Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MANAJEMEN BIMBINGAN KONSELING


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Managemen Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Hj. St. Rodliyah, M.PD.

Disusun Oleh: Kelompok 10

Ricky Setiawan 212101010051

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2024

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Puji Syukur Kehadirat Sang Khaliq yang


Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang masih memberikan Rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Manajemen bimbingan konseling”.
Sholawat serta salam selalu terlimpahkan kepada Nabiyyuna Muhammad
SAW yang telah membawa kita semua dari zaman jahiliyyah ke zaman terang
benderang yakni “Addinul Islam”. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang turut serta memberikan kontribusi dalam penyusunan
makalah ini. Tentu tidak akan maksimal jika tidak mendapat dukungan dari
berbagai pihak.
Dalam penyusunan makalah ini kami memang mendapatkan banyak sekali
tantangan dan hambatan, namun dengan bantuan banyak individu hambatan
tersebut dapat dilewati. Kami telah manyadari bahwa masih banyak kesalahan
yang ditemukan dalam proses pembuatan makalah. Sebagai penyusun, kami
menyadari bahwa Makalah ini masih terdapat kekurangan baik dari penyusunan
bahkan tata Bahasa dalam penyampaian pada makalah ini. Oleh karena itu kami
berharap dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca yang
nantinya kami dapat memperbaiki makalah kami.
Kami berharap makalah yang kami susun dapat memberikan manfaat dan
inspirasi untuk pembaca.

Jember, 4 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................................... iii

BAB I ....................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................ 2

BAB II...................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3

A. Pengertian Manajemen Bimbingan Konseling. .............................................. 3

B. Fungsi Manajemen Bimbingan Konseling. .................................................... 6

C. Tujuan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah .............................................. 7

D. Jenis-Jenis Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah ........................................ 8

E. Prinsip-Prinsip Manajemen Bimbingan Dan Konseling ................................ 9

BAB III .................................................................................................................. 12

PENUTUP ............................................................................................................. 12

A.Kesimpulan…………………………………………………………….......12

B. Saran Dan Kritik…………………………………………………………...13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen bimbingan dan konseling adalah kegiatan yang diawali dari


perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian semua aktivitas
dan semua unsur pendukung bimbingan dan konseling, menggerakan sumber daya
manusia untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi
sumber daya manusia agar kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan
serta mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah
semua layanan sudah dilaksanakan dan mengetahui bagaimana hasilnya.
Bimbingan dan konseling dikenal sebagai suatu layanan untuk peserta
didik di sekolah. Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bergerak dalam
bidang human services. Bantuan psikologis diberikan oleh konselor atau
pembimbing dengan maksud membentuk individu agar dapat mengembangkan
potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangan. Tujuan utama layanan
bimbingan dan konseling di sekolah adalah memberikan dukungan pada
pencapaian kematangan kepribadian, ketermapilan sosial, kemampuan akademik,
dan bermuara pada terbentuknya kematngan karier individual yang diharapkan
dapat bermanfaat di masa yang akan datang.
Pelayanan bimbingan dan konseling meniscayakan manajemen agar
tercapai efisiensi dan efektivitas serta tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Oleh sebab itu, setidaknya ada tiga alasan mengapa manajemen itu diperlukan kan
termasuk dalam dunia pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu: Pertama, untuk
mencapai tujuan yang diinginkan sebagai bukti bahwa proses manajemen
pelayanan bimbingan konseling tepat sasaran dan sesuai tujuan. Kedua, untuk
menjaga keseinambungan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentagan (apabila
ada). Ketiga untuk mencapai efisiensi dan efektivas. Efisiensi adalah kemampuan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar atau merupakan perhitungan
rasio antara keluaran (output) dengan masukan (input). Efektivitas merupakan

1
kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam manajemen bimbingan konseling
ini terdapat fungsi-fungsi dari manajemen bimbingan dan konseling, dan juga
tujuan, jenis-jenis, dan prinsip-prinsip manajemen bimbingan dan konseling.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian manajemen bimbingan konseling?

