LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN 2023
TENTANG
PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA
NASIONAL INDONESIA KATEGORI AKTIVITAS
PROFESIONAL ILMIAH DAN TEKNIS GOLONGAN
POKOK AKTIVITAS ARSITEKTUR DAN
KEINSINYURAN; ANALISIS DAN UJI TEKNIS
BIDANG PEMASANGAN MATERIAL PENUTUP
ATAP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang
Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya menyatakan bahwa
tenaga kerja yang melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan konstruksi harus memiliki sertifikat keahlian dan/atau
keterampilan. Keharusan memiliki “sertifikat keahlian dan/atau
keterampilan” mencerminkan adanya tuntutan kualitas tenaga kerja yang
kompeten. Kondisi tersebut memerlukan langkah nyata dalam
mempersiapkan perangkat (standar baku) yang dibutuhkan untuk
mengukur kualitas kerja jasa konstruksi. Dalam Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dimana dinyatakan pada pasal
10 ayat (2), menetapkan bahwa pelatihan kerja diselenggarakan
berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi
kerja, diperjelas lagi dengan peraturan pelaksanaannya yang tertuang
dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional:
1. Pasal 3, prinsip dasar pelatihan kerja adalah, huruf (b) berbasis pada
kompetensi kerja.
2. Pasal 4 ayat (1), program pelatihan kerja disusun berdasarkan SKKNI,
Standar Internasional dan/atau Standar Khusus.
Persyaratan unjuk kerja, jenis jabatan dan atau pekerjaan seseorang
perlu ditetapkan dalam suatu pengaturan standar yakni Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Standar ini harus memiliki
ekivalensi atau kesetaraan dengan standar yang berlaku di negara lain,
bahkan berlaku secara internasional. Ketentuan mengenai pengaturan
standar kompetensi di Indonesia tertuang di dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012
tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia.
Undang-undang dan peraturan pemerintah tersebut di atas menyebut
tentang kompeten yaitu suatu ungkapan kualitas sumber daya manusia
yang terbentuk dengan menyatunya 3 aspek kompetensi yang terdiri dari:
aspek pengetahuan (domain kognitif atau knowledge), aspek kemampuan
(domain psikomotorik atau skill) dan aspek sikap kerja (domain afektif atau
attitude/ability), atau secara definitif pengertian kompetensi ialah
penguasaan disiplin keilmuan dan pengetahuan serta keterampilan
menerapkan metode dan teknik tertentu didukung sikap perilaku kerja
yang tepat, guna mencapai dan/atau mewujudkan hasil tertentu secara
mandiri dan/atau berkelompok dalam penyelenggaraan tugas pekerjaan.
-2-
Standar kompetensi kerja bagi jabatan kerja yang ada disusun sebagai
acuan dalam penyusunan program pelatihan dan sertifikasi kompetensi
kerja. Standar kompetensi kerja ini dikembangkan mengacu pada tugas
dan tanggung jawab sesuai dengan ketetapan dalam standar dan
peraturan yang berlaku. Tujuan dari penyusunan standar kompetensi
adalah untuk mendapatkan pengakuan kompetensi secara nasional bagi
tenaga kerja pemegang sertifikat kompetensi jabatan kerja. Hal-hal yang
perlu diperhatikan untuk mendapatkan pengakuan tersebut adalah:
1. Menyesuaikan tingkat kompetensi dengan kebutuhan industri/usaha,
dengan melakukan eksplorasi data primer dan sekunder secara
komprehensif dari dunia kerja.
2. Menggunakan referensi dan rujukan dari standar-standar sejenis yang
digunakan oleh negara lain atau standar internasional, agar di
kemudian hari dapat dilakukan proses saling pengakuan (Mutual
Recognition Arrangement –MRA).
3. Dilakukan bersama dengan representative dari asosiasi pekerja,
asosiasi profesi tenaga ahli, dan asosiasi industri/usaha secara
institusional dan asosiasi lembaga pendidikan dan pelatihan profesi
atau para pakar di bidangnya agar memudahkan dalam pencapaian
konsensus dan pemberlakuan secara nasional.
B. Pengertian
1. Atap adalah….
2. Penutup atap adalah
3. Bentuk atap adalah…
4. Jenis atap adalah…
5. Tipe atap adalah…
6. Bubungan atau nok adalah struktur rangka atap yang menjadi
penghubung kuda-kuda satu dengan kuda-kuda di sisi lainnya.
