“Yesus Membuka Jalan Yang Baru dan Hidup” 1. Belum diketahui secara pasti tentang penulis kitab Ibrani, namun tradisi gereja pada zaman awal-awal meyakini bahwa penulis ini adalah Paulus, keyakinan ini berubah dikarenkan gaya penulisan dari surat ini berbeda dengan gaya penulisan Paulus di surat- suratnya yang lain. Surat Ibrani dituliskan untuk menguatkan iman orang Kristen yang sedang mengalami penderitaan dan tantangan yang hebat dari ajaran sesat serta ketidaktaatan umat kepada Allah. Penulis ibrani menekankan 3 hal kebenaran : - Yesus adalah anak Allah lebih besar kuasanya dibandingkan nabi-nabi yang ada dalam kitab perjanjian lama - Yesus adalah imam, lebih besar kuasaNya dari imam-imam yang ada dalam kitab perjanjian lama - Dalam Yesus orang yang percaya diselamatkan dari dosa, ketakutan dan kematian. 2. Berbicara mengenai pengampunan dosa yang dialami umat percaya, maka kita dapat melihat pertama- tama dalam Perjanjian lama yang mengajarkan cara untuk menebus dosa sesuai dengan hukum Taurat. Dalam melakukan itu mereka melakukan ritual-ritual sesuai dengan aturan legalistik yang diajarkan melalui nabi Musa. Salah satu hal yang penting dalam ritual itu adalah peran Imam Besar umat Yahudi sesuai dengan peraturan Melkisedek. Namun saat ini kita bersama-sama melihat dan merasakan orang percaya pengikut Tuhan Yesus diajarkan untuk tidak terikat lagi pada aturan-aturan legalistik tersebut. Peran Imam Besar juga sudah berganti dari manusia keturunan Lewi menjadi Imam Besar Agung yakni Tuhan Yesus Kristus. Penebusan dan pengampunan dosa juga tidak dengan darah hewan, melainkan dengan darah Yesus sendiri yang tercurah di Golgota. Inilah yang menjadi penghayatan kita pada minggu ini darah Yesus yang mahal di kayu Salib yang kemudian menjadi sumber kehidupan kekal umat percaya. 3. Dalam ay. 19 kita melihat pembahasan mengenai darah Yesus. Dalam pemikiran orang Yahudi, darah memiliki dua makna, yaitu makna kehidupan dan kematian. Darah yang dicurahkan menjadi lambang kematian dari hewan kurban yang disembelih. Melalui pencurahan darah tersebut, seseorang mendapat pengampunan atas dosanya dan pendamaian terhadap Allah. Kematian Kristus telah membuka jalan kehidupan baru. Hati nurani kita mengalami pembaruan. Dengan nurani yang baru, kita memiliki kehidupan yang berpengharapan. 1Itulah dasar kita untuk memiliki pengharapan yang kokoh (23), serta untuk saling menguatkan dalam kasih dan ibadah kita (24-25). 4. Dengan paparan yang jelas akan imamat Kristus yang sempurna itu, penulis Ibrani menantang para pembaca surat Ibrani untuk tidak lagi ragu akan iman mereka. Yesus adalah jalan masuk kepada Allah. Dia bukan hanya pengantara kepada Allah, Dia juga kepala Rumah Allah (ayat 21). Artinya Dialah yang mengatur siapa yang boleh masuk ke tempat kudus Allah. Dia yang akan menyambut kita, orang yang percaya kepada-Nya, untuk masuk, tinggal, dan menikmati hadirat Allah selama-lamanya. Hanya dengan hati nurani yang sudah disucikan oleh Kristus sendiri kita dapat menikmati hadirat-Nya (ayat 22). Agar nurani yang sudah bersih ini tetap menjadi bersih, bahkan semakin peka akan kehendak-Nya, penulis Ibrani mendorong para pembacanya agar bertekun dalam iman (ayat 22), berpegang pada pengharapan kepada Allah yang setia (ayat 23), serta hidup dalam kasih dan perbuatan baik (ayat 24). dps