Anda di halaman 1dari 82

MODEL PENGUATAN PESAN DAMAI ALA WAHID

FOUNDATION BAGI PEMUDA MUSLIM JAKARTA PUSAT

Muhammad Abdul Fahmi


4715153490

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana
Agama (S.Ag)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019

1
2

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Prodi Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta:
Nama : Muhammad Abdul Fahmi
No. Registrasi : 4715153490
Menyatakan bahwa skripsi ini yang berjudul “Model Penguatan Pesan Damai Ala
Wahid Foundation Bagi Pemuda Muslim Jakarta Pusat” adalah murni tulisan
saya. Jika ternyata pernyataan ini terbukti tidak benar, saya bersedia diberi sanksi
sesuai dengan hukum yang berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat
dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 11 Juli 2019

Muhammad Abdul Fahmi 


3

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK


KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai civitas akademik Universitas Negeri Jakarta, saya bertanda tangan di


bawah ini :
Nama : Muhammad Abdul Fahmi
No. Registrasi : 4715153490
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Ilmu Sosial
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Negeri Jakarta Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-Exclusive
Royalty Free Right) atas Skripsi saya yang berjudul:
“MODEL PENGUATAN PESAN DAMAI ALA WAHID FOUNDATION
BAGI PEMUDA MUSLIM JAKARTA PUSAT”.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
Eksklusif ini UNJ berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan Skripsi
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta:
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : 11 Juli 2019
Yang Menyatakan

Muhammad Abdul Fahmi


NIM. 4715153490
4

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Tidak penting apapun Agama dan sukumu, Jika kamu bisa melakukan sesuatu
yang baik untuk semua orang, orang tidak akan tanya apa Agamamu”
[KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)]

“Hadapilah segala rintangan yang ada untuk menuntut ilmu, agar kau bisa
mencapai cita-citamu dan sertai Allah dalam setiap langkahmu”
[Muhammad Abdul Fahmi]

Skripsi ini kupersembahkan untuk Mamah dan Bapak, Motivasiku selama ini, De
Zakiyah, Teh Dewi dan Neng Endah terimakasih atas segala do’a dan
semangatnya.
5

Abstrak

Muhammad Abdul Fahmi, Model Penguatan Pesan Damai Ala Wahid


Foundation Bagi Pemuda Muslim Jakarta Pusat. Skripsi. Jakarta: Prodi
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta, Juli
2019.
Penelitian ini memiliki latar belakang bahwa Indonesia kaya akan
perbedaan sebagaimana tercermin dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika
(Berbeda-beda tetapi tetap satu juga), semboyan tersebut mengandung harapan
bahwa meskipun banyak perbedaan namun tetap dapat hidup berdampingan secara
damai. Namun ketidakmampuan menyikapi perbedaan dapat memicu konflik
bahkan kekerasan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan sebagai bentuk andil
dalam menyuarakan perdamaian melalui konsep perdamaian Wahid Foundation
yang berpondasi dari visi misi dan cita-cita K.H. Abdurrahman Wahid serta
penerapannya dalam lingkungan masyarakat terutama pemuda.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep perdamaian Wahid
Foundation serta menganalisis penerapan dari konsep perdamaian K.H.
Abdurrahman Wahid bagi para pemuda. Penelitian ini menggunakan teori Ursula
Martius Franklin dan teori hokum logika biner tentang perdamaian. Metode yang
digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui
observasi lapangan, dokumentasi, studi literatur, dan wawancara.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah konsep perdamaian Wahid
Foundation yaitu sikap toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan. Sikap
toleransi disini ditandai dengan menerima keberadaan orang atau penganut agama
lain yang berbeda diiringi sikap menghargai sesama manusia, wujud dari toleransi
tersebut adalah sikap menghargai pluralitas, menghargai pendapat, sikap
keterbukaan terhadap perbedaan, membantu dan membela serta menghargai
orang-orang yang tertindas atau mendapat perlakuan yang tidak adil, serta
menjunjung tinggi persaudaraan sesama manusia. Para pemuda juga dapat
menggunakan beberapa model Wahid Foundation dalam menerapkan konsep
tersebut dilingkungan sekolah melalui program sekolah damai, yaitu dengan cara
dialog, diskusi, dan simulasi. Dengan demikian pemuda dilatih berpikir kritis,
terbuka, dan kreatif serta mampu menempatkan diri ketika dihadapkan pada
situasi yang mengharuskan sikap toleransi diterapkan.
6

Abstract

Muhammad Abdul Fahmi, Ala Wahid Foundation's Peace Message


Strengthening Model for Central Jakarta Muslim Youth. Essay. Jakarta: Islamic
Education Study Program, Faculty of Social Sciences, Jakarta State University,
July 2019.
This research has a background that Indonesia is rich in differences as
reflected in the motto of Unity in Diversity (Different but still one), the slogan
contains hope that despite many differences, it can still coexist peacefully. But the
inability to respond to differences can lead to conflict and even violence.
Therefore this research was carried out as a contribution in voicing peace through
the Wahid Foundation's peace concept which is based on the vision and mission
of K.H. Abdurrahman Wahid and its application in the community environment
especially youth.
This study aims to analyze the concept of Wahid Foundation peace and
analyze the application of the concept of peace K.H. Abdurrahman Wahid for
young people. This study uses Ursula Martius Franklin's theory and legal theory
of binary logic about peace. The method used is a qualitative research method by
collecting data through field observations, documentation, literature studies, and
interviews.
The results obtained from this study are the Wahid Foundation peace
concept, namely tolerance and respect for differences. Tolerance here is
characterized by accepting the existence of people or adherents of other different
religions accompanied by respect for fellow human beings, a form of tolerance
that is an attitude of respecting plurality, respecting opinions, an attitude of
openness to diversity, helping and defending and respecting oppressed or treated
people which is unfair, and upholds the brotherhood of fellow humans. The youth
can also use several Wahid Foundation models in applying the concept in the
school environment through peaceful school programs, namely by means of
dialogue, discussion and simulation. Thus youth are trained to think critically,
openly, and creatively and be able to place themselves when faced with situations
that require tolerance to be applied.
‫‪7‬‬

‫الملخص‬

‫محم د عب د الفهمي ‪ ،‬نم وذج تعزي ز رس الة الس الم ملؤسس ة عالء وحي د للش باب املس لم في‬
‫جاكرت ا‪ .‬أطروح ة‪ .‬جاكرت ا‪ :‬برن امج دراس ة التعليم اإلس المي ‪ ،‬كلي ة العل وم االجتماعي ة ‪ ،‬جامع ة‬
‫جاكرتا الحكومية ‪ ،‬يوليو ‪. ۲۰۱۹‬‬

‫يحتوي هذا البحث على خلفية مفادها أن إندونيسيا غنية باالختالفات كما يتضح من شعار‬
‫الوح دة في التن وع (مختل ف ولكن ال ي زال واح ًدا) ‪ ،‬يحت وي الش عار على أم ل أن ه على ال رغم من‬
‫العدي د من االختالف ات ‪ ،‬ال ي زال بإمكان ه التع ايش بس الم‪ .‬لكن ع دم الق درة على االس تجابة‬
‫لالختالف ات يمكن أن ي ؤدي إلى الص راع وح تى العن ف‪ .‬ل ذلك تم إج راء ه ذا البحث كمس اهمة في‬
‫التعب ير عن الس الم من خالل مفه وم مؤسس ة وحي د للس الم ال ذي يق وم على رؤي ة ورس الة ك‪.‬ه‪.‬‬
‫عبدالرحمن وحيد وتطبيقه في بيئة املجتمع خاصة الشباب‪.‬‬

‫تهدف هذه الدراسة إلى تحليل مفهوم مؤسسة وحيد للسالم وتحليل تطبيق مفهوم السالم‬
‫ك‪.‬ه‪ .‬عب دالرحمن وحي د للش باب‪ .‬تس تخدم ه ذه الدراس ة نظري ة أورس وال م ارتيوس ف رانكلين‬
‫والنظري ة القانوني ة للمنط ق الثن ائي عن الس الم‪ .‬الطريق ة املس تخدمة هي طريق ة البحث الن وعي من‬
‫خالل جمع البيانات من خالل املالحظات امليدانية والوثائق والدراسات األدبية واملقابالت‪.‬‬

‫النت ائج ال تي تم الحص ول عليه ا من ه ذه الدراس ة هي مفه وم مؤسس ة وحي د للس الم ‪ ،‬وهي‬
‫التسامح واحترام االختالفات‪ .‬يتميز التسامح هنا بقبول وجود أشخاص أو أتباع الديانات املختلفة‬
‫ً‬
‫موقف ا‬ ‫ً‬
‫مصحوب ا باحترام إلخوانهم من بني البشر ‪ ،‬وهو شكل من أشكال التسامح الذي يمثل‬ ‫األخرى‬
‫من احترام التعددية واحترام اآلراء وموقف االنفتاح على التنوع ومساعدة األشخاص املضطهدين أو‬
‫املعالجين والدفاع عنها وهو أمر غير عادل ‪ ،‬ويدعم أخوة بني البشر ‪ ،‬ويمكن للشباب ً‬
‫أيضا استخدام‬
‫نماذج مؤسسة وحيد في تطبيق املفهوم في البيئة املدرسية من خالل برامج مدرسية سلمية ‪ ،‬أي عن‬
‫طري ق الح وار واملناقش ة واملحاك اة‪ .‬وهك ذا يتم ت دريب الش باب على التفك ير بش كل نق دي وص ريح‬
‫وخالق ويكونون قادرين على وضع أنفسهم عندما يواجهون مواقف تتطلب التسامح‪.‬‬
8

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang. Allah yang senantiasa menganugerahkan nikmat dan kasih sayang-

Nya kepada setiap insan, sehingga dengan rahmat, taufik dan inayah-Nya penulis

dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Model Penguatan Pesan Damai Ala

Wahid Foundation Bagi Pemuda Muslim Jakarta Pusat” yang disusun guna

memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag)

di Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Negeri Jakarta. Selain bertujuan

untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama menempuh pendidikan

perkuliahan di Prodi Pendidikan Agama Islam dalam bentuk tulisan ini.

Shalawat teriring salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada panutan

sekaligun Uswatun Hasanah bagi manusia, yakni Baginda Rasulullah SAW

beserta keluarga dan para sahabat sejatinya. Semoga kita termasuk ke dalam

umatnya yang selalu mengamalkan sunnah-sunnahnya dengan mengharap ridho

dari Allah dan mendapat syafaat dari beliau dihari akhir nanti.

Selama proses penyusun skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang

telah membantu dan memberikan dukungan baik dalam bentuk materi maupun

psikologi. Untuk itu, penulis dingi mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Dr. Muhammad Zid, M.Si sebagai dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Jakarta.

2. Rihlah Nur Aulia, MA selaku ketua Program Studi Pendidikan Islam.


9

3. Firdaus Wajdi, PhD selaku dosen pembimbing I, atas kesabaran, ketelitian

dan kebesaran hatinya selama membimbing peneliti.

4. Ahmad Hakam, MA selaku dosen pembimbing II, atas segala masukan

dan kritiknya terhadap peneliti selama proses penyusunan skripsi ini.

5. Bapak/Ibu dosen Prodi Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan

inspirasi dan dorongan untuk mengembangkan kemampuan menulis.

6. Ibunda dan Almarhum Ayah tercinta dan tersayang terimakasih atas segala

didikan yang telah diberikan teriring dengan do’a-do’a yang tak pernah

henti untuk dipanjat, serta motivasi besar bagi peneliti untuk menjadi

mahasiswa yang berakhlakul karimah baik didalam perkuliahan maupun

dilingkungan masyarakat.

7. Siti Zakiyah, Dewi Agustini dan Endah Sri Rahayu selaku keluarga yang

telah memberikan dukungan baik materil maupun moril selama proses

penyusunan skripsi ini.

8. Keluarga Besar Alm. H. Misbah yang memberikan dukungan serta do’a.

9. Pimpinan Wahid Foundation Jakarta, terkhusus Mas Libasuttaqwa dan

Mba Afrida yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian serta menjadi informan kunci.

10. Pak Dede sebagai Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri 31 Jakarta yang

telah memberikan izin untuk peneliti mengambil data serta para pengurus

Rohis yang menjadi informan dan mengisi kuesioner yang peneliti buat.
10

11. Abi-abi, mahasiswa dan santri di Asrama Mahasiswa Sulaimaniyah-UICCI

khususnya Ade Gunawan yang sangat membantu peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini serta rekan-rekan perjuangan Miftah, Fadhlur,

Arif, Zulfi, Hilmi, Syahrul, Habib, Ayat, Afif dan Irfan.

12. Seluruh sahabat Pendidikan Agama Islam angkatan 2015, rekan-rekan

seperjuangan, senasib sepenanggungan khususnya Adorable yang

beranggotakan Mae, Dian, Mila, Cahya, Arif, Fatich, Irfan, Farhan dan

Fadhlur.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

lain yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, semoga bantuan

yang diberikan bernilai ibadah di sisi Allah SWT dan semoga Allah SWT

senantiasa meridhai semua amal yang peneliti telah laksanakan dengan

penuh kesungguhan serta keikhlasan. Sebagai suatu karya kerja ilmiah,

skripsi ini masih mempunyai banyak kekurangan di dalamnya. Oleh

karena itu, sumbangan pemikiran yang konstruktif sangatlah diharapkan

dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.

Jakarta, 11 Juli 2019

Muhammad Abdul Fahmi


11

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS..................................................................................ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIK......................................................................................iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................................................iv
Abstrak..............................................................................................................................v
Abstract............................................................................................................................vi
‫الملخص‬...............................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR...................................................................................................viii
DAFTAR ISI....................................................................................................................xi
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................
B. IDENTIFIKASI MASALAH....................................................................................
C. PEMBATASAN MASALAH....................................................................................
D. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................
E. METODOLOGI PENELITIAN...............................................................................
F. STUDI LITERATUR................................................................................................
H. MANFAAT PENELITIAN.......................................................................................
I. SISTEMATIKA PENULISAN...............................................................................
BAB II.............................................................................................................................13
KAJIAN TEORI............................................................................................................13
A. Konsep Pesan Damai...............................................................................................
1. Pengertian Pesan Damai................................................................................13
2. Pesan Damai Perspektif Islam.......................................................................16
B. Pengertian Pemuda.................................................................................................
BAB III...........................................................................................................................19
GAMBARAN UMUM WAHID FOUNDATION..........................................................19
A. Sejarah Wahid Foundation.....................................................................................
B. Profil Wahid Foundation........................................................................................
1. Pendiri.............................................................................................................20
2. Biodata Wahid Foundation............................................................................22
C. Struktur Organisasi Wahid Foundation................................................................
12

D. Visi dan Misi Wahid Foundation...........................................................................


1. Visi...................................................................................................................23
2. Misi..................................................................................................................24
E. Program Penguatan Pesan Damai Wahid Foundation..........................................
1. Program Pemuda............................................................................................24
2. Program Rohis................................................................................................26
3. Program Muslimah........................................................................................29
BAB IV............................................................................................................................31
HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................................
A. Konsep Penguatan Pesan Damai Wahid Foundation............................................
B. Program-program Pesan Damai............................................................................
C. Implementasi Penguatan Pesan Damai..................................................................
BAB V.............................................................................................................................61
PENUTUP.......................................................................................................................61
A. KESIMPULAN........................................................................................................
B. SARAN.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................64
LAMPIRAN...................................................................................................................66
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................................70
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Realita dimasyarakat, sering kita menjumpai berbagai tindak kekerasan

dan intoleransi yang terjadi, baik ditingkat rumah tangga maupun sampai tingkat

nasional. Kekerasan dan intoleransi ini umumnya terjadi di wilayah-wilayah yang

masyarakatnya memiliki keterbatasan akses ekonomi, pendidikan, maupun

informasi, yang memudahkan terjadinya provokasi sehingga tercipta tindakan

diskrimasi. Bahkan tidak hanya diwilayah di yang memiliki keterbatasan saja, tapi

di Jakarta sendiri sangat banyak tindak kekerasan serta perilaku intoleransi yang

terjadi. Hal tersebut tampaknya masih menjadi ancaman mulai pada tahun 2012

hingga sekarang memasuki tahun 2019.

Wahid Foundation mencatat selama 2019 terjadi 120 kasus

pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan. Jumlah itu meningkat 15

persen dari tahun sebelumnya, 76 kasus. Pelarangan dan pembatasan aktivitas

keagamaan atau kegiatan ibadah tercatat 49 kasus. Disusul tindakan intimidasi dan

ancaman kekerasan oleh aparat negara 25 kasus, pembiaran kekerasan 16 kasus,

kekerasan dan pemaksaan keyakinan serta penyegelan dan pelarangan rumah

ibadah masing-masing 7 kasus. Pelanggaran lain adalah kriminalisasi atau

viktimisasi keyakinan 5 kasus.

Institusi negara tercatat menjadi pelaku pelanggaran kebebasan

beragama paling banyak. Polisi menempati posisi pertama yakni 12 kali, disusul

bupati, wali kota, atau pejabat di lingkungan pemerintah daerah sebanyak 17 kali.

1
2

Pelaku pelanggaran kebebasan beragama lainnya adalah tentara 18 kasus, satuan

polisi pamong praja 10 kasus, pemerintah provinsi 8 kasus serta Kantor

Kementerian Agama dan Kantor Urusan Agama 6 kasus, Kemudian dari data

yang dimiliki oleh Wahid Foundation juga menjelaskan bahwa Jakarta berada

diposisi ke tiga teratas dalam konteks kota intoleran 2019. Jakarta berada di urutan

1 dengan skor 2.880. Hal ini tentu menjadi prestasi yang sangat buruk untuk kota

sebesar Jakarta.1

Dari berbagai macam tindak kekerasan dan intoleransi di atas, peneliti

melihat harus adanya upaya penangangan untuk masalah tersebut, dengan

mencoba memberikan hal-hal yang mengusung pesan perdamaian dengan

landasan program yang dimiliki Wahid Foundation. Wahid Foundation adalah

lembaga yang berusaha mewujudkan prinsip dan cita-cita intelektual

Abdurrahman Wahid dalam membangun pemikiran Islam moderat yang

mendorong terciptanya demokrasi, multikulturalisme dan toleransi di kalangan

kaum muslim di Indonesia dan seluruh dunia. Dalam berbagai programnya,

Wahid Foundation menggelar kegiatan di lingkungan aktivis muslim progresif

dan dialog-dialog di antara pemimpin agama-agama dan tokoh-tokoh politik di

dunia Islam dan Barat.

Perdamaian sejatinya harus ditegakkan dimasyarakat sekarang ini,

terlebih hal tersebut harus ada dalam diri para pemuda, karena pemuda adalah

tolak ukur masa depan bangsa. Syekh Mustafa Al-Gulayaini, seorang pujangga

Mesir berkata : “Sesungguhnya pada tangan-tangan pemudalah urusan umat dan

1
http://www.wahidinstitute.org/wi-id/tentang-kami/tentang-the-wahid-institute.html
diakses pada hari Jumat 10 Mei 2019 Pkl 21.30 WIB
3

pada kaki-kaki merekalah terdapat kehidupan umat”. Mengingat betapa

pentingnya pemuda terhadap umat ini, maka perlunya generasi muda untuk

menanamkan perdamaian dalam dirinya, agar para pemuda saat ini dan pemuda

yang akan datang memiliki semangat juang yang tinggi serta tanggung jawab

yang penuh terhadap kelangsungan nusa, bangsa dan agama yang cinta akan

kedamaian. Kemudian peneliti kaitkan peran pemuda dengan Pesan damai ala

Wahid Foundation karena mereka mempunyai program yang menarik untuk

menyebarluaskan pesan damai terhadapat masyarakat, terutama untuk para

pemuda muslim di Jakarta Pusat, sehingga peneliti mengharapkan nantinya

pemuda bisa menjadi tulang punggung bangsa dan agama yang mencintai

perdamaian.

Melihat kenyataan tersebut, khususnya besarnya potensi Wahid

Foundation untuk membentuk dan meningkatkan toleransi para pemuda

khususnya di Jakarta Pusat agar dapat menjunjung tinggi arti perdamaian itu

sendiri. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Model

Penguatan Pesan Damai Ala The Wahid Institute bagi Pemuda Muslim Jakarta

Pusat”.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan yang dapat diteliti, antara lain :

1. Rendahnya sikap toleransi dikalangan pemuda

2. Peran Wahid Foundation dalam menyampaikan pesan damai

3. Bagaimana Model penguatan pesan damai ala Wahid Foundation bagi

pemuda muslim Jakarta Pusat.


4

C. PEMBATASAN MASALAH

Bertolak dari identifikasi masalah diatas dan mengingat keterbatasan

peneliti terkait tenaga, waktu, biaya dan kemampuan teoritis dan metodologis

maka penelitian ini dibatasi hanya pada model penguatan pesan damai bagi

pemuda muslim dalam rentan usia 15-20 tahun.

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka dapat diajukan pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep penguatan pesan damai Wahid Foundation bagi

pemuda muslim Jakarta Pusat?

2. Bagaimana program-program Wahid Foundation dalam penguatan pesan

damai bagi pemuda muslim Jakarta Pusat Pusat?

3. Bagaimana implementasi penguatan pesan damai Wahid Foundation bagi

pemuda muslim Jakarta Pusat ?

E. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini alah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek

alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci.2 Dalam penelitian ini

penulis menitikberatkan objek alamiah diatas pada dokumentasi-

dokumentasi penelitian. Dimana peneliti sebagai instrumen kunci akan

2
Kependidikan, Direktorat Tenaga. 2008. Pendekatan, jenis dan metode penelitian
kependidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, hlm. 25.
5

melihat dan menganalisis mengenai data yang didapat guna menjawab

permasalahan yang ada dimasyarakat.

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,

peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif

memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana

adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif,

peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi

pusat perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa

tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih

dan satu variabel.3

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua sumber data

yakni data primer dan data sekunder. Data primer yaitu hasil observasi,

wawancara dengan pimpinan Wahid Foundation, wawancara dengan

pemuda dan kuisioner sedangkan sumber data sekunder yaitu buku-buku,

jurnal penelitian, artikel berita dan lain sebagainya.

4. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang

menggunakan teknik observasi, teknik wawancara serta studi dokumentasi

sebagai teknik pengumpulan data (Suryana, 2010).4 Teknik observasi,


3
Kependidikan, Direktorat Tenaga. 2008. Pendekatan, jenis dan metode penelitian
kependidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, hlm 40.
4
Suryana. 2010. Metodologi Penelitian: Model Praksis Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif. Bandung: LPI
6

yakni melihat pelaksanaan Model Penguatan pesan damai ala Wahid

Foundation, teknik wawancara digunakan untuk memperoleh informasi

mengenai pesan damai Wahid Foundation, kendala dalam pelaksanaan dan

informasi terkait lainnya. Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh

data mengenai pelaksanaan pesan damai ala Wahid Foundation kepada

Pemuda Muslim Jakarta Pusat.

5. Teknis Analisis Data

Setelah data terkumpul menggunakan metode pengumpulan data

diatas kemudian peneliti menganalisis data dengan teknik analisis secara

deskriptif-kualitatif. Tujuan deskriptif ini adalah untuk mendeskripsikan,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-

fakta serta berhubungan dengan fenomena yang diselidiki.

F. STUDI LITERATUR

Sebelum peneliti menyusun skripsi lebih lanjut, maka terlebih dahulu

peneliti menggunakan beberapa rujukan penelitian terdahulu dalam

mendapatkan informasi tentang hal yang berkaitan dengan skripsi yang sedang

ditulis. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tidak adanya kesalahan dalam

mengolah dan menganalisis data.

Beberapa judul penelitian terdahulu yaitu:

1. Pesan Perdamaian Dalam Al-Qur’an (Kajian Tahlili terhadap QS.An-

Nisa/4: 86)

Penelitian ini merupakan Skripsi karya Ahmad Tri Muslim HD

dari Universitas Islam Negeri Alauddin. Penelitian ini bertujuan untuk


7

membangkitkan kesadaran masyarakat dalam interaksi kehidupan sehari-

hari. Sekaligus mengaplikasikan sikap saling menghormati dan

menghargai dalam dinamika kehidupan untuk mencapai ketenangan dan

rasa damai dalam hati. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Pengumpulan

data dikumpulkan dengan mengutip, menyadur, dan menganalisis dengan

mengadopsi pendekatan ilmu tafsir. Pendekatan tersebut diterapkan

dengan empat teknik interpretasi yaitu : qur’ani linguistik, sistemis, dan

kultural. Secara spesifik penulis memakai metode tafsir tahlili untuk

menginterpretasikan ayat al-Qur’an yang menjadi sumber data primer,

dengan menjadikan QS. al-Nisa’/4: 86 sebagai objek kajian utama.

Hasil penelitian ini dipahami bahwa hakikat pesan perdamaian

dalam QS. al-Nisa’/4: 86 dengan menggunakan term tahiyyah pada

dasarnya adalah penghormatan yang mengantar pelakunya untuk

memberikan syafa‘ ah hasanah berupa doa, hadiah, memberi rasa aman,

dan memperlakukan semua manusia baik yang disenangi maupun yang

tidak disenangi sebagai sosok yang memiliki harga diri dan hak setara

dengan dirinya sebagai manusia berupa ucapan atau perbuatan yang pada

akhirnya terjalin hubungan yang ramah, santun dan harmonis. Adapun

wujud pesan perdamaian dalam QS. al-Nisa’/4: 86 dibagi atas tiga, yakni

perintah untuk memberi tahiyyah , membalas tahiyyah dengan tahiyyah

yang lebih baik dan membalas dengan tahiyyah yang serupa. Dari sini

pula dipahami bahwa implementasi pesan perdamaian dalam al-Qur’an

terkait dengan spiritual, yakni upaya memberikan rasa aman disertai niat

untuk mendapatkan rida Allah swt. dan terkait dengan masalah


8

humanistik, yakni manusia secara keseluruhan memiliki hak untuk

merasakan kedamaian tanpa melihat status sosialnya.

2. Pesan Perdamaian Dalam Film Bulan Terbelah di Langit Amerika

Penelitian ini merupakan Skripsi karya Ahmad Tri Muslim HD

dari Universitas Islam Negeri Alauddin. Penelitian ini bertujuan untuk

menjelaskan bagaimana pesan perdamaian dan apa saja pesan perdamaian

yang ditampilkan dalam film tersebut. Peneliti menganalisis tanda yang

muncul dalam gambar dan dialog yang menggunakan analisis semiotika

model Charles sander Pierce, serta mengklasifikasi dalam jenis tanda

Pierce, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Jenis penelitian ini adalah kualitatif.

Hasil penelitian adalah terdapat dua tanda pesan perdamaian,

yaiutu pertama cinta dan kasih sayang yang meliputi : (1) kasih sayang

orang ua terhadap anakan terdapat pada scene 1, 40. (2) kasih sayang pria

terhadap wanita terhadap wanita pada scene 10, 37, 16, 1, 33. (3) kasih

sayang sesama manusia terdapat pada scene 15, 5, 30. Kedua solidaritas

sosial atau tolong menolong yang meliputi: (1) tolong menolong dalam

keadaan darurat terdapat pada scene 35. (2) Tolong menolong terhadap

anak-anak korban perang terdapat pada scene 35.

