Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

MENGAMATI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


ELEKTROLIT
DAN NON ELEKTROLIT

NAMA KELOMPOK :
FIRMAN FIRMAWAN (Ketua)
ZAINAL ABIDIN
ACHMADI
SANTI WAHYUNI
SITI HOLIFAH
SMA NEGERI 3 BANGKALAN
TAHUN PELAJARAN 2019-2020

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Mengamati Sifat Koligatif
Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit” ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam
penyusunan dan penelitian ini, baik dari isi maupun penulisannya .untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan
penuyusunan ini dimasa yang akan datang.
Tidak lupa pula kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan
semua pihak sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

Bangkalan, 18 Agustus 2019

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................................i

Kata Pengantar.......................................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1

1.3 Tujuan..................................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Larutan.................................................................................................................2

2.2 Kenaikan Titik Didih............................................................................................2

2.3 Penurunan Titik Beku..........................................................................................3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan.....................................................................................................4

3.2 Cara Kerja............................................................................................................4

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan.......................................................................................6

4.2 Pertanyaan............................................................................................................6

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .........................................................................................................10

5.2 Saran.....................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sifat koligatif larutan adalah sifat suatu larutan yang tidak dipengaruhi oleh jenis zat
tersebut tetapi dipengaruhi oleh konsentrasinya. Jika dalam suatu zat pelarut dimasukkan zat
lain yang tidak mudah menguap (non volatile) maka tenaga bebas pelarut tersebut akan turun.
Penurunan tenaga bebas ini menurunkan hasrat zat pelarut untuk berubah menjadi fase
uapnya sehingga tekanan uap pelarut dalam larutan akan menjadi rendah bila dibandingkan
dengan tekanan uap pelarut yang sama dalam keadaan murni. Kenaikan titik didih adalah
bertambahnya titik didih larutan relatif terhadap titik didih peralut murninya. Penurunan titik
beku adalah berkurangnya titik beku suatu larutan relatif terhadap titik beku pelarut
murninya. Penurunan tekanan uap adalah berkurangnya tekanan uap dalam suatu larutan
relatif terhadap tekanan uap pelarut murninya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dpat disimpulkan yaitu:

Bagaimana sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit?

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengamati sifat koligatif larutan elektrolit dan non
elektrolit

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Larutan
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Larutan terdiri atas
dua komponen, komponen utama biasanya disebut pelarut, dan komponen minornya
dinamakan zat terlarut. Pelarut dipandang sebagai pembawa atau medium bagi zat terlarut,
yang dapat berperan serta dalam reaksi kimia dalam larutan atau meninggalkan larutan karena
pengendapan atau penguapan (Oxtoby, 2001).
Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa sifat koligatif larutan bergantung dari
banyaknya partikel zat terlarut dalam suatu larutan. Atas dasar itulah sifat koligatif
dibedakan menjadi dua macam, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif
larutan non elektrolit. Zat tersebut pada larutan elektrolit terurai menjadi ion-ion, sedangkan
zat terlarut pada larutan non elektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-ion
(Kusmawati, 1999).
Bila suatu zat terlarut dilarutkan dalam suatu pelarut, sifat larutan itu berbeda dari pelarut
murni. Terdapat empat sifat fisika yang penting, yang berubah secara perbandingan lurus
dengan banyaknya partikel zat terlarut yang terdapat, yaitu tekanan uap, titik beku, titik didih
dan tekanan osmotik (Keenan, 1992)
Suatu zat terlarut yang dilarutkan dalam pelarut cair akan menurunkan tekanan uap,
menurunkan titik beku, dan menaikkan titik didih. Semua itu hanya tergantung dari
banyaknya mol partikel dan jumlah dari pelarut yang ada. Sifat ini disebut sebagai sifat
koligatif pelarut dan dapat digunakan untuk menentukan
berat molekul dari zat terlarut contoh (Syukri, 1999).
Suatu ukuran konsentrasi yang menyatakan jumlah partikel zat terlarut yang terdapat
dalam satu kg pelarut disebut molal (m).

2.2 Kenaikan Titik Didih


Titik didih normal cairan murni ialah suhu pada saat tekanan uap mencapai 1 atm.
Karena zat terlarut menurunkan tekanan uap, maka suhu larutan terus dinaikkan agar ia
mendidih, artinya titik didih larutan menjadi lebih tinggi daripada titik didih pelarut murni.
Gejala ini disebut sebagai peningkatan titik didih (Oxtoby, 2001).
Peningkatan titik didih sebanding dengan konsentrasi fraksi molnya. Untuk

2
larutan encer, perbandingannya dinyatakan dalam molalitas. Peningkatan titik didih
dirumuskan:
∆TB = m . KB
Keterangan : ∆ Tb = besar penurunan titik beku
KB = konstanta kenaikan titik didih
m = molalitas dari zat terlarut
Titik didih suatu larutan dapat lebih tinggi maupun lebih rendah daripada titik didih
pelarut, bergantung pada kemudahan zat terlarut itu menguap, dibandingkan dengan
pelarutnya. Jika zat terlarut itu tak atsiri (tidak mudah menguap) misalnya gula, larutan air
mendidih pada temperatur yang lebih tinggi daripada titik didih air, jika zat terlarut itu mudah
menguap misalnya alkohol, larutan air mendidih pada temperatur di bawah titik didih air
(Keenan, 1992).

2.3 Penurunan Titik Beku


Penurunan titik beku analog dengan peningkatan tiitik didih. Pelarut dalam larutan
berada dalam kesetimbangan dengan tekanan tertentu dari uap pelarut. Jika zat terlarut
ditambahkan ke dalam larutan, tekanan uap pelarut akan turun dan titik beku juga akan turun
(Oxtoby,2001).
Penurunan titik beku berbanding lurus dengan perubahan tekanan uap. Untuk konsentrasi
zat terlarut yang cukup rendah, penurunan titik beku berkaitan dengan molalitas.
Pengukurannya dapat digunakan untuk menentukan massa molar zat yang tidak diketahui
(Oxtoby,2001).
Pada larutan encer, nilai fraksi mol zat terlarut sangat kecil dan jumlah pelarut sangat
besar. Maka molalitas zat terlarut dapat diabaikan sehingga persamaan penurunan titik beku
dirumuskan:
∆Tf = m . K f
Keterangan : ΔTf = penurunan titik beku
m = molalitas dari zat terlarut
Kf = konstanta penurunan titik beku yang besarnya tergantung pada jenis larutan
(Syukri, 1999).
Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan
penurunan titik bekunya. Pengukuran penurunan titik beku, seperti halnya peningkatan titik
didih, dapat digunakan untuk menentukan massa molar zat yang tidak diketahui (Syukri,
1999).

3
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan :
 Gelas kimia 400 ml dan 50 ml
 Tabung reaksi dan 1 rak tabung reaksi
 Pengaduk/spatula
 Thermometer (-10oC-100oC) dan thermometer (0oC-110oC)
 Kaca arloji
 Kaki tiga dan kasa
 Pembakar spiritus

Bahan yang digunakan :


 Es Batu
 Garam dapur kasar
 Aquades
 Larutan gula 0,01 m
 Larutan gula0,02 m
 Larutan NaCl 0,01 m
 Larutan NaCl 0,02 m

3.2 Cara Kerja


A. Penurunan Titik Beku
1. Memasukkan butiran-butiran kecil es ke dalam gelas kimia sampai tiga
perempatnya dan menambahkan 8 sampai dengan 10 sendok makan garam
dapur ke dalam gelas kimia dan mengaduk campuan tersebut ( sebagai
campuran pendingin)
2. Mengisi tabung reaksi dengan 4 ml aquades, kemudian memasukkan tabung
reaksi tersebut dalam campuran pendingin. Memasukkan pengaduk/ spatula ke
dalam tabung reaksi dan menggerakkannya naik turun dalam aquades
sehingga air dalam tabung membeku seluruhnya.

4
3. Mengeluarkan tabung dari campuran pendingin damn membiarkan es dalam
tabung mencair sebagian. Mengganti pengaduk dengan thermometer dan
mengaduk campuran dalam tabung dengan thermometer naik turun secara
hati-hati. Mencatat suhu campuran es dan air dalam tabung.
4. Mengulangi langkah 2 dan 3 dengan menggunakan larutan gula dan NaCl
sebagai pengganti aquades. Jika es dalam campuran pendingin sudah banyak
yang mencair, maka harus membuat campuran pendingin baru.

B. Kenaikan Titik Didih


1. Memasukkan 20 ml aquades dalam gelas kimia. Dan menutupnya dengan kaca
arloji dengan pembakar spiritus.
2. Pada waktu hampir mendidih, kaca arloji dibuka kemudian diukur suhunya
dengan thermometer. Selanjutnya mencatat suhu air pada waktu mendidih.
3. Mengulangi langkah 1 dan 2 dengan menggunakan larutan gula dan NaCl
sebagai pengganti aquades.

5
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan

No Larutan Titik Didih (oC) Kenaikan Titik Didih (∆Tb)


1 Air 81 oC
2 Gula 0,2 87 oC 6
3 NaCl 0,1 88 oC 7
4 Gula 0,1 85 oC 4
5 NaCl 0,2 84 oC 3

No Larutan Titik Beku (oC) Penurunan Titik Beku (∆Tf)


1 Air 0 oC
2 Gula 0,1 -1 oC 1
3 Gula 0,2 -1 oC 1
4 NaCl 0,1 0oC 0
5 NaCl 0,2 -2 oC 2

4.2 Pertanyaan

1. a. Bagaimana titik beku larutan dibandingkan dengan titik beku pelarut murni? Jelaskan
sebabnya!
b. Bagaimana titik didih larutan dibandingkan dengan titik didih pelarut murni? Jelaskan
sebabnya!
Penyelesaian:
a. Titik beku laruatan lebih rendah dari pada titik beku pelarut murni, sebab zat pelarutnya
harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnys. Jadi larutan akan membeku lebih
lama dari pada pelarut.
b. Titik didih air murni dengan larutan garam akan lebih tinggi dibanding dengan titik didih
air murni karena adanya zat terlarut yang tidak mudah menguap di dalam suatu pelarut
akan menurunkan tekanan uap pelarutnya, akibatnya tekanan uap larutan akan lebih kecil
dibandingkan dengan tekanan uap pelalrut murninya.
2. Bagaimana pengaruh kemolalan larutan gula dan NaCl terhadap:

6
a. Tiitik beku larutan
b. Penurunan titik beku (∆Tf)
c. Titik didih larutan
d. Kenaikan titik didih (∆Tb)

Penyelesaian:
a. Pengaruh kemolalan gula dan NaCl terhadap titik beku larutan adalah semakin besar
kemolalan, maka semakin kecil titik beku larutan ( titik beku larutan berbanding terbalik
dengn kemolalan)
b. Pengaruh kemolalan gula dan NaCl terhadap penurunan titik beku larutan adalah semakin
besar kemolalan, maka semakin besar penurunan titik beku larutan ( penurunan titik
beku larutan berbanding lurus dengn kemolalan)
c. Pengaruh kemolalan gula dan NaCl terhadap titik didih larutan adalah semakin besar
kemolalan maka semakin besar pula titk didih larutan (titik didih larutan berbanding
lurus dengn kemolalan)
d. Pengaruh kemolalan gula dan NaCl terhadap kenaikan titik didih larutan adalah semakin
besar kemolalan maka semakin kecil kenaikan titk didih larutan (kenaikan titik didih
larutan berbanding terbalik dengn kemolalan)
3. Pada kemolalan yang sama bagaimana pengaruh NaCl (elektrolit) dibandingkan dengan
pengaruh gula ( non elektrolit) terhadap :
a. Tiitik beku larutan
b. Penurunan titik beku (∆Tf)
c. Titik didih larutan
d. Kenaikan titik didih (∆Tb)

Penyelesaian:
Untuk konsentrasi yang sam larutan elektrolit memiliki jumlah partikel lebih benyak daripada
larutan non elektrolit. Sehingga sifat koligatifnya lebih besar. Jadi pengaruhnya adalah
sebagai berikut:
a. Jika kemolalan sama maka NaCl yang merupakan larutan elektrolit memiliki titik beku
yang lebih kecil dibandingkan dengan titk beku larutan gula yang merupakan larutan non
elektrolit

7
b. Jika kemolalan sama maka NaCl yang merupakan larutan elektrolit mengalami
penurunan titik beku yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan titk beku larutan
gula yang merupakan larutan non elektrolit
c. Jika kemolalan sama maka NaCl yang merupakan larutan elektrolit memiliki titik didih
yang lebih besar dibandingkan dengan titk beku larutan gula yang merupakan larutan non
elektrolit
d. Jika kemolalan sama maka NaCl yang merupakan larutan elektrolit mengalami kenaikan
titik didih yang lebih besar dibandingkan dengan titk beku larutan gula yang merupakan
larutan non elektrolit

4. Pada percobaan kenaikan titik didih disebutkan bahwa gelas kimia ditutup dengan kaca
arloji kemudian dididihkan. Apa tujuan dari perlakuan tersebut? Jelaskan!
Penyelesaian:
Tujuan kaca arloji yang ujungnya disumbat dengan kapur agar pada saat penguapan tidak ada
uap atau gas yang keluar atau bebas, corong sarinf diletakkan dengan posisi terbalik sehingga
semua bubuk naftalena akan tertutup dengan corong kemudian diletakkan diatas breaker glass
diatas pembakar bunset dan mulai panaskan.

5. Buatlah diagram P dan T untuk percobaan di atas!


Penyelasaian:

8
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Makin besar molalitas larutan, makin tinggi penurunan titik beku larutan.

2. Penurunan titik beku larutan (Tf) berbanding lurus dengan molalitas larutan.

3. Titik beku larutan pelarut murni lebih tinggi dari pada titik beku larutan.

4. Titik beku larutan elektrolit lebih rendah dari pada larutan non elektrolit pada

kemolan yang sama.

5. Semakin kecil konsentrasi larutan, jarak antar ion semakin besar dan ion-ion

semakin bebas.

6. Untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit mengandung jumlah partikel

lebih banyak dari pada larutan non elektrolit.

7. Larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif lebih besar dari pada sifat koligatif

non elektrolit.

8. Semakin tinggi kemolalan maka semakin rendah titik bekunya.

9. Semakin tinggi kemolalan maka semakin tinggi perbedaan penurunan titik beku.

10. Konsentrasi suatu larutan mempengaruhi kenaikan titik didih dimana semakin

besar konsentrasi maka semakin besar pula kenaikan titik didih suatu larutan dan

juga dipengaruhi dalam larutan yang mempengaruhi titik beku.

5.2 Saran

Semoga melalui penelitian ini banyak memberiikan referensi bagi pembaca. Dan demi
kesempurnaan penelitian selanjutnya diharapkan kritik yang membangun dari pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid 2 Edisi 3. Erlangga, Jakarta

Ciptaraharja I, Veronica S, P. 2006. ‘Membran Nanofiltrasi Untuk Penghilangan Ion Valensi

Tinggi dan Senyawa Organik dari Sumber Air Salinitas Tinggi’.

Institut Teknologi Bandung , vol V, no. 3, pp. 478-489

Keenan, dkk. 1992. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Erlangga, Jakarta

Kusmawati, T. M, dkk. 1999. Sains Kimia. Bumi Aksara, Jakarta

Oxtoby, dkk .2001.Prinsip- Prinsip Kimia Modern. Erlangga, Surabaya

10
DOKUMENTASI

11

Anda mungkin juga menyukai