Bubungan atau nok dipasang memanjang, di mana panjang nok
bergantung pada panjang rangka atap bangunan.
7. Jurai dalam adalah…
8. Jurai luar adalah..
9. Lisplank adalah…
10. Talang jurai adalah sambungan bidang atap satu dengan atap lainnya.
Talang jurai baru digunakan jika bangunan memiliki lantai lebih dari
satu. Di mana untuk menghubungkan bidang atap satu dan yang lain
menggunakan talang jurai.
11. Penutup atap adalah struktur rangka atap paling luar. Di mana
penutup atap ini berfungsi untuk menahan tekanan yang berasal dari
luar seperti air hujan, tekanan angin, dan hal lainnya yang
berhubungan dengan cuaca.
C. Penggunaan SKKNI
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Bidang Desain Interior
digunakan untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia sesuai
dengan kebutuhan masing-masing:
JABATAN
NO. NAMA
DALAM TIM
1 2 3
dan PTUK, Lembaga Pengembangan Jasa Komite
Konstruksi
8. Pengurus Bidang III Penetapan Penilai Ahli Anggota
dan Lembaga Pendidikan, Lembaga Komite
Pengembangan Jasa Konstruksi
9. Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Anggota
Air, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Komite
Kementerian PUPR
10. Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Marga, Anggota
Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Komite
PUPR
11. Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya, Anggota
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Komite
PUPR
12. Sekretaris Direktorat Jenderal Penyediaan Anggota
Perumahan, Direktorat Jenderal Penyediaan Komite
Perumahan, Kementerian PUPR
13. Sekretaris Direktorat Jenderal Pembiayaan Anggota
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Komite
Perumahan, Direktorat Jenderal Pembiayaan
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan
Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat
14. Sekretaris Badan Pengembangan Anggota
Infrastruktur Wilayah, Badan Pengembangan Komite
Infrastruktur Wilayah, Kementerian PUPR
15. Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Anggota
Daya Manusia, Badan Pengembangan Komite
Sumber Daya Manusia, Kementerian PUPR
16. Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol, Badan Anggota
Pengatur Jalan Tol, Kementerian PUPR Komite
17. Direktur Pengembangan Jasa Konstruksi, Anggota
Direktorat Pengembangan Jasa Konstruksi, Komite
Kementerian PUPR
18. Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Anggota
Manusia, Direktorat Kelembagaan dan Komite
Sumber Daya Konstruksi, Kementerian PUPR
19. Direktur Pengadaan Jasa Konstruksi, Anggota
Direktorat Pengadaan Jasa Konstruksi, Komite
Kementerian PUPR
20. Direktur Keberlanjutan Konstruksi, Anggota
Direktorat Keberlanjutan Konstruksi, Komite
Kementerian PUPR
21. Direktur Bina Standardisasi Kompetensi dan Anggota
Pelatihan Kerja, Standardisasi Kompetensi Komite
dan Pelatihan Kerja, Kementerian
Ketenagakerjaan
INSTANSI/ JABATAN
NO NAMA
LEMBAGA DALAM TIM
1 2 3 4
Kompetensi dan
Produktivitas
Konstruksi
10 Marwadi, S.Kom Direktorat Anggota
. Kompetensi dan
Produktivitas
Konstruksi
3. Tim Verifikasi
Susunan Tim Verifikasi dibentuk berdasarkan Surat Keputusan
Direktur Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi Nomor
13/KPTS/Kt/2023 tanggal 10 Juli 2023, dengan susunan tim
verifikasi dapat dilihat pada tabel 3.
JABATAN
INSTANSI/
NO NAMA DALAM
LEMBAGA
TIM
1 2 3 4
Kementerian
Pekerjaan Umum
dan Perumahan
Rakyat
-8-
BAB II
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Kompetensi ini diterapkan dalam unit kerja baik secara individu
dan/atau berkelompok, pada pekerjaan bidang pemasangan penutup
atap.
1.2 Unit kompetensi ini berlaku untuk merencanakan pemasangan
material penutup atap.
1.3 Dimensi atap meliputi sudut kemiringan bidang atap, panjang, lebar,
tinggi, dan jarak antar reng.
1.4 Persiapan pemasangan penutup atap meliputi pemasangan bentuk
atap lembaran, atap kepingan, dan atap sirap.
1.5 Komponen material atap terdiri dari:
1.5.1 Material atap utama (badan)
1.5.2 Material atap khusus
1.6 Aksesoris atap terdiri dari:
- 10 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan sikap
kerja, proses dan hasil yang dicapai dalam melakukan unit
kompetensi ini.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode: wawancara,
studi kasus, tertulis, observasi, dan/atau portofolio.
1.3 Penilaian dapat dilaksanakan di workshop, kelas dan/atau tempat
kerja serta di Tempat Uji Kompetensi (TUK).
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dan ketelitian dalam mengukur dimensi atap sesuai
dengan gambar kerja
5.2 Kecermatan dan ketelitian dalam menghitung jumlah material dan
volume pekerjaan sesuai dengan metode dan gambar kerja
- 12 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Kompetensi ini diterapkan dalam unit kerja baik secara individu
dan/atau berkelompok, pada pekerjaan bidang pemasangan penutup
atap.
1.2 Unit kompetensi ini berlaku untuk memasang material penutup atap
lembaran.
1.3 Tipe atap penutup lisplank terdiri dari bentuk setengah lingkaran dan
…
1.4 Tipe atap jurai luar.
1.5 Tipe bubungan.
1.6 Jenis atap.
- 13 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan sikap
kerja, proses dan hasil yang dicapai dalam melakukan unit
kompetensi ini.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode: wawancara,
studi kasus, tertulis, observasi, dan/atau portofolio.
1.3 Penilaian dapat dilaksanakan di workshop, kelas dan/atau tempat
kerja serta di Tempat Uji Kompetensi (TUK).
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dan ketelitian dalam memasang material atap lembaran
sesuai dengan metode kerja
- 15 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Kompetensi ini diterapkan dalam unit kerja baik secara individu dan /
atau berkelompok, pada pekerjaan bidanga pemasangan penutup
atap.
1.2 Unit kompetensi ini berlaku untuk memasang material penutup atap
kepingan.
1.3 Tipe penutup atap lisplank terdiri dari bentuk setengah lingkaran dan
…
- 16 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan sikap
kerja, proses dan hasil yang dicapai dalam melakukan unit
kompetensi ini.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode: wawancara,
studi kasus, tertulis, observasi, dan/atau portofolio.
1.3 Penilaian dapat dilaksanakan di workshop, kelas dan/atau tempat
kerja serta di Tempat Uji Kompetensi (TUK).
- 17 -
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1 Kecermat dan ketelitian dalam memasang material atap lembaran
sesuai dengan metode kerja
- 18 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Kompetensi ini diterapkan dalam unit baik secara individu dan / atau
berkelompok pada pekerjaan bidang pemasangan penutup atap.
1.2 Unit kompetensi ini berlaku untuk memasang material penutup atap
sirap.
1.3 Jenis alas lap.
1.4 Jenis lapisan dasar.
1.5 Material atap jurai.
- 19 -
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan sikap
kerja, proses dan hasil yang dicapai dalam melakukan unit
kompetensi ini.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode: wawancara,
studi kasus, tertulis, observasi, dan/atau portofolio.
1.3 Penilaian dapat dilaksanakan di workshop, kelas dan/atau tempat
kerja serta di Tempat Uji Kompetensi (TUK).
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
3.2 Keterampilan
3.2.1 Membaca gambar kerja
3.2.2 Menggunakan peralatan kerja yang sesuai
5. Aspek kritis
5.1 Kecermat dan ketelitian dalam memasang material atap sirap sesuai
dengan gambar kerja dan petunjuk pemasangan
- 21 -
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Kompetensi ini diterapkan dalam unit baik secara individu dan / atau
berkelompok pada pekerjaan bidang pemasangan penutup atap.
1.2 Unit kompetensi ini berlaku dalam melakukan pekerjaan tahap akhir
pemasangan penutup atap.
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan pada aspek pengetahuan, keterampilan sikap
kerja, proses dan hasil yang dicapai dalam melakukan unit
kompetensi ini.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan kombinasi metode: wawancara,
studi kasus, tertulis, observasi, dan/atau portofolio.
1.3 Penilaian dapat dilaksanakan di workshop, kelas dan/atau tempat
kerja serta di Tempat Uji Kompetensi (TUK).
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
5. Aspek kritis
5.1. Ketelitian dalam memperbaiki hasil identifikasi ketidaksesuaian
pekerjaan sesuai dengan prosedur.