Anda di halaman 1dari 28

Kisah Guru-Guru Teladan (Kisah Rekaan)

Kemendikbudristek sedang membuat Program Penanaman Nilai


Keberagaman bagi Ekosistem Pendidikan: "Mengenal dengan
Mengalami", suatu program yang ditujukan untuk guru-guru teladan di
seluruh Indonesia. Para guru yang lolos seleksi akan berkumpul di
Jakarta untuk mengikuti pelatihan program tersebut.
Di antara guru-guru yang lolos seleksi, ada perwakilan guru dari Jawa
Timur, dan ada juga perwakilan dari Maluku. Dua guru tersebut adalah
Pak Nanang, guru SMAN di Jawa Timur, dan Ibu Rianti, guru SMP
swasta di Pulau Buru.
Pak Nanang, Bu Rianti dan guru-guru lain yang dinyatakan lolos seleksi
akhirnya bertemu di Jakarta. Kemudian mereka memulai petualangan
serunya. Yuk, kita ikuti pengalaman belajar Pak Nanang dan Ibu Rianti
berikut ini.

Rumah INDONESIA

Tujuan
Kotak Dialog
Pak Tole (T) : Ibu Rara tahu tidak tujuan akhir dan manfaat dari program ini?
Ibu Rara (R): Tahu banyak sih tidak Pak Tole, tapi kan pihak panitia akan
menjelaskannya kepada semua peserta yang lolos seleksi.
T :Oh iya ya. Nah ... tuh panitianya datang. Yuk, kita siap-siap.
Pihak Panitia: Bapak dan Ibu yang berbahagia, kami ucapkan selamat kepada
Bapak dan Ibu yang telah lolos seleksi mengikuti Program Penanaman Nilai
Keberagaman bagi Ekosistem Pendidikan, Mengenal dengan Mengalami di
Kemendikbudristek. Izinkan kami, pihak panitia, menjelaskan tujuan yang ingin
dicapai dari agenda mulia ini serta manfaat program ini untuk Bapak dan Ibu
sebagai guru dan tenaga kependidikan nantinya.
Konteks Program
Bapak dan Ibu, sebelum lebih jauh kami menjelaskan apa tujuan program ini,
mari sejenak kita berefleksi. Mari bertanya kepada diri kita masing-masing.

Lingkungan sekolah seperti apa yang Bapak dan Ibu dambakan untuk tempat
belajar putra putri kita?

Apa yang terbayang di benak Bapak dan Ibu ketika hendak mengantarkan anak
ke lingkungan sekolah yang baru?
Jika Bapak Ibu sebagai pengelola lembaga pendidikan, apakah lingkungan
sekolah yang Bapak Ibu kelola tersebut sudah masuk kriteria sekolah dambaan
orang tua?
Bapak dan Ibu, kita tentu sudah memahami bahwa sekolah adalah institusi yang
memiliki mandat untuk menyelenggarakan proses pendidikan dan pembelajaran
secara demokratis, berkeadilan dan non-diskriminatif. Para pendidik dan tenaga
kependidikan di sekolah diharapkan menyelenggarakan pendidikan dan
pembelajaran yang mampu memfasilitasi peserta didik berperilaku terpelajar.
Tentu di antara Bapak dan Ibu masih ada yang bertanya, perilaku terpelajar itu
maksudnya apa, ya?
Perilaku terpelajar adalah perilaku yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
Perilaku ini mencerminkan peserta didik yang beriman; bertakwa kepada Tuhan
YME dan berakhlak mulia; mandiri baik dalam proses maupun hasil belajarnya;
bernalar kritis dan berwawasan luas; berkebinekaan global, yakni mampu
beradaptasi dengan lingkungan global tetapi tidak meninggalkan karakter dan
budaya negerinya; mampu bekerja sama dan bergotong royong; serta kreatif.

Masing-masing dari kita, baik sebagai orang tua maupun sebagai guru,
mempunyai mimpi yang sama terkait dengan lembaga pendidikan tempat putra
dan putri kita belajar. Kita bermimpi untuk memiliki lingkungan belajar yang
aman, nyaman, dan menyenangkan, tempat putra dan putri kita bisa tumbuh
secara sehat dan kuat. Kita ingin semua peserta didik bisa belajar tanpa ada
gangguan dalam bentuk apapun. Kita semua ingin memastikan bahwa institusi
sekolah adalah rumah kedua tempat anak-anak membentuk jati diri dan merajut
masa depannya. Di ruang-ruang sekolah ini, anak-anak tumbuh seperti kuntum
bunga di musim semi. Lingkungan sekolah harus menjadi media tanam yang
mendukung tumbuh suburnya serta terwujudnya Profil Pelajar Pancasila, seperti
yang dicita-citakan oleh kita bersama.
Bapak dan Ibu Guru peserta program yang kami hormati.
Lalu lingkungan sekolah seperti apa yang kita dambakan? Betul sekali Bapak
dan Ibu, lingkungan sekolah yang kita dambakan adalah lingkungan yang
mendukung anak belajar dengan aman, nyaman, dan menyenangkan.
Lingkungan yang bebas dari diskriminasi, bebas dari segala bentuk tindakan
kekerasan dan intoleransi, serta lingkungan yang mendukung tumbuh kembang
anak baik secara fisik maupun psikisnya.
Jadi program ini hadir untuk memperkuat nilai-nilai keberagaman, penghargaan
terhadap nilai-nilai kemanusiaan, memupuk budaya saling mengenal dan
menghormati terhadap kebinekaan di sekolah, mempraktikkan nilai-nilai
toleransi di lingkungan sekolah dan ruang-ruang pembelajaran di kelas.
TUJUAN PROGRAM
Bapak dan Ibu peserta program kebinekaan. Demikianlah konteks mengenai
kenapa program ini hadir. Kami sangat berharap program ini berdampak dalam
meningkatkan pemahaman toleransi dan menumbuhkan sikap toleran pada guru
dan tenaga kependidikan dan menjadikan guru dan tenaga kependidikan (GTK)
sebagai agen promosi toleransi kebinekaan
Indikator Keberhasilan
Program ini berhasil ketika beberapa indikator berikut tercapai:
 Peserta mampu melakukan analisa terhadap konsepsi toleransi,
bentuk-bentuk pelanggaran intoleransi di dunia pendidikan, serta
konsep pencegahannya dengan pendekatan penanaman prinsip dan
nilai moderasi dan program kebinekaan di sekolah.
 Peserta mampu mempromosikan nilai-nilai kebinekaan (moderasi)
baik di sekolah maupun di ruang pembelajaran.
 Peserta menghayati pengalaman kebinekaan dan mampu
merefleksikannya dalam konteks sekolah
Panitia: "Bapak dan Ibu peserta program kebinekaan yang kami hormati, kami
sudah jelaskan mimpi yang jadi konteks program ini, dan apa tujuan serta
indikator keberhasilannya, sampai disini apakah diantara bapak dan ibu ada
yang mau bertanya?"
Pak Tole : "Saya boleh bertanya pak"
Panitia: "Silahkan pak Tole"
Pak Tole: "Kalau mendengar paparan tadi terkait konteks kenapa program ini
dibuat, sepertinya saya menangkap ada sesuatu yang krusial di lingkup
pendidikan yaitu soal kerentanan akan tindakan intoleransi, sehingga perlu ada
penguatan kembali terkait pemahaman akan konsep kebinekaan. Pertanyaan
pertama, apakah bapak dapat jelaskan secara detail terkait konteks berikut
faktanya di lingkup pendidikan, karena kami melihat dunia pendidikan kita saat
ini baik-baik saja pak? Kedua, Apa manfaat program ini bagi kita para guru,
baik manfaat teoritis maupun praktisnya? terima kasih pak."
Panitia: "Terima kasih atas pertanyaannya pak Tole, kami akan jawab dari
pertanyaan nomor dua dulu ya, sebab untuk pertanyaan nomor satu bapak dan
ibu nantinya akan dapat jawabannya dipaparan materi programnya"
Manfaat Program
Bapak dan Ibu, Adapun manfaat yang diharapka dari program kebinekaan ini
bagi guru baik secara teoritis maupunpraktisnya nanti ketika kembali ke
Sekolah adalah:
 Dapat memperkuat pemahaman guru baik secara konseptual
maupun praktis akan terciptanya budaya toleransi yang didasarkan atas
penghargaan akan nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai ajaran agama,
nilai-nilai budaya atau local wisdom, dan praktik baik yang sudah
dilakukan oleh penggerak pendidikan di Indonesia;
 Melalui pelatihan ini juga diharapkan dapat memberikan
pengalaman kebinekaan yang diharapkan bisa diterapkan dan diperkuat
juga dalam lingkup lingkungan pendidikan dimana kepala sekolah dan
guru bertugas, sehingga budaya saling menghargai akan keragaman
sebagai basis adanya sekolah yang aman dan nyaman bisa tercipta;
 Output pelatihan ini juga diukur dari kontribusi peserta program
(kepala sekolah dan guru) dalam ikut aktif mempromosikan budaya
toleran baik di lingkungan sekolah maupun kelas.
Back to Selasar
Go to Alur Topik

Rumah INDONESIA

Alur Topik
Panitia: Bapak dan Ibu peserta program yang kami banggakan. Bapak dan Ibu
tentu bertanya-tanya, apa yang akan kita pelajari selama kita mengikuti
rangkaian program ini. Nah, supaya rasa penasaran Bapak dan Ibu tidak
berlarut-larut, mari kita simak paparan terkait apa yang akan kita pelajari selama
mengikuti kegiatan ini, yaitu alur topik yang akan menjawab pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana, serta dimulai dari potret persoalan yang lebih umum
(konteks global dan nasional) menuju ke potret persoalan yang lebih spesifik
(konteks sekolah dan kelas)
Ibu Rara: Pak maaf, setahu saya akan jauh lebih efektif jika peta persoalannya
dimulai dari hal yang dekat dengan kita, misalnya di mulai dari diri kita lebih
dulu dan lingkungan sekitar. Namun mengapa alurnya ini justru dimulai dari hal
yang jauh dari kita?.
Panitia: Kami sependapat dengan Ibu. Justru mulai dari diri ini, nantinya alur
topik program ini menjadi jembatan yang mempertemukan konteks pemahaman
peserta akan konsepsi yang ini menjawab pertanyaan mengapa dan apa, dengan
konteks implementasinya di sekolah, yang ini akan menjawab pertanyaan
bagaimana caranya. Jadi, jangkarnya tetap harus pada diri, yaitu memperkuat
diri dengan pemahaman yang toleran. Untuk lebih jelas alur materinya, Bapak
dan Ibu dapat melihat peta materinya berikut ini. Mulai dari diri ini nanti di alur
materi akan selalu menjadi pemantik diskusi dan fokus perubahannya
dalam design for change-nya
Pak Tole: "Pak, maksudnya dalam program ini kita akan mempelajari 5 topik
yang alur belajarnya dimulai dari topik kebinekaan global, kemudian ke topik
kebinekaan nasional, dan topik kebinekaan dalam skala personal. Yang saya
pahami tiga topik pertama ini akan fokus ke landasan teori kenapa kita harus
menghargai keragaman. Sementara topik keempat sekolahku yang bineka lebih
ke bagaimana cara mengimplementasikan nilai-nilai tadi di lembaga
pendidikan, dan untuk topik kelima yaitu menjadi sekolah damai ini merupakan
capaian akhir yang diharapkan terwujud dari kegiatan ini, apakah pemahaman
saya sudah tepat pak?"
Panitia: Wah ... luar biasa sekali pemahaman Pak Tole ini, sepertinya Bapak
lebih cocok jadi narasumber. Penjelasan Bapak tadi tepat sekali, jadi secara alur
topik memang kita akan mempelajari lima topik seperti paparan pak Tole tadi
Pak Tole: Ah Bapak bisa saja ...!
Panitia: Jika tidak ada pertanyaan lagi, selanjutnya mari kita lanjutkan ke
paparan berikutnya terkait dengan alur materi. Dalam alur topik, kita diberikan
informasi tentang topik apa saja yang akan dibahas., Kita semua sekarang tahu
bahwa akan ada lima topik umum. Selanjutnya, di alur materi, kita akan fokus
pada beberapa materi yang akan dipelajari. Nah, Bapak dan Ibu, silakan
lanjutkan ke paparan berikutnya (Alur Materi) ->
Tentang Modul
1. Modul ini disajikan kepada mereka yang ingin memahami topik
toleransi dengan lebih cepat dan mudah., Peserta akan mendapatkan
gambaran bagaimana cara mempraktikkan toleransi dalam berbagai
bentuk aktivitas di lingkup satuan pendidikan.
2. Modul ini disajikan dengan pendekatan positif. Salah satunya
adalah dengan memanfaatkan pendekatan Online Facilitited Games
Based Learning - (OFGBL), yang salah satu aktivitas belajarnya
adalah games yang difasilitasi oleh mentor.
3. Modul ini juga diperkaya dengan sumber online seperti Youtube,
infografis, dan portal berita, website, dan sumber online lainnya
4. Dalam modul ini juga disertakan contoh-contoh bagaimana teknik
implementasi program toleransi, baik di sekolah maupun di kelas,
dalam bentuk project based learning yang bisa diamati dalami ruang
aktivitas kebinekaan. Contoh-contoh tersebut sudah dilengkapi dengan
ragam aktivitas guru dan siswa, serta hubungannya dengan profil
pelajar pancasila

Back to Selasar
Go to Alur Materi

Rumah INDONESIA
Alur Materi

Panitia: Bapak Ibu peserta program bineka. Setelah kita memahami pemetaan
alur topiknya, sekarang kita bisa melihat alurnya lebih jauh di setiap paparan
materinya. Alur di setiap materi secara konsisten akan disajikan dalam 5 bentuk
aktivitas.
Pertama, mulai dari diri, yakni memahami masalah berdasar pengalaman diri
sendiri. Kedua, aktivitas, yakni mengajak peserta mengalami langsung lewat
pendekatan yang lebih seru, seperti minigame. Ketiga, refleksi,
keempat, pemahaman konsep/anggitan, dan kelima, aplikasi.
Peserta A: Jadi semua topik alur materinya akan sama seperti ini ya, Pak?
Panitia: Benar sekali., Khusus untuk aktivitas pemahaman, tidak hanya satu
konsep yang akan dipelajari, tapi akan ada beberapa konsep lainnya.. Untuk
lebih memperjelas alur materinya, kami menggambarkan Bapak dan Ibu sedang
berpetualang, dan petualangan Bapak dan Ibu mempunyai titik mulai dan titik
berakhir yang sudah bisa dilihat di awal, yaitu mulai dari diri dan berakhir di
implementasi.

Petualangan belajar anda akan dimulai dari sini:


 MULAI DARI DIRI: Mengajak peserta memahami masalah
berdasar pengalaman diri sendiri, di sini akan ada pertanyaan pemantik
yang bersifat reflektif untuk membantu peserta memahami konteks
persoalan;
 AKTIVITAS: Memberikan konteks yang lebih nyata kepada
peserta lewat permainan, peserta akan terlibat dalam permainan ini dan
merasakan langsung akan problem yang dihadapi;
 REFLEKSI: Menceritakan secara jujur kesan yang didapatkan
dari permainan (minigame) yang baru diikuti, dan
menkonstruksikannya dalam pengalaman hidup masing-masing
peserta;
 ANGGITAN: Mengetengahkan ide/gagasan terkait keragaman,
menyuguhkan data dan fakta serta teori, kejadian atau peristiwa terkait
kebinekaan dalam konteks global, serta dampak dari adanya
keragaman pada diri sendiri.
 IMPLEMENTASI: Mengajak kepada peserta
mengimplementasikan konsep dalam kehidupan sehari-hari.

Back to Selasar
Go to Konten

Rumah INDONESIA

KONTEN
Rumah INDONESIA menyediakan 5 menu yang bisa Bapak dan Ibu nikmati.
Pilihan menunya kami beri nama topik, artinya ada 5 (lima) topik yang
terhidang, kami ucapkan selamat menikmati petualangan belajarnya.
Sebelum bapak dan Ibu lebih detil mempelajari materinya, kita intip lebih dulu
apa saja sih isinya?
Topik 1

Kebinekaan Global
Topik 2
Kebinekaan Indonesia
Topik 3
Damai dengan Diri
Topik 1 ini membawa kita pada fakta asal usul setiap manusia di dunia ini beragam, bahkan
melalui tes DNA kita ditunjukkan bahwa asal usul nenek moyang) setiap orang tidaklah
tunggal. Kita juga belajar bahwa semakin kita beragam maka semakin membuat kita jauh
lebih cerdas.
Topik 2 ini menjelaskan lebih jauh tentang keragaman Indonesia sebagai sebuah karunia dari
sang pencipta. ada tantangan yang dihidangkan juga di topik ini serta solusi bagaimana
mengatasinya tantangan tersebut.
Topik 3 seperti refleksi, mengingatkan diri sendiri bahwa setiap diri punya identitas, dan
identitas kita yang unik tidak perlu dibandingkan dengan identitas orang lain. Setiap orang
punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Topik 4
Sekolah Bineka
Topik 5
Sekolah Damai
Topik 4 ini memberikan contoh praktis bagaimana menerapkan nilai-nilai toleransi di
sekolah atau kelas dalam bentuk program kebinekaan
Topik 5 ini memberikan pemahaman kepada peserta akan sekolah yang aman, nyaman, serta
apa saja tantangan dan solusinya.
Panduan Pelatihan

Referensi Pendukung
PANDUAN PELATIHAN Berisi cara dan step by step melaksanakan pelatihan ini baik
dalam kelas online (sinkronus maupun asinkronus) dan kelas offline
REFERENSI PENDUKUNG Berisi sumber referensi yang digunakan untuk konsep
pelatihan ini dan juga sumber pengayaan jika peserta ingin mempelajari lebih dalam terkait
konsepnya.

Anda mungkin juga menyukai