Resume Materi Mankep
Resume Materi Mankep
MANAJEMEN KEPERAWATAN
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen keperawatan
Dosen Pengampu : M. Sandi Haryanto, S.Kep., Ners, M.Kep.
Disusun oleh :
RESA SUNDARI
1121178
3B Keperawatan
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2023
PERTEMUAN 1
Definisi
Manajemen : kegiatan yg sangat kompleks namun teratur serta memerlukkan
kerjasama dengan orla u/ mencapai hasil kegiatan yg maksimal. (Hersey &
Blanchard)
Manajemen Keperawatan : proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui
upaya staf keperawatan u/ memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan
rasa aman pada ps/keluarga/masyarakat (Gillies).
Manajemen Keperawatan :
suatu proses bekerja melalui upaya anggota staf keperawatan untuk
memberikan pelayanan keperawatan, pengobatan dan bantuan terhadap para
pasien,
tugas manajer keperawatan adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin
serta mengontrol keuangan, material, dan sumber daya manusia yang ada untuk
memberikan pelayanan keperawatan seefektif mungkin bagi setiap kelompok
pasien dan keluarga mereka.
Marquis&Huston :
1. Planning/Perencanaan
o Proses awal dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi -> menyusun ->
menetapkan rangkain kegiatan untuk mencapainya.
o Perencanaan akan dapt ditetapkan tugas” staf, dengan tugas ini pemimpin mempunyai
pedoman untuk melakukan supervisi dan evaluasi dan menetapkan SD* yg
dibutuhkan oleh staf dalam menjalankan tugasnya.
2. Organizing ( Pengorganisasian)
Kegiatan manajemen u/ menghimpun semua SD yg dimiliki oleh organisasi dan
memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Actuating (directing, commanding, coordinating)
Proses memberikan bimbingan kepada staf agar mampu bekerja secara optimal dan
melakukan tugas”nya sesuai dengan ketrampilan yang mereka miliki dengan
dukungan SD yang tersedia.
4. Controling (Pengawasan, Monev)
Proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan rencana kerja yg sudah
disusun dan mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yg terjadi
Prinsip yang Mendasari Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan, melalui fungsi
perencanaan pimpinan dapat menurunkan risiko kesalahan.
Memudahkan pemecahan masalah manajemen keperawatan dilaksanakan melalui
penggunaan waktu yg efektif
Manajemen keperawatan melibatkan para pengambil keputusan (tingkatan
manajerial)
Memenuhi kebutuhan asuhan kep ps merupakan fokus perhatian manajer
keperawatan. Kepuasan ps menjadi poin utama dari seluruh tujuan keperawatan
Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi
proses pendelegasian,
o Hasil dari perencanaan adalah rencana kerja yang harus berisi alternative terbaik
untuk mencapai tujuan
Prinsip Perencanaan
o Adanya suatu perencanaan yang teliti, yang berarti rencana harus di ikuti oleh
program kegiatan terperinci
o Bersifat sederhana, yang berarti disusun secara sistematis dan prioritasnya jelas
terlihat.
o Bersifat luwes, yang berarti bisa diadakan penyesuaian bila ada perubahan
o Terdapat tempat pengambilan risiko karena tidak ada seorangpun yang mengetahui
apa yang akan terjadi di masa yang akan datang
o Bersifat praktis, yang berarti bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi organisasi
Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang harus dijawab
dengan memuaskan menggunakan pendekatan 5W1H
Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus diselesaikan dengan
menggunakan teknik ilmiah, artinya harus disusun dengan cara sistematis dan didasarkan
pada langkah sebagai berikut:
Tujuan perencanaan
o Standar pengawasan
o Suatu perencanaan sehingga disusun secara singkat, jelas, dan mendasar serta ada
batasan waktu untuk pencapaian.
Perumusan misi
o Misi adalah uraian yang berisi pernyataan operasional guna mencapai visi yang
telah
ditetapkan
o Contoh misi ruang perawatan bedah yang mengacu pada visi tersebut di atas:
Perumusan filosifi
o nilai-nilai dan keyakinan yang menyangkut keyakinan dan praktik
keperawatan dalam suatu organisasi
o Pasien adalah manusia yang merupakan makhluk holistik ( bio-psiko-sosial-
spiritual)
o Pasien adalah individu yang unik dan bermartabat
Perumusan tujuan
o sesuatu yang ingin dicapai sebagai arah kebijakan bagi organisasi
untuk menentukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara
mencapainya.
o Proaktif
Disusun sebelum masalah timbul, antisipasi terhadap perubahan kebutuhan dan
meningkatkan kemampuan organisasi
PERTEMUAN 3
KETENAGAAN
o Faktor Pasien
Tingkat Kompleksitas pasien
Jenis Penyakit , Usia
Jumlah pasien dan Fluktuasi ( turun-naiknya)
Harapan pasien dan keluarga
o Faktor Tenaga
Jumlah dan komposisi tenaga Kep.
