Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KOPLING

Disusun oleh:
WAHYU EKA BIMA

JURUSAN
TEKNIK KENDARAAN RINGAN

BAB I

1
2

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


SMK PLUS YSB SURYALAYA adalah suatu lembaga pendidikan
yang mempunyai tugas untuk dapat menghasilkan siswa/siswi yang terampil
dalam bidang penguasaan dunia kerja. Untuk mencapai tujuan tersebut,
maka siswa/siswi harus menguasai berbagai kemampuan dan keterampilan
dasar, serta harus memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang luas dalam
bidang dunia kerja. Agar dapat mencapai kepada tujuan tersebut, maka salah
satu cara adalah dengan menerjunkan siswa/siswi langsung pada dunia kerja
yang sebenarnya
Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan suatu bentuk penyelengara
an keahlian professional yang memadukan secara sistematik dan sinkrinasi
pendidikan di sekolah dan dunia usaha atau dunia industri yang dilakukan
dengan bekerja langsung pada duni usaha atau dunia industri sehingga
diperoleh suatu tingkat keahlian professional tertentu yang dicapai oleh
siswa
Praktek Kerja Industri (Prakerin) dilaksanakan untuk menambah
keterampilan dan pengetahuan siswa/siswi dalam dunia kerja. Kegiatan
praktek ini dilakukan diberbagai perusahaan atau instansi milik Negara
maupun swasta yang berguna untuk mendapatkan suatu gambaran yang
nyata di dalam mengetahui dunia kerja dan menerapkan ilmu pengetahuan
uang didapat dari akademik pada pekerjaan yang akan digelutinya, apabila
terjun langsung ke dunia kerja tidak mendapat kesulitan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan dapat menerapkan keahlian
yang dimiliki.

1.2. Maksud dan Tujuan Penulisan


3

Maksud dan tujuan laporan ini dibuat agar penulis dapat mengikuti
Ujian Sidang Verifikasi Prakerin yang insya Allah dengan baik tanpa
kurang satu syarat pun dalam pelaksanaan tersebut, dan sebagai bukti bahwa
saya telah melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan Pratek Kerja Industri
(PRAKERIN) tanpa membuat kesalahan besar.

1.3. Lokasi dan Teknik Penulisan Laporan


Praktek Kerja Industri dilaksanakan di Bengkel Mesin Diesel
Pagerageung yang berlokasi di Jln. Pagerageung. Adapun teknik Penulisan
Laporan ini antara lain :
1. Studi Lapangan
Yaitu melakukan pengamatan langsung pada objek secara langsung dan
melakukan Praktek Kerja Industri secara langsung di Bengkel Mesin
Diesel Pagerageung (OM).
2. Penulisan Laporan
Hasil Praktek kerja Industri dan data-data dari buku serta internet
disusun sebagai penulisan laporan kerja lapangan.

1.4. ALAT DAN BAHAN

- TOOL BOX
- SET KUNCI SHOCK
- ALT PEMUSAT KOPLING
- MISTAR GESER
- JANGKA SORONG
- TRAINER
- LIFT HIDROLIK

KESELAMATAN KERJA

MENGGUNAKAN BAJU PRAKTIK

-MENGGUNAKAN SARUNG TANGAN


4
5

1.5. Batasan Masalah


Dalam penulisan laporan Praktek Kerja Industri ini penulis membatasi
masalah hanya meliputi tugas-tugas yang diberikan oleh pembimbing
Prakerin di Bengkel Diesel Pagerageung yaitu : “Tentang Sistem Koploing”.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1. Landasan Teori


2.1.1. Pengertian Sistem Kopling
Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada mobil-
mobil bensin, diesel dan jenis lainnya di mana penggerak utamanya
di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin.

2.1.2. Fungsi Sistem Kopling


1. Untuk memutus dan menghubungkan putaran dari dari flywheel ke
poros input transmisi
2. Untuk memperlembut perpindahan gigi (1,2,3,4,5,r)
3. Untuk memungkinkan kendaraan tidak berjalan pada saat mesin
hidup dan gigi perseneling tidak pada posisi netral.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kopling
adalah:
1. Mampu menahan adanya kelebihan beban.
2. Mengurangi getaran dari poros penggerak yang diakibatkan oleh
gerakan dari elemen lain.
3. Mampu menjamin penyambungan dua poros atau lebih.
4. Mampu mencegah terjadinya beban kejut.

