Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Konsep Dasar Profesi

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pengembangan Profesionalisme Guru RA

Dosen Pengampu

Muzzamilah Zamil, M.Pd.

Disusun oleh :

1. Erpa Marsita 2.2019.1.0762


2. Fatimah Zulfa 2.2019.1.0494
3. Siti Zakiyah 2.2019.1.0584

FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

INSTITUT MADANI NUSANTARA

SUKABUMI

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat
jasmani dan rohani, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah “Konsep
Dasar Profesi” dengan tepat waktu. Shalawat beserta salam semoga selalu terlimpah
curhkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan
Profesionalisme Guru RA, selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Profesi bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu yang meliputi memberikan semangat dan dukungan. Tidak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Muzzamilah Zamil, M.Pd, yang telah
memberikan arahan kepada kami selaku mahasiswa. Semoga makalah ini bermanfaat
khususnya bagi penyusun dan umumnya kepada semua yang membaca makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, kami juga menyadari bahwa didalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap
adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa ada saran
yang membangun.

Wassallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bogor, April 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...…………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi ................................................................................................. 1
B. Pengertian Profesi Keguruan ................................................................................ 4
C. Ciri-Ciri Profesi .................................................................................................... 6
D. Konsep Profesi Guru ............................................................................................ 7

PENUTUP
Simpulan ................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

iii
PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi

Ketika kita mendengar kata profesi, kita langsung memikirkan pekerjaan.


Profesi adalah suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan. Secara etimologi
profesi, dari kata proffesion yang berarti pekerjaan. Seorang profesional adalah
seorang ahli atau ahli. Professionalism berarti sifat professional. (Jhon M. Echols
dan Hassan Shadily, 1996)
Dalam terminologi, profesi adalah bidang pekerjaan yang didasarkan pada
beberapa pengetahuan khusus. Namun, tidak semua orang yang memiliki
keterampilan tertentu dapat menghabiskan seumur hidup dengan keterampilan
itu. Profesi adalah pekerjaan yang bersifat profesional, berbeda dengan pekerjaan
biasa yang tidak mengutamakan pengetahuan dan keterampilan khusus sebagai
persyaratan umum. Artinya pekerjaan atau kedudukan yang disebut jabatan tidak
dapat dijabat oleh siapapun tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan
pelatihan tertentu (Musriadi, 2016).

1
Profesi pada dasarnya adalah pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan
khusus. Seseorang dengan gelar profesional tentu saja harus memiliki sikap,
pernyataan atau komitmen publik, agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik
dalam profesinya. Untuk itu, setiap profesi memiliki kode etik yang menjadi
pedoman berperilaku dan bersikap. Seseorang yang profesional harus melalui
proses pendidikan dan pelatihan yang panjang, dan tentunya ada standar yang
jelas.
Berdasarkan berbagai pengertian di atas, walaupun profesi ini merupakan
pekerjaan yang membutuhkan standardisasi dalam jenjang pendidikan dan ilmu
yang diutamakan, namun dapat disimpulkan bahwa profesi merupakan industri
jasa yang bergerak di bidang pekerjaan sesuai dengan bidang keilmuannya.
Siapapun yang profesional bertanggung jawab penuh atas pekerjaan yang dituntut
oleh profesi tersebut.
Secara umum syarat suatu pekerjaan untuk dapat digolongkan menjadi
suatu profesi yaitu:
1. Memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus
Setiap jurusan pasti dibangun atas dasar kekhususan keilmuan,
sehingga orang yang memasuki bidang profesi harus memiliki latar
belakang keilmuan yang sesuai. Hal ini dapat menjelaskan bahwa tidak
sembarang orang dapat bekerja di bidang profesional tanpa latar belakang
keilmuan yang relevan.
2. Memiliki kode etik profesi
Kode etik adalah kode etik/etika yang digunakan oleh anggota
profesional dalam menjalankan tugasnya. Kode etik profesi diperlukan
untuk menjaga martabat dan menjadi pedoman bagi para profesional
dalam berkarir.