3. Analisis Semiotik Pesan Perdamaian Pada Video Klip ‘Salam Alaikum

Harris J

Penelitian ini merupakan Skripsi karya Noni Wilda Sari dari

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui makna denotasi, konotasi dan mitos yang terdapat


9

dalam vido klip ‘Salam Alaikum’ serta interpretasi pesan perdamaian apa

saja yang muncul pada video klip tersebut. Jenis penelitian ini adalah

kualitatif deskriptif. Penulis menggunakan metode semiotika, yaitu

semiotika model Roland Barthes. Dalam metode nya ini Barthes

mengembangkan dua sistem penandaan bertingkat yaitu denotasi dan

konotasi. Pada signifikasi tahap kedua yang berkaitan dengan isi, tanda

bekerja melalui mitos

Hasil penelitian ini menunjukkan makna denotasi yaitu terdapat

aktivitas manusia yang saling berinteraksi, berlatar tempat di restoran dan

taman. Dalam berinteraksi tersebut banyak hal yang dapat menimbulkan

konflik dan perpecahan. Makna konotasinya adalah hal-hal yang

eharusnya dilakukan untuk menyikapi permasalahan dalam setiap aktivitas

manusia agar tercipta perdamaian. Terdapat beberapa pesan perdamaian

dalam islam yang disampaikan oleh komunikator kepada penonton.

Perdamaian dalam islam merujuk kepada ajaran Al-Qur’an yang telah

mengatur kehidupa sesama sehingga tercipta kehidupan manusia.

G. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan

penelitian, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui rendahnya sikap toleransi dikalangan pemuda saat ini

2. Mendeskripsikan peran Wahid Foundation dalam menyampaikan pesan

damai

3. Bagaimana Model penguatan pesan damai Wahid Foundation bagi

pemuda Jakarta Pusat


10

H. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat teoritis dan praktis, diantaranya:

1. Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan sumbangsih teoritis

dalam bidang perdamaian dikalangan pemuda pada era milenial ini.

2. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

menambah pengalaman peneliti tentang pengembangan model

penguatan pesan damai, terutama pengembangan perdamaian

dikalangan pemuda Jakarta Pusat.

3. Bagi Wahid Foundation, penelitian ini diharapkan dapat membantu

untuk lebih mengembangkan program Wahid Foundation agar dapat

menjawab tantangan masa depan terutama masalah perdamaian.

4. Bagi masyarakat umum, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi tentang Model pesan perdamaian Wahid Foundation dalam

menanggulangi rendahnya sikap toleransi.

5. Bagi akademik, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan

sumber informasi untuk penelitian terkait selanjutnya.

I. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan dalam penelitian ini akan dijabarkan dan dibagi

dalam lima bab, yaitu:

1. Bab Satu

Bab satu adalah pendahuluan. Pendahuluan mencakup latar

belakang masalah atau identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan

masalah, metodologi penelitian, studi literatur, tujuan penelitian dan


11

manfaat penelitian. Latar belakang masalah mendeskripsikan berbagai hal

yang menggambarkan permasalahan yang dikaji dengan pembagian

sebagai berikut: keadaan saat ini, fakta di lapangan serta beberapa teori

yang mendukung. Pembatasan masalah berisi fokus penelitian yang

diambil dari latar belakang masalah. Rumusan masalah berisi pertanyaan

yang menjadi pokok permasalahan yang diambil dari fokus penelitian atau

pembatasan masalah. Metodologi penelitian adalah penjabaran dari hal-hal

yang dilakukan untuk memperoleh data dan menghasilkan kesimpulan

dalam penelitian. Studi literatur berisi beberapa penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya mengenai permasalahan yang dikaji dalam

penelitian ini. Tujuan penelitian merupakan pernyataan dari rumusan

masalah. Manfaat penelitian menjelaskan manfaat teoritis dan manfaat

praktis dari penelitian.

2. Bab Dua

Bab dua adalah kajian teori. Kajian teori mencakup berbagai teori

yang menunjang dalam penelitiaan ini. Kajian teori dalam bab ini terdiri

dari teori perdamaian, kajian tentang perdamaian dan kasus intoleran masa

kini.

3. Bab Tiga

Bab tiga adalah gambaran umum Wahid Foundation. Gambaran

umum terdiri atas Profil, Sejarah, Visi Misi, dan Program terkait

perdamaian.

4. Bab Empat
12

Bab Empat adalah hasil dan pembahasan. Bab empat merupakan

inti dari penelitian yang berupa analisis data. Pada bab ini akan

dideskripsikan model penguatan pesan damai ala Wahid Foundation bagi

pemuda muslim Jakarta Pusat.

5. Bab Lima

Bab lima adalah penutup. Bab lima berisi tentang simpulan hasil

temuan penelitian serta jawaban dari rumusan masalah dan saran tentang

pemantapan hasil penelitian yang dicapai dan pengembangan penelitian

lanjut.

Penelitian ini dilengkapi referensi berupa buku-buku, jurnal ilmiah,

serta artikel-artikel yang tercantum dalam daftar pustaka.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Pesan Damai

1. Pengertian Pesan Damai

Konsep perdamaian perspektif K.H. Abdurrahman Wahid adalah toleransi

dan penghargaan terhadap perbedaan. Menurut beliau:

Toleransi tidak hanya sekedar sikap hidup berdampingan secara damai


dalam suasana saling menghormati dan menghargai, tetapi juga disertai
kesediaan menerima penganut agama lain sebagai saudara sesama
manusia.1
Toleransi yang dimaksud hanya menyangkut aspek sosial atau

kemanusiaan, yang dapat diwujudkan dalam bentuk sikap menghargai pluralitas,

menghargai pendapat, sikap keterbukaan terhadap perbedaan, membantu dan

membela serta menghargai orang-orang yang tertindas atau mendapat perlakuan

yang tidak adil, serta menjunjung tinggi persaudaraan sesama manusia. Sedangkan

sikap penghormatan terhadap perbedaan menjadi konsep perdamaian yang kedua.

Bagi K.H. Abdurrahman Wahid, perbedaan adalah hal yang wajar asalkan

perbedaan tersebut tidak mengakibatkan pertentangan dan perpecahan.

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang dilontarkan seorang

komunikator kepada komunikan atau seperangkat lambang bermakna yang

disampaikan dari komunikator kepada komunikan dengan tujuan membuat mitra

bicara ke arah yang diinginkan oleh komunikator. 2 Pesan tersebut bisa dalam

1
Ahmad Nurcholis, Peace Education & Pendidikan Perdamaian Gus Dur, (Jakarta: Elex
Media Komputindo, 2015)
2
Toto Tasmoro, Komunikasi Dakwah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), h. 9. Lihat
juga: Susanto Astrid, Komunikasi dalam Teori dan Praktik (Bandung: Bina Cipta, 1997), h. 7.

13
14

bentuk ilmu pengetahuan, informasi, hiburan, ataupun nasihat. Sedangkan

penyampaiannya bisa dalam bentuk verbal maupun non verbal.3 Dalam konteks

komunikasi, pesan memiliki kriteria agar yang disampaikan dapat menarik dan

sesuai dengan tujuan yang diinginkan komunikator. Olehnya itu, ada beberapa hal

yang harus diperhatikan dalam penyampaian pesan. Antara lain sebagai berikut:

1. Pesan hendaknya dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga

dapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud.

2. Pesan hendaknya menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada

pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran sehingga sama-sama

dapat dimengerti.

3. Pesan hendaknya dapat membangkitkan kebutuhan pribadi pihak

sasaran dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan

tersebut.

4. Pesan menyarankan satu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang layak

bagi situasi kelompok4

Perdamaian berasal dari kata damai yang dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia diartikan sebagai tidak ada perang, tidak ada kerusuhan, aman dan

rukun.5 Ia merupakan antonim dari kata konflik, perseteruan, permusuhan,

sengketa, pertengkaran, perselisihan, dan tikai. Adapun menurut Ursula Martius

Franklin berpendapat bahwa:

3
A.W. Wijaya, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik (Jakarta: Bina Aksara, 1986), h. 30.
4
Onong Oechiana Efendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik ( Cet. VIII; Bandung:
Remaja Rosda Karya, 1994), h. 127.
5
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h. 312.
15

Damai bukan hanya sekedar tidak adanya perang, tetapi damai juga
terciptanya keadilan dan hilangnya ketakutan dalam diri individu dan
masyarakat. Ketakutan yang dimaksud adalah rasa tidak aman dari faktor
ekonomi seperti takut tidak punya pekerjaan atau tempat tinggal yang
layak.6
Kendati demikan, dalam hukum logika biner juga disebutkan bahwa:

keberadaan atau ketiadaan salah satu merupakan keberadaan sekaligus


ketiadaan yang ada. Damai tidak akan ada jika konflik tidak ada. Damai
menjadi ada hanya karena konflik juga ada. Ketika damai dinegasikan,
hadirlah konflik, dan jika konflik dinegasikan maka hadirlah damai.
Keduanya adalah dua sisi pada mata uang yang sama.7
Kata damai merupakan kata dasar yang kemudian membentuk istilah

perdamaian (nomina) setelah mendapat imbuhan per-an. Imbuhan ini memberikan

makna proses aktif membangun damai dan penghentian permusuhan, serta perihal

damai. Sementara damai dengan imbuhan ke-an, yakni kedamaian adalah suatu

keadaan damai dan kehidupan yang aman dan tenteram. Pengertian damai,

perdamaian, dan kedamaian dapat dibedakan dalam beberapa hal. Pertama, dalam

hal jenis kata, damai merupakan adjektiva, sedang perdamaian dan kedamaian

adalah kata benda atau nomina. Kedua terkait dengan fungsi dan makna kata. Kata

damai dalam hal ini berfungsi membentuk keterangan tentang sifat sebuah agama

yang sarat dengan rasa aman, tenteram, dan tanpa pertikaian.

Selanjutnya, kata kedamaian merupakan kata benda yang menyiratkan

makna keterangan situasi. Misalnya, surga merupakan tempat kedamaian abadi.

Maksudnya, surga selalu diliputi situasi aman, tenteram, dan tanpa pertikaian.

Sementara perdamaian adalah kata benda mengandung makna proses dan

aktivitas. Kata perdamaian digunakan untuk mendeskripsikan sebuah upaya

6
Ghadir Khum, Landasan Filosofi Pendiidkan Islam, http://scribd.com. Diakses pada 6
Juli 2019 pukul 22.30 WIB
7
Imam Taufiq, Al-Qur’an Bukan Kitab Teror: Membangun Perdamaian Berbasis al-
Qur’an (Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2016), h. 31.
16

individu atau kelompok dalam membangun dan mewujudkan kedamaian.8 Term

perdamaian merupakan kata yang menjadi titik fokus dalam penelitian ini. Skripsi

ini menekankan sebuah proses menciptakan nilai kenyamanan dan ketenteraman

dalam masyarakat. Meskipun demikian ketiga istilah tersebut, yaitu damai,

kedamaian dan perdamaian memiliki bidang arsir yang tumpang tindih dan tidak

dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, penggunaannya

dilakukan secara interchangeably atau pergantian menurut kebutuhan dan

penekanan.

Dalam kerangka ini, dapat diketahui bahwa pesan perdamaian

dimaknai sebagai cara menyampaikan sebuah informasi baik melalui aktivitas

diskusi, media sosial ataupun ide kreatif manusia untuk mengatasi dan

menghilangkan segala bentuk kekerasan, baik langsung maupun tidak langsung,

struktural, kultural, maupun personal di masyarakat.

2. Pesan Damai Perspektif Islam

Shulhu (perdamaian) merupakan konsep dasar dalam Islam.

Sebagaimana Firman Allah SWT yang artinya:

“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat

bagi semesta alam.” (Q.S Anbiyaa’: 107)

Islam pada intinya bertujuan menciptakan perdamaian bagi seluruh

manusia, oleh karena itu Islam diturunkan tidak untuk memelihara permusuhan

atau menyebarkan dendam di antara umat manusia. Namun belakangan wajah

agama yang damai ini tercoreng dengan berkembangnya paham dan aksi-aksi

ekstrimisme. Ini merupakan gerakan sosial-politik demi mencapai pengaruh dan

8
Imam Taufiq, Al-Qur’an Bukan Kitab Teror, hlm. 30-31.
17

kekuasaan yang biasanya dijalankan melalui cara-cara kekerasan baik verbal

maupun fisik. Terorisme adalah bagian dari bentuk gerakan kekerasan

ekstrimisme. Gagasan dan paham ekstrimisme yang berisi kebencian terhadap

kelompok lain, bahkan pemerintah, dapat dijumpai di media-media social. Aksi-

aksi kekerasan fisik terhadap kelompok dan tempat ibadah hingga aksi bom bunuh

diri juga menjadi tantangan Islam saat ini. Paham dan gerakan perdamaian

menjadi wajah yang penuh amarah dan terror.

Pada hakikatnya perdamaian merupakan hal yang pokok dalam

kehidupan manusia, karena dengan kedamaian akan tercipta kehidupan yang

sehat, nyaman dan harmonis dalam setiap interaksi antara sesama. Dalam suasana

aman dan damai, manusia akan hidup dengan penuh ketenangan, oleh karena itu,

kedamaian merupakan hak mutlak setiap individu. Bahkan kehadiran damai dalam

kehidupan setiap makhluk merupakan tuntunan, karena dibalik ungkapan damai

itu menyimpan keramahan, kelembutan, persaudaraan dan keadilan.

Dari teori diatas dapat diketahui bahwa perdamaian akan tercipta jika

adanya kesinambungan baik dari individu, keluarga maupun masyarakat untuk

saling menjaga keadilan dan keamanan. Dengan demikian Perdamaian akan

terealisasikan dengan baik.

B. Pengertian Pemuda

Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang

mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan

emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia Pembangunan

baik saat ini maupun nanti yang akan menggantikan generasi sebelumnya.

Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan
18

optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda

menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural. Terdapat Banyak definisi

tentang pemuda, Baik definisi secara fisik ataupun psikis tentang siapa figur yang

pantas disebut pemuda serta apakah pemuda selalu diasosiasikan dengan semangat

dan usia. Menurut Taufik Abdulah dalam bukunya :

“pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan


bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang
stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural”.9
Sedangkan Menurut mukhlis dalam bukunya:

pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya dibebani bermacam-


macam harapan, terutama dari generasi lainya. Hal ini dapat dimengerti
karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang harus
mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan secara berkelanjutan.
Adapun Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang

kepemudaan pasal 1 ayat (1), mendefinisikan bahwa:

Pemuda adalah warga negara Indonesia Yang memasuki periode penting


pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30
(tiga puluh) tahun.10
Berdasarkan dari pengertian diatas maka dapat diketahui bahwa

pemuda adalah generasi penerus bangsa yang mempunyai karakter yang dinamis

dan optimis namun masih mempunyai pengendalian emosi yang belum stabil dan

berusia antara 16-30 tahun yang secara biologis telah menunjukan tanda-tanda

kedewasaan.

9
Abdullah, Taufik., 1974, Pemuda dan Perubahan Sosial, Jakarta: LP3ES
10
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang kepemudaan pasal 1 ayat (1)
19

BAB III

GAMBARAN UMUM WAHID FOUNDATION

A. Sejarah Wahid Foundation

Wahid Foundation (sebelumnya dikenal sebagai The Wahid Institute)

diluncurkan pada tanggal 7 September 2004, di Four Seasons Hotel di Jakarta.

Didirikan pada saat dunia belum sembuh dari rasa sakit dan panik yang

disebabkan oleh tragedi 2001/11/09 di New York, dan ketika Indonesia telah

mengalami berbagai wabah kekerasan komunal yang dipicu oleh sengketa atas

nama agama atau identitas etnis.0

Meskipun transisi demokrasi Indonesia dimulai dengan reformasi hukum

pada tahun 1998, diikuti oleh pemilihan umum yang bebas pada tahun 1999,

pecahnya kekerasan komunal membuat jelas bahwa prinsip-prinsip budaya dalam

demokrasi belum tertanam dalam masyarakat Indonesia. Banyak faktor yang

bermain, tapi salah satu yang paling penting adalah peran agama - Islam

khususnya di negara Muslim terbesar di dunia - yang dalam kombinasi dengan

identitas etnis telah lama membentuk karakter masyarakat. Sementara itu, dunia

secara keseluruhan penuh dengan ketakutan yang disebabkan oleh kekerasan dan

aksi teror. 

Wahid Foundation didirikan untuk memajukan visi kemanusiaan dari KH

Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam memajukan pengembangan toleransi,

keberagaman dalam masyarakat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan

masyarakat miskin, membangun demokrasi dan keadilan fundamental, dan


0
http://www.wahidinstitute.org/wi-id/tentang-kami/tentang-the-wahid-institute.html
diakses pada hari Kamis 29 Mei 2019 Pkl 14.00 WIB
20

memperluas nilai-nilai perdamaian dan non-kekerasan di Indonesia dan di seluruh

dunia. 

Baik di tingkat regional maupun global, Wahid Foundation memfasilitasi

dialog dan membangun pemahaman antara Islam dan agama-agama dan budaya

lain, termasuk antara mereka yang hidup di dunia Muslim dan mereka yang

tinggal di Barat. Di Indonesia, Wahid Foundation mendorong munculnya pemikir

muda dan aktivis untuk mewujudkan komitmen dan visi Gus Dur. Wahid

Foundation menyelenggarakan pendidikan untuk pemuda, peningkatan kapasitas

bagi ulama Muslim untuk menghasilkan pemahaman lintas-agama, lintas-budaya,

dan dialog lintas-etnis, dan mempromosikan mereka untuk berpartisipasi secara

aktif dalam proses membangun kesejahteraan ekonomi, keadilan dan

pemerintahan yang baik. 

B. Profil Wahid Foundation

1. Pendiri

a. K.H Abdurrahman Wahid

K. H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), adalah seorang tokoh pemikir

Islam terkemuka dan pemimpin yang berkomitmen untuk mempromosikan

perdamaian, keadilan dan menghormati perbedaan. Di Indonesia, ia dikenal

sebagai sosok intelektual terkemuka serta salah satu tokoh utama yang

mempromosikan pemikiran Islam progresif. Ia dikenal di seluruh dunia karena

komitmennya terhadap perdamaian dan berkampanye melawan kekerasan

sektarian dan intoleransi. Fokus pemikirannya adalah bekerja untuk mengurangi

ketegangan komunal dan konflik di seluruh dunia, termasuk antara Islam dan
21

Barat. Dia memimpin organisasi Islam terbesar di dunia, - Nahdlatul Ulama (NU)

dengan 40 juta anggotanya - selama 15 tahun (1983-1998). Gus Dur

memperkenalkan tradisi dialog antar-agama dan antar-budaya, tidak hanya di

Indonesia, tapi juga di seluruh dunia, yang tidak pernah berhenti mempromosikan

nilai-nilai demokrasi. Kepemimpinannya sebagai presiden keempat Republik

Indonesia (1999-2001) berjalan selama masa krisis yang penuh gejolak dan intrik.

Meski demikian, ia berhasil meletakkan dasar-dasar negara untuk penegakan

hukum, reformasi militer, dan pembangunan ekonomi kerakyatan, serta membina

kerjasama antar agama untuk mendukung demokrasi dan penegakan hokum.

b. Greg Barton

Greg Barton adalah Profesor Politik Global Islam di Alfred Deakin

Institute for Citizenship and Globalization Deakin University, Melbourne,

Australia. Sejak akhir 1980-an ia telah meneliti pengaruh liberalisme Islam di

Indonesia dan kontribusinya terhadap perkembangan masyarakat sipil dan

demokrasi. Salah satu tokoh sentral dalam penelitiannya adalah Gus Dur.

Kedekatannya dengan Gus Dur membuat Profesor Greg Barton memahami Gus

Dur lebih baik daripada peneliti lainnya.

c. Yenny Wahid

Yenny Wahid, putri kedua dari K.H. Abdurrahman Wahid, adalah mantan

wartawan surat kabar Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age. Yenny

merupakan lulusan Universitas Harvard Kennedy School of Government, dengan

gelar master dalam Administrasi Publik. Pada tahun 20016, ia diangkat sebagai

anggota staf khusus Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono untuk bidang


22

komunikasi politik, sebelum meninggalkan posisi itu setahun kemudian untuk

berkonsentrasi pada pekerjaannya dengan masyarakat akar rumput. Pada tahun

2009 ia dinobatkan sebagai salah satu penerima penghargaan Young Global

Leaders oleh World Economic Forum, bersama dengan orang-orang seperti Tiger

Woods dan Mark Zuckenberg. Saat ini, Yenny menjadi pemimpin Global Council

on Faith.

d. Ahmad Suaedy

Ahmad Suaedy dikenal sebagai aktivis Islam progresif. Sejak tahun 1990

ia telah memfasilitasi kemajuan gerakan pemuda Islam, yang memiliki peran

penting dalam proses demokratisasi setelah pengunduran diri Presiden Soeharto

pada tahun 1998. Terlepas dari reformasi demokrasi, ia telah terlibat dalam

advokasi bagi kaum minoritas agama dan tradisi di Indonesia. Selama lima tahun

terakhir, Suaedy aktif meneliti minoritas Muslim di Asia Tenggara; termasuk

masyarakat di Thailand selatan, Filipina, Singapura, Kamboja, Vietnam,

Indonesia Timur, dan Malaysia (Penang); serta memberikan kontribusi ke jaringan

muslim progresif yang sedang berkembang di Asia Tenggara.

2. Biodata Wahid Foundation

Tabel 1

Tahun Berdiri 2004

Alamat Jl. Taman Amir Hamzah No.8 RT

01/RW 04

Kelurahan Pegangsaaan

Kecamatan Menteng
23

Kabupaten/kota Jakarta Pusat

Provinsi DKI Jakarta

Status Lembaga Badan Hukum

Kode Pos 10320

NPWP 02352507-017.000

Jenis Lembaga Yayasan

Sumber: Biodata Wahid Foundation

C. Struktur Organisasi Wahid Foundation

Diagram 1

Sumber: Tabel Organisasi Wahid Foundation

D. Visi dan Misi Wahid Foundation

1. Visi

Terwujudnya cita-cita intelektual Gus Dur untuk membangun

kehidupan bangsa Indonesia yang sejahtera dan umat manusia yang

berkeadilan sosial dengan menjunjung tinggi pluralisme, multikulturalisme,


24

demokrasi, HAM yang diispirasi nilai-nilai Islam. Wahid Foundation berusaha

memperjuangkan terciptanya dunia yang damai dan adil dengan dengan

mengembangkan mengembangkan pandangan Islam yang toleran dan moderat

dan bekerja untuk terbangunnya kesejahteraan bagi semua manusia.

2. Misi

a. Mengembangkan, merawat dan menyebarluaskan nilai-nilai Islam

yang damai dan toleran.

b. Mengembangkan dialog-dialog antara budaya lokal dan internasional

demi memperluas harmoni Islam dengan berbagai kebudayaan budaya

dan agama di dunia.

c. Mendorong beragam inisiatif untuk memperkuat masyarakat sipil dan

tata kelola pemerintah yang baik di Indonesia dalam penguatan

demokrasi.

d. Mempromosikan partisipasi aktif dari beragam kelompok agama

dalam membangun dialog kebudayaan dan dialog perdamaian.

e. Mengembangkan inisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan dan

keadilan sosial.

E. Program Penguatan Pesan Damai Wahid Foundation

1. Program Pemuda

a. Sekolah Damai

Program ini adalah salah satu dari banyak program yang dimiliki

Wahid Foundation untuk pemuda. Terdapat beberapa sekolah yang

dinaungi oleh Wahid Foundation. Diantaranya:


25

Tabel 2

Provinsi Nama Sekolah

SMK Negeri 12 Jakarta

SMK Negeri 4 Jakarta

DKI Jakarta SMA Negeri 40 Jakarta

SMA Negeri 72 Jakarta

SMK Negeri 31 Jakarta

SMA Negeri 1 Bandung

SMA Negeri 3 Bandung

Jawa Barat SMA Negeri 21 Bandung

SMK Negeri 3 Bandung

SMK Negeri 11 Bandung

SMA Negeri 1 Sugihwaras

SMA Negeri 1 Bojonegoro

Jawa Timur SMK Negeri 3 Jombang

SMK Negeri 5 Surabaya

SMA Negeri 8 Malang

SMK Negeri 4 Kendal

SMA Negeri 1 Cepiring

Jawa Tengah SMA Negeri 11 Semarang

SMA Negeri 10 Semarang

SMA Negeri 8 Semarang

Sumber : Program Sekolah Damai Wahid Foudation


26

Dalam program sekolah damai ini terdapat 3 stack holder yang

menjadi acuan terciptanya program ini. Diantara :

1. Kepala Sekolah, karena kepala sekolah adalah pemegang kekuasaan

tertinggi di sekolah

2. Guru Agama Islam , karena guru agama Islam adalah penanggung jawab

dari kegiatan Rohis yang ada di sekolah itu sendiri.

3. Anak-anak Rohis, karena berangkat dari hasil riset Wahid Foundation

yang mengindekasikan bahwa organisasi rohis ini netral, namun rentan

dimasuki paham-paham radikalisme. Karena saat disekolah mereka bisa

diawasi, namun untuk kegiatan diluar masih kurang pengawasannya.

b. Gus Dur School for Peace (GDSP) 

Menjadi program dan gerakan kaderisasi dalam mencetak aktor-

aktor perdamaian baru yang berbasis pada nilai dan gerakan yang

diperjuangkan KH Abdurrahman Wahid. Program ini dijalankan salah

satunya melalui pelatihan berisi materi tentang nilai dan gerakan Gus Dur,

isu-isu aktual keagamaan dan kebangsaan, dan kemampuan advokasi.

Program ini juga menyediakan kesempatan kepada peserta terlibat dalam

program-program Wahid Foundation.

2. Program Rohis

a. Muslim youth leader forum

Semacam forum untuk anak-anak kelas X SMA yang aktif di rohis

dan berpotensi untuk menjadi pengurus rohis. Di forum ini kami


27

memaparkan kepada mereka nilai-nilai kepemimpinan dan nilai-nilai Islam

damai.

Harapannya perspektif Islam dan keberagaman itu bisa masuk ke

mereka sebelum akhirnya mereka menjadi pengurus rohis dan yang

membuat program kerja di organisasinya.

b. Muslim Leadership Exploretion and Depmelovment

Diperuntunkan untuk anak-anak kelas XI yang sudah menjadi

pengurus Rohis. Kami mengarahkan kepada ketua-ketua Rohis dan Ketua

keputrian atau setidaknya wakil dan sekretaris.

Disini pelatihan kepemimpinannya lebih terstruktur dan ada skill-

skill tertentu yang menjadi prioritas utama selain nilai-nilai dalam

kepemimpinan yang islami, mereka juga belajar nilai-nilai perdamaian

mulai dari diri sendiri seperti halnya pertama kali sebelum mereka bisa

bertoleransi kepada orang lain, mereka menerima diri sendiri apa adanya,

berempati dll.

Disini ada beberapa Visi :

1). Critical Thinking

Dimana mereka bisa lebih a ware terhadap informasi yang mereka

dapat (lebih kritis) dalam menerima informasi. Disini juga banyak macam-

macamnya seperti halnya brain storning (mencari ide dari permasalahan).

Permasalahan di organisasi mereka dan bisa dirumuskan dalam program

kerja.
28

2). Myers-Briggs Type Indicator (Karakteristik Keperibadian)

Selain mengenal diri sendiri mereka juga bisa kenal dengan

anggota-anggota lain yang mereka pimpin dan lebih efektif komunikasinya

didalam organisasi.

3). Ask Me Anything

Disini Kami mencoba mebawakan pembelajaran melalui

pengalaman, pertemuan langsung dari berbagai macam lintas agama. Kami

mengundang teman-teman dari berbagai agama, selain dari agama Islam,

Kristen Protestan, Katholik, Hindu, Budha, konghucu, Ahmadiyah dan

syiah termasuk aliran kepercayaan.

Tujuannya dalam sesi ini mereka dibebaskan bertanya, namun

bukan dalam tujuan berdebat teologis, tapi mengkonfirmasi atau

memenuhi rasa penasaran berdasarkan informasi yang selama ini hanya

mereka dapat atau dengar.

Harapannya melalui pengalaman dari skill diri sendiri, value atau

skill kepemimpinannya dan perspektif keberagamannya bisa dapat dan

mereka bisa jadi memimpin organisasi yang lebih inklusif.

Lalu, kami melakukan pendampingan melalui WhatsApp Grup,

disini mereka boleh bertanya tentang isu-isu terkini yang sedang hangat

diperbincangkan. Sehingga mencaji pertanyaan-pertanyaan bagi mereka,

ada fasilitator (Murobbi) yang mendampingi mereka juga.


29

3. Program Muslimah

a. Muslimah for Change (Keputrian)

Kami melihat selama ini kegiatan keputrian hanya dilakukan

berbarengan dengan shalat jumat, setelah kami Tanya-tanya kepada anak-

anak keputrian dan guru-guru yang ada, kebanyakan kegitannya itu tidak

terlalu dalam, dan hanya seputar skill yang diidentikan dengan perempuan,

seperti halnya “bagaimana menjadi istri yang sholehah ?”

Harapannya, melalui program ini mereka dapat memperluas tema-

tema dari diskusinya. Ada 3 Visi :

1). Critical Thinking

Disini wanita lebih cepat menerima atau menyampaikan informasi

yang mereka dapat, harapannya jauh lebih kritis dalam menerima berita.

2). Creative

Tujuannya agar mereka bisa mulai memikirkan sesuatu yang diluar

tema kebiasaan yang mereka dapat dan diulang. Harapannya mereka bisa

lebih luas lagi sehingga keputriannya lebih menarik dan memperkaya

wawasan mereka juga.

3). Inspiring

Tujuannya, kami ingin mendorong mereka agar tidak hanya

mengembangkan diri ke dalam, jadi mereka juga berpikir bagaimana

mereka berkontribusi secara nyata diluar. Mungkin mereka membuat

gerakan atau kegitan social dan semcamnya. Jadi tidak hanya hal-hal
30

seputar teologis, tapi bagaimana mereka juga menjadi muslimah-muslimah

yang menjadi jawaban juga terhadap isu-isu tertentu.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Konsep Penguatan Pesan Damai Wahid Foundation

Damai dari Islam itu yang sebenarnya menurut mereka banyak di

eksploitasi oleh kelompok-kelompok yang selama ini menganggap bahwa

agama secara umum mengajarkan kejahatan, keburukan,

mengampanyekan perang dan lain-lain. Tapi mereka ingin menampilkan

sisi lain dari itu, bahwa agama itu hadir untuk memberikan pesan-pesan itu

secara damai. Dalam mengetahui konsep pesan damai, peneliti melakukan

wawancara kepada bagian program. Menurut mereka:

“Wahid Foundation dibangun atau dibentuk untuk


memperjuangkan visi misi Gus Dur. Disini pondasi lembaga ini
dibangun. Secara khusus sebagaimana take line dari lembaga ini
adalah seading peaceful Islam artinya menyemai islam yang damai.
Lalu pondasi-pondasi damai itu dari berasal agama, nilai-nilai
konstitusional, nilai-nilai kebangsaan dan keindonesiaan.”0
Konsep-konsep yang mereka pegang itu secara umum ada di buku

Narasi Damai. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa Keindonesiaan itu

masuk ke dalam lokalitas atau cenderung dekat ke NU.

“Pertama, Secara teknis pola atau model Wahid Foundation itu


turun kepada kegiatan-kegiatan yang multikultural, budaya,
heterogen masyarakat. Kita juga mempunyai konsentrasi khusus
dalam keterlibatan agama-agama, jadi tidak hanya islam semacam
dialog-dialog antaragama. Cirinya dari pesan damai masing-
masing agama dan ke indonesiaan. Kedua, melibatkan agama-
agama dalam upaya damai ini, diajak dialog bersama. Ketiga,
diturunkan lagi ke para pemuda, bagaimana narasi-narasi yang
besar tadi di tekniskan dan disaring kepada pemuda-pemuda.”0

0
Hasil Wawancara di Wahid Foundation, Menteng, Kamis, 18 April 2019 pukul 13.00-
16.00
0
Hasil Waawancara di Wahid Foundation, Menteng, Kamis, 18 April 2019 pukul 13.00-
16.00

31
32

Menurut Wahid Foundation polanya yakni menggunakam media-

media yang sangat akrab di lingkungan anak-anak muda, seperti:

a. menggunakan pendekatan media sosial (teknologi).

b. Wahid Foundation itu mengadakan pendekatan yang fun (ceria)

didekati melalui board game (permainan-permainan untuk anak

muda).

c. menggunakan eksplorasi daya imajinasi dengan komik atau kartun.

(komik gus dur).

d. kami membimbing para pemuda untuk menyebarkan konten-konten

pesan damai melalui media teknologi.

e. Melalui hasil-hasil riset, karena semua yang dilakukan Wahid

Foundation itu basisnya adalah dari hasil riset, survei dan

mengadakan pendekatan kepada lingkungan anak-anak muda. Seperti

guru-guru sekolah (didampingi oleh Wahid Foundation), Orang tua

murid (dirangkul) agar mereka semua terlibat dalam kampanye damai

di wilayah mereka masing-masing.

f. Mengadakan pelatihan menulis, contoh karya anak muda yang

berjudul “Antologi Kisah Orang Muda untuk Perdamaian”.

g. Critical thinking adalah salah satu model penguatan WF agar para

pemuda diajak untuk berpikir kritis, sehingga tidak secara mentah

menerima informasi yang mereka dapat di Medsos dan lain-lain.

B. Program-program Pesan Damai

Pilar pemberdayaan masyarakat meliputi berbagai aktivitas dan

program di akar rumput yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan keadilan


33

sosial melalui pendekatan inovatif dan kolaboratif antara pemerintah,

masyarakat sipil, dan swasta. Program-program ini juga dikembangkan

dengan mendorong inisiasi-insiasi masyarakat yang berbasis kearifan lokal

yang mereka miliki. Program ini menyasar sejumlah kelompok sasaran

strategis seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, komunitas keagamaan,

komunitas perempuan, dan pemuda.

Salah satu program andalan yang dimiliki Wahid Foundation adalah

Sekolah Damai Wahid Foundation. Program ini difokuskan pada membuat

bahan untuk pilot project pencegahan paham radikal di SMA, SMK, dan

Sederajat. Alasan Wahid Foundation memilih sekolah SMA atau SMK karena

pelajar di SMA berkisar antara 15-20 Tahun selaras dengan teori pemuda

menurut Taufiq dalam bukunya, kemudian pelajar di SMA atau SMK rentan

sekali dan mudah dimasuki paham radikalisme karena mata pelajaran Agama

di SMA hanya 3 Jam dalam 1 Minggu. Sehingga kurang untuk para pelajar

memahami bagaimana mengatasi paham-paham tersebut. Disamping itu

Wahid Foundation memilih sekolah-sekolah di Jakarta Pusat karena agar

mudah diakses dan diawasi oleh Wahid sendiri, karena kantor lembaga Wahid

Foundation sendiri terletak di Jakarta Pusat.

Adapun kegiatan Sekolah Damai dibagi dalam beberapa tahapan.

Pertama, dilaksanakan pada 5-6 Oktober 2018. Pesertanya adalah para

pengampu kebijakan seperti Dinas pendidikan, Kementerian Agama,

Kepolisian, Dinas Perhubungan dan Informasi Bapas, Nahdatul Ulama,

Muhammadiyah, dan Dewan Masjid. Tahapan ini mengajak instansi/pihak

terkait untuk mendukung program pencegahan, sebagai upaya untuk


34

menghasilkan hasil yang jelas, terarah dan terukur. Para peserta kegiatan

mendiskusikan strategi, system, pengawasan, dan penerapan pencegahan dini

paham radikal di sekolah, serta peran dari pihak terkait. Hasil diskusi

kemudian menjadi bahan kegiatan selanjutnya, yaitu kegiatan Pengurus Rohis,

Pembina Rohis, dan Kepala Sekolah.

Kedua, adalah kegiatan untuk pengurus rohis yang dilaksanakan pada

7-8 September 2018. Pengurus Rohis mendiskusikan materi pengajarannya,

sistem pelaporan dan pendekatan siswa yang sudah terpapar paham radikal,

dan rancangan program rohis.

Pada 18-19 Oktober 2018 kegiatan dikhususkan untuk Pembina rohis.

Dari diskusi yang dilakukan para Pembina, didapatkan hasil yang sangat

produktif dan penting, berupa: draf panduan pilot project deteksi dini

pencegahan ajaran radikal untuk SMA/SMK se-Jakarta, draf standar mentor,

draf standar ,materi/silabus, draf kecakapan rohis, draf movnev, draf panduan

mentoring, draf pengembangan budaya damai, dan draf pengelolaan jaringan

alumni. Semua draf panduan tersebut menjadi salah satu bahan diskusi kepala

sekolah yang dilaksanakan pada 21-22 Oktober 2018. Sesi ini menghasilkan

bagaimana program deteksi dini pencegahan paham radikal teroris serta

pengembangan budaya damai menjadi bagian dari program sekolah.

a. Rohis

Program sekolah damai juga adalah perpaduan dari Pemahaman

Konsep damai Wahid Foundation dengan program rohis yang ada di sekolah,

karena program ini merupakan penguatan materi kegiatan yang sudah ada dan

biasa dilakukan dalam kegiatan rohis. Selama ini program dan materi rohis
35

diserahkan sepenuhnya kepada mentor, yang berbekal kepercayaan saja. Guru

Pembina rohis kadang tidak melakukan pengawasan (controlling) terhadap

materi yang disampaikan dalam kegiatan rohis.0 Dalam sekolah yang dinaungi

Wahid Foundation yang ada di Jakarta yakni SMK Negeri 12 Jakarta, SMK

Negeri 4 Jakarta, SMA Negeri 40 Jakarta, SMA Negeri 72 Jakarta dan SMK

Negeri 31 Jakarta. Pihak Wahid memberikan panduan atau acuan materi yang

harus disampaikan dalam kegiatan pemanduan (mentoring) rohis, diharapkan

materi bisa lebih terukur dan terpantau serta dapat dilakukan pengawasan oleh

dewan Pembina.0

Berikut adalah materi rohis yang harus diperhatikan oleh Pembina

rohis dan mentor:

Tabel 4

NO MATERI KETERANGAN

1 Kajian Keagamaan Pemahaman Keagamaan yang

moderat; Memahami bahaya

terorisme; SIrah Nabawiyah, Sirah

Sahabat

2 Kajian Tafsir Al- Memahami makna jihad dan ayat-

Qur’an ayat perdamaian dalam Al-Qur,an.

3 Wawasan Kebangsaan Penguatan Pancasila, NKRI, dan

Nasionalisme.

4 Kampanye Damai Mading, Pamflet, bakti sosial

0
Hasil Observasi di Wahid Foundation, Menteng, Senin, 17 Juni 2019 pukul 10.00-12.00
0
Hasil Observasi di Wahid Foundation, Menteng, Kamis, 18 April 2019 pukul 13.00-
16.00
36

5 Kajian Fiqh Ibadah, muamalah, fiqih sosial.

6 Kepemimpinan Kepemimpinan dalam Islam.

Sumber: Program Sekolah Damai Wahid Foundation

Enam materi tersebut menjadi penting disampaikan kepada anggota

rohis, selain materi yang sudah ada dan biasa dilakukan. Khusus kajian

keagamaan diharapkan mentor dan guru pembina bisa menjelaskan terkait paham

keagamaan yang moderat, dan bahayanya terorisme. Selain itu mentor dan

pembina bisa mengambil ajaran moderat dari berbagai sejarah nabi dan sejarah

para sahabat terkait hubungannya dengan pihak lain. Termasuk dalam hal

menjelaskan diskursus atau diskusi mengenai satu masalah dan posisi pemikiran

para sahabat dalam menanggapi masalah tersebut.0

Pada kajian tafsir, diharapkan mentor bisa menjelaskan ayat-ayat yang

berkaitan dengan jihad atau ayat-ayat pedang dengan penafsiran yang benar.

Penting dijelaskan makna jihad yang berarti kesungguhan dalam menjalankan

segala sesuatu, bukan pada makna jihad dalam pengertian memerangi orang lain

yang berbeda paham atau keyakinan. Selain itu juga perlu dijelaskan kaitan ayat-

ayat yang membahas tentang “qital” ayat-ayat perang. Bagaimana asbabun nuzul

ayat tersebut, apakah sudah dinasakh (diganti) dan hikmah apa yang bisa dipetik

dari ayat tersebut.0

Pada kajian wawasan kebangsaan, perlu dan penting disampaikan

realitas kemajemukan masyarakat Indonesia yang harus dijaga, serta perlunya


0
Hasil Observasi di Wahid Foundation, Menteng, Senin, 17 Juni 2019 pukul 10.00-12.00
0
Hasil Observasi di Wahid Foundation, Menteng, Senin, 17 Juni 2019 pukul 10.00-12.00
37

disampaikan ayat-ayat yang menyatakan bahwa perbedaan adalah bagian dari

Sunnatullah. Pentingnya Pancasila sebagai pedoman dalam bernegara dan

berbangsa, tentu tidak luput dari penjelasan dewan mentor atau pembina. Nilai-

nilai pancasila memang sesuai dengan kandungan Islam, namun Pancasila tidak

bisa menggantikan agama, kecuali untuk memupuk semangat nasionalisme.0

Selanjutnya disinilah letak perbedaan antara rohis di sekolah lain dan

rohis yang dinaungi oleh Wahid Foundation yakni terdapat materi yang mengajak

siswa (anak rohis) untuk lenbih memahami perdamaian. Pada materi kampanye

damai, pembina rohis mengajak anggota untuk membudayakan kehidupan saling

menghargai antar sesama di sekolah dan masyarakat. Termasuk dalam hal paham

keagamaan, pendapat, pandangan politik atau lainnya. Selain membudayakan

kehidupan yang damai, kegiatan ini juga dikuatkan dengan kampanye damai

melalui pamflet, majalah dinding, dan bakti sosial. Mentor dan pembina rohis juga

bisa melakukan penjajahan kegiatan lain terkait budaya damai ini.0

Pada Kajian fiqih, mentor dan pembina rohis mengembangkan

pemikiran aspek fiqih dari beragam madzhab. Dimana perbedaan dalam tata cara

dan ritual ibadah tidak menjadikan persoalan selama memiliki argumentasi

syariah. Selain itu mentor dan pembina harus bisa mengembangkan fiqih sosial

yaitu berkaitan dengan sosial kemasyarakatan seperti hubungan antar pemeluk

agama dalam kegiatan ekonomi, kerjasama sosial, politik, dan lain sebagainya.0

0
Hasil Observasi di Wahid Foundation, Menteng, Senin, 17 Juni 2019 pukul 10.00-12.00
0
Hasil Observasi di Wahid Foundation, Menteng, Senin, 17 Juni 2019 pukul 10.00-12.00
0
Hasil Observasi di Wahid Foundation, Menteng, Senin, 17 Juni 2019 pukul 10.00-12.00
38

Pada kajian kepemimpinan perlu dijelaskan oleh mentor dan pembina

rohis terkait konsepsi pemimpin sebagai pelayan masyarakat, dan tujuan untuk

mensejahterakan rakyat. Perlu dijelaskan juga sistem ketatanegaraan di Indonesia

yang menganut ideologi Pancasila, bukan khilafah. Termasuk kaitan nilai-nilai

pancasila yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.0

b. Standar Mentor Rohis

Setelah memahami materi yang harus diberikan dalam kegiatan rohis,

pembina harus memikirkan mentor yang bisa memenuhi tuntutan materi-materi

trsebut. Mentor dari setiap materi tersebut sebenarnya bisa berasal dari berbagai

narasumber, namun tentu ini memerlukan biaya yang cukup besar. Karena itu

perlu disiasati mentor yang mampu memenuhi atau menjelaskan materi-materi

tersebut.

Berikut ini adalah standar mentor yang bisa diharapkan untuk

menjawab atau mendampingi rohis terkait materi pada bagian A. Standar mentor

ini merupakan pegangan pembina rohis termasuk kepala sekolah untuk melakukan

rekrutmen atau fit and proper test terhadap calon mentor. Berikut standar yang

dibutuhkan:

Tabel 5

NO PERSYARATAN KRITERIA

1 Pendidikan S1, Pesantren, Luas wawasan


keagamaannya lintas Madzhab

2 Paham Keagamaan Moderat, Tidak Radikal Teroris,


Toleran, Humanis

3 Sikap Terbuka, Menghargai Perbedaan

0
Hasil Observasi di Wahid Foundation, Menteng, Senin, 17 Juni 2019 pukul 10.00-12.00
39

4 Jaringan Alumni Paham Moderat dan Nasionalis

Sumber : Program Sekolah Damai Wahid Foundation

Biasanya mentor berasal dari alumni atau orang yang dipercaya oleh

pembina rohis. Rekrutmen mentor rohis dilakukan berdasarkan saling percaya dan

keterhubungan dengan pembina. Sehingga hal ini hanya didasarkan atas

pengetahuan awal terkait mentor sesuai persepsi pembina rohis saja. Padahal bisa

jadi, perkembangan pemikiran mentor sudah berubah sesuai pengalaman dan

keilmuan yang didapatnya. Bisa jadi pemikirannya moderat atau justru telah

terkontaminasi dengan pemikiran radikal. Perlu ditegaskan di sini bahwa

kelompok-kelompok teroris berusaha mencari pengikut dari kalangan pelajar

secara massif dan terstruktur dengan cara masuk ke dalam kegiatan keagamaan

yang ada di sekolah. Karena itu perlu kiranya pembina rohis memahami terlebih

dahulu pemikiran calon mentor yang akan mendampingi kegiatan anak didik di

rohis.0

Perlu dipahami juga, bisa jadi ketika dilakukan wawancara, mentor

menampilkan pemikiran yang moderat dan menghargai perbedaan atau bahkan

menolak terorisme. Namun dalam perjalanannya, mentor menampakkan ke arah

dukungan pemikiran dan gerakan paham radikal. Hal ini harus diantisipasi oleh

pembina rohis dengan melakukan pengamatan (mentoring) dan pengawasan

kegiatan baik di dalam atau di luar sekolah.

Standar mentor yang dibutuhkan tersebut pada aplikasi perekrutan

mentor perlu dijabarkan dalam bentuk beberapa pernyataan penting: terkait


0
Hasil Observasi di Wahid Foundation, Menteng, Senin, 17 Juni 2019 pukul 10.00-12.00
40

wawasan dan paham keagamaan moderat, wawasan kebangsaan. Termasuk sikap

mentor terkait Pancasila, pandangan mentor terkait isu-isu Islam di Indonesia

(khilafah, penistaan agama/al-Qur’an, jihad, dan lainnya) serta isu-isu Islam

Internasional seperti isu Palestina, atau isu Rohingya. Jawaban dari isu-isu itu

menjadi tolok ukur pemahaman keagamaan calon mentor dan pandangannya

terkait Pancasila. Pembina rohis dan kepala sekolah bisa menentukan dan

memutuskan bagaimana pandangan keagamaan calon mentor yang akan direkrut

tersebut.0

c. Standar Operasional Pencegahan Paham Kekerasan


Di atas telah dijelaskan apabila aada indikasi siswa yang terkena atau

mengikuti paham radikal dengan ciri-ciri sebagai berikut:

Hasil diskusi Pembina Osis terkait dengan ciri-ciri mereka yang

terkena paham tersebut, adalah:

1). Orang-orang yang selalu menganggap diri atau pendapatnya yang paling

benar, sementara pendapat orang lain salah.

2). Mereka yang dianggap salah harus diperbaiki, kalau tidak maka darahnya

halal.

3). Memiliki pemahaman yang sangat tekstual dalam beragama.

4). Tidak bisa menerima perbedaan.

5). Selalu bersemangat mengoreksi orang lain, bicara tentang dakwah dan

objeknya orang lain.

6). Membenarkan aksi kekerasan dalam menyebarkan ajaran agama.

7). Memiliki solidaritas lintas agama, ekstrim, fundamentalis, dan eksklusif.

0
Hasil Observasi di Wahid Foundation, Menteng, Senin, 17 Juni 2019 pukul 10.00-12.00
41

8). Meninggalkan sekolah, kuliah, pekerjaan, dan tertekan jiwanya, kendali yang

tak bermoral atas sebuah situasi atau yang dialami orang lain (minim empati).

9). Cenderung menjadi pribadi tertutup dan tertekan jiwanya, kendali yang tak

bermoral atas sebuah situasi atau yang dialami orang lain (minim empati).

10). Menganggap orang atau kelompok di luar kelompoknya: kafir.

11). Menghalalkan segala cara dalam menuntaskan program atau keinginan.

12). Hubungan tak harmonis dengan keluarga, teman, dan lingkungan sekitar.

13). Cenderung mempersulit agama dengan menganggap ibadah mubah, atau

sunnah seakan-akan wajib, dan yang makruh seakan haram.

14). Dalam berdakwah mereka mengesampingkan metode tahap demi tahap.

Seperti yang diajarkan para Nabi. Bagi orang awam, mereka cenderung kasar

dalam berinteraksi, keras dalam berbicara dan emosional dalam

menyampaikan. Tapi, bagi mereka sikap itu sebagai wujud ketegasan dalam

berdakwah. Mudah mengkafirkan orang lain yang berbeda pendapat. Mudah

berburuk sangka kepada orang lain yang tidak sepaham.

Maka hal yang harus dilakukan sekolah dalam hal ini guru agama,

pembina rohis, kepala sekolah dan guru mata pelajaran lain adalah sebagai

berikut:

Tabel 6

NO TINDAKAN PENANGGUNGJAWAB

1 Pendekatan Persuasif BP, Guru PAI

2 Bimbingan Personal Guru PAI & Orang tua

3 Analisis Jaringan Guru PAI, BP, & Kepsek


42

4 Monitoring Kegiatan Guru PAI

Rohis

5 Perizinan Guru PAI & Kepsek

6 Razia Rutin Guru Pai, Kesiswaan, & BP

Sumber: Program Sekolah Damai Wahid Foundation

Langkah pertama, melakukan pendekatan personal dan persuasif pada

siswa yang telah terpapar paham radikal. Lakukan dialog-terbuka dengan

pemikirannya. Sebab siswa yang telah terpapar paham tersebut, memiliki tingkat

kepercayaan rendah kepada orang lain selalin kepada murobbinya. Karena itu

guru agama atau pembina rohis perlu membangun keprcayaan terhadap guru

agama atau pembina rohis, pendekatan personal tidak akan berhasil. Sebaliknya,

malah akan berakibat pada kegagalan menyelamatkan siswa dari opaham radikal.0

Setelah melakukan pendekatan dengan keberhasilan menenamkan

kepercayaan, maka bisa dilakukan bimbingan personal terkait paham keagamaan

oleh pembina rohis atau guru agama. Kegiatan bimbingan personal ini dilakukan

sekaligus dalam konteks kegiatan rohis namun dengan menekankan pada

pelurusan kembali pemahaman keagamaan yang telah melenceng.0

Terbangunnya kepercayaan kepada guru agama dan atau pembina

rohis, akan memudahkan merekan melakukan identifikasi jaringan siswa ke

kelompok radikal. Hal ini berkaitan dengan siapa mentor atau aktor yang

0
Hasil Observasi di Wahid Foundation, Menteng, Senin, 17 Juni 2019 pukul 10.00-12.00
0
Hasil Observasi di Wahid Foundation, Menteng, Senin, 17 Juni 2019 pukul 10.00-12.00
43

menyuntikkan paham radikal itu pada siswa, tempat dan kegiatan perekrutan, cara

mereka melakukan rekrutmen, indoktrinasi yang dilakukan, serta jaringan yang

digunakan.

Selain melakukan pemantauan kegiatan rohis, pembina harus

menyeleksi semua kegiatan yang dilakukan dengan pengawasan dan dengan

persetujuan kepala sekolah. Pembina rohis harus bisa mengorek tujuan kegiatan

yang dilakukan oleh mentor dan anggita yang dilakukan di luar sekolah untuk

kemudian dijadikan rekomendasi kepada kepala sekolah dalam memberikan

perizinan.0

Selain itu sekolah bekerjasama dengan pihak terkait, baik internal atau

pun eksternal, perlu menggalakkan razia rutin konten-konten media sosial yang

dimiliki siswa termasuk razia situs-situs yang sering dibuka oleh mereka.

d. Pengawasan Paham Radikal


Jika terjadi adanya indikasi siswa yang telah terkena paham radikal,

sekolah bersama orang tua melakukan pengawasan ketat terhadap setiap aktivitas

keagamaan yang dilakukan siswa, baik di dalam sekolah maupun diluar. Di

sekolah, guru agama bersama dengan guru mata pelajaran lain melakukan

pengawasan secara rutin terhadap semua kegiatan siswa. Sekaligus pendalaman

informasi terkait asl muasal masuknya paham tersebut.0

Setiap kegiatan pengawasan yang menjadi tanggungjawab guru agama

dan atau pembina rohis, harus ada catatan yang menjadi bahan tindaklanjut.

Terutama bagimana paham tersebut masuk dan jaringan mana yang mampu

0
Hasil Observasi di Wahid Foundation, Menteng, Senin, 17 Juni 2019 pukul 10.00-12.00
0
Hasil Observasi di Wahid Foundation, Menteng, Senin, 17 Juni 2019 pukul 10.00-12.00
44

menyusupkannya ke dalam sekolah. Bahan dan data-data tersebut dijadikan kajian

untuk acuan kebijakan sekolah dalam pengelolaan kegiatan keagamaan dan rohis.

Di bawah ioni deskripsi pengawasan yang harus dilakukan:

1). Pengawasan di Lingkungan Sekolah

Pengawasan di lingkungan seklah dilakukan oleh guru agama,

bekerjasama dengan guru BK dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, polisi,

wali kelas, guru mata pelajaran, komite sekolah, serta warga sekolah. Pengawasan

dilakukan dengan cara mengawasi perilaku siswa ketika mengikuti jam pelajaran.

Agar kegiatan tersebut lebih efektif, maka perlu melibatkan kementerian agama

serta dinas pendidikan dan olahraga setempat.

2). Pengawasan di Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan salah satu elemen penting dalam mewujudkan

terciptanya pendidikan yang lebih baik bagi anak. Oleh karena itu, penting bagi

orang tua mengetahui perkembangan anaknya dalam memahami prinsip dasar

terjerumus pada paham radikal. Salah satu upaya yang harus dilakukan orang tua

adalah memantau kegiatan anak di luar rumah, dengan siapa ua mengaji, dan

materi apa saja yang menjadi objek kajiannya.

3). Pengawasan di Masyarakat

Pengawasan kegiatan siswa di lingkungan masyarakat harus juga

dilakukan agar terjadi sinergi antara pengawasan pada sekolah dan dilingkungan

keluarga. Salah satu bentuk pengawasan yang dapat dilakukan antara lain sengan

cara melibatkan teman dekat untuk memberikan laporan kepada guru agama atau

bimbingan konseling (BK), tentang kegiatan yang dilakukan siswa tersebut di luar

rumah. Dengan pantauan teman dekat tersebut, akan memudahkan pihak sekolah
45

dalam mencarikan jalan keluar atau pendekatan terhadap permasalahan paham

keagamaan yang ditakuti oleh siswa tersebut. Agar kegiatan pengawasan dapat

berjalan efektif, maka perlu melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, serta

elemen lain yang dapat mendukung kegiatan pengawasan tersebut.

e. Pengembangan Budaya Damai di Sekolah

Kegiatan pencegahaan paham radikal teroris di sekolah tidak serta-

merta dilakukan dengan cara langsung pada sasaran. Namun perlu dilakukan

bersamaan dengan pengembangan budaya damai dan penghargaan terhadap

perbedaan, menumbuhkan keberagaman di sekolah dengan mengedepankan

penghargaan dan penghormatan terhadap perbedaan suku, agama, dan pendapat

yang ada di sekolah.

Pengembangan budaya damai di sekolah yang dinaungi oleh Wahid

Foundation ini dilakukan dengan tujuan penguatan spirit nasionalisme dan

penghargaan terhadap perbedaan. Penguatan nasionalisme dilakukan melalui

upacara rutin hari Senin dan hari besar nasional, pemutaran lagu-lagu nasional

pada jam istirahat, memahami kekayaan budaya, dan kekayaan Indonesia, serta

berbagai kegiatan lain yang bisa dijelajahi oleh pihak sekolah sesuai tema dan isu

aktual yang akan dirancang.

Kegiatan penghargaan terhadap perbedaan dilakukan dengan cara

memberikan kesempatan pada siswa pemeluk agama non-Islam untuk beribadah

sesuai agama dan keyakinannya masing-masing, melakukan kegiatan bersama

dalam bakti sosial, membersihkan lingkungan sekolah, program bersama

(senyum, salam, sapa, sopan, santun) rutin seklah, satu hari merayakan perbedaan
46

(one day different), dan program lain yang bisa dikreasikan oleh sekolah dan

siswa.

Kegiatan penguatan nasionalisme dan penghargaan terhadap perbedaan

dilakukan melalui pembiasaan (hidden curriculum). Selain itu, dua program

tersebut juga disatukan dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Penguatan nilai-

nilai nasionalisme dan penghargaan terhadap perbedaan harus nampak dan trukur

dalam setiap kegiatan belajar-mengajar di kelas. Seperti sebaran anggota

kelompok yang heterogen dalam tugas diskusi, kesepakatan bersama terkait nilai-

nilai kebangsaan yang dibuat dalam kelas, yel-yel kelas berkaitan nasionalisme

dan penghargaan terhadap perbedaan, dan lain sebagainya.

Wahid Foundation juga berusaha memperluas program-program

mendatang. Program itu meliputi:

1.  Islam, integritas, dan Pemberantasan Korupsi. Program ini merupakan bagian

dari komitmen mempromosikan nilai-niali transparansi, pemerintahan

yangefektif dan akuntabel, yang amat penting bagi pengembangan tata kelola

pemerintahan yang baik dan penguatan demokrasi di Indonesia

2. Pinjaman mikro-kredit. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses ke

layanan keuangan dan memperluas peluang kerja bagi rumah tangga miskin,

menghubungkan kesempatan dan membangun ekonomi bagi masyarakat kelas

bawah

3.  Universitas Abdurrahman Wahid. Program ini bertujuan untuk memberikan

bantuan untuk memperluas, merawat, dan menyebarkan ide-ide serta nilai-

nilai Gus Dur, yang berkaiterat dengan perkembangan demokrasi di Indonesia


47

4. Beasiswa Kampus. Program ini bertujuan memberikan bantuan beasiswa bagi

mahasiswa untuk mencapai pendidikan jenjang perguruan tinggi. Usaha ini juga

dikembangkan untuk menciptakan pemimpin muda yang berpendidikan,

berpikiran terbuka dandan toleran

5. Program pemuda. Program ini bertujuan untuk melibatkan pemimpin muda

sebagai agen perubahan dan untuk memperluas perdamaian melalui dinamika

generasi muda.

C. Implementasi Penguatan Pesan Damai

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMK Negeri 31 Jakarta.

Dalam lingkungan sekolah tersebut terlihat dari mulai memasuki gerbang sekolah,

setiap perangkat sekolah baik kepala sekolah, guru, siswa, satpam dan petugas

sekolah sayng lain menerapkan perilaku 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan

Santun). Hal itu yang menjadi modal berharga dalam penerapan program sekolah

damai.

Berikut akan dijelaskan tentang pendapat atau hal yang dirasakan

siswa, jika di lingkungan sekolah terdapat hal-hal yang berkaitan dengan

penguatan pesan damai. Dalam hal ini ada tiga kategori penjelasan, yaitu:

Pertama, Sikap toleransi damai belum terwujudkan di sekolah,

presentase yang menjawab setuju sebesar 16%, agak setuju sebesar 28%, tidak

setuju sebesar 48%, sangat tidak setuju sebesar 8%. Dari presentase tersebut

menyatakan bahwa aspek School Culture tentang terwujudnya kedamaian di

sekolah sudah terealisasikan, Hal ini menjadi sebuah bukti bahwa sekolah dapat

menciptakan kedamaian bagi siswanya.


48

Diagram 2

Sikap Toleransi dan Damai belum terwujudkan di sekolah saya

28%

48%

8%

16%

Sumber: dikutip dari hasil SPSS

Kedua, Para Siswa berperan serta dalam mewujudkan kedamaian di

sekolah, presentase yang menjawab sangat setuju sebesar 20%, setuju sebesar

60%, agak setuju sebesar 20. Dari presentase tersebut menyatakan bahwa aspek

School Culture tentang peran siswa dalam menciptakan kedamaian di sekolah

sudah berjalan baik, Hal ini menjadi sebuah bukti bahwa siswa juga dapat

menciptakan kedamaian di lingkungan sekolah.


49

Diagram 3

Saya berperan serta dalam mewujudkan kedamaian di sekolah

20%

60% 20%

Sumber: dikutip dari hasil SPSS

Ketiga, Saat ini masalah kedamaian di lingkungan sekolah harus mulai

dipikirkan oleh pihak terkait. presentase yang menjawab sangat setuju sebesar

28%, setuju sebesar 56%, agak setuju sebesar 16%. Dari presentase tersebut

menyatakan bahwa aspek School Culture tentang masalah kedamaian yang harus

mulai dipikirkan oleh pihak terkait, seperti guru, siswa, dan orang tua. Data

tersebut menunjukkan bahwa sekolah membutuhkan lingkungan yang damai dan


50

aman. Sehingga kegiatan belajar mengajar dan kegiatankegiatan lain yang ada di

sekolah dapat berjalan dengan baik.

Diagram 4

Saat ini masalah kedamaian di lingkungan sekolah harus mulai dipikirkan

oleh pihak terkait

16%

56% 28%

Sumber: dikutip dari hasil SPSS

Keempat, Sekolah sudah berupaya untuk mewujudkan kedamaian,

presentase yang menjawab sangat setuju sebesar 24%, setuju sebesar 60%, agak

setuju sebesar 12%, tidak setuju sebesar 4%. Dari presentase tersebut menyatakan

bahwa aspek School Culture tentang upaya mewujudkan kedamaian di sekolah

sudah berjalan seperti halnya kepemimpinan kepala sekolah selaku manajer utama

yang menentukan sekolah untuk bergerak ke hal-hal positif, kreativitas & inovasi

guru PAI dan proses pembelajaran serta pengembangan kurikulum dan dukungan
51

dari para orang tua dengan kegiatan yang diadakan pihak sekolah, Hal ini akan

menjadi dampak yang positif dalam upaya mewujudkan sekolah yang damai.

Diagram 5

Sekolah saya sudah berupaya untuk mewujudkan kedamaian di sekolah

4%
12%

24%
60%

Sumber: dikutip dari hasil SPSS

Selanjutnya, Aspek Classroom Culture. Yakni budaya kedamaian yang

diterapkan dikelas.

Pertama, kedamaian disekolah yang masuk dalam prioritas yang

mendesak untuk dipikirkan selain dari proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar).

presentase yang menjawab sangat setuju sebesar 16%, setuju sebesar 76%, agak

setuju sebesar 8%. Dari presentase tersebut menyatakan bahwa aspek Classroom

Culture tentang prioritas kedamaian yang diterapkan dalam proses belajar di kelas

menjadi hal yang penting untuk siswa, karena dengan adanya kedamaian di kelas
52

proses belajar dan interaksi guru dengan siswa atau siswa dengan siswa yang lain

akan berjalan baik. Sehingga hal ini akan menjadi acuan untuk menciptakan

suasana yang kondisif saat proses KBM berlangsung.

Diagram 6

Kedamaian di sekolah masuk dalam prioritas yang mendesak untuk

dipikirkan selain proses KBM

8%

16%

76%

Sumber: dikutip dari hasil SPSS

Kedua, Siswa selalu menerima pendapat temannya pada saat Proses

KBM walau terdapat perbedaan pendapat. presentase yang menjawab sangat

setuju sebesar 24%, setuju sebesar 72%, agak setuju sebesar 4%. Dari presentase

tersebut menyatakan bahwa aspek Classroom Culture tentang cara menyikapi

pendapat orang lain yang diterapkan dalam proses belajar di kelas menjadi poin

penting juga untuk menciptakan kedamaian di kelas, karena dengan sikap siswa
53

seperti itu akan . Sehungga hal ini akan menjadi acuan untuk menciptakan

suasana yang kondisif saat proses KBM berlangsung.

Diagram 7

Saya selalu menerima pendapat teman saya pada saat Proses KBM walau

terdapat perbedaan pendapat

4%
%

24%

72%

Sumber: dikutip dari hasil SPSS

Ketiga, Saat KBM berlangsung tidak ada pertikaian dan kekerasan

didalam kelas. presentase yang menjawab sangat setuju sebesar 24%, setuju

sebesar 52%, agak setuju sebesar 20%, tidak setuju sebesar 4%. Dari presentase

tersebut menyatakan bahwa aspek Classroom Culture tentang kondisi saat KBM

berlangsung tidak ada pertikaian dan kekerasan di dalam kelas, baik yang

dilakukan oleh guru kepada siswa, siswa kepada guru, mapun siswa kepada siswa.
54

Karena banyak diluar sekolah-sekolah lain yang masih terdapat kekerasan fisik

yang dilakukan oleh guru kepada siswa ataupun siswa kepada siswa. Sehingga di

kelas itu penting diciptakan kedamaian.

Diagram 8

Saat KBM berlangsung tidak ada pertikaian dan kekerasan di dalam kelas

4%

20%

24%
52%

Sumber: dikutip dari hasil SPSS

Keempat, Guru menyampaikan dan mengajak siswa untuk

membudayakan hidup saling menghargai antar sesama saat KBM berlangsung.

Presentase yang menjawab sangat setuju sebesar 48%, setuju sebesar 48%, agak

setuju sebesar 4%. Dari presentase tersebut menyatakan bahwa aspek Classroom

Culture tentang peran guru dalam menyampaikan serta mengajak siswa untuk

membudayakan hidup rukun dan saling menghargai antar sesama, baik dengan
55

yang seagama ataupun dengan yang berbeda agama telah terelalisasikan. Hal ini

dapat dilihat dari sikap yang antar siswa selama proses belajar berlangsung.

Diagram 9

Guru menyampaikan dan mengajak siswa untuk membudayakan kehidupan

saling menghargai antar sesama saat KBM berlangsung

4%

48% 48%

Sumber: dikutip dari hasil SPSS

Kemudian, di aspek terakhir ada yang dinamakan Student Religious

Groups, yakni proses penguatan pesan damai melalui organisasi rohani islam

(rohis). Dalam aspek ini terdapat empat pernyataan yang dijawab oleh siswa yang

mengikuti program rohis tersebut.


56

Pertama, Organisasi Rohis mengajarkan mereka untuk bersikap

toleransi dan damai. presentase yang menjawab sangat setuju sebesar 68%, setuju

sebesar 32%. Dari hasil presentase tersebut menyatakan bahwa aspek Student

Religious Groups tentang peran Organisasi Rohis mengajarkan mereka untuk

bersikap toleransi dan damai benar-benar mereka rasakan dikehidupan sehari-hari.

Diagram 10

Organisasi Rohis mengajarkan saya dan teman-teman yang lain untuk lebih

bersikap toleransi dan damai

32%

68%

Sumber: dikutip dari hasil SPSS

Kedua, Kegiatan Rohis mengajarkan mereka untuk berpikir kritis

terhadap informasi yang diterima sebelum menyebarkannya kepada orang lain.

Presentase yang menjawab sangat setuju sebesar 48%, setuju sebesar 48%, tidak

setuju sebesar 4%. Dari presentase ini menyatakan bahwa aspek Student

Religious Groups tentang Kegiatan Organisasi Rohis mengajarkan mereka untuk


57

bersikap berpikir kritis terhadap informasi yang mereka terima sudah

diaplikasikan dalam kehidupan di media sosial seperti instagram, facebook,

whatsApp dan lain sebagainya.

Diagram 11

Melalui Kegiatan Rohis saya diajarkan untuk berpikir kritis terhadap

informasi yang diterima sebelum menyebarkannya kepada orang lain

4%

48%
48%

Sumber: dikutip dari hasil SPSS

Ketiga, Kegiatan Rohis membuat mereka paham tentang perbedaan

dan toleransi antar umat beragama. presentase yang menjawab sangat setuju

sebesar 48%, setuju sebesar 52%. Dari presentase ini menyatakan bahwa aspek

Student Religious Groups tentang Kegiatan Rohis membuat mereka paham

tentang perbedaan dan toleransi antar umat sudah berjalan baik. Hal ini membuat
58

siswa mampu menerima perbedaan dan tidak membeda-bedakan temannya yang

berbeda agama.

Diagram 12

Kegiatan Rohis membuat saya paham tentang perbedaan dan toleransi antar

umat beragama

52% 48%

Sumber: dikutip dari hasil SPSS

Keempat, Kegiatan Rohis membuat mereka mengembangkan diri

diluar terutama perihal toleransi dan perdamaian. Presentase yang menjawab

sangat setuju sebesar 28%, setuju sebesar 68%, agak setuju sebesar 4%. Dari

presentase tersebut menyatakan bahwa aspek Student Religious Groups tentang

Kegiatan Rohis membuat mereka mengembangkan diri diluar terutama perihal


59

toleransi dan perdamaian sudah diterapkan dan diaplikasikan dalam kehidupan

bermasyarakat. Hal ini membuat siswa mampu berepran penting dalam

menyampaikan pesan damai di luar sekolah, baik di rumah maupaun di

masyarakat.

Diagram 13

Kegiatan Rohis membuat saya mengembangkan diri diluar terutama perihal

toleransi dan perdamaian

4%

28%

68%

Sumber: dikutip dari hasil SPSS

Dari Hasil penelitian di atas dapat diamati bahwa dalam kegiatan

Rohis yang dibina oleh Wahid Foundation berpengaruh dalam penguatan pesan

damai di lingkungan sekolah. Terutama Kegiatan Rohis yang sangat berdampak

dalam penguatan pesan damai, seperti cara bersikap seorang pemuda dalam

memahami sikap damai itu sendiri, seperti contohnya, dalam kegiatan Rohis,
60

mereka belajar bagaimana sikap ketika menerima sebuah informasi yang belum

dipastikan kebenarannya, bersikap bagaiamana ketika berbeda pendapat dengan

orang lain baik yang seagama maupun berbeda agama dan melihat fenomena-

fenomena yang terdapat di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Mereka

belajar bagaimana penanganan hal tersebut melalui program rohis.

Melalui hasil observasi peneliti, dalam hal ini ketiga aspek yang masuk

kedalam penguatan pesan damai tersebut ternyata dapat berkontribusi terhadap

pengetahuan, pemahaman dan sikap seorang pemuda dalam menyampaikan pesan

perdamaian kepada orang lain.


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Paparan panjang mengenai model penguatan pesan damai di atas, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

Pertama, Konsep Penguatan Wahid Foundation mencoba mengembangkan

berbagai kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan perdamaian sesuai kondisi

masyarakat dalam upaya memajukan pengembangan toleransi, keberagaman

dalam masyarakat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin,

membangun demokrasi dan keadilan fundamental, dan memperluas nilai-nilai

perdamaian dan non-kekerasan di Indonesia dan di seluruh dunia. Hal tersebut

tentunya tidak terlepas dari pondasi lembaga Wahid Foundation dibentuk yang

sesuai dengan visi misi KH. Abdurrahman Wahid.

Berdasarkan visi dan misi itu diterapkanlah kepada kegiatan-kegiatan yang

multikultural, budaya, heterogen masyarakat. Kemudian mempunyai konsentrasi

khusus dalam keterlibatan agama-agama, tidak hanya islam semacam dialog-

dialog antaragama. Ciri-ciri dari pesan damai masing-masing agama dan ke

indonesiaan serta melibatkan agama-agama dalam upaya damai, diajak dialog

bersama. diturunkan lagi ke para pemuda, bagaimana narasi-narasi yang besar tadi

di tekniskan dan disaring kepada pemuda-pemuda. Pengembangan aspek tersebut

yang membuat lembaga ini berperan kreatif dan inovatif di berbagai program

damai yang dijalankan. Serta didukung oleh teladan dari pendirinya yang sangat

memiliki karakter agamis yaitu Alm. K.H Abdurrahman Wahid.

61
62

Kedua, Program-program penguatan pesan damai meliputi berbagai

aktivitas dan program di akar rumput yang dapat meningkatkan tingkat intoleransi

dan radikalisme diantara pemuda, khususnya para pelajar yang masih duduk di

tingkat SMA dan SMK. Program-program ini juga dikembangkan dengan

mendorong para pemuda untuk mengetahui, mempelajari dan memahami apa arti

perdamaian melalui program sekolah damai yang dinaungi oleh Wahid

Foundation dengan cara pihak wahid menggunakan program sekolah damai yang

didalamnya berkolaborasi dengan program rohis dari 5 sekolah yang dinaungi

oleh Wahid serta memberikan kesan berbeda karena didalam program rohis

tersebut diselipkan materi-materi tentang perdamaian dan melakukan

penyeleksian terhadap pembinaan untuk rohis tersebut untuk menangkal paham-

paham radikalisme. Program ini menyasar sejumlah kelompok sasaran strategis

seperti Pemuda yang masih duduk ditingkat sekolah menengah atas, kepala

sekolah, guru agama dan orang tua murid.

Ketiga, Implementasi dari penguatan pesan damai melalui sekolah damai

untuk menangkal paham radikal teroris dan intoleransi kaum pemuda di sekolah

tidak serta-merta dilakukan dengan cara langsung pada sasaran. Namun perlu

dilakukan bersamaan dengan pengembangan budaya damai dan penghargaan

terhadap perbedaan, menumbuhkan keberagaman di sekolah dengan

mengedepankan penghargaan dan penghormatan terhadap perbedaan suku, agama,

dan pendapat yang ada di sekolah dengan cara memasukkan program sekolah

damai didalam kegiatan Rohis.


63

B. SARAN

Dalam hal penguatan pesan damai secara menyeluruh, banyak makna yang

terselubung dalam model penguatan pesan damai ala Wahid Foundation tentunya

yang dibutuhkan pemuda, maka dari itu ada beberapa saran yang perlu diajukan.

Pertama, peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan sumbangsih

teoritis dalam bidang perdamaian dikalangan pemuda pada era milenial ini.

Kedua, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

menambah pengalaman peneliti tentang pengembangan model penguatan pesan

damai, terutama pengembangan perdamaian dikalangan pemuda Jakarta Pusat.

Ketiga, penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk lebih

mengembangkan program Wahid Foundation agar dapat menjawab tantangan

masa depan terutama masalah perdamaian.


64

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Nurcholis, Peace Education & Pendidikan Perdamaian Gus Dur, Jakarta:

Elex Media Komputindo, 2015

Arifinsyah.. FKUB dan Resolisi Konflik, Mengurai Kerukunan antar Umat

Beragama di Provinsi Suatera Utara. Medan: Perdana Publishing, 2013

Imam Taufiq, Al-Qur’an Bukan Kitab Teror: Membangun Perdamaian Berbasis

al-Qur’an. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2016

Kependidikan, Direktorat Tenaga. Pendekatan, jenis dan metode penelitian

kependidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008

Moleong, lexi.. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: .. PT Remaja.

Rosdakarya , 2006

Onong Oechiana Efendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik Cet. VIII; Bandung:

Remaja Rosda Karya, 1994

Suryana. Metodologi Penelitian: Model Praksis Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif. Bandung: LPI. 2010

Susanto Astrid, Komunikasi dalam Teori dan Praktik. Bandung: Bina Cipta, 1997

Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008

Toto Tasmoro, Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997

Wijaya. A.W, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Jakarta: Bina Aksara, 1986

Zuhairi Misrawi, Pandangan Muslim Moderat Toleransi, Terorisme, dan Oase

Perdamaian. Jakarta: Kompas, 2010


65

Sumber Website :

http://www.wahidinstitute.org/wi-id/tentang-kami/tentang-the-wahid-

institute.html diakses pada hari jumat 10 Mei Pkl 21.30 WIB

http:/wahidinstitute.org/v1/Opinion/detail/?id=284/hl=id/

Kekerasan_Dan_Intoleransi_Atas_Nama_Agama diakses pada hari kamis 29

Mei Pkl 14.00 WIB

http://m.detik.com/news/berita/d-4333888/jakarta-masuk-daftar-kota-toleransi-

terendah-ini-penjelasan-setara?_ga=2.80237776.693010269.1546989640-

1332235508.1546451171 diakses pada hari minggu 15 Juni 2019 Pkl 23.00 WIB

Ghadir Khum, Landasan Filosofi Pendiidkan Islam, http://scribd.com. Diakses

pada 6 Juli 2019 pukul 22.30 WIB


66

LAMPIRAN

Peneliti di Wahid Foundation Jakarta

Buku Narasi Islam Damai yang dibuat oleh Wahid Foundation

Buku Antologi Orang Muda Untuk Perdamaian karya pemuda yang dinaungi oleh
Wahid Foundation
67

Kegiatan sekolah damai bersama penganut Agama lain

Mentoring oleh Pihak Wahid Foundation

Sesi Design Thinking bersama Pemuda Millenial Islam


68

Proses Pengisian Kuesioner oleh Pengurus Rohis SMK Negeri 31 Jakarta

Peneliti bersama pengurus Rohis SMK Negeri 31 Jakarta

Peneliti bersama Kepala sekolah SMK Negeri 31 Jakarta sekaligus permintaan


izin

ANGKET
69

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Sehubungan dengan penelitian yang akan saya lakukan, untuk

penulisan skripsi di Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Sosial,

Universitas Negeri Jakarta, yang berjudul Model Penguatan Pesan Damai

Ala Wahid Foundation Bagi Pemuda Muslim Jakarta Pusat. Oleh karena

itu saya mohon kiranya adik-adik berkenan untuk mengisi angket ini. Saya

menjamin data-data ini tidak akan disalahgunakan, kecuali hanya untuk

skripsi.

Terima kasih atas kesediaannya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb
70

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Muhammad Abdul Fahmi dilahirkan di Bogor


pada tanggal 25 Juli 1997. Merupakan anak dari
pasangan Ibu Endah Kurnaesih dan Bapak Ujang
Djuaeni (ALM). Penulis yang biasa disapa Fahmi ini
merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Saat ini
penulis bertempat tinggal di Jl. Padat Karya No. 9 Kp.
Raweuy RT03/02 Ds.Ciadeg, Kec.Cigombong, Kab.Bogor-Jawa Barat. Telah
menyelesaikan pendidikan formal di RA Al-Ikhlas pada tahun 2002-2003, MI.
Mazro’atusshibyan pada tahun 2003-2009, MTs. Ar-Rosyid II pada tahun 2009-
2012, MA Negeri 2 Kota Bogor pada tahun 2012-2015. Kemudian melanjutkan ke
Perguruan Tinggi di Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2015-2019 melalui
jalur SBMPTN, Fakultas Ilmu Sosial, Program Studi Pendidikan Agama Islam,
Konsentrasi Ilmu Pendidikan Islam.

Sejak proses perkuliahan aktif berorganisasi diantaranya BLM Prodi PAI


sebagai Ketua staff Aspirasi pada tahun 2016-2017, MATAN UNJ sebagai Wakil
Ketua pada tahun 2016-2017 dan PMII sebagai anggota pada tahun 2016-2017.
Selain itu penulis juga menjadi seorang santri di Pondok Pesantren Sulaimaniyah
Ali Dayı. Disini adalah rumah kedua bagi penulis, dimana penulis mulai belajar
segala hal tentang agama Islam, baik Al-Qur’an, Hadits, Bahasa Arab, Bahasa
Turki, Fiqih, Aqidah dan Akhlak. Selain itu juga selama berdomisili di Jakarta,
penulis banyak bertemu dengan teman-teman dari berbagai macam daerah dan
jurusan yang berbeda-beda serta saling memberi semangat, motivasi sekaligus
do’a antara satu dengan yang lainnya. Penulis menghimbau jika ada kritik dan
saran yang ingin ditujukan terhadap skripsi ini, dapat menghubungi penulis
melalui nomor telepon/whatsapp 0896 5630 5645 atau melalui media sosial
diantaranya Instagram: @m.abdul_fahmy, Facebook: M Abdul Fahmy, atau
melalui email: muhammadabdulfahmi9@gmail.com.

Anda mungkin juga menyukai