2. Apa fungsi manajemen bimbingan konseling?

3. Apa tujuan bimbingan dan konseling di sekolah?

4. Apa jenis-jenis bimbingan dan konseling di sekolah?

5. Apa prinsip-prinsip manajemen bimbingan dan konseling ?

C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui pengertian manajemen bimbingan konseling

2. Mengetahui fungsi manajemen bimbingan konseling.

3. Mengetahui tujuan bimbingan dan konseling di sekolah.

4. Mengetahui jenis-jenis bimbingan dan konseling di sekolah.

5. Mengetahui prinsip-prinsip manajemen bimbingan dan konseling .

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian manajemen bimbingan dan konseling


Secara sistematis kata manajemen berasal dari kata kerja “to manage” yang
berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan, menangani,
mengelola,menyelen ggarakan, menjalankan, melaksanakan dan memimpikata
“management” berasal dari bahasa latin “mano” yang berarti tangan, kemudian
menjadi “manus” berarti bekerja berkali-kali menggunakan tangan, ditambah
imbuhan “agree” yang berarti melakukan sesuatu sehingga menjadi “managiare”
yang berarti melakukan sesuatu berkali-kali dengan menggunakan Sedangkan
menurut . Manajemen memiliki tiga arti. Pertama, sebagai pengelolaan,
Pengendalian atau penangan. Kedua, Perlakukan secara terampil untuk menangani
sesuatu berupa skillful treatment. Ketiga, gabungan dari dua pengertian tersebut,
yaitu berhubungan dengan pengelolaan bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan
tertentu melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya.
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata
guidance berasal dari kata kerja to guide yang mempunyai arti menunjukkan,
membimbing, menuntun ataupun membantu. Secara umum bimbingan dapat
diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Namun, meskipun demikian tidak
berarti semua bantuan atau tuntutan adalah bimbingan. Bimbingan yaitu suatu
proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing
kepada terbimbing agar tercapai pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri
dan perwujudan diri. Dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungan. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan
oleh seseorang baik lakilaki maupun perempuan yang memiliki pribadi yang baik
dan pendidikan yang memadai, kepada seseorang (individu) dari setiap umur untuk
membantunya mengembangkan aktivitas-aktivitas hidupnya sendiri. Kata
konseling (counseling) berasal dari kata counsel yang diambil dari bahasa latin
counselium, artinya bersama atau bicara bersama. Pengertian berbicara bersama-

3
sama dalam hal ini adalah pembicaraan konselor dengan seorang atau beberapa
klien. Dengan demikian consilium berarti dengan atau bersama yang dirangkai
dengan menerima atau memahami. Konseling dapat diartikan sebagai bantuan
yang diberikan individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan
wawancara, dengan cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi
untuk Mencapai kesejahteraan hidupnya.
Dengan demikian manajemen bimbingan dan konseling dapat diartikan
sebagai suatu proses dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan yang optimal dalam rangka mencapai tujuan bimbingan dan konseling
yang efektif dan efisien. Manajemen pelayanan bimbingan dan konseling adalah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
aktivitasaktivitas pelayanan bimbingan dan konseling dan penggunaan sumber
Daya-sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen bimbingan dan konseling adalah membantu/mendorong
teknologi bantu guru atau pengawas kepada semua orang yang lewat pertemuan
tatap muka dan hubungan interpersonal dengan keduanya sehingga individu
tersebut memilikinya kompetensi dan kemampuan melihat dan menemukan
masalah serta berpengalaman dalam memecahkan masalahnya sendiri. Dukungan
sistem yang diberikan dapat menunjang efisiensi pelaksanaan aktivitas kerja
pelatihan yang membangun, memelihara dan meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pelatihan konseling. Merupakan program penyelenggaraan layanan
bimbingan dan konseling pelaksanaannya tidak terlaksana atau ditegakkan jika
tidak ada sistem manajemen yang baik, menurut pengelolaan yang jelas, sistematis
dan terarah.1 Manajemen bimbingan dan konseling adalah kegiatan yang diawali
dari perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian aktivitas
dan semua unsur pendukung bimbingan dan konseling, menggerakan sumber daya
manusia untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi
sumber daya manusia agar kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan
serta mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah

1
Yenti Arsini et al., “Fungsi Dan Peranan Konselor Dalam Manajemen Bimbingan Dan Konseling,”
Jurnal Pendidikan Dan Konseling 5, no. 5 (2023): 102.

4
semua kegiatan layanan sudah dilaksanakan dan mengetahui bagaimana hasilnya.
pengelolaan bimbingan dan konseling berfokus pada empat kegiatan, yaitu
perencanaan (planning-P), pengorganisasian (organizing-O), pelaksanaan
(actuating-A), dan pengontrolan (controlling-C). Singkatnya manajemen
bimbingan dan konseling adalah kegiatan manajemen yang dilakukan untuk
mencapai tujuan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien dengan
memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada.2
Perencanaan program bimbingan dan konseling harus dipersiapkan dengan
baik karena kegiatan ini bertujuan untuk menentukan program yang akan dilaku-
kan. Penyu-sunan program bimbingan dan konseling perlu didasarkan atas
kebutuhan-kebutuh-an nyata di lapangan. Untuk mengidentifi-kasi kebutuhan-
kebutuhan tersebut perlu diadakan pengumpulan data, baik data primer yang
diperoleh langsung dari siswa, orang tua dan guru, maupun data sekunder dari
dokumen-dokumen yang ada di sekolah. Penyusun-an program bimbingan dan
konseling di sekolah dimulai dari kegiatan asesmen, atau kegiatan
mengidentifikasi aspek-aspek yang dijadikan bahan masukan bagi penyusunan
program tersebut. Kegiatan asesmen meliputi (1) asesmen lingkungan, yang
terkait dengan kegiatan mengidenti-fikasi harapan sekolah dan masyarakat (orang
tua peserta didik), sarana dan pra-sana pendukung program bimbingan dan
konseling, kondisi dan kualifikasi konselor, dan kebijakan pimpinan sekolah; dan
(2) asesmen kebutuhan atau masalah peserta didik, yang menyangkut karakteristik
pe-serta didik, seperti aspek-aspek fisik (ke-sehatan dan keberfungsiannya),
kecerdas-an, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, minat-minatnya
(pekerjaan, jurus-an, olahraga, seni dan keagamaan), masa-lah-masalah yang
dialami, dan kepribadi-an atau tugas-tugas perkembangan, seba-gai landasan
untuk memberikan pelayan-an bimbingan dan konseling.3

2
K.A. Rahman, Muhamad Muspawi, and Titin Martini, “Manajemen Bimbingan Dan Konseling Di
Sma Negeri,” Jurnal Administrasi Pendidikan Xxiv, no. 1 (April 2017): 43.
3
Arusma Linda Simamora and Suwarjo Suwarjo, “Manajemen Bimbingan Dan Konseling Di Sman 4
Yogyakarta,” Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan 1, no. 2 (2013): 194.

5
B. Fungsi Manajemen Bimbingan Konseling
Fungsi manajemen mengacu pada seri berbagai fungsi yang ditentukan dan
saling terkait ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya lulus dari
orang lain orang-orang dalam suatu organisasi atau bagian tertentu melakukan
fungsi. Sebaliknya Fungsi administratifnya adalah fungsi tindakan berurutan,
bertahap, berkesinambungan dan timbal balik saling mendukung. Dan kapan
mengacu pada pelatihan dan konseling islami lembaga/organisasi kepemimpinan
dan konseling islami yang menggunakan prinsip-prinsip tersebut tercapai hasil
maksimal. Karena itu, otoritas/organisasi pengawas dan konseling Islam sangat
memerlukan pengelolaannya mengatur dan melaksanakan kegiatannya sesuai
dengan tujuan yang diinginkan dicapai Konselor berperan penting dalam
memberikan program yang berkualitas, antara lain program kematangan akademik,
keterampilan, emosi, moral, dan spiritual. Untuk mendukung semua itu, diperlukan
seorang supervisor yang berkualifikasi tinggi, berkompeten dan berdedikasi. Salah
satunya adalah partisipasi dalam pembentukan karakter disiplin klien. Hal ini
menjadikan supervisor sebagai pemain kunci yang menjadi sumber inspirasi dan
motivasi bagi supervisor. Oleh karena itu, sutradara mempunyai tanggung jawab
yang besar untuk melahirkan generasi muda yang berkarakter dan berbudaya.4

Menurut Sondang P. Siagian (2002) fungsi-fungsi manajemen mencakup:


1. Perencanaan (planning) dapat didefenisikan sebagai keseluruhan proses
pemikiran dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan
dimasa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pengorganisasian (Organizing) adalah keseluruhan proses pengelompokan
orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian
rupa sehingga menciptakan suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai
suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah di tentukan.
3. Penggerakan (Motivating) dapat didefenisikan sebagai keseluruhan proses
pemberian dorongan bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga

4
Arsini et al., “Fungsi Dan Peranan Konselor Dalam Manajemen Bimbingan Dan Konseling,” 103.

6
mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan
efesien dan ekonomis.
4. Pengawasan (Controlling) adalah proses pengamatan pelaknsanaan seluruh
kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang
dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
5. Penilaian (Evaluation) adalah fungsi organik administrasi dan manajemen
yang terakhir. Defenisinya ialah proses pengukuran dan perbandingan hasil-
hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya
dicapai. 5
C. Tujuan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah.
Tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling (BK) dalam
permendikbud No.111 Tahun 2014, yaitu membantu peserta didik agar dapat
mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan
tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir
secara utuh dan optimal. Untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling tersebut
tentu selayaknya proses manajemen bimbingan dan konseling berjalan dengan
baik. Manajemen dibutuhkan dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling mengingat
pelayanan bimbingan adalah bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan
program pendidikan di sekolah, yang juga berhubungan dengan penganggaran,
sehingga dibutuhkan perencanaan yang baik agar antara program bimbingan dan
konseling dan program sekolah dapat sinergi, sejalan atau tidak bebenturan satu
sama lain. Disamping itu perencanaan dibutuhkan karena untuk menyesuaikan
program yang dibuat dengan kebutuhan siswa.
Manajemen dalam bimbingan dan konseling sangat penting untuk
mendukung tercapainya tujuan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.
Program bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien membutuhkan
manajerial yang baik, dan manajerial merupakan salah satu kompetensi yang wajib
dimiliki oleh guru pembimbing/konselor. (Permendiknas No. 27 Tahun 2008).6

5
Arsini et al., 104.
6
Rahman, Muspawi, and Martini, “Manajemen Bimbingan Dan Konseling Di Sma Negeri,” 41–42.

7
D. Jenis-Jenis Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
Jenis-jenis bimbingan dan konseling disekolah sebagai berikut:
1. Layanan orientasi : Merupakan sebuah layanan yang membantu peserta didik
memahami lingkungan baru.
2. Layanan Informasi : Adalah Sebuah Layanan yang membantu peserta didik
menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir, dan
pendidikan lanjut.
3. Layanan penempatan dan Penyaluran : Layanan ini membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok
belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra
kulikuler.
4. Layanan Penguasaan Konten : Yaitu sebuah layanan yang membantu peserta
didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang
berguna dalam kehidupan di sekolah, keluaga, dan masyarakat.
5. Layanan Konseling individual : Yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam mengentaskan masalah pribadinya.
6. Layanan Bimbingan Kelompok : Yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui
dinamika kelompok.
7. Layanan Konseling Kelompok : Yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika
kelompok.
8. Layanan Konsultasi : Yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau
pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
9. Layanan Mediasi : Yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.7

7
Yane Tri Widia, “Manajemen Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah,” Jurusan Bimbingan
Dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang 2, no. 1 (2020): 45.

8
E. Prinsip-Prinsip Manajemen Bimbingan Dan Konseling.
Prinsip-prinsip manajemen antara lain yaitu: perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia (staffing), pengarahan dan
kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling). Prinsip-prinsip ini
apabila diterapkan dalam pelayanan bimbingan dan konseling berkenaan dengan
bagaimana pelayanan bimbingan dan konseling direncanakan dan diorganisasi?
Bagaimana menyusun personalia (orang-orang yang terlibat dalam pelayanan
bimbingan dan konseling?), bagaimana mengarahkan dan memimpin proses
pelayanan BK? dan bagaimana mengawasi atau mengevaluasi pelayanan
bimbingan dan konseling?.
Pertama, perencanaan (planning). Perencanaan adalah menetapkan
pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang
digariskan.perencanaan sangat diperlukan dalam pelayanan bimbingan dan
konseling. pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah melalui
sejumlah kegiatan bimbingan melalui program bimbingan. secara umum program
bimbingan dan konseling merupakan suatu rancangan atau rencana kegiatan yang
akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Rancangan atau rencana kegiatan
tersebut disusun secara sistematis, terorganisasi, dan terkoordinasi dalam jangka
waktu tertentu. fungsi ini dilaksanakan oleh kepala sekolah, coordinator BK dan
guru BK. Implementasi perencanaan (planning) dalam pelayanan bimbingan dan
konseling yaitu melalui program layanan. Program layanan bimbingan dan
konseling meliputi: program tahunan, program semesteran, program bulanan,
program mingguan dan program harian. Program harian (program layanan dan
program kegiatan pendukung) merupakan wujud implementasi manajemen
bimbingan dan konseling.
Kedua, pengorganisasian (organizing). Yaitu penentuan sumber daya-
sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
organisasi, perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja
yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan, penugasan tanggung
jawab tertentu dan pendelegasiaan wewenang yang diperlukan kepada individu-
individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Pengorganisasian bimbingan dan

9
konseling berkenaan dengan bagaimana pelayanan bimbingan dan konseling
dikelola dan diorganisasi. Fungsi pengorganisasian dilaksanakan oleh kepala
sekolah, koordinator bk dan guru bk. Implementasi pengorganisasian dalam
pelayanan bimbingan dan konseling ialah menetapkan sumber daya manusia
(sdm) dalam pelaksanaan layanan serta dalam implementasi bimbingan dan
konseling adalah guru bk. Guru bk mengimplementasikan pengorganisasian
bimbingan dan konseling melalui kolaborasi secara internal dengan personal
sekolah dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling seperti guru mata
pelajaran dalam layanan penguasaan konten, guru wali kelas dalam kegiatan
konferensi kasus, selain itu guru bk juga berkolaborasi secara eksternal antar
profesi, misalnya dengan dokter dalam layanan informasi dan kegiatan alih tangan
kasus. Begitu juga penggunaan sarana dan fasilitas bimbingan dan konseling.8
Ketiga, penyusunan personalia (staffing). Prinsip ini dalam pelayanan
bimbingan dan konseling berkenaan dengan bagaimana para 41 personalia atau
orang-orang yang terlibat dalam aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling
ditetapkan, disusun dan diadakan pembagian tugas (job discription) sebagaimana
telah disebutkan dalam penyusunan program BK di atas. Guru pembimbing atau
konselor sekolah tidak mungkin bekerja sendiri dalam memberikan pelayanan BK
kepada siswa di sekolah dan madrasah. Guru BK akan memerlukan orang lain
dalam memberikan pelayanan BK. Dengan perkataan lain, pelayanan BK di
sekolah dan madrasah melibatkan banyak orang. Untuk itu, harus ditentukan dan
disusun para personalia atau orang-orang yang terlibat dalam layanannya agar
pelaksanaannya efektif dan efisien sehingga tujuannya pun dapat dicapai secara
efektif dan efisien pula. Fungsi ini di laksanakan oleh kepala sekolah dan
madrasah Bersama koordinator layanan BK, terutama apabila di sekolah dan
madrasah yang bersangkutan memiliki beberapa orang guru BK.
Keempat, pengarahan dan kepemimpinan (leading). Prinsip ini berkenaan
dengan bagaimana mengarahkan dan memimpin para personalia layanan

8
Rahayu Dewany, Firman Firman, and Neviyarni Neviyarni, “Penerapan Manajemen Layanan
Bimbingan Dan Konseling Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Belajar Siswa,” Medan Resource
Center 2, no. 2 (Agustus 2022): 85.

10
bimbingan dan konseling, sehingga mereka bekerja sesuai dengan job atau bidang
tugasnya masin-masing. Pengarahan dan kepemimpinan diperlukan agar aktivitas
pelayanan bimbingan dan konseling terarah pada pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Fungsi ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan madrasah terutama
apabila di sekolah dan madrasah yang bersangkutan hanya memiliki satu orang
guru BK. Apabila di sekolah dan madrasah yang bersangkutan memiliki beberapa
orang guru BK harus ditunjuk salah seorang sebagai coordinator dan yang lain
sebagai angaota (staf). Selanjutnya koordinatorlah yang melaksanakan fungsi
pengarahan dan kepemimpinan. Secara umum fungsi ini di sekolah dan madrasah
dilaksanakan oleh kepala sekolah dan madrasah.
Kelima, pengawasan (controlling). Prinsip ini dalam pelayanan konseling
berkenaan dengan bagaimana melakukan pengawasan dan penilaian terhadap
kegiatan bimbingan dan konseling mulai dari penyusunan rencana program
hingga pelaksanaannya. Pengawasan penting dalam pelaksanaan Iayanan
bimbingan dan konseling agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam
pelaksanaannya. Implementasi program dalam bentuk aktivitas-aktivitas layanan
BK pun perlu pengawasan dan penilaian atau evaluasi agar tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaannya dan dapat diketahui
pencapaian hasilhasilnya. Fungsi ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan
madrasah apabila di sekolah dan madrasah yang bersangkutan hanya memiliki
satu orang guru BK. Tetapi apabila di sekolah dan madrasah yang bersangkutan
memiliki beberapa orang guru BK, fungsi ini dilaksanakan oleh koordinator
layanan BK sekaligus juga kepala sekolah dan madrasah.9

9
Rima Diat et al., “Implementasi Aspek Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Pelayanan Bimbingan
Dan Konseling,” Jurnal Bimbingan Dan Konseling Pandohop 2, no. 2 (2022): 40–41.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.
Manajemen bimbingan dan konseling adalah kegiatan yang diawali dari
perencanaan kegiatan bimbingan dan konseling, pengorganisasian aktivitas dan
semua unsur pendukung bimbingan dan konseling, menggerakan sumber daya
manusia untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling, memotivasi
sumber daya manusia agar kegiatan bimbingan dan konseling mencapai tujuan
serta mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengetahui apakah
semua kegiatan layanan sudah dilaksanakan dan mengetahui bagaimana hasilnya.
Fungsi manajemen mengacu pada seri berbagai fungsi yang ditentukan
dan saling terkait ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya lulus dari
orang lain orang-orang dalam suatu organisasi atau bagian tertentu melakukan
fungsi. Sebaliknya Fungsi administratifnya adalah fungsi tindakan berurutan,
bertahap, berkesinambungan dan timbal balik saling mendukung. Dan kapan
mengacu pada pelatihan dan konseling islami lembaga/organisasi kepemimpinan
dan konseling islami yang menggunakan prinsip-prinsip tersebut tercapai hasil
maksimal.
Tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling (BK) dalam
permendikbud No.111 Tahun 2014, yaitu membantu peserta didik agar dapat
mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan
tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir
secara utuh dan optimal. Untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling
tersebut tentu selayaknya proses manajemen bimbingan dan konseling berjalan
dengan baik.
Jenis-jenis bimbingan dan konseling disekolah sebagai berikut: Layanan
orientasi, Layanan Informasi, Layanan penempatan dan Penyaluran, Layanan
Penguasaan Konten, Layanan Konseling individual, Layanan Bimbingan

12
Kelompok, Layanan Konseling Kelompok, Layanan Konsultasi dan Layanan
Mediasi,
Prinsip-prinsip manajemen antara lain yaitu: perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia (staffing), pengarahan dan
kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling). Prinsip-prinsip ini
apabila diterapkan dalam pelayanan bimbingan dan konseling berkenaan dengan
bagaimana pelayanan bimbingan dan konseling direncanakan dan diorganisasi?
Bagaimana menyusun personalia (orang-orang yang terlibat dalam pelayanan
bimbingan dan konseling?), bagaimana mengarahkan dan memimpin proses
pelayanan BK? dan bagaimana mengawasi atau mengevaluasi pelayanan
bimbingan dan konseling?.

B. Kritik dan Saran


Demikianlah pembahasan mengenai manajemen bimbingan dan konseling
yang dapat kami paparkan. Semoga apa yang telah dipaparkan diatas dapat
menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita bersama. Kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca amatlah penting demi terciptanya
makalah yang lebih baik dan supaya memotivasi kami untuk menjadi lebih baik
kedepannya. Disarankan pula kepada pembaca untuk membaca lebih banyak
referensi lain, karena masih banyak hal lain terkait topik tersebut yang perlu
diketahui, dipahami, dan perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam lagi, namun
belum dipaparkan dengan jelas dalam makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan wawasan yang kami miliki.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arsini, Yenti, Nazwa Fatalisa, Hikmatul Fadhilah Nasution, and Lilis Syahriani.
“Fungsi Dan Peranan Konselor Dalam Manajemen Bimbingan Dan
Konseling.” Jurnal Pendidikan Dan Konseling 5, no. 5 (2023).
Dewany, Rahayu, Firman Firman, and Neviyarni Neviyarni. “Penerapan
Manajemen Layanan Bimbingan Dan Konseling Dalam Upaya
Meningkatkan Mutu Belajar Siswa.” Medan Resource Center 2, no. 2
(Agustus 2022).
Diat, Rima, Azura Arisa, Nur Cahyani Ari Lestari, and Ngalimun Ngalimun.
“Implementasi Aspek Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Pelayanan
Bimbingan Dan Konseling.” Jurnal Bimbingan Dan Konseling Pandohop
2, no. 2 (2022).
Rahman, K.A., Muhamad Muspawi, and Titin Martini. “Manajemen Bimbingan
Dan Konseling Di Sma Negeri.” Jurnal Administrasi Pendidikan Xxiv, no.
1 (April 2017).
Simamora, Arusma Linda, and Suwarjo Suwarjo. “Manajemen Bimbingan Dan
Konseling Di Sman 4 Yogyakarta.” Jurnal Akutabilitas Manajemen
Pendidikan 1, no. 2 (2013).
Widia, Yane Tri. “Manajemen Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah.”
Jurusan Bimbingan Dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Padang 2, no. 1 (2020).

14

Anda mungkin juga menyukai