2.1.3. Jenis – jenis Sistem Kopling


Menurut konstruksi dan cara kerjanya ,kopling pada automobile
dapat di bedakan menjadi beberapa macam antara lain:
1. Koplling Gesek (Fraction Clutch)
a. Kopling Gesek Plat Tunggal (Single Plate Clutch)

6
7

Gambar 1. Clutch Assembly


Komponen utama dari kopling gesek ini adalah sebagai berikut.
b. Driven plate
(Juga dikenal sebagai piringan kopling, pelat kopling
atau friction disc /piringan gesek, atau kanvas kopling). Plat
kopling bagian tengahnya berhubungan slip dengan poros
transmisi. Sementara ujung luarnya dilapisi kampas kopling
yang pemasangannya di keling.

Gambar 2. Plat kopling tunggal.

c. Pressure plate (plat penekan) dan rumahnya,


Unit ini yang berfungsi untuk menekan/menjepit kampas
kopling hingga terjadi perpindahan tenaga dari mesin ke
8

poros transmisi.untuk kemampuan menjepitnya, plat tekan


didukung oleh pegas kopling. Pegas kopling paling tidak ada
dua macam, yaitu dalam bentuk pegas coil dan diafragma
atau orang umum menyebutnya sebagai matahari.
Kontruksinya seperti terlihat pada berikut ini.

Gambar 3. Clutch Asembly Dengan Pegas Diafragma

Gambar 4. Pegas diafragma/matahari dan pegas coil.


d. Clutch Release Atau Throwout Bearing
Unit ini berfungsi untuk memberikan tekanan yang
bersamaan pada pressure plate lever dan menghindarkan
terjadinya gesekan antara pengungkit dengan pressure plate
lever untuk pegas coil. Sedangkan yang pakai pegas difragma
langsung keujung pegas. Bantalan tekan ini ada tiga macam.
9

Gambar 5. Macam-Macam Bantalan Tekan Kopling


e. Throwout Lever/Clutch Fork/Plate Lever
Berfungsi untuk menyalurkan tenaga pembebas kopling.
Konstruksi di atas berarti plat tekan bersama rumahnya
dipasang menggunakan baut pada fly wheel. Sementara plat
kopling dipasang diantara fly wheel dengan pelat tekan, dan
bagian tengahnya dihubungkan dengan poros transmisi
dengan sistem sliding. Dengan demikian prinsip dasar
bekerjanya kopling gesek dengan plat tunggal yang banyak
digunakan pada kendaraan roda empat ini.

Gambar 6 .Prinsip Kerja Kopling Plat Tunggal

2. Kopling Gesek Plat Ganda


Kopling gesek plat ganda banyak digunakan pada
kendaraan ringan seperti sepeda motor dan dalam kerjanya
Tercelup di dalam oli mesin.
Konstruksi kopling gesek plat ganda menggunakan dua
jenis plat, yaitu plat gesek dan plat kopling. Plat gesek tanpa
10

lapisan kanvas, seluruhnya dari logam. Sedangkan plat kopling


pada bagian yang bersentuhan dengan plat gesek dilapisi dengan
kanvas pada kedua sisinya. Jumlah dan lebar plat sangat
ditentukan besarnya tenaga yang akan dipindahkan.
Rangkaian kopling tersebut terdiri dari satu plat tekan yang
ditekan oleh 4 sampai 6 buah pegas kopling.terdapat 4 buah plat
gesek dan 4 buah plat kopling yang dijepit oleh plat tekan. Plat
kopling dipasang pada rumah yang disambungkan dengan roda
gigi yang berhubungan dengan transmissi. Sementara plat gesek
dipasang pada dudukan plat gesek yang disambungkan dengan
roda gigi primer yang berhubungan dengan poros engkol.
Pada saat batang pembebas tidak ada tekanan, maka plat
tekan menekan/menjepit plat kopling dan plat gesek secara
bersama, sehingga terjadi aliran tenaga dari mesin ke roda gigi
primer, ke plat gesek, pindah ke plat kopling, dan Keroda gigi
yang berhubungan dengan transmisi.
3. Kopling Fluida
Penerusan daya dilakukan oleh fluida sehingga tidak ada
hubungan antara kedua poros. Kopling Fluida sangat cocok
untuk mentransmisikan putaran tinggi dan daya yang besar.
Keuntungannya adalah getaran dari sisi penggerak dan
tumbukan dari sisi beban tidak saling diteruskan. Demikian pula
pada waktu terjadi pembebanan lebih. Penggerak mula tidak
akan terkena momen yang akan melebihi batas kemampuan.
Mobil modern kebanyakan telah menerapkan piranti yang
satu ini. Biasanya piranti seperti ini dapat ditemukan pada roda
kendaraan baru sehingga dalam setiap penggunaannya menjadi
maksimal dan terarah.
Rem cakram menjadi salah satu sistem pengereman modern
terbaik pada mobil dan ideal untuk diterapkan pada setiap mobil,
terutama yang telah memakai mesin berkapasitas CC besar.
Sistem kerja rem cakram adalah dengan menjepit cakram yang
11

biasanya dipasang pada roda kendaraan melalui caliper yang


digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu rem (brake
pads) ke cakram.

2.1.4. Komponen Utama Kopling


1. Roda Penerus
Selain sebagai penstabil putaran motor,roda penerus juga berfungsi
sebagai dudukan hampir seluruh komponen kopling.
2. Pelat Kopling
Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitaas
tinggi. Kedua sisi plat kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki
koefesien gesek tinggi. Bahan gesek ini disatukan dengan plat
kopling dengan menggunakan keeling (rivet).
3. Pelat Tekan
Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang.pelat tekan berbentuk
bulat dan diameternya hampir sama dengan diameter plat kopling.
salah satu sisinya (sisi yang berhubungan dengan plat kopling)
dibuat halus, sisi ini akan menekan plat yang berhubungan dengan
plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat dengan
kebutuhan penempatan komponen kopling lainnya.
4. Unit Plat Penekan
Sebagai satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan
dilengkapi dengan sejumlah pegas spiral atau pegas diaphragma.
tutup dan tuas penekan. Pegas digunakan untuk memberikan
tekanan terhadap pelat tekan, pelat kopling dan roda penerus.
jumlah pegas (kekuatan tekan) disesuikan dengan besar daya yang
harus dipindahkan.

2.1.5. Cara Kerja Kopling


Prinsip dan Sistem Kerja Kopling Mekanis (Manual Clutch)-
Kopling mekanis adalah kopling yang cara kerjanya diatur oleh
handel kopling, dimana pembebasan dilakukan dengan cara menarik
12

handel kopling pada batang kemudi. Kedudukan kopling ada yang


terdapat pada crankshaft (poros engkol/kruk as) (misalnya: Honda
S90Z, Vespa, Bajaj dan lain-lain) dan ada yang berkedudukan pada
as primer (input/main shaft) (misalnya: Honda CB 100 dan CB 125,
Yamaha, Suzuki dan Kawasaki).
Sistem kopling mekanis terdiri atas bagian-bagian berikut yaitu
a) mekanisme handel terdiri atas: handel, tali kopling (kabel
kopling), tuas (batang) dan pen pendorong. b) mekanisme kopling
terdiri atas (gambar 7.2): gigi primer kopling (driven gear), rumah
(clutch housing), plat gesek (friction plate) plat kopling (plain plate),
per (coil spring), pengikat (baut), kopling tengah (centre clutch), plat
tutup atau plat penekan (pressure plate), klep penjamin dan batang
penekan/pembebas (release rod).
Rumah kopling (clutch housing) ditempatkan pada poros utama
(main shaft) yaitu poros yang menggerakkan semua roda gigi
transmisi . Tetapi rumah kopling ini bebas terhadap poros utama,
artinya bila rumah kopling berputar poros utama tidak ikut berputar.
Pada bagian luar rumah kopling terdapat roda gigi (diven gear) yang
berhubungan dengan roda gigi pada poros engkol sehingga bila
poros engkol berputar maka rumah kopling juga ikut berputar.
Agar putaran rumah kopling dapat sampai pada poros utama
maka pada poros utama dipasang hub kopling (clutch sleeve hub).
Untuk menyatukan rumah kopling deng hub kopling digunakan dua
tipe pelat, yaitu pelat tekan (clutch driven plate/plain plate) dan pelat
gesek (clutch drive plate/friction plate). Pelat gesek dapat bebas
bergerak terhadap hub kopling, tetapi tidak bebas terhadap rumah
kopling. Sedangkan pelat tekan dapat bebas bergerak terhadap rumah
kopling, tetapi tidak bebas pada hub kopling.
13

Gambar 7 Konstruksi kopling plat banyak dengan penggerak


tipe coil spring (pegas keong)

Cara kerja kopling mekanis adalah sebagai berikut:

Bila handel kopling pada batang kemudi bebas (tidak


ditarik)maka pelat tekan dan pelat gesek dijepit oleh piring penekan
(clutch pressure plate) dengan bantuan pegas kopling sehingga
tenaga putar dari poros engkol sampai pada roda belakang.
Sedangkan bila handel kopling pada batang kemudi ditarik maka
kawat kopling akan menarik alat pembebas kopling. Alat pembebas
kopling ini akan menekan batang tekan (pushrod) atau release rod
yang ditempatkan di dalam poros utama. Pushrod akan mendorong
piring penekan ke arah berlawanan dengan arah gaya pegas kopling.
Akibatnya pelat gesek dan pelat tekan akan saling merenggang dan
putaran rumah kopling tidak diteruskan pada poros utama, atau
hanya memutarkan rumah kopling dan pelat geseknya saja.
Ilustrasi aliran tenaga (putaran) dari mesin ke transmisi adalah
seperti terlihat pada gambar 7.3, 7.4 dan 7.5 berikut ini. Gambar 7.3
mengilustrasikan saat handel kopling ditekan sehingga kopling saat
ini tidak meneruskan putaran dari mesin ke transmisi. Pada gambar
7.4 mengilustrasikan saat handel kopling mulai dilepas sehingga saat
ini plat–plat pada kopling mulai berhubungan antara satu dengan
yang lainnya sehingga putaran dari mesin (chranshaft) mulai
diteruskan ke transmisi. Sedangkan pada gambar 7.5
14

mengilustrasikan saat handel kopling dilepas penuh sehingga putaran


dari mesin diteruskan dengan sempurna ke transmisi karena antara
plat kopling dan plat gesek pada kopling sudah saling berhubungan.

Gambar 8. Putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi saat


handel kopling ditekan

Gambar 9 Putaran mesin mulai diteruskan ke Transmisi saat


handel kopling mulai dilepas

Gambar 10 Putaran mesin diteruskan dengan sempurna ke


transmisi saat handel kopling dilepas
Pada tipe kopling mekanik terdapat dua cara untuk
membebaskan kopling (putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi),
yaitu secara manual dan hidrolik. Metode pembebasan kopling
15

secara manual adalah dengan menggunakan kabel kopling yang


ditarik oleh handel kopling.
Terdapat tiga tipe untuk pembebasan kopling secara manual,
yaitu:
1. Tipe dengan mendorong dari arah luar (outer push type) Pada
tipe ini, jika handel kopling ditarik, plat penekan (pressure plate)
akan ditekan ke dalam dari arah sebelah luar. Dengan
tertekannya plat penekan tersebut, plat kopling akan
merenggang dari plat penekan, sehingga kopling akan bebas dan
putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi.

Gambar 11 Pembebas kopling dengan outer push type

2. Tipe dengan mendorong ke arah dalam (inner push type) Pada


tipe ini, jika handel kopling ditarik, plat penekan (pressure plate)
akan ditekan ke luar dari arah sebelah dalam. Dengan
tertekannya plat penekan tersebut, plat kopling akan
merenggang dari plat penekan, sehingga kopling akan bebas dan
putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi.

Gambar 12 Pembebas kopling dengan inner push type


16

3. Tipe rack and pinion Pada tipe ini, dimungkinkan kopling dapat
dihubungkan dan dilepas secara langsung. Konstruksinya
sederhana namun mempunyai daya tahan yang tinggi sehingga
cocok untuk sepeda motor bermesin putaran tinggi

Gambar 13 Pembebas kopling dengan rack and pinion type


Sedangkan metode pembebasan kopling tipe mekanik dengan
menggunakan sistem hidrolik adalah dengan mengganti fungsi kabel
kopling oleh cairan hidrolik. Cara kerjanya hampir sama dengan
sistem rem yang menggunakan cairan/fluida hidrolik. Jika handel
kopling/tangkai kopling ditarik, batang pendorong (pushrod) pada
master cylinder mendorong cairan hidrolik yang berada pada slang.
Kemudian cairan hidrolik tersebut menekan piston yang terdapat
pada silinder pembebas (release cylinder).

Gambar 14 Pembebas kopling dengan sistem hidrolik


Akibatnya piston bergerak keluar dan mendorong pushrod yang
terdapat pada bagian dalam poros utama transmisi. Pergerakan
pushrod pada poros utama transmisi tersebut akan menyebabkan plat
penekan pada kopling tertekan sehingga kopling akan terbebas dan
putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi.
17

Metode pembebasan kopling tipe mekanik dengan


menggunakan sistem hidrolik mempunyai keuntungan, antara lain;
lembut dan ringan dalam membebaskan dan menghubungkan
pergerakan kopling, bebas penyetelan dan perawatan terkecuali
pemeriksaan berkala/rutin pada system hidrolik seperti ketinggian
cairan hidrolik, dan penggantian cairan dan perapat (seal) hidrolik.
Dengan pergerakan yang ringan tersebut, maka tipe ini bisa
menggunakan pegas kopling (clutch spring) yang lebih kuat
dibanding kopling tipe mekanik yang menggunakan kabel kopling.
Pegas kopling yang lebih kuat akan menyebabkan daya
tekan/cengkram plat penekan menjadi lebih kuat juga saat kopling
tersebut terhubung, sehingga proses penyambungan putaran mesin
ke transmisi akan lebih baik
i

ii

18

Anda mungkin juga menyukai