Anda di halaman 1dari 16

PANDANGAN AGAMA KRISTEN TENTANG MIRAS

NAMA : VIDELINO JOVAN MANTIRI

PROGRAM STUDI D3 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA
TOMOHON
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan kita Yesus Kristus atas berkat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah Etika Kristen yang berjudul
“Pandangan Etika Kristen tentang Miras”. Dan saya mengucapkan terimakasih
kepada dosen pembimbing Etika Kristen Pdt.Benget Rumahorbo, M.Th yang telah
memberi tugas ini kepada saya.

Makalah ini merupakan hasil dari tugas mandiri bagi para mahasiswa, untuk
mempelajari lebih lanjut mengenai Pandangan Etika Kristen tentang Minuman Keras
dan Efeknya bagi kehidupan manusia.

Saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan kita mengenai


Minuman Keras di tinjau dari segi Etika Kristen. Saya menyadari di dalam penulisan
makalah ini, masih terdapat kekurangan-kekurangan dari apa yang diharapkan. Oleh
karena itu, saya berharap adanya kritik dan saran serta perbaikan yang membangun
untuk makalah ini.

Semoga makalah ini dapat dipahami dan berguna bagi kita yang
membacanya. Saya mohon maaf jika terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan. Atas kritik dan sarannya saya ucapkan termakasih.
DAFTAR ISI

Kata
Pengantar………………………………………………………………………………
.i

Daftar
Isi………………………………………………………………………………………
.. ii

BabI
Pendahuluan………………………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang……………………………………………………………………
1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………… 1

Bab II Kajian
Teoritis……………………………………………………………………… 2

A. Etika sebagai Tugas dari Ajaran tentang Perintah Allah…………… 2

B. Tentang Minuman Keras……………………………………………………… 2

Bab III
Pebahasan………………………………………………………………………….. 4

A. Pengertian Minuman Keras………………………………………………….. 4

B. Factor Penyebab Minuman Keras…………………………………………. 4

C. Dampak Minuman Keras……………………………………………………… 5

D. Upaya Penanggulangan Terhadap Minuman Keras…………………. 6

E. Tinjauan Etika Kristen………………………………………………………….. 6

1.1 Pandangan Alkitab Terhadap Minuman Keras…………a


Bab IV Kesimpulan dan Saran………………………………………………………..
12

Daftar
Pustaka……………………………………………………………………………….
13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budaya minum minuman keras memang sudah ada sejak dulu. Di Indonesia
bahkan di seluruh belahan dunia mengenal apa yang disebut dengan minuman
keras. Dalam Alkitab juga terdapat tentang minuman keras yaitu anggur.

Di belahan Eropa terdapat berbagai jenis minuman keras yang memiliki berbagai
nama tergantung dari bahan, kegunaan serta kadar alkohol dari minuman itu sendiri,
seperti anggur, wiski, tequila, bourbon dan lain-lain.

Semakin lama hal tersebut menyebabkan terjadinya perubahan nilai terhadap


minuman keras di masyarakat. Minuman keras yang secara hukum maupun agama
dianggap hal yang tidak baik menjadi sesuatu yang dianggap lumrah dan wajar untuk
dilakukan. Akibat kebiasaan minum tersebut maka timbulah dampak-dampak yang
bersifat negatif dalam hal sosial, ekonomi dan terutama adalah kesehatan masyarakat
di daerah tersebut.

Dampak yang ditimbulkan misalnya mulai dari meningkatnya kasus kriminal,


terutama perkelahian remaja, sehingga meresahkan warga masyarakat sekitar.
Kemiskinan yang semakin bertambah. Dan kebiasaan minum tersebut juga tentunya
berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Banyak kecelakaan mobil disebabkan
karena pengaruh alkohol di dalam tubuh manusia. Ingat nasihat rasul Paulus: “Segala
sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku,
tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh sesuatu apapun” (1Kor 6:12).

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan Minuman Keras?

2. Faktor apa saja yang menyebabkan maraknya Minuman Keras?

3. Apa dampak dari Minuman Keras?

4. Bagaimana upaya penanggulangan terhadap Minuman Keras?

5. Bagaimanakah Minuman Keras di tinjau dari Etika Kristen?


BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Etika sebagai Tugas dari Ajaran tentang Perintah Allah

Sebagai ajaran tentang perintah Allah itu, Etika menguraikan hukum Allah dalam
bentuk Injil, yaitu bagaimana Allah menguduskan manusia yang dipilih-Nya. Itu
sebabnya Etika berasaskan pada penyataan akan Yesus Kristus yang sekaligus
Allah yang kudus dan manusia yang dikuduskan.

Itu sebabnya juga Etika merupakan bagian dari ajaran tentang Allah. Dengan
menyatakan manusia itu milik-Nya, Allah menyatakan kerelaan-Nya untuk
bertanggung jawab atas manusia. Etika menyaksikan karunia Allah sejauh Ia
membina dan mewajibkan manusia untuk hidup sepantasnya.

B. Tentang Minuman Keras

Minuman keras mengandung alkohol dengan berbagai golongan terutama etanol


(CH3CH2OH) dengan kadar tertentu yang mampu membuat peminumnya menjadi
mabuk atau kehilangan kesadaran jika diminum dalam jumlah tertentu. Secara kimia
alkohol adalah zat yang pada gugus fungsinya mengandung gugus – OH. Alkohol
diperoleh dari proses peragian zat yang mengandung senyawa karbohidrat seperti
gula, madu, gandum, sari buah atau umbi-umbian. Jenis serta golongan dari alkohol
yang akan dihasilkan tergantung pada bahan serta proses peragian. Dari peragian
tersebut akan didapat alkohol sampai berkadar 15% tapi melalui proses destilasi
memungkinkan didapatnya alkohol dengan kadar yang lebih tinggi bahkan sampai
100%. Ada 3 golongan minuman berakohol yaitu:

 Golongan A; kadar etanol 1%-5% misalnya dan tuak dan bir


 O Golongan B; kadar etanol 5%-20% misalnya arak dan anggur
 Golongan C; kadar etanol 20%-45% misalnya whiskey dan vodca.
 Di Bali sendiri minuman keras dibuat dari bahan aren. Aren ini kemudian
difermentasikan dengan cara tradisional maka didapatlah tuak, jika tuak
ini diolah maka akan diperoleh minuman dengan kadar alkohol sampai
15% yang kemudian dinamakan arak. Arak dengan kadar alkohol yang
lebih tinggi sering disebut dengan nama arak api, disebut demikian
kerena jika arak ini disulut dengan api maka akan langsung terbakar.

Minuman beralkohol biasanya dipisah menjadi tiga jenis, yaitu:

1.Bir

Bir terbuat dari biji-bijian gandum barley yang direndam di dalam air dan
dikeringkan, dibumbui dengan tanaman hop yang menambah rasa pahit khas bir.
Lalu diproses dan difermentasikan dengan ditabur ragi, untuk kemudian dibiarkan
selama beberapa hari atau beberapa minggu sampai proses fermentasi, di mana ragi
mengubah kandungan gula di dalam campuran itu menjadi alkohol dan karbon
dioksida. Setelah itu, bir dimasukkan lagi ke dalam tangki tertutup dan dibiarkan
‘menua’ selama beberapa minggu atau beberapa bulan. Setelah kemudian difilter dan
dipasteurisasi, akhirnya jadilah bir. Dalam hasil akhirnya, kandungan alkohol di
dalam bir adalah 2-6 persen, walau beberapa jenis bir mengandung sekitar 14 persen
alkohol.

2.Wine

Wine dibuat dari anggur yang diproses, kemudian difermentasikan. Jenis anggur
yang dipilih untuk difermentasikan, detail-detail kecil dalam pemrosesan seperti
seberapa besar tekanan yang diberi ke anggur untuk memisahkan antara kulit dengan
airnya, sampai faktor seperti iklim dan jenis tanah tempat anggur ditumbuhkan pun
diperhitungkan untuk membuat satu botol wine. Kandungan alkohol ethanol di
dalam wine terbilang ampuh menumpas bakteri-bakteri dan mikroorganisme sumber
penyakit, dan karena itu, dulu wine lebih aman diminum daripada air maupun susu.

3.Spirits

Spirits adalah istilah yang diberikan untuk minuman-minuman keras yang dibuat
dari proses penyulingan. Hasil fermentasi tertentu disuling, dan proses penyulingan
ini mengkonsentrasikan kandungan alkoholnya serta menghilangkan rasa-rasa yang
dianggap tidak enak. Hasilnya adalah minuman beralkohol dengan kandungan
alkohol yang terbilang tinggi, sekitar 40-50 persen alkohol. Contoh minuman yang
bisa disebut sebagai spirits adalah whiskey dan vodka.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Minuman Keras

Minuman keras / beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol


adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran.
Di berbagai negara, penjualan minuman keras / beralkohol dibatasi ke sejumlah
kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah melewati batas usia tertentu.

