Anda di halaman 1dari 7
KERANGKA ACUAN PROGRAM INDERA _ UPT PUSKESMAS CUBADAK TAHUN 2024 eee Dipindai dengan CamScanner KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM INDERA PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN UPTD PUSKESMAS CUBADAK ‘TAHUN 2024 1. PENDAHULUAN Penanggulangan Gangguan Indera (penglinatan dan pendengaran) merupakan amanah Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (pasal 95) meliputi kegiatan yang komprehensi yaitu promotit, prevent, kuratif dan rehabiltatf yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan indera penglihatan dan pendengaran masyarakat, merupakan tanggung jawab bersama Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat. Indera penglihatan sangat menentukan kualitas sumber daya manusia, Karena 83% informasi sehari — hari masuk melalui indera pengihatan dan 11% melalui indera pendengaran. Berdasarkan data WHO ada lebih dari 285 juta penduduk dunia mengalami gangguan penglihatan dan 39 juta diantaranya mengalami kebutaan, 124 juta dengan low vision serta 153 juta mengalami gangguan pengliatan karena kelainan refraksi yang tidak terkoreksi. 90% para penyandang gangguan pengihatan dan kebutaan ini hidup di negara dengan pendapatan rendah, yang jka dibiarkan begitu saja tanpa ada tindakan apapun, maka jumlah penderita gangguan pengihatan dan kebutaan ini akan membengkak menjadi dua kal lipat pada tahun 2020. Berdasarkan data tersebut, WHO telah menyusun strategi upaya penanggulangan masalah Kesehatan mata beberapa tahun silam, yang menjadi landasan munculnya program Vision 2020 : The Right to Sight, yakni sebuah gerakan inisiatif global yang bertujuan untuk mengeliminasi berbagai penyakit kebutaan yang seharusnya dapat dinilangkan atau dicegah yang lazim disebut avoidable blindnes. Di tingkat nasional, berbagai peneliian terkait dengan angka gangguan pengihatan dan kebutaan telah banyak dilakukan, seperti Survei Kesehatan Mata Nasional tahun 1993 = 1996, Survei Kesehatan Nasional‘Survei Kesehatan Rumah Tangga 2001, Riset Kesehatan Dasar 2007 dan 2013, serta Rapid Assessment of Avoidable Bindness (RAAB) di berbagai daerah pada kurun waktu 2005 — 2014 menghasikan angka prevalensi kebutaan rata ~ rata lebih dari 1%, dimana jika mengacu kepada kriteria yang ditetapkan WHO, hal tersebut masin menjadi masalah Kesehatan masyarakat dan juga masalah sosial Program terkait kesehatan mata/pencegahan kebutaan (UKM/PK) di Provinsi dan Kabupaten/kota difokuskan pada 4 penyebab kebutaan atau masalah pengiihatan seperti katarak, kelainan refraksi, xeroftalmia dan glaukoma sudah diintegrasikan ke dalam kegiatan pokok puskesmas. Secara umum, kelainan refraksi yang tidak dapat di koreksi b ‘merupakan penyebab utama gangguan penglihatan. Skrinning gangguan penglihatan dimaksudkan untuk mencegah kejadian gangguan ketajaman penglihatan yang lebih serius. Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 29 Tahun 2016 t Dipindai dengan CamScanner Pelayanan Kesehatan primer diharapkan dapat mengukur dan menentukan tajam Penglihatan (visus) dengan atau tanpa koreksi terbalk tergantung pada kondisi pasien. Untuk menunjang pemeriksaan refraksi tersebut diperlukan alat pemeriksaan sesuai ‘standar merujuk pada Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas. Terdapat beberapa Standar alat Kesehatan untuk pemeriksaan ketajaman pengihatan, meliputi Snellen chart, trial frame dan trial lens diharapkan penatalaksanaan Kelainan refraksi di fasiitas Kesehatan pelanayan primer dapat selesai dengan tuntas sampai peresepan kacamata ‘sesuai kompetensi 44, Kondisi saat ini masih banyak puskesmas dengan keterbatasan alat Tefraksi termasuk dengan Keterbatasan tenaga Kesehatan yang dapat melakukan pemeriksaan menggunakan trial lens dan trial frame. Oleh arena itu diperlukan Orientasi ‘Skrinning Gangguan Penglhatan khususnya kelainan refraksi dalam penggunaan trial lens. dan trial frame sampai peresepan kacamata sesuai kompetensi bagi dokter di FKTP . Data kiien dengan gangguan kesehatan indera tahun 2021 sebanyak 524 kasus, Dengan kasus yang paling sering dijumpai adalah gangguang refraksi, katarak, dan serumen prop. Fakta tersebut menunjukkan bahwa masalah kesehatan di masyarakat merupakan salah satu masalah kesehatan yang nyata Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, maka diperfukan adanya kepedulian dan partisipasi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan indera. Program Kesehatan Indera meliputi kegiatan skrining yang ditakukan setiap hari di Puskesmas, UKS, dan Posyandu, Seperti mengukur visus mata, mendeteksi katarak, memeriksa kebersihan telinga dan melakukan penyuluhan tentang kesehatan indera. Sesuai dengan tujuan dari program kesehatan indera, maka perlu adanya pedoman yang mengatur pelaksanaan program kesehatan indera di Puskesmas Mojo agar pelayanan yang diberikan dapat optimal dan sesuai dengan standar. Pedoman penyelenggaraan program kesehatan indera ini merupakan usaha untuk menciptakan peningkatan kualitas pelayanan dan status kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Mojo I. LATAR BELAKANG 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/Menkes/291/2016 tentang Komite Mata Nasional Untuk Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan 2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02,02/MenKes/ 155/2015 3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 428/Menke/SK/VI/2006 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan Indera Penglinatan dan Pendengaran. Ml TUJUAN ' ‘A. Umum aa Meningkatnya derajat kesehatan indera pendegaran dan penglihatan di wilayah kerja Puskesmas Cubadak es Dipindai dengan CamScanner Kesehatan dalam menanggulangi gangguan pendengaran, ketuian, gangguan penglihatan dan kebutaan 2. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan Indera Pendengaran dan indera penglihatan kepada masyarakat 3, Meningkatnya temuan kasus gangguan pendengaran dan indera pengiihatan ssecara dini 4, Meningkatnya cakupan pelayanan Kesehatan Indera Pendengaran dan indera penglihatan masyarakat 5. Melakukan rujukan pada saat yang tepat bila dipertukan. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN ‘A. Kegiatan Pokok 1. Screening pendengaran dan penglihatan di dalam gedung dan diluar gedung 2. Penyuluhan tentang gangguan indera pendengaran dan pengihatan 3. Kegiatan pembersinan pada serumen telinga pada anak sekolah dasar B. Rincian Kegiatan 1. Melakukan screening pendengaran dan penglihatan di dalam gedung dan diluar ‘gedung Puskesmas Melakukan penyuluhan tentang gangguan indera pendengaran dan pengihatan Melaksanakan kegiatan pembersihan pada serumen telinga pada anak sekolah dasar PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR Metakukan koordinasi dengan pihak terkait, meliput 4. Lintas program: Seluruh karyawan di Puskesmas Cubadak 2. Lintas sektor: Seluruh masyarakat di wilayah Cubadak, sekolah CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 41. Penjaringan kasus-kasus gangguan pendengaran dan penglinatan melalui screening yang dilakukan oleh semua unit di puskesmas serta screening di masyarakat saat posyandu, posbindu, UKS dll 2. Pemeriksaan dan tindakan meds terhadap masalah gangguan pendengaran dan penglihatan 3, Merujuk kasus-kasus gangguan pendengaran dan pengihatan kepada fasitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi ‘4, Rekapituiasi hasil pengukuran dan pengolahan data 5, Penyusunan Laporan Hasil screening kesehatan SASARAN ‘A, Sasaran Program ‘Seluruh Masyarakat di wilayah Puskesmas Cubadak B. Sasaran Kegiatan 1. Bayi Dipindai dengan CamScanner ‘Anak usia sekolah / remaja Ibu ham Catin Lansia Vill. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN, Bulan Tahun 2024 No Kegiatan TT273]) 4] 5] 6] 7] 8] 2] 0] 1) 2 1 | Skrning pasien dengan x[xfx| |x x ‘gangguan pendengaran ddan pengiinatan Kegiatan Bersih Bes | x 2 | Teiinga (B87) | 13 Pencataian dan ep | of fo ce petaporan | IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN ‘* Pemeriksaan kesehatan berjalan sesuai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan + Pelaporan dilaksanakan dibulan yang sama, sesuai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan X. _PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI ‘+ Mengisi form skrining indera pendengaran dan pengihatan ‘+ Membuat laporan ke Dinas Kesehatan tentang pelaksanaan program indera di Dipindai dengan CamScanner NoRevisi:~ SOP Tanggaterit 24 = Halaman 172 PUSKESMAS - Ns. Gusti CUBADAK, NIP : 1840822 200901 2 008 1. Pengertian | Suatu Pemeriksaan yan dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan Kesehatan mata. 2 Tyjuan ‘Sebagai pedoman petugas Kesehatan untuk melakukan pemeriksaan mata sesuai standart Mengindikasi kesehatan mata seria menentukan terapi pengobatan /penanganan dan | sebagai dasar untuk melakukan rujukan ke pelayanan keschatan rujukan sesuai | dengan standart. ! 3. Kebijakan ‘SK Kepala Puskesmas Cubadak Nomor . 4. Referensi Buku Pedoman pelayanan keschatan indera penglihatan di puskesmas oleh ementrian kesehatan RI tahun 2010 5. Alat ‘Sarana Non Medis | ‘© Ruang pemeriksaan ‘+ Ventilasi dan pencahayaan yang cukup ‘© Ruang bersih dan rapi ‘+ Wastafel dengan air yang mengalirdilengkapi dengan sabun serta handuk tangan yang bersih ‘© Meja kursi untuk pemeriksaan pasien + Tempat tidur + Tempat sampah medis dan non medis + Buku redister pasien ‘© Status pasien dan kertas resep ‘© Inform consen lat tulis + Formulis rujukan ‘Sarana medis ‘Stetoskop dan tensi Dipindai dengan CamScanner ‘© Tetes mata/salep mata + Tetes telinga © Garpu tala + THT set 6 Prosedur/ 1. Petugas melakukan anamnesis dan menjelaskan proses pemeriksaan yang Jangkah— akan di jalan oleh pasien Jangkah 2. Petugas mengukur dan menentukan tajam penglihatan/isus 3. Petugas melakukan pemeriksaan segmen depan mata. dengan leupe dan lampu senter. 4, Petugas melakukan pemeriksaan lapang pandangandengan metode konfrontasi atau kampus sederhana 5. Petugas mengukurtekanan bola matadengan tenometerschiot 6. Petugas memeriksa dan menangani penyakit mata luar 7. Petugas melakukan penanganan pertama pada kedaruratan mata 8. Petugas melakukan rujukan kasus bila diperlukan 7. Hal-hal yang | 7 perlu | diperhatikan & Unit Terkait | Ruangan Pendaftaran dan RM,Ruangan POLI Umum, Labor.Dokter,KIA, Gizi Promkes 9, Dokumen Terkait i 10, Rekaman. — - _# historis NO] Yang Diubah TsiPerubahan | Tanggalmulaidilakukan perubahan a Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai