Fiqih Muamalat Kel 5
Fiqih Muamalat Kel 5
HALAMAN JUDUL
Kelompok 5
AKAD SEWA MENYEWA (IJAROH) HAJI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Disusun Oleh
Rahmida
NIM. 2312110015
Khairin Hafijhin
NIM. 2312110026
Almadani
NIM. 2312110066
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah swt. atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini, dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga ke depannya menjadi lebih baik.
Penulis mengakui makalah ini masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu, penulis harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Terlepas dari kekurangan-kekurangan makalah ini, penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi teman-teman pembaca dan menjadikan amal sholeh
bagi penulis. Amin Yaa Robbal A’lamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Palangka Raya, Maret 2024
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1
A. Kesimpulan ............................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................... 10
ii
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sewa menyewa adalah sebuah praktek yang telah ada sejak zaman kuno, di
mana individu atau entitas dapat menyewakan atau menyewa properti, barang,
atau jasa untuk mendapatkan manfaat ekonomis. Fenomena ini telah
berkembang seiring dengan perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi.
Sewa menyewa merupakan akad yang sering dilakukan setiap orang untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya baik lewat dunia bisnis maupun perdagangan.
Hal tersebut karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri dan pasti membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Sewa menyewa
merupakan strategi yang mudah dalam mendapatkan keuntungan dalam bisnis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan akad sewa menyewa?
2. Apa saja dasar hukum akad sewa menyewa?
3. Apa saja rukun syarat sah akad sewa menyewa?
4. Apa saja macam-macam akad sewa menyewa?
5. Apa saja prinsip-prinsip akad sewa menyewa?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa pengertian akad sewa menyewa.
2. Untuk mengetahui dan memahami dasar hukum akad sewa menyewa.
3. Untuk mengetahui dan memahami rukun dan syarat sah akad sewa
menyewa.
4. Untuk mengetahui dan memahami macam-macam akad sewa menyewa.
5. Untuk mengetahui dan memahami prinsip-prinsip akad sewa menyewa.
1
2
D. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan dalam makalah ini adalah mengunakan metode
research mengunakan buku, google book, dan google cendikia untuk mencari
bahan materi sebagai acuan pembuatan makalah. Kemudian dikelola menjadi
satu kesatuan materi yang valid sehingga menghasilan kompenen
pembahahasan yang lebih sederhana untuk dipelajari lebih lanjut
BAB II PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1
Suhrawardi K. Lubis dan Farid Wajdi, Hukum Ekonomi Islam (Jakarta Timur: Sinar
Grafika Offset, 2012), 144.
3
4
2
Muhajir and Ahmad Khaeedar Habibi, ‘ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP
PRAKTIK AKAD SEWA MENYEWA DI DESA SUREN GEDE KECAMATAN KEJAJAR
KABUPTEN WONOSOBO Muhajir’, Jatiswara, 36.3 (2021), 305–10.
3
Manaon Damianus Sirait, Johannes Ibrahim Kosasih, and Desak Gde Dwi Arini, ‘Asas
Itikad Baik Dalam Perjanjian Sewa-Menyewa Rumah Kantor’, Jurnal Analogi Hukum, 2.2 (2020),
221–27 <https://doi.org/10.22225/ah.2.2.1934.221-227>.
5
3. Ujrah (uang sewa atau upah), biaya yang dikeluarkan atas manfaat yang
telah diperoleh dari akad ijārah.
4. Manfaat, baik manfaat dari suatu barang yang disewa atau jasa dan
tenaga dari orang yang bekerja
Dalam hukum Islam sewa menyewa disebut dengan ijārah yang menurut
bahasa artinya adalah imbalan (ganti), dan dapat pula berarti balasan.
Sedangkan menurut istilah suatu akad kemanfaatan dengan adanya suatu
imbalan atau pengganti. Dalam Islam setidaknya ada dua istilah yang
berhubungan dengan perjanjian, yaitu al aqdu (akad) dan al-ahdu (janji).
Pengertian akad secara bahasa adalah ikatan, mengikat. Dikatakan seperti itu
maksudnya adalah: menghimpun atau mengumpulkan dua ujung tali dan
mengikatkan salah satunya pada yang lainnya hingga keduanya bersambung
dan menjadi seutas tali yang satu. Hukum dari asal syara adalah setiap akad
yang membangunnya ketika dilakukan sendiri sendiri hukumnya boleh dan asal
tidak ada dalil yang melarangnya.4
C. Rukun dan Syarat Sah Akad Sewa Menyewa
Menurut Hanafiah, rukun ijārah hanya satu, yaitu ijab dan qabul, yakni
pernyataan dari orang yang menyewa dan menyewakan. Lafal yang digunakan
adalah lafal ijārah, isti’jār, iktirā dan ikrā. Sedangkan menurut jumhur ulama,
rukun ijārah itu ada empat, yaitu
1. Āqid, yaitu mu’jir (orang yang menyewakan) dan musta’jir (orang
yang menyewa).
2. Shighat, yaitu ijab dan qabul.
3. Ujrah (uang sewa atau upah).
4. Manfaat, baik manfaat dari suatu barang yang disewa atau jasa dan
tenaga dari orang yang bekerja.
Adapun syarat sewa menyewa sebagaimana yang ditulis Nasrun Haroen
sebagai berikut:
4
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Jilid 13, (Jakarta: Kalam Mulia, 1991), cet. Ke-2, 227.
6
5
Riza Afrian dan Nada Batavia, Analisis penerapan Ijarah bil manfa’ah pada sistem
panjar dalam sewa menyewa rumah (Jurnal AL-Mudharabah Volume 3 Edisi 1 Tahun 2021) 149-
162.
8
6
M. Thalib, Fikih Nabawi, (Surabaya: al-Ikhlas, 1993), cet. ke-2, 193.
7
Ahmad Wardi, Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2010), 330.
8
Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Fiqh Muamalah), (Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada, 2003), 236.
9
9
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo 2010), 305.
BAB III PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makalah ini membahas konsep akad sewa menyewa atau ijarah, yang
merupakan perjanjian hukum yang memungkinkan seseorang atau perusahaan
untuk menggunakan barang atau jasa milik orang lain dengan membayar
sejumlah uang atau imbalan lainnya dalam jangka waktu tertentu. Praktik ini
penting dalam konteks ekonomi dan bisnis di seluruh dunia, dan dalam ekonomi
Islam, harus mematuhi prinsip-prinsip syariah. Dalam penjelasannya, makalah
menyoroti syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam akad sewa menyewa,
seperti kesepakatan yang jelas, keabsahan objek sewa, dan ketentuan-ketentuan
yang adil bagi kedua belah pihak. Risiko dan tanggung jawab yang terkait
dengan perjanjian ini juga perlu diperhatikan dengan seksama. Meskipun akad
sewa menyewa memberikan manfaat dalam memfasilitasi akses terhadap
barang dan jasa tanpa harus memiliki mereka secara langsung, penting untuk
memahami implikasi hukum dan etika yang terlibat. Dengan memahami konsep
dan implementasi akad ini, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya
secara efektif dalam memajukan ekonomi sambil tetap mematuhi nilai-nilai
Islam.
B. Saran
Pada saat pembuatan makalah, penulis menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis harapkan kritik
dan sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di
atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun
nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun
para pembaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
Afrian, Riza dan Nada Batavia. Analisis penerapan Ijarah bil manfa’ah pada sistem
panjar dalam sewa menyewa rumah Jurnal AL-Mudharabah Volume 3
Edisi 1 Tahun 2021.
Damianus, Manaon Sirait, Johannes Ibrahim Kosasih, and Desak Gde Dwi Arini,
‘Asas Itikad Baik Dalam Perjanjian Sewa-Menyewa Rumah Kantor’, Jurnal
Analogi Hukum, 2.2, 2020, 221–27
<https://doi.org/10.22225/ah.2.2.1934.221-227>.
Hasan, Ali. Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam (Fiqh Muamalah), Jakarta:PT
Raja Grafindo Persada, 2003.
K. Lubis, Suhrawardi dan Wajdi, Farid, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar
Grafika, 2012.
Muhajir and Khaeedar, Ahmad Habibi, ‘ANALISIS HUKUM ISLAM
TERHADAP PRAKTIK AKAD SEWA MENYEWA DI DESA SUREN
GEDE KECAMATAN KEJAJAR KABUPTEN WONOSOBO Muhajir’,
Jatiswara, 36.3 2021.
Rasjid, Sulaiman. Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo 2010.
Sabiq, Sayyid. Fiqih Sunnah Jilid 13. Jakarta: Kalam Mulia, 1991.
Thalib, M. Fikih Nabawi, Surabaya: al-Ikhlas, 1993.
Wardi, Ahmad. Muslich Fiqh Muamalat. Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2010.
11