Minuman keras meliputi seluruh jenis minuman yang mengandung alkohol


(nama kimianya etanol). Menurut catatan arkeologi, minuman beralkohol sudah
dikenal manusia sejak kurang lebih 5000 tahun yang lalu. Minuman beralkohol
merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari pada berbagai kebudayaan tertentu. Di
Indonesia, dikenal beberapa minuman lokal yang beralkohol, misalnya brem, tuak,
dan ciu.
Alkohol adalah zat penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil
mungkin mempunyai efek stimulasi ringan. Bahan psikoaktif yang terdapat dalam
alkohol adalah etil alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi madu, gula sari
buah atau umbi umbian. Nama yang populer : minuman keras (miras), kamput, tomi
(topi miring), cap tikus , balo, dll.

B. Factor Penyebab Minuman Keras

Menurut teori Lawrence Green (1980), mengemukakan bahwa perilaku individu


mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan,
yang dipengaruhi oleh 3 faktor pendukung, yaitu:

a) Faktor Prediposisi (predisposing factors)

Masalah dalam hidup manusia berasal dari dua sumber. Pertama, yang berasal
dari luar diri, yang seringkali disebut sebagai faktor pencetus/precipitating factor,
dan yang kedua berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Yang kedua ini seringkali
disebut sebagai faktor

Bawaan/predisposing factor, yang sebenarnya sudah menjadi masalah pada dirinya


sendiri sebelum ada faktor pencetus yang hadir.

Faktor ini menyebabkan pemuda / remaja tidak berfikir panjang atas jalan keluar
yang diambil karena masalah yang dihadapinya. Yaitu mencakup hal berikut:

1. Kebiasaan minum minuman keras sudah menjadi kebiasaan bagi pemuda /


remaja dikota-kota besar yang salah pergaulan dan sebagai pelarian dari suatu
masalah.

2. Kepercayaan pemuda / remaja jika meminum minuman keras dapat


menghilangkan stres, beban yang ada, dan lain-lain.

b) Faktor Pendukung (Enabling factors)

Faktor ini terwujud dalam lingkungan Fisik. Yaitu mencakup:

1. Ketersediaan faktor: Minuman Keras umumnya mudah ditemukan, hal ini


dikarenakan adanya warung atau toko yang masih menjual minuman keras secara
bebas.
2. Ketercapaian fasilitas: Fasilitas perkotaan atau kampung yang padat penduduk
memungkinkan banyaknya warung atau toko menyediakan / menjual minuman
keras.

c) Faktor Pendorong (reinforcing factors)

Sebagai faktor pendorong untuk berperilaku yang diharapkan. Faktor ini


mencakup:

1. Ceramah dari tokoh masyarakat tentang undang-undang juga Firman Tuhan


yang melarang Minuman Keras.

2. Adanya seminar kesehatan tentang bahaya Minuman Keras.

C. Dampak Minuman Keras

Sebenarnya minum minuman beralkohol baik jika diminum pada dosis yang
kecil pada saat-saat tertentu. Misalnya saat cuaca dingin atau sehabis makan daging
kerena kemampuan alkohol untuk meningkatkan metabolisme serta suhu tubuh.
Namun selain itu selebihnya alkohol malah disalahgunakan sehingga yang muncul
lebih banyak adalah dampak negatif ketimbang dampak positifnya. Dampak negatif
yang ditimbulkan akibat minum minuman keras antara lain:

