Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

RUANG LINGKUP EKONOMI ISLAM


Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar ekonomi
islam

DISUSUN OLEH :

Alfiatul Ghina 230302141

Armanda Rizki 230302145

Masriel 230302200

Sindy Ayu Lestari Br Sembiring 230302062

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Islam

Dosen Pengampu : Safaruddin Munthe S.Pd.I M.EI

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

INSTITUT SYECH ABDUL HALIM HASAN BINJAI

BINJAI SUMATERA UTARA

Tahun ajaran 2024/2025


DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN .................................................................................... 3

A. PENDAHULUAN ..................................................................... 3
B. RUMUSAN MASALAH .......................................................... 3

BAB II

PEMBAHASAN ...................................................................................... 4

A. PENGERTIAN EKONOMI ISLAM ...................................... 4


B. DASAR-DASAR HUKUM EKONOMI ISLAM ................... 4
C. PRINSIP-PRINSIP EKONOMI ISLAM ............................... 5
D. SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM ..................... 7
E. KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM .............................. 9
F. HAKIKAT DAN DASAR EKONOMI ISLAM................... 11
G. SASARAN EKONOMI ISLAM ........................................... 14
H. SEJARAH EKONOMI ISLAM DI INDONESIA ............... 16

BAB III

PENUTUP .............................................................................................. 18

KESIMPULAN...................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 19

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Ekonomi Islam telah lahir sejak Rasulullah Saw menyebarkan ajaran

Agama Islam, kemudian dilanjutkan oleh para sahabat hingga memiliki kemajuan

yang begitu pesat pada masa Dinasti Abbasiyah dan pada akhirnya masih juga

dilakukan sampai zaman sekarang, walaupun saat ini masih banyak campur aduk

ekonomi Barat dalam aktifitas perekonomian masyarakat khususnya Umat Islam.

Kemunculan ekonomi Islam bukan karena ekonomi ortodok, melainkan

karena sejarah membuktikan bahwa kemunculan ekonomi Islam sejak Rasulullah

Saw hidup. Ekonomi Islam merupakan bagian integral ajaran Islam, bukan dampak

dari sebuah keadaan yang memaksa kemunculannya, jadi bukan karena ekonomi

ortodok yang memaksa kehadiran ekonomi Islam. Ekonomi Islam juga memiliki

tujuan yang sangat penting yaitu menciptakan kesejahteraan umat manusia

khususnya terpenuhinya kebutuhan setiap individu dengan cara yang disahkan oleh

Undang-Undang Pemerintah maupun hukum syariat (Agama).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian ekonomi islam ?

2. Apa sumber hukum ekonomi islam ?

3. Apa saja prinsip-prinsip dasar ekonomi islam ?

4. Bagaimana sistem ekonomi islam ?

5. Apa perbedaan ekonomi islam dan ekonomi konvensional ?

6. Bagaimana kontrol dalam ekonomi islam ?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EKONOMI ISLAM

Menurut beberapa ahli ekonomi Islam bahwa pengertian ekonomi Islam adalah

“sebuah usaha sistematis untuk memahami masalah-masalah ekonomi, dan tingkah

laku manusia secara relasional dalam perspektif Islam”.1 Sedangkan menurut

Muhammad Abdul Manan adalah “ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari

masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam”.2

Menurut Badan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, bahwa

pengertian dari ekonomi Islam adalah “ilmu yang mempelajari usaha manusia

untuk mengalokasikan dan mengolah sumber daya untuk mencapai falah

berdasarkan pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai Alquran dan Sunnah”.3

B. DASAR-DASAR HUKUM EKONOMI ISLAM

Adapun sumber-sumber hukum dalam ekonomi Islam adalah:

1. Alquranul Karim

Alquran adalah sumber utama, asli, abadi, dan pokok dalam hukum

ekonomi Islam yang Allah SWT turunkan kepada Rasul Saw guna memperbaiki,

meluruskan dan membimbing Umat manusia kepada jalan yang benar. Didalam

Alquran banyak tedapat ayat-ayat yang melandasi hukum ekonomi Islam, salah

satunya dalam surat An-Nahl ayat 90 yang mengemukakan tentang peningkatan

kesejahteraan Umat Islam dalam segala bidang termasuk ekonomi.

1. Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), h.17.
2. Muhammad Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT. Dana Bakhti Prima Yas,
1997), h.19.
3. P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h.19.

4
2. Hadis dan Sunnah

Setelah Alquran, sumber hukum ekonomi adalah Hadis dan Sunnah. Yang

mana para pelaku ekonomi akan mengikuti sumber hukum ini apabila didalam

Alquran tidak terperinci secara lengkap tentang hukum ekonomi tersebut.

3. Ijma'

Ijma' adalah sumber hukum yang ketiga, yang mana merupakan konsensus

baik dari masyarakat maupun cara cendekiawan Agama, yang tidak terlepas dari

Alquran dan Hadis.

4. Ijtihad atau Qiyas

Ijtihad merupakan usaha meneruskan setiap usaha untuk menemukan

sedikit banyaknya kemungkinan suatu persoalan syariat. Sedangkan qiyas adalah

pendapat yang merupakan alat pokok ijtihad yang dihasilkan melalui penalaran

analogi.

5. Istihsan, Istislah dan Istishab

Istihsan, Istislah dan Istishab adalah bagian dari pada sumber hukum yang

lainnya dan telah diterima oleh sebahagian kecil oleh keempat mazhab.4

C. PRINSIP-PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM

Beberapa prinsip dasar dalam ekonomi Islam adalah:

1. Pengaturan atas Kepemilikan

Kepemilikan dalam ekonomi Islam dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

a. Kepemilikan Umum

Kepemilikan umum meliputi semua sumber, baik yang keras, cair maupun gas,

minyak bumi, besi, tembaga, emas, dan temasuk yang tersimpan di perut bumi dan

4 Muhammad Abdul Manan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT. Dana Bakhti Prima Yasa,
1997), h. 28-38.

5
semua bentuk energi, juga industri berat yang menjadikan energi sebagai komponen

utamanya.

b. Kepemilikan Negara

Kepemilikan Negara meliputi semua kekayaan yang diambil Negara seperti

pajak dengan segala bentuknya serta perdagangan, industri, dan pertanian yang

diupayakan Negara diluar kepemilikan umum, yang semuanya dibiayai oleh Negara

sesuai dengan kepentingan Negara.

c. Kepemilikan Individu

Kepemilikan ini dapat dikelola oleh setiap individu atau setiap orang sesuai

dengan hukum atau norma syariat.5

2. Penetapan Sistem Mata Uang Emas dan Perak

Emas dan perak adalah mata uang dalam sistem Islam, ditinggalkannya

mata uang emas dan perak dan menggantikannya dengan mata uang kertas telah

melemahkan perekonomian Negara. Dominasi mata uang dólar yang tidak ditopang

secara langsung oleh emas mengakibatkan struktur ekonomi menjadi sangat rentan

terhadap mata uang dólar.6

3. Penghapusan Sistem Perbankan Ribawi

Sistem ekonomi dalam Islam mengharamkan segala bentuk riba, baik riba

nasiah maupun fadhal. Yang keduanya memiliki unsur merugikan pihak lain yang

termasuk di dalam aktifitas ekonomi tersebut.7

4. Pengharaman Sistem Perdagangan Di Pasar Non-Riil

5 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), h.12.
6 Muhammad Saddam, Ekonomi Islam, (Jakarta: Taramedia, 2003), h.15.
7 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), h.13.

6
Sistem ekonomi Islam melarang penjualan komoditi sebelum barang

menjadi milik dan dikuasai oleh penjualnya, haram hukumnya menjual barang yang

tidak menjadi milik seseorang seperti perdagangan dipasar non-riil (virtual

market).8

D. SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM

Pada sistem ekonomi Islam terdapat beberapa asas sistem ekonomi Islam yang

dikemukakan oleh Zullum (1983), Az-Zain (1981), An-Nabhaniy (1990), dan

Abdullah (1990), yaitu:

1. Kepemilikan (Al-Milkiyyah)

Pada asas pertama yaitu kepemilikan telah diuraikan pada prinsip dasar

ekonomi Islam, dan sesungguhnya pemilik kepemilikan harta itu adalah Allah SWT

dan sekaligus Dzat yang memiliki kekayaan tersebut, seperti dalam surat An-Nuur

{24} : (33).9

2. Pengelolaan Kepemilikan (At-Tasharrufi Al-Milkiyyah)

Secara garis besar, pengelolaan kepemilikan mencakup kepada dua kegiatan

yaitu:

a. Pembelanjaan Harta

Pembelanjaan harta adalah "pemberian harta tanpa adanya kompensasi", dalam

pembelanjaan harta milik individu yang ada, Islam memberikan tuntunan bahwa

harta tersebut pertama-tama haruslah dimanfaatkan untuk nafkah wajib seperti

nafkah keluarga, infaq fi sabilillah, membayar zakat, dan lainnya. Kemudian nafkah

sunnah seperti sodaqoh, hadia, dan lainnya. Dan setelah itu dimanfaatkan untuk hal-

8 Azhari Akmal Tarigan, Pergumulan Ekonomi Syariah di Indonesia, (Bandung: Cita Pustaka Media, 2007), h.
48.
9 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Jakarta: Kencana,2006),h.18-19.

7
hal yang mubah, dan hendaknya harta tersebut tidak dimanfaatkan untuk hal-hal

terlarang seperti untuk membeli barang haram, minuman keras, dan lainnya.10

b. Pengembangan Harta

Pengembangan harta adalah kegiatan memperbanyak jumlah harta yang telah

dimiliki. Seorang Muslim yang ingin mengembangkan harta yang telah dimiliki,

wajib terikat dengan ketentuan Islam berkaitan dengan pengembangan harta. Secara

umum Islam telah memberikan tuntunan pengembangan harta melalui cara-cara

yang sah seperti jual-beli, kerja sama syirkah yang Islami dalam bidang pertanian,

perindustrian, maupun perdagangan. Selain itu, Islam juga melarang

pengembangan harta yang terlarang seperti jalan aktifitas riba, judi, serta aktifitas

terlarang lainnya.11

3. Distribusi Kekayaan ditengah-tengah Manusia

Karena distribusi kekayaan termasuk masalah yang sangat penting, maka Islam

memberikan juga berbagai ketentuan yang berkaitan dengan hal ini. Mekanisme

distribusi kekayaan terwujud dalam sekumpulan hukum syara' yang ditetapkan

untuk menjamin pemenuhan barang dan jasa bagi setiap individu rakyat.

Mekanisme ini dilakukan dengan mengikuti ketentuan sebab-sebab kepemilikan

serta akad-akad mu'amalah yang wajar.

Namun demikian, perbedaan potensi individu dalam masalah kemampuan dan

pemenuhan terhadap suatu kebutuhan, bisa menyebabkan perbedaan distribusi

kekayaan tersebut diantara mereka. Selain itu perbedaan antar masing-masing

individu mungkin saja menyebabkan terjadinya kesalahan dalam distribusi

10 Muhammad Siddiq Al-Jawi, Asas-Asas Sistem Ekonomi Islam, (Yakarta: Kencana, 2005), h.4.
11 Ibid.

8
kekayaan. Kemudian kesalahan tersebut akan membawa konsekuensi

terdistribusikannya kekayaan kepada segelintir orang saja, sementara yang lain

kekurangan, sebagaimana yang terjadi akibat penimbunan alat tukar yang fixed,

seperti emas dan perak.12

E. KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM

1. Ekonomi Islam

Pada perekonomian Islam, sistem yang digunakan adalah sistem yang

berlandaskan dari Alquran dan Hadis, baik aktifitasnya maupun barangnya. Dan

ciri lainnya adalah larangan terhadap pengambilan riba, tidak adanya penguasaan

tertentu oleh individu.13

2. Ekonomi Kapitalisme

Sistem ini dikenal sebagai sistem perusahaan bebas, dibawah sistem ini seorang

individu berhak menggunakan dan mengawal barang-barang ekonomi yang

diperolehnya. Sedangkan sifat utama sistem ini adalah menolak nilai-nilai aqidah

dan syariat, pengambilan riba, faktor-faktor ekonomi dikuasai oleh individu tertentu

secara terus-meenerus, pemodal-pemodal bank yang besar mempunyai kuasa yang

berlebih, dan memiliki unsur mengasas monopoli karena menjadi setiap pemodal

untuk menguasai segalanya dan menghapuskan semua persaingan dengannya.14

3. Ekonomi Sosialisme

Ciri utama pada prinsip ekonomi sosialisme adalah mengembalikan kuasa

ekonomi dari pada golongan Borjuis (Kapitalis) kepada golongan Proliter (Petani

dan buruh), menyerahkan semua sumber alam dan sumber ekonomi kepada Negara

12 Muhammad Siddiq Al-Jawi, Asas-Asas Sistem Ekonomi Islam, (Yakarta: Kencana, 2005), h.5-6.
13 P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h.18.
14 http://www.scribd.com/doc/2163104/sistem-ekonomi-Islam-dan-sistem-ekonomi-konvensional.

9
untuk dialihkan sama rata kepada rakyat, Negara memiliki kuasa sepenuhnya atas

pekerjaan yang dihasilkan oleh rakyat.15

4. Ekonomi Komunisme

Ekonomi komunisme merupakan suatu sistem ekonomi sosialis yang radikal

dan satu doktrin politik yang diasaskan oleh Karl Marx. Menerusi sistem ini, semua

tanah dan modal sama ada yang asli dan buatan manusia, berada ditangan Negara

sepenuhnya. Rakyat akan menerima pendapatan menurut keperluan mereka, bukan

mengikut kebolehan mereka.16

5. Ekonomi Campuran

Ekonomi campuran atau disebut juga dengan sistem "klon", sedangkan ciri

utama sistem ini adalah hak milik harta boleh berubah dari hak milik individu secara

mutlak kepada hak milik Negara sepenuhnya.17

Adapun letak perbedaan ekonomi Islam dan ekonomi konvensional dapat

dilihat dari beberapa sudut, yaitu:

a. Sumber (epistemology)

Sebagai sebuah Agama yang diridhai oleh Allah SWT, sumber ekonomi Islam

berasaskan kepada sumber yang mutlak yaitu Alquran dan As-Sunnah, kesemuanya

itu menjurus kepersoalan ekonomi yang lengkap pada suatu tujuan yakni

pembangunan keseimbangan rohani dan jasmani manusia berasaskan Tauhid.

Sedangkan ekonomi konvensional tidak bersumber atau berlandaskan wahyu, yang

15 http://www.scribd.com/doc/2163104/sistem-ekonomi-Islam-dan-sistem-ekonomi-konvensional.
(diakses pada tanggal 01 maret 2024,jam 04.26)
16 http://www.scribd.com/doc/2163104/sistem-ekonomi-Islam-dan-sistem-ekonomi-konvensional.
(diakses pada tanggal 01 maret 2024,jam 04.28)
17 http://www.scribd.com/doc/2163104/sistem-ekonomi-Islam-dan-sistem-ekonomi-konvensional.
(diakses pada tanggal 01 maret 2024,jam 05.05)

10
mana lahir dari pemikiran manusia yang akan berubah berdasarkan waktu ataupun

masa.18

b. Tujuan Hidup

Tujuan kehidupan yang dibawa oleh konsep ekonomi Islam adalah membawa

kepada konsep al-falah (kemenangan, kejayaan), sedangkan konsep ekonomi

konvensional membawa tujuan kehidupan pada konsep kepuasan di dunia saja.19

c. Konsep Harta sebagai Wasilah

Didalam Islam harta bukanlah merupakan tujuan hidup tetapi sekedar washilah

atau perantara bagi mewujudkan perintah Allah SWT. Sedangkan menurut ekonomi

konvensional bahwa harta adalah tujuan hidup yang tidak mempunyai kaitan

dengan Tuhan dan akhirat sama sekali.20

F. HAKIKAT DAN DASAR EKONOMI ISLAM

Ketaatan pada Allah swt bukan berarti mengabaikan keindahan dan ke-

nikmatan duniawi, tetapi menikmatinya sembari tetap berjalan dalam kerangka

nilai-nilai Islam untuk memaksimalkan pengabdian kepada Allah swt dan

melaksanakan tugas sebagai khalifah dimuka bumi. Menurut peneliti fungsi

kekhalifaan dalam Islam ada 3 (tiga) yaitu; Pertama menjadi pemimpin, baik bagi

diri sendiri, keluarga maupun bagi orang lain dalam menegakkan hukum-hukum

Allah dengan mencari ridha Allah swt. Kedua, memelihara, memakmurkan, me-

lestarikan alam, memanfaatkan, menggali, dan mengelola alam demi terwujudnya

kesejahteraan segenap umat manusia. Ketiga, mencegah, melarang dan memper-

18 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), h.8.
19 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), h.9.
20 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), h.10.

11
baiki segala macam bentuk kejahatan, kerusakan dan kelalaian hidup manusia demi

mewujudkan kehidupan yang damai, tenang, aman dan berkeadilan.

Firman Allah swt: “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan

menjadikan kamu pemakmurnya. ”. Q.S. Huud /11:61.

Dalam memanfaatkan sumber daya alam, Allah swt telah menegaskan rambu-

rambu pemanfaatan dengan menghindari perbuatan yang merusak dari tatanan yang

sudah baik seperti tercantum dalam firman-Nya,

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)

memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut ( khawatir tidak akan

diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat

kepada orang-orang yang berbuat baik”.Q.S. Al‟Araf /7:56.

memperhatikan rambu- rambu syariah serta memandang kekayaan sebagai

titipan yang akan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah swt pada hari kiamat.

Menurut teori ilmu ekonomi konvensional, pemenuhan kebutuhan hidup adalah

permasalahan fundamental kehidupan manusia. Pencapaian kepuasan manusia

terhadap semua kebutuhannya merupakan tujuan dalam kehidupan manusia,

sehingga semua instrumen ekonomi harus dimaksimalkan demi me-menuhi

kepuasan manusia (maximal utility) tanpa mempertimbangkan halal atau haram

bahkan cenderung merusak keharmonisan hidup manusia dan ke-seimbangan alam.

Menurut ilmu ekonomi konvensional, sesuai dengan paham-nya tentang rational

economics man, tindakan individu dianggap rasional jika tertumpu kepada

kepentingan diri sendiri (self interes) yang menjadi satu-satunya tujuan bagi seluruh

aktivitas manusia. Dalam ekonomi konvensional, perilaku rasional dianggap sesuai

(equivalen) dengan memaksimalkan penggunaan. Ekonomi konvensional

12
mengabaikan moral dan etika dalam pembelanjaan, dan unsur waktu adalah terbatas

hanya di dunia saja tanpa mempertimbangkan kehidupan akhirat.

Tujuan utama syari„at Islam adalah untuk mewujudkan kemaslahatan umat

manusia (falāh), baik di dunia maupun di akhirat. Ini sesuai dengan misi Islam

secara keseluruhan sebagai rahmatan lil‘alamìn. Ekonomi Islam yang merupakan

salah satu bagian dari syariat Islam, tujuannya tentu tidak lepas dari tujuan utama

syariat Islam. Tujuan utama ekonomi Islam adalah merealisasikan tujuan manusia

untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (falāh), serta kehidupan yang baik

dan terhormat (al-hayāh al-tayyibah).

Dengan demikian tujuan sistem ekonomi Islam adalah berkait dengan tujuan

yang tidak hanya memenuhi kesejahteraan hidup di dunia saja (materialism) namun

juga ke-sejahteraan hidup yang lebih hakiki (ukhrōwi). Allah swt sebagai puncak

tujuan, dengan mengedepankan pencarian keridhoan-Nya dalam segala pola

perilaku sejak dari produksi, distribusi hingga konsumsi.

Adapun lembaga-lembaga kontrol dalam sistem ekonomi yang akan terjamin

lurusnya sistem ekonomi menurut arahan yang telah dijelaskan atau ditetapkan

dalam syariah adalah:

1. Kekuasaan Al-Hisbah

Hakim hisbah melakukan kontrol terhadap pasar, timbangan, takaran, dan

penipuan di pasar dan tempat-tempat umum serta monitor sebagai pelanggaran

lainnya.

2. Kekuasaan Peradilan

Peradilan menyelesaikan semua perselisihan, termasuk perselisihan finansial

dan ekonomi, yang kadang muncul dalam mu'amalah keseharian masyarakat.

13
3. Berbagai Biro

Berbagai alat untuk mengontrol dan mengaudit aliran harta di baitul mal yang

berkaitan dengan harta zakat, harta Negara, dan harta yang termasuk kepemilikan

umum. Biro tersebut menangani kontrol atau pengawasan terhadap pemungutan

dan pembelanjaan agar setiap aliran harta terjadi pada tempatnya secara benar.

4. Kekuasaan Mazhalim

Mazhalim menangani pengaduan yang ditujukan atau diajukan melawan

penguasa jika mereka melakukan kezhaliman terhadap rakyat dalam segala

kebijakan di segala bidang, termasuk kebijakan finansial dan ekonomi.21

G. SASARAN EKONOMI ISLAM

Mengingat kendala dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan sistem


ekonomi Islam di Indonesia, maka ke depan harus dilakukan langkah-langkah atau
strategi pengembangan pengimplementasian sistem ekonomi Islam secara lebih
optimal dan terpadu diantaranya yaitu:

1. Harus ada wakil yang menyuarakan sistem ekonomi Islam, khususnya di


bidang politik.

2. Mengadakan seminar, diskusi, sarasehan, dan forum-forum ilmiah baik


secara regional, nasional maupun internasional dengan intensif

3. Penyusunan ketentuan-ketentuan atau aturan sistem ekonomi Islam

4. Mendorong terbentuknya forum komuniasi ekonomi Islam

5. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan fokus


padagerakan edukasi dan sosialisasi yang dilakukan secara optimal dan tepat

6. Penelitian preferensi dan perilaku konsumer terhadap lembaga-lembaga


ekonomi Islam

7. Mempersiapkan teknologi informasi (IT) yang handal

21 http://www.Islamic-center.or.id/-Islamiclearnings-mainmenu-29/syariah-mainmenu-44/27-syariah/424-
sistem-ekonomi-Islam. (diakses pada tanggal 01 maret 2024,jam 05.22)

14
8. Mempersiapkan lembaga penjamin pembiayaan Islam dan advokasi
permasalahan ekonomi Islam

9. Mendorong terbentuknya Islamic Trade Center

10. Memberdayakan pengawasan produk, pemasaran dari aspek syariah

Meskipun dengan perkembangan ekonomi global dan semakin


meningkatnya minat masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan Islam, ekonomi
Islam masih menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan yang besar. Dalam
usia yang masih muda tersebut, ada beberapa problem dan tantangan yang dihadapi
perkembangan ekonomi Islam saat ini antara lain:

1. Masih minimnya pakar ekonomi Islam berkualitas yang menguasai ilmu-


ilmu ekonomi modern dan ilmu-ilmu syariah secara integratif

2. Ujian atas kredibiltas dan kemampuan sistem ekonomi dan keuangannya.

3. Perangkat peraturan, hukum dan kebijakan, baik dalam skala nasional


maupun internasional masih belum memadai,

4. Masih terbatasnya perguruan Tinggi yang mengajarkan ekonomi Islam dan


masih minimnya lembaga tranining dan consulting dalam bidang ini, sehingga
SDM di bidang ekonomi dan keuangan syariah masih terbatas dan belum memiliki
pengetahuan ekonomi syariah yang memadai.

5. Peran pemerintah baik eksekutif, yudikatif maupun legislatif, masih rendah


terhadap pengembanganekonomi syariah, karena kurangnya pemahaman dan
pengetahuan mereka tentang ilmu ekonomi Islam

6. Sosialisasi dan publikasi sistem ekonomi Islam belum maksimal,


kecendrungan masih asing bagi masyarakat atau sebagian menganggap sama saja
dengan ekonomi konvensional

7. Ketersedian dan kemampuan infrastruktur serta fasilitas hardward maupun


softward

H. SEJARAH EKONOMI ISLAM DI INDONESIA

Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia Pada masa kedatangan agama Islam,


penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang Arab dibantu oleh para
pedagang Persia dan India. Abad ke 7 Masehi merupakan awal kedatangan agama
Islam. Pada masa ini, baru sebagian kecil penduduk yang bersedia menganutnya
karena masih berada dalam kekuasaan raja-raja Hindu- Budha. Sejarah masuknya
Islam ke Indonesia dan proses penyebarannya berlangsung dalam waktu yang lama

15
yaitu dari abad ke 7 sampai abad ke 13 Masehi. Selama masa itu, para pedagang
dari Arab, Gujarat, dan Persia makin intensif menyebarkan Islam di daerah yang
mereka kunjung terutama di daerah pusat perdagangan. Di samping itu, para
pedagang Indonesia yang sudah masuk Islam dan para Mubaligh Indonesia juga
ikut berperan dalam penyebaran Islam di berbagai wilayah Indonesia.

Akibatnya, pengaruh Islam di Indonesia makin bertambah luas di kalangan


masyarakat terutama di daerah pantai. Pada akhir abad ke 12 Masehi, kekuasaan
politik dan ekonomi. Kerajaan Sriwijaya mulai merosot. Seiring dengan
kemunduran pengaruh Sriwijaya, para pedagang Islam beserta para da‟inya kian
giat melakukan peran politik. Misalnya, saat mendukung daerah pantai yang ingin
melepaskan diri dari kekuasaan Sriwijaya. Menjelang berakhirnya abad ke 13
sekitar tahun 1285 berdiri kerajaan bercorak Islam yang bernama Samudra Pasai.
Malaka yang merupakan pusat perdagangan penting dan juga pusat penyebaran
Islam berkembang pula menjadi kerajaan baru dengan nama Kesultanan Malaka.
Pada awal abad ke 15, kerajaan Majapahit mengalami kemerosotan, bahkan pada
tahun 1478 mengalami keruntuhan. Banyak daerah yang berusaha melepaskan diri
dari kerajaan Majapahit. Pada tahun 1500, Demak berdiri sebagai kerajaan Islam
pertama di Jawa. Berkembangnya kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam ini
kemudian disusul berdirinya Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon. Di luar
Jawa juga banyak berkembang kerajaan yang bercorak Islam seperti Kesultanan
Ternate, Kesultanan Gowa, dan kesultanan Banjar. Melalui kerajaan-kerajaan
bercorak Islam itulah, agama Islam makin berkembang pesat dan tersebar di
berbagai wilayah Indonesia.

Agama Islam tidak hanya dianut oleh penduduk di daerah pantai saja, tetapi
sudah menyebar ke daerah-daerah pedalaman. Saluran Penyebaran Agama Islam di
Indonesia berlangsung secara bertahap dan dilakukan secara damai melalui
beberapa saluran berikut: Pertama, saluran perdagangan. Yaitu proses penyebaran
agama Islam dilakukan oleh para pedagang muslim yang menetap di kota-kota
pelabuhan untuk membentuk perkampungan muslim. Saluran ini merupakan
saluran yang dipilih sejak awal sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Kedua,
saluran perkawinan Yaituproses penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara

16
seseorang yang telah menganut Islam menikah dengan seorang yang belum
menganut Islam sehingga akhirnya pasangaannya itu ikut menganut Islam.Ketiga,
saluran dakwah. Yaitu proses penyebaran Islam yang dilakukan dengan cara
memberi penerangan tentang agama Islam seperti yanbg dilakukan Wali Songo dan
para ulama lainnya. Keempat, saluran pendidikan. Yaitu proses ini dilakukan
dengan mendirikan pesantren guna memperdalam ajaran Islam yang kemudian
menyebarkannya. Kelima, saluran seni budaya. Yaitu proses penyebaran Islam
menggunakan media seni budaya seperti pergelaran wayang kulit yang dilakukan
Sunan Kalijaga, upacara sekaten, dan seni sastra.Keenam, Proses tasawuf. Yaitu
penyebaran Islam dilakukan dengan menyesuaikan pola pikir masyarakat yang
masih berorientasi pada ajaran agama Hindu dan Budha.

Ketika Islam masuk ke Indonesia pertama kali, kita tahu bersama bahwa jalur
perdagangan yang digunakan sebagai jalur masuknya para pedagang muslim dari
Gujarat, Persia, Yaman, Cina dan beberapa negara lainnya. Kearifan akhlak dan
santunnya tata dagang dan penyelesaian akad yang dilakukan para pedagang
muslim memberikan referensi tersendiri bagi masyarakat pesisir pada saat
itu.Keterpikatan awal tersebut menghantarkan ketertarikan tersendiri bagi
masyarakat untuk lebih kenal dengan ajaran Islam. Masalah-masalah ekonomi
sederhana yang terjadi di masyarakat pun secara alami memperoleh solusi bijak dari
para pedagang muslim perantau maupun para ulama yang menyertainya.
Perselisihan dagang, hak monopoli, kesantunan dagang, bagi waris bahkan hingga
masalah pembagian harta kala terjadi perceraian.

Ketika para pedagang perantau ini mulai menetap dan membaur dengan warga,
secara otomatis kajian ekonomi sederhana ini menjadi kajian umum dengan
sendirinya. Masalah- masalah ekonomi dan pemecahannya pun semakin kompleks
beriring dengan berkembangnya tata dan sistem kehidupan masyarakat.

17
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Sistem ekonomi Islam atau dikenal sebagai mu'amalah adalah suatu sistem yang

baik karena berdasarkan wahyu yang jelas dari Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT.

Namun akhir-akhir ini menjadi compicated disebabkan karena terikut dengan

rentak dan cara hidup serta pendidikan Barat yang mengabaikan aspek yang paling

penting kepada manusia yaitu pembangunan manusia hakiki berdasarkan

paradigma Tauhid bagi menuju pengiktirafan Allah SWT bagi mencapai Al-Falah

(kemenangan dan kejayaan) dan bukan semata-mata bangunan yang barangkali di

diami oleh manusia-manusia yang tertandus jiwa dan akhlaqnya.

Dari penelusuran sejarah Islam bahwa perkembangan sistem ekonomi Islam di

Indonesia seiring dengan proses masuk dan berkembangnya syariah Islam di

Indonesia. Proses masuk dan berkembangnya sistem ekonomi Islam di Indonesia

sangat didukung dan dipengaruhi kondisi sosial, budaya, aktivitas masyarakat dan

keagamaan yang dianut masyarakat Indonesia. Islam masuk di Indonesia dengan

misi dagang dan dakwah sangat memudahkan penerimaan dan penerapan sistem

ekonomi Islam di Indonesia. Masih banyak kendala dan tantangan yang dihadapi

dalam menerapkan dan mengembangkan sistem ekonomi Islam khususnya di

Indonesia, Olehnya itu dibutuhkan peran dan komitmen bersama dari seluruh pihak

untuk penerapan dan pengembangannya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Al-Jawi, Shiddiq Muhammad. Asas-Asas Sistem Ekonomi Islam. Jakarta:

Kencana, 2005.

http://www.Islamic-center.or.id/-Islamic-learnings-mainmenu-29/syariah

mainmenu-44/27-syariah/424-sistem-ekonomi-islam

http://www.scribd.com/doc/2163104/sistem-ekonomi-Islam-dan-sistem-ekonomi

konvensional.

Mannan, Muhammad Abdul. Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Yogyakarta:

PT.Dana Bakhti Prima Yasa,1997.

Nasution, Mustafa Edwin. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta:

Kencana, 2006.

P3EI. Ekonomi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.

Saddam, Muhammad. Ekonomi Islam. Jakarta: Taramedia, 2003.

Tarigan, Azhari Akmal. Pergumulan Ekonomi Syariah di Indonesia. Bandung:

Citapustaka Media, 2007.

19

Anda mungkin juga menyukai