2
3. Memiliki organisasi profesi
Organisasi profesional adalah tempat di mana para profesional
bertarung dan bergaul. Organisasi profesi juga berfungsi sebagai forum
pengembangan profesional dengan berbagi inovasi dan pertukaran
profesional. Organisasi profesi dapat menjadi simbol kuatnya suatu
profesi di tengah masyarakat.
4. Keberadaannya diakui oleh masyarakat
Sebuah profesi harus diakui oleh masyarakat. Pengakuan ini diperoleh
jika jurusan tersebut terbukti bermanfaat di bidangnya. Pengakuan publik
merupakan bentuk eksistensi profesional dan legitimasi peran.
5. Sebagai panggilan untuk hidup
Profesi adalah pekerjaan seumur hidup, sehingga profesi akan
mendarah daging pada orang yang menjalankannya. Bekerja di bidang
profesional sangat berbeda dengan bekerja di bidang lain. Bekerja di
bidang profesional menuntut seseorang untuk mengabdikan dirinya secara
penuh dan terus menerus untuk mempelajari pengetahuan bidang
profesional tersebut. Semakin lama orang tersebut berkecimpung di
bidang profesional, ia akan semakin terampil dan ahli di bidangnya.
6. Memiliki keahlian belajar
Sebagai bidang pekerjaan yang membutuhkan pengambilan keputusan
secara independen oleh para profesional, mereka yang bekerja di bidang
profesional membutuhkan keterampilan analitik, yakni kemampuan
memperkirakan penyebab dan akibat berdasarkan gejala atau ciri-ciri
tertentu, serta kemampuan untuk menentukan tindakan yang tepat untuk
menangani atau menyelesaikan permasalahan.

3
7. Mempunyai klien yang jelas
Karena profesi adalah pekerjaan dalam industri jasa, setiap profesi
harus memiliki pelanggan yang ditentukan. Klien berarti orang yang
menggunakan jasa tersebut, dan kejelasan klien menunjukkan bahwa
jurusan tersebut merupakan pekerjaan khusus, ada perbedaan antara satu
jurusan, sehingga orang yang tidak berlatar belakang pendidikan dan
keahlian keilmuan dasar tidak dapat beralih profesi.
Ada puluhan atau bahkan ratusan pekerjaan di dunia. Setiap pekerjaan
tentunya memiliki persyaratan kompetensi yang berbeda-beda. Selain itu,
terdapat perangkat profesi, antara lain kode etik profesi dan organisasi profesi. Di
Indonesia profesi guru memiliki landasan hukum Undang-undang No. 14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, dimana pekerjaan sebagai guru, dosen dan guru
besar merupakan pekerjaan profesi (professional) Adapun yang dimaksud
professional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan Pendidikan profesi.
B. Pengertian Profesi Keguruan

4
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Guru
adalah orang yang merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai, membimbing dan mendidik siswa untuk mengembangkan karakter yang
baik. Profesi guru adalah profesi yang menentukan masa depan negara ini. Jika
seorang guru tidak menguasai bahan ajar, strategi pembelajaran, dan mendorong
siswa untuk mencapai prestasi akademik yang tinggi, dan segala upaya
peningkatan mutu, pendidikan tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Mutu
pendidikan sangat tergantung pada beberapa faktor, namun yang terpenting
adalah mutu profesional guru.
Guru yang profesional setidaknya memiliki komitmen terhadap siswa dan
proses belajarnya, memiliki pemahaman yang mendalam tentang mata pelajaran
yang akan diajarkan dan cara mengajarkannya kepada siswa, bertanggung jawab
memantau hasil belajar siswa melalui berbagai penilaian, mampu berpikir
sistematis tentang apa yang sedang dilakukan, belajar dari pengalaman dan
mempertimbangkan dampaknya terhadap proses belajar mengajar dan menjadi
bagian dari komunitas belajar di lingkungan profesionalnya, menjadikannya
interaksi yang luas dan profesional.
Guru sering dijadikan panutan bagi siswa untuk ditiru, oleh peserta didik,
maka dengan demikian guru hendaknya memiliki perilaku dan kemampuan yang
memadai untuk mengembangkan siswanya secara utuh. Dalam proses
melaksanakan tugas profesionalnya dengan benar, guru perlu menguasai berbagai
materi yang berkaitan dengan kompetensi profesionalnya. Guru yang
melaksanakan pembelajaran yang baik dan berkualitas harus memiliki
kemampuan untuk bekerja menuju tujuan pembelajaran yang spesifik dan umum.
Guru perlu mengembangkan dirinya secara tepat, karena peran guru itu
sendiri adalah melatih dan mengembangkan siswa serta kemampuannya sebagai
guru yang profesional. Untuk memperoleh keterampilan belajar, guru harus dapat
terus belajar sambil memberikan pembelajaran yang baik agar siswa memiliki

