeluaran per Kapita Sebulan Menurut Jenis Pengeluaran
(Persen), 2018-2022

Jenis Pengeluaran
2018 2019 2020 2021 2022
Makanan
(1) (3) (4) (5) (6) (7)
Padi-padian 5,64 19,91 20,15 20,46 5,33
Umbi-umbian 0,26 0,23 0,29 0,30 0,45
Ikan 4,15 8,91 9,98 9,78 5,09
Daging 1,89 3,13 3,48 3,89 2,38
Telur dan susu 2,25 3,00 2,99 3,11 2,39
Sayur-sayuran 2,93 1,89 1,86 2,16 3,89
Kacang-kacangan 1,22 6,20 6,76 5,86 1,12

id
Buah-buahan 2,46 0,43 0,47 0,45 2,65

o.
Minyak dan lemak 1,17 0,11 0,14 0,09 1,72

.g
Bahan minuman 1,34 0,90 0,78 0,89 1,50
Bumbu-bumbuan 1,15
ps
1,13 1,18 1,15 1,48
.b
ab
Konsumsi lainnya 0,98 0,94 0,99 1,09 1,19
nk

Makanan dan minuman


18,99 13,72 15,53 14,95 18,43
jadi
ga

Tembakau dan sirih 6,11 0 0 0 8,31


on

Jumlah Makanan 50,56 60,49 64,60 64,18 55,94


m

Perumahan dan fasilitas


la

22,43 20,46 22,71 24,17 22,21


rumah tangga
//
s:

Aneka barang dan jasa 13,94 12,11 13,55 11,42 12,32


tp

Pakaian, alas kaki, dan


2,65 2,93 2,93 2,23 2,36
ht

tutup kepala
Barang tahan lama 5,32 5,83 5,75 4,34 2,22
Pajak dan asuransi 2,57 3,78 3,27 3,19 3,61
Keperluan pesta dan
2,53 4,04 2,45 1,37 1,35
upacara
Jumlah Bukan Makanan 49,44 49,14 50,66 46,72 44,06
Sumber: Susenas, 2017-2022

Sepanjang tahun, proporsi pengeluaran per kapita untuk makanan


selalu lebih besar dibanding pengeluaran per kapita untuk bukan makanan,
meskipun sejak tahun 2020 persentase pengeluaran untuk makanan turun. Hal
ini berarti kecenderungan penduduk Kabupaten Lamongan untuk
mengonsumsi makanan, khususnya makanan dan minuman jadi cukup tinggi.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 33


ht
tp
s:
//la
m
on
ga
nk
ab
.b
ps
.g
o.
id
6. PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
Salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia adalah adanya
rumah sebagai tempat tinggal yang aman dan nyaman. Selain sebagai
kebutuhan dasar, tempat tinggal juga merupakan faktor penentu indikator
kesejahteraan rakyat. Rumah sebagai tempat tinggal memiliki pengaruh
terhadap produktivitas kerja seseorang karena juga berfungsi sebagai tempat
pusat pendidikan, pembinaan keluarga, dan peningkatan kualitas generasi
yang akan datang. Keadaan perumahan yang baik dapat menunjang usaha
pembangunan ekonomi, karena dengan kualitas kehidupan yang layak melalui

id
pemenuhan kebutuhan tempat tinggal maka akan terwujud kesejahteraan

o.
rakyat.

.g
ps
Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Pemukiman
.b
ab

mencantumkan bahwa salah satu tujuan diselenggarakannya perumahan dan


nk

Kawasan permukiman yaitu untuk menjamin terwujudnya rumah yang layak


ga

huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur,
on
m

terencana, terpadu, dan berkelanjutan. Perumahan secara definisi merupakan


la

Kumpulan rumah sebagai bagian dari pemukiman, baik perkotaan maupun


//
s:

perdesaan, yang dilengkapi oleh sarana, prasarana, dan fasilitas umum sebagai
tp
ht

hasil dari upaya pemenuhan rumah yang layak huni.

Status sosial seseorang juga dapat ditunjukkan melalui kualitas/kondisi


rumah. Semakin tinggi status sosial seseorang maka semakin besar peluang
untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal dengan kualitas yang lebih baik.
Salah satu komponen perumahan yang mencerminkan kesejahteraan adalah
kualitas material rumah, seperti jenis atap, dinding, dan lantai terluas yang
digunakan. Selain itu, rumah layak huni juga perlu memenuhi fasilitas
penunjang lain yang meliputi luas lantai hunian, sumber air minum, fasilitas
tempat buang air besar, dan sumber penerangan. Kualitas perumahan yang
baik dan penggunaan fasilitas perumahan yang memadai akan memberikan
kenyamanan bagi penghuninya.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 35


6.1 Kualitas Rumah sebagai Tempat Tinggal

Secara umum, rumah sebagai tempat tinggal yang dapat dikategorikan


ke dalam rumah yang layak huni harus memenuhi beberapa kriteria kualitas
seperti memiliki lantai, dinding, dan atap yang memenuhi syarat, serta
mempunyai luas lantai yang mencukupi/sebanding dengan banyaknya orang
yang tinggal di dalamnya, termasuk fasilitas penerangan, air minum, dan tempat
pembuangan akhir. Selain itu, kualitas bangunan tempat tinggal dapat
mencerminkan kondisi sosial ekonomi dari penghuninya. Rumah dengan
bangunan yang kualitasnya baik tentu memiliki kondisi ekonomi yang lebih baik

id
dibandingkan rumah dengan kualitas bangunan yang lebih rendah.

o.
.g
Berdasarkan data Susenas 2022, persentase rumah tangga di Kabupaten

ps
Lamongan yang berlantaikan bukan tanah menunjukkan peningkatan yang
.b
ab

cukup tinggi dibanding tahun 2021. Dalam rentang waktu setahun, hampir
nk

seluruh rumah tangga di Kabupaten Lamongan telah memiliki lantai bukan


ga

tanah (berlantai keramik, kayu/papan, dan lain sebagainya). Pada tahun 2021,
on
m

persentase rumah tangga berlantai bukan tanah masih di angka 91,73 persen,
la

sedangkan pada tahun 2017 masih sebesar 88,34 persen.


//
s:
tp

Indikator lain yang dapat digunakan untuk melihat kualitas rumah


ht

sebagai tempat tinggal adalah penggunaan atap dan dinding terluas. Pada
tahun 2017 rumah yang memiliki atap beton, genteng, sirap, dan asbes di
Kabupaten Lamongan sebesar 99,83 persen. Hampir seluruh rumah sudah
menggunakan atap yang berkualitas dan baik untuk kesehatan, seperti beton,
genteng, sirap, dan asbes. Pada tahun 2022, persentase ini terus mengalami
peningkatan menjadi 99,89 persen.

