Sistem Ketatanegaraan Indonesia
Sistem Ketatanegaraan Indonesia
Makalah
Oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt karena karunianya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah perkembangan
Indonesia” ini diajukan sebagai bukti telah melaksanakan kewajiban penulis sebagai
mahasiswa.
ini, baik dari segi ejaan bahasa Indonesia, kosa kata, tata bahasa, etika maupun isi.
Untuk itu, kami meminta masukan demi perbaikan pembuatan makalah kami dimasa
yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Simpulan ....................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya pendekatan sistem itu adalah titik tolak dan orientasi baru dalam
melihat sesuatu. Dinding-dinding yang tegar antar disiplin ilmu diharapkan dapat
pendekatan yang demikian ini tetap mempunyai arti penting. Sauvinisme disiplin ilmu
lambat laun perlu dikurangi karena dewasa ini keterlibatan hanya satu ilmu saja
kestabilan negara itu. Pada beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena
Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan
menjadi statis. Jika suatu pemerintahan mempunyai sistem pemerintahan yang statis,
absolut maka hal itu akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum
demokratis.
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Pada masa pemerintahan Jepang selama tiga setengah tahun merupakan priode
penting bagi sejarah Indonesia. Setelah Jepang mampu menaklukan Belanda Jepang
8 Maret 1942 Jepang telah resmi menduduki Indonesia yang langsung melakukan
perubahan untuk menghapus dominansi Barat. Jepang memiliki bentuk fisik yang
hampir sama dengan orang Indonesia dan inilah yang menjadi keuntungan tersendiri
buat Jepang. Oleh karean itu, Jepang dapat dengan mudah menyebarkan semboyan tiga
A mereka, yaitu Jepang Cahaya Asia, Jepang Pemimpin Asia dan Jepang Pelindung
Asia. Dari semboyan ini berhasil mendapatkan simpati dan dukungan dari rakyat
pemerintahan sipil, maka pada zaman Jepang terdapat tiga pemerintahan militer
militer Angkatan Laut (Armada Selatan Kedua) untuk daerah yang meliputi Sulawesi,
mempunyai dua prioritas yakni menghapus pengaruh barat di kalangan rakyat, dan
3
4
untuk mencapai sebuah tujuan yang telah mereka buat, yaitu menyusun dan
Jepang dan upaya-upayanya bagi mendominasi jangka panjang terhadap Asia Timur
diantaranya: di bidang Politik, bidang Ekonomi dan Sosial, bidang pendidikan dan
bidang Militer. Semua yang dilakukan merupakan dari strategi Jepang untuk
mendapatkan dukungan dari Indonesia, disni bangsa Indonesia hanya diberikan sikap
tujuan penyelenggaraan negara Indonesia, atau apakah tujuan negara Indonesia. Hal ini
penting karena konsep penyelenggaraan negara hukum Pancasila harus selalu tertuju
pada terwujudnya tujuan negara Indonesia. Tujuan negara Indonesia secara definitif
tertuang dalam alenia keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yaitu melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan perdamaian dunia,
negara ini menjadi kewajiban negara Indonesia sebagai organisasi tertinggi bangsa
Dari sini dapat dipahami bahwa Pancasila merupakan pedoman utama kegiatan
penyelenggaraan negara yang didasarkan atas prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin
bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam rangka terwujudnya tujuan negara Indonesia
tersebut maka dalam setiap kebijakan negara yang diambil oleh para penyelenggara
dalam upaya penyelenggaraan negara hukum Pancasila harus sesuai dengan empat
hukum materiil, yakni sumber hukum materiil pra kemerdekaan dan sumber hukum
materiil pasca kemerdekaan. Adapun yang termasuk sumber hukum materiil pra
kemerdekaan terdiri dari hukum adat asli, sebagai suatu living law yang telah hidup
dan berkembang dalam masyarakat Indonesia, hukum agama baik hukum Islam
Arti dan makna yang terkandung dalam proklamasi kemerdekaaan bagi suatu
bangsa ialah bahwa proklamasi merupakan pernyataan yang memuat keputusan suatu
hukum kolonial. Ditinjau dari aspek politik ideologis, proklamasi bagi bangsa
Indonesia merupakan pernyataan suatu bangsa untuk melepaskan diri dari belenggu
penjajahan serta membentuk Negara Republik Indonesia yang bebas, merdeka, serta
inspirasi, serta motivasi dalam perjalanan bangsa Indonesia dalam setiap kondisi.
Melalui proklamasi kemerdekaan, bangsa Indonesia bisa terlahir sebagai bangsa dan
1
Haryono Rinardi, “Proklamasi 17 Agustus 1945: Revolusi Politik Bangsa Indonesia”, Jurnal
Sejarah Citra Lekha, Vol. 2. No. 1 (2017), h. 143.
6
formal kepada bangsa sendiri dan dunia internasional. Merdeka bermakna bahwa sejak
itu bangsa Indonesia mampu menentukan nasibnya dan tanah airnya dalam setiap aspek
tatanan hukum yang baru. Proklamasi merupakan dasar atau landasan hukum bagi
17 Agustus 1945 menjadi landasan hukum bagi semua bentuk peraturan dan bermacam
ketentuan yang ditetapkan di Indonesia. Dengan dasar inilah, suatu kewajaran jika
pemerintahan secara berulang kali. Fakta ini ditemukan terutama sejak 14 November
1945 hingga 5 Juli 1959. Mulai 18 Agustus 1945 hingga 14 November 1945, Indonesia
dengan dasar Dekrit Presiden Nomor 5 Juli 1959, negara Indonesia kembali
2
Haryono Rinardi, “Proklamasi 17 Agustus 1945…, h. 145.