5
pengalaman belajar yang efektif dan efisien (Arifin, Mohammad & Barnawi,
2012).
Mengajar adalah sebuah profesi, artinya menjadi seorang guru
membutuhkan keahlian khusus yang tidak dapat dilakukan oleh siapapun di luar
bidang pendidikan. Meskipun masih ada guru di Indonesia yang tidak memiliki
latar belakang pendidikan di bidang keguruan. Seorang guru yang berkaitan
dengan kegiatan profesionalnya harus mengetahui dan mampu menerapkan
beberapa prinsip pengajaran agar dapat melaksanakan tugasnya secara
profesional.
Ringkasnya, profesi guru merupakan pekerjaan yang erat kaitannya
dengan pendidikan, esensinya mendidik, membimbing, dan memotivasi, serta
menjadi panutan bagi siswa, yang berperan penting dalam kemajuan negara
secara turun-temurun.
C. Ciri-ciri Profesi
Robert W. Richey (Arikunto, 1990) mengemukakan ciri-ciri syarat profesi
sebagai berikut :
1. Pelayanan kemanusiaan lebih dipentingkan, dari pada kepentingan pribadi
2. Pekerja profesional yang aktif menghabiskan waktu lama mempelajari
konsep dan prinsip pengetahuan tertentu yang mendukung keahliannya
3. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi dan dapat mengikuti
perkembangan perkembangan pekerjaan
4. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, perilaku yang baik, sikap
yang baik, dan cara kerja yang efektif dan efisien
5. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.

Guru adalah profesi tertua di dunia sejak keberadaan manusia. Guru


merupakan posisi strategis suatu bangsa untuk pemberdayaan dan pembelajaran,
dan tidak ada satu pun elemen dalam kehidupan suatu bangsa yang dapat
menggantikannya sejak dahulu kala. Semakin penting kehadiran seorang guru

6
dalam memenuhi peran dan tanggung jawabnya, semakin menjamin terciptanya
keterampilan dan pengembangan persiapan kehidupan pribadi.
Sedangkan Rickey (1987) sebagaimana dikutip (Soetjipto dan Raflis Kosasi,
2009) mengemukakan ciri-ciri guru sebagai profesi, yaitu:
1. Guru menyanggupi bahwa jabatan itu menuntut pengikutnya untuk
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, bukan untuk keuntungan
pribadi
2. Profesi menuntut orang untuk mempersiapkan sikap profesional dalam
jangka waktu tertentu
3. Perlu untuk terus meningkatkan pengetahuan agar dapat terus berkembang
dalam posisinya sendiri
4. Memiliki kode etik untuk jabatannya
5. Memiliki kecerdasan untuk menjawab pertanyaan yang dihadapi.
6. Selalu ingin terus belajar tentang bidang keahlian yang digeluti.
7. Menjadi anggota organisasi profesi.
8. Jabatan itu dipandang sebagai karir seumur hidup.
D. Konsep Profesi Guru
1. Konsep Profesional Guru
Guru yang profesional tidak boleh terombang-ambing oleh selera
masyarakat, karena tugas guru adalah membantu siswa dan membuat siswa
belajar. Menurut Arysad dan Salahudin (Arsyad, Arsyad dan Salahudin, 2018)
belajar adalah cara seseorang untuk mencapai prestasi agar dapat melakukan
sesuatu. Tugas profesional seorang pendidik adalah membantu peserta didik
belajar (to help others learn), suka atau tidak suka.
Pendidik profesional juga harus mampu memberikan pendidikan
terbaik sebagai tujuan utama pelaksanaan tugasnya, menerapkan metode
pembelajaran yang berbeda, dilengkapi dengan media pembelajaran dan
penilaian yang tepat, sebagai bagian dari profil profesional guru dalam