 Jika dilihat dari segi kesehatan, kebiasaan minum minuman keras tentu
akan berdampak negatif terhadap kesehatan, begitu pula dengan di
Sidemen. Peminum biasanya menampilkan ciri fisik yang berbeda dari
orang biasanya, perut bagian bawah (sisikan) mereka terlihat buncit
sedangkan tubuh mereka sendiri kurus, hal itu kerena mereka minum
tuak terlalu sering / minum tuak berlebihan. Selain itu mereka memiliki
kantung mata hitam akibat terlalu sering bagadang.
 Hal tersebut baru yang terlihat dari luar, belum penyakit-
penyakit lain yang juga ditimbulkan akibat kebiasaan minum minuman
keras, antara lain penyakit hati, jantung, dan otak. Akibat begadang
minum sampai larut malam maka tentu tubuh mereka akan lemas
sehingga tidak ada semangat untuk bekerja padahal mereka
membutuhkan uang untuk hidup. Begitu pula bagi yang masih sekolah, di
sekolah akan mengantuk dan tidak konsentrasi terhadap pelajaran.
Sehingga secara tidak langsung kebiasaan minum ini berdampak pada
ekonomi serta tingkat pendidikan mereka yang rendah.
 Jika dilihat dari segi sosial, kebiasaan minum minuman keras ini banyak
menimbulkan masalah. Seperti misalnya perkelahian, ketidaknyamanan
orang yang tinggal di sekitarnya, serta penyebab terjadinya kecelakaan
lalu lintas. Selain itu minuman keras juga biasanya menjadi penyebab
terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

C. Upaya Penanggulangan Terhadap Minuman Keras

Tampaknya Miras sulit apabila harus dibasmi/dihilangkan sama sekali. Mungkin


dari sisi agama masalah Miras tidak ada toleransi, namun kita perlu juga
melihatnya dari sisi lain yaitu kepentingan Pariwisata. Dengan demikian yang
penting bukan membasmi Miras, tapi memperhatikan perangkat hukum untuk
mengaturnya dan kemudian menegakkan peraturannya.

Penyalahgunaan terhadap izin dan peraturan daerah tentang Miras harus ditindak
tegas dengan cara menghukum pelakunya, bukan memusnahkan Mirasnya.
Legalisasi dan lokalisasi Miras ini tentunya akan menambah penghasilan asli daerah
(PAD).

D. Tinjauan Etika Kristen

Dalam buku Iris V. Cully yang berjudul Dinamika Pendidikan Kristen,


mengatakan: “Judul berita utama dalam minggu ini mungkin melaporkan
meluasnya penggunaan minuman keras oleh para remaja”. Hal tersebut
dikarenakan ketiadaan kasih dan penekanan yang menyerang banyak anak-anak,
itu mengganggu dan menimbulkan penyimpangan dalam pertumbuhan
kepribadian.

Para psikolog anak meneliti bidang-bidang kebutuhan anak, mereka


menyaksikan betapa pentingnya anak itu diterima sebagai pribadi yang unik. Setiap
anak adalah dirinya sendiri dan tidak lain dari itu. Semua anak menghadapi
serangkaian tugas perkembangan yang harus dicapai pada tingkat kedewasaan
masing-masing pribadi. Rasa aman emosional merupakan lingkungan yang mendasar
yang penting bagi tugas perkembangan ini, yang mencakup usaha untuk melibatkan
emosi ke dalam pola kehidupan.

1.1 Pandangan Alkitab Terhadap Minuman Keras


1.2 Paulus berkata kepada Timotius: “Janganlah lagi minum air saja,
melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu
dan tubuhmu sering lemah” (1Tim 5:23).

Ayat ini tidak berarti Paulus menganjurkan setiap orang Kristen untuk minum
sedikit anggur, sebab anjuran Paulus agar Timotius minum anggur adalah karena
Timotius “sering lemah” dan “pencernaannya terganggu”. Tetapi banyak orang
Kristen telah memakai ayat ini sebagai suatu alasan mengapa mereka minum
anggur. Bahkan mereka memegahkan kelakuan tersebut adalah Alkitabiah,
padahal mereka tidak sakit dan tidak lemah.

Bagaimana Alkitab menasihati orang supaya waspada dalam hal minum


anggur?

1. Alkitab sering memperingatkan adanya bahaya kalau minum sesuatu yang


mengandung alkohol: “Jangan melihat kepada anggur, kalau merah menarik
warnanya, dan mengilau dalam cawan, yang mengalir masuk dengan nikmat, tetapi
kemudian memagut seperti ular, dan menyemburkan bisa seperti beludak” (Ams
23:31-32).

2. Alkitab juga melarang kita mabuk oleh anggur: “Dan janganlah kamu mabuk
oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh
dengan Roh” (Efe 5:18). Cara yang terbaik untuk tidak mabuk anggur adalah tidak
minum anggur. Ayat-ayat lain yang melarang kita mabuk anggur adalah sebagai
berikut: Rom 13:13; 1Kor 5:11, 6:10; Tit 2:3; 1Tim 3:8, dan lain-lain.

3. Alkitab mencantumkan akibat beberapa orang yang mabuk anggur, misalnya:


Nuh yang telanjang karena mabuk (Kejadian 9), Lot yang bersetubuh dengan kedua
anak perempuannya karena mabuk (Kejadian 19), dan lain-lain. Dengan demikian
kita mengetahui bahwa alkohol sanggup memperdaya seseorang sehingga orang
tersebut mudah berbuat dosa.

4. Alkitab juga mencantumkan orang-orang yang diasingkan oleh Tuhan untuk


sesuatu jabatan yang suci dilarang minum air anggur, misalnya:

a. Orang nazir dilarang minum anggur dan minuman yang memabukkan (Bil 6:2-
3).

b. Harun dan orang-orang Lewi yang melayani di dalam kemah pertemuan,


dilarang minum anggur atau minuman keras (Im 10:9).

c. Yohanes Pembaptis juga dilarang minum anggur atau minuman keras (Luk
1:15).
Mengapa Tuhan melarang kita menjadi mabuk? Karena hidup ini adalah
peperangan rohani, dan kita harus mengendalikan diri dan berjaga-jaga (1 Tes. 5:6).
Pertama, kita perlu berjaga-jaga untuk melayani Tuhan. Tuhan senantiasa
menghendaki kita selaras dengan Dia, dan orang-orang mempunyai kebutuhan pada
saat yang tidak terduga. Hamba Tuhan selalu ”siap sedia” dan harus siap dan
bersedia untuk melayani. Kedua, musuh kita Iblis, berjalan keliling seperti singa
yang mengaum-aum mencari seseorang untuk ditelannya (1 Pet. 5:8). Roh-roh jahat
biasanya menyusupi manusia melalui pikiran mereka, dan Alkitab dipenuhi dengan
instruksi mengenai cara mengelola pikiran kita secara tepat yaitu melalui
mengendalikan pikiran kita dan menjadikannya pikiran ilahi. Misalnya:

 Roma 12:2
 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi
berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat
membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang
berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

O 1 Tesalonika 5:6-8

(6) Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga
dan sadar.

(7) Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk
waktu malam.

(8) Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar (mengendalikan
diri, pikiran yang terang), berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan
pengharapan keselamatan.

2 Korintus 10:5b menyebutkan, ”Kami menawan segala pikiran dan


menaklukkannya kepada Kristus”. Beginilah caranya kita meneguhkan pikiran
kita terhadap musuh kita. Setan, yang terus menerus menyerang kita dengan
perangsang yang dirancang untuk menawan pikiran kita dalam arah yang tidak
kudus, yang menyebabkan kita bertindak dalam cara hidup yang tidak kudus, dan
akhirnya membuka pikiran kita kepada pengaruh roh jahat. Dalam Alkitab, Tuhan
memakai kata “hati” yang menunjuk kepada lubuk hati terdalam (nurani),
kedalaman pikiran, di mana iman yang sejati atau ketidakpercayaan berdiam. Dia
menasihati orang percaya untuk menjaga hati kita agar kita tidak memberikan
peluang bagi pengaruh jahat masuk ke dalam hati kita, karena jika pengaruh jahat
itu masuk, akan mengakibatkan kehancuran.
3 Pada kenyataannya, ketika seseorang mabuk, dia kehilangan pikiran. Dia
tidak dapat menjaga hatinya, dan sulit atau mustahil bagi dia untuk melayani
Tuhan atau umat Tuhan dengan cara yang efektif. Seseorang yang mabuk tidak
efektif dalam mendoakan atau melayani orang lain. Lebih lagi, seorang pemabuk
membuka dirinya sendiri kepada kemungkinan masuknya roh jahat ke dalam
pikirannya dan mengakibatkan kebingungan atau kerusakan kepada dirinya
sendiri atau orang lain.

1.2 Tokoh-tokoh dalam Alkitab

Terdapat beberapa tokoh dalam Alkitab yang Mabuk karena minum anggur.
Diantaranya yaitu:

 Bacaan : Kejadian 9:18-28


 Cerita ini terjadi tak lama setelah air bah surut. Yang
selamat dari bahtera adalah Nuh dan istrinya, juga anak-anak
Nuh bersama dengan istri mereka masing-masing. Mereka inilah
yang kemudian beranak cucu dan memenuhi bumi ini.

Dikatakan bahwa pekerjaan Nuh setelah air bah adalah bertani. Tanaman yang
digarapnya adalah anggur. Dialah yang pertama kali membuat kebun anggur di bumi
ini. Sebagai seorang pekebun anggur, tentu saja Nuh mengusahakan dengan baik apa
yang menjadi pekerjaannya itu. Dari kisah yang terjadi selanjutnya, dapat dipastikan
bahwa kebun anggur milik Nuh tentu berhasil dengan baik.

Oleh karena hasil yang baik itulah, kini Nuh menikmati anggur hasil
kebunnya. Ia minum anggur. Nuh kelebihan minum anggur sehingga ia menjadi
mabuk. Karena kelewat mabuk, Nuh lupa diri sampai-sampai ia menjadi telanjang
dalam kemahnya.

Tindakan dari Nuh di dalam kemahnya menarik perhatian dari Ham. Sehingga
ia melihat ke dalam kemah ayahnya. Kemudian setelah itu ia memberitahukan hal
tersebut kepada kedua saudaranya, Sem dan Yafet. Kata “memberitahukan” dalam
hal ini diterjemahkan dari kata Ibrani nagad yang berarti memberitahukan dengan
nada mengolok-olok. Jadi dalam hal ini Ham memberitahukan kepada kakak dan
adiknya mengenai perilaku ayahnya yang memalukan tersebut.
Kedua saudaranya itu kemudian mengambil inisiatif untuk menyelamatkan
“muka” ayahnya. Tentu saja menyelamatkan dari penglihatan para menantunya,
yakni istri-istri dari ketiga anaknya.

Setelah sadar, barulah Nuh merasa “ditelanjangi” kembali oleh Ham, anaknya.
Tentu saja hal itu diketahuinya setelah mendengar cerita entahkah dari istrinya, anak-
anaknya atau para menantunya. Sebagai orang tua, ia merasa telah didurhakai oleh
anaknya sendiri. Maka cerita ini kemudian ditutup dengan kutukan Nuh terhadap
Ham dan pemberkatatan Sem dan Yafet.

 Bacaan : Kejadian 19:30-39


 Anak-anak perempuan Lot mengira bahwa mereka adalah
satu-satunya kaum wanita yang selamat dari pemusnahan itu.
Karena itu, mereka percaya bahwa kewajiban mereka adalah
untuk mengandung anak-anak dan meneruskan umat manusia.
Selama dua malam berturut-turut, mereka membuat ayah
mereka mabuk sehingga ia tidur dengan mereka, dan mereka
mengandung. Anak pertama dinamai Moab, dan ia menjadi
leluhur orang Moab sekarang. Anak kedua dinamai Ben-Ami
dan ia menjadi leluhur bani Amon sekarang.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada dua faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi peminum minuman


keras. Di tinjau dari faktor internalnya adalah karena banyaknya masalah yang
dihadapi khususnya para remaja yang masih labil, sehingga mengganggu
psikologis dan kerohanian mereka. Maka, ia menghilangkan rasa stres dengan
cara meminum minuman keras.

Jika ditinjau dari faktor eksternalnya, dikarenakan salah pergaulan. Pada


umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Rasa ingin tahu itu
yang membuat mereka mengikuti apa yang di lakukan oleh temannya sehingga
terjerumus.
B. Saran

1. Untuk Pemerintah

Pemerintah sebaiknya lebih ketat lagi dalam mengatasi masalah Minuman Keras.
Perlunya ketegasan pemerintah dan penguasa dalam membatasi atau bahkan
menghapuskan minuman keras dari lingkungan.

2. Untuk Gereja

Gereja diharapkan memperhatikan para peminum minuman keras, memberikan


pertolongan dan konseling untuk mencari sebab-sebab dan jalan penyelesaiannya.

3. Untuk Keluarga

Membina kerohanian mereka untuk mengatasi masalah alkohol, sebab cara yang
terbaik untuk membantu mereka adalah membawa mereka mengenal Tuhan, serta
dibaharui di dalam Dia.

4. Untuk Masyarakat

Memberi perhatian juga pengertian kepada para peminum minuman keras, sehingga
mereka merasa bahwa dirinya berarti bagi orang lain dan tidak akan menyia-nyiakan
hidupnya untuk hal yang tidak baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Green, Clifford.1998.Teolog Kemerdekaan.Jakarta: BPK Gunung Mulia.

2. Cully, Iris V.2009.Dinamika Pendidikan Kristen.Jakarta:BPK Gunung Mulia.

3. Www.google.com

Anda mungkin juga menyukai