Komponen perumahan lain yang bisa dijadikan tolak ukur rumah layak
huni yaitu dinding terluas yang bisa melindungi dari keadaan di luar rumah
dengan aman, seperti tembok dan kayu. Pada tahun 2022, sebanyak 97,67
rumah di Kabupaten Lamongan berdinding tembok dan kayu, meningkat dari
tahun 2021 yang semula 97,06 persen.

36 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


Tabel 6.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Beberapa Indikator Kualitas
Perumahan, 2018-2022

Indikator Kualitas
2018 2019 2020 2021 2022
Perumahan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Lantai bukan tanah 90,29 90,64 90,37 91,73 99,62
Atap beton, genteng,
97,58 99,68 100 99,87 99,89
sirap, asbes
Dinding tembok dan kayu 96,50 97,46 96,26 97,06 97,67
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan 2022

6.2 Fasilitas Rumah sebagai Tempat Tinggal

id
Fasilitas rumah seperti ketersediaan air bersih, sanitasi yang layak, serta

o.
.g
penerangan yang baik merupakan faktor yang menentukan kualitas dan

ps
kenyamanan tempat tinggal. Salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi
.b
ab
rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari adalah air, sehingga ketersediaan
nk

air dalam jumlah yang cukup terutama untuk keperluan konsumsi dan sanitasi
ga

merupakan tujuan dari program penyediaan air bersih yang terus menerus
on

diupayakan oleh pemerintah.


m
//la

Pada tahun 2022, rumah tangga di Kabupaten yang menggunakan air


s:
tp

minum bersih telah mencapai 94,45 persen. Angka ini secara kasat mata
ht

terlihat turun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi, angka ini


tidak bisa serta merta diperbandingkan dengan angka di tahun-tahun
sebelumnya. al ini dikarenakan adanya perubahan pengkategorian dari tahun
sebelumnya. Pada tahun-tahun sebelum 2022, sumber air minum dari mata air
terlindung masih dikategorikan sebagai sumber air minum bersih, sedangkan
pada tahun 2022 sumber air minum dari mata air baik yang terlindung maupun
tidak terlindung sudah tidak termasuk dalam sumber air minum bersih. Kondisi
ini sudah selayaknya mendapatkan perhatian dari seluruh pihak yang terlibat
akan pentingnya air minum bersih bagi kesehatan masyarakat, sehingga
ketersediaan air bersih yang mudah dan murah untuk dikonsumsi bisa
memadai untuk masyarakat.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 37


Tabel 6.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Indikator Fasilitas Perumahan, 2018-
2022

Indikator Fasilitas
2018 2019 2020 2021 2022
Perumahan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sumber air minum bersih 97,21 94,74 94,46 96,31 -
Jamban dilengkapi tangki
98,16 91,16 94,57 93,10 91,66
septik
Penerangan listrik 99,85 99,70 99,79 99,80 99,89
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan 2022

Fasilitas perumahan yang cukup penting peranannya dalam upaya


sanitasi yaitu penyediaan sarana jamban. Jika dilihat dari segi kesehatan

id
o.
lingkungan dan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia dapat

.g
mencemari lingkungan terutama tanah dan sumber air. Untuk mencegah dan

ps
.b
mengurangi kontaminasi terhadap lingkungan, maka pembuangan kotoran
ab

manusia harus dikelola dengan baik sesuai dengan ketentuan jamban yang
nk

sehat. Hal ini dapat dilihat dari ketersediaan jamban sendiri dengan tangka
ga
on

septik. Pada tahun 2022, persentase rumah tangga yang menggunakan jamban
m

dengan tangka septik, baik di fasilitas buang air besar (MCK) sendiri, MCK
la
//

komunal, maupun MCK bersama, sebanyak 93,10 persen. Sayangnya,


s:
tp

persentase rumah tangga ini turun sejak tahun 2020, yang semula 94,57 persen,
ht

lalu menjadi 93,10 persen pada tahun 2021, hingga semakin menurun pada
tahun 2022.

Sumber penerangan juga merupakan fasilitas perumahan yang penting


bagi kehidupan masyarakat sehari-hari. Sumber penerangan yang ideal adalah
yang berasal dari listrik (listrik PLN dan listrik non-PLN), karena cahaya listriknya
lebih terang dibanding sumber penerangan lainnya. Rumah tangga di
Kabupaten Lamongan yang telah menikmati fasilitas penerangan listrik tahun
2022 sudah hampir 100 persen, yakni 99,89 persen. Angka ini terus meningkat
dari tahun ke tahun, hingga capaian pada tahun 2022 sudah hampir seluruh
rumah tangga di Kabupaten Lamongan menikmati penerangan yang bersumber
dari listrik.

38 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


6.3 Status Kepemilikan Rumah sebagai Tempat Tinggal

Tingkat kesejahteraan dan peningkatan taraf hidup masyarakat dapat


dilihat melalui salah satu indikatornya, yaitu status kepemilikan rumah. Kondisi
ekonomi rumah tangga juga sangat berpengaruh terhadap kepemilikan rumah.
Status kepemilikan rumah yang dicakup di sini adalah rumah milik sendiri,
kontrak/sewa, bebas sewa, rumah dinas, atau status rumah kepemilikan
lainnya. Rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri akan lebih tenang
dibandingkan mereka yang menempati rumah sewa, apalagi yang bebas sewa,
karena telah mampu memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal yang terjamin

id
dan permanen dalam jangka panjang.

o.
.g
Tabel 6.3 Persentase Rumah Tangga Menurut Status Kepemilikan Rumah, Tahun

ps
2018-2022 .b
ab
Status Kepemilikan
2018 2019 2020 2021 2022
Rumah
nk

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


ga

Milik sendiri 92,32 93,70 93,95 96,57 96,38


on

Kontrak/sewa 1,44 1,75 0,95 0,80 1,36


m
la

Bebas sewa 5,65 4,34 5,01 2,63 2,26


//

Rumah dinas - - 0,07 - -


s:
tp

Lainnya 0,59 0,21 - - -


ht

Sumber: BPS Kabupaten Lamongan 2022

Rumah tangga di Kabupaten Lamongan, berdasarkan hasil Susenas


2022, yang menempati rumah milik sendiri sebesar 96,38, dan sisanya sebesar
3,64 persen menempati rumah bukan milik sendiri. Rumah bukan milik sendiri
terdiri dari rumah kontrak/sewa, baik sewa bulanan maupun tahunan, bebas
sewa atau menempati rumah milik orang lain tanpa biaya sewa, rumah dinas
yang merupakan fasilitas dari tempat kerja rumah tangga tersebut, dan status
lainnya.

Kebijakan pemerintah juga memiliki pengaruh terhadap kepemilikan


rumah bagi rumah tangga, seperti kebijakan rumah subsidi, pengurangan suku
bunga pinjaman, pemberian kredit ringan bagi masyarakat, dan kebijakan
sebagainya.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 39


ht
tp
s:
//la
m
on
ga
nk
ab
.b
ps
.g
o.
id
7. KEMISKINAN
Kemiskinan merupakan suatu keadaan seseorang yang tidak bisa
memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Mahatma Gandhi menyebut mereka
sebagai the last, the least, the lowest, and the loss. Pada dasarnya kemiskinan
berhubungan dengan kurangnya akses seseorang terhadap fasilitas
pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Kemiskinan telah menjadi masalah
klasik yang dialami oleh setiap negara. Permasalahan ini harus dilihat dari
berbagai aspek karena kemiskinan merupakan salah satu multidimensi yang
tidak hanya berhubungan dengan kualitas ekonomi, tetapi juga sosial budaya.

id
o.
Penanggulangan kemiskinan menjadi salah satu agenda penting di

.g
setiap negara. Di Indonesia, tiap era kepemimpinan memiliki program khusus

ps
untuk pengentasan kemiskinan. Pada masa orde baru pernah digalakkan
.b
ab

program Inpres Desa Tertinggal (IDT) yang bertujuan untuk menanggulangi


nk

permasalahan ketersediaan infrastruktur di desa-desa yang relatif belum maju.


ga

Pada masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dibentuk Tim


on
m

Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang merupakan


la

tim lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan di tingkat pusat untuk
//
s:

menyelaraskan berbagai kegiatan percepatan penanggulangan kemiskinan.


tp
ht

Sementara itu, masa kepemimpinan Jokowi-JK juga menempatkan


pengentasan kemiskinan sebagai salah satu fokus utama pemerintah
sebagaimana tertuang dalam Sembilan agenda prioritas, nawacita, yaitu
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas
pendidikan dan pelatihan, peningkatan layanan kesehatan masyarakat, serta
peningkatan kesejahteraan masyarakat.

7.1 Perkembangan Penduduk Miskin di Kabupaten Lamongan

Kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak dan


memerlukan langkah-langkah penanganan dan pendekatan yang sistemik,
terpadu, dan menyeluruh. Dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar warga
negara, diperlukan langkah-langkah strategis dan komprehensif (TNP2K, 2014).

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 41


Selama tahun 2017-2022, persentase penduduk miskin cenderung
menurun seiring banyaknya program pengentasan kemiskinan yang digalakkan
oleh pemerintah, kecuali saat pandemi Covid-19 terjadi, yaitu sepanjang tahun
2019 hingga 2021. Pada masa pandemi, kondisi perekonomian menurun karena
terdampak dari segala sisi, sehingga persentase penduduk miskin sedikit
meningkat. Untuk menstabilkan keadaan ini, pemerintah mengucurkan banyak
bantuan pada masa pandemi, baik Bantuan Langsung Tunai (BLT), bantuan
pangan, dan bantuan lainnya. Kondisi ini berangsur membaik sejak dibukanya
PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) tahun 2021. Sendi-
sendi perekonomian mulai membaik, terlebih Kabupaten Lamongan banyak

id
o.
ditopang oleh UMKM yang tidak terlalu rentan dampak pandemi. Angka

.g
kemiskinan pada tahun 2022 berhasil menurun hingga ke angka 12,53.

ps
.b
Tabel 7.1 Indikator Kemiskinan di Kabupaten Lamongan, 2017-2022
ab
nk

Indikator Kemiskinan 2018 2019 2020 2021 2022


ga

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


on

Jumlah penduduk miskin


164,68 157,11 164,68 166,82 151,08
(ribu jiwa)
m

Persentase penduduk
la

13,80 13,21 13,85 13,86 12,53


miskin (P0)
//
s:

Garis Kemiskinan (GK) 360.444 380.220 397.980 419.309 446.661


tp

Indeks Kedalaman
2,83 2,53 2,71 2,70 2,13
ht

kemiskinan (P1)
Indeks Keparahan
0,86 0,67 0,78 0,73 0,53
kemiskinan (P2)
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan 2022

Jika ditarik mundur lagi ke periode tahun 2003 hingga 2018, dalam
periode ini tingkat kemiskinan Kabupaten Lamongan mengalami penurunan,
kecuali pada tahun 2006 dan 2007. Pada tahun 2006, baik jumlah maupun
persentase penduduk miskin mengalami kenaikan dibanding tahun 2005, yang
disebabkan oleh kenaikan harga barang kebutuhan pokok yang dipicu oleh
kenaikan harga bahan bakar minyak yang ditetapkan oleh pemerintah pada 1
Oktober 2005. Perlu waktu setidaknya dua tahun bagi sebagian rumah tangga
miskin di Kabupaten Lamongan untuk keluar dari bawah garis kemiskinan.

42 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


Bila memperhatikan secara historis kemiskinan Kabupaten Lamongan
selama 2003-2018, cukup berat peluang menurunkan angka kemiskinan per
tahun lebih dari satu persen, yang terakhir terjadi pada tahun 2010-2011
terutama ketika kemiskinan di Kabupaten Lamongan masih berada di kisaran
17 persen. Gangguan gejolak perubahan harga akibat kebijakan eksternal,
turut memberi koreksi pada penurunan persentase kemiskinan di Kabupaten
Lamongan. Seperti yang terjadi pada tahun 2015 lalu, ketika tingkat kemiskinan
di Jawa Timur dan sebagian besar kabupaten dan kota mengalami peningkatan,
tidak demikian untuk Kabupaten Lamongan tahun 2015 yang tetap turun
meskipun penurunannya hanya sebesar 0,30 persen dibandingkan tahun 2014.

id
o.
Gambar 7.1 Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa) dan Angka Kemiskinan (Persen) di

.g
ps
Kabupaten Lamongan, 2003-2022
.b
30 27,81 400
ab

25,74 25,74
25,79
nk

23,13
350
25 22,51
343,6
ga

318,4 304,2
20,47 300
18,7
on

20 297,6
280,8 17,41
16,7 16,18 15,38 14,42 13,85
250
m

259,7 15,68
235,9 14,89 13,8 13,86
la

15 220,6 13,21 12,53


200
206,7197,9
//

192 186,1 176,92


s:

166,82
182,64 171,38 164,68 150
10 164
tp

151,08
157,11
100
ht

5
50

0 0
2021
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020

2022

Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa) Angka Kemiskinan

Sumber: BPS Kabupaten Lamongan 2022

7.2 Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan, dan Indeks


Keparahan Kemiskinan

Garis Kemiskinan (GK) merupakan batas yang digunakan untuk


mengelompokkan penduduk miskin dan tidak miskin. Penghitungan garis
kemiskinan dilakukan secara terpisah antara daerah perkotaan dan perdesaan.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 43


Penduduk miskin didefinisikan sebagai penduduk yang memiliki rata-
rata pengeluaran per bulan di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan
adalah nilai pengeluaran yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
minimum makanan (2100 kalori per hari) dan bukan makanan (sandang,
perumahan, kesehatan, dan pendidikan) selama sebulan. Garis kemiskinan
Kabupaten Lamongan mengalami peningkatan antarwaktu sejak tahun 2003
hingga 2022. Pada tahun 2003, garis kemiskinan Kabupaten Lamongan sebesar
Rp.149.680,- dan terus meningkat hingga mencapai Rp.446.661,- pada tahun
2022.

id
Tabel 7.2 Perkembangan Penduduk Miskin di Kabupaten Lamongan, 2017-2022

o.
Perubahan

.g
GK Jumlah Perubahan
Perubahan Jumlah Angka

ps
(rupiah Penduduk Angka
Tahun Kenaikan Penduduk Kemiskinan
per kapita Miskin .b Kemiskinan
GK (%) Miskin (%)
sebulan) (ribu jiwa) (%)
ab
(ribu jiwa)
nk

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


ga

2003 149.680 - 343,60 - 27,81 -


on

2004 145.808 -2,59 318,40 -25,20 25,74 -2,07


m

2005 162.281 11,30 280,80 -37,60 23,13 -2,61


la

2006 172.062 6,03 304,20 23,40 25,74 2,61


//
s:

2007 176.738 2,72 297,60 -6,60 25,79 0,05


tp

2008 177.003 0,15 259,70 -37,90 22,51 -3,28


ht

2009 201.771 13,99 235,90 -23,80 20,47 -2,04


2010 221.413 9,73 220,60 -15,30 18,70 -1,77
2011 242.441 9,50 206,70 -13,90 17,41 -1,29
2012 260.787 7,57 197,9 -8,80 16,70 -0,71
2013 279.166 7,05 192,00 -5,90 16,18 -0,52
2014 289.403 3,67 186,10 -5,90 15,68 -0,50
2015 303.780 4,97 182,64 -3,46 15,38 -0,30
2016 321.002 5,67 176,92 -5,72 14,89 -0,49
2017 335.783 4,60 171,38 -5,54 14,42 -0,47
2018 360.444 7,34 164,00 -7,38 13,80 -0,62
2019 380.220 5,49 157,11 -6,89 13,21 -0,59
2020 397.980 4,67 164,68 7,57 13,85 0,64
2021 419.309 5,36 166,82 2,14 13,86 0,01
2022 446.661 6,52 151,08 -15,74 12,53 -1,33
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan 2022

44 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


Kemiskinan harus dipandang secara luas agar dalam implementasi
kebijakannya dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Kemiskinan bukan
hanya persoalan banyaknya penduduk miskin, tetapi juga seberapa besar jarak
rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan (indeks
kedalaman kemiskinan) atau yang disebut sebagai P1, dan keragaman
pengeluaran antarpenduduk miskin (indeks keparahan kemiskinan) atau P2.

Tabel 7.3 Indeks Kemiskinan di Kabupaten Lamongan, 2017-2022

Indeks Kedalaman Indeks Keparahan


Tahun
Kemiskinan (P1) Kemiskinan (P2)
(1) (2) (3)

id
2003 3,91 0,88

o.
2004 3,28 0,73

.g
2005 4,45 1,20
2006 4,16
ps 1,04
.b
ab
2007 4,17 1,02
nk

2008 4,68 1,38


ga

2009 2,94 0,71


on

2010 2,81 0,64


2011 2,07 0,45
m
la

2012 1,92 0,36


//

2013 2,00 0,40


s:
tp

2014 1,78 0,36


ht

2015 2,25 0,58


2016 2,40 0,66
2017 2,53 0,66
2018 2,83 0,86
2019 2,53 0,67
2020 2,71 0,78
2021 2,70 0,73
2022 2,13 0,53
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan 2022

Indeks kedalaman kemiskinan Kabupaten Lamongan mengalami


dinamika yang menarik untuk disimak. Indeks kedalaman kemiskinan pada
tahun 2003 mencapai 3,91, kemudian menurun 0,63 poin menjadi 3,28 pada
tahun 2004. Pada tahun 2005 angka ini meningkat, lalu menurun lagi pada
tahun 2006.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 45


Pada tahun 2006 hingga 2008 terjadi kenaikan indeks kedalaman
kemiskinan sebesar 0,52 poin. Kenaikan indeks kedalaman kemiskinan ini
menunjukkan rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis
kemiskinan semakin jauh. Dengan kata lain, penduduk Kabupaten Lamongan
mengalami kemiskinan yang semakin dalam. Akan tetapi, pada tahun 2009
hingga 2022 indeks kedalaman kemiskinan Kabupaten Lamongan mengalami
penurunan menjadi 2,13.

Indeks keparahan kemiskinan (P2) Kabupaten Lamongan memiliki pola


yang serupa dengan indeks kedalaman kemiskinan (P1) antarwaktu. Tahun

id
2003 indeks keparahan kemiskinan Kabupaten Lamongan sebesar 0,88 dan

o.
sedikit menurun sebanyak 0,15 poin pada tahun 2004. Pada tahun 2005 indeks

.g
ps
keparahan kemiskinan meningkat menjadi 1,20 sampai 1,38 di tahun 2008.
.b
Kemudian, pada tahun 2009 indeks kedalaman kemiskinan kembali menurun
ab

menjadi 0,53 pada tahun 2022. Nilai yang menurun ini menandakan
nk
ga

ketimpangan pendapatan di antara penduduk miskin semakin sempit.


on

Karakteristik rumah tangga miskin dapat dilihat dari kondisi pendidikan


m
la

dan ketenagakerjaan dari anggota rumah tangga, serta kondisi perumahan


//
s:

rumahan rumah tangga. Pemahaman mengenai karakteristik rumah tangga


tp
ht

miskin ini penting sebagai dasar penyusunan kebijakan dan program


pengentasan kemiskinan agar lebih tepat sasaran.