7
melaksanakan tugasnya. Syarat terakhir, pekerjaan profesional juga ditandai
dengan berorientasi pada masyarakat daripada kepentingan diri sendiri
(community rather than self-interest orientation).
Adapun karakteristik profesional yang harus dimiliki guru
berdasarkan hasil penelitian yang komprehensif, ciri-ciri profesional minimal
guru yang diketahui adalah:
a. Keterikatan belajar pada siswa dan proses belajarnya
b. Menguasai bahan pelajaran atau mata pelajaran dan cara
belajarnya
c. Bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui
berbagai metode penilaian
d. Kemampuan berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya
e. Berperan aktif dalam lingkungan profesinya
Selain dituntut untuk memiliki kompetensi profesional, guru juga
dibutuhkan harus bisa mengembangkan profesionalismenya. sesuatu yang
dikembangkan terkait dengan pengembangan profesional mereka adalah:
a. Knowledge (Pengetahuan)
Muhammad Hatta percaya bahwa ilmu adalah segalanya
diperoleh dari membaca dan pengalaman, sedangkan ilmu
pengetahuan adalah pengetahuan yang diperoleh melalui
informasi (analisis). Jadi, pengetahuan merupakan sesuatu yang
bisa dibaca, dipelajari, dan dialami siapa saja.
(Nurdin, 2004) Dalam pengembangan profesional guru,
menuntut ilmu itu mutlak. Selain itu, pengetahuan harus
diamalkan karena ilmu tanpa diamalkan tidak akan ada
manfaatnya.

8
b. Ability (Kemampuan)
Kemampuan manusia terdiri dari dua unsur, yaitu dapat
dipelajari seperti pengetahuan dan keterampilan. Serta yang
alamiah seperti bakat. Seseorang tidak dapat mengandalkan
bakatnya sendiri saja, karena jika saja tidak mengandalkan
bakat tanpa mempelajari dan membiaskan kemampuannya,
maka tidak akan berkembanglah dia.
c. Skill (keterampilan)
Skill adalah kemampuan yang bisa dipelajari.
Keterampilan juga merupakan keahlian dengan manfaat
jangka panjang. Seorang guru profesional perlu memiliki
beberapa keterampilan, terutama untuk menunjang karir
mengajarnya.
f. Attitude (Sikap diri)
Seseorang dibentuk oleh suasana lingkungan
sekitarnya. Tata krama diri juga merupakan kepribadian
seseorang. sikap yang sangat diperlukan dalam pengembangan
profesionalisme guru meliputi : kedisiplinan yang tinggi,
memiliki pemikiran yang positif, percaya diri, ramah dan
bersahabat, toleran, berani berbicara kebenaran.
g. Habit (Kebiasaan)
Kebiasaan adalah kegiatan yang berkelanjutan yang
tumbuh dari dalam fikiran. Kebiasaan yang harus dimiliki
seorang guru adalah kebiasaan positif, langsung atau tidak
langsung kebiasaan guru akan dicontoh oleh siswanya.

