PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman: 1998). Keluarga sebagai
pranata social terkecil dalam masyarakat dan Negara selalu mencuri perhatian baik
kalangan pimpinan atau tokoh inIormasi maupun pemerintah. Banyak kejadian
merisaukan sekarang ini, seperti kenakalan remaja, kasus gizi kurang, selalu
dikaitkan dengan makin kurang berIungsinya pranata keluarga, antara lain dalam
memIasilitsi tumbuh kembang anak dan menanamkan nilai-nilai luhur seperti
saling menghormati, cinta kasih, toleransi, dan empati.
Anak merupakan bagian dari keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau
gambaran dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian karena
anak merupakan individu tersendiri yang tumbuh dan berkembang secara unik dan
tidak dapat diulang setelah usia bertambah.
Pada anak usia prasekolah, anak mengalami lompatan kemajuan yang
menakjubkan. Tidak hanya kemajuan Iisik tetapi juga secara sosial dan emosional.
Anak usia prasekolah ini sedang dalamproses awal pencarian jati dirinya.
Beberapa prilaku yang tidak ada, sekarang muncul. Secara Iisik dan psikis usia ini
adalah usia yag rentan berbagai penyakitbdan menimbulkan masalah yang dapat
mempengaruhi tumbuh kembang anak jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani
secara baik oleh praktisi kesehatan dan juga usaha-usaha pencegahan adalah yang
tetap paling baik dilakukan.
Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai
kemampuan dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Perawat
dapat menbantu keluarga dalam memecahkan masalah kesehatannya sehingga
mencapai keadaan keluarga yang optimal.
Suatu peran penting keluarga terkait dengan perawatan anak adalah peran
pengasuhan (parenting role), yang sama dalam menjalankan peran ini keluarga
sangat dipengaruhi oleh Iaktor usia orang tua, keterlibatan ayah atau suami dala
pengasuhan anak, latar belakang pendidikan orang tua, pengalaman sebelumnya
dalam mengasuh anak, stress yang dialami orang tua, dan hubungan suami istri.
Berkaitan dengan perawatan anak di rumah sakit, keluarga punya tugas adaptiI,
yaitu meneriama kondisi anak, mengelola kondisi anak, memnuhi kebutuhan
perkembangan anak, memenuhi kebutuhan perkembangan keluarga, menghadapi
stressor dengan positiI, membatu keluarga untuk mengelola perasaanyang
ada,mendidik anggota keluarga yang lain tentang kondisi anak yang sedang sakit,
dan mengembangkan sisitem dukungan social keluarga dengan anak prasekolah.
I.2 TU1UAN
a. Tujuan Intruksional Umum :
Mahasiswa mampu menerapkan konsep asuhan keperawatan keluarga dengan
anak prasekolah.
b. Tujuan Instruksional Khusus :
- Mahasiswa mampu menjelaskan deIinisi keluarga.
- Mahasiswa mampu menjelaskan tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah.
- Mahasiswa mampu menjelaskan tugas perkembangan keluarga dengan anak
prasekolah.
- Mahasiswa mampu menjelaskan masalah-masalah pada anka usia prasekolah.
- Mahasiswa mampu menjelaskan bimbingan selam Iase prasekolah.
- Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan anak
prasekolah
1.3 RUANG LINGKUP
Pada pembahasan makalah ini, penulis hanya membahas mengenai
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Anak Prasekolah dengan Gangguan
Tumbuh Kembang
BAB II
TIN1AUAN PUSTAKA
II.1 Definisi keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional serta individual memepunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman:1998)
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau
seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau
tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalamsebuah rumah
tangga (Sayekti:1994)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang para warganya ter ikat dengan
jalur keturunan (Sumardjan:1993)
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-
istri, atau suami, istri dan anaknya, suami dan anaknya, atau istri dengan anaknya
(Peraturan Pemerintah no.21 tahun 1994 tentang penyelenggaraan pembangunan
keluarga sejahtera)
karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang sangat besar dari makanan yang
berlemak bisa menimbulkan kegemukan dan menjadikan anak prasekolah
dalm kondisi sangat lapar. Orang tua dan penberi pelayanan perlu membuat
asaha secara sadar untuk membantu anak prasekolah mengembangkan
kebiasaan makan yang sehat dan mencegah deIisiensi dan kelebihan.
