Anda di halaman 1dari 25
; Nomor Dokumen | UA/HSE-SOP/S4 U + PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA HSE | Halaman ‘dari 25 PENGESAHAN DOKUMEN Diperik: : ee; ERY PRATAMA ICAMARLINDA —_| HANS JULIVAN KASMIR il fis. HSE Manager ‘QMS Leader HSE Director Tanggal: 24 [0@]22 | Tanggal: 24/08/22 | Tanggal: 25/08/2022 * a Cn Revisi 02 UNITEDA ARKATO- Tanggal Berlaku | 25 Agustus 2022 PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA HSE Halaman 2 dan 25 DAFTAR DISTRIBUS! DOKUMEN TERKENDAL! SSeS aaa 1 PRESIDENT DIRECTOR oo 2 DIRECTORAT OPERATIONAL & ASSET 2 | 3. DIRECTORAT HSE 03 4 DIRECTORATHR 4 | 5 | DIRECTORAT GENERAL CONTRACTOR | 3 | 6 _ DIRECTORAT BUSINESS DEVELOPMENT E : | « | 7 MINING MANAGER P(e) 0201 8 CONSTRUCTION MANAGER V4 LED | 9 TSMANAGER Opy/ | 0203 “10. SCMANAGER y 0208 11 | HRMANAGER 04-01 12 | FINANCE & ACCOUNTING MANAGER | 04-02 13. | CONTRACTOR GENERAL MANAGER 0501 14 | ALLBRANCH MANAGER 02.02.01 15 | ALLPROJECT MANAGER | 0201-01 e So — — l | it Nomor Dokumen | UA/HSE-SOPIS4 2 Revisi Tanggal Berlaku | 25 Agustus 2022 PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA HSE Halaman 3 dari 25 | Tanggal Halaman —Paragraf Alasan Disetujui oleh Jabatan | 06-01- | | | 2016 | | 1 " evisi SOP dan | | | | ‘Tanda Tangan Prosedur baru Hans J Kamit | HSE Decor oy | 20S | | penambahan aturan | Hans J. 2024 pengelolaan debu, Kasmir getaran, | Penambahan 5 ] ‘aturan pengelolaan Unc, | | Pencahayaan, be COny Rou | uaa ura, iim ~ 2 dopy) | kerja, radiasi, factor | y, | kimia, biologi dan / | 25-08- kebersinan Hans J. 2022 lingkungan kerja Kesmir menyesuaikan dengan peraturan | pengelolaan | | lingkungan ertambangan terbaru HSE Director UNITEDA ARKATO ~ HSE a4 32 33 34 35 36 37 38 39 02 Tanggal Berlaku | 25 Agustus 2022 | PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA Halaman 4 dari 25 TUJUAN ‘Sebagai panduan dalam menciptakan, menjaga dan meningkatkan kondisi lingkungan Kerja di ‘rae kerja PT. Uniteda Arkato, sehingga dapat terbentuk lingkungan kerja yang sehat yang akan ‘menjadi salah satu faktor penunjang produktivitas bekerja, RUANG LINGKUP Prosedur pengelolaan lingkungan kerja ini dterapkan pada seluruh lokasi kerja PT. Uniteda ‘Atkato sesuai Keperluan. Mencakup tentang pengelolaan debu, kebisingan, getaran, Pencahayaan, udara, iklim kerja, radiasi,faktor kimia, on reo aera tngiungan er Wy DEFINIS! ROLLED as Tempat kerja adalah segale atau lapangan tertutupterbuka, bergérak-atau £2 mana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperiuan suatu Usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya termasuk semua ruangan, lapangan, halaman, dan sekellingnya yang merupakan bagian-bagian stau yang behubungan dengan tempat kerja tersebut Lingkungan kerja adelah aspek hygiene di tempat kerja dalamnya mencakup faktor fisika, faktor kimia, biologi, ergonomi dan psikologi yang keberdaannya di tempat kerja dapat ‘mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja Nilai Ambang Batas (NAB) adalah standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai kadarfintensitas rata-rata tertimbang waktu yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan Debu adalah partikel di udara terri dari ukuran 0.1 sampai 50 micrometer Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-lat proses Produksi dan/atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak balk dari keseimbangannya Pencahayaan adalah sesuaiu yang memberikan terang (sinar) atau yang menerangi, meliputi pencehayaan alami atau pencahaan buatan Kualitas Udara merupakan tingkat baik atau buruknya campuran berbagai gas yang tidak berwarna serta tidak berbau, yang mana memenuhi seluruh ruang di atas bumi, dan digunakan Untuk bermafas oleh makhiuk