9
2. Konsep Profesionalisme Guru
Guru tentunya perlu didukung oleh etika guru sebagai norma hukum
dan norma sosial. Institusionalisasi profesi guru (seperti PGRI) diperlukan
untuk menghindari perpecahan guru untuk kepentingan politik tertentu.
Semangat profesional guru harus ditunjang dengan standar kemampuan yang
harus dikuasai guru profesional, dan guru profesional harus mampu
meningkatkan kemampuan belajar siswa.
Menurut Arsyad dan Salahuddin (Arsyad, Arsyad dan Salahudin,
2018) Minat belajar yang besar menyebabkan prestasi yang tinggi, sebaliknya
kurangnya minat belajar menyebabkan prestasi rendah. Kompetensi tersebut
adalah kepemilikan kemampuan atau keahlian khusus, tingkat pendidikan
minimal, dan sertifikasi keahlian harus dipertimbangkan sebagai prasyarat
untuk menjadi guru yang professional.
3. Konsep Profesionalitas Guru
Profesionalisme tugas bukan hanya sekedar profesi, tetapi juga tugas
kemanusiaan dan sosial yang terkait dengan profesionalismenya, meliputi
pendidikan, pengajaran dan pelatihan.
Syaiful Bahri Djamarah (Djamarah, 2000) menguraikan banyak
peranan yang dijalankan guru sebagai pendidik, atau siapa saja yang telah
menerjunkan diri menjadi guru. Semua peranan diharapkan dari guru seperti
diuraikan di bawah ini:
a. Korektor
Peran ini menuntut guru untuk memahami secara penuh
persoalan-persoalan dalam proses pendidikan. Sebagai korektor,
guru harus bisa membedakan nilai yang baik dan nilai yang buruk.
Kedua nilai ini mungkin mempengaruhi siswa sebelum mereka
masuk sekolah. Dalam hal ini diperlukan kemampuan guru dalam
merumuskan tindakan siswa. Semua nilai baik harus dijaga oleh

10
guru, dan semua nilai buruk harus dihilangkan dari jiwa dan
karakter siswa
b. Inspirator
Guru dapat dijadikan sebagai inspirasi untuk memberikan
inspirasi yang baik bagi kemajuan belajar siswa. Dalam peran ini,
guru perlu menjadi panutan bagi siswanya. Guru harus mampu
memberikan bimbingan (inspirasi) bagaimana cara belajar yang
baik.
c. Informan
Sebagai pemberi informasi, guru harus mampu memberikan
informasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta bahan ajar yang banyak jumlahnya untuk setiap mata
pelajaran yang telah diatur dalam kurikulum. Siswa membutuhkan
informasi yang baik dan valid. Informasi yang salah adalah racun
bagi siswa. Untuk menjadi informan yang baik dan efektif,
penguasaan bahasa adalah kuncinya, dan penguasaan materi yang
akan diberikan kepada siswa sebagai penunjang. Informan yang
baik adalah guru yang memahami kebutuhan siswa dan
memberikan informasi yang tidak berlebihan namun sesuai dengan
tingkat kecernaan siswa.
d. Organisator
Guru adalah penyelenggara yang berkaitan dengan manajemen
proses pembelajaran. Sebagai penyelenggara, guru di daerah ini
memiliki kegiatan seperti mengelola kegiatan akademik,
merumuskan aturan kelas/sekolah, dan menyusun rencana studi
sesuai kalender sekolah. Semuanya harus diorganisir untuk
mencapai tujuan pembelajaran.

