Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rafael Ezra Ransun

Kelas : 1B

Kasus : Infeksi Pasca Operasi Caesar


Landasan Hukum
1. Sanksi Perdata
a. KUHP Pasal 1365
“Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian pada orang lain,
mewajibkan orang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti
kerugian tersebut.”
b. KUHP Pasal 1366
“Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan
perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaian atau
kurangnya hati-hatinya.”
2. Sanksi Pidana, Pasal 84 UU Nomor 36 Tahun 2014 menyebutkan bahwa setiap tenaga
kesehatan yang lalai dan mengakibatkan pasien luka berat dipidana penjara paling
lama 3 tahun. Jika kelalaian berat itu mengakibatkan kematian pasien, tenaga
kesehatan dipidana paling lama 5 tahun.
3. “Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan,
dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan
atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya.

Pembahasan Kasus
Wati (30) warga Tanjunguban, Kecamatan Bintan Utara, mengeluhkan buruknya pelayanan
RSUD Provinsi Kepri Tanjunguban. Pasien mengalami infeksi pascaoperasi Caesar. Perutnya
berlubang dan mengeluarkan bau busuk. Toni, suami Wati mengatakan, tanggal 30 Januari
lalu, istrinya melahirkan secara Caesar. Lalu, dirawat inap selama tiga hari. Anehnya, selama
tiga hari, pihak rumah sakit sama sekali tidak memeriksa luka bekas operasi apalagi
mengganti perbannya.“Tidak diganti perban atau apa pun, lalu tanggal 1 Februari kami
dibolehkan pulang ke rumah dan diminta kembali ke rumah sakit untuk kontrol pascaoperasi
pada tanggal 8 Februari,” kata Toni, di Tanjunguban, Bintan Utara, Senin (12/1/2018).
Namun, sebelum tanggal 8 Februari, Istrinya mengeluh sakit di bagian perut. Saat dilihat,
ternyata di dinding perut istrinya sudah Basah dan menimbulkan bau bahkan berlubang.
Saat itu, ia kemudian membawa istrinya ke Puskesmas Mentigi Tanjunguban.
“Karena operasinya di rumah sakit, jadi kami oleh pihak Puskesmas dianjurkan ke rumah
Sakit,” katanya. Saat itu, ia kembali membawa istrinya ke RSUD Kepri Tanjunguban. Setiba di
rumah sakit, pihak rumah sakit memberikan obat antibiotik. Malah, pihak rumah sakit
menawarkan kembali agar istrinya dirawat inap sehingga hari berikutnya bisa ditangani.
“Saya sudah kecewa sekali dengan pelayanan rumah sakit. Jadi saya tak mau istri saya
dirawat di rumah sakit itu (RSUD Provinsi Kepri Tanjunguban) lagi. Saya memilih lukanya
dibersihkan saja di Puskesmas, malah saya disuruh membawanya ke rumah sakit di Tanjung
pinang” kesalnya. Selain hal itu, ia mengeluhkan, banyaknya nyamuk di rumah sakit pelat
merah tersebut. Setelah sang buah hatinya lahir, ia mengeluhkan ke perawat banyak nyamuk
di ruangan bayi. Tapi, perawat yang berjaga saat itu justru memberikan obat pengusir
nyamuk. “Saya mau dikasih baygon untuk mengusir nyamuk. Coba bayangkan, di situ ada
bayi malah mau disemprotkan baygon,” katanya kesal. Terkait keluhan pasien bernama Wati
atas buruknya pelayanan RSUD Provinsi Kepri Tanjunguban ini, Humas rumah sakit tersebut
bernama Ranti di konfirmasi belum memberikan jawaban. Begitu juga Direkturnya bernama
dr. Kurniakin, juga belum memberikan jawaban
Kesimpulan
Kasus malpraktek terjadi di Bintan Utara, di mana seorang perempuan berusia 30 tahun
mengalami infeksi parah setelah operasi Caesar. Rumah sakit gagal merawatnya dengan baik,
dan hasilnya perutnya mengalami komplikasi serius, bahkan berlubang dan mengeluarkan
bau busuk.

Daftar pustaka
Sartika, D. 2014. Malpraktek Dalam Perspektif Hukum Pidana.
https://daerah.sindonews.com/berita/1281774/194/pasien-rsud-provinsi-kepri-alami-
infeksi-pascaoperasi-caesar
DM, Y. Dkk. (2022). Hubungan Kelalaian Medis dengan Malpraktik yang dilakukan oleh
Tenaga medis.

Anda mungkin juga menyukai