hidup. Iklim Kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerak udara dan anas radiasi akibat dari tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagei akibat dari pekerjaannya 3.10 Radiasi adalah energi yang terpancar dari materi (atom) dalam bentuk partikel atau gelombang | UAnHse-soPrs4 Nomor Dokumen | UA/HSE-SOP/S4 02 UNITEDA ARKATO Tanggal Beraku | 25 Agustus 2022 PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA + HSE Halaman | Saari 25 3.11 Faktor Kimia adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat kimia yang dalam keputusan ini ‘meliputi bentuk padatan (partikel), cair, gas, kabut, aerosol, pelarut dan uap yang berasal dari bahan-bahan kimia 3.12 Faktor Biologi adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas tenaga kerja yang bersifat biologi, disebabkan oleh makhluk hidup meliputi hewan, tumbuhan dan produknya serta mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit akibat ker. 3.13 Kebersihan adalah keadaan bebas dari toe pei antaranya debu, sampah, dan bau. “OWvng ROS 4, REFERENS! yi £0 Cop 4.1 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2008 tentang Keselamatan Bia | Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja 42 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja 43° Peraturan Menteri Kesehatan No, 70 Tahun 2016 tentang Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Industri 4.4 Permen ESDM RI No. 26 tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batu Bera 4.5. Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K 30 MEM 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan aidan Pertambangan Yang Baik 418 Pedoman Teknis Penerapan K3 Lingkungan Kerja. 5. TANGGUNG JAWAB 5.1. Kepala Departemen/Branch Manager ~ _ Melakukan pengelolaan lingkungan di area kerja sehingga lingkungan kerja yang berada di area dapat terwujud sebagai lingkungan kerja yang aman dan nyaman untuk Karyawan dalam menjalankan aktivitas kerjanya, ~ Memastikan bahwa semua karyawan yang bekerja di areanya, berpartisipasi dalam ‘memenuhi aspek K3 lingkungan kerja dengan memahami, mematuhi dan menerapkan K3 lingkungan kerja 52 Petugas Keselamatan Kerja - _ Memberikan advise terkait pengelolaan lingkungan kerja yang aman, - Melakukan sosialisasi kepada seluruh karyawan dalam lingkungan kerjannya terkait enerapan K3 lingkungan kerja. - _ Memastikan salinan SOP pengelolaan lingkungan kerja telah disosialisasikan. - Melakukan Kampanye terkait penerapan K3 Lingkungan kerja 53 Karyawan = Berpartsipasi dalam mewujudkan lingkungan kerja yang aman, PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA Tanggal Beriaku 25 Agustus 2022 Halaman 6 dari 25, | Memahami, dan menerapkan aturan yang telah dibuat dalam rangka menerapkan aspek 3 di lingkungan kerja. ‘Melaporkan setiap kondisi tidak aman (unsafe condition) kepada atasan ‘Memberikan saran kepada atasan dalam rangka mewujudkan K3 lingkungan kerja. 6. PROSEDUR 61 Debu 614 Informasi Umum Debu ini berasal dari tertupnya partkel-partikel oleh angin, emisi kegiatan vulkanik, Kebakaran, penyerbukan tanaman, dan sebagainya, Debu dari kegiatan manusia berasal dari kegiatan Pembakeran bahan bakar minyak, pertambangan, pembakaran sampah, kegiatan Konstruksi, industri, dan sebagainya. Pada area pertambangan, sumber utama dari debu ‘adalah dari kegiatan penggalian, pemuatan, pengangkutan, peledakan dan debu yang terbawa oleh angin. Udara juga dapat membawa partikel berbahaya seperti partkel logam berat dari kegiatan embakaran bahan bakar (contoh timbal dalam bensin). Partikel yang besar berada di dara hanya dalam beberapa menit dan Kemudian akan jatuh mengendap ke tanah tidak jauh dari sumbernya, Partikel yang lebih kecl tinggal di udara untuk beberapa hari dan menyebar ke daerah yang luas. Secara umum partikel tersebut hilang dari atmosfer karena ‘adanya hujan atau kontak dengan permukaan tanah. Partikel yang lebih kecit dari 10 ‘micrometer (dikenal dengan PM10) dikhawatirkan berdampak pada Kesehatan dan ‘mempengaruhi visibilitas, Berkut ini tabel ukuran partkel debu dan beserta dampaknya: Tabel 1 Ukuran Partikel Debu Beserta Dampaknya Ukuran Partikel Dampak Terhadap Manusia pom rebate Partikel dapat terhirup, terperangkap di hhidung dan tenggorokan dan kemudian tertelan. Logam beracun seperti timbal dapat terakumulasi di dalam tubuh dan mengganggu kesehatan Menumpuk di permukaan. Pelapisan oleh debu_mengurangi pertumbuhan tanaman. Kecil artikel Kurang dari 10 mikrometer terhirup | Par dan dapat masuk ke dalam paru-paru, | mikrometer — (PM2.5) ‘menyebabkan gangguan pemiapasan dan | akan terabsorbsi ke aliran darah visibilitas, I kurang dan 2.5 mengganggu Pengendalian Debu Debu dapat dikendalikan dengan beberapa cara, antara lain: @. Pembatasan kecepatan kendaraan b. Penyemprotan jalan dengan truk air! water truck UAHSE-SOPIS4 02 UNITEDA ARKATO se ST)«SCPENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA Tanggal Berlaku | 25 Agustus 2022 reer Halaman T dan 25 Mempertimbangkan arah angin dalam desain Mengurangi area terbuka Pengaturan dan penyemprotan stockpile. Pengontrolan peledakan. Pemantauan debu secara berkala i None a Gambar 1 Pembatasan kecepatan berkendara untuk mengurangi debu Gambar 2 Penyiraman Jalan Menggunakan Water Truck 62. Kebisingan 62.1 Informasi Umum Kebisingan Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat roses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Pengukuran intensitas kebisingan dilakukan dengan Nomor Dokumen | UA/HSE-SOPIS4 Revisi 02 UNITEDA ARKATO Tanggal Bertaku | 25 Agustus 2022 PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA — HSE | Halaman 8 dari 25 ‘menggunakan alat Sound Level Meter dengan ukuran skala decibel (dB). Skala dB yang digunakan adalah skala pengukuran dB terhadap respon pendengaran manusia (dBA - decibel aualble). Gangguan kebisingan dapat berasal dari berbagai sumber suara (seperti alat kerja, metode kerja, dan susra mesin) i tempat kerja, dapat menimbulkan gangguan Kesehatan pada manusia yang terpapar dan dapéteiklomipokan eer oe berikut : Neg ~ a. Gangguan Fisiologis OL Lie, ‘Seseorang yang terpapar bising dapat mengganggu, lebihviebin Legos yutus atau yang datangnya tiba-tiba den tak terduga. Gangguan dapat-terjad/ seperti, peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, basa metabolisme, kontraksi pembuluh darah kecil, dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensors, serta dapat menurunkan kinerja oto. b. Gangguan Psikologis Seseorang yang terpapar bising dapat teganggu kejiwaanya, berupa stres, sult berkonsentrasi dan lai-in, dengan akibat mempengaruhi Kesehatan organ tubuh lain. © Gangguan komunikasi Yaitu gangguan pembicaraan akibat Kebisingan sehingga lawan bicara tidak mendengar dengan jelas. Untuk rengatasi pembicaraan perlu lebih diperkeras bahkan berteriak 4. Ketulian Diantara sekian banyak gangguan yang ditimbulkan oleh kebisingan, maka gangguan yang paling serius adalah ketulan Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan merupakan nial yang mengatur tentang tekanan bising rata-rata atau level kebisingan berdasarkan durasi pajanan bising yang mewakil kondisi dimana hampir semua pekerja terpajan bising berulang-ulang tanpa menimbulkan ‘gangguan pendengaran dan memahami pembicaraan normal. NAB kebisingan yang diatur dalam peraturan ini tidak berlaku untuk bising yang bersifat impulsive atau dentuman yang lamanya < 3 detik NAB kebisingan untuk 8 jam/nari adalah sebesar 85 dBA. Pajanan bising tidak boieh melebihi level 140 dBC walaupun hanya sesaat, sedangkan NAB ajanan kebisingan untuk durasi pajanan tertentu dapat dilihat pada Tabel 2 NAB kebisingan menurut Peraturan Menteri Kesehatan No, 70 Tahun 2016: Nomor Dokumen | UA/HSE-SOPIS4 Revisi G UNITEDA ARKATO. Tanggal Beriaku | 25 Agustus 2022 PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA HSE Halaman 9 dari 25 Tabel 2 Nilai Ambang Batas (NAB) Kebisingan (PMK No. 70 Th. 2016) ‘Satuan Durasi Pajanan Level Kebisingan Kebisingan/Hari (dBA) 24 80 = 16 82 | Jam 8 85 - 38 91 94 L 7 D100 Menit S087 109” Menit 112 L 115: 14,06 | 118 7,03 721 = 3.52 124 Det 1,76 427 0,88 130, 044 133 0,22 13% on 139 622 Penanggulangan Bahaya Kebisingan Pengendalian terhadap bahaya kebisingan dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: a. Pengendalian secara teknik - Mengurangi tingkat kebisingan pada sumbernya, - Pemilinan dan pemasangan mesin dengan tingkat kebisingan rendah, = Operator melakukan pemeliharaan dan pelumasan mesin-mesin dengan teratur. ~ Menutup atau menyekat mesin atau alat yang mengeluarkan bising. ~ _ Selalu menutup pintu kabin saat mengoperasikan alat, untuk mengurangi paparan kebisingan yang bersumber dari suara mesin, b. Pengendalian secara administratif Pengendalian secara administratif merupakan prosedur yang bertujuan untuk mengurangi waktu paparan pekerja terhadap bising, dengan merotasi dan menyusun Jadwal kerja berdasarkan perhitungan dosis paparan sesuai Nilai Ambang Batas serta pemeriksaan kesehatan awal, berkala maupun pemerikasaan kesehatan secara knusus. ¢.Pengendalian dengan Alat Pelindung Diri (APD) 63. Getaran 634 632 Nor Dokumen | UAHSE-SOPIs4 te a fz UNITEDA ARKATO osaguae mae] HSE Tanggal Berlaku | 25 Agustus 2022 PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA Halaman 10 dari 25 Penggunaan APD adalah upaya terakhir apabila secara teknis dan admnistratif tidak dapat lagi mengurangi paparan. alat pelindung telinga jenis (ear plug atau ear muff) dapat menurunkan intensitas kebisingan yang masuk ke dalam telinga. Umumnya earplug atau ear muff dapat mengurangi kebisingan 25 dB sampai dengan 35 dB. tye ~ Informasi Umum Getaran os Wp —~ Getran aden gerakan yang tert ati bende atau eda defeat balk can keseimbangannya. Jenis pajanan getar yang dapat diterima ee ‘getaran tangan dan lengan serta getaran seluruh tubuh. Secara umum getaran’ yang/memapar poker selama beraktivtas terdapat 2 jenis, yt 1. Hend Arm Vibration (HAV): getaran yang terjaci pada tangan, pada umumnya terjadi pada penggunean peralatan kerja tangan seperti mesin compactor, chain saw, scaling hammer, bor, gerinda, a 2. Whole Body Vibration (WBV): Getaran yang mengenai selurun tubun, seperti pada pengemudi ait berat, orang yang bekeria pada lental yang bergetar (platform), Nilai Ambang Batas (NAB) pajanan getaran pada tangan dan lengan sebagaimana tercantum pada Tabel 2 merupakan rilai rata-ata akselerasi pada frekuensi dominan (meteridetik?) berdasarkan durasi pajanan 8 jamv/hari kerja yang mewakili kondisi dimana hampir semua pekerja terpajan getaran berulang-ulang tanpa menimbulkan gangguan Kesehatan atau penyakit. NAB getaran tangan dan lengan untuk 8 jam/hari adalah sebesar 5 meter/deti, sedangkan NAB getaran tangan dan lengan untuk durasi pajanan tertentu dapat diitat pada Tabel 3 sebagai berikut Tabel 3 Nilai Ambang Batas (NAB) Getaran Tangan dan Lengan Nilai Akselerasi pada Frekuensi | Durasi Pajanan per Hari Kerja Ae Siaas 8 jam 5 | zi 4jam 7 | 7 2 jam 10 a jam 14 Berdasarkan tabel di atas memberikan informasi bahwa semakin besar rilai percepatan getaran, maka waktu kerja yang diperbolehkan semakin kecil. Pada pekerjaan normal

Anda mungkin juga menyukai