Materi Modul 652 1700128859
Materi Modul 652 1700128859
MODUL 04
RENCANA K3 KONSTRUKSI
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan 2
B. Dasar Hukum 2
C. Pekerjaan Konstruksi 2
D. Tahapan Pelaksanaan SMKK dan Standar K4 3
E. Penyusunan RKK 4
F. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Pengendalian dan Peluang 5
G. Identifikasi dan Penetapan Isu Eksternal dan Internal 9
H. Identifikasi dan Penetapan Kebutuhan dan Harapan Pihak yang Berkepentingan 10
I. Identifikasi Bahaya serta Penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi terhadap Peluang 12
Keselamatan Kerja
J. Penilaian Risiko dan Peluang Keselamatan Konstruksi 12
K. Perencanaan Pengendalian Risiko 13
L. Rencana Tindakan (Sasaran & Program) 13
M. Identifikasi dan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundangan dan Peraturan lainnya 14
MODUL 04:
1 RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
A. PENDAHULUAN
Ahli K3 Konstruksi yang ditugaskan dalam penyelenggaraan kegiatan konstruksi harus memiliki
kompetensi dalam mengidentifikasi, mengevaluasi dan menerapkan seluruh peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan K3 dilingkungan kerja konstruksi.
B. DASAR HUKUM
Berikut adalah peraturan perundang-undangan yang harus diketahui dan dilaksanakan terutama
dalam penyelenggaraan K3 dibidang konstruksi:
Peraturan Menteri PUPR No. 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi (SMKK)
Peraturan Menteri PUPR No. 14/PRT/M/2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa
Konstruksi Melalui Penyedia
C. PEKERJAAN KONSTRUKSI
Sasaran utama dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi ialah:
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan Lingkungan
Biaya Efisien
MODUL 04:
2 RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
Mutu Produk dan Proses Kerja
Tepat Waktu
Produk dapat dimanfaatkan
MODUL 04:
3 RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
Kelaiakan peralatan
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Perlindungan sosial tenaga kerja
Pencegahan kecelakaan kerja dan PAK
Pencegahan wabah penyakit
Pencegahan penanggulangan HIV/AIDS
Pencegahan penggunaan psikotropika
Pengamanan lingkungan kerja
3. Keselamatan public
Standar keselamatan public
Pencegahan kecelakaan kerja yang berdampak pada masyarakat disekitar tempat kerja
Pemahaman pengetahuan K3 disekitar tempat kegiatan konstruksi
4. Keselamatan lingkungan
Pencegahan terganggunya derajat Kesehatan pekerja dan masyarakat disekitarnya
Pencegahan dampak sosial
Pecegahan kerusakan lingkungan (Pencemaran)
E. PENYUSUNAN RKK
Penerapan system manajemen keselamatan konstruksi/SMKK pada tahapan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dilakukan dengan melaksanakan RKK.
1. Penyedia jasa harus menerapkan analisis keselamatan pekerjaan untuk pekerjaan yang
mempunyai tingkat risiko besar dan/atau sedang dan pekerjaan bersifat khusus sesuai
dengan metode kerja konstruksi yang terdapat dalam RKK.
2. Dalam hal terjadi perubahan metode kerja, situasi, pengammanan, dan sumber daya
manusia, analisisi keselamatan pekerjaan harus ditinjau kembali oleh ahli K3 konstruksi.
3. Penijauan kembali dilakukan untuk melihat pemenuhan persyaratan keselamatan konstruksi,
standar, dan/atau ketentuan peraturan perundang undangan.
4. Hasil peninjauan kembali harus mendapat persetujuan dari pengguna jasa, ahli Teknik sesuai
bidangnya, dan penyedia jasa.
MODUL 04:
4 RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
Elemen Sisten Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
1. Kepemimpinan dan partisipasi pekerja dalam keselamatan konstruksi
2. Perencanaan keselamatan konstruksi
3. Dukungan keselamatan konstruksi
4. Operasi keselamatan konstruksi
5. Evaluasi kinerja keselamatan konstruksi
MODUL 04:
5 RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
Tabel 1. Form Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Pengendalian dan Peluang
IBPRP
Keterangan :
1. PPK mengisi kolom 1, 2, 3.
2. PPK mengisi kolom “uraian pekerjaan” dan “Identifikasi Bahaya” berdasarkan tahapan pekerjaan.
3. Kolom “uraian pekerjaan” dan “Identifikasi Bahaya” yang diisi oleh PPK berdasarkan tahapan
pekerjaan, dimana penyedia jasa dapat menambahkan uraian pekerjaan dan identifikasi bahaya
dari yang sudah dicantumkan oleh PPK berdasarkan analisis ahli konstruksi dan/atau petugas
keselamatan konstruksi.
4. Kolom 12, 13,14, 15, dan 16, diisi berdasarkan kondisi pengendalian dilapangan atas dasar
penilaian ahli K3 Konstruksi dan/atau petugas keselamatan konstruksi, apabila dinilai tidak ada
yang diisikan, maka dapat ditulis “tidak ada” atau “n/a”.
MODUL 04:
6 RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
Tabel 3. Penjelasan Risk Rating
Tingkat
Deskripsi Definisi
Keparahan
Hampir pasti - Besar kemungkinan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan
5
terjadi - Kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih dari 2 kali dalam 1 tahun
Sangat - Kemungkinan akan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada
4 mungkin hamper semua kondisi
terjadi - Kemungkinan terjadinya kecelakaan 1 kali dalam 1 tahun terakhir
- Kemungkinan akan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada
Mungkin
3 beberapa kondisi tertentu
terjadi
- Kemungkinan terjadinya kecelakaan 2 kali dalam 3 tahun terakhir
Kecil - Kecil kemungkinan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada
2 kemungkinan beberapa kondisi tertentu
terjadi - Kemungkinan terjadinya kecelakaan 1 kali dalam 3 tahun terakhir
Hampir tidak - Dapat terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada beberapa kondisi
1 pernah tertentu
terjadi - Kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih dari 3 tahun terakhir
MODUL 04:
7 RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
Gambar 2. Matriks Tingkat Risiko
MODUL 04:
8 RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
G. IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN ISU EKSTERNAL DAN INTERNAL
Penyedia Jasa harus mengidentifikasi bahaya dengan mengacu kepada isu-isu eksternal dan
internal yang dapat mempengaruhi Penyedia Jasa dalam mencapai sasaran atau hasil yang
diharapkan dari SMKK.
1. Isu eksternal seperti:
a. lingkungan budaya, sosial, politik, hukum, keuangan, teknologi, ekonomi dan alam serta
persaingan pasar, baik internasional, nasional, regional maupun lokal;
b. pengenalan pesaing, kontraktor, subkontraktor, pemasok, mitra dan Penyedia Jasa baru;
teknologi baru; undang-undang baru dan pekerjaan baru;
c. pengetahuan baru tentang produk dan pengaruhnya terhadap kesehatan dan keselamatan;
d. dorongan dan kecenderungan utama yang terkait dengan industri atau sektor yang
berdampak pada Penyedia Jasa;
e. hubungan, persepsi, dan nilai pihak eksternal yang berkepentingan;
f. perubahan terkait dengan hal-hal di atas;
MODUL 04:
9 RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
H. IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KEBUTUHAN DAN HARAPAN PIHAK YANG BERKEPENTINGAN
Penyedia Jasa harus melakukan identifikasi dan penetapan:
1. pihak-pihak berkepentingan lainnya, selain pekerja, yang dapat mempengaruhi dan/atau
dipengaruhi oleh SMKK;
2. kebutuhan dan harapan dari dari para pekerja maupun pihak-pihak yang berkepentingan,
termasuk di dalamnya ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan lainnya
yang terkait.
3. Prosedur identifikasi potensi bahaya, penetapan tingkat risiko dan peluang
MODUL 04:
10 RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
I. IDENTIFIKASI BAHAYA SERTA PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI TERHADAP
PELUANG KESELAMATAN KERJA
Identifikasi bahaya dilakukan dengan mempertimbangkan:
a. peraturan dan prosedur kerja, faktor sosial (termasuk beban kerja, jam kerja, pelecehan dan
intimidasi), kepemimpinan dan budaya dalam organisasi;
b. kegiatan rutin dan non-rutin, termasuk bahaya yang timbul dari:
1) kondisi prasarana, peralatan, material, zat berbahaya dan kondisi fisik tempat kerja;
2) desain produk dan layanan, penelitian, pengembangan, pengujian, produksi, perakitan,
pengadaan, pemeliharaan dan pembuangan;
3) faktor manusia;
4) cara pelaksanaan pekerjaan.
c. kejadian yang pernah terjadi pada periode sebelumnya, baik dari internal maupun eksternal
organisasi, termasuk keadaan darurat, dan penyebabnya;
d. potensi keadaan darurat;
e. faktor manusia, termasuk:
1) orang yang memiliki akses ke tempat kerja dan/atau kegiatan Pekerjaan Konstruksi,
termasuk pekerja, pengunjung, dan orang lain;
2) orang di sekitar tempat kerja yang dapat dipengaruhi oleh kegiatan Pekerjaan Konstruksi;
3) pekerja di lokasi yang tidak berada di bawah kendali langsung organisasi;
f. isu lainnya, meliputi:
1) desain dari area kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan, prosedur operasi dan organisasi
kerja, termasuk kesesuaiannya dengan kebutuhan dan kemampuan pekerja yang terlibat;
2) situasi yang terjadi di sekitar tempat kerja yang disebabkan oleh kegiatan yang
berhubungan dengan pekerjaan yang berada di bawah kendali organisasi;
3) situasi yang tidak di bawah kendali organisasi dan terjadi di sekitar tempat kerja yang
dapat menyebabkan cedera dan penyakit/kesehatan yang buruk bagi orang-orang di
tempat kerja;
g. perubahan yang terjadi atau perubahan yang diusulkan terkait organisasi, operasi, proses,
kegiatan dan SMKK;
h. perubahan ilmu pengetahuan dan informasi tentang bahaya.
MODUL 04:
11 RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
J. PENILAIAN RISIKO DAN PELUANG KESELAMATAN KONSTRUKSI
Identifikasi bahaya serta penilaian risiko dan peluang keselamatan konstruksi. Risiko yang
dimaksud adalah Risiko Keselamatan Konstruksi untuk menentukan kebutuhan Ahli K3 Konstruksi
dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi, tidak untuk menentukan kompleksitas atau
segmentasi pasar Jasa Konstruksi.
Penilaian risiko dan peluang Keselamatan Konstruksi meliputi:
a. penilaian risiko bahaya yang telah teridentifikasi, dengan mempertimbangkan
keberhasilgunaan pengendalian yang ada;
b. penentuan dan penilaian risiko lain yang terkait dengan penerapan, pengoperasian dan
pemeliharaan SMKK.
c. penilaian peluang Keselamatan Konstruksi untuk meningkatkan kinerja Keselamatan
Konstruksi, dengan mempertimbangkan perubahan yang direncanakan terkait organisasi,
kebijakan, proses atau kegiatan dan:
1) peluang untuk menyesuaikan pekerjaan, organisasi kerja dan lingkungan kerja;
2) peluang untuk menghilangkan bahaya dan mengurangi risiko Keselamatan Konstruksi;
d. penilaian peluang lain guna peningkatan SMKK.
Metodologi dan kriteria untuk penilaian risiko Keselamatan Konstruksi harus ditetapkan dengan
memperhatikan:
a. ruang lingkup, sifat dan jangka waktu untuk memastikan bahwa yang dilakukan adalah lebih
bersifat proaktif dari pada reaktif dan digunakan dengan cara yang sistematis.
b. kemungkinan terjadinya risiko dan peluang lain untuk Penyedia Jasa sebagai akibat
terjadinya risiko Keselamatan Konstruksi dan peluang Keselamatan Konstruksi.
MODUL 04:
12 RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
Perencanaan tindakan dilakukan dengan mempertimbangkan:
1. tingkatan pengendalian dan keluaran dari penerapan SMKK;
2. praktek terbaik yang pernah dilakukan oleh organisasi lainnya;
3. teknologi yang digunakan (peralatan, material, metode);
4. kemampuan keuangan;
5. kebutuhan operasional dan bisnis.
MODUL 04:
13 RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
Perencanaan pencapaian sasaran Keselamatan Konstruksi meliputi:
1. kegiatan yang akan dilakukan;
2. sumber daya yang diperlukan;
3. pihak yang bertanggung jawab;
4. jangka waktu pelaksanaan;
5. cara evaluasi hasil pencapaian, termasuk indikator pemantauan;
6. cara mengintegrasikan pencapaian sasaran Keselamatan Konstruksi dengan kegiatan
bisnis Penyedia Jasa.
Dokumen Sasaran Keselamatan Konstruksi dan Perencanaan Pencapaian Sasaran
Keselamatan Konstruksi harus disimpan dan dipelihara sebagai informasi terdokumentasi.
MODUL 04:
14 RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
2) dilakukan penyesuaian terhadap perubahan peraturan perundangan dan peraturan
lainnya; dan
3) mudah diakses oleh pihak yang berkepentingan.
3. evaluasi dan audit atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan peraturan
lainnya.
4. penyimpanan dan pemeliharaan proses identifikasi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan dan peraturan lainnya beserta perubahan dan pembaharuannya
sebagai informasi terdokumentasi.
5. prosedur pemenuhan peraturan perundangan Keselamatan Konstruksi.
MODUL 04:
15 RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
MODUL 05
DAFTAR ISI 1
A. Pendahuluan 2
B. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi 2
C. Pelaksanaan Pengawasan SMK3 3
D. Rencana Keselamatan Konstruksi 4
E. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 5
F. Persyaratan Pengajuan Izin Kerja (Request of Work) 8
G. Laporan Pekerjaan Konstruksi 11
H. Pemantauan, Pengukuran, Analisis dan Evaluasi Kinerja 14
I. Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja 14
MODUL 05:
1 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3
A. PENDAHULUAN
Ahli K3 Konstruksi yang ditugaskan dalam penyelenggaraan kegiatan konstruksi harus memiliki
kompetensi dalam mengidentifikasi, mengevaluasi dan menerapkan seluruh peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan K3 dilingkungan kerja konstruksi.
MODUL 05:
2 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3
Definisi :
1. Pemantauan/Monitoring adalah salah satu cara pengawasan yang dapat menggambarkan
kondisi berjalanya suatu system Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada
waktu tertentu
2. Evaluasi adalah melakukan pengukuran terhadap aktivitas yang akan digunakan untuk tindak
lanjut berikutnya.
Pemantauan dan Evaluasi Keselamatan Konstruksi adalah kegiatan pemantauan dan evaluasi
terhadap kinerja penyelenggaraan Keselamatan Konstruksi yang meliputi pengumpulan data,
analisis, kesimpulan dan rekomendasi perbaikan penerapan Keselamatan Konstruksi (PERMEN
PUPR No. 21 tahun 2019)
MODUL 05:
3 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3
D. RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
1. Perencanaan dan pengendalian pelaksanaan :
Menetapkan penanggung jawab untuk setiap proses
Menetapkan kriteria untuk proses dengan struktur organisasi proyek
Menerapkan kendali atas proses sesuai dengan kriteria Keselamatan Konstruksi, public,
peralatan, material dan lingkungan
Memelihara dan menyimpan informasi terdokumentasi yang diperlukan untuk memastikan
bahwa proses telah dilakukan dengan benar
Menetapkan kriteria untuk proses dengan struktur organisasi proyek
3. Terkait penjaminan mutu dan pengendalian mutu pelaksanaan pekerjaan konstruksi, PA/KPA
sebagai pemilik pekerjaan konstruksi tanggung jawab dan wewenang :
MODUL 05:
4 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3
PPK bertanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sebagaimana
yang tercantum dalam kontrak konstruksi, mencakup aspek administrasi kontrak dan
aspek teknis (engineering).
PPK berwenang atas pengendalian dan pengawasan pekerjaan konstruksi. Kewenangan
ini dapat dilimpahkan sebagian atau keseluruhan terhadap pihak/tim yang ditunjuk oleh
PPK.
Pengendalian Pekerjaan Konstruksi dilakukan untuk mengendalikan proses dan hasil
pekerjaan Penyedia sesuai dengan ketentuan kontrak. Pengendalian dilaksanakan baik
pada kontrak pekerjaan konstruksi maupun kontrak jasa konsultansi pengawasan
pekerjaan konstruksi.
Pengawasan Pekerjaan Konstruksi dilakukan untuk memastikan proses pelaksanaan
pekerjaan oleh Penyedia sesuai dengan ketentuan kontrak.
Kewenangan dan tanggung jawab pengendalian pekerjaan konstruksi dapat didelegasikan
kepada Pengendali Pekerjaan yang dapat dilakukan oleh staf PPK, dalam hal ini disebut
Direksi Lapangan, atau Penyedia Jasa Konsultansi yaitu Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK);
Kewenangan dan tanggung jawab pengawasan pekerjaan konstruksi dapat didelegasikan
kepada Pengawas Pekerjaan yang dapat dilakukan oleh staf PPK, dalam hal ini disebut
Direksi Teknis, atau atau Penyedia Jasa Konsultansi yaitu Konsultan Pengawas.
Dalam hal pengendalian dan pengawasan pekerjaan konstruksi dilakukan oleh Penyedia
Jasa Konsultansi, maka Penyedia Jasa Konsultansi wajib menyusun Program Mutu sebagai
bentuk penjaminan mutu.
MODUL 05:
5 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3
Keselamatan Konstruksi yaitu Merencanakan, mereview dan menetapkan serta
menjamin penerapan dari sistem pengendalian aspek keselamatan konstruksi yang
dilaksanakan oleh Penyedia.
Rekayasa teknis yaitu Mereview dan menyetujui dokumen teknis rencana pelaksanaan
pekerjaan konstruksi yang terdiri dari: gambar kerja, metode kerja, usulan perubahan
pekerjaan.
Gambar 2. Tanggung Jawab dan Wewenang PPK dalam Penjamin serta Pengendalian Mutu
MODUL 05:
6 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3
dalam hal ini disebut Direksi Teknis, atau atau Penyedia Jasa Konsultansi yaitu
Konsultan Pengawas
Dalam hal pengendalian dan pengawasan pekerjaan konstruksi dilakukan oleh
Penyedia Jasa Konsultansi, maka Penyedia Jasa Konsultansi wajib menyusun
Program Mutu sebagai bentuk penjaminan mutu
MODUL 05:
7 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3
4) Melakukan audit internal atas kesesuaian pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan tim
konstruksi dan kesesuaian pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan tim
pengendali mutu;
5) Menyusun Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK).
Unit Pengendalian Mutu
1) Melakukan pemeriksaan;
2) Merekomendasikan tindakan perbaikan yang di perlukan;
3) Membuat laporan hasil pemeriksaan.
F. PERSYARATAN PENGAJUAN IZIN KERJA (REQUEST OF WORK)
Untuk memulai setiap kegiatan pekerjaan, Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus
menyampaikan permohonan izin memulai pekerjaan (Request of Work).
Prosedur permohonan izin memulai pekerjaan sesuai dengan Prosedur dan mengisi Formulir
Pengajuan Memulai Pekerjaan dengan paling sedikit melampirkan:
a. Membuat laporan hasil pemeriksaan.
b. Membuat laporan hasil pemeriksaan.
1) Metode Kerja
2) Tenaga kerja yang dibutuhkan;
3) Peralatan yang dibutuhkan dan Material yang digunakan;
4) Aspek Keselamatan Konstruksi (mengacu pada analisis Keselamatan dan kesehatan
Kerja/K3 per pekerjaan);
5) Jadwal mobilisasi tiap-tiap sumber daya.
c. Rencana pemeriksaan dan pengujian (inspection and test plan/ ITP) jadwal pelaksanaan
pemeriksaan bahan, material, serta titik tunggu (hold point) pada metode kerja.
MODUL 05:
8 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3
Gambar 4. Contoh Format Pengajuan Memulai Pekerjaan
MODUL 05:
9 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3
Gambar 6. Contoh Persetujuan Material
Pengawasan Mutu Pekerjaan :
1. Pengawasan terhadap proses tiap-tiap kegiatan dilakukan berdasarkan spesifikasi dan
metode kerja yang diajukan.
2. Pengawasan terhadap hasil pekerjaaan dilakukan berdasarkan spesifikasi.
3. Pemeriksaan material pada saat penerimaan. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi melakukan
pemeriksaan secara visual dan pengukuran (bila diperlukan), dan disaksikan Pengawas
Pekerjaan, untuk memastikan agar material yang dikirim ke lapangan sesuai dengan material
yang telah distujui.
4. Pemeriksaan dan Pengujian berkala material dilaksanakan sesuai dengan rencana pengujian
pada dokumen Pemeriksaan dan Pengujian (ITP) yang terkait dengan material tersebut.
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus memastikan pengujian berkala memenuhi
persyaratan pada kontrak dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
5. Pemeriksaan hasil pekerjaan dilakukan pada setiap pekerjaan maupun sub pekerjaan.
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus melakukan pemeriksaan pekerjaan baik fisik
maupun administrasi. Jika hasil pekerjaan sudah sesuai spesfikasi, maka Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi mengajukan permohonan pemeriksaan kepada PPK
6. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan adanya penyesuaian atau perubahan di
lapangan, maka perubahan di lapangan dilaksanakan sesuai Prosedur
7. Pengendalian ketidaksesuaian hasil pekerjaan dilakukan oleh Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi dan Pengawas Pekerjaan. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ditemukan
ketidaksesuaian dengan spesifikasi, Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dan Pengawas
Pekerjaan membuat laporan ketidaksesuaian
MODUL 05:
10 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3
G. LAPORAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
MODUL 05:
11 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3
- Dukungan yang diperlukan dari pihak-pihak yang terkait;
- Ringkasan permohonan persetujuan atas usulan dan dokumen yang diajukan
beserta statusnya;
- Ringkasan kegiatan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan;
- Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi, termasuk
kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja
(nearmiss record), dan lain-lain
Laporan Bulanan
- Capaian pekerjaan fisik, ringkasan status capaian pekerjaan fisik dengan
membandingkan capaian di bulan sebelumnya, capaian pada bulan berjalan serta
target capaian di bulan berikutnya;
- Foto dokumentasi;
- Ringkasan status kondisi keuangan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, status
pembayaran dari Pengguna;
- Perubahan kontrak dan perubahan pekerjaan;
- Masalah dan kendala yang dihadapi; termasuk statusnya, tindakan penanggulangan
yang telah dilakukan dan rencana tindakan selanjutnya;
- Hambatan dan kendala yang berpotensi terjadi di bulan berikutnya, beserta rencana
pencegahan atau penanggulangan yang akan dilakukan;
- Status persetujuan atas usulan dan permohonan dokumen;
- Daftar dan status persetujuan dokumen yang yang harus ditindak lanjuti oleh Direksi
Lapangan/Konsultan MK;
- Ringkasan hasil pelaksanaan kegiatan pekerjaan (daftar pelaksanaan kegiatan
pemeriksaan beserta hasil dan status persetujuannya);
- Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi, termasuk
kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja
(nearmiss record), dan lain-lain;
- Kendala yang dihadapi Direksi Teknis/Konsultan Pengawas, tindakan yang telah dan
akan dilakukan serta dukungan yang dibutuhkan dari Direksi Lapangan/Konsultan
MK untuk tujuan kelancaran proyek.
MODUL 05:
12 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3
Gambar 8. Contoh Format Laporan Harian, Mingguan, dan Bulanan
MODUL 05:
13 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3
H. PEMANTAUAN, PENGUKURAN, ANALISIS, DAN EVALUASI KINERJA
Penyediaan Jasa harus menetapkan :
1. hal-hal yang perlu dipantau dan diukur yang meliputi:
a. tingkat kepatuhan pemenuhan terhadap peraturan perundangundangan dan peraturan
lain;
b. penanganan terkait dengan bahaya, risiko, dan peluang yang teridentifikasi;
c. pencapaian tujuan Keselamatan Konstruksi; dan d. tingkat hasil guna pengendalian dan
pelaksanaan.
2. metode pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja;
3. kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja Keselamatan Konstruksi;
4. waktu pemantauan, pengukuran, analisis, dan evaluasi, serta pelaporan;
5. prosedur pengukuran kinerja Keselamatan Konstruksi.
MODUL 05:
14 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3
Mengidentifikasi kekurangan dalam tindakan perbaikan (remedial action).
Mengidentifikasi positive performance dan quality result.
Mendemonstrasikan komitmen manajemen.
Hasil Inspeksi akan menjadi salah satu topik penting dalam Audit.
Manfaat :
Perbaikan dengan segera;
Kontak langsung pada karyawan;
Karyawan tanggap terhadap Kondisi Tidak Aman & Tindakan Tidak Aman;
Menetapkan alat keselamatan yang sesuai;
Meningkatkan kesadaran K3;
Menjalankan program K3
2. Standar pemantauan berdasarkan PP No. 50 tahun 2012 – Lamp. II yaitu :
Pemeriksaan Bahaya;
Pemantauan/Pengukuran Lingkungan Kerja;
Peralatan Pemeriksaan/Inspeksi, Pengukuran dan Pengujian;
Pemantauan Kesehatan Tenaga Kerja.
3. Inspeksi Bahaya :
Pemeriksaan/inspeksi terhadap tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur.
Pemeriksaan/inspeksi dilaksanakan oleh petugas yang berkompeten dan berwenang yang
telah memperoleh pelatihan mengenai identifikasi bahaya.
Pemeriksaan/inspeksi mencari masukan dari tenaga kerja yang melakukan tugas di tempat
yang diperiksa.
Daftar periksa (checklist) tempat kerja telah disusun untuk digunakan pada saat
pemeriksaan/inspeksi.
Laporan pemeriksaan/inspeksi berisi rekomendasi untuk tindakan perbaikan dan diajukan
kepada pengurus dan P2K3 sesuai dengan kebutuhan.
Pengusaha atau pengurus telah menetapkan penanggung jawab untuk pelaksanaan tindakan
perbaikan dari hasil laporan pemeriksaan/inspeksi.
Tindakan perbaikan dari hasil laporan pemeriksaan/inspeksi dipantau untuk menentukan
efektifitasnya.
4. Pemantauan/ Pengukuran lingkungan kerja
Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja dilaksanakan secara teratur dan hasilnya
didokumentasikan, dipelihara dan digunakan untuk penilaian dan pengendalian risiko.
MODUL 05:
15 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3
Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja meliputi faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi dan
psikologi.
Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja dilakukan oleh petugas atau pihak yang
berkompeten dan berwenang dari dalam dan/atau luar perusahaan
MODUL 05:
16 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3
Dimana dan apa – need analysis-nya jelas.
Kategori Inspeksi Formal:
Inspeksi Umum K3 (General Inspection).
Inspeksi Kebersihan (Housekeeping)
Inspeksi Kritikal (Critical Part Inspection)
Inspeksi Preventive Maintenance
Pre-used Equipment Inspection
Manfaat Inspeksi Formal:
Inspector memberikan perhatian penuh dalam inspeksi.
Inspector mempersiapkan menjadi observant dan cepat mengerti (perceptive) terhadap
kondisi.
Menggunakan check-list yang terstruktur dan teratur.
Inspector melihat sesuatu di luar penglihatan normal (outside normal eye level).
Temuan sumber bahaya diklasifikasi, diprioritaskan dan ditindak lanjuti.
Temuan dan rekomendasi dilaporkan, meningkatkan hazard awareness, corrective
action dan pencegahan kecelakaan.
Berdasarkan Urgensinya, Inspeksi Formal dibagi dalam 2 bagian :
1) Inspeksi Umum
bertujuan utk melihat apakah ada perubahan thdp prosedur kerja, peralatan, bahan dan
lingkungan kerja.
2) inspeksi yg ditujukan kepada bagian kritis dari mesin, peralatan atau struktur yg akan
menimbulkan masalah besar bila rusak, aus, salah pemakaian atau pelaksanaan kerja yg
tidak memadai.
Tahapan Inspeksi Formal
Persiapan (Preparation)
Pelaksanaan Inspeksi (Inspection)
Mengembangkan Langkah Perbaikan
Tindak Lanjut (Follow Up Action)
Persiapan
1) Mulailah dengan positive attitude.
Persiapan mental untuk tidak hanya melihat hal yang substandard, namun juga harus
hal yang benar (right).
2) Buat perencanaan inspeksi.
Ketahui penanggung jawab area.
MODUL 05:
17 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3
Buat peta dan rute inspeksi.
3) Tentukan apa yang akan dilihat/ diinspeksi
4) Pelajari & pahami apa yang dilihat/ diinspeksi.
5) Buat daftar verikasi (checklist)
Persiapan 2
1) Tinjau Kembali (Review) laporan Inspeksi sebelumnya
Temukan hal – hal yang belum tuntas akar permasalahnya (basic causes).
Temukan lokasi atau equipment yang belum diinspeksi.
Temukan item – item yang terbatas dan masih dapat dikembangkan.
Temukan dan analisa corrective action yang mungkin tidak tepat atau masih bisa
dikembangkan.
Temukan laporan tentang Critical Parts
2) Persiapkan & lengkapi peralatan, material dan kebutuhan penunjang Inspeksi
Pakaian yang cocok, Alat Pelindung Diri (APD), Senter;
Alat ukur/ meteran/kaca pembesar, Kamera;
P3K secukupnya,
Clip Board, kertas/millimeter paper & pensil/ballpoint.
Pelaksanaan Inspeksi
Mengacu pada Map dan Check-list.
Berbicara secara positive.
Lihat secara detail dan tajam.
Lakukan tindakan perbaikan sementara.
Uraikan dan petakan seluruh item temuan dengan jelas.
Klasifikasikan sumber bahaya.
Memeriksa & melaporkan existing item bila dianggap perlu
Menentukan basic causes dari substandard action dan substandard condition (gunakan
magic word “Why”).
Pelaksanaan Inspeksi boleh dilakukan oleh supervisor pekerjaan, dengan catatan: “Supervisor
tersebut mempunyai kompetensi dalam pekerjaan Inspeksi”.
MODUL 05:
18 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3
Pelaksanaan Inspeksi 2
Klasifikasi Sumber Bahaya :
Kelas A (Major) yaitu Kondisi atau tindakan yang dapat mengakibatkan kecelakaan fatal atau
cacat permanen. Tindaikan perbaikan segera.
Kelas B (Serius) Kondisi atau tindakan yang dapat mengakibatkan kecelakaan serius atau
cacat sementara. Tindakan perbaikan tidak lebih dari 6 jam.
Kelas C (Minor) Kondisi atau tindakan yang dapat mengakibatkan kecelakaan minor dan
tanpa cacat. Tindakan perbaikan lebih dari 12 jam.
Pelaksanaan Inspeksi 3
1) Mengembangkan Langkah Perbaikan
Tidak sebatas correction tapi juga corrective action.
Merekomendasikan sesuatu yang sistematis yang dapat mengontrol immediate / basic
causes.
- Pontensi dari severity loss
- Kemungkinan timbul kerugian
- Biaya pengontrolan
- Level pengontrolan
- Alternatif pengontrolan
- Justifikasi/ alasan pengontrolan
MODUL 05:
19 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3
Inspeksi Kebersihan (Housekeeping)
MODUL 05:
20 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3
Inspection & Test Plan (ITP)
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus memberikan penjelasan mengenai prosedur dan
rencana inspeksi dan pengujian di lapangan untuk memastikan agar mutu produk yang dihasilkan
tetap terjaga, mencakup poin-poin sebagai berkut:
1. Kriteria keberterimaan (termasuk toleransi penerimaan);
2. Cara pengujian/pemeriksaan; dan
3. Jadwal pengujian (frekuensi pengujian), dan Penanggung jawab/pelaksana pengujian.
Rencana pelaksanaan ITP harus disesuaikan dengan uraian tahapan pekerjaan yang disampaikan
pada poin sebelumnya.
MODUL 05:
21 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3
Tabel 2. Contoh Petunjuk Pengisian Form ITP
MODUL 05:
22 EVALUASI SASARAN DAN PROGRAM K3