Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR” tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dalam rangka pemahaman terhadap perencanaan dan
pengembangan karir. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada bapak Hery
Rachrizal Tanjung, Dr.Ir.,M.si selaku Dosen saya dalam pembelajaran mata kuliah
Pembangunan Sumberdaya Manusia Pertanian dan juga kepada teman-teman yang
telah memberikan dukungan kepada saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Harapan terdalam saya, semoga penyusunan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua serta menjadi tambahan informasi mengenai “PERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN KARIER” bagi para pembaca.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu, saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik serta saran yang
dapat membangun penulis. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Pasaman, 10 Oktober 2021
Riski Ramadani
( 2010273006 )
DAFTAR ISI
Halaman
Cover...................................................................................................................... i
Kata Pengantar....................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Karier........................................................................................................... 4
2.2 Perencanaan Karier dan Pengembangan Karier.......................................... 5
2.2.1 Pengertian Perencanaan Karier......................................................... 5
2.2.2 Metode Perencanaan Karier.............................................................. 6
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Karier................. 6
2.2.4 Pengertian Pengembangan Karier..................................................... 8
2.2.5 Pihak-pihak yang Berperan dalam Pengembangan Karier................ 8
2.2.6 Pengembangan Karier Secara Individual.......................................... 9
2.2.7 Pengembangan Karier secara Organisasional.................................. 11
2.2.8 Tujuan Pengembangan Karier dan Analisis Karier yang Sukses..... 12
2.2.9 Tanggungjawab Pengembangan Karier............................................ 12
2.3 Ruang Lingkup Perencanaan Karier........................................................... 13
2.4 Penyusunan Perencanaan Karier................................................................. 14
2.5 Pertimbangan dalam Perencanaan Karier................................................... 15
2.6 Manfaat Perencanaan dan Pengembangan Karier....................................... 17
2.6.1 Manfaat Perencanaan Karier............................................................. 17
2.6.2 Manfaat Pengembangan Karier........................................................ 18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 20
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karier
Di masa lalu, terminologi karier dipadang oleh masyarakat awam sebagai sebuah
istilah yang eksklusif dan menjadi wacana dikalangan terbatas saja, misalnya bagi
orang yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi, pejabat publik atau orang yang
memegang jabatan struktural, bahkan menyempit dikalangan orang-orang yang sukses
di sektor bisnis, pemerintahan dan birokrasi karier. Reduksi esensi karier lainnya
adalah pandangan bahwa karir identik dengan kenaikan pangkat atau golongan secara
reguler dan puncak karir terjadi ketika seseorang memegang jabatan structural.
Persepsi tentang ‘karier’ seperti yang dipaparkan di atas tidak sepenuhnya benar atau
seluruhnya salah. Alasannya adalah banyak istilah yang sepintas memiliki kesamaan
makna dengan karir, misalnya task, position, job, occupation, vocation, avocation.
Sejatinya karir memiliki spektrum makna yang lebih luas dan dalam dibandingkan
istilah sejenis. Karir mengandung makna urutan okupasi, job dan posisi-posisi yang
diduduki sepanjang pengalaman kerja seseorang.
Karier dapat dikatakan sebagai suatu rentangan aktivitas pekerjaan yang saling
berhubungan, dalam hal ini seseorang memajukan kehidupannya dengan melibatkan
berbagai perilaku, kemampuan, sikap, kebutuhan, aspirasi, dan cita-cita sebagai satu
rentang hidupnya sendiri (the span of one's' life). Definisi ini memandang karier
sebagai rentangan aktivitas pekerjaan yang diakibatkan oleh adanya kekuatan inner
person pada diri manusia. Perilaku yang tampak karena adanya kekuatan motivatif,
kemampuan, sikap, kebutuhan, aspirasi, dan cita-cita sebagai modal dasar bagi karir
individu. Menurut Sinambela (2016) karier dapat diartikan dengan sejumlah posisi
kerja yang dijabat seseorang selama siklus kehidupan pekerjaan sejak dari posisi
paling bawah hingga posisi paling atas.
Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karier merupakan
perwujudan diri yang bermakna melalui serangkaian aktivitas dan mencakup seluruh
aspek kehidupan yang terwujud karena adanya kekuatan inner person. Perwujudan
diri akan bermakna manakala ada kepuasan/ kebahagiaan diri dan lingkungan.
1. Dalam tahap pertumbuhan dialami oleh mereka yang berusia di bawah 15 tahun.
Tahap ini diakhiri dengan adanya konsep tentang minat dan kemampuan dan mulai
berpikir tentang alternatif keahlian.
2. Dalam usia 15 sampai 24 tahun, seseorang berada dalam tahap penjajakan. Dalam
usia ini, mereka mulai menggali beberapa keahlian secara serius dan mulai mencoba
untuk bekerja.
3. Pada usia 25 sampai 44 tahun, seseorang berada dalam tahap pemantapan. Mereka
secara terus-menerus melakukan pengujian terhadap kemampuan yang dimilikinya
dan mencoba untuk melakukan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
4. Dari usia 45 hingga 65, seseorang sudah berada dalam tahap pemeliharaan yang
artinya ia tidak lagi akan berusaha untuk mencari pekerjaan yang baru, melainkan
akan mempertahankan pekerjaannya yang sekarang.
5. Usia lebih dari 66 tahun, seseorang sudah berada dalam tahap kemunduran dimana
seseorang menghadapi prospek untuk harus menerima keadaan menurunnya level
kekuasaan.
Perencanaan karier dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang digunakan
seseorang untuk memilih tujuan karier dan jalur karier untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut. Sebagai suatu proses yang bertujuan untuk menyesuaikan tujuan karier dan
kemampuan individu dengan kesempatan untuk mengisinya secara sistematis.
2.2.2 Metode Perencanaan Karier
Perencanaan karier dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1. Pendidikan karier
2. Penyediaan informasi
3. Bimbingan karier.
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Karier
Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi perencanaan karier, di mana
seseorang akan mengakui dan mau mempertimbangkan faktor-faktor tersebut saat
mereka merencanakan karier, yaitu sebagai berikut
1. Tahap Kehidupan Karier
Seseorang akan berubah secara terus menerus dan kemudian memandang perbedaan
karier mereka pada berbagai tingkatan dalam hidupnya.
a. Karier Awal
Merupakan tahap pembentukan yang berupa penekanan pada perhatian untuk
memperoleh jaminan terpenuhinya kebutuhan di tahun-tahun awal pekerjaan.
Hambatan-hambatan dalam karier awal (early career):
- Frustasi dan ketidakpuasan disebabkan harapannya tidak sesuai
- Adanya penyelia yang tidak kompeten
- Intensivitas terhadap aspek politis organisasi
- Kegagalan dalam memantau lingkungan internal dan eksternal
- Mengabaikan kriteria sesungguhnya untuk pengevaluaian kinerja dari karyawan
yang baru diangkat/baru memulai berkarier.
- Ketegangan antara profesional yang lebih muda dan yang tua serta manajer yang
diakibatkan oleh perbedaan pengalaman, kebutuhan dan minat.
- Ketidakpastian mengenai batasan loyalitas yang dituntut organisasi.
- Kegelisahan mengenai integritas, komitmen, dan dependensi.
b. Karier Pertengahan
Tahap ini biasanya meliputi pengalaman-pengalaman baru, seperti penugasan khusus,
transfer dan promosi yang lebih tinggi, tawaran dari organisasi lain, kesempatan untuk
ke jenjang organisasi yang lebih tinggi dan pembentukan nilai seseorang bagi
organisasi.
c. Karier Akhir
Pemberian pelatihan kepada penerus (karyawan baru), pengurangan beban kerja, atau
pendelegasian tugas-tugas utama periode karier akhir agar tetap produktif dan
persiapan diri untuk pensiun.
2. Dasar Karier
Setiap orang dapat memiliki aspirasi, latar belakang, dan pengalaman yang berbeda
satu dengan yang lain. Ada lima perbedaan motif dasar karier yang menjelaskan jalan
bagi orang-orang untuk memilih dan mempersiapkan kariernya, di mana mereka
menyebutnya sebagai jangkar karier (career anchors) yaitu antara lain :
a. Kemampuan Manajerial
Tujuan karier bagi manajer adalah untuk meningkatkan kualitas dari diri sendiri,
analitis, dan kemampuan emosional. Manajer menggunakan dasar ini untuk mengatur
orang atau karyawan.
b. Kemampuan Fungsional Teknis
Dasar ini digunakan untuk para teknisi yang akan melanjutkan pengembangan dari
bakat teknisnya. Orang-orang tersebut tidak mencari kedudukan dalam manajerial.
c. Keamanan
Dasar ini digunakan untuk kesadaran keamanan individu untuk memantapkan
kesadaran karier mereka. Mereka seringkali melihat ikatan mereka sendiri sebagai
organisasi yang istimewa atau lokasi geografi.
d. Kreativitas
Seseorang yang kreatif memiliki sedikit sikap seperti pengusaha. Mereka ingin
menciptakan atau membangun sesuatu yang benar-benar milik mereka.
e. Otonomi dan Kebebasan
Dasar karier ini digunakan untuk orang yang memiliki hasrat kebebasan agar bebas
dari aturan-aturan organisasi. Mereka menilai otonomi dan ingin menjadi bos dari
mereka sendiri dan bekerja pada langkah mereka sendiri.
2.2.4 Pengertian Pengembangan Karier
Pengembangan karier merupakan implementasi dari perencanaan karier. Untuk itu
pengembangan karier dapat didefinisikan sebagai semua usaha pribadi karyawan yang
ditujukan untuk melaksanakan rencana kariernya melalui pendidikan, pelatihan,
pencarian dan perolehan kerja, serta pengalaman kerja.
Titik awal pengembangan karier dimulai dari diri karyawan sendiri, di mana setiap
orang bertanggungjawab atas pengembangan atau kemajuan kariernya. Setelah
komitmen dimiliki, beberapa kegiatan pengembangan karier dapat dilakukan. Untuk
mengarahkan pengembangan karier agar menguntungkan karyawan dan organisasi,
departemen SDM mekakukan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan.
2.2.5 Pihak-pihak yang Berperan dalam Pengembangan Karier
Pihak-pihak yang berperan dalam pengembangan karier adalah sebagai berikut
1. Karyawan
Seorang karyawan berperan dalam melakukan perencanaan karier pribadinya. Dia
bertanggung jawab untuk terus meningkatkan keterampilan yang dia miliki untuk
memastikan bahwa dirinya mempunyai kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan dan pasar tenaga kerja. Dia juga sebaiknya bertindak proaktif untuk
melihat kesempatan yang ada, dan kemungkinan munculnya masalah dengan karirnya
saat ini. Untuk itulah, ada baiknya seorang karyawan senantiasa dapat melakukan
penilaian diri untuk mengenal aspirasi karir yang dia inginkan, mengukur kekuatan
yang ia miliki dan hal-hal yang perlu ditingkatkan lebih baik lagi. Dengan
perencanaan karir pribadi ini, seorang karyawan dapat menilai tingkat kesesuaian
antara aspirasi karirnya dan karir yang dipegangnya saat ini. Dengan demikian dapat
mengarahkan dirinya untuk memilih penugasan atau pekerjaan-pekerjaan yang lebih
sesuai dengan aspirasi karirnya.
2. Pengusaha (Organisasi)
Para pengusaha cukup berperan dalam proses pengembangan karier, seperti
membantu karyawan dengan memberikan :
a. Pendidikan Formal,
b. Penilaian Prestasi Karyawan dalam karier nya,
c. Konseling oleh para menajer,
d. Gerakan lateral yang bersifat berkembang,
e. Konseling oleh SDM,
f. Persiapan Pensiun, dan
g. Perencanaan Sukses.