Perkembangan
- Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin
besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya.
- Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi,
makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB.
- Mulai memahami waktu.
- Penggunaan tangan primer terbentuk.
3. Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud )
Fase berkembangan psikoseksual untuk anak usia sekolah masuk pada Iase
Ialik. Selama Iase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh
yang sensitiI. Anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan
mengetahui adanya perbedaan jenis kelamin.
NegatiI : Memegang genetalia, Oedipus complex
PositiI : Egosentris: sosial interaksi, Mempertahankan keinginan
a. Prokonseptual ( 2- 4 tahun )
Anak mengembangkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi
dan bermasyarakat. Anak mulai mengembangkan sebab-akibat, trial
dan error dan menginterpretasikan benda/kejadian. Anak mulai
menggunakan sinbulkata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan
yang akan datang.
b. Intuitive thuoght ( 4-7 tahun )
Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir
timbal balik. Anak biasanya banyak meniru perilaku orangdewasa
tetapi sudah bisa memberi alasan pada tindakan yang dilakukan.
6. Perkembangan Moral ( Kahlberg )
Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki Iase
prekonvensional. Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah melalui
budaya sebagai dasra peletakan nilai moral.
Fase ini terdiri dari 3 tahapan yaitu:
a. idasari adanya rasa egosentris pada anak, yaitu kebaikan
b. Orientasi hukuman dan ketaatan
Baik dan buruk sebagai konsekuensi dari tindakan. Jika anka berbuat
salah, orang tua memberikan hukuman dan jika anak berbuat benar
maka orang tua memberikan hukuman
- Anak berIokus pad motiI yang menyenangkan sebagai suatu kebaikan
Anak menjalankan aturan sebagai sesuatu yang memuaskan mereka
sendiri.
II.3 Tugas perkembangan anak usia prasekolah
1. Personal/sosial
- Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri
- Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya
- Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak
2. Keluarga merupakan kelompok utama
- Kelompok meningkat kepentingannya
- Menerima peran sesuai jenis kelaminnya
- agresiI
3. Motorik
- Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih mudah
- Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga
- Melempar bola, tetapi sulit uintuk menangkapnya
4) Jenis kelamin
Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-
laki
5) Kelainan kromosom
apat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom
down.
6) Pengaruh hormone
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin
berumur empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat.
Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan
somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain
itukelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna
untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.
b. Faktor lingkungan
Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.
1. Faktor prenatal
1) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin,
terutama selama trimester akhir kehamilan
2) Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat
menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club Ioot
3) Toksin, zat kimia, radiasi
4) Kelainan endokrin
5) InIeksi TORCH atau penyakit menular sesksual
6) Kelainan imunologi
7) Psikologis ibu
2. Faktor kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau Iorcep dapat
menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya
kerusakan jaringan otak.
3. Faktor pascanatal
Seperti lainnya pada masa prenatal, Iaktor yang berpengaruh terhadap
TUMBANG anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal,
lingkungan Iisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi,
lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan
II.6 Masalah-masalah pada anak usia prasekolah
1. Masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare,
cacar air, diIteri, dan campak, Masalah/ Penyakit Manajemen Teraupetik an
Komplikasi, Pertimbangan Keperawatan
1. iare (Gastroenterologi)
Agen pembuka : bakteri dan virus.
Sumber : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
tua sehingga anak sering membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang
tua.
3. Bahaya Iisik/Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang
menghasilkan ketrampilan tertentu. Meskipun tidak meninggalkan bekas Iisik
namunkecelakaan dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-
hati akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga anak akan takut terhadap
kegiatan Iisik. Jika hal ini terjadi bisa berkembang menjadi masa malu.
4. Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia
lihat tanpa mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.
5. Bahaya Psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu
berprestasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi,
lebih pemarah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan
sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol.
6. Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur
REM (rapid eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk
bertahan duduk di toilet sebaiknya diangkat dan toilet training dicoba kembali
setelah anak makan. Tetepi jika hal ini berlangsung selama beberapa hari
sebaiknya tolet traing ditunda selama beberapa minggu.
Sangat penting untuk memberika pujian kepada anak yang telah
berhasil melakukan toilet training. Setelah pola BAB/BAK stabil secara
perlahan pujian mulai dikurangi. Memaksa anak untuk BAB/BAK di toilet
dengan kekerasan tidak eIektiI dan bisa menyebabkan ketegangan pada
hubungan ibu-anak.
II.7 Bimbingan selama fase prasekolah
1. Usia 3 tahun
- Persiapkan orang tua untuk peningkatan ketertarikan anak dalam hubungan
yang lebih luas.
- Anjurkan orang tua untuk mendaItarkan anak ke play group atau TK.
- Tekankan tentang pentingnya pengaturan waktu.
- Anjurkan orang tua untuk menawarkan pilihan-pilihan ketika anak sedang
ragu/bimbang.
- Perubahan pada anak usia 3.5 th : anak akan menjadi kurang koordinasi,
gelisah dan menunjukkan perubahan tingkah laku, seperti bicara gagap.
- Orang tua harus memberikan perhatioan yang ekstra sebagai reIleksi dari
kegelisahan emosi anak dan rasa takut anak kehilangan kasih sayang orang
tua.
- Ingatkan orang tua tentang keseimbangan yang telah dicapai pada usia 3 th
akan berubah menjadi tingkah laku yang agresiI pada usia 4 th.
- antisipasi tentang adanya perubahan naIsu makan, seleksi makanan anak.
- Tekankan tentang perlunya perlindungan dan pendidikan untuk mencegah
cedera.
2. Usia 4 tahun
- Persiapkan pada tingkah laku anak yang lebih agresiI, termasuk aktiIitas
motorik dan penggunaan bahasa-bahasa yang mengejutkan.
- Eksplorasi perasaan oreng tua berkenaan dengan tingkah laku anak.
- Masukkan anak ke TK
- Persiapkan untuk peningkatan keingintahuan anak tentang seks
- Tekankan tentang pentingnya menanamkan disiplin pada anak
- Anjurkan orang tua untuk melatih anak berenang jika belum dilakukan
diusia sebelumnya
3. Usia 5 tahun
- Masa tenang pada anak
- Siapkan anak untuk memasuki lingkungan sekolah
- Pastikan kelengkapan imunisasi lingkungan sekola
II.8 Stimulasi bermain untuk tumbuh kembang anak
1. eIinisi bermain
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarelauntuk
memperoleh kesenangan/ kepuasan. Bermain merupakan cermin kemampuan
Iisik, intelektual, emosional, dan sosial. Bermain merupakan media yang baik
untuk belajar karena bermain, anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat
dilakukannya, dan mengenalwaktu, jarak, serta suara. (Wong, 2000)
2. Fungsi permainan pada anak
Fungsi utama bermain adalah menstimulasi perkembangan anak, antara
lain:
- Perkembangan sensori-motorik
- Perkembangan intelektual
- Perkembangan social
- Perkembangan kreativitas
-Alat dan jenis permainan yang cocok untuk anak usia prasekolah (~3-6 th)
Sejalan dengan tumbangnya anak prasekolah mempunyai kemampuan
motorik kasar dan halus yang lebih matang daripada anak usia toddler. Anak
sudah lebih aktiI, kreatiI dan imajinatiI. emikian juga kemampuan berbicara
dan berhubungan sosial dengan temannya semakin meningkat.
Oleh karena itu jenis permainan yang sesuai adalah asosiatiI play,
dramatik play dan skill play. Anak melakukan permainan bersama-sama
dengan temannya denga komunikasi yang sesuai dengan kemampuan
bahasanya. Anak juga sudah mampu memainkan peran orang tertentu yang
diidentiIikasikannya seperti ayah, ibu dan bapak atau ibu gurunya. Permainan
yang menggunakan kemampuan motorik (skill play) banyak dipilih anak
prasekolah. Untuk itu jenis alat pewrmainan yang diberikan pada anak, misal:
sepeda, mobil-mobilan, alat olah raga, berenang dan permainan balok-balok
besar, dll.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
III.1 Pengkajian
A. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga
1. Identitas
a. Nama pasien
imaksudkan agar dapat mengenali klien sehingga mengurangi kekeliruan
dengan pasien lain.
b. Umur
Mengetahui umur pasien sehingga dapat mengklariIikasi adanya Iaktor
resiko pada epilepsi karena Iaktor umur dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam penatalaksanaan untuk epilepsi.
c. Agama dan suku bangsa
Mengetahui kepercayaan dan adat istiadat pasien dan keluarga sehingga
dapat mempermudah dalam melaksanakan tindakan sesuai dengan agama
dan kepercayaan dari pasien dan keluarganya.
5. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman dari anggota
keluarga terutama orang tua dalam memberi inIormasi perencanaan pulang
bagi anak sekolah dengan masalah kesehatan epilepsi.
2. Komposisi keluarga
imaksudkan untuk mengetahui silsilah dari beberapa generasi, apakah
terdapat anggota keluarga yang terkena penyakit yang serupa/penyakit
turunan.
3. Tipe keluarga
Pengkajian tipe keluarga dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
perhatian dan peraswatan yang diberikan pada anggota atau anak yang
mengalami sakit.
4. Pekerjaan
Mengetahui tingkat ekonomi keluarga pasien. Hal ini perlu dikaji untuk
mengetahui kesanggupan keluarga untuk memodiIikasi proses penyembuhan
penyakit pada anak dan pemanIaatan sarana kesehatan bagi anak yang sakit.
5. Alamat
Untuk megetahui pasien tinggal dimana dan untuk menghindari kekeliruan
bila ada dua orang pasien dengan nama yang sama serta untuk keperluan
kunjungan rumah bila diperlukan.
6. Aktivitas rekreasi keluarga
Untuk mengetahui seberapa jauh keluarga memenIaatkan aktiIitas rekreasi
keluarga yang digunakan untuk menghilangkan kepenatan dalam kehidupan
sehari-harinya.
7. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
- Tahap perkembangan keluarga saat ini.
- Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
- Riwayat keluarga inti.
- Riwayat keluarga sebelumnya.
8. Lingkungan
- Karakteristik rumah.
- Karakteristik lingkungan.
- Mobilitas keluarga.
- Hubungan keluarga dengan lingkungan.
- Sistem sosisl yang mendukung.
9. Struktur keluarga
- Pola komunikasi.
- Pengambilan keputusan.
- Peran anggota keluarga.
- Nilai-nilai yang berlaku di keluarga.
B. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
1. Identitas anak.
2. Riwayat kehamilan sampai kelahiran.
3. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini.
4. Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari).
5. Tumbang saat ini (termasuk kemampuan yang dicapai).
6. Pemeriksaan Iisik.
7. Pengkajian data Iokus meliputi:
- Bagaimana karakteristik teman bermain.
- Bagaimana lingkungan bermain.
- Berapa lama anak menghabiskan waktunya di sekolah.
- Bagaimana stimulasi terhadap tumbang anak dan adakah sarana yang
dimiliki.
- Bagaimana temperamen anak saat ini.
- Bagaimana pola anak jika menginginkan suatu barang.
- Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak.
- Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini.
BAB IV
TIN1AUAN KASUS
IV.1 KASUS
Seorang ibu membawa anaknya (An. T) yang berusia 5 tahun ke puskesmas
dengan keluhan anak BAB encer dan buang air besar lebih dari 8 kali dalam 10
jam terakhir dan di sertai gatal gatal anak lemas dan tidak mau makan dari hasil
pemeriksaan di dapat TT' anak tidak normal /kurang dari normal dan pada
kulit anak di temukan bercak putih,jamur pada kulit punggung .dari penuturan
ibu,bahwa anaknya hipeeraktiI dalam beraktivitas,dan lingukungan rumah dari
ibu berada dekat dengan sungai yaitu 50 meter sehingga sebagian besar aktiIitas
warga di sekitar termasuk ibu penderita d lakukan di sungai tersebut seperti
menycuci,mandi dll.
IV.2 DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI
O: - BAB encer
- Buang air besar lebih dari 8 kali
S: - anak pucat
- TT' kurang dari normal
Masalah: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Etiologi: diare
O: anak sering gatal gatal
S; jamur di kulit
Masalah: Gangguan konsep diri/citra tubuh
Etiologi: Gangguan integritas kulit
IV.3 DIAGNOSA
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada An.T b/d ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah diare
2. Gangguan tumbuh kembang pada An.T berhubungan dengan ketidak
mampuan keluarga mengenal dampak hospitalisasi
IV.4 SKORING:
IAGNOSA NO KRITERIA NILAI BOBOT
1 SiIat msalah: Sakala: tidak /kurang sehat Ancaman kesehatan Keadaan
sejahtera 3
2
1 1
2 Kemungkinan masalah dapat di ubah:
Skala: mudah
Sebagian
Tidak dapat 2
1
0 2
3
4 Kemungkinan masalah dapat di cegah:
Skala: tnggi
Cukup
Rendah
Menonjolnya msalah:
Skala: Masalah berat harus segera di tangani
Ada msalah tapi tidak perlu di tangani.
Msalah tidak di rasakan 3
2
1
2
1
0 1
1
Diagnosa I
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada anak b/d ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah diare.
SiIat masalah : 2/312/3
Kemungkinan msalah dapat di ubah: 2/222
Potensi msalah dapat di cegah : 3/311
Menonjolnya msalah : 2/211
TOTAL 122/3111/34.7
Diagnosa II
Gangguan tumbuh kembang pada An. T berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga mengenal dampak hospitalisasi
SiIat masalah : 3/311
Kemungkinan msalah dapat di ubah: 1/221
Potensi msalah dapat di cegah : 2/312/3
Menonjolnya msalah : 2/211
TOTAL 112/3111/33,7
INTERVENSI
Diagnosa
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada anak b/d ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah diare.
Intervensi:
- Memberikan penjelasan tentang diare kepada keluarga
- Membantu keluarga dalam mengenal masalah diare
- Membantu keluarga untuk mengambil tindakan terhadap penanganan diare
- Membantu keluarga dalam menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan untuk mencegah diare
- Membantu keluarga memanIaatkan Iasilitas kesehatan di lingkungan setempat
untuk pengobatan diare
Diagnosa
Gangguan tumbuh kembang pada An. T berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga mengenal dampak hospitalisasi
Intervensi:
- Memberikan penjelasan tentang hospitalisasi kepada keluarga
- Membantu keluarga dalam mengenal masalah hospitalisasi
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan.
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga. Keluarga sebagai pranata social
terkecil dalam masyarakat dan Negara. Anak merupakan bagian dari keluarga,
Anak merupakan individu tersendiri yang tumbuh dan berkembang secara unik
dan tidak dapat diulang setelah usia bertambah. Pada anak usia prasekolah
mengalami lompatan kemajuan Iisik, sosial dan emosional dan sedang dalam
proses awal pencarian jati dirinya. Secara Iisik dan psikis usia ini adalah usia yag
rentan berbagai penyakit dan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi
tumbuh kembang anak jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik
oleh praktisi kesehatan dan juga usaha-usaha pencegahan adalah yang tetap paling
baik dilakukan.
Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai
kemampuan dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Perawat
dapat menbantu keluarga dalam memecahkan masalah kesehatannya sehingga
mencapai keadaan keluarga yang optimal. Peran penting keluarga terkait dengan
perawatan anak adalah peran pengasuhan (parenting role), yang sama dalam
menjalankan peran ini keluarga sangat dipengaruhi oleh Iaktor usia orang tua,
keterlibatan ayah atau suami dala pengasuhan anak, latar belakang pendidikan
orang tua, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, stress yang dialami
orang tua, dan hubungan suami istri. Berkaitan dengan perawatan anak di rumah
sakit, keluarga punya tugas adaptiI, yaitu meneriama kondisi anak, mengelola
kondisi anak, memnuhi kebutuhan perkembangan anak, memenuhi kebutuhan
perkembangan keluarga, menghadapi stressor dengan positiI, membatu keluarga
untuk mengelola perasaan yang ada,mendidik anggota keluarga yang lain tentang
kondisi anak yang sedang sakit, dan mengembangkan sisitem dukungan social
keluarga dengan anak prasekolah.
V.2 Saran
Agar penulis lain dapat mengembangkan makalah ini, untuk lebih dalam
lagi menggali tentang Asuhan Keperawatan pada Keluarga Anak Pra Sekolah
dengan Gangguan Tumbuh Kembang.
DAFTAR PUSTAKA
Soetjiningsih (1994), Tumbuh Kembang Anak, Bagian Kesehatan Anak FK Udayana,
Jakarta. EGC,
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC.
Supartini, Y. (2004). Konsep asar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.