11
e. Motivator
Sebagai motivator, guru harus mampu mendorong siswa agar
antusias dan proaktif dalam belajar. Untuk memberikan motivasi,
guru dapat menganalisis motivasi siswa untuk malas dan
menurunkan nilai mereka di sekolah. Tindakan ini penting untuk
dapat mengidentifikasi langkah-langkah strategis untuk
memotivasi siswa. Motivasi dapat efektif jika dilakukan dengan
memusatkan perhatian pada kebutuhan siswa. Modifikasi metode
pembelajaran dapat memberikan penguatan dan juga dapat
merangsang semangat belajar siswa untuk lebih bergairah dalam
belajar.
f. Inisiator
Sebagai inisiator, guru harus mampu menjadi penggagas
gagasan kemajuan pendidikan dan pengajaran. Inisiator meliputi
peran inisiatif guru dalam pembelajaran dan peran inisiatif guru
dalam menumbuhkan suasana belajar di sekolah. Proses pendidikan
interaktif yang dilakukan oleh guru harus disesuaikan dengan era
perkembangan teknologi, sehingga siswa dapat memahami
bagaimana memanfaatkan teknologi informasi dalam proses
pembelajaran.
g. Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru harus mampu memfasilitasi siswa
dalam proses pengajaran. Dalam pengertian ini, fasilitasi bukanlah
penyediaan fasilitas belajar berupa prasarana, tetapi pengelolaan
sumber daya yang tersedia sedemikian rupa sehingga siswa
memiliki pengalaman belajar yang sesuai dengan tingkat
perkembangannya. Standar tersebut meliputi perancangan desain

12
pembelajaran yang mengatur peran siswa dalam proses
pembelajaran.
h. Pembimbing
Peran ini harus ditekankan karena guru ada di sekolah untuk
membimbing siswa menjadi orang dewasa yang cakap. Tanpa
bimbingan, siswa akan berjuang untuk mengatasi perkembangan
mereka sendiri. Jadi, bagaimanapun, ketika siswa belum mandiri
secara emosional dan psikologis, mereka membutuhkan bimbingan
guru.
i. Demonstrator
Dalam interaksi edukatif, tidak semua materi pembelajaran
dapat dipahami oleh siswa. Untuk materi pembelajaran yang sulit
dipahami siswa, guru harus kreatif dan langsung menunjukkan
kepada siswa apa yang harus dipelajarinya. Beberapa mata
pelajaran memungkinkan guru untuk mendemonstrasikan
kemampuan yang sedang dipelajari. Meskipun tidak semua bahan
ajar dapat dimodelkan, guru dapat mencontohkan beberapa pola
perilaku edukatif yang dapat diikuti siswa, antara lain cara
berkomunikasi yang santun, cara meminta bantuan teman, dan lain-
lain, yang juga penting bagi siswa. memahami dan
mendemonstrasikan.
j. Pengelola kelas
Sebagai pengelola kelas, guru harus mampu mengelola kelas
dengan baik karena kelas merupakan tempat berkumpulnya semua
siswa dan guru untuk menerima materi pembelajaran dari guru.
Kelas yang bermanfaat akan sangat mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran yang dilakukan. Tujuan keseluruhan dari pengelolaan
kelas adalah untuk menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas

13
untuk berbagai kegiatan pengajaran guna mencapai hasil yang baik
dan optimal. Oleh karena itu, tujuan pengelolaan kelas adalah agar
siswa betah di dalam kelas dan memiliki motivasi belajar yang
tinggi.
k. Mediator
Sebagai fasilitator, guru harus memahami bagaimana siswa
berinteraksi dan merespon situasi. Guru hendaknya berusaha
menghindari siswa dalam posisi yang saling bertentangan di dalam
kelas antara dua atau lebih kelompok/individu siswa. Kondisi yang
kontradiktif ini dapat mempengaruhi kelancaran proses
pembelajaran. Namun demikian bukan berarti guru melarang siswa
untuk berbeda pendapat, perbedaan pendapat antar siswa adalah hal
yang baik, namun guru harus memastikan bahwa perbedaan
pendapat tersebut tidak menyebabkan mereka saling bertentangan
dan memecah belah. Sebagai mediator, guru dapat diartikan sebagai
penengah dalam proses pembelajaran siswa. Selama diskusi, guru
dapat bertindak sebagai fasilitator dan pengatur lalu lintas jalannya
diskusi.
l. Supervisor
Dalam melakukan supervisi pembelajaran, guru harus
menunjukkan kemampuan untuk memberikan solusi alternatif
untuk masalah yang diidentifikasi. Oleh karena itu, kelebihan yang
dimiliki supervisor bukan hanya karena posisi atau kedudukan yang
di tempatinya tetapi juga karena pengalaman, pendidikan,
keterampilan atau keterampilannya, atau karena memiliki sifat-sifat
yang menonjol dari yang dipimpinnya.