7.3 Karakteristik Pendidikan Anggota Rumah Tangga

Pembahasan mengenai kemiskinan tidak dapat dipisahkan dari


pendidikan, mengingat kemiskinan lekat dengan tingkat pendidikan yang
rendah. Pendidikan memberikan kemampuan untuk berkembang melalui
penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan, sehingga jika anggota rumah
tangga miskin menikmati pendidikan, maka kemungkinan untuk keluar dari
kemiskinan di masa yang akan datang semakin besar. Terdapat istilah yang
dinamakan lingkaran setan kemiskinan, yaitu rumah tangga miskin yang gagal
mengakses pendidikan cenderung akan menciptakan generasi miskin juga.

46 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


Karakteristik pendidikan penduduk miskin di Kabupaten Lamongan
semakin membaik setiap tahun seiring gencarnya program pendidikan yang
dilaksanakan pemerintah pusat maupun daerah dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan masyarakat, khususnya penduduk miskin. Angka Melek Huruf
(AMH) merupakan indikator yang menunjukkan proporsi penduduk miskin yang
dapat membaca dan menulis kalimat sederhana, baik dalam huruf latin,
maupun huruf lainnya. Peningkatan AMH penduduk miskin di Kabupaten
Lamongan selama tiga tahun terakhir tampak baik, pada penduduk usia 15-24
tahun dan 15-55 tahun. Hingga kini, sudah sebanyak 98,97 persen penduduk
miskin usia 15-24 tahun di Kabupaten Lamongan melek huruf.

id
o.
Tabel 7.4 Karakteristik Pendidikan pada Penduduk Miskin Kabupaten Lamongan,

.g
ps
Tahun 2018-2022
.b
Karakteristik Pendidikan 2018 2019 2020 2021 2022
ab

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


nk

Angka Melek Huruf


ga

15-24 tahun - 99,06 99,30 99,42 98,97


on

15-55 tahun - 80,10 69,60 83,56 76,48


m

Angka Partisipasi Sekolah


la
//

7-12 tahun - 100 97,58 95,06 100


s:

13-15 tahun - 100 100 94,26 100


tp
ht

16-18 tahun - 67,54 55,99 71,31 79,26


Pendidikan yang Ditamatkan
Tidak tamat SD - 18,70 27,72 22,61 21,59
Tamat SD dan SLTP - 60,47 48,49 50,30 49,64
Tamat SLTA ke atas - 20,82 23,79 27,09 28,77
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan 2022

Kenaikan Angka Melek Huruf (AMH) pada penduduk miskin selama tiga
tahun terakhir sejalan dengan kenaikan Angka Partisipasi Sekolah (APS). Pada
tahun 2019, APS penduduk miskin usia 7-12 tahun di Kabupaten Lamongan
sebesar 100 persen, kemudian pada tahun 2020 menurun menjadi 97,58 dan
kembali menurun pada tahun 2021 menjadi 95,06 persen. Akhirnya, pada tahun
2022 APS 7-12 tahun dan 13-15 tahun sudah mencapai 100 persen pada
penduduk miskin.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 47


Pada tahun 2019, APS mencapai 100 persen dan sempat mengalami
penurunan, hingga mencapai 100 persen lagi pada tahun 2022. APS penduduk
miskin umur 7-12 tahun dan 13-15 tahun dapat digunakan untuk memantau
pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun pada penduduk berusia sekolah.

Jika dilihat menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan, pada tahun


2017 terdapat sekitar 51,51 persen penduduk miskin usia 15 tahun ke atas di
Kabupaten Lamongan yang tamat SD dan SLTP, kemudian menurun menjadi
48,49 persen pada tahun 2020 dan meningkat lagi di tahun 2022 menjadi 49,64
persen. Penduduk miskin usia 15 tahun ke atas yang tamat SLTA ke atas pada

id
tahun 2017 mencapai 25,48 persen dan terus meningkat menjadi 28,77 persen

o.
pada tahun 2022. Sementara itu, penduduk miskin usia 15 tahun ke atas yang

.g
ps
tidak tamat SD berfluktutif persentasenya dari tahun ke tahun, yaitu 23,01
.b
persen pada 2017, 27,72 persen pada tahun 2020, dan terus menurun hingga
ab

21,59 persen pada tahun 2022.


nk
ga

7.4 Karakteristik Ketenagakerjaan Anggota Rumah Tangga


on
m

Beberapa ahli menyatakan bahwa pengangguran merupakan awal dari


la
//

kemiskinan, meskipun untuk membuktikannya secara empiris tidak mudah.


s:
tp

Pengangguran menyebabkan seseorang tidak memiliki pendapatan sehingga


ht

kehilangan kemampuan untuk memebuhi kebutuhan hidupnya, sehingga pada


akhirnya menjauhkannya dari akses pendidikan, kesehatan, dan kehidupan
yang layak.

Persentase penduduk miskin Kabupaten Lamongan usia 15 tahun ke


atas yang tidak bekerja tidak banyak mengalami perubahan selama tiga tahun
terakhir. Pada tahun 2017 persentase penduduk miskin usia 15 tahun ke atas
yang tidak bekerja sebesar 36,96 persen, kemudian meningkat pada tahun
2020 menjadi 42,04 persen. Akan tetapi, angka ini bisa dikendalikan di tahun-
tahun selanjutnya hingga menjadi 41,51 persen.

48 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


Tabel 7.5 Karakteristik Ketenagakerjaan pada Penduduk Miskin Kabupaten
Lamongan, Tahun 2018-2022

Karakteristik Ketenagakerjaan 2018 2019 2020 2021 2022


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Status bekerja
Tidak bekerja - 38,38 42,04 43,45 41,51
Bekerja di sektor informal - 43,22 38,86 36,11 37,83
Bekerja di sektor formal - 18,41 19,10 20,45 20,65
Lapangan Pekerjaan
Tidak bekerja - 38,38 42,04 43,45 41,51
Bekerja di sektor pertanian - 30,47 31,98 37,90 33,48
Bekerja di sektor non pertanian - 31,15 25,98 18,65 25,01

id
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan 2022

o.
.g
ps
Penduduk miskin identik dengan pendidikan dan keterampilan yang
.b
rendah, sehingga berpengaruh pada pemilihan jenis pekerjaan. Sebagian besar
ab

penduduk miskin usia 15 tahun ke atas bekerja di sektor informal, dengan


nk
ga

kecenderungan yang terus menurun selama 2017-2022. Pada tahun 2017


on

terdapat sebanyak 45,60 persen penduduk miskin usia 15 tahun ke atas di


m

Kabupaten Lamongan yang bekerja di sektor informal. Kemudian, angka ini


la
//

menurun menjadi 43,22 persen pada tahun 2019, dan kembali menurun pada
s:
tp

tahun 2022 menjadi sebesar 37,83 persen. Penurunan persentase penduduk


ht

miskin yang bekerja di sektor informal ini bisa diartikan dengan semakin
banyaknya penduduk miskin yang bekerja di sektor informal. Pada tahun 2022,
persentase penduduk miskin yang bekerja di sektor formal yaitu 20,65 persen.

Jika dilihat berdasarkan lapangan pekerjaan, persentase penduduk


miskin yang bekerja di sektor pertanian cenderung lebih besar dibanding
penduduk miskin yang bekerja di sektor nonpertanian. Pada tahun 2017
sebanyak 39,83 persen penduduk miskin usia 15 tahun ke atas yang bekerja di
sektor pertanian, dan jumlahnya relatif menurun pada tahun-tahun berikutnya
sehingga menjadi 33,48 persen pada tahun 2022. Sementara itu, persentase
penduduk miskin usia 15 tahun ke atas yang bekerja bukan di sektor pertanian
pada tahun 2017 sebesar 23,21 persen, kemudian meningkat menjadi 31,15
persen pada tahun 2019 dan turun menjadi 25,01 persen pada tahun 2022.

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 49


7.5 Karakteristik Perumahan Rumah Tangga

Karakteristik perumahan merupakan karakteristik rumah tangga miskin


yang tidak kalah penting untuk dibahas. BPS menggunakan delapan variable
utama untuk mendefinisikan rumah tangga miskin, yaitu luas lantai per kapita,
jenis lantai, ketersediaan air besih, jenis jamban, kepemilikan aset, pendapatan
pengeluaran, dan konsumsi lauk pauk (daging, ikan, telur, ayam). Adanya
keterbatasan untuk melakukan kegiatan di dalam rumah yang sempit
menandakan kualitas hidup yang lebih rendah dibanding mereka yang lebih
leluasa beraktivitas di dalam rumah (TNP2K, 2010). Rumah tangga miskin

id
cenderung memiliki luas lantai per kapita lebih kecil. Akan tetapi, di Kabupaten

o.
Lamongan lebih dari separuh rumah tangga miskin memiliki luas lantai per

.g
ps
kapita di atas 15 m² pada tahun 2021. Hal ini disebabkan karena karakteristik
.b
perumahan yang memiliki luas lantai perkapita relatif besar, serta sebagian
ab
nk

besar penduduk miskin berada di perdesaan. Penggunaan air bersih sangat


ga

dibutuhkan untuk kebutuhan minum dan sanitasi. Air minum yang tidak
on

terjamin kebersihannya berbahaya bagi kesehatan karena dapat menimbulkan


m

penyakit. Ketika kepala rumah tangga atau ada anggota rumah tangga yang
la
//
s:

sakit pengeluaran untuk berobat akan semakin menambah beban rumah


tp

tangga tersebut yang pada akhirnya semakin mendorong ke tingkat kemiskinan


ht

yang semakin dalam (TNP2K, 2010). Air bersih yang dicakup di sini adalah air
kemasan bermerk, air isi ulang, air ledeng, sumur bor/pompa, dan
sumur/mata air terlindung.

Secara relatif, penggunaan air bersih pada rumah tangga tidak miskin
lebih besar dibandingkan dengan rumah tangga miskin, dengan
kecenderungan yang meningkat setiap tahunnya baik untuk rumah tangga
miskin maupun rumah tangga tidak miskin. Pada tahun 2017, rumah tangga
miskin yang menggunakan air bersih sebesar 79,02 persen, kemudian
meningkat pada tahun 2021 menjadi 89,35 persen. Sedangkan untuk rumah
tangga tidak miskin pada tahun 2017 yang menggunakan air bersih sebesar
98,12 persen, turun menjadi 81,02 persen pada tahun 2021.

50 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


Karakteristik perumahan yang tidak kalah penting untuk melihat
karakteristik rumah tangga miskin adalah penggunaan jamban sendiri/bersama.
Ketersediaan tempat buang air besar (jamban) di rumah tangga merupakan
salah satu syarat hidup sehat. Sebagaimana penggunaan air bersih, penggunaan
jamban sendiri/bersama pada rumah tangga miskin di Kabupaten Lamongan
relatif lebih kecil dibandingkan rumah tangga tidak miskin.

Pada tahun 2017 terdapat 82,28 persen rumah tangga miskin di


Kabupaten Lamongan yang menggunakan jamban sendiri/bersama. Pada tahun
20201 terjadi penurunan rumah tangga miskin yang menggunakan jamban

id
sendiri menjadi 80,77 persen, sedangkan untuk rumah tangga tidak miskin juga

o.
mengalami penurunan, yaitu dari 97,58 persen pada tahun 2021 menjadi 90,86

.g
ps
persen.
.b
ab
nk
ga
on
m
//la
s:
tp
ht

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 51


ht
tp
s:
//la
m
on
ga
nk
ab
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//la
m
on
ga
nk
ab
.b
LAMPIRAN
ps
.g
o.
id
1PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK
No. Kecamatan 2018 2019 2020 2021 2022
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Sukorame 20.401 21.704 21.671 21.256 21.402
2 Bluluk 22.180 23.008 23.106 22.725 22.898
3 Ngimbang 45.820 48.794 49.008 48.224 48.938
4 Sambeng 47.939 53.222 52.727 51.884 52.455
5 Mantup 44.080 47.132 46.795 46.026 46.499
6 Kembangbahu 47.291 50.729 50.154 48.948 49.344
7 Sugio 53.950 63.020 63.069 60.847 61.873
8 Kedungpring 48.228 61.618 62.642 61.220 63.201

id
9 Modo 44.737 50.546 51.386 50.333 51.197

o.
10 Babat 74.887 90.784 92.301 90.671 93.241

.g
ps
11 Pucuk 35.980 48.826 49.785 48.748 50.553
12 Sukodadi 51.666 58.927
.b
57.823 56.538 57.480
ab
13 Lamongan 70.202 70.142 69.517 68.870 69.367
nk

14 Tikung 44.561 46.285 45.983 46.140 46.883


ga

15 Sarirejo 22.847 25.935 24.958 24.275 24.533


on

16 Deket 42.864 45.180 44.030 42.417 42.545


m

17 Glagah 34.604 42.851 41.539 40.504 41.443


la

18 Karangbinangun 32.597 41.364 40.445 39.351 40.418


//
s:

19 Turi 47.816 55.442 54.273 52.964 53.799


tp

20 Kalitengah 29.433 36.804 35.867 34.903 35.729


ht

21 Karanggenang 33.653 44.357 43.702 42.523 43.540


22 Sekaran 29.607 44.381 48.091 46.998 49.768
23 Maduran 22.291 34.486 36.474 35.219 36.982
24 Laren 31.918 48.403 51.399 50.675 53.549
25 Solokuro 41.824 48.667 48.057 48.422 50.047
26 Paciran 99.376 96.542 97.803 97.807 98.838
27 Brondong 68.142 74.241 77.023 77.539 80.419
Jumlah 1.188.913 1.373.390 1.379.628 1.356.027 1.386.941
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan

54 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


2 LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK
No. Kecamatan 2018 2019 2020 2021 2022
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Sukorame 0,09 - - - -
2 Bluluk 0,34 - - - -
3 Ngimbang 0,50 - - - -
4 Sambeng -0,10 - - - -
5 Mantup 0,29 - - - -
6 Kembangbahu 0,25 - - - -
7 Sugio -0,21 - - - -
8 Kedungpring -0,61 - - - -

id
9 Modo -0,15 - - - -

o.
10 Babat -0,30 - - - -

.g
ps
11 Pucuk -1,10 - - - -
12 Sukodadi 0,15 -
.b - - -
ab
13 Lamongan 0,85 - - - -
nk

14 Tikung 0,80 - - - -
ga

15 Sarirejo 0,10 - - - -
on

16 Deket 0,45 - - - -
m

17 Glagah -0,23 - - - -
la

18 Karangbinangun -0,35 - - - -
//
s:

19 Turi -0,06 - - - -
tp

20 Kalitengah -0,36 - - - -
ht

21 Karanggenang -1,12 - - - -
22 Sekaran -1,58 - - - -
23 Maduran -2,11 - - - -
24 Laren -1,73 - - - -
25 Solokuro 0,61 - - - -
26 Paciran 1,05 - - - -
27 Brondong 1,07 - - - -
Jumlah 0,04 0,02 13,03 1,16 1,83
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 55


3 RASIO JENIS KELAMIN PENDUDUK
No. Kecamatan 2018 2019 2020 2021 2022
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Sukorame 97,01 100,67 97,01 - -
2 Bluluk 92,82 97,29 92,82 - -
3 Ngimbang 97,82 101,81 97,82 - -
4 Sambeng 97,25 100,97 97,25 - -
5 Mantup 97,05 98,83 97,05 - -
6 Kembangbahu 98,98 100,98 98,98 - -
7 Sugio 95,58 100,32 95,58 - -
8 Kedungpring 92,11 101,49 92,11 - -

id
9 Modo 93,52 100,06 93,52 - -

o.
10 Babat 96,80 102,58 96,80 - -

.g
ps
11 Pucuk 93,09 101,01 93,09 - -
12 Sukodadi 93,87 99,35
.b93,87 - -
ab
13 Lamongan 95,82 82,81 95,82 - -
nk

14 Tikung 97,70 99,35 97,70 - -


ga

15 Sarirejo 97,28 99,65 97,28 - -


on

16 Deket 99,34 100,61 99,34 - -


m

17 Glagah 96,79 100,82 96,79 - -


la

18 Karangbinangun 94,26 100,20 94,26 - -


//
s:

19 Turi 97,14 102,60 97,14 - -


tp

20 Kalitengah 92,12 100,28 92,12 - -


ht

21 Karanggenang 89,72 99,39 89,72 - -


22 Sekaran 88,23 100,72 88,23 - -
23 Maduran 86,94 99,50 86,94 - -
24 Laren 84,55 99,46 84,55 - -
25 Solokuro 86,84 99,81 86,84 - -
26 Paciran 94,06 101,14 94,06 - -
27 Brondong 95,18 101,10 95,18 - -
Jumlah 94,51 94,51 94,51 - -
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan

56 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


4 KEPADATAN PENDUDUK (JIWA/KM²)
No. Kecamatan 2018 2019 2020 2021 2022
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Sukorame 492 523 523 513 -
2 Bluluk 410 425 427 420 -
3 Ngimbang 401 427 429 422 -
4 Sambeng 245 272 270 265 -
5 Mantup 474 506 503 495 -
6 Kembangbahu 741 795 786 767 -
7 Sugio 591 690 691 667 -
8 Kedungpring 571 730 742 725 -

id
9 Modo 575 650 660 647 -

o.
10 Babat 1190 1442 1466 1440 -

.g
ps
11 Pucuk 802 1089 1110 1087 -
12 Sukodadi 988 1126
.b1105 1081 -
ab
13 Lamongan 1739 1737 1722 1706 -
nk

14 Tikung 841 873 868 871 -


ga

15 Sarirejo 482 547 527 512 -


on

16 Deket 856 903 880 847 -


m

17 Glagah 854 1058 1025 1000 -


la

18 Karangbinangun 616 782 765 744 -


//
s:

19 Turi 815 945 925 902 -


tp

20 Kalitengah 679 849 827 805 -


ht

21 Karanggenang 656 864 852 829 -


22 Sekaran 596 894 969 947 -
23 Maduran 739 1144 1210 1168 -
24 Laren 332 504 5335 528 -
25 Solokuro 414 482 476 479 -
26 Paciran 2075 2016 2042 2042 -
27 Brondong 914 995 1033 1040 -
Jumlah 656 758 761 748 -
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 57


INDIKATOR KESEHATAN DAN GIZI

No. Indikator 2018 2019 2020 2021 2022


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Angka Harapan Hidup (AHH) 72,04 72,27 72,40 72,49 72,86
Persentase baduta yang pernah
2 - 97,94 98,15 92,78 98,01
mendapatkan ASI
Rata-rata lamanya pemberian ASI
3 - 10,77 9,45 10,58 9,90
pada baduta
Persentase anak usia 12-59 bulan
4
yang mendapatkan imunisasi:
BCG - 94,23 95,40 93,60 92,82
DPT - 83,10 92,06 92,28 90,36
Polio - 86,80 93,11 94,97 93,57

id
o.
Campak - 75,96 68,41 78,06 72,86

.g
Hepatitis B - 81,62 90,81 93,76 94,32

ps
Persentase balita menurut penolong
5 .b
persalinan:
ab

Dokter 58,46 50,69 47,52 39,72 64,86


nk

Bidan 41,55 47,86 50,09 57,99 34,52


ga

Tenaga kesehatan lainnya 0 0 1,53 2,29 0


on

Dukun tradisional 0 0 0 0 0
m

Lainnya 0 1,45 0,76 0 0,61


la

Persentase penduduk tang berobat


6
//

jalan menurut tempat berobat:


s:

Rumah sakit pemerintah 8,44 3,7 5,1 2,68 4,14


tp
ht

Rumah sakit swasta 6,92 7,47 8,65 7,73 4,92


Praktik dokter/bidan 59,87 54,34 57,68 72,55 57,41
Klinik/praktik dokter bersama 7,52 11,43 9,82 8,64 10,29
Puskesmas/pustu 17,31 25,72 18,59 8,48 25,38
UKBM (poskesdes, polindes,
3,30 2,17 2,55 2,23 1,44
posyandu, balai pengobatan)
Praktik pengobatan
1,45 0,70 1,08 1,47 0
tradisional/alternatif
Lainnya 0,43 0,63 0,26 1,41 1,18
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan

58 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


INDIKATOR KETENAGAKERJAAN

No. Indikator 2018 2019 2020 2021 2022


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Penduduk usia kerja (15+ tahun) 933.333 936.654 962.362 966.370 970.097
2 Penduduk usia kerja laki-laki 446.652 448.426 461.446 463.409 465.198
3 Penduduk usia kerja perempuan 486.681 488.228 500.916 502.961 504.899
4 Angkatan kerja 634.845 645.257 681.409 683.405 672.289
5 Angkatan kerja laki-laki 364.576 370.776 386.161 385.818 392.202
6 Angkatan kerja perempuan 270.269 274.481 295.248 297.587 280.087
7 Penduduk bekerja 614.693 619.419 646.425 649.929 631.611
8 Penduduk bekerja laki-laki 355.924 357.744 364.953 366.036 366.983

id
9 Penduduk bekerja perempuan 258.769 261.675 281.472 283.893 264.628

o.
10 Pencari kerja 20.152 25.838 34.984 33.476 40.678

.g
ps
11 Pencari kerja laki-laki 8.652 13.032 21.208 19.782 25.219
12 Pencari kerja perempuan 11.500
.b12.806 13.776 13.694 15.459
ab
13 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) (%) 96,83 96,00 94,87 95,10 93,95
nk

14 TKK laki-laki (%) 97,63 96,49 94,51 94,87 93,57


ga

15 TKK perempuan (%) 95,74 95,33 95,33 95,40 94,48


on

16 TPAK 68,02 68,89 70,81 70,72 69,30


m

17 TPAK laki-laki 81,62 82,68 83,68 83,26 84,31


la

18 TPAK perempuan 55,53 56,22 58,94 59,17 55,47


//
s:

19 TPT 3,17 4,00 5,13 4,90 6,05


tp

20 TPT laki-laki 2,37 3,51 5,49 5,13 6,43


ht

21 TPT perempuan 4,26 4,67 4,67 4,60 5,52


22 Bekerja di sektor pertanian (%) 35,71 32,20 35,50 34,01 36,99
23 Bekerja di sektor nonpertanian (%) 64,29 67,80 64,50 65,99 63,01
24 Bekerja status berusaha (%) 41,70 41,32 43,12 43,57 56,28
Bekerja status buruh/pekerja bebas
25 42,53 44,96 40,20 40,91 41,94
(%)
26 Bekerja status pekerja keluarga (%) 15,76 13,72 16,68 15,51 1,78
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 59


INDIKATOR PERUMAHAN

No. Indikator 2018 2019 2020 2021 2022


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Lantai bukan tanah 90,29 90,64 90,37 91,73 99,62
2 Atap beton, genteng, sirap, seng, asbes 97,58 99,68 100 99,87 99,89
3 Dinding tembok dan kayu 96,50 97,46 96,26 97,06 97,67
Rumah tangga dengan sumber air
4 97,21 97,21 97,21 97,21 -
minum bersih
Rumah tangga dengan jamban milik
5 98,16 98,16 98,16 98,16 91,66
sendiri dilengkapi tangki septik
Rumah tangga dengan penerangan
6 99,85 99,85 99,85 99,85 99,89
listrik
7 Status kepemilikan rumah

id
o.
Milik sendiri 92,32 93,70 93,98 96,57 96,38

.g
Kontrak/sewa 1,44 1,75 0,95 0,80 1,36

ps
Bebas sewa 5,65
.b 4,34 5,01 2,63 2,26
Rumah dinas 0 0 0,07 0 0
ab

Lainnya 0,59 0,21 0 0 0


nk

Sumber: BPS Kabupaten Lamongan


ga
on
m
la
//
s:
tp
ht

60 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023


INDIKATOR KEMISKINAN

No. Indikator 2018 2019 2020 2021 2022


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Jumlah penduduk miskin 164,68 157,11 164,68 166,82 151,08
2 Persentase penduduk miskin (P0) 13,80 13,21 13,85 13,86 12,53
3 Garis kemiskinan (GK) 360.444 380.220 397.980 419.309 446.661
4 Indeks kedalaman kemiskinan (P1) 2,83 2,53 2,71 2,70 2,13
5 Indeks keparahan kemiskinan (P2) 0,86 0,67 0,78 0,73 0,53
Angka Melek Huruf (AMH) penduduk
6
miskin
Umur 15-24 - 99,06 99,30 99,42 98,97
Umur 15-55 - 80,10 69,60 83,58 76,48

id
o.
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
7

.g
penduduk miskin

ps
Umur 7 – 12 tahun - 99,06 99,30 99,42 100
Umur 13 – 15 tahun
.b
- 80,10 69,60 83,58 100
ab

Umur 16 – 18 tahun - - 55,99 71,31 79,26


nk

Persentase pendidikan tertinggi yang


8 ditamatkan penduduk miskin usia 15+
ga

tahun
on

Tidak tamat SD - 18,70 27,72 22,61 21,59


m

SD – SMP - 60,47 48,49 50,30 49,64


la

SMA ke atas - 20,82 23,79 27,09 28,77


//
s:

Persentase penduduk miskin usia 15


9
tp

tahun ke atas dan status bekerja


ht

Tidak bekerja - 38,38 42,04 43,45 41,51


Bekerja di sektor informal - 43,22 38,86 36,11 37,83
Bekerja di sektor formal - 18,41 19,10 20,45 20,65
Persentase penduduk miskin usia 15
10
tahun ke atas dan sektor bekerja
Tidak bekerja - 38,38 42,04 43,45 41,51
Bekerja di sektor pertanian - 43,22 31,98 37,90 33,48
Bekerja di sektor nonpertanian - 18,41 25,98 18,65 25,01
Persentase rumah tangga yang
11
menggunakan air bersih
Rumah tangga miskin - 84,50 88,18 89,35 -
Bukan rumah tangga miskin - 84,29 92,73 81,02 -
Persentase rumah tangga yang
12
menggunakan jamban sendiri/bersama
Rumah tangga miskin - 86,20 85,19 80,77 82,81
Bukan rumah tangga miskin - 90,52 93,21 90,86 91,49
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN LAMONGAN 2023 61


ht
tp
s:
//la
m
on
ga
nk
ab
.b
ps
.g
o.
id

Anda mungkin juga menyukai