Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Koperasi: koperasi adalah sebuah badan usaha yang didirikan oleh rakyat untuk kesejahteraan

bersama menggunakan asas kekeluargaan.


Tujuan koperasi : untuk memajukan dan mensejahterakan anggota koperasi.
Modal koperasi bersumber dari simpanan pokok anggota, simpanan wajib, dana cadangan, dan donasi/hibah.

Dasar Hukum Koperasi di Indonesia :


Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 1994
tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar
Koperasi.Peraturan Pemerintah RI Nomor 17 Tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam oleh Koperasi.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 Tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi.

Jenis koperasi
Sementara itu, UU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian yang dibatalkan Mahkamah Konstitusi (MK)
ada 4 jenis koperasi, yakni koperasi konsumen, koperasi produsem, koperasi jasa, dan koperasi simpan pinjam.
1. Koperasi konsumen menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang penyediaan barang
kebutuhan anggota dan non-anggota.
2. Koperasi produsen menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang pengadaan sarana produksi
dan pemasaran produksi yang dihasilkan anggota kepada anggota dan non-anggota.
3. Koperasi jasa menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan jasa non-simpan pinjam yang diperlukan
oleh anggota dan non-anggota.
4. Koperasi simpan pinjam menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani
anggota.

Didalam Undang-undang perkoperasian fungsi dan peran koperasi dijelaskan dalam pasal 4 UU No.25 tahun
1992 sebagai berikut:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional
dengan koperasi sebagai sokogurunya.
4. Berusahaa untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha
Bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Sedangkan dalam sistem ekonomi Indonesia, koperasi memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Koperasi merupakan alat yang berguna untuk mensejahterakan rakyat
2. Sebagai alat demokrasi
3. Sebagai landasan dasar perekonomian bangsa dan memperkokoh perekonomian bangsa Indonesia.

Proses Manajemen Koperasi


1. Perencanaan : Di dalam proses ini, para anggota dan pengurus koperasi menentukan tujuan dan strategi
jangka panjang dan jangka pendek yang dapat dicapai. Selain itu, proses ini juga melibatkan pendekatan
systematis dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih berbagai opsi untuk mencapai tujuan
koperasi. 2. Pengorganisasian : proses menyusun struktur organisasi untuk mencapai tujuan koperasi. Proses
ini melibatkan penyusunan struktur organisasi, pembagian tugas dan tanggung jawab, pengembangan
sistem informasi, dan pengawasan kegiatan operasional. 3. Actuating : proses yang bertujuan untuk
menggerakkan anggota dan pengurus koperasi untuk berperilaku secara efektif dan efisien dalam mencapai
tujuan koperasi. Proses ini melibatkan motivasi, pengembangan keterampilan, dan pemberian reward untuk
memberi dorongan kepada anggota dan pengurus koperasi. 4. Leadership bertujuan untuk mengatur dan
mengarahkan anggota dan pengurus koperasi untuk mencapai tujuan koperasi. Proses ini melibatkan
pengembangan visi dan misi, penyusunan rencana aksi, dan pembuatan keputusan yang tepat. 5.
Pengawasan Proses bertujuan untuk memastikan bahwa tujuan koperasi telah dicapai. Proses ini melibatkan
pengawasan dan evaluasi terhadap 5 proses manajemen yang telah dijalankan dan hasil yang telah dicapai
dan pengawasan terhadap keuangan dan pengendalian risiko.

Rapat Anggota adalah perangkat oraganisasi koperasi yang memegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi.
Rapat Anggota diselenggarakan oleh Pengurus dan dihadiri oleh anggota, pengurus, dan pengawas.
Seperti yang tercantum dalam Pasal 22 ayat (1) UU Koperasi, Rapat Anggota akan membahas hal-hal berikut:
Anggaran Dasar. Kebijakan umum dibidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi, Pemilihan,
pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan
belanja koperasi, serta pengesahan laporan keuangan.
1. Rapat Anggota Khusus: Pelaksanaan Rapat Anggota Khusus ini membicarakan, membahas dan
memutuskan serta mengesahkan hal-hal sebagai berikut: (1) Membahas, memutuskan dan
mengesahkan program kerja, dan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan belanja koperasi
tahun berikutnya. (2) Membahas dan memutuskan pengembangan usaha (3) Menambah modal
penyertaan dalam rangka pemupukan modal. (4) Menetapkan batas maksimal bunga pinjaman dan
imbalan.
2. Rapat Anggota Tahunan: Rapat Anggota untuk meminta pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas
yang dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun, dikenal dengan istilah Rapat Anggota
Tahunan (RAT). Rapat Anggota membahas penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Koperasi dilaksanakan sebelum akhir tahun buku atau sebelum memasuki tahun berikutnya. Rapat
Anggota Tahunan diadakan 1 (satu) kali dalam setahun dan dilaksanakan paling lambat dalam jangka
waktu 6 (enam) bulan setelah tutup buku.
3. Rapat Anggota Dalam Keadaan Luar Biasa: Rapat Anggota Luar Biasa dapat diselenggarakan oleh
Pengurus koperasi atas permintaan anggota atau pengurus dan dibentuk panitia oleh anggota karena
berbagai alasan yang sangat penting dan mendesak
Prinsip pengelolaan koperasi merupakan penjabaran lebih lanjut dari asas kekeluargaan yang dianut koperasi.
Prinsip koperasi biasanya mengatur hubungan baik antar koperasi dengan anggotanya, hubungan sesama
anggota koperasi, pola kepengurusan kopersi dan tujuan yang ingin dicapai koperasi. Prinsip koperasi biasanya
juga mengatur pola kepengelolaan usaha koperasi, maka secara lebih rinci prinsip koperasi juga mengatur pola
kepemilikan modal koperasi dan pola pembagian sisa hasil usahanya.

Teori kepemimpinan
1. Teori sifat : Teori ini penekanannya lebih pada sifat-sifat umum yang dimiliki pemimpin, yaitu sifat-
sifat yang dibawa sejak lahir. Menurut teori sifat, hanya individu yang memiliki sifat sifat tertentulah
yang bisa menjadi pemimpin.
2. Teori Perilaku: Teori ini lebih terfokus pada tindakan-tindakan yang dilakukan pemimpin dibandingkan
memperhatikan atribut yang melekat pada diri seorang pemimpin.
3. Teori Situasional : Teori ini mengatakan bahwa pembawaan yang harus dimiliki seorang pemimpin
adalah berbeda beda, tergantung dari situasi yang sedang dihadapi.
4. Teori Jalan: Tujuan menurut teori ini yakni nilai strategis dan keefektifan seorang pemimpin didasarkan
pada kemampuannya dalam menimbulkan kepuasan dan motivasi anggotanya dengan penerapan
reward.
5. Teori Kelebihan: Teori ini beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki
kelebihan dari para pengikutnya.
6. Teori Kharismatik: Teori ini menyatakan bahwa, seseorang menjadi pemimpin karena mempunyai
charisma (pengaruh) yang sangat besar. Kharisma diperoleh dari kekuatan yang luar biasa. Pemimpin
yang bertipe kharismatik biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar

Tipe dan Gaya kepemimpinan:


1. Tipe Otokratik: Tipe kepemimpinan ini menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak pribadinya
(pemimpin), sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dan tidak boleh ada orang lain
yang turut campur.
2. Tipe Kendali Bebas: Dalam tipe ini sang pemimpin biasanya menunjukkan perilaku yang pasif dan
seringkali menghindar diri dari tanggung jawab. Seorang pemimpin kendali bebas cenderung memilih
peran yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya sendiri.
3. Tipe Demokratik: Tipe kepemimpinan di mana pemimpin selalu bersedia menerima dan menghargai
saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan, melalui forum musyawarah untuk mencapai kata
sepakat.
4. Tipe Karismatik: Tipe kepemimpinan ini di mana tipe ini sisi positifnya adalah bawahan atau karyawan
akan dengan senang hati melakukan apapun yang dibutuhkan pemimpin, mulai dari membantu project
atau order baru yang harus segera ditangani, diminta melakukan revisi pekerjaan sesuai permintaan
klien dan sebagainya
5. Tipe Militeristik: Tipe pemimpin ini sangat mementingkan disiplin tingkat tinggi. Baginya, seorang
pemimpin harus memiliki keahlian pemimpin yang sesungguhnya.
6. Tipe Pemimpin Paternalistik: tipe pemimpin ini akan selalu memperlakukan bawahannya seperti
pemula yang segalanya harus diajarkan, dipandu, dan dikontrol sesuai keinginan atasan.

UMKM
 Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
 Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki usaha menengah dan usaha mikro.
 Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimilik usaha kecil atau mikro.

Kriteria penggolongan UMKM ini kemudian diatur dalam Undang-Undang No.20 Pasal 6 Tahun 2008 adalah
sebagai berikut.
a) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2.Memiliki hasil penjualan
tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
b) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: 1). Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau 2). Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
c) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau 2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah).

Sumber-Sumber Dana Internal dan Eksternal Sumber-sumber dana internal dan eksternal menurut UU No. 2O
Tahun 2008 antara lain :
1. Dana Internal UMKM yang termasuk dana internal meliputi : a) Modal Sendiri, yakni uang yang
dikumpulkan dari tabungan (bila bekerja) atau warisan yang diwariskan orang tua atau hibah pemberian dari
orang lain. b) Dari Barang yang Digadaikan, yakni barang milik sendiri yang digadaikan baik ke lembaga
formal (seperti Perum Pegadaian) atau informal. c) Melakukan Peminjaman kepada Bank dan Lembaga
Keuangan sejenis bank dengan membayar angsuran sesuai tingkat bunga yang ada. d) Modal dengan
mengoptimalkan hubungan dengan supplier (pemasok ).
2. Dana Eksternal UMKM yg dimaksud adalah modal yang berasal dari luar perusahaan atau luar dari UMKM,
dana dari investor yang tertarik berinvestasi pada bisnis atau usaha yang sedang atau akan dijalankan UMKM.

Anda mungkin juga menyukai