tp
s:
//l
am
on
gan
ka
b.
bp
s.
go
.id
ht
tp
s:
//la
m
on
ga
nk
ab
.b
ps
.g
o.
id
INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT
KABUPATEN LAMONGAN 2023
ISBN : 978-602-70735-6-2
Jumlah Halaman : vi + 61
id
o.
.g
Naskah :
ps
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
.b
ab
nk
ga
Gambar Kulit :
on
Diterbitkan oleh :
tp
ht
Dicetak oleh :
id
o.
Hasil pengolahan data dari berbagai sumber tersebut akan disajikan dalam bentuk
.g
ps
analisis indicator kependudukan, kesehatan dan gizi, pendidikan, ketenagakerjaan, taraf dan
.b
pola konsumsi, perumahan dan lingkungan, serta indikator kemiskinan dan indikator sosial
ab
lainnya.
nk
ga
Kami berharap semoga dengan kehadiran publikasi ini dapat memberikan manfaat
on
bagi seluruh pengguna data, khususnya Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam melakukan
m
la
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang turut
ht
1. Kependudukan ..................................................................................................... 1
1.1 Jumlah, Laju Pertumbuhan Penduduk, dan Rasio Jenis Kelamin .................. 2
1.2 Kepadatan dan Persebaran Penduduk .......................................................... 4
1.3 Angka Beban Ketergantungan ....................................................................... 6
id
1.4 Fer�litas ........................................................................................................ 8
o.
.g
1.5 Penggunaan Alat Kontrasepsi........................................................................ 9
ps
.b
ab
2. Kesehatan .............................................................................................................. 11
nk
3. Pendidikan ............................................................................................................. 19
tp
ht
4. Ketenagakerjaan .................................................................................................... 25
4.1 Tingkat Par�sipasi Angkatan Kerja (TPAK) ..................................................... 25
4.2 Tingkat Pengangguran ................................................................................... 27
4.3 Tingkat Pengangguran Menurut Jenjang Pendidikan .................................... 28
4.4 Lapangan Usaha dan Status Pekerjaan.......................................................... 29
7. Kemiskinan ............................................................................................................ 41
7.1 Perkembangan Penduduk Miskin di Lamongan ............................................ 41
id
7.2 Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan, dan Indeks Keparahan
o.
.g
Kemiskinan .................................................................................................... 43
ps
7.3 Karakteris�k Pendidikan Anggota Rumah Tangga ......................................... 46
.b
ab
Lampiran
m
// la
s:
tp
ht
id
o.
Pemenuhan kebutuhan hidup yang tidak terpenuhi dikhawatirkan akan
.g
menimbulkan berbagai masalah yang dapat mengganggu kesejahteraan
ps
penduduk. Penyediaan pangan yang tidak mencukupi dapat menimbulkan
.b
ab
Salah satu masalah klasik kependudukan yang terjadi sekarang ini dan
terus menjadi perhatian pemerintah yaitu jumlah penduduk yang besar. Pada
tahun 2022, berdasarkan data Proyeksi Penduduk Hasil Sensus Penduduk (SP)
2020, jumlah penduduk Kabupaten Lamongan mencapai 1.341.741. Jumlah
penduduk tersebut naik dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2021.
Bila dibandingkan lebih jauh ke tahun 2010, penduduk Kabupaten Lamongan
telah mengalami kenaikan sebesar 15,4 persen, dari yang semula 1.179.059
jiwa. Dengan kata lain, dalam kurun waktu 12 tahun terakhir jumlah penduduk
id
Lamongan telah mengalami pertambahan sebesar 181.510 jiwa. Laju
o.
pertumbuhan penduduk Kabupaten Lamongan pada tahun 2022 mengalami
.g
ps
peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 1,83 persen. Pada tahun
.b
2021, laju pertumbuhan penduduk masih di kisaran 1,16 persen.
ab
nk
Tabel 1.1 Jumlah, Laju Pertumbuhan Penduduk, dan Rasio Jenis Kelamin, 2018-2022
ga
Laju Pertumbuhan
on
Jika dilihat dari rasio jenis kelamin, pada tahun 2022 rasio jenis kelamin
penduduk Kabupaten Lamongan sebesar 100,11. Artinya, pada setiap 100
penduduk perempuan di Kabupaten Lamongan, terdapat 100 hingga 101
penduduk laki-laki. Dengan kata lain, jumlah penduduk di Kabupaten Lamongan
pada tahun 2022 relatif sama antara penduduk perempuan dan penduduk laki-
laki. Rasio jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dari tahun 2020 hingga
2022 tidak jauh berbeda.
2020-
No. Kecamatan 2020 2021
2022
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Sukorame - - 0,33
2 Bluluk - - 0,37
3 Ngimbang - - 0,73
4 Sambeng - - 0,54
5 Mantup - - 0,50
6 Kembangbahu - - 0,39
7 Sugio - - 0,83
8 Kedungpring - - 1,59
id
9 Modo - - 0,84
o.
10 Babat - - 1,40
.g
11 Pucuk - - 1,82
12 Sukodadi -
ps - 0,82
.b
ab
13 Lamongan - - 0,35
14 Tikung - - 0,79
nk
15 Sarirejo - - 0,52
ga
16 Deket - - 0,14
on
17 Glagah - - 1,14
m
la
18 Karangbinangun - - 1,33
//
19 Turi - - 0,78
s:
tp
20 Kalitengah - - 1,17
ht
21 Karanggenang - - 1,18
22 Sekaran - - 2,89
23 Maduran - - 2,46
24 Laren - - 2,79
25 Solokuro - - 1,65
26 Paciran - - 0,52
27 Brondong - - 1,83
Kabupaten Lamongan 13,03 1,16 -
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan
id
10 Babat 96,80 102,58 96,80 - -
o.
.g
11 Pucuk 93,09 101,01 93,09 - -
ps
12 Sukodadi 93,87 99,35 93,87 - -
.b
13 Lamongan 95,82 82,81 95,82 - -
ab
id
o.
3 Ngimbang 401 427 429 422 -
.g
4 Sambeng 245 272 270 265 -
ps
5 Mantup 474 506
.b 503 495 -
6 Kembangbahu 741 795 786 767 -
ab
id
kepadatan penduduk Kabupaten Lamongan meningkat hingga 783 jiwa per km².
o.
.g
Bila dilihat kepadatan penduduk di tiap kecamatan, pada tahun 2021
ps
kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi yaitu Kecamatan Paciran
.b
ab
sebesar 2.042 per km², diikuti Kecamatan Lamongan dan Babat. Sedangkan tiga
nk
id
o.
Kabupaten Lamongan cenderung mengalami penurunan meskipun pada tahun
.g
ps
2018 sempat ada kenaikan sesaat. Angka beban ketergantungan tahun 2017
.b
sebesar 43,51, artinya 100 penduduk usia produktif (15-64 tahun)
ab
tahun dan di atas 65 tahun). Pada tahun 2022, angka beban ketergantungan
on
sudah turun hingga 42,41. Hal ini berarti bahwa setiap 100 penduduk usia
m
id
1.4 Fertilitas
o.
.g
Kelahiran (fertilitas) merupakan salah satu faktor yang dapat
ps
memengaruhi besarnya penduduk di suatu wilayah selain kematian (mortalitas)
.b
ab
itu, ledakan penduduk yang terjadi akan memperbesar beban negara dan
berisiko menghambat pembangunan nasional.
id
dengan alat/cara kontrasepsi yang berbagai jenis atau macamnya. Badan
o.
.g
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) selaku instansi
ps
pemerintah yang menangani program KB ini mengharapkan cakupan akseptor
.b
ab
Jangka Panjang (MKJP) seperti IUD dan implant. Dengan cakupan KB yang
ga
baik lagi.
la
//
Tabel 1.6 Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin yang Sedang
Menggunakan Alat/Cara Kontrasepsi Menurut Jenis Alat/Cara KB, 2018-2022
id
AKDR/IUD/Spiral 1,63 2,37 5,06 1,96 3,57
o.
Suntikan 70,44 66,74 60,81 69,55 76,23
.g
ps
Susuk KB/Norplant/ Implanon/Alwait 4,60 5,85 6,82 6,10 4,36
Pil 16,53
.b
16,10 19,17 19,11 13,38
ab
Kondom/Karet 2,84 0,66 0,07 0 0
nk
Intravag/Tissue/Kondom Wanita - 0 0 0 0
ga
Tabel 1.6 memperlihatkan bahwa dari berbagai macam alat/cara KB, dari
tp
ht
tahun ke tahun yang paling banyak diminati adalah suntikan dan pil. Pada tahun
2017 penggunaan suntikan mencapai 63,15 persen dan meningkat cukup tinggi
menjadi 76,23 persen pada tahun 2022. Sementara itu, penggunaan pil justru
mengalami penurunan yang cukup signifikan dari 23,9 persen pada tahun 2017
hingga menjadi 13,38 persen pada tahun 2022.
id
menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi, menurunkan prevalensi gizi buruk
o.
dan gizi kurang, serta meningkatkan Angka Harapan Hidup.
.g
ps
Upaya pemerintah melalui program-program pembangunan yang telah
.b
ab
AKHB dapat dilihat dari data kematian per 1.000 kelahiran hidup hasil
estimasi, yaitu sekitar 970 pada kurun waktu lima tahun terakhir. Data tersebut
id
memberikan makna bahwa dari 1.000 kelahiran hidup terdapat 970 bayi yang
o.
mencapai usia 1 tahun. Sementara angka kematian bayi pada kurun waktu yang
.g
ps
sama diproyeksikan menurun menjadi 30 per 1.000 kelahiran hidup atau 3
.b
persen. Dengan demikian, angka kelangsungan hidup bayi berbanding terbalik
ab
dengan angka kematian bayi. Semakin rendah angka kematian bayi, maka
nk
ga
karena itu, ketika masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan yang teratur
untuk menghindari gangguan sedini mungkin dari segala sesuatu yang
membahayakan kesehatan ibu dan janin. Setiap tahunnya di seluruh dunia
diperkirakan terdapat 4 juta bayi meninggal pada tahun pertama kehidupannya
dan dua per tiganya meninggal pada bulan pertama. Penyebab utama kematian
pada minggu pertama kehidupan bayi adalah komplikasi kehamilan dan
persalinan seperti asfiksia, sepsis, dan komplikasi berat lahir rendah (Depkes RI,
2008).
Definisi Angka Harapan Hidup (AHH) pada suatu umur x adalah rata-rata
tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil
mencapai umur x, pada tahun tertentu dan dalam situasi mortalitas yang
berlaku di lingkungan masyarakatnya. Angka Harapan Hidup (AHH) pada waktu
id
lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada
o.
perubahan pola mortalitas menurut umur. AHH merupakan alat untuk
.g
ps
mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
.b
penduduk, khususnya dalam bidang kesehatan. AHH yang rendah di suatu
ab
sosial lainnya, termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori, dan
on
(Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh dari catatan registrasi
tp
ht
Dari hasil penghitungan proyeksi yang dilakukan oleh BPS RI, rata-rata
AHH di Kabupaten Lamongan selama 5 tahun terakhir (2018-2022)
menunjukkan tren meningkat, yaitu dari 72,04 pada tahun 2018 hingga
menjadi 72,86 pada tahun 2022.
Merujuk pada konsep yang diterapkan oleh BPS dalam Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas), maka morbiditas (Angka Kesakitan) menunjukkan
persentase penduduk yang mengalami gangguan/keluhan kesehatan yang
id
terdapat 10,72 persen penduduk Kabupaten Lamongan yang mengalami
o.
keluhan kesehatan yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Angka ini mengalami
.g
ps
penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapau 13,41. Angka Kesakitan
.b
penduduk perempuan lebih tinggi dibanding Angka Kesakitan penduduk laki-
ab
Angka Kesakitan
Jenis Kelamin
la
id
o.
Tabel 2.3 Indikator Kesehatan Anak Usia di Bawah 2 Tahun (Baduta), 2018-2022
.g
ps
Angka Kesakitan
Jenis Kelamin .b
2018 2019 2020 2021 2022
ab
Baduta (Bulan)
la
Tabel 2.4 Persentase Anak Usia 12-59 Bulan yang Pernah Diimunisasi Menurut Jenis
Imunisasi, 2017-2022
id
o.
Jenis Imunisasi 2018 2019 2020 2021 2022
.g
ps
(1) (3) (4) (5) (6) (7)
BCG - 94,23
.b
95,40 93,60 92,82
ab
DPT - 83,10 92,06 92,28 90,36
nk
berlangsung sejak tahun 2019. Hal ini merupakan pertanda baik karena semakin
ht
banyak anak yang menerima imunisasi maka akan semakin baik tumbuh
kembang generasi penerus di Indonesia. Sayangnya, pesentase anak yang
menerima imunisasi jenis lain justru menurun pada tahun 2022. Balita yang
menerima imunisasi campak hanya sebesar 72,86 persen, turun dari 78,06
persen pada tahun 2021.
id
memperlihatkan hasil yang cukup baik, yang terlihat dari persentase balita
o.
yang proses kelahirannya ditolong oleh tenaga kesehatan hampir mencapai
.g
ps
100 persen pada tahun 2022. Keadaan tersebut disebabkan oleh meningkatnya
.b
peran dokter sebagai penolong persalinan, baik di perkotaan maupun di
ab
sedangkan pada tahun 2017 mayoritas masih ditolong oleh bidan (52,28
m
persen). Sejak tahun 2021 hingga kini, sudah tidak ada lagi ibu melahirkan yang
//la
id
ditandai dengan banyaknya penduduk di perkotaan maupun di perdesaan yang
o.
berobat ke tenaga kesehatan. Pada tahun 2022, penduduk yang berobat jalan
.g
ps
ke praktik dokter/bidan turun cukup banyak dari persentase penduduk yang
.b
berobat jalan ke praktik dokter/bidan pada tahun 2021. Sebaliknya, kenaikan
ab
yang cukup tinggi juga terlihat dari penduduk yang berobat jalan ke
nk
ga
Tabel 2.6 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Tempat Berobat, Tahun
m
la
2018-2022
//
s:
id
dari aspek sosial lainnya, salah satunya yaitu aspek pendidikan.
o.
.g
Pendidikan merupakan cikal banyak dari terbentuknya kualitas sumber
ps
daya manusia yang andal. Dengan pendidikan yang baik akan melahirkan
.b
ab
generasi penerus bangsa yang cerdas dan kompeten. Oleh karena itu,
nk
id
3.1 Angka Buta Huruf
o.
.g
Secara harfiah, angka buta huruf merupakan suatu ukuran persentase
ps
penduduk usia sepuluh (10) tahun ke atas yang tidak bisa membaca dan
.b
ab
menulis. Dapat membaca dan menulis yakni diartikan dapat membaca dan
nk
Braille.
on
m
Lamongan tahun 2018 mencapai 7,36 persen. Artinya, dari penduduk usia di
s:
tp
atas 10 tahun, sekitar 7,36 persen belum bisa membaca dan menulis. Yang
ht
terbanyak adalah kelompok usia di atas 59 tahun, penduduk tua yang dulu
belum punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan.
id
3.3 Tingkat Pendidikan
o.
.g
ps
Secara umum, tingkat pendidikan di Kabupaten Lamongan tidak begitu
.b
tinggi. Sebanyak 12,58 persen penduduk usia 15 tahun ke atas tidak memiliki
ab
nk
ijazah SD, baik yang sudah pernah bersekolah tetapi belum lulus SD maupun
ga
tahun ke atas yang telah memiliki ijazah SD/sederajat sebanyak 24,59 persen,
m
id
13-15 tahun Kabupaten Lamongan sebesar 98,95. Artinya bahwa sebanyak
o.
98,95 penduduk Kabupaten Lamongan menikmati akses terhadap fasilitas
.g
ps
pendidikan di sekolah. Pada kelompok usia 16-18 tahun, hanya sebanyak 73,67
.b
persen penduduk Kabupaten Lamongan usia tersebut yang berhasil
ab
mengenyam pendidikan. Hal ini juga berarti bahwa sebanyak 26,33 persen
nk
ga
penduduk Kabupaten Lamongan usia 16-18 tahun yang tidak lagi melanjutkan
on
sekolah ke jenjang lebih tinggi. Sayangnya, APS usia 16-18 tahun ini turun jauh
m
id
lebih tinggi dibandingkan lainnya. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh tingginya
o.
permintaan jasa pendidikan di kota besar yang tidak diimbangi oleh tenaga
.g
ps
pendidiknya. Meskipun demikian, secara umum jumlah guru di Kabupaten
.b
Lamongan cukup memadai. Selain rasio murid dan guru, indikator yang dapat
ab
penambahan jumlah guru dan unit sekolah (faktor input) saja, namun yang
tp
ht
id
o.
menerapkan strategi dan langkah tepat untuk mendukung kebijakan
.g
pembangunan daerah.
ps
.b
Tenaga kerja merupakan modal bagi geraknya roda pembangunan
ab
suatu daerah. Kondisi jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus
nk
ga
tepat sasaran.
s:
tp
ht
id
Pengangguran terbuka didefinisikan sebagai orang yang mencari pekerjaan atau
o.
yang sedang mempersiapkan usaha atau yang tidak mencari pekerjaan karena
.g
ps
merasa tidak mungkin lagi mendapatkan pekerjaan, termasuk mereka yang
.b
mendapat kerja tetapi belum mulai bekerja.
ab
nk
penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu negara/wilayah serta
on
Tabel 4.1 Penduduk Kabupaten Lamongan Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis
Kegiatan Utama, 2018-2022
id
dengan jumlah angkatan kerja. Meningkatnya TPT menunjukkan adanya
o.
.g
penurunan daya serap tenaga kerja atau menunjukkan bahwa kecepatan laju
ps
pertumbuuhan kesempatan kerja tidak dapat mengimbangi kecepatan laju
.b
ab
penurunan yang dibarengi TPT cenderung naik, terlebih pada tahun 2022
//la
berkurangnya penduduk yang aktif dalam bursa kerja namun tidak dibarengi
dengan peningkatan jumlah lapangan kerja sehingga pengangguran juga
meningkat.
id
cenderung enggan menerima pekerjaan yang tidak sesuai dengan jenis keahlian
o.
dan jenjang pendidikan yang ditamatkan. Oleh karena itu, sebagian dari mereka
.g
ps
yang tidak mendapatkan pekerjaan menjadi penganggur..b
ab
Ditamatkan
on
id
kemasyarakatan/perorangan dan lainnya, yaitu sebanyak 40,06 ribu orang
o.
.g
(63,10 persen), diikuti sektor perdagangan sebanyak 18,18 ribu orang (16,90
ps
persen), serta sektor keuangan sebanyak 6,64 ribu orang (7,73 persen).
.b
ab
penyerapan tenaga kerja adalah sektor pertanian sebanyak 40,67 ribu orang
ga
sebanyak 5,64 ribu orang (turun 29,28 persen) serta industry sebanyak 3,22 ribu
la
id
o.
Pola konsumsi dapat dikenali berdasarkan alokasi penggunaannya,
.g
ps
secara garis besar alokasi pengeluaran konsumsi masyarakat digolongkan ke
.b
dalam dua kelompok penggunaan, yaitu pengeluaran untuk makanan dan
ab
tidak lagi untuk konsumsi makanan tetapi untuk konsumsi bukan makanan.
m
id
Sumber: Susenas, 2017-2022
o.
.g
Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15
ps
tahun lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak
.b
ab
adalah penduduk usia kerja (15 tahun lebih) yang masih sekolah, mengurus
ga
tinggi. Semakin tinggi pengeluaran per kapita sebulan, semakin tinggi proporsi
ht
Jenis Pengeluaran
2018 2019 2020 2021 2022
Makanan
(1) (3) (4) (5) (6) (7)
Padi-padian 5,64 19,91 20,15 20,46 5,33
Umbi-umbian 0,26 0,23 0,29 0,30 0,45
Ikan 4,15 8,91 9,98 9,78 5,09
Daging 1,89 3,13 3,48 3,89 2,38
Telur dan susu 2,25 3,00 2,99 3,11 2,39
Sayur-sayuran 2,93 1,89 1,86 2,16 3,89
Kacang-kacangan 1,22 6,20 6,76 5,86 1,12
id
Buah-buahan 2,46 0,43 0,47 0,45 2,65
o.
Minyak dan lemak 1,17 0,11 0,14 0,09 1,72
.g
Bahan minuman 1,34 0,90 0,78 0,89 1,50
Bumbu-bumbuan 1,15
ps
1,13 1,18 1,15 1,48
.b
ab
Konsumsi lainnya 0,98 0,94 0,99 1,09 1,19
nk
tutup kepala
Barang tahan lama 5,32 5,83 5,75 4,34 2,22
Pajak dan asuransi 2,57 3,78 3,27 3,19 3,61
Keperluan pesta dan
2,53 4,04 2,45 1,37 1,35
upacara
Jumlah Bukan Makanan 49,44 49,14 50,66 46,72 44,06
Sumber: Susenas, 2017-2022
id
pemenuhan kebutuhan tempat tinggal maka akan terwujud kesejahteraan
o.
rakyat.
.g
ps
Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Pemukiman
.b
ab
huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur,
on
m
perdesaan, yang dilengkapi oleh sarana, prasarana, dan fasilitas umum sebagai
tp
ht
id
dibandingkan rumah dengan kualitas bangunan yang lebih rendah.
o.
.g
Berdasarkan data Susenas 2022, persentase rumah tangga di Kabupaten
ps
Lamongan yang berlantaikan bukan tanah menunjukkan peningkatan yang
.b
ab
cukup tinggi dibanding tahun 2021. Dalam rentang waktu setahun, hampir
nk
tanah (berlantai keramik, kayu/papan, dan lain sebagainya). Pada tahun 2021,
on
m
persentase rumah tangga berlantai bukan tanah masih di angka 91,73 persen,
la
sebagai tempat tinggal adalah penggunaan atap dan dinding terluas. Pada
tahun 2017 rumah yang memiliki atap beton, genteng, sirap, dan asbes di
Kabupaten Lamongan sebesar 99,83 persen. Hampir seluruh rumah sudah
menggunakan atap yang berkualitas dan baik untuk kesehatan, seperti beton,
genteng, sirap, dan asbes. Pada tahun 2022, persentase ini terus mengalami
peningkatan menjadi 99,89 persen.
Komponen perumahan lain yang bisa dijadikan tolak ukur rumah layak
huni yaitu dinding terluas yang bisa melindungi dari keadaan di luar rumah
dengan aman, seperti tembok dan kayu. Pada tahun 2022, sebanyak 97,67
rumah di Kabupaten Lamongan berdinding tembok dan kayu, meningkat dari
tahun 2021 yang semula 97,06 persen.
Indikator Kualitas
2018 2019 2020 2021 2022
Perumahan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Lantai bukan tanah 90,29 90,64 90,37 91,73 99,62
Atap beton, genteng,
97,58 99,68 100 99,87 99,89
sirap, asbes
Dinding tembok dan kayu 96,50 97,46 96,26 97,06 97,67
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan 2022
id
Fasilitas rumah seperti ketersediaan air bersih, sanitasi yang layak, serta
o.
.g
penerangan yang baik merupakan faktor yang menentukan kualitas dan
ps
kenyamanan tempat tinggal. Salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi
.b
ab
rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari adalah air, sehingga ketersediaan
nk
air dalam jumlah yang cukup terutama untuk keperluan konsumsi dan sanitasi
ga
merupakan tujuan dari program penyediaan air bersih yang terus menerus
on
minum bersih telah mencapai 94,45 persen. Angka ini secara kasat mata
ht
Indikator Fasilitas
2018 2019 2020 2021 2022
Perumahan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sumber air minum bersih 97,21 94,74 94,46 96,31 -
Jamban dilengkapi tangki
98,16 91,16 94,57 93,10 91,66
septik
Penerangan listrik 99,85 99,70 99,79 99,80 99,89
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan 2022
id
o.
lingkungan dan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia dapat
.g
mencemari lingkungan terutama tanah dan sumber air. Untuk mencegah dan
ps
.b
mengurangi kontaminasi terhadap lingkungan, maka pembuangan kotoran
ab
manusia harus dikelola dengan baik sesuai dengan ketentuan jamban yang
nk
sehat. Hal ini dapat dilihat dari ketersediaan jamban sendiri dengan tangka
ga
on
septik. Pada tahun 2022, persentase rumah tangga yang menggunakan jamban
m
dengan tangka septik, baik di fasilitas buang air besar (MCK) sendiri, MCK
la
//
persentase rumah tangga ini turun sejak tahun 2020, yang semula 94,57 persen,
ht
lalu menjadi 93,10 persen pada tahun 2021, hingga semakin menurun pada
tahun 2022.
id
dan permanen dalam jangka panjang.
o.
.g
Tabel 6.3 Persentase Rumah Tangga Menurut Status Kepemilikan Rumah, Tahun
ps
2018-2022 .b
ab
Status Kepemilikan
2018 2019 2020 2021 2022
Rumah
nk
id
o.
Penanggulangan kemiskinan menjadi salah satu agenda penting di
.g
setiap negara. Di Indonesia, tiap era kepemimpinan memiliki program khusus
ps
untuk pengentasan kemiskinan. Pada masa orde baru pernah digalakkan
.b
ab
tim lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan di tingkat pusat untuk
//
s:
id
o.
ditopang oleh UMKM yang tidak terlalu rentan dampak pandemi. Angka
.g
kemiskinan pada tahun 2022 berhasil menurun hingga ke angka 12,53.
ps
.b
Tabel 7.1 Indikator Kemiskinan di Kabupaten Lamongan, 2017-2022
ab
nk
Persentase penduduk
la
Indeks Kedalaman
2,83 2,53 2,71 2,70 2,13
ht
kemiskinan (P1)
Indeks Keparahan
0,86 0,67 0,78 0,73 0,53
kemiskinan (P2)
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan 2022
Jika ditarik mundur lagi ke periode tahun 2003 hingga 2018, dalam
periode ini tingkat kemiskinan Kabupaten Lamongan mengalami penurunan,
kecuali pada tahun 2006 dan 2007. Pada tahun 2006, baik jumlah maupun
persentase penduduk miskin mengalami kenaikan dibanding tahun 2005, yang
disebabkan oleh kenaikan harga barang kebutuhan pokok yang dipicu oleh
kenaikan harga bahan bakar minyak yang ditetapkan oleh pemerintah pada 1
Oktober 2005. Perlu waktu setidaknya dua tahun bagi sebagian rumah tangga
miskin di Kabupaten Lamongan untuk keluar dari bawah garis kemiskinan.
id
o.
Gambar 7.1 Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa) dan Angka Kemiskinan (Persen) di
.g
ps
Kabupaten Lamongan, 2003-2022
.b
30 27,81 400
ab
25,74 25,74
25,79
nk
23,13
350
25 22,51
343,6
ga
318,4 304,2
20,47 300
18,7
on
20 297,6
280,8 17,41
16,7 16,18 15,38 14,42 13,85
250
m
259,7 15,68
235,9 14,89 13,8 13,86
la
166,82
182,64 171,38 164,68 150
10 164
tp
151,08
157,11
100
ht
5
50
0 0
2021
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2022
id
Tabel 7.2 Perkembangan Penduduk Miskin di Kabupaten Lamongan, 2017-2022
o.
Perubahan
.g
GK Jumlah Perubahan
Perubahan Jumlah Angka
ps
(rupiah Penduduk Angka
Tahun Kenaikan Penduduk Kemiskinan
per kapita Miskin .b Kemiskinan
GK (%) Miskin (%)
sebulan) (ribu jiwa) (%)
ab
(ribu jiwa)
nk
id
2003 3,91 0,88
o.
2004 3,28 0,73
.g
2005 4,45 1,20
2006 4,16
ps 1,04
.b
ab
2007 4,17 1,02
nk
id
2003 indeks keparahan kemiskinan Kabupaten Lamongan sebesar 0,88 dan
o.
sedikit menurun sebanyak 0,15 poin pada tahun 2004. Pada tahun 2005 indeks
.g
ps
keparahan kemiskinan meningkat menjadi 1,20 sampai 1,38 di tahun 2008.
.b
Kemudian, pada tahun 2009 indeks kedalaman kemiskinan kembali menurun
ab
menjadi 0,53 pada tahun 2022. Nilai yang menurun ini menandakan
nk
ga
id
o.
Tabel 7.4 Karakteristik Pendidikan pada Penduduk Miskin Kabupaten Lamongan,
.g
ps
Tahun 2018-2022
.b
Karakteristik Pendidikan 2018 2019 2020 2021 2022
ab
Kenaikan Angka Melek Huruf (AMH) pada penduduk miskin selama tiga
tahun terakhir sejalan dengan kenaikan Angka Partisipasi Sekolah (APS). Pada
tahun 2019, APS penduduk miskin usia 7-12 tahun di Kabupaten Lamongan
sebesar 100 persen, kemudian pada tahun 2020 menurun menjadi 97,58 dan
kembali menurun pada tahun 2021 menjadi 95,06 persen. Akhirnya, pada tahun
2022 APS 7-12 tahun dan 13-15 tahun sudah mencapai 100 persen pada
penduduk miskin.
id
tahun 2017 mencapai 25,48 persen dan terus meningkat menjadi 28,77 persen
o.
pada tahun 2022. Sementara itu, penduduk miskin usia 15 tahun ke atas yang
.g
ps
tidak tamat SD berfluktutif persentasenya dari tahun ke tahun, yaitu 23,01
.b
persen pada 2017, 27,72 persen pada tahun 2020, dan terus menurun hingga
ab
id
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan 2022
o.
.g
ps
Penduduk miskin identik dengan pendidikan dan keterampilan yang
.b
rendah, sehingga berpengaruh pada pemilihan jenis pekerjaan. Sebagian besar
ab
menurun menjadi 43,22 persen pada tahun 2019, dan kembali menurun pada
s:
tp
miskin yang bekerja di sektor informal ini bisa diartikan dengan semakin
banyaknya penduduk miskin yang bekerja di sektor informal. Pada tahun 2022,
persentase penduduk miskin yang bekerja di sektor formal yaitu 20,65 persen.
id
cenderung memiliki luas lantai per kapita lebih kecil. Akan tetapi, di Kabupaten
o.
Lamongan lebih dari separuh rumah tangga miskin memiliki luas lantai per
.g
ps
kapita di atas 15 m² pada tahun 2021. Hal ini disebabkan karena karakteristik
.b
perumahan yang memiliki luas lantai perkapita relatif besar, serta sebagian
ab
nk
dibutuhkan untuk kebutuhan minum dan sanitasi. Air minum yang tidak
on
penyakit. Ketika kepala rumah tangga atau ada anggota rumah tangga yang
la
//
s:
yang semakin dalam (TNP2K, 2010). Air bersih yang dicakup di sini adalah air
kemasan bermerk, air isi ulang, air ledeng, sumur bor/pompa, dan
sumur/mata air terlindung.
Secara relatif, penggunaan air bersih pada rumah tangga tidak miskin
lebih besar dibandingkan dengan rumah tangga miskin, dengan
kecenderungan yang meningkat setiap tahunnya baik untuk rumah tangga
miskin maupun rumah tangga tidak miskin. Pada tahun 2017, rumah tangga
miskin yang menggunakan air bersih sebesar 79,02 persen, kemudian
meningkat pada tahun 2021 menjadi 89,35 persen. Sedangkan untuk rumah
tangga tidak miskin pada tahun 2017 yang menggunakan air bersih sebesar
98,12 persen, turun menjadi 81,02 persen pada tahun 2021.
id
sendiri menjadi 80,77 persen, sedangkan untuk rumah tangga tidak miskin juga
o.
mengalami penurunan, yaitu dari 97,58 persen pada tahun 2021 menjadi 90,86
.g
ps
persen.
.b
ab
nk
ga
on
m
//la
s:
tp
ht
id
9 Modo 44.737 50.546 51.386 50.333 51.197
o.
10 Babat 74.887 90.784 92.301 90.671 93.241
.g
ps
11 Pucuk 35.980 48.826 49.785 48.748 50.553
12 Sukodadi 51.666 58.927
.b
57.823 56.538 57.480
ab
13 Lamongan 70.202 70.142 69.517 68.870 69.367
nk
id
9 Modo -0,15 - - - -
o.
10 Babat -0,30 - - - -
.g
ps
11 Pucuk -1,10 - - - -
12 Sukodadi 0,15 -
.b - - -
ab
13 Lamongan 0,85 - - - -
nk
14 Tikung 0,80 - - - -
ga
15 Sarirejo 0,10 - - - -
on
16 Deket 0,45 - - - -
m
17 Glagah -0,23 - - - -
la
18 Karangbinangun -0,35 - - - -
//
s:
19 Turi -0,06 - - - -
tp
20 Kalitengah -0,36 - - - -
ht
21 Karanggenang -1,12 - - - -
22 Sekaran -1,58 - - - -
23 Maduran -2,11 - - - -
24 Laren -1,73 - - - -
25 Solokuro 0,61 - - - -
26 Paciran 1,05 - - - -
27 Brondong 1,07 - - - -
Jumlah 0,04 0,02 13,03 1,16 1,83
Sumber: BPS Kabupaten Lamongan
id
9 Modo 93,52 100,06 93,52 - -
o.
10 Babat 96,80 102,58 96,80 - -
.g
ps
11 Pucuk 93,09 101,01 93,09 - -
12 Sukodadi 93,87 99,35
.b93,87 - -
ab
13 Lamongan 95,82 82,81 95,82 - -
nk
id
9 Modo 575 650 660 647 -
o.
10 Babat 1190 1442 1466 1440 -
.g
ps
11 Pucuk 802 1089 1110 1087 -
12 Sukodadi 988 1126
.b1105 1081 -
ab
13 Lamongan 1739 1737 1722 1706 -
nk
id
o.
Campak - 75,96 68,41 78,06 72,86
.g
Hepatitis B - 81,62 90,81 93,76 94,32
ps
Persentase balita menurut penolong
5 .b
persalinan:
ab
Dukun tradisional 0 0 0 0 0
m
id
9 Penduduk bekerja perempuan 258.769 261.675 281.472 283.893 264.628
o.
10 Pencari kerja 20.152 25.838 34.984 33.476 40.678
.g
ps
11 Pencari kerja laki-laki 8.652 13.032 21.208 19.782 25.219
12 Pencari kerja perempuan 11.500
.b12.806 13.776 13.694 15.459
ab
13 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) (%) 96,83 96,00 94,87 95,10 93,95
nk
id
o.
Milik sendiri 92,32 93,70 93,98 96,57 96,38
.g
Kontrak/sewa 1,44 1,75 0,95 0,80 1,36
ps
Bebas sewa 5,65
.b 4,34 5,01 2,63 2,26
Rumah dinas 0 0 0,07 0 0
ab
id
o.
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
7
.g
penduduk miskin
ps
Umur 7 – 12 tahun - 99,06 99,30 99,42 100
Umur 13 – 15 tahun
.b
- 80,10 69,60 83,58 100
ab
tahun
on