Kebijakan pengaturan dinas
Peran,fungsi, tanggung jawab perawat
Tingkat pendidikan dan pengalaman kerja
Keterbatasan tenaga perawat profesional dan spesialis
o Faktor Lingkungan ▪
Tipe dan Lokasi Rs Fasilitas jenis pelayanan dan metode pemberian
asuhan keperawatan
Kelengkapan peralatan
Pelayanan penunjang dari bagian lain ( Laboratorium, Radiologi,
Farmasi, Gizi, Linen).
Pelayanan penunjang dari instansi lain
o BOR (Bed Occupancy Ratio) = Angka penggunaan tempat tidur BOR 🡺 prosentase
pemakaian tempat tidur pd satuan waktu tertentu (Depkes RI. 2005).
Nilai BOR yg ideal antara 60 – 85 % (Depkes RI. 2005). Rumus BOR=
Jumlah hari perawatan rumah sakit (Jumlah tempat tidur x Jumlah hari dlm
satu periode)X 100 %
o AVLOS (Average Length of Stay) = Rata-rata lamanya pasien dirawat AVLOS 🡺 rata-
rata lama rawat seorang pasien (Depkes RI. 2005). Nilai AVLOS yg ideal antara 6-9
hari (Depkes RI. 2005).
Rumus AVLOS = Jumlah lama dirawat : Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Rumus indicator pelayanan rawat inap di rumah sakit sebagai berikut :
o TOI (Turn Over Interval) = Tenggang perputaran tempat tidur TOI 🡺 rata-rata hari
dimana tempat tidur tdk ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya (Depkes RI.
2005).
Rumus TOI=(Jmlh tempat tidur X Periode) – Hari perawatan Jumlah pasien
keluar (hidup + mati)
o BTO (Bed Turn Over) = Angka perputaran tempat tidur BTO 🡺 frekuensi pemakaian
tempat tidur pd satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dlm satu satuan waktu
tertentu (Depkes RI. 2005).
Dlm datu tahun idealnya tempat tidur dipakai rata – rata sebanyak 40 – 50
kali. Rumus BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) : Jumlah tempat
tidur
Perbandingan perawat profesional & Non profesional
Pendahuluan
o Pemimpin
o Kepemimpinan
o Manajemen;
o Karyawan mempunyai perasaan kebanggaan pribadi dimana mereka bisa bekerja yang
tujuannya dapat mereka lihat dan ada rasa berguna.
o Karyawan senang bila diajak bermusyawarah oleh pimpinan
o Karyawan telah terbentuk adanya suatu semangat kebersamaan dalam suatu team yang
relatif.
Fungsi Pimpinan Terhadap Tugas
o Merumuskan tugas
o Membuat rencana
o Mengalokasikan pekerjaan dan SDM
o >Mengendalikan pekerjaan dan tempo
o kerja
o Memeriksa pekerjaan anggota
o Menyelesaikan perencanaan
PENGERTIAN
o Manajemen adalah suatu proses yang melibatkan bimbingan suatu kelompok orang ke
arah tujuan organisasi.
(George R. Terry and Leslie W. Rue)
FUNGSI MANAJEMEN
o Planning
o Organizin
o Staffing
o Controling
PERTEMUAN 5
PENGARAHAN
DEFINISI
Merupakan proses penerapan rencana manajemen untuk menggerakkan anggota kelompok
untuk mencapai tujuan dari beberapa arahan, Marquis (2013) Pengarahan merupakan
hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar bersedia
mengerti dan menyumbangkan tenagnya secara efektif dan efisien dalam pencapaian suatu
organisasi
TUJUAN PENGARAHAN
TUJUAN PENGARAHAN
PENGERAKAN
o Komunikasi.
