KAJIAN TEORI
keras adalah jenis ethyl alkohol atau biasa disebut dengan etanol/alkohol saja.
Sedangkan yang disebut spritus adalah methyl alcohol atau sering disebut
metanol. Menurut Poerwodarminto (2000) alkohol adalah nama zat cair yang
organis yang berperan sebagai obat peringan pada aktifitas system syaraf pusat.
NAPZA dalam bentuk minuman yang mengandung alkohol tidak peduli berapa
kadar alkohol didalamnya. Alkohol termasuk zat adiktif, artinya zat tersebut dapat
langsung alkohol pada neuro – transmitter sel-sel saraf pusat (otak). Karena sifat
adiktifnya itu, maka orang yang meminumnya lama-kelamaan tanpa disadari akan
9
Alkohol saat ini tidak hanya digunakan dalam dunia medis saja, alkohol
tidak asing lagi bagi masyarakat umum, terlebih orang yang menyalahgunakannya
yang mengandung zat etanol, zat psikoaktif yang bila dikonsumsi akan
perilaku menyimpang dan frustasi akibat kekecewaan atau kegagalan atas apa
yang dikehendakinya. Banyak cara individu tersebut dalam mereaksi frustasi yang
dialami, salah satunya adalah kompensasi yang dimana individu berusaha untuk
minuman beralkohol.
mudah. Menurut Laporan Status Global mengenai Alkohol dan Kesehatan 2011
keluaran WHO, tak kurang dari 320.000 orang antara usia 15-29 tahun meninggal
setiap tahun karena berbagai penyebab terkait alkohol. Jumlah ini mencapai
(Hidayatullah, 2011).
mempunyai beberapa arti yaitu (a) beberapa yang dilakukan organisem, (b)
sebagai salah satu respon spesifik dari seluruh pola respon dan (c) suatu kegiatan
atau aktivitas.
10
Hubley dan Meror (dalam Hardani, 1999) menggolongkan minuman keras
menajadi tiga jenis yaitu : (a) bir dengan kadar alkohol satu sampai lima persen,
(b) anggur dengan kadar alkohol lima sampai dengan dua puluh persen dan (c)
liquat dengan kadar alkohol dua puluh persen sampai dengan lima puluh persen.
peminum.
kadar alkohol yang diminum dari yang terendah sampai yang tinggi.
meminum-minuman keras.
Minuman beralkohol (Eat for life, 1992, Woteki dan Thomas) terdiri dari
tiga golongan ditinjau dari kadar alkohol yang ada dalam berbagai jenis dan
kemasan minuman yang ada. Menurut peraturan Menteri Kesehatan No. 86/1977
1) Golongan A
Minuman keras golongan A adalah minuman keras dengan kadar etanol
(C2H5OH) 1% - 5%. Contoh minumannya adalah Bir Bintang, Green sand,
Anker Bir, San Miguel, dan lain lain.
2) Golongan B
11
Minuman keras golongan B adalah minuman keras dengan kadar etanol
(C2H5OH) lebih dari 5% - 20%. Contoh minuman golongan B antara lain Anggur
Malaga, Anggur Kolesom cap 39, Anggur Ketan Hitam, Anggur Orang Tua,
Shochu, Creme Cacao, dan jenis minuman anggur lainnya.
3) Golongan C
Minuman keras golongan C adalah minuman keras dengan kadar etanol
(C2H5OH) lebih dari 20% - 50%. Contoh minumannya adalah Mansion of House,
Scotch Brandy, Stevenson, Tanqueray, Vodca, Brandy, dan lainnya.
1) Anggur
Anggur (atau juga populer disebut dalam bahasa
Inggris: wine) adalah minuman beralkohol yang dibuat dari
sari anggur jenis Vitis vinifera yang biasanya hanya tumbuh
di area 30 hingga 50 derajat lintang utara dan selatan.
Minuman beralkohol yang dibuat dari sari buah lain yang
kadar alkoholnya berkisar di antara 8% hingga 15%
biasanya disebut sebagai wine buah (fruit wine).
2) Bir
Bir secara harfiah berarti segala minuman
beralkohol yang diproduksi melalui proses fermentasi
bahan berpati dan tidak melalui proses penyulingan setelah
fermentasi. Proses pembuatan bir disebut brewing. Karena
bahan yang digunakan untuk membuat bir berbeda antara
satu tempat dan yang lain, maka karakteristik bir seperti
rasa dan warna juga sangat berbeda baik jenis maupun
klasifikasinya. Salah satu minuman tertua yang dibuat
manusia, yaitu sejak sekitar tahun 5000 SM yang tercatat di
sejarah tertulis Mesir Kuno dan Mesopotamia.
3) Brendi
Brendi (bahasa Inggris: brandy, berasal dari bahasa
Belanda, brandewijn) adalah istilah umum untuk minuman
anggur hasil distilasi, dan biasanya memiliki kadar etil
alkohol sekitar 40-60%. Bahan baku brendi bukan hanya
anggur, melainkan juga pomace (ampas buah anggur sisa
pembuatan minuman anggur) atau fermentasi sari buah.
12
Bila bahan baku tidak ditulis pada label, brendi tersebut
dibuat dari buah anggur asli.
4) Rum
Rum (rhum) adalah minuman beralkohol hasil
fermentasi dan distilasi dari molase (tetes tebu) atau air
tebu yang merupakan produk samping industri gula. Rum
hasil distilasi berupa cairan berwarna bening, dan biasanya
disimpan untuk mengalami pematangan di dalam tong yang
dibuat dari kayu ek atau kayu jenis lainnya. Produsen rum
terbesar di dunia adalah negara-negara Karibia dan
sepanjang aliran Sungai Demerara di Guyana, Amerika
Selatan. Selain itu, pabrik rum ada di negara-negara lain di
dunia seperti Australia, India, Kepulauan Reunion.
5) Sampanye
Sampanye adalah minuman anggur putih
bergelembung yang dihasilkan di kawasan Champagne di
Perancis, sekitar 90 kilometer di timur laut Paris. Reims
adalah salah satu wilayah penghasil sampanye yang
terkenal. Umumnya terbuat dari anggur pinot noir,
sampanye yang berkualitas bagus mempunyai warna
kekuningan. Sampanye biasanya hanya diminum pada
acara-acara khusus seperti perayaan tahun baru dan sering
pula terlihat pada perayaan kemenangan kejuaraan olahraga
seperti Formula 1, di mana sang pemenang di podium
membuka sebotol sampanye dan menyemprotkan isinya.
6) Tuak
Tuak atau juga disebut arak di nusantara adalah
sejenis minuman yang merupakan hasil fermentasi dari
bahan minuman/buah yang mengandung gula. Tuak sering
juga disebuat pula arak adalah produk yang mengandung
alkohol. Bahan baku yang biasa dipakai adalah: beras atau
cairan yang diambil dari tanaman seperti nira kelapa atau
aren, legen dari pohon siwalan atau tal, atau sumber lain.
Kadar alkohol berbeda-beda bergantung daerah
pembuatnya. Arak yang dibuat di pulau Bali yang dikenal
juga dengan nama brem bali, dikenal mengandung alkohol
yang kadarnya cukup tinggi.Beberapa tempat di Pulau
Madura dahulu dikenal sebagai sebagai penghasil tuak,
namun orang Madura tidak mempunyai kebiasaan minum
yang kuat. Saat ini dapat dikatakan sangat sedikit orang
Madura yang minum tuak atau arak.Masyarakat Tapanuli
(Sumatera Utara), khususnya masyarakat beretnis Batak
menganggap bahwa Tuak berkhasiat menyehatkan badan
karena mengandung efek menghangatkan tubuh.
7) Vodka
Vodka (bahasa Polandia: wódka; bahasa Rusia
bahasa Ukraina г ріл , horilka; bahasa Belarus:
г ріл , harilka) adalah sejenis minuman beralkohol
13
berkadar tinggi, bening, dan tidak berwarna, yang biasanya
disuling dari gandum yang difermentasi. Banyak yang
menduga bahwa kata Vodka merupakan turunan dari kata
bahasa Slavia "voda" (woda, ) yang berarti "air,"
meskipun banyak pendapat-pendapat lain.Kecuali untuk
sejumlah kecil perasa, vodka mengandung air dan alkohol
(etanol).
Vodka biasanya memiliki kandungan alkohol
sebesar 35 sampai 60% dari isinya. Vodka Rusia klasik
mengandung 40% (80° kandungan murni), angka tersebut
dirumuskan oleh ahli kimia terkenal Rusia, Dmitri
Mendeleev. Menurut Museum Vodka di St. Petersburg,
Rusia, Mendeleev berpendapat bahwa kandungan yang
sempurna yaitu 38%, tetapi karena minuman beralkohol
pada waktu itu dikenakan pajak berdasarkan kandungan
alkoholnya, persentasenya dinaikkan menjadi 40 untuk
mempermudah penghitungan pajak.
8) Wiski
Wiski (bahasa Inggris: whisky dari bahasa Gaelik
Skotlandia, atau whiskey dari bahasa Irlandia, fuisce)
merujuk secara luas kepada kategori minuman beralkohol
dari fermentasi serealia yang mengalami proses mashing
(dihaluskan, dicampur air serta dipanaskan), dan hasilnya
melalui proses distilasi sebelum dimatangkan dengan cara
disimpan di dalam tong kecil dari kayu (biasanya kayu ek).
perilaku minuman beralkohol yaitu faktor internal dan faktor eksternal antara lain
pendidikan.
14
1) Faktor keluarga
Diantara faktor penyebab lainnya, keluarga selalu menjadi tersangka
utaman penyebab penyalahgunaan alkohol. Pasalnya, keluarga merupakan
lingkungan terdekat yang secara tidak langsung mempengaruhi kepribadian dan
perilakunya.
2) Faktor kepribadian
Kepribadian pengguna alkohol juga turut berperan dalam perilaku ini.
Pada remaja, biasanya penyalahgunaan alkohol memiliki konsep diri dan harga
diri yang rendah. Perkembangan emosi yang terhambat dengan ditandai
ketidakmampuan individu mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah
cemas, pasif, agresif, dan cenderung depresi juga turut mempengaruhi.
3) Faktor kelompok teman sebaya (peer group)
Kelompok atau teman sebaya yang menggunakan alkohol memiliki
kemampuan yang cukup kuat mempengaruhi orang – orang disekitarnya untuk
menggunakan alkohol.
4) Faktor kesempatan
Semakin mudahnya untuk mendapatkan alkohol, bisa dibilang sebagai
pemicu penyebab maraknya pengkonsumsian minuman alkohol saat ini.
15
beberapa kali mengalami apa yang dinamakan kehilangan kesadaran. Untuk
mengurangi stress, terkadang beberapa individu dapat berhenti minum dan
kembali menjadi peminum yang bermotif sosial. Bagaimanapun juga, banyak
diantara mereka melanjutkan untuk memperbanyak minum dan mulai minum-
minuman yang berbeda. Mencuri-curi waktu untuk minum sebelum atau
selama pesta minum terjadi.
Dalam tahap ini orang tersebut tidak menganggap alkohol sebagai
minuman tetapi juga kebutuhan. Bagi individu dalam tahap ini, konsumsi
alkohol menjadi sangat banyak. Periode ini berlangsung antra 5 bulan – 4,5
tahun tergantung kondisi individu, dan diakhiri dengan kehilangan kontrol.
3) Tahapan crucial
Hilangnya kontrol terhadap perilaku minum alkohol dan kadang
kadang individu minum secara sangat berlebihan sebagai permintaan fisik
untuk minum lebih banyak. Individu tidak dapat mengontrol berapa jumlah ia
minum pada saat sekali minum, bisa atau tidak bisa mengontrol peminum
akan tetap meminum alkohol. Individu mulai menyadari dan mulai berpikir
rasional, kadang-kadang periode tersebut muncul saat peminum mencoba-
coba membuktikan pada orang lain, bahwa minum-minum bukanlah suatu
masalah.
Disisi lain pola pikir orang tersebut akan berubah menjadi “Jika aku
hanya ___________, maka hal itu takkan menjadi masalah bagiku. Perubahan
yang umum terjadi biasanya adalah meminum minuman yang berbeda,
misalnya dari wisky ke bir, perubahan dalam bekerja, minum-minum di
tempat lain dan mencampur beberapa jenis minuman. Bagaimanapun juga,
perubahan individu ini berakhir pada kegagalan, kurang bisa mengontrol diri,
perilaku agresif, serta gangguan dalam kehidupan keluarga dan
bermasyarakat. Peminum biasanya menjadi orang gampang marah, merasa
bersalah dan hidup menjadi terpusat pada alkohol.
4) Tahapan kronic
Aktivitas primer individu sepanjang hari adalah seputar memperoleh
dan meminum alkohol yang mana alkohol mendominasi hidupnya. Jika dalam
tahap sebelumnya orang tersebut bisa tetap menjalani hidupnya (meskipun
agak terganggu), pada tahap ini individu akan kehilangan pekerjaan dan
mengalami konflik dengan lingkungan dan keluarga. Peminum akan minum di
pagi buta, jeda antara botol pertama dan selanjutnya biasanya terpaut sekitar 4
jam.
Peminum menemukan bahwa rasa bersalah menjadi alasan utama dia
untuk tetap minum. Selanjutnya akan terbentuk lingkaran setan, dimana
mereka tidak akan bisa tenang jika tidak minum, mereka bisa minum
sepanjang waktu, bahkan minum bersama orang yang selama ini mereka
hindari. Toleransi menurun drastis, menjadi linglung setelah minum.
Guncangan terhadap diri menjadi sering terjadi, terkena penyakit yang terkait
dengan alkohol. Pada tahap ini individu bisa meninggal atau mengalami
kerusakan otak yang parah, dan menjadi kandidat utama untuk perawatan.
16
Berdasarkan dari beberapa tahapan konsumsi minuman beralkohol
yang kebayakan siswa alami yaitu tahapan crucial karena siswa susah
George, 1990) :
1) Alpha
Tipe pola minum alpha merupakan ketergantungan psikologikal murni atas
efek alkohol untuk mengurangi sakit (fisik dan mental). Tidak ada tanda-tanda
gangguan yang parah dalam kehidupan individu tipe ini. Efeknya hanya
mengakibatkan sedikit gangguan dalam hubungan antar individu dan
pekerjaan. Jellinek menghindari menyebut individu ini sebagai “peminum
bermasalah”, dia memahami bahwa penelitian lain akan mempunyai
pemikiran yang sama, dia juga berpikir jika perkembangan tersebut tidak bisa
dihindari. Tipe individu ini dapat berubah menjadi tipe gamma, tipe ini
biasanya berlangsung selaman 30 tahun – 40 tahun. Ada beberapa pendapat
tentang apakah tipe Alpha adalah peminum sejati atau bukan.
2) Beta
Tipe ini muncul saat masalah-masalah fisik yang disebabkan oleh alkohol
bermunculan, misalnya liver, radang lambung dan masalah syaraf.
Bagaimanapun juga tipe beta ini bukanlah individu yang minum karena
ketergantungan psikologi atau fisiologinya terhadap alkohol, individu tidak
mengalami gejala penarikan diri saat tidak minum, Jellinek percaya bahwa
tipe ini adalah tipe yang paling sering muncul dalam budaya luas. Jellinek
berpikir proses beta menjadi gamma atau delta sama dengan proses alpha ke
gamma.
3) Gamma
Tipe ini ditandai dengan perubahan dalam toleransi, perubahan fisiologi,
munculnya gejala-gejala tertentu dan kehilangan kontrol atas diri. Tipe ini
juga melibatkan meningkatnya kekebalan diri terhadap alkohol. Dalam tipe ini
Jellinek menjelaskan perkembangan dari ketergantungan psikologi ke
fisiologi, yang ditandai dengan perubahan sikap. Jellinek mengatakan tipe
gamma adalah tipe yang paling merusak dalam kesehatan fisik dan gangguan
sosial.
4) Delta
Tipe ini sangat mirip dengan Gamma, termasuk tiga karakteristik yang disebut
sebelumnya, namun disamping lepas kontrol, tipe ini tidak bisa berhenti
minum, seolah-olah alkohol adalah darah mereka. Pada situasi tertentu
17
peminum tipe ini bisa mengontrol kebiasaan mereka, tapi mereka tidak dapat
“menjalani hidup” tanpa menderita karena alkohol.
Individu tipe ini dideskripsikan Jellinek sebagai yang paling sulit
disembuhkan dan biasanya eksis di negara yang melegalkan alkohol. Jellinek
menekankan bahwa individu tipe ini adalah individu yang anti sosial. Karena
ketidak adanya penyembuhan atau penurunan. Meluasnya penyebaran tipe ini
menjadi tersembunyi dan pada akhirnya dapat diterima di masyarakat luas.
adalah type Gamma, karena siswa susah mengontorol emosi saat ada siswa
18
Adolescent Alcohol Involvement Scale atau skala keterlibatan alkohol
pada remaja merupakan skala yang disusun oleh Mayer dan Filstead’s (1979).
Skala pengukuran ini terdiri dari 30 item. Item tersebut merujuk pada beberapa
aspek keterlibatan alkohol pada remaja yang ditentukan Mayer dan Filstead’s
beralkohol.
Skala tersebut telah ditentukan skor pada setiap itemnya, dan terdapat 2
beralkohol dengan interval skor 1-36 dan kategori alkoholik / peminum berat pada
atau perilaku seseorang agar sesuai dengan perilaku orang lain (Cialdini &
sikap dan tingkah lakunya agar sesuai dengan norma sosial (dalam Sarwono,
2009).
19
Orang menyesuaikan diri karena dua alasan utama, yakni perilaku orang
lain memberikan informasi yang bermanfaat dan kita menyesuaikan diri karena
berarti hanya mengikuti pada hal-hal yang positif saja, manusia juga dapat
menghindari celaan kelompok, gar tidak di bully oleh anggota lain karena tidak
20
Menurut Sears (1999) faktor-faktor yang dapat menimbulkan tingkat
21
1) Tingkat kepercayaan terhadap mayoritas akan menurun bila terjadi perbedaan
pendapat, meskipun orang yang berbeda pendapat itu sebenarnya kurang ahli
bila dibandingkan anggota lain yang membentuk mayoritas.
2) Bila anggota kelompok yang lain mempunyai pendapat yang sama, keyakinan
individu terhadap pendapatnya sendiri akan semakin kuat, dan keyakinan yang
kuat akan menurunkan konformitas.
3) Keterikatan yang semakin kuat akan semakin menurunkan konformitas
negatif. Antara keterikatan pribadi yang kuat dan keterikatan umum tidak
terdapat perbedaan, mungkin karena keterikatan pribadi yang kuat
menimbulkan keterikatan yang begitu kuatnya sehingga konformitas negatif
berada di tingkat yang sangat rendah.
menurun bila terjadi perbedaan pendapat, meskipun orang yang berbeda pendapat
itu sebenarnya kurang ahli bila dibandingkan anggota lain yang membentuk
mayoritas
negatif, yakni:
1) Kekompakan
Konformitas negatif juga dipengaruhi oleh eratnya hubungan antara
individu dengan kelompoknya. Istilah kekompakan disini merupakan total
kekuatan yang menyebabkan orang tertarik pada suatu kelompok dan yang
membuat mereka ingin tetap menjadi anggotanya. Semakin besar rasa suka
anggota satu terhadap anggota lain, dan semakin besar harapan untuk
memperoleh manfaat dari keanggotaan kelompok, serta makin besar kesetiaan
mereka, dan sebagainya akan semakin kompak kelompok itu. Kekompakan
yang tinggi menimbulkan konformitas negatif yang semakin tinggi.
Kekompakan terjadi juga dikarenakan sebagai berikut :
a. Penyesuaian diri
Pada dasarnya orang menyesuaikan diri karena dua alasan utama,
yang pertama karena perilaku orang lain memberikan infomasi yang
bermanfaat dan yang kedua karena ingin diterima secara sosial,
memperoleh persetujuan, dan menghindari celaan kelompok.
Alasan utamanya adalah bahwa bila orang merasa dekat dengan
anggota kelompok lain, akan semakin menyenangkan bagi orang lain
untuk mengakui orang tersebut dalam kelompok, dan semakin
menyakitkan bila orang lain mencela. Sehingga kemungkinan untuk
22
menyesuaikan diri akan semakin besar bila seseorang mempunyai
keinginan yang kuat untuk menjadi anggota sebuah kelompok tertentu.
Anggota kelompok akan berusaha lebih keras untuk menyesuaikan dri
dalam kelompok yang mempunyai semangat kelompok yang tinggi.
b. Perhatian terhadap kelompok
Peningkatan konformitas negatif ini terjadi karena anggotanya
enggan disebut sebagai orang yang menyimpang, dan penyimpangan akan
menimbulkan resiko ditolak. Orang yang terlalu sering menyimpang atau
menyimpang pada saat-saat yang sangat penting akan diperlukan, tidak
menyenangkan, dan bahkan bisa dikeluarkan dalam kelompok.
semakin tinggi perhatian seseorang terhadap kelompok, semakin
serius tingkat rasa takutnya tehadap penolakan, dan semakin kecil
kemungkinannya untuk tidak menyetujui kelompok.
2) Kesepakatan
Kesepakatan merupakan faktor yang sangat penting bagi timbulnya
konformitas negatif namun juga dapat menurunkan drastis konformitas,
berikut beberapa hal yang mempengaruhi :
23
ganjaran dan hukuman, jika nilai pada tesnya baik akan diberikan uang
saku lebih, dan ancaman bila anak merokok akan dipukul.
Namun ketaatan juga dapat dipengaruhi melalui peniruan dan
imitasi. Seperti perilaku yang lain, individu cenderung melakukan apa
yang mereka lihat dilakukan oleh orang lain. Jika melihat seseorang tidak
taat, dia akan cenderung menjadi kurang taat.
b. Harapan orang lain
Orang akan rela memenuhi permintaan orang lain hanya karena
orang itu tersebut mengharapkannya. Orang akan menampilkan perilaku
sesuai dengan label yang anda berikan. Misal karena orang lain mmberi
label murah hati dan tidak murah hati, seseorang akan berusaha untuk
mendapat label murah hati dari orang lain.
Suatu label dapat memperkuat gambaran itu dan mendorong
orang untuk menampilkan perilaku yang sesuai dengan gambaran tersebut,
di waktu lain, label dapat membuat orang merasa cemas tentang gambaran
tersebut dan berusaha melakukan sesuatu untuk memperbaikinya.
bahkan meskipun harapan itu bersifat implisit. Salah satu cara untuk
ini, yakni hasil penelitian yang dilakukan oleh Kuncoro (2013) yang menunjukkan
minuman beralkohol pada remaja sebesar rxy = 0,397 dengan taraf signifikansi
0,000 (p<0,01).
24
Sedangkan penelitian oleh Priharjanti (2011) menunjukkan ada
minuman keras pada remaja dengan rxy sebesar 0,05 dan p=0,000 (p<0,05).
hubungan negatif signifikan. Hal ini dapat diketahui dari nilai korelasi rxy= -0,374
dan p= 0,002<0,05).
mempunyai konformitas yang tinggi terhadap kelompoknya dan masuk pada suatu
kelompok yang negatif, akan mempengaruhi siswa tersebut menjadi negatif pula.
teori-teori yang mendukung hipotesis yang akan dirampu. Pada dasarnya kerangka
berfikir merupakan arahan penalaran agar bisa sampai pada pemberian jawaban
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
Penelitian ini melibatkan dua variabel, variabel bebas (Independent variable) dan
25
Variabel bebas : Konformitas Negatif (X)
Konformitas Minuman
akibat dari tekanan kelompok. Ada beberapa aspek konformitas yaitu, aspek
kelompoknya dan masuk pada suatu kelompok yang negatif, akan mempengaruhi
siswa tersebut menjadi negatif pula dan semakin tinggi pula siswa tersebut
minum-minuman keras.
2.5 Hipotesis
bahwa “Ada hubungan yang positif signifikan antara konformitas negatif dengan
26
perilaku konsumsi minuman beralkohol pada siswa kelas XI SMK Negeri 2
27