7
Dengan asumsi bahwa konstitusi merupakan produk politik, yang di dalamnya penuh
Indonesia sebagai negara berdaulat yang memiliki konstitusi juga sama, yakni
akan mengalami apa yang dinamakan dengan perubahan konstitusi dan Indonesia
sudah mengalami hal tersebut. Sejak Indonesia merdeka per tanggal 17 Agustus 1945
hingga saat ini, paling tidak tercatat telah terjadi beberapa perubahan konstitusi, baik
melalui pergantian (seperti dari UUD 1945 ke Konstitusi Republik Indonesia Serikat
dalam arti amandemen (seperti yang terjadi pada amandemen ke I-IV sejak 1999 –
2002).
Perubahan konstitusi itu disebabkan oleh banyak hal, bisa oleh kepentingan
antar berbagai kelompok masyarakat, bisa juga karena kondisi yang sudah tak relevan
lagi dengan keadaan waktu saat konstitusi itu dibentuk dan bisa juga dipengaruhi oleh
lembaga yang berwenang untuk melakukan perubahan konstitusi tersebut. Untuk sebab
perubahan dari masyarakat sangat kuat, kadang pula tuntutan keadaan sangat kuat
untuk perubahan, tetapi selama lembaga yang berwenang tidak mau melakukan
perubahan maka selama itu perubahan tidak akan terjadi.3 Namun sebaliknya
3
Moh. Mahfud MD, Konstitusi dan Hukum dalam Kontroversi Isu (Cet. I; Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2011), h. 64.
8
disebut sebagai Presiden masa transisi, karena Presiden Habibie lah yang berhasil
membuat UU yang demokratis yaitu muncul UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM,
UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik, UU No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilu,
UU No. 4 Tahun 1999 tentang Susunan Kedudukan DPR/MPR, UU No. 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah, UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, UU No. 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia.
Dalam Pemilu Presiden tahun 2004 berhasil dimenangkan oleh Susilo Bambang
Yudoyono. Presiden yang menjabat selama dua periode yang fokus pada
Presiden Joko Widodo selama dua periode dan sekarang masuk periode kedua.
baik oleh perkembangan kedewasaan dalam produk regulasi yaitu UU organik sebagai
pelaksana UUD, dan dinamika politik partai yang dilakukan oleh para elit politik yang
lebih agresif dalam berpolitik praktis dari pada berjuang sebagai negarawan, Di masa
Presiden Joko Widodo periode yang kedua ini terdapat sesuatu yang berbeda. Diawali
Omnibuslaw yang sama sekali tidak ada landasan hukumnya. Berdasarkan hal tesebut
berlanjut dengan para mentri membuat kebijakan yang saling berseberangan, terjadi
penyimpangan ketidak sesuaian antara jenis peraturan dan materi muatan. Para Menteri
peran, karena DPR “dianggap” tidak ada. Pemerintah terlalu percaya diri dengan lebih
dari 80 % dukungan dari koalisi Pemerintah, sehingga tidak perlu heran bila beberapa
UU yang disahkan digugat di Mahkamah Konstitusi (MK) karena banyak yang tidak
sesuai dengan cita-cita reformasi dan keinginan rakyat.4
kepala pemerintahan dan kepala negara. Masa periode kedua Pemerintahan Joko
Widodo memiliki persepsi yang keliru terhadap cita-cita reformasi, baik aspek sosial,
ekonomi, politik, Pendidikan, demokrasi, HAM, penegakan hukum, dengan kata lain
prinsip dasar Pancasila. Persepsi yang keliru berakibat pada penyimpangan UUD NRI
Tahun 1945 yang sudah merupakan kesepakantan bersama seluruh rakyat Indonesia
dan dengan kata lain terjadi penyimpangan hukum ketatanegaraan dan tidak
menjalankan sebagaimana didsesain dalam UUD NRI Tahun 1945. Ada beberapa hal
yang perlu diteliti terkait tidak berjalannya sistem ketatanegaraan yang sesuai dengan
UUD NRI Tahun 1945 dikarenakan implikasi dari beberapa hal seperti distorsi
4
Sri Handayani Retna Wardani,”Dinamika Politik Pemerintahan Era Reformasi Pada Sistem
Ketatanegaraan Indonesia”, Wijaya Putra Law Review, Vol. 1, No. 2 (2022), h. 157.
10
kontroversional.5
5
Sri Handayani Retna Wardani,”Dinamika Politik Pemerintahan…, h. 158.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
oleh belanda dan jepang serta banyak nya hukum-hukum yang diterapkan
Indonesia.
3. Ketatanegaraan Indonesia era reformasi mengalami perubahan yang sangat
B. Saran
esensi dari sistem ketatanegaraan sebagai salah satu bentuk pemahaman dan juga
11
DAFTAR PUSTAKA
12