o Delegasi
o Supervisi
o Motivasi
KOMUNIKASI •
o Tappen (1995) adalah suatu pertukaran perasaan, pikiran, pendapat dan pemberian
nasehat antara dua orang atau lebih yang bekerja sama. •
o Ada Tiga Tingkatan : Interpersonal. Intrapersonal dan public •
o Jenisnya : verbal dan non verbal
o KOMUNIKASI ▪
o Marwansyah (2010), menyatakan komunikasi merupakan pertukaran pesan antar
manusia dengan tujuan pemahaman yang sama. ▪
o Asmuji (2014), menyatakan komunikasi merupakan unsur penting dalam menggerakkan
atau mengarahkan bawahan. ▪
o Amin (2008), menyatakan komunikasi merupakan hubungan kontak antar manusia baik
individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak
komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sejak
dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. ▪
o Suprapto (2011), menyatakan komunikasi suatu proses interaksi yang mempunyai arti
antara sesama manusia. 25 Disimpulkan komunikasi merupakan kegiatan interaksi yang
dilakukan dari satu orang ke orang lain untuk menciptakan persamaan makna dan
mencapai satu tujuan yang sama. (Gitosudarmo & Mulyono 1997 dalam Hatta, 2008),
menyatakan kepala ruangan sebagai koordinator kegiatan perlu menciptakan kerjasama
yang selaras satu sama lain dan saling menunjang untuk menciptakan suasana kerja
yang menyena
KOMUNIKASI
DELEGASI / KOORDINASI
o Pendelegasian kegiatan melakukan pekerjaan melalui orang lain yang bertujuan agar
aktivitas organisasi tetap berjalan sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Bentuk delegasi
diruang perawatan antara lain kepala ruang mendelegasikan tugas kepada ketua
tim/perawat primer atau penanggung jawab shift. Sedangkan, ketua tim/perawat primer
mendelegasikan tugas kepada perawat pelaksana agar kegiatan pendelegasian dapat
berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, harus dilakukan komunikasi dengan
baik, baik secara lisan maupun tulisan antara person yang memberikan delegasi dan
person yang diberikan delegasi. Kesumaniaya (2010), menyatakan ada beberapa teknik
khusus untuk membantu manajer dalam delegasi :
o Tetapkan tujuan
o Tegaskan tanggungjawab dan wewenang
o Berikan motivasi dan dorongan bawahan dengan beberapa kebutuhan Koordinasi
adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer agar terdapat suatu
komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepentingan dan perbedaan kepentingan
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai
DELEGASI
SUPERVISI
MOTIVASI
o Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan.
Motivasi merupakan konsep yang menggambarkan kondisi ekstrinsik yang merangsang
perilaku tertentu dan respons intrinsik yang menampakkan perilaku manusia. Motivasi
merupakan proses psikologis yang meningkatkan dan mengarahkan perilaku untuk
mencapai tujuan. Motivasi sebagai proses yang ikut menentukan intensitas, arah dan
ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran. Motivasi suatu kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan memberi arah serta ketahanan
(persistence) pada tingkah laku tersebut. Disimpulkan motivasi suatu dorongan proses
psikologis yang menimbulkan perilaku tertentu dan ikut menentukan intensitas, arah,
ketekunan dan ketahanan pada perilaku tersebut sesuai tujuan yang ditetapkan.
Peran Manager dalam Memotivasi Menunjukan pada staf bahwa manajer mengerti
perbedaan dan keunikan stiap staf
o Meminta tanggapan dan masukan kpd staf thd kputusan yang akan dibuat organisasi
o Menciptakan situasi saling percaya
o Menjadi role model bagi staf
o Memberikan dukungan yang positif
PERTEMUAN 6
Cara u/ mempengaruhi dan memotivasi orang lain, bawahan atau kelompok u/ saling bekerja
sama dlm upaya mencapai suatu tujuan bersama tanpa adanya unsur paksaan Universal →
selalu ada → diperlukan → terdapat pd berbagai jenjang → keluarga → negara
Pengembangan teori kepemimpinan
Intelegensi:
o Pengetahuan
o Keputusan
o Kelancaran berbicara
Personaliti/kepribadian
o Adaptasi
o Kreatif
o Kooperatif
o Siap
o Rasa percaya diri
o Integritas
h. Independen
i. Tenang
Perilaku:
b. Kemampuan interpersonal
e. Prestis
teori perilaku
Gaya kepemimpinan
o Sistem Konsultatif
Kepercayaan thd bawahan > besar
Memberikan insentif u/ motivasi bawahan, kdg ancaman /hukuman
Komunikasi 2 arah
Menerima keputusan spesifik yg dibuat bawahan
o Sistem Partisipatif
Kepercayaan penuh thd bawahan
Memanfaatkan ide bawahan
Memotivasi bawahan → insentif ekonomi
Komunikasi 2 arah
Menjadi bawahan sbg kelompok kerja
TEORI X DAN Y (DOUGLAS MC GREGOR)
Teori X;
o Bawahan tdk menyukai pekerjaan
o Kurang ambisi
o Tdk mempunyai tanggung jawab
o Cenderung menolak perubahan dan lebih suka dipimpin daripada memimpin.
Teori “Y”
o Asumsi bawahan senang bekerja
o Bisa menerima tanggung jawab
o Mampu mandiri d. Mampu mengawasi diri
o Mampu berimajinasi dan kreatif Dari teori “X”, “Y”, gaya kepemimpinan
dibedakan menjadi:
Diktator (“X”)
Autokratis (“X”)
Demokratis (“Y”)
Santai (“Y”)
Directive
o Pempimpin menyatakan kpd bawahan bagaimana melaksanakan suatu tugas
o Berorientasi pd hasil yg dicapai bawahan
o Supportive Pemimpin berusaha mendekatkan diri kpd dan bersikap ramah thd
bawahan
o Partisipative Pemimpin berkonsultasi dgn bawahan u/ mendapatkan masukan dan
saran dlm rangka pengambilan keputusan.
o Achievement Oriented Pemimpin menentukan tujuan yg menantang dan
mengharapkan bawahan berusaha mencapai tujuan dg seoptimal mungkin (Sujak,
1990)
Cirinya:
Instruksi:
o Tinggi tugas dan rendah hubungan
o Komunikasi searah
o Pengambilan keputusan berada pd pimpinan, peran bawahan minim
o Pemimpin > memberikan pengarahan yg spesifik serta pengawasan ketat
Konsultatif:
o Tinggi tugas & tinggi hubungan b. Komunikasi dua arah
o Peran pemimpin ckp besar (problem solving dan decision making)
o Bawahan diberi kesempatan u/ memberikan masukan dan menampung keluhan
o Partisipasi
o tinggi hubungan tapi rendah tugas
o Pemimpin dan bawahan bersama-sama memberi gagasan dlm pengambilan
keputusan.
Delegasi
o Rendah hubungan dan rendah tugas
o Komunikasi dua arah, terjadi diskusi antara pemimpin dan bawahan dlm problem
solving.
o Bawahan diberi delegasi u/ decision making
1. Otoriter
2. Demokratis
o Otoriter
o Berorientasi pd tugas
o Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan
o Menentukan semua tujuan yg akan dicapai dlm decision making
o Informasi hanya kepentingan tugas
o Motivasi dgn reward & punishment
o Demokratis
o Menghargai sifat dan kemampuan staf
o Kekuasan posisi dan pribadi / mendorong ide.
o Memotivasi kelompok u/menentukan tujuan sendiri d. Membuaat rencana &
pengontrolan
o Informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka.
o Partisipatif (gabungan otokratik & demokrasi)
o Bebas tindak
o Pimpinan offisial
o Menentukan sendiri tanpa pengarahan, koordinasi, supervisi
o Bawahan mengevaluasi pekerjaan dgn caranya sendiri
o Pimpinan sbg sumber informasi & pengendaliaan minimal
TEORI KONTEPORER
Manajer/pimpinan
Staf dan atasan
Pekerjaan
Lingkungan Perbandingan teori motivasi berdasarkan isinya
TEORI MOTIVASI
TEORI INTERAKTIF
Asumsinya (Schein)
KOLABORASI
o Baily & Synder, (1995) > kolaborasi sebagai hubungan kemitraan yang bergantung
satu sama lain dan memerlukan perawat, dokter dengan profesi lain untuk melengkapi
satu sama lain ahli-ahli berperan secara hirarki (Kemenkes RI, 2012) •
o Kolaborasi adalah hubungan kerja di antara tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kepada pasien dalam melakukan diskusi tentang diagnosis, melakukan kerja
sama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau komunikasi serta masing-
masing bertanggung jawab pada pekerjaannya. Apapun bentuk dan tempatnya,
kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang memberikan perspektif
kepada seluruh kolaborator.
o Praktik keperawatan kolaboratif menekankan tanggung jawab bersama dalam
manajemen perawatan pasien, dengan proses pembuatan keputusan bilateral
didasarkan pada masing-masing pendidikan dan kemampuan praktisi (Siegler &
Whitney, 2000).
o Kolaborasi menurut Asosiasi Perawat Amerika (ANA, 1992), adalah hubungan kerja
diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada klien. Kegiatan yang
dilakukan meliputi diskusi tentang diagnosa, kerjasama dalam asuhan kesehatan,
saling berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada
kepercayaannya (Sumijatun, 2010).
o Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan praktik kolaborasi perawat-dokter adalah
pelaksanaan hubungan kemitraan antar profesi berbeda yang saling bergantung dan
melengkapi satu sama lain, saling bekerja sama dengan adanya tujuan yang hendak
dicapai bersama; bertujuan memperkuat hubungan diantara profesi; memiliki
pengakuan dan penghormatan terhadap kekuatan dan perbedaan masing-masing; adil
dan efektif dalam pengambilan keputusan; terjalinnya komunikasi yang jelas dan
teratur; kemampuan dan keahlian sesuai dengan peran dan kewenangan profesinya
yang dilandasi nilai-nilai profesi sehingga akan terbentuk sebuah diskusi dalam
merencanakan, mendiagnosa, dan mengambil keputusan terbaik untuk pasien serta
adanya keterlibatan interprofesional kesehatan dalam proses tersebut sehingga terjadi
proses kolaborasi yang efektif.
TUJUAN KOLABORASI
MANFAAT KOLABORASI
MANFAAT KOLABORASI
o Menurut Oandasan, et al., (2006) dan Schadewaldt (2015), kolaborasi interprofesi akan
meningkatkan kualitas perawatan kepada pasien, masa pengobatan yang lebih pendek,
biaya perawatan yang lebih murah, serta mengurangi beban dan stress kerja pada tim
profesi kesehatan. Sedangkan hasil penelitian Hughes dan Fitzpatrick (2010)
menunjukkan bahwa kerjasama interprofesi berhubungan dengan berkurangnya angka
mortalitas, meningkatkan kepuasan kerja, dan mengurangi biaya perawatan.
o Model praktik kolaborasi menurut Burchell, Thomas, dan Smith (1983), dalam Siegler
& Whitney (2000) dalam Paryanto (2006) terdapat dua model praktik kolaborasi,
yaitu: 1) Model Praktik Kolaborasi tipe I menekankan komunikasi dua arah, tetapi
tetap menempatkan dokter pada posisi utama dan membatasi hubungan antara dokter
dan pasien.
o Model Praktik Kolaborasi tipe II lebih berpusat pada pasien, dan semua pemberi
pelayanan harus saling bekerjasama, juga dengan pasien. Model ini tetap melingkar,
menekankan kontinuitas, kondisi timbal balik satu dengan yang lain dan tidak ada satu
pemberi pelayanan yang mendominasi secara terus menerus.
o Kolaborasi yang dilakukan dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya semuanya
berorientasi kepada pasien. Dalam situasi apapun, praktik kolaborasi yang baik harus
dapat menyesuaikan diri secara adekuat pada setiap lingkungan yang dihadapi
sehingga anggota kelompok dapat mengenal masalah yang dihadapi pasien, sampai
terbentuknya diskusi, dan pengambilan keputusan. Praktik kolaborasi menurut Hoffart
dan Wood (1996), Will Jhonson dan Sailer (1998) dalam Paryanto (2006),
menekankan sikap saling menghargai antar tenaga kesehatan dan saling memberikan
informasi tentang kondisi pasien demi mencapai tujuan bersama.
o Elemen penting untuk mencapai kolaborasi yang efektif, (Lindeke dan Sieckert, 2005)
meliputi
o Kerjasama: menghargai pendapat dan terbuka terhadap pendapat dn perubahan
kepercayaan
o Asertifitas: mendukung pendapat dengan keyakinan dan adanya kesepakatan untuk
dicapai 3. Tanggung jawab: mendukung suatu keputusan dari hasil kesepakatan dan
terlibat dalam pelaksanaannya
o Komunikasi: setiap anggota bertanggung jawab untuk membagi informasi penting
mengenai perawatan pasien dan isu yg relevan utk membuat keputusan klinis
o Otonomi: kemandirian anggota tim dalam batas kompetensinya.
o Koordinasi: efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan pasien,
mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang berkualifikasi dalam menyelesaikan
permasalahan
ELEMEN-ELEMEN KOLABORASI
o Multiple provider: kerja sama yang meliputi satu atau lebih pemberi pelayanan
kesehatan dan dapat lebih dari satu jenis grup profesi.
o Service Koordinasi: pendekatan umum yang digunakan untuk menjamin asuhan dan
pelayanan dalam disiplin ilmu yang sama dan beberapa disiplin ilmu dalam bidang
kesehatan.
o Communication: berkomitmen untuk saling memberikan informasi pada grup pemberi
pelayanan kesehatan.
o Tiga gaya komunikator - dominan, suka berdebat, dan penuh perhatian - telah
digunakan dalam studi keperawatan mengenai gaya kolaborasi karena gaya
komunikator berhubungan dengan tingkat kolaborasi dan peningkatan kualitas
keperawatan.
o Menggunakan gaya komunikasi penuh perhatian dan menghindari gaya suka berdebat
dan gaya dominan membuat perbedaan yang signifikan dalam kolaborasi
perawatdokter, hasil akhir pasien positif dan kepuasan perawat (Blais, 2006).
o Saling menghargai terjadi saat dua orang atau lebih menunjukkan atau merasa
terhormat atau berharga terhadap satu sama lain. Rasa percaya terjadi saat seseorang
percaya terhadap tindakan orang lain. Saling menghargai maupun rasa percaya
menyiratkan suatu proses dan hasil yang dilakukan bersama. Tanpa adanya saling
menghargai, kerja sama tidak akan terjadi
o Salah satu yang dihadapi para professional adalah memberi dan menerima umpan balik
pada saat yang tepat, relevan, dan membantu untuk dan dari satu sama lain, dan klien
mereka. Umpan balik yang positif dicirikan dengan gaya komunikasi yang hangat,
perhatian, dan penuh penghargaan.
o Tinjauan mengenai keterampilan komunikasi dasar, dan kesempatan untuk praktik
mendengarkan serta memberi dan menerima umpan balik dapat meningkatkan
kemampuan professional, agar dapat melakukan komunikasi dengan efektif.
o Memberi dan menerima umpan balik, membantu individu mendapatkan kesadaran
sendiri, membantu tim kolaboratif untuk membangun pemahaman dan hubungan kerja
yang efektif
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MANAJEMEN KONFLIK
o Konflik peran dapat terjadi, dalam situasi apapun di tempat individu bekerjasama.
Konflik peran muncul saat seseorang diharapkan melaksanakan peran yang
bertentangan atau tidak sesuai dengan harapan.
o Untuk mengurangi konflik peran, anggota tim dapat juga melaksanakan konferensi
antardisiplin, mengambil bagian dalam pendidikan antardisiplin pada program dasar,
dan yang paling penting menerima tanggung jawab personal untuk kerja tim.
o Kegagalan professional untuk berkolaborasi bukanlah disengaja, tetapi lebih pada
kurangnya keterampilan yang diperlukan
PROSES KOLABORASI
o Proses kolaboratif dengan sifat interaksi antara perawat dengan dokter menentukan
kualitas praktik kolaborasi.
o ANA, 1998 dalam Siegler & Whitney (2000) menjabarkan kolaborasi sebagai
hubungan rekan yang sejati, dimana masing-masing pihak menghargai kekuasaan
pihak lain dengan mengenal dan menerima lingkup kegiatan dan tanggung jawab
masing-masing dan adanya tujuan Bersama.
o Kontrol Kekuasaan
o Lingkungan Praktik
o Kepentingan Bersama
o Tujuan Bersama
KONTROL KEKUASAAN
o Kontrol kekuasaan dapat terbina apabila dokter dan perawat mendapat kesempatan
yang sama mendiskusikan pasien tertentu.
o Kontrol kekuasaan akan dapat terjadi bila perawat mengerti bahwa mereka harus
berinteraksi dengan dokter yang terdistribusi dalam kategori, yaitu :
membagi informasi tentang kondisi pasien
membagi ide untuk tindak lanjut perawatan pasien,
berani memberikan pendapat dan usulan kepada dokter,
memberi dukungan/persetujuan untuk rencana perawatan pasien,
dapat menyatakan ketidaksetujuan/tidak sependapat dengan dokter
dapat melakukan humor.
o Hambatan-hambatan yang seringkali terjadi adalah adanya keengganan dari masing-
masing profesi untuk menerima dan memberi pendapat, dari pihak perawat sendiri
kurang memahami kedudukannya sebagai mitra dokter, sehingga hanya mematuhi
setiap perintah yang ditulis dokter dilembar rekam medis.
o Perawat sebagai salah satu anggota tim kolaborasi membawa perspektif yang unik
dalam interdisiplin tim. Perawat membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan dari praktik profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung
penting antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan termasuk dokter.
o Berdasarkan hasil penelitian Polohindang, Rattu, Umboh, dan Tilaar (2012) di RSUD
Dr. Sam Ratulangi Tondano menunjukkan bahwa kolaborasi dokterperawat sudah
dilaksanakan meskipun masih banyak kendala, tetapi hasil observasi menunjukkan
bahwa sebagian besar proses kolaborasi belum diaplikasikan dalam pelayanan
kesehatan di ruang rawat inap, yang ditandai dengan minimnya tindakan berbagi
pendapat atau usulan, perawat tidak melaksanakan tugas otonominya secara lengkap,
dokter menganggap perawat sebagai subordinat, dokter-perawat jarang memberikan
pendidikan kesehatan kepada pasien, diskusi jarang dilaksanakan, perawat belum
memiliki sifat asertif bertanya kepada dokter dan hanya menunggu instruksi dokter,
asuhan keperawatan tidak lengkap, dan dokter yang terlambat visite.
LINGKUNGAN PRAKTIK
KEPENTINGAN BERSAMA
o Dokter sebagai individu dan perawat sebagai individu mempunyai kepentingan untuk
mengaktualisasikan dirinya. Keinginan untuk dihargai, didengarkan pendapatnya,
menerima dengan lapang dada saran atau pendapat satu dengan lainnya yang
berpengaruh terhadap proses kolaborasi.
o Kepentingan bersama merupakan tingkat ketegasan masing-masing atau keasertifan
dalam usaha untuk memuaskan kepentingan sendiri dan faktor kerjasama (usaha untuk
memuaskan pihak lain).
o Menurut Lange & Jakubowski (1978) perilaku asertif adalah kemampuan untuk
mengemukakan pikiran, perasaan, pendapat secara langsung dan jujur dengan cara
yang tepat dalam penyampaiannya tidak menyakiti atau merugikan diri sendiri maupun
orang lain.
KEPENTINGAN BERSAMA
TUJUAN BERSAMA
o Menurut Daldiyono (1997) dokter, perawat, dan pasien memiliki tujuan bersama yaitu
pelayanan kesehatan secara maksimal. Untuk itu peran masingmasing harus dijaga
kelancarannya, dokter tidak lebih penting dari perawat demikian juga sebaliknya.
Profesi kedokteran dan profesi keperawatan harus bekerja bersama-sama,serasi,selaras
dan seimbang,saling menghargai dan saling membina pengertian. Daerah kerja yang
tumpang tindih harus dikerjakan bersama-sama bukan saling tarik menarik atau
sebaliknya saling melempar tanggung jawab.
TUJUAN BERSAMA
o Berdasarkan jurnal penelitian yang dibuat oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Universitas Syiah Kuala tentang Peran Perawat dalam Memenuhi
Kebutuhan Nutrisi Pasien Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah RNDR. Zainoel
Abidin Banda Aceh (2014), didapatkan hasil peran perawat berada dalam kategori
(82%) baik dengan rincian untuk peran sebagai pelaksana (79%), pendidik (90%),
manajer (79%), advokat (82%), kolaborator (87%), sedangkan peran
konsultan/konselor (62%) dan change agent (72%) berada dalam kategori kurang.
Berdasarkan hasil tersebut maka diharapkan perawat dapat mempertahankan dan
meningkatkan perannya dalam pemberian asuhan keperawatan seperti pemberian
informasi, pendidikan kesehatan, dan dukungan positif kepada pasien sehingga
prognosis penyakit akan lebih baik.
PERTEMUAN 8
Ability / kemampuan
Attitude / sikap
Appearance / penampilan
Attention / per!atian
Action / tindakan
Accountability / tanggung jawab
PERTEMUAN 9
PERTEMUAN 10
MANAJEMEN KONFLIK
Mengelola konflik berarti kita hrs meyakini bahwa konflik memiliki peran
dlm rangka pencapaian sasaran secara efektif & efisien.
11.1 Supervisi
2011
1. Ketua Tim
2. Kepala Ruangan
3. Pengawas Keperawatan
4. Kepala Seksi
2. Bagi Manajer
4. Pembelajaran
2. keperawatan professional,
3. tim dan keperawatan modular,
5. manajemen kasus.
d. Keakutan pasien
b. Kerugian:
2. Perlu kemampuan komunikasi yang baik antara perawat primer dengan perawat
asosiat
12.7 CASE METHOD
3. Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota
tim perawat.
4. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang
berkesinambungan
5. Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien
a. Metode tradisional
- Komunikasi 1 arah
b. Bedside handover
Situation →kondisi terkini yg terjadi pada pasien berisi mengenai data pasien yg
meliputi nama pasien, tanggal lahir, tanggal masuk, hari perawatan, dokter yang
bertanggung jawab, perawat yang bertanggung jawab, nama ruangan, nomor
tempat tidur, alasan masuk rumah sakit, diagnosa medis, masalah keperawatan
dan keluhan utama pasien.
Background → menjelaskan kondisi pasien secara lengkap. riwayat penyakit dan
pengobatan sebelumnya, riwayat alergi, hasil laboratorium, hasil rontgent,
pengobatan dan intervensi keperawatan yang telah dilakukan dan respon pasien
terhadap tindakan perawatan dan pengobatan.
Assessment → pengkajian kondisi pasien terkini. Informasi tersebut meliputi
tanda-tanda vital (suhu, tekanan darah, frekuensi nafas), tingkat kesadaran, nyeri
yang dirasakan, status nutrisi (berat badan, tinggi badan, index massa tubuh),
kemampuan buang air besar dan air kecil, keberadaan luka di tubuh (khususnya
luka dekubitus) dan informasi klinis lain yang mendukung.
Recommendation → menginformasikan tindakan keperawatan yg seharusnya
berdasarakan data situation, background, dan assessment meliputi rencana
tindakan yg akan dilakukan, rencana tindak lanjut, solusi yg bisa perawat
tawarkan kepada dokter, apa yg perawat butuhkan dari dokter u/ memperbaiki
kondisi pasien, dan waktu yg diharapkan perawat saat tindakan itu terjadi.
PETEMUAN 14
Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari
penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan
pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang.
Perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis, agar tim kesehatan
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien melakukan
keperawatan mandiri dirumah.
14.2 Tujuan perencanaan pulang
1) Pengkajian
b. Environment (Lingkungan)
f. Diet
14.4 Implementasi
e. Komplikasi tambahan
f. Ketersediaan sumber-sumber
a) Tujuan umum
Manfaat
Pasien yan dipilih untuk melakukan ronde keperawatan adalah pasien yang
memiliki kriteria sebagai berikut:
1) Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan.
2) Pasien dengan kasus baru atau langka.
a. Praronde
1) Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah
yang langka).
2) Menentukan tim ronde.
4) Membuat proposal.
c. Pascaronde
Supaya ronde keperawatan yang dilakukan berhasil, maka bisa dilakukan persiapan
sebagai berikut:
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang
langka).
b. Menentukan tim ronde keperawatan,
d. Membuat proposal.
f. Diskusi
apa diagnosis keperawatan?;
Apa data yang mendukung?;
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?;
Apa hambatan yang ditemukan selama perawatan?
14.11 Komponen terlibat dalam ronde keperawatan
Komponen yang terlibat dalam kegiatan ronde keperawatan ini adalah perawat
primer dan perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate, yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim kesehatan lainnya.
a) Peran Ketua Tim dan Anggota Tim
Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim) Dalam
menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk
memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain:
1. Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien
2. Menjelaskan masalah keperawatan utama
1. Memberikan justifikasi
2. Memberikan reinforcement
6. Selain perawat, pasien juga dilibatkan dalam kegiatan ronde keperawatan ini
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
14.12 Prosedur Pelaksanaan Ronde Keperawatan
1. Tahap persiapan
2. Prosedur Pelaksanaan
• Memberikan justifikasi.
• Memberikan reinforcement
a. Tahap prainteraksi
b. Tahap orientasi
- Lakukan five moment
- Doa
- Dokumentasi