14
m. Evaluator
Sebagai evaluator, guru setidaknya menghadapi dua proses
penting, yaitu proses pengukuran keberhasilan belajar siswa, dan
penilaian (nilai-nilai) yang diberikan guru akan menjadi tolak ukur
keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. .Penilaian meliputi
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, guru
harus mempertimbangkan ketiga aspek tersebut dalam pendekatan
kecerdasan ganda.

15
PENUTUP

Kesimpulan

Profesi adalah pekerjaan yang bersifat profesional, berbeda dengan pekerjaan


biasa yang tidak mengutamakan pengetahuan dan keterampilan khusus sebagai
persyaratan umum. Seseorang yang profesional harus melalui proses pendidikan dan
pelatihan yang panjang, dan tentunya ada standar yang jelas. Walaupun profesi ini
merupakan pekerjaan yang membutuhkan standardisasi dalam jenjang pendidikan
dan ilmu yang diutamakan, namun dapat disimpulkan bahwa profesi merupakan
industri jasa yang bergerak di bidang pekerjaan sesuai dengan bidang keilmuannya.
Syarat umum suaru pekerjaan untyuk dapat digolongkan menjadi profesi yaitu :
memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus, memiliki kode etik profesi, memiliki
organisasi profesi, keberadannya diakui oleh masyarakat, sebagai panggilan untuk
hidup, memiliki keahlian belajar dan mempunyai klien yang jelas.

Guru memiliki peranan penting dalam dunia Pendidikan, oleh sebab itu
seorang guru perlu mengembangkan dirinya secara tepat sebagai guru yang
professional. Profesi guru merupakan pekerjaan yang erat kaitannya dengan
Pendidikan, esensinya mendidik, membimbing, dan memotivasi, serta menjadi
panutan bagi siswa, yang berperan penting dalam kemajuan negara.
Ciri-ciri profesi dikemukakan oleh Robert W. Richey (Arikunto, 1990)
diantaranya : Pelayanan kemanusiaan lebih dikepentingkan, pekerja professional
yang aktif menghabiskan waktu untuk mendukung keahliannya, memiliki kualifikasi
tertentu untuk memasuki profesi dan mengikuti perkembangan pekerjaan, memiliki
kode etik, membuntuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.
Konsep profesi guru terdiri dari konsep profesional guru dengan
pengembangan profesional mereka yang diantaranya meliputi knowledge, ability,
skill, attitude dan habit, kemudian konsep profesionalisme guru yang perlu didukung
oleh etika guru sebagai norma hukum dan norma sosial. Serta konsep profesionalitas

16
guru yang mana diuraikan oleh Saiful Bahri Djamarah (Djamarah, 2000) bahwa guru
diharapkan dapat berperan sebagai korektor, inspirator, informan, organisator,
motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing, demonstator, pengelola kelas, mediator,
supervisor dan evaluator.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Mohammad & Barnawi. (2012). Etika dan Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Ar-
ruzz Media.

Arikunto, S. (1990). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Arsyad, Arsyad dan Salahudin. (2018). Hubungan Kemampuan Membaca Al Qur'an dan
Minat Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI).
Penelitian Pendidikan Agama Islam dan Keagamaan, 166-178.

Djamarah, S. B. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka
Cipta.

Iswantir, M. (2018). Integritas Pendidik Profesional dalam Melaksanakan Tugas dan


Tanggung Jawabnya Prespektif Pendidikan Islam. Pendidikan Islam, 3041-3043.

Jhon M. Echols dan Hassan Shadily. (1996). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT.
Gramedia.

Musriadi. (2016). Profesi Kependidikan Secara Toeretis dan Aplikatif. Yogyakarta:


Deepublish.

Nurdin, M. (2004). Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Soetjipto dan Raflis Kosasi. (2009). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.

18
19

Anda mungkin juga menyukai