Sebelum mempekerjakan seseorang, pengusaha bisa membantu calon karyawan untuk
mengukur apakah pekerjaan itu memang untuk mereka, dan apakah jenis pekerjaan
tersebut sesuai dengan keterampilan dan minat dari para kandidat itu. Disinilah
perusahaan dapat berperan untuk mendorong para senior manajernya agar bersedia
meluangkan waktunya menjadi mentor, dan memberikan penghargaan kepada mereka
atas kesediaannya tersebut. Namun demikian, pada akhirnya karyawan sendirilah
yang paling berperan dalam pengembangan kariernya dengan mendapatkan seorang
mentor dan membangun hubungan yang produktif dengannya.
Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena keduanya saling
berkaitan. Jenjang karier seseorang akan menunjang kepentingan dan tujuan-tujuan
organisasi atau perusahaan yang telah disiapkan. Oleh karena itu, setiap perencanaan
karier akan mengarah pada tercapainya kepentingan atau tujuan organisasi.
a) Perencanaan Jenjang Jabatan/ Pangkat
Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan
hak seorang karyawan dalam suatu rangkaian susunan organisasi. Dalam hal ini, baik
jabatan struktural maupun jabatan fungsional, seperti peneliti, dokter, penasehat, yang
memiliki jenjang karier masing-masing. Pangkat adalah kedudukan yang
menunjukkan tingkat seorang karyawan atau pegawai dalam rangkaian susunan
kepegawaian dan yang digunakan sebagai dasar penggajian. Semakin tinggi pangkat,
semakin terbatas pula jumlah personil yang menduduki kepangkatan tersebut. Dengan
demikian, terdapat piramidal kepangkatan yang serasi sesuai dengan prinsip rentang
kendali (span of control) dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Suatu perencanaan jenjang jabatan/ pangkat perlu memperlihatkan faktor-faktor, yaitu
sifat tugas, beban tugas, dan tanggung jawab. Hal ini berarti, semakin tinggi jabatan/
pangkat seseorang dalam suatu organisasi, semakin kompleks sifat tugasnya dan berat
pula tanggung jawab yang dipikulnya. Tujuan kenaikan pangkat maupun jabatan
adalah untuk mengembangkan kebijakan dan metode kerja lebih lanjut yang akan
membawa organisasi bersangkutan lebih maju lagi. Dalam hal ini, perlu diperhatikan
tingkat kepangkatan, dasar pendidikan, dasar kemampuan, dan dasar keahlian.
b) Perencanaan Tujuan Organisasi
Suatu organisasi atau perusahaan mutlak harus mempunyai tujuan yang jelas.
Perumusan tujuan harus didasarkan pada perencanaan yang matang sebab dari tujuan
organisasi inilah akan dapat ditentukan:
1) Besar kecilnya misi organisasi;
2) Berat ringannya tugas pekerjaan;
3) Spesifikasi pekerjaan yang perlu dirumuskan;
4) Jenis kelompok pekerjaan yang perlu disusun;
5) Kuantitas dan kualitas personel yang diperlukan.
Dengan demikian, tujuan-tujuan organisasi mulai dari tingkat teratas sampai dengan
eselon-eselon dibawahnya akan menentukan jalur karier anggota organisasi. Disinilah
kemampuan kepemimpinan akan diuji untuk dapat meniti jenjang karier.
2.4 Penyusunan Perencanaan Karier
Penyusunan perencanaan karier yang baik menurut Martoyo (1996:69-70) dan
Samsudin (2010:135-136) perlu memperhatikan empat hal pokok, yaitu jabatan pokok
dan jabatan penunjang, pola jalur karier bertahap, jabatan struktural, dan tenggang
waktu jabatan.
a) Jabatan Pokok dan Jabatan Penunjang
Dalam setiap organisasi atau perusahaan terdapat jabatan pokok dan jabatan
penunjang. Jabatan pokok adalah jabatan yang fungsi dan tugas pokoknya menunjang
langsung tercapainya sasaran pokok organisasi atau perusahaan. Misalnya, dalam
suatu lembaga pendidikan, yang dimaksud jabatan pokok adalah bidang jabatan yang
menangani operasional pendidikan dan pengajaran. Dalam organisasi perusahaan,
jabatan pokok adalah bidang jabatan yang menangani produksi dan pemasaran.
Jabatan-jabatan pokok tersebut harus ditempati atau diduduki oleh orang-orang yang
memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang sesuai.
Jabatan penunjang adalah jabatan yang fungsi dan tugas-tugasnya menunjang atau
membantu tercapainya sasaran pokok organisasi atau perusahaan. Jabatan penunjang
dalam lembaga pendidikan atau perusahaan adalah bagian umum dan bagian
keuangan. Bagian-bagian tersebut tidak langsung menunjang pencapaian sasaran
pokok organisasi, tetapi membantu tercapainya tujuan atau sasaran. Penempatan
personil di bagian-bagian ini juga harus didasarkan pada latar belakang pendidikan
dan pengalaman yang sesuai.
b) Pola Jalur Karier Bertahap
Pola jalur karier bertahap adalah suatu pola yang menunjukkan urutan berjenjang dan
bertahap dari jabatan-jabatan dalam struktur organisasi yang membentuk karier
seseorang. Urutan jabatan yang berjenjang dan bertahap itulah yang harus ditempuh
oleh seorang karyawan atau anggota organisasi dalam meniti kariernya. Disini perlu
diperhatikan latar belakang pendidikan dan pengalaman tugas dari masing-masing
individu yang meniti karier.
c) Jabatan Struktural
Jabatan struktural pada dasarnya adalah jabatan karier, artinya jabatan yang
diperuntukkan bagi mereka yang diarahkan ke jenjang yang paling tinggi dalam
organisasi. Dengan demikian, orang baru atau karyawan baru harus melalui program
orientasi terlebih dahulu dan diberi pengalaman pada jabatan staf yang bersifat
membantu jabatan struktural karena jabatan struktural sangat memerlukan
kematangan psikologis, selain kematangan dan kemampuan pribadi.
d) Tenggang Waktu Jabatan
Tenggang waktu jabatan atau masa jabatan seseorang dalam suatu organisasi
sebaiknya ditentukan secara tegas dan pasti, sebab hal tersebut akan memberikan efek
psikologis yang positif terhadap pemangku jabatan yang bersangkutan.
BAB III
KESIMPULAN
Dari apa yang sudah dijelaskan, dapat kita simpulkan bahwa Istilah “karier” telah
digunakan untuk menunjukkan orang-orang pada masing-masing peranan atau status
mereka. Tujuan perencanaan karier dapat ditentukan: Besar kecilnya misi organisasi,
Berat ringannya tugas pekerjaan, Spesifikasi pekerjaan yang perlu dirumuskan, Jenis
kelompok pekerjaan yang perlu disusun, Kuantitas dan kualitas personel yang
diperlukan. Dan manfaat perencanaan karier dapat dikemukakan sebagai berikut:
Mengembangkan karyawan yang dapat dipromosikan, Menurunkan perputaran
karyawan, Mengungkap poteensi karyawan, Mendorong pertumbuhan, Mengurangi
penimbunan, Memuaskan kebutuhan karyawan, Membantu pelaksanaan rencana-
rencana kegiatan yang telah disetujui, Meluruskan strategi dan syarat-syarat karyawan
intern, Membantu di dalam keanekaragaman tenaga kerja, Menyaring potensi
karyawan. Pengembangan karier diperlukan guna sebagai proses untuk meningkatkan
kemapuan karier sehingga potensi dan talenta yang dipunyai dapat terwujud
semaksimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA