Anda di halaman 1dari 27

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN

PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA ANAK

NAMA : APRINA DEWI


NIM : 181211471
KELAS : 3.C
A . IMUNISASI

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau


meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan
( Permenkes RI 12,2017).
Tujuan dalam pemberian imunisasi antara lain :
1) Meningkatkan kualitas hidup anak sehingga tidak terkena
penyakit
2) Meningkatkan nilai kesehatan orang di sekitarnya
3) Menurunkan angka morbiditas, moralitas dan cacat serta bila
mungkin didapat eradikasi suatu penyakit dari suatu daerah
atau negeri (Ranuh dkk, 2017).
MANFAAT IMUNISASI
1. Anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan
kemungkinan cacat atau kematian.
2.Keluarga
Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak
sakit.Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua
yakin bahwa anaknya menjalankan masa kanak-kanak yang
nyaman.
3.Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat
dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara (Ranul
dkk, 2017)
MACAM-MACAM IMUNISASI
1) Imunisasi aktif
Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman
yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk
merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya
imunisasi polio atau campak. Keuntungan imunisasi aktif yaitu
pertahanan tubuh yang terbentuk akan dibawa seumur hidup,
murah dan efektif, tidak berbahaya, reaksi yang serius jarang
terjadi (Ranuh dkk, 2017).
2) Imunisasi pasif
Imunisasi pasif adalah pemberian antibodi kepada resipien,
dimaksudkan untuk memberikan imunitas secara langsung
tanpa harus memproduksi sendiri zat aktif tersebut untuk
kekebalan tubuhnya. (Ranuh dkk, 2017).
IMUNISASI DASAR

Imunisasi dasar merupakan imunisasi awal yang diberikan


kepada bayi sebelum berusia satu tahun. Pada kondisi ini,
diharapkan sistem kekebalan tubuh dapat bekerja secara
optimal. (Permenkes RI 12, 2017).
Berikut ini merupakan imunisasi dasar yang diwajibkan oleh
pemerintah:
a. Imunisasi BCG
Imunisasi BCG (basillus calmette guerin) merupakan imunisasi
yang digunakan untuk mencegah terjadinyya penyakit TBC
Yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau
yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi
BCG.
LANJUTAN ...
b. Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B merupakan Imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit hepatitis, Kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk
cair. Frekuensi pemberian Imunisasi hepatitis sebanyak 3 kali dan penguatnya
dapat diberikan pada usia 6 tahun.
c. Imunisasi Polio
Imunisasi Polio merupakan Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit polio myelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada
anak.Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.
d. Imunisasi DPT
Imunisasi DPT (diphteria, pertussis, tetanus) merupakan Imunisasi yang
digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis, dan
tetanus.Vaksin DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri
yang telah dihilangkan sifat racunnya, namun masih dapat merangsang
pembentukann zat anti (toksoid).
LANJUTAN...
e. Imunisasi Campak
imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak
karena termasuk penyakit menular. Kandungan vaksin ini
adalah virus yang dilemahkan.
Tata Cara Pemberian Imunisasi
Menurut Ranuh (2005), sebelum melakukan imunisasi
dianjurkan mengikuti tata cara sebagai berikut:
1. Memberitahukan secara rinci tentang risiko vaksinasi dan
risiko apabila tidak diimunisasi.
2. Periksa kembali persiapan untuk meiakukan pelayanan
secepatnya bila terjadi reaksi ikutan yang tidak diharapkan
LANJUTAN...
3. Baca dengan teliti informasi tentang produk (vaksin)
yang akan diberikan jangan lupa mengenai persetujuan
yang telah diberikan kepada orang tua.
4. Meiakukan tanya jawab dengan orang tua atau
pengasuhnya sebelum meiakukan imunisasi.
5. Tinjau kembali apakah ada kontra indikasi terhadap
vaksin yang akan diberikan.
6. Periksa identitas penerima vaksin dan berikan antipiretik
bila diperlukan.
7. Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut
telah disimpandengan baik.
LANJUTAN
8. Periksa vaksin yang akan diberikan apakah
tampak tanda-tanda perubahan, periksa tanggal
kadaluwarsa dan cacat hal-hal istimewa, misalnya
perubahan wama menunjukkan adanya kerusakan.
9. Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai
jadwal.
10. Berilah petunjuk (sebaiknya tertulis) kepada
orang tua atau pengasuh apa yang harus
dikerjakan dalam kejadian reaksi yang biasa atau
reaksi ikutan yang lebih berat.
Umur pemberian vaksin Jenis vaksin
Baru lahir hepatitis B 0,Polio (1)

1 bulan BCG

2 bulan hepatitis B+DPT(1)+Polio (11)

3 bulan hepatitisB+DPT (11)


+Polio(111)

4 bulan hepatitis B
+DPT(11)+Polio(1V)

9 bulan campak
LANJUTAN...
B. Pengetahuan
Pengetahuan seseorang adalah bagian dari prilaku seseorang,
awal dari seseorang melakukan suatu tindakan biasanya disebabkan
karena pengetahuan seseorang tentang yang akan dilakukan
tersebut. Semakin luas pengetahuan seseorang semakin mudah
orang melakukan perubahan dalam tindakannya (Notoatmodjo,
2003).
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau
pengalaman orang lain. Seorang anak memperoleh pengetahuan
bahwa api itu panas setelah memperoleh pengalaman, tangan atau
kakinya kena api. Seorang ibu akan mengimunisasikan anaknya
setelah melihat anak tetangganya kena penyakit polio sehingga
cacat, karena anak tetangganya tersebut belum pemah memperoleh
imunisasi polio (Notoatmodjo, 2010)
LANJUTAN....
Tingkat pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai enam tingkatan, yaitu:
1. Tahu (Know)
Contoh: Seorang ibu mampu menyebutkan imunisasi
dasar lengkap
2. Memahami (Comprehension)
Contoh: Ibu yang mengetahui bahwa anaknya belum
mendapat imunisasi dasar lengkap mampu untuk
memahami dan merencanakan apa yang harus dilakukan
agar anaknya mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
3. Aplikasi (Application)
LANJUTAN...
Contoh: Seorang ibu yang anaknya belum mendapat lima
imunisasi dasar lengkap mempunyai rencana dan
mengaplikasikan atau memaksimalkan imunisasi dasar
lengkap pada anaknya.
4.Analisis (Analysis)
Contoh: Seorang ibu dengan anaknya yang belum mendapat
imunisasi dasar lengkap oleh tenaga kesehatan dianjurkan
untuk mengimunisasikan anaknya, maka ibu tersebut dapat
menganalisis dampak dan kegunaan imunisasi.
5.Sintesis (Synthesis)
Contoh: Seorang ibu dengan selektif mampu untuk
merencanakan dan dapat menyesuaikan kondisi anak untuk
mendapatkan imunisasi.
LANJUTAN...
6.Evaluasi (Evaluation)
Contoh: Dapat membandingkan antara anak yang
mendapat imunisasi dasar lengkap dengan tidak
lengkap berhubungan dengan daya tahan tubuh anak.

Cara memperoleh pengetahuan


1. Cara kuno
2. Cara modern atau ilmiah
LANJUTAN...
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengetahuan antara lain :
a. Faktor Internal
1) Pendidikan
2) Pekerjaan
3) Umur
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
2) Sosial Budaya
LANJUTAN...
Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin
diukur dari subjek penelitian atau responden.Kedalaman
pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan
dengan tingkatantingkatan di atas (Notoatmodjo, 2010).
Kriteria Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan di interprestasikan
dengan skala yang bersifat kualitatif,yaitu
a. Baik : Hasil presentase 76 - 100%
b. Cukup : Hasil presentase 56 - 75%
c. Kurang : Hasil presentase < 56 %
(Wawan dan Dewi, 2010)
LANJUTAN...
Hubungan Pengetahuan dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar
Bayi mendapatkan imunisasi atau tidak pada
dasarnya tergantung dari pengetahuan ibu. Hal ini
menunjukan bahwa pentingnya pengetahuan ibu
tentang imunisasi mempunyai hubungan dengan
tindakan ibu dalam pemberian imunisasi kepada
bayinya, Ibu yang memiliki pengetahuan baik
maka akan memahami manfaat dan pentingnya
imunisasi sehingga akan mengusahakan
kelengkapan imunisasi bagi bayinya.
LANJUTAN...
Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu model konseptual yang membahas
saling ketergantungan antara variabel yang dianggap perlu untuk
melengkapi dinamika situasi atau hal yang sedang atau yang
akan diteliti sekarang. Penyusunan kerangka konsep akan
membantu kita untuk membuat hipotesa, menguji hubungan
tertentu dan membantu penelitian dalam menghubungkan hasil
penemuan dengan teori yanghanya dapat diamati atau diukur
melalui konstruk atau variabel ( Nursalam, 2008 ).
Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variabel independen. Pada penelitian
ini yang menjadi variabel independent adalah Tingkat
pengetahuan, dan yang menjadi variabel dependent adalah
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap (Nursalam, 2008).
LANJUTAN...
Adapun variabel yang akan dibahas pada
kerangka konsep adalah sebagai berikut :

Variabel independen : tingkat pengetahuan


Variabel dependen: pemberian imunisasi
dasar lengkap
 

 
LANJUTAN...
Hipotesa Penelitian
Hipotesa merupakan jawaban atau dalil sementara
yang kebenaranya akan dibuktikan melalui penelitian.
Hipotesa ditarik dari serangkaian fakta yang muncul
sehubungan dengan masalah yang diteliti (Notoatmdjo,
2012).
Ada “hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan
pemberian imunisasi dasar lengkap di Wilayah Kerja
Puskesmas Lambau Kecamatan Dua Koto Kabupaten
Pasaman Tahun2021”.
LANJUTAN....
Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah analitik,penelitian
ini menggunakan desain penelitian berdasarakan
jenis data yang dikumpulkan dengan metode
kuantitatif yaitu bersifat normal, objektif,
sistematik dan menggunakan data numerik untuk
mendapatkan informasi berupa data- data dan
pendekatan yang digunakan adalah cross
sectional karena pengukurandata penelitian
dilakukan satu kali pada waktu yang sama
(Riyanto, 2011).
LANJUTAN...
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan Di di Wilayah Kerja Puskesmas Lambau
Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman Tahun2021”.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di bulan juli 2021.

Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
subjek/objek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu
kemudian menetapkan penelitian yang dipahami dan bisa diambil
kesimpulannya (Sugiyono, 2004 dikutip dalam Hidayat A, 2013).
Populasi dalam penelitian ini adalahseluruh ibu yang mempunyai
bayi umur 9-12 bulanayang berada di Wilayah Kerja Puskesmas
Lambau Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman Tahun 2021”.
LANJUTAN...
2.Sampel
Sampel adalah sebagian kecil digunakan dengan
semua objek diteliti yang akan mewakili semua populasi
(Notoatmodjo, 2012). Kriteria Inklusi adalah sebuah
kriteria yang dimilik oleh sebuah sampel serta layak di
lakukan penelitian (Nursalam, 2003).
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang
mempunyai bayi 9- 12 bulan dan bertempat tinggal di
wilayah kerja puskesmas lambau kecamtan dua koto
kabupaten pasaman. Tehnik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah total
samplingyaitu tehnik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel (Saryono,
2010).
LANJUTAN...
Variabel
Dalam penelitian ini di gunakan dua variable yaitu :
Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar bayi.
Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
kelengkapan imunisasi dasar bayi.
LANJUTAN...
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik
(cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah
diolah (saryono,2011).
Instrument penelitian meliputi, nama responden
(inisial), jenis kelamin, umur dan alamat. Pada penelitian
ini instrumen yang digunakan adalah lembar kuisoner
angket. Lembar kuisoner angket yang digunakan adalah
hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian
imunisasi dasar lengkap.
LANJUTAN...

Teknik Pengumpulan Data


1. Cara Pengumpulan Data
1. Data primer
Data primer diperoleh dari responden melalui kuisoner
apakah sudah cukup baik dan lengkap
2. Data sekunder
Dokumentasi dari buku KIA 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai