Anda di halaman 1dari 139

OPTIMALISASI UJIAN PRAKTIK SIM C SEBAGAI

SYARAT MENGEMUDI RODA DUA GUNA


MEMINIMALISIR ANGKA LAKA LANTAS
DI POLRES PEKALONGAN

TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Melengkapi
Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Terapan Ilmu Kepolisian (S.Tr.K)

Oleh:
FELIX O. JOSHUA TAMPUBOLON
BRIGTAR NO. AK 19.011

AKADEMI KEPOLISIAN
SEMARANG
2023
OPTIMALISASI UJIAN PRAKTIK SIM C SEBAGAI
SYARAT MENGEMUDI RODA DUA GUNA
MEMINIMALISIR ANGKA LAKA LANTAS
DI POLRES PEKALONGAN

TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Melengkapi
Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Terapan Ilmu Kepolisian (S.Tr.K)

Oleh:
FELIX O. JOSHUA TAMPUBOLON
BRIGTAR NO. AK 19.011

AKADEMI KEPOLISIAN
SEMARANG
2023

HALAMAN JUDUL
\

HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI


Tugas Akhir Taruna Akademi Kepolisian
FELIX O. JOSHUA TAMPUBOLON telah dipertahankan dihadapan sidang
Dewan Penguji
pada tanggal 2023

Ketua Penguji

Dr. TRI LAKSMI INDRASWARI, S.H.,M.Hum


NIP 197208232000032001

Anggota II/Pembimbing Anggota I

SLAMET LOESIONO, S.I.K., M.H. MUHAMMAD KHOSIM, M.Hum


KOMBES POL NRP 72050482 KOMBES POL NRP 66080561

ii
\

Disetujui untuk dipertahankan :

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Semarang, 2023

PEMBIMBING

SLAMET LOESIONO, S.I.K., M.H.


KOMBES POL NRP 72050482

iii
\

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : FELIX O. JOSHUA TAMPUBOLON
No. Ak. : 19.011
Dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir ini benar-benar
merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan sebagai karya
ilmiah pada Perguruan Tinggi atau Lembaga lain.
Jika dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya
bersedia diberikan sanksi akademis sesuai ketentuan yang berlaku.

Semarang, 2023
Penulis

FELIX O. JOSHUA TAMPUBOLON


BRIGTAR NO. AK 19.011

iv
\

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa


karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya Tugas Akhir yang berjudul “
OPTIMALISASI UJIAN PRAKTIK SIM C SEBAGAI SYARAT
MENGEMUDI RODA DUA GUNA MEMINIMALISIR ANGKA LAKA
LANTAS DI POLRES PEKALONGAN” dapat diselesaikan oleh penulis.
Tugas Akhir ini dibuat dan disusun oleh penulis guna sebagai salah satu
syarat untuk penulisan Tugas Akhir dan syarat kelulusan Taruna Akademi
Kepolisian untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kepolisian (S.Tr.K)
di Akademi Kepolisian.
Pada Kesempatan yang sangat baik ini, penulis menyampaikan
rasa hormat dan terimakasih banyak kepada :
1. Gubernur Akpol Irjen Pol. Drs. Suroto, M.Si yang telah mengizinkan
penulis untuk menempuh studi di Akademi Kepolisian.
2. Kapolres Pekalongan AKBP Dr. Arief Fajar Satria, S.H., S.I.K., M.H.
yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan kegiatan
penelitian di Polres Pekalongan.
3. Kombes Pol Slamet Loesiono S.I.K., M.H. selaku Dosen Pembimbing
penulis yang selalu membimbing dan mengarahkan penulis dalam
proses pembuatan Tugas Akhir.
4. Kedua orangtua penulis Ronald Darwin Tampubolon, S.H. dan Fenny
Deriuli S.Keb yang selalu memberikan dukungan doa dan moral
serta senantiasa memberikan bimbingan, arahan, motivasi kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Kasat Lantas Polres Pekalongan AKP Fitriyanto,S.H., M.M. selaku
Kasat Lantas yang senantiasa mendukung dan memfasilitasi penulis
selama melakanakan penelitian di Polres Pekalongan dalam
pembuatan Laporan Hasil Penelitian.

v
\

6. Danyontar tk. IV AKBP Supriyanto, S.I.K selaku Komandan batalyon


penulis yang tidak henti-hentinya memberikan saran, arahan serta
dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir.
7. Dosen, Tenaga Pendidik, dan Staf Pengajar Akademi Kepolisaan
atas ilmu pengetahuan dan wawasan yang telah diberikan selama
mengikuti Pendidikan di Akademi Kepolisian.
8. Seluruh rekan-rekan taruna tingkat IV Batalyon Promoter yang telah
bersama-sama menempuh proses Pendidikan sebagai Taruna Akpol
dan bersama-sama menyelesaikan Tugas Akhir tepat pada
waktunya.
9. Seluruh pihak yang turut hadir dalam hidup penulis baik keluarga,
sahabat, senior, masyarakat dan seluruh yang penulis belum dapat
sebutkan satu persatu, yang membantu dan mendukung Penulis dari
awal penulisan hingga penyelesaian Tugas Akhir baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan keterbatasan
dalam Tugas Akhir ini, maka dari itu penulis sangat berterimakasih yang
sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah bersedia membantu
penulis baik memberikan masukkan, kritik, saran dan motivasi demi
kebaikan penulis dan perbaikan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir
yang ditulis oleh penulis ini memberikan manfaat kepada seluruh pihak
bukan hanya pada penulis, melainkan kepada orang-orang sekitar, Polres
Pekalongan, Almamater Akademi Kepolisian maupun institusi Polri
tercinta.

Semarang, 2023

FELIX O. JOSHUA TAMPUBOLON


BRIGTAR NO. AK 19.011

vi
\

MOTTO DAN DEDIKASI

Motto :
"Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dibagikan untuk kesejahteraan
orang banyak."

"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki


Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."

-1 Tesalonika 5:18

Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk :

1. Tuhan YME yang telah memberikan Rahmat dan


karunia-Nya kepadaku
2. Kedua orang tua tercinta, terbaik dan
tersegalanya Papa Ronald Darwin Tampubolon
dan Bunda Fenny Deriuli yang senantiasa selalu
mendoakan dan mendukung yang terbaik
untukku
3. Kepada saudaraku Delon Given Tampubolon,
Raquel Chealsea Tampubolon dan Davisha
Dheante Tampubolon atas doa dan motivasi
buatku
4. Almamater tercinta dan terhormat yaitu Akademi
Kepolisian
5. Rekan-Rekan seluruh Taruna Tingkat IV
Angkatan 54 Batalyon Promoter yang selalu
menghadapi bersama, memberikan semangat
dan motivasi serta yang membantu disaat
kesulitan.

vii
\

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI .................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
MOTTO DAN DEDIKASI ................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
ABSTRAK ........................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Permasalahan ................................................................................... 8
1.3 Maksud dan Tujuan .......................................................................... 9
1.4 Ruang Lingkup ............................................................................... 10
1.5 Metode Penelitian ........................................................................... 10
1.6 Sistematika Penulisan.................................................................... 13
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ................................................................. 14
2.1 Kepustakaan Penelitian ................................................................. 14
2.2 Kepustakaan Konseptual ............................................................... 17
2.2.1 Konsep ..................................................................................... 18
2.2.1.1 Konsep Optimalisasi ................................................................... 18
2.2.1.2 Konsep Keselamatan Berlalu Lintas ........................................... 18
2.2.1.3 Konsep Safety Riding ................................................................. 20
2.2.1.4 Konsep Uji Praktik SIM Roda Dua .............................................. 22
2.2.2 Teori ..................................................................................... 23
2.2.2.1 Teori Manajemen ....................................................................... 23
2.2.2.2 Teori Analisis SWOT .................................................................. 26
2.2.2.3 Teori Kompetensi ....................................................................... 27
2.3 Kerangka Berpikir .......................................................................... 29
BAB III KONDISI FAKTUAL.............................................................................. 31
3.1 Kondisi Awal ................................................................................... 31
3.1.1 Sistem Manajemen Satuan Lalu Lintas .......................................... 45

viii
\

3.1.1.1 Planning (Perencanaan) ............................................................. 45


3.1.1.2 Organization (Organisasi) ........................................................... 46
3.1.1.3 Actuating ( Pelaksanaan) ........................................................... 47
3.1.1.4 Controlling (Pengawasan) .......................................................... 50
3.1.2 Sumber Daya Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan................... 51
3.1.2.1 Anggota ( Man)........................................................................... 51
3.1.2.2 Anggaran ( Money ) .................................................................... 57
3.1.2.3 Sarana dan Prasarana (Material)................................................ 59
3.1.2.4 Metode ( Methods ) .................................................................... 61
3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Satuan Lalu Lintas Unit
Regident dalam pengotimalisasian uji praktik SIM C ........................ 63
3.2.1 Faktor Internal ............................................................................... 63
3.2.1.1 Kekuatan ( Strength) .................................................................. 63
3.2.1.2. Kelemahan (Weakness) ............................................................ 65
3.2.2 Faktor Eksternal ............................................................................ 66
3.2.2.1 Peluang (Opportunities).............................................................. 66
3.2.2.2 Ancaman (Threats) ..................................................................... 67
BAB IV LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH ............................... 69
4.1 Sistem Manajemen Unit Regident Satuan Lalu Lintas Dalam
Pengoptimalisasian Uji Praktik SIM C................................................. 69
4.1.1 Kondisi yang Diharapkan............................................................... 69
4.1.1.1 Kondisi yang di harapkan dari perencanaan pelaksanaan Uji
Praktik SIM C ..................................................................................... 70
4.1.1.2 Kondisi yang diharapkan dari Pengorganisasian ........................ 71
4.1.1.3 Kondisi yang diharapkan dari Pelaksanaan ................................ 72
4.1.1.4 Kondisi yang diharapkan dari Pengawasan ................................ 75
4.1.2 Langkah-langkah Pemecahan Masalah ......................................... 76
4.1.2.1 Pemecahan masalah dari Perencanaan ..................................... 76
4.1.2.2 Pemecahan masalah dari Pengorganisasian .............................. 77
4.1.1.3 Pemecahan masalah dari Pelaksanaan...................................... 78
4.1.2.4 Pemecahan masalah dari Pengawasan...................................... 79
4.2 Sumber Daya Organisasi Satuan Lalu Lintas Unit Regident Dalam
Pengotimalisasian Uji Praktik SIM C ................................................... 80
4.2.1 Kondisi yang diharapkan ............................................................... 80
4.2.2 Pemecahan Masalah Sumber Daya Organisasi Satuan Lalu Lintas
Unit Regident dalam Pengoptimalisasian uji praktik SIM C .................... 81
4.2.2.1 Manusia (Man ) .......................................................................... 81
4.2.2.2 Anggaran (Money) ...................................................................... 83

ix
\

4.2.2.3 Sarana dan Prasarana (Material)................................................ 84


4.2.2.4 Metode (Method) ........................................................................ 85
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 88
5.1 Simpulan ..................................................................................... 88
5.2 Saran ..................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 91
LAMPIRAN...................................................................................................... 115
HASIL PENELITIAN ........................................................................................ 115

x
\

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Uraian Kecelakaan Lalu Lintas di Polres Pekalongan ................ 3


Tabel 1.2 Uraikan Jumlah Kendaraan Bermotor periode 2018-2020 ......... 4
Tabel 1.3 Jenis Kendaraan Mengalami Kecelakaan Lalu Lintas di Polres
Pekalongan Periode Tahun 2020-2022 ..................................... 5
Tabel 1.4 Data SIM Pelaku Kecelakaan Lalu Lintas .................................. 6
Tabel 1.5 Data Faktor Penyebab Kecelakaan Pada Tahun 2020-2022 ..... 6
Tabel 2.1 Kepustakaan Penelitian ........................................................... 16
Tabel 3.1 Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas Bulan Januari hingga Desember
Tahun 2022.............................................................................. 32
Tabel 3.2 Jumlah Jenis Kendaraan yang Mengalami Kecelakaan Lalu
Lintas Tahun 2022 ................................................................... 33
Tabel 3.3 Data Faktor Penyebab Laka Lantas di Polres Pekalongan tahun
2022 ......................................................................................... 35
Tabel 3.4 Data Personel Satuan Lantas Polres Pekalongan 2022 .......... 39
Tabel 3.5 Daftar Personel Satuan Lantas Unit Regident Polres
Pekalongan .............................................................................................. 44
Tabel 3.6 Data Personel Satuan Lalu Lintas DSP-Riil ............................. 52
Tabel 3.7 Kejuruan Personel Polres Pekalongan 2022 ............................ 53
Tabel 3.8 Anggaran Satuan Lalu Lintas Unit Regident Polres Pekalongan
Kabupaten ............................................................................... 58

xi
\

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jumlah Kasus Laka Lantas di Indonesia ................................ 2


Gambar 1.2 Skema analisis data interaktif Miles dan Huberman.......... ..11
Gambar 2. 1 Analisis SWOT .................................................................... 27
Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir................................................................ 30
Gambar 3. 1 Peta Kabupaten Pekalongan .............................................. 36
Gambar 3. 2 Struktur Organisasi Polres Pekalongan .............................. 37
Gambar 3. 3 Struktur Organisasi Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan 39
Gambar 3. 4 HTCK Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan ..................... 43
Gambar 3. 5 Pelaporan Via Whatsapp Group ......................................... 50
Gambar 3. 6 Lapangan Uji Praktik SIM Polres Pekalongan ..................... 59
Gambar 4. 1 Lapangan uji praktik SIM Polres Pekalongan ................................ 85

xii
\

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Penghadapan Penelitian dan Daftar Nama Taruna


Lampiran 2 : Surat Keterangan Pelaksanaan Magang dan Penelitian
Lampiran 3 : Berita Acara Perubahan Permasalahan
Lampiran 4 : Berita Acara Usulan Judul
Lampiran 5 : Instrumen Penelitian
Lampiran 6 : Dokumentasi Kegiatan Penelitian
Lampiran 7 : Lembar Kontrol Bimbingan
Lampiran 8 : Riwayat Hidup Penulis

xiii
\

ABSTRAK

OPTIMALISASI UJI PRAKTIK SIM C SEBAGAI SYARAT


MENGEMUDI RODA DUA GUNA MEMINIMALISIR ANGKA
LAKA LANTAS DI POLRES PEKALONGAN
FELIX O. JOSHUA TAMPUBOLON, 19.011, felixfederada@gmail.com

Kecelakaan merupakan salah satu penyebab tertinggi angka


kematian di Indonesia. Kondisi saat ini, kesalahan manusia mendominasi
penyebab utama kecelakaan lalu lintas. Penulisan tugas akhir ini bertujuan
untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya laka lantas serta hal-hal yang
perlu dilakukan untuk pengoptimalisasian uji praktik SIM C di Polres
Pekalongan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
jenis penelitian field research dengan melakukan observasi, wawancara
terhadap narasumber dan studi dokumen. Selain hal tersebut, penulis
menggunakan konsep yang relevan dengan permasalahan yaitu konsep
optimalisasi, keselamatan berlalu lintas, safety riding, serta uji praktik SIM
Roda Dua berdasarkan Perpol Nomor 5 Tahun 2021 tetnang Penerbitan
dan Penandaan SIM serta Lampiran Perkapolri Nomor 9 Tahun 2012.
Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan merupakan garda terdepan
di kepolisian dalam mencegah terjadinya laka lantas di wilayah kabupaten
Pekalongan Serta sebagai Pelaksana utama serta Penguji dalam
pelaksanaan uji SIM yaitu pengujian Kemampuan Berkendara yang
dilakukan kepada Masyarakat baik secara teori maupun praktik. hasil
analisis terhadap Sumber Daya Manajemen dengan menggunakan Teori
POAC serta menganalisis Sumber Daya Organisasi dengan
menggunakan Teori Manajemen dengan menggunakan 4M yaitu Man,
Money, Material, and Methode. Hasil analisis tersebut tidak sesuai dengan
prosedur dalam pelaksanaan uji praktik SIM yang telah diatur dalam
Perpol No.5 Tahun 2021 tentang Penerbitan dan Penandaan SIM serta
Lampiran Perkapolri Nomor 9 Tahun 2012. Selain itu adanya faktor-faktor
yang mempengaruhi baik faktor internal maupun eksternal dengan
memperhatikan kekuatan, kelemahan, ancaman serta peluang yang
dimiliki oleh Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan dalam pelaksanaan uji
praktik SIM C tidak dapat terlaksana secara optimal. Di sisi lain, untuk
mengoptimalkan pelaksanaan uji praktik SIM C, diperlukan evaluasi serta
adanya inovasi baru dalam upaya perbaikan dan peningkatan
pelaksanaan uji praktik SIM C.

Kata Kunci : Satuan Lalu Lintas, Kecelakaan, Uji Praktik SIM C,


Optimalisasi, Kemampuan Berkendara

xiv
\

ABSTRACT

OPTIMIZATION OF SIM C PRACTICE TEST AS A


REQUIREMENT FOR TWO-WHEEL DRIVING TO MINIMIZE
THE RATE OF ACCIDENTS AT PEKALONGAN POLICE
FELIX O. JOSHUA TAMPUBOLON, 19.011, felixfederada@gmail.com

Accidents are one of the highest causes of mortality in Indonesia.


Current conditions, human error dominate the major cause of
traffic accidents. Writing this final project aims to identify the causes of
accidents and things that need to be done to optimize the SIM C practice
test at the Pekalongan Police. This research is qualitative research with a
case study approach where data collection is done through interviews,
observations, document studies, and focus group discussions (FGD) to a
number of sources in the jurisdiction of the Pekalongan Police. the issues
raised by researchers using management theory and SWOT analysis
theory, as well as several concepts relevant to the problem, namely the
concept of optimization, the concept of traffic safety, the concept of safety
riding, as well as the concept of a two-wheeled SIM practice test based on
Perpol No. 5 of 2021 concerning Issuance and Marking of Driving Permits
and Attachments to Perkapolri No. 9 of 2012.
The Traffic Unit of the Pekalongan Police is the vanguard of the police
in preventing traffic accidents in the jurisdiction of the Pekalongan Police.
In addition, the Pekalongan Police Traffic Unit is the primary executor and
examiner in carrying out the SIM test, namely, driving ability testing
conducted on the public or SIM applicants in theory and practice.
Implementation of the SIM C Practice Test at the Pekalongan Polres
following the results of an analysis of Management Resources using the
POAC Theory, namely Planning, Organizing, Implementation, and
Oversight not, as well as analyzing organizational Resources using
Management Theory using 4M, namely Man, Money, Material, and
Methode. The analysis of Management Resources and Organizational
Resources is not following the procedure or SOP in carrying out the SIM
practice test, which has been regulated in Perpol No.5 of 2021 concerning
the Issuance and Marking of Driving Permits and Attachment to Perkapolri
Number 9 of 2012. On the other hand, to optimize the implementation of
the SIM C practice test, evaluation, and innovations are needed in efforts
to improve the implementation of the SIM C practice test.

Keywords: Traffic Unit, Accident, SIM C Practice Test, Optimization,


Driving Ability

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kecelakaan ialah suatu


kejadian atau peristiwa yang menyebabkan orang celaka; perihal celaka;
bencana; kemalangan. Kecelakaan mengarah kepada peristiwa yang
terjadi secara tidak sengaja. Kecelakaan diambil dari kata dasar celaka
yang memiliki makna kesulitan, kesusahan, kemalangan, dll.
Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu kejadian yang terjadi antara
sebuah kendaraan bermotor dengan benda lain atau orang lain yang
menyebabkan terjadinya kerusakan dan kerugian. Kecelakaan lalu lintas
dapat mengakibatkan luka ringan, luka sedang hingga meninggal dunia.
Secara global, kecelakaan setiap tahunnya mengakibatkan 1,3 juta jiwa
meninggal dunia menurut WHO (Wikipedia).
Kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang tidak sedikit terjadi di
wilayah dan menimbulkan banyak korban. Sarana dan prasarana
merupakan hal yang penting dalam berlalu lintas. Sesuai dengan Pasal 3
Undang-Undang UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan ( UU LLAJ) menyebutkan bahwa :
1. Terwujudnya pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman,
selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan mode angkutan lain untuk
mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan
umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu
menjunjung tinggi martabat bangsa.
2. Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa.
3. Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi
masyarakat tentang pemahanan dasar dari amanat pasal 3 UU LLAJ.

1
2

Adanya ketidakseimbangan antara fasilitas lalu lintas dan angkutan


jalan apabila dibandingkan dengan pertumbuhan kendaraan, dapat
mengakibatkan terjadinya peningkatan laka lantas. Hal ini merupakan
masalah yang penting dan tidak dapat diabaikan. terlihat dari kondisi lalu
lintas yang semakin hari semakin ramai dan padat kendaraan dengan
jumlah pergerakan arus lalu lintas yang semakin hari semakin meningkat.
POLRI adalah institusi pemerintahan yang memiliki peran salah
satunya yaitu : Sebagai pelaksana sosialisasi tekait perundang-undangan
kepada masyarakat. Jika dikaitkan dengan lalu lintas. Polisi tidak hanya
menjelaskan terkait aturan atau undang-undang terkait pengguna jalan
tetapi juga harus menjelaskan segala yang terkait seperti kondisi jalan,
penyebab atau hal-hal yang perlu diperhatikan yang dapat menimbulkan
adanya resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. UU LLAJ merupakan
peraturan yang dapat dijadikan sebagai pedoman atau masukan terhadap
pihak terkait diantaranya POLRI itu sendiri serta masyarakat sebagai
pengguna jalan raya. (Koran Kompas, 07 Mei 2016, URL).

Jumlah Kasus Kecelakaan Lalu L intas Darat di Indonesia


( 2016 - 2021)

120000

110000
116411

107968
106644
100000 104327 103645
100028

90000

2016 2017 2018 2019 2020 2021

Gambar 1.1 Jumlah Kasus Laka Lantas di Indonesia


Sumber Data : Kementrian Perhubungan (2021)
3

Berdasarkan diagram batang di atas, total kecelakaan selama tahun


2021 secara nasional sebanyak 103.645 kasus kecelakaan, meningkat dari
tahun sebelumnya. Dalam hal ini, terjadi peningkatan sebesar 3,5% jika
dibandingkan dengan tahun 2020 sebanyak 100.028 kasus kecelakaan.

Tabel 1. 1 Uraian Kecelakaan Lalu Lintas di Polres Pekalongan


Periode Tahun 2021-2022
No. Uraian Kecelakaan Tahun 2021 Tahun 2022
Lalu Lintas
1. Kejadian Laka Lantas 179 238
2. Meninggal Dunia 51 49
3. Luka Berat 3 2
4. Luka Ringan 216 241
5. Nilai Rugi Materiil Rp 290.500.000 Rp 524.200.000
Sumber Data : Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan (2022)

Berdasarkan tabel di atas total kecelakaan periode tahun 2021


hingga akhir tahun 2022 sebanyak 417 kasus kecelakaan, untuk korban
yang meninggal dunia sebanyak 51 ditahun 2021 dan di tahun 2022 untuk
sementara sudah 49 korban meninggal dunia, untuk luka berat 3 serta
untuk luka ringan ditahun 2021 sebanyak 216 dan hingga September
2022, untuk data luka ringan ditahun 2022 sebanyak 241. Serta pada
tahun 2021 menyebabkan kerugian materiil sebesar Rp 290.500.000,- dan
pada tahun 2022 mencapai kerugian materiil sebesar Rp 524.200.000,-
4

Tabel 1. 2 Uraikan Jumlah Kendaraan Bermotor periode 2018-2020

Jenis Jumlah kendaraan bermotor ( Unit)


No. Kendaraan
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Bermotor
1. Mobil 14.830.688 15.593.419 15.725.746
Penumpang
2. Mobil Bus 222.892 231.469 232.261
3. Mobil Barang 4.797.244 5.021.878 5.082.405
4. Sepeda Motor 106.657.942 112.771.126 115.022.039
. Jumlah 126.508.766 133.616.012 136.136.451
Sumber Data : Badan Pusat Statistik

Dari tabel di atas, jumlah terbanyak kendaran bermotor adalah


sepeda motor dengan jumlah ditahun 2020 sebanyak 115.023.039 unit dan
setiap tahunnya mengalami kenaikan jumlah.
Terdapat 5 penyebab kecelakaan lalu lintas di Indonesia, sebagai
berikut :
a. Faktor kesalahan manusia
b. Faktor kondisi jalan
c. Faktor alam
d. Faktor kendaraan : masalah dengan rem
e. Faktor kendaraan : kelebihan muatan

(disadur dari www.superyou.co.id) diakses pada tanggal 7 sept 2022)


Mantan Direktur Jendral Perhubungan Darat menyatakan bahwa :
“Keselamatan berlalu lintas, faktor yang sangat berpengaruh yang
terkait dengan keselamatan berlalu lintas di jalan raya yaitu : Faktor
manusia yang berkaitan dengan karakter dari si pengemudi dan
kemampuan pengemudi dalam menguasai keterampilan
berkendara..” Nyatanya, 61% kecelakaan disebabkan oleh faktor
kesalahan manusia (Pudji Hartanto,2017).
5

Tabel 1. 3 Jenis Kendaraan Mengalami Kecelakaan Lalu Lintas di Polres


Pekalongan Periode Tahun 2020-2022

No. Jenis Kendaraan Mengalami Laka 2020 2021 2022


Lantas
1. Sepeda - - -
2. Sepeda Motor 267 229 319
3. Mobil 83 62 97
4. Bus 2 - 4
5. Truk 2 - 1
Sumber Data : Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan (2022)

Dari data tabel di atas, dapat dilihat bahwa sepeda motor


merupakan jenis kendaraan yang paling mendominasi jenis kendaraan
yang mengalamai kecelakaan lalu lintas dari tahun 2020-2022 yaitu : Di
tahun 2020 berjumlah 267 unit, tahun 2021 berjumlah 229 unit dan di tahun
2022 mencapai angka 319 unit. Adapun penyebab dari kecelakaan lalu
lintas dapat dilihat dari kutipan berikut :
“Setiap tahunnya sudah tidak asing bagi kita bahwa jumlah
kendaraan selalu bertambah setiap tahunnya. Jumlah mobil yang
bertambah hampir 1 juta unit serta kendaraan roda dua yang bisa
bertambah hingga 6-7 jutaan unit. Tentunya dengan adanya
pertumbuhan kendaraan bermotor, maka tentunya hal tersebut
diiringi dengan meningkatnya resiko kecelakaan serta
meningkatnya jumlah peristiwa kecelakaan. Dalam hal ini
kecelakaan lalu lintas masuk tiga teratas sebagai penyebab
kematian setelah penyakit jantung dan stroke. Kecelakaan tersebut
tentunya memiliki penyebab. Yang menjadi penyebab utama ialah
faktor manusia atau kesalahan manusia. Lebih dari 60% penyebab
kecelakaan yaitu human error. Meskipun seluruh perlengkapan
sudah sesua SNI, dilakukannya service teratur tetapi dalam menaati
aturan, kita sendiri mengabaikannya dan tetap berkendara dalam
keadaan seperti mengantuk, mabuk atau mengabaikan teknik
berkendara yang benar maka itu akan dipastikan membahayakan
dan meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas," ujar
Product Development Spesialist Astra, Vivi Evertina, di media
workshop Garda Oto, di Jakarta, Rabu (31/8/2016). (disadur dari
www.detik.com) diakses pada tanggal 7 september 2022.
Jika dikaitkan antara pelaku kecelakaan lalu lintas dengan kepemilikan
6

SIM , dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1. 4 Data SIM Pelaku Kecelakaan Lalu Lintas

NO TAHUN PUNYA SIM C TANPA SIM


1 2020 52 142
2 2021 31 107
3 2022 49 131
Sumber: Urmintu Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan

Kemudian, dapat dilihat faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu


lintas yang terjadi di wilayah hukum Polres Pekalongan, di antaranya :

Tabel 1. 5 Data Faktor Penyebab Kecelakaan Pada Tahun 2020-2022

FAKTOR PENYEBAB
NO TAHUN
MANUSIA ALAM KENDARAAN JALAN
1 2020 201 19 0 52
2 2021 162 8 0 15
3 2022 238 9 0 4
Sumber : Urmintu Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan

Dari data di atas dapat kita lihat terdapat beberapa faktor penyebab
terjadinya kecelakaan di wilayah hukum Polres Pekalongan di antaranya
faktor manusia atau pengemudi, alam, kendaraan dan jalan. Dari data
tersebut dapat dilihat bahwa faktor terbanyak disebabkan oleh faktor
manusia dengan rata-rata lebih dari 60%.

Klafisifikasi Human Errors, konsep yang disampaikan bahwa di


sebuah tindakan tidak aman (Unsafe Act) dapat dikarenakan oleh
kesalahan manusia (Human error) ataupun pelanggaran (violation).
Ketidaksengajaan dalam melakukan suatu tindakan atau mengambil
keputusan yang dipengaruhi oleh keterampilan dan kesalahan merupakan
7

pengertian dari human error. Dalam hal ini, untuk menekan atau
mengurangi terjadinya human error merupakan tuntutan bagi anggota
POLRI terkhususnya sesuai dengan lotus pada penelitian ini di Polres
Pekalongan untuk melakukan pencegahan dan melakukan pembelajaran
kepada masyarakat agar dapat mengurangi hingga menekan terjadinya
kecelakaan lalu lintas di Pekalongan.

Dalam hal ini, tentunya ujian praktik SIM merupakan suatu syarat
dan dasar untuk mengetahui serta meningkatkan keterampilan masyarakat
dalam berkendara. SIM merupakan suatu tanda bagi masyarakat yang
dinyatakan sudah layak mengemudi dan memiliki kompetensi dalam
mengemudi, akan tetapi untuk meningkatkan keterampilan tersebut guna
menekan terjadinya kecelakaan lantas di masa yang akan datang, perlu
dilakukan optimalisasi terhadap pelaksanaannya. Hal ini didasari dengan
dengan banyaknya pelaku atau korban kecelakaan lalu lintas yang telah
memiliki SIM dan SIM tersebut dibuat di unit regident disatuan lalu lintas
Polres Pekalongan.

Ujian Praktik SIM sendiri terdiri dari ujian pengereman atau


keseimbangan, ujian zig-zag atau slalom, ujian angka delapan, ujian
reaksi rem menghindar dan ujian huruf-U atau berbalik arah. Selain itu
adanya tahapan persiapan sebelum melaksanakan ujian praktik SIM C
diantaranya pemohon diberikan penjelasan mengenai tata cara ujian
praktik, sistem penilaian ujian praktik dan contoh ujian praktik sesuai
materi yang diujikan serta diberikan kesempatan maksimal 2 (dua) kali
melaksanakan uji coba sebelum melaksanakan ujian praktik SIM C

Pada faktanya, pelaksanaan ujian praktik SIM C di Polres


Pekalogan belum maksimal dan masih adanya ketidaksesuaian terhadap
pelaksanaan ujian praktik SIM C tersebut seperti materi pengereman /
keseimbangan tidak terlaksana hingga tidak diizinkannya pemohon SIM
untuk melaksanakan uji coba sebelum melaksanakan ujian praktik SIM C
8

Dengan hal tersebut, dengan upaya melakukan optimalisasi


terhadap pelaksanaan ujian praktik SIM dapat menjadi Langkah yang baik
yang dapat dilakukan POLRI untuk meningkatkan keterampilan
masyarakat yang akan membuat SIM untuk mengurangi angka kecelakan
lalu lintas. Selain itu, perlunya keinginan dari masyarakat untuk
melakukan pelatihan terhadap pelaksanaan uji praktik SIM dengan cara
mengikuti seluruh mekanisme pelaksanaan ujian praktik SIM tersebut
secara nyata.

Dari penjelasan di atas, dapat digambarkan bahwa jumlah


kecelakaan lalu lintas di Kota Pekalongan merupakan pengendara
kendaraan roda dua yang sudah memiliki SIM yang menyatakan bahwa
pengendara tersebut sudah berkompeten dalam berkendara. Untuk
meningkatkan keterampilan berkendara bagi pemohon SIM agar dapat
meningkatkan kemampuan serta meminimalisir terjadinya human error
dalam penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas maka dituangkan dalam
“OPTIMALISASI UJIAN PRAKTIK SIM C SEBAGAI SYARAT
MENGEMUDI RODA DUA GUNA MEMINIMALISIR ANGKA LAKA
LANTAS DI POLRES PEKALONGAN”

1.2 Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang sebagaimana yang telah


dikemukanan di atas, penulis mengidentifikasi persoalan yang akan
dijadikan sebagai fokus pada penelitian ini agar tidak keluar dari substansi
yang semestinya dilakukan dalam penelitian. Adapun permasalahan yang
akan diangkat dan dibahas oleh penulis yaitu : “MENGAPA
PELAKSANAAN UJIAN PRAKTIK SIM C SEBAGAI SYARAT
MENGEMUDI RODA DUA GUNA MEMINIMALISIR ANGKA LAKA
LANTAS DI POLRES PEKALONGAN MASIH BELUM OPTIMAL?” dapat
dirumuskan menjadi persoalan-persoalan berikut ini :
9

a. Bagaimana Manajemen Ujian praktik SIM C sehingga pelaksanaan


uji praktik SIM sebagai syarat mengemudi roda dua guna
meminimalisir angka laka lantas di Polres Pekalongan masih
belum optimal?
b. Bagaimana Sumber Daya Organisasi Satuan Lalu Lintas Polres
Pekalongan sehingga pelaksanaan ujian praktik SIM C sebagai
syarat mengemudi roda dua guna meminimalisir angka laka lantas
di Polres Pekalongan masih belum optimal ?

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tentunya permasalahan


tersebut harus diselesaikan dengan cara yang telah ditetapkan oleh
penulis yang terdapat dalam suatu proses penyelesaian masalah.
Diharapkan tujuan dari penelitian tersebut dapat tercapai. Maka penulis
berharap dan memiliki tujuan melakukan kegiatan penelitian adalah
sebagai berikut :

Maksud :
a. Mendeskripisikan dan menganalisis manajemen kinerja Satuan Lalu
Lintas dalam melakukan optimalisasi pelaksanaan ujian praktik SIM C
sebagai syarat mengemudi roda dua guna meminimalisir angka laka
lantas di Polres Pekalongan.
b. Mengidentifikasi sumber daya organisasi Satuan Lantas dalam
mengoptimalkan ujian praktik SIM sebagai syarat mengemudi roda
dua guna meminimalisir angka laka lantas di Polres Pekalongan.

Tujuan :
a. Untuk menjelaskan bagaimana manajemen dari kinerja Satuan Lalu
Lintas dalam melakukan optimalisasi pelaksanaan ujian praktik SIM C
sebagai syarat mengemudi roda dua guna meminimalisir angka laka
lantas di Polres Pekalongan
10

b. Untuk menjelaskan bagaimana sumber daya organisasi satuan Lalu


Lintas yang dimiliki oleh Polres Pekalongan dalam pelaksanaan ujian
praktik SIM C di Polres Pekalongan

1.4 Ruang Lingkup

Dalam sebuah penelitian, tentunya memiliki Batasan-batas variabel


yang digunakan untuk mempermudah penulis dalam melaksanakan
penelitian, dalam hal ini berkaitan dengan berapa banyak jumlah subjek
yang diteliti, materi yang dikaji, dan sebagainya. Ruang lingkup ini juga
bertujuan untuk membatasi permasalahan yang dibahas sehingga tidak
melebar kepada materi-materi yang tidak berkaitan dan yang tidak perlu
diteliti. Penelitian ini memiliki ruang lingkup sebagai berikut :
1. Optimalisasi Pelaksanaan Ujian Praktik SIM C.
2. Peran Satuan Lalu Lintas baik dalam kinerja dan sumber daya
organisasi dalam pelaksanaan ujian praktik SIM C.
3. Faktor-Faktor penyebab pelaksanaan ujian praktik SIM C tidak
optimal.
4. Faktor-Faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalu Lintas.
Adapun pengambilan data penelitian ini dilakukan di wilayah hukum
Polres Pekalongan Kabupaten. Mulai tanggal 01 Oktober 2022 sampai
dengan 21 Desember 2022. Kemudian yang menjadi subjek penelitian
adalah pelaksanaan ujian praktik SIM C dalam memastikan kemampuan
pengendara dalam berkendara., khususnya dalam menekan angka
kecelakaan yang terjadi di wilayah hukum Polres Pekalongan.

1.5 Metode Penelitian

Pendekatan yang dipilih dan digunakan oleh penulis dalam


penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian field research.
Dalam penelitian ini, penulis mengunakan sumber primer, sumber
11

sekunder dan sumber tersier dalam pelaksanaannya. Yang disiapkan oleh


penulis sebagai utama dari sumber data primer bagi penulis dalam
penelitian ini adalah Kapolres Pekalongan Kabupaten, Kasat Lantas, Kanit
Regident, Kanit Gakkum, Pemohon SIM, masyarakat sekitar. Sedangkan
sumber data sekunder adalah data-data yang mencakup pemohon SIM,
data pelaksanaan ujian praktik SIM,struktur organisasi dan HTCK Polres
Pekalongan Kabupaten, data kuat personil, data kemampuan/kejuruan
personil, sarana prasarana, dan laporan satuan. Untuk sumber data
tersier adalah beberapa literasi sebagai penunjang penulis untuk
melengkapi data primer dan data sekunder pada saat penelitian.

Teknik-teknik pengumpulan serta penggabungan data-data dalam


penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi, dan Diskusi
kelompok Terarah/Focus Group Discussion (FGD). Untuk Validitas
penelitian, penelitian mengunakan triangulasi sumber data sebagai
Kredibilitas penelitian. Teknik analisis data menurut Miles dan Huberman.

Aktivitas analisis data kualitiatif dilakukan secara interaktif dan terus


menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Analisis ini terdiri dari 3
hal utama : Reduksi Data, Penyajian Data dan Penarikan
Kesimpulan/Verifikasi. Dimana ketiga kegiatan tersebut merupakan
kegiatan yang saling terkait pada saat sebelum, selama dan sesudah
pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun
wawasan umum yang disebut analisis.

Gambar 1.2 Skema analisis data interaktif Miles dan Huberman


12

1. Pengumpulan Data
Dalam proses pengambilan data dapat juga sekaligus dilakukan
analisis data. Datanya adalah segala sesuatu yang dilihat, didengar
dan diamati. Data yang diperoleh bukan merupakan data akhir yang
akan dapat langsung di analisis untuk menarik suatu kesimpulan
akhir.
2. Reduksi Data
Tahap ini berlangsung terus menerus sejalan pelaksanaan
penelitian berlangsung. Dimaksudkan untuk lebih menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak
diperlukan dan mengorganisasikannya.
3. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Dengan mencermati penyajian data, penulis
lebih mudah memahami apa yang terjadi dan apa yang harus
dilakukan. Bentuk data yang disajikan dapat berupa bagan, uraian
singkat, grafik, chart atau tabel.
4. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Berdasarkan data yang telah direduksi dan disajikan, peneliti
membuat kesimpulan yang didukung dengan bukti yang kuat pada
tahap pengumpulan data. Kesimpulan adalah jawaban dari
rumusan masalah dan pertanyaan yang telah diungkapkan oleh
peneliti sejak awal.
13

1.6 Sistematika Penulisan

Tata Urut Penulisan yang digunakan untuk menulis tugas akhir ini
adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Permasalahan
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Ruang Lingkup
1.5 Metode Penelitian
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Kepustakaan Penelitian
2.2 Kepustakaan Konseptual
2.3 Kerangka Berpikir
BAB III KONDISI FAKTUAL
3.1 Kondisi Awal
3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi
BAB IV LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
4.1 Sistem Manajemen Unit Regident
4.2 Sumber Daya Organisasi Unit Regident
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Tinjauan pustaka merupakan bagian penting dalam penulisan atau


penelitian suatu karya ilmiah. Dalam tinjauan penelitian ini, penulis
memilih dan menggunakan beberapa literatur yang berhubungan dengan
variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian. Literatur tersebut
digunakan sebagai landasan berpikir penulis dalam menentukan alur pikir
penelitian, menentukan metode yang tepat terhadap peneltian dan
mengalisis seluruh data yang dikumpulkan. Dalam proses penulisannya,
penelitian ini berpedoman pada Keputusan Gubernur Akademi Kepolisian
Nomor : KEP/163/X/HUK.4.5./2021 yang dikeluarkan pada tanggal 13
Oktober 2021 tentang Pedoman Penelitian Ilmiah Taruna Akademi
Kepolisian maka tinjauan kepustakaan dalam penelitian ini dibagi menjadi
dua yaitu kepustakaan penelitian dan kepustakaan konseptual.

2.1 Kepustakaan Penelitian

Kepustakaan penelitian merupakan sumber informasi dari bahan-


bahan bacaan dari hasil penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan
referensi karena dianggap revelan dengan penelitian yang dilakukan
penulis saat ini. Terdapat beberapa penelitian yang dianggap revelan dan
sesuai dengan penelitian yang dilakukan penelitian saat ini, diantaranya :

a. Penelitian oleh Zainal Azis (2021) yang berjudul “ Efektivitas


Pelaksanaan Pendidikan Masyarakat Lalu Lintas dalam Mencegah
Kecelakaan Lalu Lintas Di Wilayah Hukum Polres Payakumbuh.”

Dalam penelitian ini, menganalisis terhadap pelaksanaan


dikmas lantas yang dilaksanakan oleh unit Dikmas Lantas di Polres

14
15

Payakumbuh dalam pencegahan kecelakaan Lalu Lintas. Dalam


penelitian ini, dikmas lantas merupakan kegiatan operasional yang
bersifat preventif dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam
berlalu lintas sehingga resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas dapat
direduksi.

b. Penelitian oleh Rosyade (2022) yang berjudul “ Upaya Dikmas Lantas


dalam Pencegahan Kecelakaan Lalu Lintas guna Mendukung
Kamseltibcar Lantas di Polres Magelang.”
Penelitian ini mendeskripsikan pelaksanaan Pendidikan
masyarakat dalam pencegahan kecelakaan lalu lintas guna
mendukung kamseltibcar lantas di Polres pekalongan dengan hasil
penelitian bahwa pelaksanaan Pendidikan masyarakat meningkat
dengan upaya di lapangan namun masih terdapat beberapa
hambatan diantaranya sumber daya manusia yang kurang serta
belum adanya sertifikasi kompetensi untuk tugas dikmas lantas di
Polres pekalongan sehingga memilih untuk meniadakan kegiatan
pembinaan dan penyuluhan tentang tertib lalu lintas.
c. Penelitian oleh Randi Septian (2018) yang berjudul “ Optimalisasi Unit
Regident Polres Karawang dalam Pelayanan Perpanjangan SIM
melalui Layanan SIM Outlet di Daerah Kabupaten Karawang.”
Penelitian ini berlatar belakangkan meningkatnya jumlah
kendaraan yang mengakibatkan meningkat pula jumlah pemohon SIM
di karawang. Pelayanan perpanjangan SIM melalui layanan SIM
Outlet sudah berjalan baik namun belum optimal dikarenakan faktor
SDM, Sarpras, sosialisasi dan publikasi serta budaya masyarat
sehingga perlunya peningkatan kuantitas dan kualitas SDM baik dari
knowledge, skill dan attitude serta peningkatan pelayanan intensitas
sosialisasi kepada seluruh masyarakat.
16

Tabel 2. 1 Kepustakaan Penelitian

No Judul Hasil Persamaan Perbedaan Kebaruan


1 Efektivitas 1.Sumber 1. Metode 1. Objek Optimalsiasi
Pelaksanaan daya penelitian utama pelaksanaan
Pendidikan manusia 2.Tujuannya penelitian ujian praktik
Masyarakat yang kurang agar tentang SIM sebagai
Lalu Lintas serta belum mencegah dkmas kompetensi
dalam adanya kecelakaan lantas dasar
mencegah sertifikasi lalu lintas 2. Loaksi mengemudi
kecelakaan kompetensi Penelitian roda dua
lalu lintas di untuk tugas untuk
wilayah hukum dikmas menekan
Polres lantas angka
Payakumbuh 2. Kurang kecelakaan
optimalnya lalu lintas di
upaya Polres
dikmas Pekalongan.
lantas dalam
pencegahan
kecelakaan
lalu lintas.

2 Efektivitas 1 Belum 1 Metode 1 Objek Optimalsiasi


pelaksanaan optimalnya Penelitian penelitian pelaksanaan
Pendidikan pelaksanaan 2. Mengenai pada ujian praktik
masyarakat pendidikan upaya dikmas SIM sebagai
lalu lintas masyarakat pencegahan lantas kompetensi
dalam di wilayah kecelakaan 2. Lokasi dasar
mencegah hukum lalu lintas Penelitian mengemudi
kecelakanan Polres roda dua
17

lalu lintas di Magelang untuk


wilayah hukum 2. Sumber menekan
Polres daya angka
Magelang manusia kecelakaan
yang masih lalu lintas di
kurang di Polres
wilayah Pekalongan.
hukum
Polres
Magelang
3 Optimalisasi 1 Pelayanan 1 Mengenai 1 Lokasi Optimalsiasi
Unit Regident SIM sudah pelayanan Penelitian pelaksanaan
Polres sesuai pembuatan 2. Fokus ujian praktik
Karawang aturan SIM Penelitian SIM sebagai
dalam 2. Faktor pada kompetensi
pelayanan sosialisasi pelayanan dasar
perpanjangan penyebaran terhadap mengemudi
SIM melalui informasi pembuatan roda dua
layanan SIM merupakan SIM untuk
Outlet di faktor yang menekan
Daerah sangat angka
Kabupaten berpengaruh kecelakaan
Karawang terhadap lalu lintas di
pelayanan Polres
SIM Pekalongan.

2.2 Kepustakaan Konseptual

Kepustakaan konseptual merupakan peninjauan kembali mengenai


teori, konsep dan/atau gagagas yang relevan dengan permasalahan dan
topik penulisan. Pada penelitian ini ada beberapa kepustakaan
18

konseptual dan teori yang relevan dan berasal dari berbagai sumber dan
informasi yang diperlukan oleh penulis untuk dijadikan sebagai pisau
analisis untuk mengkaji kembali secara keseluruhan penelitian.
Kepustakaan konseptual yang digunakan dalam penulisian ini ialah (1)
pengertian optimalisasi, (2) Teori keselamatan berlalu lintas, (3) Konsep
safety riding, (4) Konsep ujian praktik SIM, (5) Teori Manajemen, (6) Teori
SWOT, (7) Teori Kompetensi.

2.2.1 Konsep

2.2.1.1 Konsep Optimalisasi

Merujuk pada definisi menurut Nurrohman (2017) diakses pada


tanggal 06 September 2022 optimalisasi merupakan suatu tindakan upaya
yang dilakukan oleh suatu kelompok, bagian ataupun perseorangan dalam
meningkatkan kinerjanya dengan tujuan terwujudnya suatu keberhasilan
dalam pelaksanaan tugasnya serta tercapainya kepuasan tersendiri dalam
kelompok maupun perseorangan dalam melaksanakan tugas. dari
pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa optimalisasi merupakan
sebuah bentuk upaya untuk meningkatkan kinerja atau kualitas baik
secara pribadi ataupun kelompok dalam melaksanakan tugas guna
mencapai target yang diharapkan. Dalam penelitian ini yang akan
dioptimalisasikan ialah pengoptimalisasian kegiatan praktik ujian SIM roda
dua yang dilakukan oleh Unit Regident Satuan Lalu Lintas Polres
Pekalongan guna meminimalisir angka laka lantas di Polres Pekalongan.

2.2.1.2 Konsep Keselamatan Berlalu Lintas

Kata dasar dari kata keselamatan ialah selamat. Dalam Kamus


Besar Bahasa Indonesia, kata selamat memiliki arti yaitu : Terhindar dari
bencana, aman sentosa, sejahtera, tidak kurang suatu apapun, sehat, tidak
mendapat gangguan, kerusakan, beruntung, tercapai maksudnya, tidak
19

gagal.

Merujuk pada defenisi keselamatan yang diambil dari situs


https://id.wikipedia.org/wiki/Keselamatan, diakses pada tanggal 6
september 2022, keselamatan adalah suatu posisi atau kondisi yang
terhindar dari ancaman faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan
serta kondisi baik secara fisik,psikis maupun rohani terhadap kondisi
seseorang.

Keselamatan berlalu lintas merupakan tindakan atau langkah-


langkah yang diambil dalam mengurangi atau mencegah terjadinya suatu
kecelakaan dengan mempertimbangkan beberapa faktor
penyebabnya,diantaranya : Sarana dan prasarana, faktor lingkungan,
kesalahan manusia, rambu-rambu, peraturan ataupun hal-hal yang
berkaitan dengan lalu lintas. Merujuk pada pendapat Soejachmoen
(2004), diakses pada tanggal 6 September 2022, keselamatan berlalu lintas
tentunya berkaitan erat dengan konsep transportasi berkelanjutan, tentunya
menekankan prinsip-prinsip dalam konsep tersebut diantaranya mengedepankan
keamanan, kenyamanan, kecepatan, ketepatan serta kebersihan yang dapat
diwujudkan dan dinikmati oleh semua pihak baik yang dalam keadaan sehat atau
para disabilitas, anak-anak, orang dewasa ataupun lansia.

Dalam UU LLAJ yang tedapat pada (pasal 1 ayat 31) yang


berbunyi: “Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu
keadaan terhindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan selama berlalu
lintas yang disebabkan oleh manusia, Kendaraan, Jalan, dan/atau
lingkungan.”

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan merupakan salah satu bagian dari
sistem yang ada dalam transportasi nasional dan harus dilakukan
pengembangan potensi dan perannya untuk mewujudkan kamseltibcar
lantas dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan
pengembangan wilayah. Berdasarkan hal tersebut, maka penerapan
20

Kamseltibcar lalu lintas dan angkutan jalan dalam mendukung


pembangunan, (UU LLAJ), antara lain :
1. Penyelenggaraan jalan dalam melaksanakan preversi jalan wajib
menjaga keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu
lintas.
2. Setiap rencana pembangunan pusat kegiatan wajib dilakukan analisis
dampak lalu lintas.
3. Pengembangan industri dan teknologi sarana dan prasarana meliputi
fasilitas keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu
lintas dan angkutan jalan.
4. Penyelenggaraan sistem informasi dan komunikasi untuk mendukung
keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas.
5. Peran serta masyarakat dalam mendukung Kamseltibcar.

2.2.1.3 Konsep Safety Riding

Safety Riding adalah suatu konsep yang menjelaskan bentuk-


bentuk perilaku berkendara secara aman dan tertib terhadap
pengendara dan juga orang lain. Tujuan dari adanya konsep ini untuk
memberikan pemahanan terhadap cara yang baik dan benar dalam
berlalu lintas untuk mencegah kecelakaan lalu lintas, meminimalisir
resiko dalam berkendara guna mewujudkan keselamatan berlalu lintas
baik buat keselamatan diri sendiri maupun orang lain.

Menurut Nurhadi (2006) mengenai safety riding antara lain :


a. Masyarakat pada umumnya mengerti rambu-rambu lalu lintas,
namun tidak semuanya memiliki kesadaran bahwa peraturan lalu
lintas diciptakan sebagai sarana pendukung keselamatan berlalu
lintas baik keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain.
b. Kesadaran dalam berkendara di jalan raya perlu ditingkatkan
karena dengan adanya kesadaran yang tinggi maka akan
menciptakan ketaatan dalam melaksanakan peraturan baik saat
21

diawasin ataupun tidak diawasin. Program safety riding merupakan


suatu program pembelajaran mengenai lalu lintas yang berisikan
aturan-aturan ataupun himbauan-himbauan yang berkaitan erat
dengan konsep dasar dalam berlalu lintas sehingga dengan
adanya program ini dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas
masyarakat dalam berlalu lintas.
c. Prosedur perlengkapan kendaraan sudah diatur sesuai dengan
aturannya seperti kelengkapan kaca spion, lampu sein, lampu rem
dan lain-lain. Selain itu adanya kelengkapan bagi pengendara
seperti menggunakan helm sandar. Perlengkapan ini dapat
dijadikan sebagai alat komunikasi antar pengendara saat
melakukan kegiatan berlalu lintas seperti menggunakan lampu sein
sebagai pertanda akan berbelok sehingga pengendara
dibelakangnya ataupun diseberang depannya akan membaca
isyarat tersebut dan berhati-hati dalam berkendara.
d. Dengan adanya program safety riding ini, masyarakat dapat lebih
mengerti, memahami serta menyadari program tersebut sehingga
dapat menerapkan dalam kegiatan sehari-hari sehingga
terwujudnya keselamatan berlalu lintas bagi pengendara ataupun
orang lain.
Dalam UU LLAJ pada BAB XI Pasal 203 ayat (2) huruf (a)
penerapan safety riding berbunyi : “Untuk menjamin Keselamatan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, ditetapkan Renum nasional Keselamatan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, meliputi : Penyusunan program nasional
kegiatan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.” Cara berkendara
dengan selamat atau safety riding merupakan salah satu program
nasional mengenai Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Dalam UU LLAJ, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
oleh pengendara dalam berkendara, antara lain :
a. Kelengkapan kendaraan bermotor standar.
b. Kaca spion wajib ada 2 buah di kiri dan kanan Lampu depan, lampu
22

rem, riting kiri-kanan, klakson yang berfungsi. Bagian Kedua tentang


persyaratan teknik jalan kendaraan bermotor (Pasal 48) serta tentang
Penggunaan Lampu dan Ketentuan Pidana (Pasal 107).
c. STNK dan SIM selalu siap dan tidak habis masa berlaku atau expired.
d. Plat Nomor di depan dan belakang.
Bagian kedua paragraf 1 tentang Pemeriksaan Kendaraan
Bermotor di Jalan (Pasal 265) diantaranya: Memakai perlengkapan atau
aksesoris safety riding yang relative paling aman.

2.2.1.4 Konsep Uji Praktik SIM Roda Dua

Sesuai dengan Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia


No. 5 tahun 2021 tentang Surat Izin Mengemudi. Ujian Praktik adalah
penilaian dasar dari kemampuan dan keahlian dalam keterampilan yang
dimiliki oleh pengemudi kendaraan bermotor di jalan raya yang diberikan
kepada pemohon untuk mengetahui kemampaun pemohon tersebut.
Adapun mengenai ujian praktik SIM roda dua menyangkut (Perpol No.5
tahun 2021 pasal 18).

Sesuai dengan Pasal 18 ujian praktik roda dua diantaranya :


1. Ujian praktik SIM dilaksanakan secara manual dan/atau elektronik.
2. Ujian praktik SIM dilaksanakan pada :
a. Lapangan ujian praktik ; atau
b. Lokasi atau ruas jalan tertentu.
3. Sebelum pelaksanaan ujian praktik, pemohon diberikan penjelasan
mengenai tata cara ujian praktik, sistem penilaian ujian praktik dan
contoh ujian praktik sesuai materi yang diujikan.
4. Pemohon diberi kesempatan melakukan uji coba di lapangan ujian
praktik, lokasi atau ruas jalan tertentu paling banyak 2 kali sebelum
menjalani ujian praktik.
23

Dalam pelaksanaan ujian praktik dilaksanakan di Polres Pekalongan.


Adapun materi ujian yang diuji pada Uji Praktik adalah :
a. Uji pengereman/keseimbangan;
b. Uji Slalom (zig-zag);
c. Uji membentuk angka delapan;
d. Uji reaksi rem menghindar, dan
e. Uji berbalik arah membentuk huruf U (U-Turn).

2.2.2 Teori

2.2.2.1 Teori Manajemen

Manajemen adalah suatu pencapaian atas tujuan-tujuan atau


harapan-harapan yang telah ditetapkan melaui atau bersama-sama usaha
orang lain (Sukarna, 2011:3). Dalam mencapai tujuan yang kita harapkan,
manajemen merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu
organisasi yang mengedepankan pada proses dari suatu pencapaian
tersebut.
Hal tersebut dipersiapkan untuk mengatur sebuah proses
pencapaian terlebih dahulu untuk mewujudkan hasil yang ingin dicapai.
Oleh karena itu, tidak akan ada organisasi yang akan sukses apabila tidak
menggunakan manajemen yang baik (Torang, 2013: 165). Selanjuntya,
terdapat empat fungsi dasar dalam suatu manajemen menurut rujukan
(Geroge R.Terry,1958) dalam buku Principles of Management
(Sukarna,2011:10), diantaranya :
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah pemilih fakta dan penghubungan fakta-
fakta serta pembuatan dan penggunaan perkiraan-perkiraan atau
asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang dengan jalan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan
untuk mencapai hasil yang diinginkan (Sukarna, 2011:10).
b. Pengorganisasian (Organizing)
24

Pengorganisasian adalah penentuan, pengelompokkan, dan


penyusunan macam-macam kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan, penempatan orang-orang (pegawai), terhadap
kegiatan-kegiatan ini, penyediaan faktor-faktor fisik yang cocok bagi
keperluan kerja dan penunjukkan hubungan wewenang yang
dilimpahkan terhadap setiap orang dalam hubungannya dengan
pelaksanaan setiap kegiatan yang diharapkan (Sukarni, 2011:38).
c. Pelaksanaan / Penggerakan (Actuating )
Penggerakan adalah membangkitkan dan mendorong semua
anggota kelompok agar supaya berkehendak dan berusaha dengan
keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi dengan
perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dai pihak pimpinan
(Sukarna, 2011:82).
d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa
yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu
pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan bilamana perlu melakukan
perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana,
yaitu selaras dengan ukuran (Sukarna, 2011:110).

Proses pengawasan menurut Terry (Sukarna,2011:116) sebagai


berikut :

1. Menentukan standar atau dasar bagi pengawasan.


2. Ukuran pelaksanaan bandingkan pelaksanaan dengan standar
dan temukan jika ada perbedaan.
3. Perbaiki penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat.

Dasar-dasar manajemen ini yang akan digunakan penulis sebagai


pisau analisis dengan tujuan untuk mengetahui upaya-upaya yang akan
dilakukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan ujian praktik SIM oleh Unit
25

Regident Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan untuk meminimalisir


angka kecelakaan lalu lintas guna mewujudkan keselamatan berlalu lintas.
Selain dasar-dasar manajemen, terdapat unsur-unsur manajemen
yang merupakan bagian penting yaitu : Teori Manajemen.
Menurut George R. Terry terdapat unsur-unsur manajemen, diantaranya :
a. Manusia (Men)
Sumber daya manusia ini merupakan pemegang peran utama
dalam menjalankan fungsi manajemen. Hal tersebut dikarenakan
manusia yang menjadi pelaksana yang menentukan arah dari suatu
organisasi tersebut. Dalam suatu organisasi dari perencanaan
hingga pelaksanaan apabila unsur manusianya tidak terpenuhi
maka tidak ada yang bekerja sama atau tidak adanya kegiatan yang
dilakukan dalam suatu organisasi sehingga tidak tercapainya suatu
tujuan organisasi.
b. Uang (Money)
Sebuah organisasi tidak terlepas dari perekonomian. Tentunya
sebuah organisasi memerlukan modal karena dalam sebuah
kegiatan dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi tentunya
akan memiliki pengeluaran.
Tersedianya modal yaitu uang menciptakan manajemen yang lebih
baik sehingga dapat terpenuhi dalam mencapai tujuan yang telah
direncanakan. Selain itu, uang juga merupakan alat pembayaran
yang sah saat ini sehingga diperlukan dalam proses manajemen.
c. Metode (Methods)
Tentunya dalam suatu pekerjaan memiliki pedoman yang menjadi
tata cara dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu Standar Operating
Procedure (SOP). Hal ini tentu sangat diperlukan untuk
memperlancar serta mengatur pelaksanaan kerja dengan
memperhatikan berbagai aspek seperti tujuan,waktu,biaya serta
fasilitas yang diperlukan sehingga dapat mewujudkan tujuan yang
diharapkan dengan efektif dan efisien.
26

d. Barang/ perlengkapan (Material)


Unsur ini merupakan salah satu unsur terpenting karena dalam
pelaksanaannya tentunya tidak hanya memerlukan SDM, melainkan
manusia memerlukan barang atau perlengkapan untuk membantu serta
melengkapi kebutuhan yang diperlukan oleh manusia yang harus tersedia
agar pelaksanaan suatu organisasi dapat terlaksana dengan baik dan
efisien.
e. Mesin (Machines)
Unsur ini tentunya sangat membantu suatu pekerjaan karena
dengan adanya mesin dan teknologi akan mempermuda manusia
dalam menjalankan kegiatannya sehingga tujuan dari organisasi itu
dapat tercapai secara efektif dan efisien.
f. Pasar (Market)
Manajemen tentunya berkaitan dengan pasar karena untuk
menentukan suatu produk atau jasa diminati atau tidak oleh pasar.

Dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan 4 unsur saja dan


tidak menggunakan unsur market dan machine sebagai bahan penelitian
ini. Keempat unsur ini digunakan oleh penulis sebagai pisau analisis yang
bertujuan untuk mejabarkan secara jelas dan detail suatu pokok
permasalahan sehingga menemukan jawaban yang tepat digunakan untuk
mengoptimalkan ujian praktik SIM sebagai kompetenesi dasar roda dua
guna mecegah kecelakaan lalu lintas untuk mewujudkan keselamatan
berlalu lintas.

2.2.2.2 Teori Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan salah satu instrument yang digunakan


penulis untuk meneliti serta menganalisis terkait hal-hal yang terkait baik
secara internal dan eksternal secara seluas-luasnya. Menurut Freddy
Rangkuti analisis SWOT merupakan analisis yang mengindentifikasi
faktor-faktor secara runtun dan terarah agar dapat menemukan strategi
27

perusahaan dengan tepat. Hal ini dapat dimaksimalkan dengan kekuatan


atau strength dan peluang atau oppurtunity, namun pada waktu yang
bersamaan juga dapat meminimalisir risiko kelemahan atau weakness dan
ancaman atau threats.
Dalam hal ini, sebagai alat untuk menganalisis dengan
memperhatikan faktor internal dan eksternal maka akan dapat
menghasilkan pencapaian tujuan suatu organisasi dengan dampak yang
besar.

Gambar 2. 1 Analisis SWOT

Sumber : Bahan Ajar Fungsi Teknis AKPOL


Teori ini merupakan teori yang digunakan oleh penulis sebagai
pisau analisis terhadap faktor-faktor yang mempengarahui ujian praktik
SIM sebagai kompetensi roda dua yang dilakukan oleh unit Regident
Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan.

2.2.2.3 Teori Kompetensi

Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau


melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan
dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh
pekerjaan tersebut. Wibowo (2016:271). Menurut Capron dan Hulland
(1999) mendefenisikan bahwa sumber daya organisasi sebagai sejumlah
28

pengetahuan, asset fisik, manusia dan faktor-faktor berwujud dan tidak


berwujud yang dimiliki dan dikendalikan oleh suatu organisasi. Menurut
Prayitno (BKN,2003:11), standar kompetensi meliputi 3 hal yang biasa
disingkat dengan KSA yaitu : Knowledge, Skill And Attitude.
a. Knowledge (Pengetahuan)
Pengetahuan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
yang berasal dari informasi atau ilmu yang dimiliki. Pengetahuan itu
sendiri merupakan suatu dasar yang harus dimiliki oleh anggota
POLRI yang akan membantu anggota POLRI dalam menjalankan
tugasnya.
b. Skill (Keterampilan)
Keterampilan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan.
Keterampilan itu sendiri merupan kemampaun secara nyata yang
merupakan perwujudan atau Tindakan nyata dari ilmu yang dimiliki
untuk mewujudkan suatu pelaksanaan pekerjaan. Keterampilan itu
sendiri dapat diperoleh dari pendidikan, pelatihan serta pengalaman
yang dimiliki oleh seseorang yang secara bertahan berproses
semakin baik.

c. Attitude (Sikap)
Sikap merupakan suatu sifat, watak atau kepribadian diri yang
dimiliki oleh seseorang dan mempengaruhi seseorang dalam
pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan yang dilakukan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori ini sebagai alat
untuk menganalisis persoalan bagian sumber daya organisasi yang terjadi
pada pelaksanaan uji praktik SIM C sebagai syarat mengemudi roda dua
di Polres Pekalongan.
29

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir diartikan sebagai sebuah model konseptual yang


menjelaskan bagaimana sebuah teori berkaitan dengan beberapa faktor
yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sugiyono,
2017:60). Sesuai dengan judul penelitian ini ‘’Optimalisasi Ujian Praktik
SIM sebagai Kompetensi Roda Dua guna Mencegah Kecelakaan Lalu
Lintas di Wilayah Hukum Polres Pekalongan”. Diawali dari persoalan
mengenai banyaknya kecelakaan yang terjadi dan belum optimalnya ujian
praktik SIM di Polres Pekalongan. Dalam proses penelitian ini, penulis
menggunakan berbagai konsep dan teori yang dirasa relevan dijadikan
sebagai pisau analisis untuk menganalisis berbagai persoalan yang akan
diteliti. Adapun konsep yang akan digunakan diantaranya : Konsep
keselamatan berlalu lintas, konsep mengemudi, konsep safety riding,
konsep ujian praktik SIM. Untuk teorinya menggunakan Teori Manajemen
Teori Analisis SWOT, dan Teori Kompetensi. Dalam penelitian ini, penulis
berupaya untuk menganalisis permasalahan yang ada melalui berbagai
faktor yang ada dengan memperhatikan faktor kekuatan, kelemahan,
peluang dan tantangan yang ada.
30

Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir

Tingginya Kecelakaan Lalu


Lintas

- UU No.22 Tahun
2009 tentang LLAJ
- Perpol No.5 TAHUN Human Error dalam Safety
2021 TENTANG Riding
Penerbitan DAN
Penandaan SIM
Mekanisme Pelaksanaan
- Lampiran Perkap
Ujian Praktik SIM C
No.9 tahun 2012
tentang SIM

Pelaksanaan Ujian Praktik


---------------------------------------- Konsep
---------------------------------------------

SIM C belum optimal


1. Konsep
Teori
Optimalisasi
1. Teori
2. Konsep
Manajemen
Idetifikasi faktor-faktor Keselamat
2. Teori
penghambat pelaksanaan an Berlalu
Analisis
ujian praktik SIM C lintas
SWOT
3. Konsep
3. Teori
Safety
Kompete
Riding
nsi
Pelaksanaan Ujian Praktik 4. Konsep
---------------------------------------- SIM C optimal Ujian
Praktik
SIM
Mencegah Terjadinya
Kecelakaan Lalu Lintas
BAB III

KONDISI FAKTUAL

Pada bab III ini penulis akan menuangkan seluruh hasil penelitian
yang diperoleh oleh penulis yang berupa hasil data-data serta temuan-
temuan yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian yang diperoleh di
lapangan secara faktual di Polres Pekalongan. Dalam proses penelitian,
penulis menggunakan metode pengumpulan data yang akan dijelaskan
serta dijabarkan pada bab ini.

3.1 Kondisi Awal

Berikut ini merupakan gambaran-gambaran dari data-data yang


diperoleh oleh penulis dari berbagai sumber yang berkaitan dengan Unit
Regident satuan lalu lintas Polres Pekalongan, satuan lalu lintas Polres
Pekalongan, wilayah hukum Polres Pekalongan, gambaran terkait
pelaksanaan kegiatan ujian praktik SIM C di Polres Pekalongan

1. Deskripsi Laka Lantas di Polres Pekalongan


Wilayah hukum Polres Pekalongan merupakan salah satu Polres
yang memiliki wilayah hukum yang sangat luas yang berada di daerah
Jawa Tengah dan lokasinya berbatasan secara langsung dengan
beberapa kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, wilayah
Pekalongan juga dilewati oleh jalur pantura yang menyebabkan adanya
peningkatan aktifitas masyarakat dan meningkatnya kebutuhan sarana
prasarana transportasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, berikut
dijabarkan dalam tabel dibawah ini jumlah kecelakaan lalu lintas di Polres
Pekalongan pada tahun 2022 :

31
32

Tabel 3. 1 Jumlah Laka Lantas Bulan Januari hingga Desember Tahun


2022

JENIS KECELAKAAN LALU LINTAS


JUMLAH
NO BULAN KERUGIAN KETERANGAN
LAKA MD LB LR
MATERIIL (RP)
1 JANUARI 30 6 0 29 29.800.000
2 FEBRUARI 14 5 0 10 12.400.000
3 MARET 18 3 0 20 36.100.000
4 APRIL 23 5 0 22 23.150.000
5 MEI 24 6 0 23 34.450.000
6 JUNI 18 7 0 15 41.100.000
7 JULI 14 2 0 15 5.500.000
8 AGUSTUS 22 3 0 26 54.850.000
9 SEPTEMBER 20 4 0 23 70.150.000
10 OKTOBER 19 2 0 22 53.800.000
11 NOVEMBER 17 2 0 16 114.400.000
12 DESEMBER 19 4 2 20 48.500.000
JUMLAH 238 49 2 241 524.200.000
Sumber : Unit Laka Lantas Polres Pekalongan (2022)
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 238 kasus
kecelakaan lalu lintas yang terjadi selama tahun 2022 di wilayah hukum
Polres Pekalongan dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 49
orang, korban luka berat sebanyak 2 orang, korban luka ringan sebanyak
241 orang dan kerugian materil yang disebabkan sebanyak Rp
524.200.000. pada bulan februari dan juli merupakan bulan yang
mengalami kecelakaan lalu lintas paling sedikit dengan jumlah kejadian
mencapai 14 kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polres Pekalongan
dan pada bulan November merupakan bulan dengan kerugian materiil
terbanyak mencapai Rp114.400.000 tetapi untuk jumlah korban meninggal
dunia lebih banyak terjadi dibulan Juni dengan korban meninggal dunia
sebanyak 7 orang
Dalam penelitian ini, penulis juga meneliti jenis kendaraan yang
mengalami kecelakaan lalu lintas selama tahun 2022 dan dijabarkan pada
tabel dibawah ini :
33

Tabel 3. 2 Jumlah Jenis Kendaraan yang Mengalami Kecelakaan Lalu


Lintas Tahun 2022

STATUS
KENDARAAN BERDASARKAN TYPE
NO
BULAN JUMLAH KEJADIAN
R2 R4
1 JANUARI 30 42 11
2 FEBRUARI 14 19 7
3 MARET 18 20 12
4 APRIL 23 33 8
5 MEI 24 32 13
6 JUNI 18 23 6
7 JULI 14 20 4
8 AGUSTUS 22 29 10
9 SEPTEMBER 20 24 8
10 OKTOBER 19 23 10
11 NOVEMBER 17 23 7
12 DESEMBER 19 31 6
JUMLAH 238 319 102

Sumber : Unit Laka Lantas Polres Pekalongan (2022)

Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah jenis kendaraan yang
mengalami kecelakaan di wilayah hukum Polres Pekalongan selama tahun
2022 sebanyak 421 jenis kendaraan. Untuk jenis kendaraan yang paling
banyak mengalami kecelakaan lalu lintas di Polres Pekalongan adalah
jenis kendaraan sepeda motor atau kendaraan roda dua sebanyak 319
kendaraan sedangkan sisanya adalah kendaraan roda empat sebanyak
102 kendaraan. Dari jumlah tersebut dapat dilihat adanya perbedaan
jumlah yang sangat jauh antara roda dua dan roda empat.

2. Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas

Dalam berkendara di jalan raya, Laka lantas merupakan hal yang


sangat berbahaya dan tidak dinginkan oleh pengguna jalan. Laka lantas
dapat terjadi di manapun, dalam keadaan apapun, dan dapat terjadi pada
34

setiap orang baik pengendara ataupun pengguna jalan. Kecelakaan lalu


lintas juga dapat menyebabkan kerugian baik secara fisik, rohani maupun
materiil.
Dalam wawancara penulis dengan Kasat Lantas Polres Pekalongan,
mengatakan bahwa :
“Wilayah hukum Polres Pekalongan ini sangat luas dan
masyarakatnya termasuk banyak di wilayah ini. Kemudian, disini
sering terjadi kecelakaan lalu lintas. Benar bahwa kecelakaan lalu
lintas di wilayah hukum Polres Pekalongan ini termasuk cukup tinggi
dan kecelakaan lalu lintas yang paling banyak didominasi oleh
kecelakaan kendaraan roda dua. Selain itu Laka lantas dapat terjadi
dikarenakan beberapa faktor diantaranya faktor manusia, faktor
kendaraan, faktor kendaraan dan faktor cuaca. Untuk di Polres
Pekalongan sendiri, yang paling dominan dan sering terjadi Laka
lantas disebabkan oleh faktor manusia diikutin dengan faktor kondisi
alam yang disini alamnya sangat luas dan kondisinya menyesuaikan
dengan keadaan.” (wawancara dengan AKP Fitriyanto S.H.,M.M, 19
Oktober 2022)”.

Pernyataan tersebut didukung oleh Kanit Gakkum Polres


Pekalongan, dalam wawancaranya mengatakan bahwa :
“Laka Lantas yang terjadi di wilayah hukum Polres Pekalongan
penyebab dikarenakan faktor manusia, kendaraan, jalan dan cuaca.
Faktor manusia merupakan faktor terbesar dengan persentasi lebih
dari 90%. Hal ini terjadi karena keterampilan pengemudi yang
menurun dan penyebab kecelakaan lalu lintas diawali dengan
adanya pelanggaran lalu lintas yang disengaja maupun tidak
disengaja, ketidakpahaman pengemudi terhadap aturan serta tidak
adanya kesadaran terhadap peraturan dan ketentuan mengabaikan
yang berlaku selama berkendara menjadi penyebab utama
terjadinya kecelakaan lalu lintas di Polres Pekalongan ini. Selain itu,
pengendara sering sekali berkendara seenaknya dan ugal ugalan,
serta kondisi yang seharusnya tidak diizinkan untuk berkendara
seperti mengantuk, bertelepon saat berkendara serta hal-hal lain
yang diabaikan oleh pengendara. Hal tersebut sangat sering terjadi
dan sulit untuk diantisipasi karena kelalaian dan kesengajaan dari
pengendara itu sendiri selain itu wilayah pekalongan yang sangat
luas ini dan anggota yang terbatas mempersulit pengantisipasian
kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian dan kesengajaan dari
pengendara.” (wawancara denga IPDA Maman Sugiarto,S.H.,M.M.
19 Oktober 2022). Hasil wawancara di atas didukung dengan data
tabel dibawah ini :
35

Tabel 3. 3
Data Faktor Penyebab Laka Lantas di Polres Pekalongan Tahun 2022

FAKTOR PENYEBABAB KECELAKAAN


LALU LINTAS
NO BULAN TOTAL
MANUSIA KENDARAAN JALAN CUACA

1 JANUARI 56 53 0 0 3
2 FEBRUARI 27 25 0 2 0
3 MARET 34 32 0 2 0
4 APRIL 23 23 0 0 0
5 MEI 24 24 0 0 0
6 JUNI 11 11 0 0 0
7 JULI 15 14 0 0 1
8 AGUSTUS 38 36 0 0 2
9 SEPTEMBER 32 32 0 0 0
10 OKTOBER 35 33 0 0 2
11 NOVEMBER 36 35 0 0 1
12 DESEMBER 45 44 0 0 1
JUMLAH 376 362 0 4 10

3. Deskripsi Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan

Kabupaten Pekalongan merupakan wilayah yang berada diwilayah


Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Pekalongan berada di antara 6°-7°
23‟ Lintang Selatan dan antara 109°-109° 78‟ Bujur Timur. Wilayah
Kabupaten Pekalongan seluas ± 836,13 km2 yang terbagi dalam 19
kecamatan dan terbagi menjadi 285 desa serta 10 kelurahan yang
merupakan desa atau kelurahan swasembada. Dari 285 desa tersebut
terdapat 6 desa yang merupakan desa pantai dan 269 desanya bukan
merupakan desa pantai. Menurut topografi dari seluruh desa tersebut
80% atau 225 desa berada di dataran rendah dan 20% atau 60 desa
berada di dataran tinggi. Kabupaten Pekalongan terbagi atas 1.196
dusun, 1.508 RW atau lingkungan dan 3.964 RT. Kabupaten Pekalongan
memiliki batas-batas wilayah yang terdiri dari :
36

a. Sebelah Timur : Kota Pekalongan dan Kab Batang.


b. Sebelah Utara : Laut Jawa dan Kota Pekalongan.
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Banjarnegara.
d. Sebelah Barat : Kabupaten Pemalang.

Secara ringkas peta wilayah Kabupaten Pekalongan dapat dilihat pada


Gambar 3.1 dibawah ini :

Gambar 3. 1 Peta Kabupaten Pekalongan

Sumber : Lapsat Polres Pekalongan

Berdasarkan hasil data pada tahun 2021, Kabupaten Pekalongan


memiliki jumlah penduduk sekitar 959.850 jiwa yang terbagi atas 487.486
penduduk laku-laki dan 472.634 penduduk perempuan. Jika dibandingkan
dengan jumlah penduduk pada tahun 2020, adanya peningkatan
sebanyak 62.139 jiwa atau 0,69%. Dari data yang diperoleh, mayoritas
penduduk Kabupaten Pekalongan berada daerah pedesaan, namun
sering terjadi urbanisasi kedaerah perkotaan karena pada daerah
pedesaan untuk mendapatkan pekerjaan relatif kecil. Secara
keseluruhan, daerah Kabupaten Pekalongan belum tersebar secara
merata, terdapat 4 kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk di atas
37

70.000 jiwa yaitu : Kecamatan Kedungwuni, Bojong, Kesesi dan Kajen.

4. Deskripsi Polres Pekalongan


Struktur Organisasi dan Tata Kerja pada tingkat Kepolisian Resor
sesuai dengan Peraturan Kepolisian nomor 2 tahun 2021 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Resor, Kapolres
dengan pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) dan diwakili oleh
Wakapolres dengan pangkat Komisaris Polisi (Kompol) merupakan unsur
pelaksanan utama dalam tupoksi kepolisian di wilayah tingkat Kepolisian
Resor. Polres Pekalongan adalah wilayah yang berada di wilayah hukum
Polda Jawa Tengah. Polres Pekalongan dipimpin oleh seorang Kapolres
yang berpangkat AKBP dan saat ini dijabat oleh AKBP Dr. Arief Fajar
Satria, S.H., S.I.K., M.H. Adapun SOTK Polres Pekalongan dijelaskan
pada Gambar 3.2 dibawah ini :

Gambar 3. 2 Struktur Organisasi Polres Pekalongan


Sumber : Bag Sumda Polres Pekalongan
38

Satuan Lantas sesuai dengan Peraturan Kepolisian nomor 2 tahun


2021 tentang SOTK pada Tingkat Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor
adalah unsur pelaksanan tugas pokok yang berada dibawah Kapolresta
atau Kapolres. Satuan Lantas Polres Pekalongan dipimpin oleh Kasat
Lantas yang berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) yang bertanggung
jawab kepada Kapolres dan dalam pelaksanaan tugas sehari-harinya
dibawah kendali Wakapolres. Mengacu pada Perpol nomor 2 tahun 2021
pasal 41 ayat (1) Satuan Lantas bertugas melaksanakan Turjawali,
pelayanan Regident, serta Gakkum di bidang lalu lintas.

5. Deskripsi Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan


Satuan Lalu lintas merupakan bagian fungsi teknis yang
melaksanakan tugas kepolisian di bidang lalu lintas. Dalam hal ini satuan
lalu lintas di pimpin oleh Kasat Lantas yang saat ini dijabat oleh AKP
Fitrianto S.H., M.M. sesuai dengan Perpol No. 2 tahun 2021 tentang SOTK
tingkat polres dan polsek pada pasal 42 ayat (1), pelaksanaan tugas
satuan lalu lintas tediri atas 6 unit, diantaranya :
1. Urusan Pembinaan Operasional
2. Urusan Administrasi dan Ketatausahaan
3. Unit Turjawali (Pengaturan,Penjagaan,Pengawalaan dan Patroli)
4. Unit Regident (Registrasi dan Identifikasi)
5. Unit Gakkum (Penegakan Hukum)
6. Unit Kamsel (Keamanan dan Keselamatan)
Dalam hal ini, setiap unitnya dipimpin oleh kepala unit (Kanit).
Untuk saat ini, IPTU Joko Supriyanto S.H. menjabat rangkap sebagai
KBO dan Kanit Regident, IPDA Sutanto S.H. sebagai Kaurmintu, IPDA
Maman Sugiarto S.H., M.H. sebagai Kanit Gakkum, IPDA Bagus
Prakoso sebagai Kanit Turjawali, IPDA Teguh Subiyantoro sebagai Kanit
Kamsel dan dalam pelaksanaan tugas masing-masing unit dibantu oleh
anggota yang bertanggung jawab kepada setiap unit.
39

Satuan Lantas Polres Pekalongan memiliki Struktur Organisasi yang


dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3. 3 Struktur Organisasi Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan

Sumber : Minops Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan

Tabel 3. 4 Data Personel Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan 2022

NO NAMA PANGKAT NRP JABATAN


1 FITRIYANTO, S.H.,M.H. AKP 75070115 KASAT LANTAS

2 SUTANTO, S.H. IPDA 85080789 KAURMINTU


BAMIN
3 ADIF SYAHRUROIS BRIPTU 97110178
URBINOPSNAL
FRISKA BAMIN
4 BRIPTU 97020480
PURWANINGTYAS, S.H. URBINOPSNAL
BAMIN
5 FANZA ADHESATYA BRIPDA 01050191
URBINOPSNAL
KANITGAKKUM
6 MAMAN SUGIARTO, S.H. IPDA 83081508
LANTAS
7 HENNY FIRMANSYAH BRIPKA 87030342 BANIT GAKKUM
8 MAKHFURI BRIPKA 86061532 BANIT GAKKUM
40

9 M. MUZAZIN BRIPKA 89020127 BANIT GAKKUM

10 SUPRIYANTO BRIGADIR 88050850 BANIT GAKKUM

11 LUKY PUTRA, SH BRIGADIR 89100417 BANIT GAKKUM

12 DODY WIRANTO BRIPTU 96080976 BANIT GAKKUM


BANIT TILANG
13 DIDIK PRAYITNO AIPDA 83060687
GAKKUM
BANIT TILANG
14 WARSITO, S.H. BRIPKA 87080601
GAKKUM
BANIT TILANG
15 M. WIRANTO BRIPDA 99090126
GAKKUM
16 TEGUH SUBIYANTORO IPDA 74040520 KANIT KAMSEL
17 WIRO PURNOMO BRIGADIR 90090091 BANIT KAMSEL
18 AHMAD YUSRI YOFANI BRIPTU 98070126 BANIT KAMSEL
19 MARWAN TRI ATMOJO BRIPDA 01030193 BANIT KAMSEL
20 BUDI SANTOSO AIPTU 79051016 BAUR SIM
BANIT
21 TRI YOGO AGUNG W AIPDA 83020156
REGIDENT SIM
BANIT
22 MUHAEMIN, SKM AIPDA 80031133
REGIDENT SIM
BANIT
23 LUKMAN GAZZALI AIPDA 84041035
REGIDENT SIM
BANIT
24 AULIA RAHMAN BRIPKA 88010215
REGIDENT SIM
BANIT
25 ARIF PRIYANTO BRIPKA 85050795
REGIDENT SIM
BANIT
26 HENDHI SEPTIONO, SH BRIGADIR 89090467
REGIDENT SIM
BANIT
27 NUR AZIZAH, S.H. BRIPTU 95110220
REGIDENT SIM
MUHAMMAD PRAYOGA BANIT
28 BRIPDA 99120360
ARDIANSAH REGIDENT SIM
29 BUDI UTOMO AIPTU 78030633 BAUR BPKB
BA REGIDENT
30 HISYAM HADI, S.H. BRIPKA 86071432
BPKB
BUDI HARSUDIANTO SA, BA REGIDENT
31 BRIPKA 86041911
S.H. BPKB
BANIT
32 FARID UBAYDILLAH BRIPTU 96030689
REGIDENT
41

SAMSAT
BA REGIDENT
33 PRAMARDIKA PRASTIO BRIPTU 96110891
BPKB
IVO RUSTYANANDI BA REGIDENT
34 BRIPTU 96110888
PRABAYASA BPKB
KANIT
35 JOKO SUPRIYANTO, S.H. IPTU 79050642
REGIDENT
BAUR STNK
36 SARJONO, S.H. AIPTU 76120473
SAMSAT
BA REGIDENT
37 FAJAR EFENDI AIPDA 82041249
SAMSAT
BAUR MUTASI
38 SUMARYONO AIPDA 83110468
SAMSAT
BANUR CEK
39 ERIK SUSANTO AIPDA 84110663
FISIK SAMSAT
BANIT
40 NANANG PRAMUDYA AIPDA 85050562 REGIDENT
SAMSAT
BANIT
MUCHAMAD ZAENURI,
41 BRIGADIR 90090067 REGIDENT
SH
SAMSAT
BA REGIDENT
42 BAYU CAHYOKO BRIPTU 97020046
SAMSAT
BA REGIDENT
43 HISYAM MUBARAK BRIPTU 95051109 CEK FISIK
SAMSAT
44 FARROS ZAMZAMI BRIPTU 96041064 BANIT KAMSEL
BA REGIDENT
45 ALIEF PRIAMBODO BRIPDA 00100081
SAMSAT
46 RAFIF ALIM BRIPTU 98080073 BA REGIDENT SAMSAT

KANIT
47 BAGUS PRAKOSO IPDA 86060274
TURJAGWALI
BANIT
48 BINARYO, S.A.P. AIPDA 83020481
TURJAGWALI
BANIT
49 TAUFAN NOVIANTO, S.H. AIPDA 85110225
TURJAGWALI
BANIT
50 DEZY IRAWAN W, S.H. AIPDA 84121254
TURJAGWALI
BANIT
51 ISMAIL BRIPKA 77100604
TURJAGWALI
BANIT
52 RISQUL ANIS, S.H. BRIPKA 85052059
TURJAGWALI
BANIT
53 DIAN ARIP PERMANA BRIPKA 87010224
TURJAGWALI
42

BANIT
54 SEPTIAN EKO NUGROHO BRIPKA 87090683
TURJAGWALI
BANIT
55 AGUS SUGIYANTO BRIPKA 86051841
TURJAGWALI
BANIT
56 SUBEKHI MAULANA, SH BRIPKA 89110097
TURJAGWALI
BANIT
57 PRASETYO NUGROHO BRIPKA 89060038
TURJAGWALI
BANIT
58 PURWANTO, S.H. BRIPKA 86041459
TURJAGWALI
BANIT
59 FERI SULISTIADI, SH BRIGADIR 90020177
TURJAGWALI
BANIT
60 FANDI WIJAYA, S.H. BRIGADIR 90120095
TURJAGWALI
BANIT
61 SODIKIN BRIGADIR 88110879
TURJAGWALI
BANIT
62 ZAMRONI YUNIKA SANI BRIGADIR 93060801
TURJAGWALI
BANIT
63 SANDY TRIAWAN BRIPTU 95121110
TURJAGWALI
HARRIS SATRIO BANIT
64 BRIPTU 96071138
YULIANTO TURJAGWALI
BANIT
65 ERICK FITROH A BRIPDA 98010693
TURJAGWALI
PENGATU 197204132 BANUM BPKB
66 SAPARI R MUDA 007011002 SATUAN LALU
TK I LINTAS
Sumber : MinOps Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh jumlah personel
Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan Kabupaten berjumlah 66 personel
dan sesuai dengan daftar susunan personel (DSP) yang diatur dalam
Perpol No. 2 tahun 2021 Tentang SOTK tingkat Polres dan Polsek,
idealnya jumlah personil di satuan Lalu Lintas berjumlah 82 dengan rincian
sebagai berikut :
• 1 orang Ajun Komisaris Polisi
• 6 orang Inspektur Polisi
• 75 orang Bintara
43

Gambar 3. 4 HTCK Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan

Sumber : Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan

6. Deskripsi Unit Regident Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan


Unit Regident merupakan unit yang melaksanakan tugas dan
tanggung jawab di bidang melayani administrasi registrasi dan identifikasi
kendaraan bermotor dan pengemudi yang dipimpin oleh Kanit Regident
Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan, saat ini dijabat oleh IPTU Joko
Supriyanto S.H. Unit regidennt ini membidangi bagian penerbitan dan
penandaan SIM di Polres Pekalongan. Dalam hal ini sesuai dengan judul
penulis terkait dengan pelaksanaan ujian praktik SIM C, maka personel
dari unit regident ini yang melalukan pengujian terhadap masyarakat atau
pemohon SIM yang ingin membuat SIM dan melaksanakan ujian praktik
SIM C untuk mengetahui kemampuan dan keterampilan dari pemohon
SIM tersebut
Berikut ini daftar personel Satuan Lalu Lintas Unit Regident Polres
Pekalongan.
44

Tabel 3. 5 Daftar Personel Satuan Lalu Lintas Unit Regident Polres


Pekalongan

NO NAMA PANGKAT NRP JABATAN KET


BUDI
1 AIPTU 79051016 BAUR SIM
SANTOSO
BANIT
TRI YOGO
2 AIPDA 83020156 REGIDENT UJI AVIS
AGUNG W
SIM
BANIT
MUHAEMIN,
3 AIPDA 80031133 REGIDENT
SKM
SIM
BANIT
LUKMAN
4 AIPDA 84041035 REGIDENT FPU
GAZZALI
SIM
BANIT
AULIA LOKET
5 BRIPKA 88010215 REGIDENT
RAHMAN CETAK
SIM
BANIT
ARIF LOKET
6 BRIPKA 85050795 REGIDENT
PRIYANTO FOTO
SIM
HENDHI BANIT
LOKET
7 SEPTIONO, BRIGADIR 89090467 REGIDENT
FOTO
SH SIM
BANIT
NUR AZIZAH, PENDAFT
8 BRIPTU 95110220 REGIDENT
S.H. ARAN
SIM
Sumber : Urmintu Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan
Dalam melaksanakan tugas, Unit Regident menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut :

1. Melaksanakan pembinaan wasdal terhadap pelayanan administrasi


Regident
2. Melaksanakan pelayanan penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM).
3. Melakukan pemeriksaan dokumen kendaraan baik pendaftaran baru,
mutasi keluar maupun mutasi masuk.
4. Melaksanakan pelayanan penerbitan BPKB, STNK dan TNKB bagi
kendaraan yang telah melalui proses pemeriksaan dokumen.
5. Melaksanakan pengecekan ulang ke tempat asal kendaraan yang
diregistrasi terhadap kendaraan yang melakukan mutasi masuk
sebagai bentuk sistem pengamanan.
6. Bekerjasama dengan instansi terkait (Dispenda dan Jasa Raharja)
terkait pajak serta paka kendaraan yang terkait dengan kasus-kasus
45

yang Sat Reskrim dengan Unit Laka Lantas dalam hal kasus laka
lantas / tabrak lari.
7. Membuat LHP kegiatan Regident.

3.1.1 Sistem Manajemen Satuan Lalu Lintas

3.1.1.1 Planning (Perencanaan)

Perencanaan merupakan tahapan yang sangat penting dalam


menentukan setiap kegiatan. Pelaksanaan ujian praktik SIM C terlebih
dahulu mempersiapkan perencanaan sebelum dilaksanakannnya kegiatan
tersebut. Berikut ini hal-hal yang perlu dipersiapkan dan dilakukan
sebelum melaksanakan ujian praktik SIM C :
1. Menurut Pasal 18 ayat (4) Perpol No.5 Tahun 2021 tentang
Penerbitan dan Penandaan SIM menjelaskan bahwa sebelum
pelaksanaan ujian praktik, pemohon diberikan petugas penjelasan
terkait :
a. Tata cara ujian praktik
b. Sistem Penilaian ujian praktik
c. Contoh ujian praktik sesuai materi yang diujikan
2. Menurut Pasal 18 ayat (5) Perpol No. 5 Tahun 2021 tentang
Penerbitan dan Penandaan SIM menjelaskan bahwa pemohon
diberi kesempatan melakukan uji coba dilapangan ujian praktik
paling banyak 2 kali sebelum menjalani ujian praktik.
3. Menurut Lampiran Perkapolri No. 9 Tahun 2019 tentang Surat Izin
Mengemudi, perlunya persiapan terkait perlengkapan yang akan
digunakan saat pelaksanaan ujian praktik SIM C, seperti :
a. Patok Uji dilengkapi scot light
b. Garis-garis lapangan
c. Meja Penguji
d. Nomor Peserta Uji
e. Rompi Peserta Uji
f. HeIm
g. PeIuit
h. Jas hujan
46

i. Sepeda Motor Uji


j. Pengeras Suara
k. Kaca mata teduh (hitam)
l. Stop watch
m. BeIangko Pengujian; dan
n. AIat tuIis (PuIpen / SpidoI ).

Dari hasil observasi yang dilakukan penulis dalam pelaksanaannya,


masih terdapat beberapa ketidaksesuaian yang ada. Penulis mengamati
bahwa kelengkapan perlengkapan untuk melakukan ujian praktik SIM C
masih belum lengkap, adanya perlengkapan yang tidak ada. Selain itu,
dalam kesiapan petugas juga masih sering tidak memberikan penjelasan
terkait tata cara ujian, sistem penilaian, dan penjelasan terkait materi yang
akan diujikan. Selain itu, petugas juga terlihat keterampilannya dalam uji
praktik SIM masih ada kendala, dalam memberikan contoh praktek materi,
petugas mau melakukan kesalahan dalam pelaksanaannya. Selain itu,
sebelum melaksanakan ujian praktik SIM C, petugas memberikan
kesempatan kepada pemohon untuk melakukan uji coba atau latihan
terlebih dahulu paling banyak 2 (dua) kali, tetapi pada faktanya, petugas
tidak mengizinkan hal tersebut, dan langsung melaksanakan ujian praktik
tanpa adanya uji coba sesuai dengan SOP yang berlaku tersebut.

3.1.1.2 Organization (Organisasi)

Pada Polres Pekalongan, terkhususnya di bidang satuan Lalu Lintas


tentunya memiliki personel yang meIaksanakan tugas dan fungsi di setiap
bagiannya daIam peIaksanaan tugas di wilayah Polres PekaIongan.
Terkait Unit Regident sudah memiliki tugas dan perannya masing-masing.
Berdasarkan wawancara terhadap Banit SIM di Polres Pekalongan, beliau
menyampaikan (wawancara, 26 Oktober 2022) :
“Sesuai SOP yang berlaku penguji SIM minimal 2 (dua) orang
penguji namun untuk pelaksanaannya, hanya saya. kemudian saya
juga merangkap sebagai petugas ujian teori dan untuk syarat jadi
penguji SIM harus memiliki sertifikasi Penguji SIM, namun disini
belum ada yang memilikinya.”
47

Pernyataan ini menunjukkan bahwa adanya ketidaksesuaian antara


SOP dan ketentuan sebagai Penguji SIM dengan fakta dilapangan. Oleh
sebab itu, pengorganisasisan di Unit Regident pada Polres Pekalongan
belum terlaksana dengan maksimal dikarenakan adanya kekurangan
personel serta keterampilan personel sebagai syarat penguji ujian praktik
SIM C di Polres Pekalongan. Selain itu, dapat pembagian tugasnya, hasil
penelitian yang dilakukan oleh penulis masih belum tepat dikarenakan
adanya petugas yang merangkap dalam pelaksanaan tugasnya yaitu :
Hanya 1 (satu) petugas yang mengawasi dan mengurus pelaksanaan
ujian teori dan praktik secara bersamaan.

3.1.1.3 Actuating ( Pelaksanaan)

Pelaksanaan uji praktik SIM C di Polres pekalongan dilaksanakan


setiap harinya dari pagi hari dimulai pukul 08.00-12.00 WIB dan
dilanjutkan pada pukul 13.00-14.30 WIB. Pelaksanaan uji praktik SIM
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan materi yang
sudah ditentukan.
Berdasarkan hasil wawancara kepada Kanit Regident Polres
Pekalongan Kabupaten, IPTU Joko menjelaskan bahwa dalam
pelaksanaan tugas satuan Lalu Lintas harus sesuai dengan SOP yang
telah diatur dalam UU LLAJ (wawancara tangggal 21 Oktober 2022) :
“Dalam melaksanakan setiap tugas baik secara administrasi
ataupun operasional diawali dengan perencanaan yang dilakukan
dan disesuaikan dengan menganalisa situasi dan kondisi yang
terjadi di lingkungan masyarakat dan berpedoman pada UU LLAJ
dan terkhusus untuk dibagian Regident itu di atur pada Perkap No.5
Tahun 2021 tentang penerbitan dan penandaan SIM agar dapat
terlaksana dengan baik dan tidak ada pelanggaran dalam setiap
kegiatannya.”

Penyampaian Kanit Regident Satuan Lalu Lintas Porels


Pekalongan Kabupaten dibenarkan oleh kaurmintu Satuan Lalu Lintas
48

Polres Pekalongan, IPDA Tanto bahwa


“satuan Lalu Lintas telah merencanakan seluruh kegiatan secara
terstruktur sesuai dengan kuat personil Satuan Lalu Lintas,
anggaran yang diterima, serta kondisi yang terjadi secara nyata di
masyarakat yang tertuang dalam rencana kegiatan tahunan,
bulanan serta harian yang setiap personel yang bertugas langsung
kelapangan akan melampirkan laporan serta dokumentasi kegiatan
agar menjadi bahan pertanggungjawaban dalam setiap kegiatan
yang ada” (wawancara tanggal 21 Oktober 2022).

Berikut ini merupakan materi ujian praktik SIM C yang telah diatur
dalam lampiran Perkapolri No. 9 tahun 2012, diantaranya :
a. Uji Pengereman / Keseimbangan :
1. Menjalankan sepeda motor dengan kecepatan stabil 30 km/jam,
dengan perseneling 2 berhenti pada garis stop dengan teknik
pengereman kombinasi yang lebih dominan rem tangan bersamaan
dengan rem belakang (kaki) untuk mengimbangi rem depan, kaki kiri
turun dan palingkan kepala ke kanan belakang konfirmasi
keselamatan; dan
2. Jarak dari start sampai finish adalah 9 buah patok dari ukuran
panjang kendaraan uji tambah ½ panjang kendaraan uji (1,5 m)
sedang lebar patok yang dilintasi adalah 2x lebar kendaraan
bermotor uji untuk lebar lintasan pengereman.
b. Uji Slalim / Zig-Zag
1. Menjalankan sepeda motor slalom/zig-zag melintasi patok (kerucut)
dengan kecepatan 10 km/jam, jarak antar patok 1,5 kali Panjang
kendaraan bermotor uji dan jari-jari tangan tidak menekan tangkai
kopling/pengereman sebelum titik berhenti yang ditentukan;
2. Kemudian dilanjutkan slalim/zig-zag dengan kecepatan stabil, jarak
patok satu dengan yang satu 3 kali panjang, kendaraan bermotor uji
dan berhenti pada garis stop, dengan teknik pengereman kombinasi
rem depan lebih dominan dan rem belakang mengimbangi asumsi
(70% / 30%), kaki kiri menapak di jalan, kepala memalingkan ke
kanan belakang konfirmasi keselamatan.
49

c. Uji membentuk Angka Delapan :


1. Menjalankan sepeda motor di dalam lingkaran 3 kali membentuk
angka 8 (delapan), mengikuti petunjuk arah, tidak berhenti dan kaki
tidak menginjak lapangan serta jari-jari tangan tidak menarik
kopling/rem; dan
2. Diatas garis angka delapan diletakkan patok, dengan jarak antar
masing-masing patok 1,5 kali panjang kendaraan bermotor uji.
d. Uji Reaksi Rem Menghindar:
Konfirmasi keselamatan pada saat menjalankan sepeda motor dengan
kecepatan stabil perseneling 2 atau 3 kemudian melakukan
pengereman pada Garis Kuning atau patok, lepas rem pada patok atau
Garis Hijau, lalu membelok sesuai petunjuk dari petugas, serta berhenti
pada Garis Stop dengan teknik pengereman kombinasi untuk rem
belakang mengimbangi dan untuk rem depan dominan, kaki kiri turun
dan palingkan kepala ke kanan belakang.
e. Uji Berbalik arah membentuk huruf U (Turn)
Konfirmasi keselamatan pada saat akan menjalankan sepeda motor
memutar denggan membentuk huruf U di jalan sempit yang lebarnya 2
kali Panjang kendaraan bermotor uji, tanpa menginjakkan kaki ke
lapangan dan pandangan tertuju kearah yang akan dituju.

Kemudian, hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis ditemukan


adanya ketidaksesuaian dalam pelaksanaan uji praktik SIM C yaitu
adanya materi yang tidak diujikan saat pelaksaan uji praktik SIM C yaitu :
Uji pengereman atau keseimbangan. Seharusnya ada 5 (lima) materi uji
yang dilaksanakan, namun hasil observasi yang dilakukan oleh penulis
hanya ada 4 (empat) materi uji yang dilaksanakan saat melakukan uji
praktik SIM C di Polres Pekalongan. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan
lampiran Perkapolri No. 9 tahun 2012. Selain itu, adanya ketidaksesuaian
yang dilakukan petugas dalam rangkaian uji praktik SIM tersebut yaitu :
Dari hasil pengamatan penulis selama melaksanakan penelitian, penulis
50

sangat jarang melihat terlaksananya ujian praktik SIM C di Polres


Pekalongan. Penulis hanya melihat beberapa kali dalam sebulan dan
kurang dari 10 (sepuluh) pemohon yang melakukan uji praktik SIM C dan
seluruhnya mengalami kegagalan dalam pelaksanaan ujian praktik SIM C
tersebut sedangkan SIM baru yang keluar lebih dari jumlah tersebut.
3.1.1.4 Controlling (Pengawasan)

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh setiap polres tentunya


disertai dengan pelaporan dan penyajian data produk lalu lintas yang
dilaksanakan setelah kegiatan dilaksanakan dan dituangkan dalam
Laporan Hasil Pelaksanaan kegiatan dan dilaporkan kepada pimpinan
secara berjenjang (disadur dari wawancara dengan Kanit Regident Satuan
Lalu Lintas Polres Pekalongan IPTU Joko,10 Oktober 2022).
Setiap kegiatan baik dalam administrasi dan kegiatan lapangan,
seluruhnya akan dikontrol dan dipimpin oleh setiap kanit. Nantinya, setiap
harinya segala kegiatan yang dilakukan oleh personel dilaporkan di
WhatsApp Group yang berisikan personel Satuan Lalu Lintas Polres
Pekalongan dan nantinya akan dibuatkan Laporan Hasil Pelaksanaan
kegiatan secara tertulis untuk laporan harian dan di ketik untuk laporan
bulanan serta tahunan.
Gambar 3. 5 Pelaporan Via Whatsapp Group
51

Selain pelaporan melalui aplikasi Whatsapp, adanya pengawasan


secara langsung ke lapangan tempat pelaksanaan uji praktik SIM C yang
harus dilakukan oleh unsur pimpinan diantaranya : Kasat Lantas, KBO
Lantas, Kanit Regident.
Dari hasil observasi yang penulis lakukan, penulis masih banyak
menemukan kekurangan dalam pengawasan pelaksanaan uji praktik SIM
C. hal tersebut didukung dengan, pelaksanaan ujian praktik SIM C masih
belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku sesuai yang dijelaskan
sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan masih kurangnya pengawasan
dari pimpinan terhadap pelaksaaan uji praktik SIM C di Polres
Pekalongan.

3.1.2 Sumber Daya Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan

3.1.2.1 Anggota ( Man)

Sesuai dengan Perpol Nomor 2 tahun 2021 tentang SOTK tingkat


Polres dan Polsek, untuk jumlah personel tingkat polres berjumlah 1.303
yang terdiri PNS dan Polri. Berdasarkan daftar susunan personel Polres
Pekalongan Kabupaten tahun 2022 berjumlah 555 dengan rincian 538
Polri dan 12 PNS. Dari data tersebut terjadinya ketidak sesuaian dan
kekurangan personel secara umum di Polres pekalongan yang akan
mempengaruhi pelaksanaan tugas dilapangan karena tidak tercukupinya
jumlah anggota polres yang ideal. Untuk satuan Lalu Lintas sendiri, untuk
jumlah daftar susunan personel satuan lalu lintas tingkat Polres berjumlah
88 dengan rincian 82 Polri dan 6 PNS . Namun, untuk data personil secara
Riil , jumlah daftar susunan personel satuan lalu lintas yaitu : 65 dengan
rincian 64 Polri dan 1 PNS. Berikut data personel Satuan Lalu Lintas
DSP-Riil :
52

Tabel 3. 6 Data Personel Satuan Lalu Lintas DSP-Riil

NO Personel DSP Riil


1 AKP 1 1
2 INSPEKTUR POLISI 6 5
3 BINTARA 75 59
JUMLAH 82 65
Sumber : UrMin Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan
Jumlah Personel Satuan Lalu lintas masih belum sesuai dengan
jumlah personel yang diatur dalam Perpol Nomor 2 Tahun 2021 tentang
SOTK tingkat Polres dan Polsek yang berjumlah 82. Secara spesifik di
Unit Regident, data riil jumlah personelnya ialah berjumlah 8 personel
sedangkan DIPA menyediakan untuk 12 personel. Berdasarkan hasil
wawancara dengan KaurMintu Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan,
IPDA Tanto menyampaikan bahwa Personel Satuan Lalu Lintas di Polres
Pekalongan masih kurang dan mempengaruhi pelaksanaan tugas
dilapangan sehingga tidak maksimalnya pelaksanaan rencana kegiatan
yang dilakukan dilapangan (wawancara tanggal 21 Oktober 2022) :
“Memang benar untuk anggota kita di Polres dan terkhususnya di
Satuan Lalu Lintas juga kurang dan tidak sesuai dengan DSP yang
diatur dalam perpolm untuk di satlantas sendiri kita hanya memiliki
67 personel sedangkan ketentuannya minimal 82. Untuk di unit
regident sendiri kita hanya memiliki 8 personel sedangkan
DIPAyang tersedia berjumlah 12 personel. Hal ini juga
menyebabkan kurang terlaksananya seluruh kegiatan kita
dilapangan karena adanya pembagian tugas yang tidak merata
diantara seluruh anggota untuk menutupi kekurangan personel
dalam setiap kegiatannya.”
Selain jumlah anggota personil, kualitas personil di Satuan Lalu
Lintas juga mempengaruhi kemampuan anggota dalam melaksanakan
tugasnya dimasing-masing bidang dan unit. Masih banyak anggota yang
belum memiliki kompetensi atau kejuruan dibidang lalu lintas secara
khusus sehingga mempengaruhi kinerja anggota melaksanakan tugasnya
masing-masing. Berikut ini data personel polres beserta kejuruan dan
bidangnya.
53

Tabel 3. 7 Kejuruan Personel Polres Pekalongan 2022


DIKJUR/DIGBANGSPES PROLAT
NO NAMA PANGKAT JABATAN SESUAI TIDAK SESUAI TIDAK
BIDANG SESUAI BIDANG SESUAI
1 2 3 5 6 7 8 9
PAMA
SUPRIYANTO, KASAT PAMA
1 AKP NEGOSIATOR,
S.H., M.M. LANTAS SDM
DIKMAS
JOKO KANIT LANTAS, PTIK
2 IPTU
SUPRIYANTO, S.H. REGIDENT
3 SUTANTO, S.H. IPDA KAURMINTU
ADIF HATE
4 BRIPTU BAMIN
SYAHRUROIS SPEECH
PROLAT
5 BAYU CAHYOKO BRIPTU BAMIN OPS
SARPRAS
LAT LAT
DIKJUR
6 SANDY TRIAWAN BRIPDA BAMIN OPS DIKMAS TIPIRING
LANTAS
LANTAS SABHARA
,
AHMAD YUSRI
7 BRIPDA BAMIN OPS
YOFANI
CARPULPAM
BAUR
8 DIDIK PRAYITNO BRIPKA BARANG
TILANG BUKTI
RESKRINM
HISYAM
9 BRIPTU BA TILANG
MUBARAK
DIKJUR
10 M. WIRANTO BRIPDA BA TILANG
LANTAS
TEGUH KANIT DIKJUR
11 IPDA POLAIRUT
SUBIYANTORO KAMSEL
BANIT
12 FARROS ZAMZAMI BRIPDA
DIKYASA

FRISKA BANIT
13 PURWANINGTYAS, S.H. BRIPDA
DIKYASA
PROLAT
BA PJR
14 BUDI SANTOSO AIPDA BAUR SIM WAL VIP
DAN
VVIP

TRI YOGO AGUNG


15 AIPDA BA SIM
W

LUKMAN
16 BRIPKA BA SIM Penerbit Sim
GHOZALI, SE

17 AULIA RAHMAN BRIPKA BA SIM


18 ARIF PRIYANTO BRIPKA BA SIM
19 HENDHI S BRIGADIR BA SIM
20 DEAJENG BRIPTU BA SIM
BA PATWAL,
21 BUDI UTOMO AIPTU BAUR BPKB
WAL VVIP
MARTIAN ENDI J,
22 BRIPKA BPKB
S.H.

23 HISYAM HADI, S.H. BRIPKA BPKB

BUDI
24 HARSUDIANTO, BRIPKA BPKB
S.H.
54

PRAMARDIKA
25 BRIPDA BPKB
PRASETIO

IVO DRIVER
26 BRIPDA
RUSTYANANDI WAKA
CEK
27 BINARYO, S.AP. AIPDA BAUR STNK FISIK,
TILANG
BAUR
28 SUMARYONO BRIPKA TILANG
MUTASI
JUKMINU
CEK POLRI,
29 ERIK SUSANTO BRIPKA BAUR C.FISIK
FISIK LAKA
LANTAS
30 FAJAR EFENDI BRIPKA BA SAMSAT TILANG
LAT
IDIK
LAKA,
LAT BINLUH
31 PURWANTO BRIPKA BA SAMSAT TPTKP BINAMITR
LAKA, A
PAMWA
L VVIP
LANTAS
PATRO
LI
LANTAS
,
MENEMB
32 WIRO PURNOMO BRIGADIR BA SAMSAT PENER
AK
BITAN
STNK,
TPTKP
LANTAS
BELA DIRI
JUKMIN
MUCHAMAD POLRI,
33 BRIGADIR BA SAMSAT U
ZAENURI PERENCA
POLRI
NAAN
JUKMIN
U
FARID DIKJUR POLRI,
34 BRIPTU ADC KA
UBAYDILLAH LANTAS PENER
BITAN
STNK
35 VIANDIKA DWI A. BRIPTU BA CHEK SESUI BIDANG
FISIK
LAT
OLAH
36 RAFIF ALIM BRIPDA BA SAMSAT
TKP
LAKA
OLAH
TKP,
LIDIK
LAKA
TERTUTU
MAMAN KANIT IDIK
37 IPDA P, LAT
SUGIARTO, SH GAKKUM LAKA,
MEMBUA
PPPK
T LI
FT
LANTAS

LAT UJI
38 MUHAIMIN,SKM BRIPKA BA LAKA
SIM

BINLUH
HENNY BINAMITR
39 BRIPKA BA LAKA
FIRMANSYAH A, YAN
PRIMA
55

LAT
OBVIT,
40 SUPRIYANTO BRIGADIR BA LAKA
LAT
TIPIRING
LAT
41 MAKHFURI BRIPKA BA LAKA MENEMB
AK
LAT
LUCKY PUTRA,
42 BRIGADIR BA LAKA TPTKP
S.H.
LAKA
43 M. MUZAZIN BRIGADIR BA LAKA

44 ERICK FITROH A BRIPDA BA LAKA

KANIT
45 BAGUS PRAKOSO IPDA
TURJAGWALI

46 SARJONO, S.H. AIPTU TURJAGWALI


Lat
TAUFAN
47 AIPDA TURJAGWALI Dakgar
NOVIANTO
Lantas
Lat
48 SEPTIAN EKO N. BRIPKA TURJAGWALI Pengaw
alan
Lantas
Lat
49 DIAN ARIF BRIPKA TURJAGWALI Dakgar
Lantas
Lat Uji
50 AGUS SUGIANTO BRIPKA TURJAGWALI
Sim
Lat
NANANG
51 BRIPKA TURJAGWALI Dakgar
PRAMUDYA
Lantas
Lat
52 ISMAIL BRIPKA TURJAGWALI Dakgar
lts
Lat
53 RISQUL ANIS BRIPKA TURJAGWALI Dakgar
lts
SUBEKHI
54 BRIPKA TURJAGWALI
MAULANA
lat
55 SODIKIN BRIGADIR TURJAGWALI Patrolo
lantas
lat
56 FANDI WIJAYA BRIGADIR TURJAGWALI Patroli
lantas
Lat
PRASTYO Pengaw
57 BRIGADIR TURJAGWALI
NUGROHO alan
Lantas
Lat
58 FERI SULISTIADI BRIGADIR TURJAGWALI
Patroli

ZAMRONI YONIKA Lat Reg


59 BRIPTU TURJAGWALI
SANI Samsat

60 HARIS SATRIO Y BRIPDA TURJAGWALI

61 DODY WIRANTO BRIPDA TURJAGWALI


56

ALIEF
62 BRIPDA DRIVER KA
PRIAMBODO

BANIT
63 NUR AZIZAH, S.H. BRIPTU
KAMSEL
FANZA
64 BRIPDA BAMIN
ADHESATYA
MARWAN TRI BANIT
65 BRIPDA
ATMOJO GAKKUM
MUHAMMAD
66 PRAYOGA BRIPDA BANIT SIM
ARDIANSAH
REGIDENT
67 SAPARI PENGDA
BPKB
TOTAL 7 2 27 12
Sumber : UrMin Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan

Dari data di atas menjelaskan bahwa anggota Satuan Lalu Lintas


Polres Pekalongan rata-rata belum mengikuti pendidikan jurusan,
pendidikan pengembangan spesialisasi ataupun program latihan yang
merupakan pendidikan dan pengembangan kemampuan dan keterampilan
anggota Polri terkhususnya dibidang Lalu Lintas. Hal ini tentunya
mempengaruhi setiap kemampuan anggota dalam melaksanakan kegiatan
dilapangan terutama pada anggota yang masih belum memiliki banyak
pengalaman di bidang Lalu Lintas. Hal ini disampaikan oleh Kaurmintu
Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan Kabupaten, IPDA Tanto
(wawancara, tanggal 21 Oktober 2022) :
“Untuk anggota Satuan Lalu Lintas di Polres Pekalongan ini hampir
semua anggota belum mengikuti kejuruan ataupun pelatihan gitu,
apalagi anggota yang dilapangan, hanya bermodalkan pengalaman
anggota dilapangan aja. Untuk anggota yang lain menyesuaikan
aja”.

Dalam hal ini, selain kuantitas dari personel, kualitas personel juga
sangat mempengaruhi pelaksanaan kegiatan yang dilakukan anggota
dalam pelaksanaan tugas Satuan Lalu Lintas. Selain itu perlunya kontrol
dari pimpinan juga akan mempengaruhi pelaksanan tugas dari anggota-
anggota, namun sebagai seorang pimpinan tentunya juga mendapatkan
tugas-tugas incidental yang mengharuskan pimpinan tersebut
melaksanakan tugas diluar tugas pokok dari pimpinan tersebut. Menurut
57

Teori Kompetensi, kompetensi adalah karakterisitik mendasar yang dimiliki


seseorang yang berpengaruh langsung terhadap, atau dapat
memprediksikan kinerja yang sangat baik (Sedarmayanti, 2008:126).
Adapun untuk memenuhi kompetensi menurut Prayitno (BKN, 2003:11),
Standar kompetensi mencakup 3 hal yang disingkat dengan KSA :
a. Pengetahuan (Knowledge), yaitu : Fakta dan angka dibalik aspek
teknis.
b. Keterampilan (Skills), yaitu : Kemampuan untuk menunjukan tugas
pada tingkat kriteria yang dapat diterima secara terus menerus
dengan kegiatan yang paling sedikit;
c. Perilaku (Attitude), yaitu : Ditunjukan kepada pelanggan dan orang
lain bahwa yang bersangkutan mampu berada dalam lingkungan
kerjanya.

3.1.2.2 Anggaran ( Money )

Anggaran merupakan salah satu faktor yang menjadi hambatan


dalam suatu organisasi. Jika dilihat dari 2 tahun kebelakang maka
terjadinya refocusing anggaran pada kegiatan di sektor kesehatan yang
merupakan faktor yang menjadi skala prioritas. Anggaran itu sendiri
merupakan direncanakan di awal tahun dan dipertanggungjawabkan di
akhir tahun. Anggaran ini merupakan hal yang sangat penting karena
segala kegiatan dilakukan sesuai dengan anggaran yang disediakan pada
masing-masing fungsi. Sesuai dengan Rencana Distribusi Anggaran DIPA
tahun 2022 Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan, Satuan Lalu Lintas
memiliki anggaran sejumlah Rp1.067.818.000,00 dan khusus layanan
Bidang Registrasi dan Identifikasi Lalu Lintas sejumlah Rp433.800.000,00.
Berikut ini uraian anggaran Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan :
58

Tabel 3. 8 Anggaran Satuan Lalu Lintas Unit Regident Polres Pekalongan

Uraian Volume Anggaran Anggaran Ket


Layanan Dukungan
Manajemen di Bidang - - 182.877.000
Lantas
Dukungan Operasional
Pertahanan dan - - 182.877.000
Keamanan
BIAYA LISTRIK SATPAS - - 30.057.000
Belanja Langganan
- - 30.057.000 PNBP
Listrik
Listrik Satpas 12 BLN 2.504.750 30.057.000
BIAYA TELEPON
- - 12.900.000
SATPAS
Belanja Langganan
- - 12.900.000 PNBP
Telepon
Telepon Satpas 12 BLN 1.075.000 12.900.000
HONOR
BENMA/PEMBANTU - - 139.920.000
BENMA
BeIanja Honor
OperasionaI Satuan - - 139.920.000 PNBP
Kerja
> HONOR BENDAHARA
- - 139.920.000
PELAKSANA PNBP
>> HONOR
BENDAHARA - - 6.000.000
PENERIMAAN
Honor bendahara
penerimaan 1 ORG x 12 12 OB 500.000 6.000.000
BLN
>> HONOR
PEMBANTU
- - 16.320.000
BENDAHARA
PENERIMAAN
Honor pembantu
bendahara penerimaan 12 OB 370.000 4.440.000
SIM 1 ORG x 12 BLN
Honor pembantu
bendahara penerimaan 12 OB 370.000 4.440.000
STNK 1 ORG x 12 BLN
59

Honor pembantu
bendahara pelaksanan 12 OB 370.000 4.440.000
BPKB 1 ORG x 12 BLN
Honor pembantu
bendahara TNKB 1 ORG 12 OB 250.000 3.000.000
x 12 BLN
>> HONOR PETUGAS
- - 54.600.000
PELAKSANA SIM
PRODUKSI III 1 SATPS 156
350.000 54.600.000
x 13 ORG x 12 BLN OB
>> HONOR PETUGAS
- - 63.000.000
PELAKSANA SAMSAT
Type B 1 SAMST x 15
180 OB 350.000 63.000.000
ORG x 12 BLN
Sumber : Rendis Dipa Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan 2022

3.1.2.3 Sarana dan Prasarana (Material)

Pada aspek ini, sarana dan prasarana merupakan bagian utama


dalam keberhasilan suatu kegiatan terkhususnya pada pelaksanaan ujian
praktik yaitu adanya lapangan uji praktik yang digunakan untuk
pelaksanaan uji praktik SIM yang dilengkapi dengan perlengkapan
lapangan uji praktik SIM.

Gambar 3. 6 Lapangan Uji Praktik SIM Polres Pekalongan


60

Berdasarkan hasil observasi dan pengukuran yang dilakukan oleh


penulis terhadap ukuran dan kesesuaian lapangan dalam pelaksanaan uji
praktik SIM C di Polres Pekalongan. penulis menemukan adanya
ketidaksesuaian ukuran pada setiap ukuran standar lapangannya yang
telah di atur dalam lampiran Perkapolri No.9 tahun 2012. Berikut hasil
pengukuran yang dilakukan oleh penulis :
61

Dari data tersebut, untuk data ukuran yang seharusnya adalah


ukuran yang tidak di kotak kuning sedangkan untuk ukuran yang
sebenarnya ada di lapangan adalah ukuran yang berada di kotak kuning.

Kemudian dapat dilihat banyaknya ketidaksesuaian ukuran


lapangan yang terjadi di lapangan uji praktik SIM C di Polres Pekalongan
dengan ketentuan yang seharusnya. Selain itu, untuk lapangan pada
gambar keempat, tidak tersedia di Polres Pekalongan. Penjelasan di atas
menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang digunakan dalam
pelaksanaan uji praktik SIM C masih tidak sesuai dan hal itu tentunya
menyebabkan pelaksanaan uji praktik SIM tidak dapat berjalan dengan
baik dan tidak dapat terlaksana sesuai dengan SOP yang berlaku.

3.1.2.4 Metode ( Methods )

Metode merupakan salah satu yang harus diperhatikan dalam


melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan karena dengan adanya
metode maka akan menciptakan suatu cara yang teratur yang dapat
membantu suatu pekerjaan atau tugas dapat tercapai sesuai dengan hal
yang diinginkan. Dalam pelaksanaan uji SIM, tentunya memiliki SOP
yang telah disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan di lapangan.
Dalam pelaksanaan tugas tentunya diharapkan agar sesuai dengan cara
bertindak yang baik dan tepat untuk mencapai tujuan yaitu : Mewujudkan
terjadinya penurunan angka kecelakaan lalu lintas di Polres Pekalongan,
prosedur pelaksanaan penerbitan SIM diatur dalam Pepol Nomor 5
Tahun 2021 Tentang Penerbitan dan SIM.
62

Ujian praktik SIM merupakan tugas yang dilaksanakan oleh Unit


Regident Satuan Lantas Polres Pekalongan. Dalam pelakasanaannya
dilakukan tahapan-tahapan ujian praktik SIM dengan materi-materi yang
telah ditentukan dengan lapangan atau rute yang telah disediakan.
Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa standar yang harus
terpenuhi. Standar prasarana lapangan, sarana ujian praktik, materi ujian
praktik SIM. Pelaksanaan ujian praktik SIM dilakukan setelah dinyatakan
lulus dalam ujian teori. Standar prasarana lapangan diantaranya penguji
terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih untuk seorang peserta uji sepeda
motor di masing-masing materi uji, permukaan lapangan aspal atau beton
tidak bergelombang, tidak licin, tidak berpasir, pelaksanaan ujian praktik
di lapangan praktik dan jalanan umum dalam satu wilayah hukum,
sebelum melakukan pengujian disarankan kepada peserta tes kendaraan
yang akan digunakan uji praktik, standar pengukuran sepeda motor
bagian fisik/ban depan dan belakang terluar pada kendaraan (kecuali)
stang stir serta kaca spion, lebar lapangan ujian minimun 50 meter,
panjang lintasan jalan/lapangan ujian minimum 100m, ruang tunggu
peseta uji SIM.
Kemudian untuk sarana uji praktik diantaranya patok uji dengan
ukuran yang telah ditentukan, garis lapangan terbuat dari cat berwarna
putih, khusus untuk ujian angka delapan di atas garis agar ditempatkan
patok dengan jarak antar patok masing-masing 1.5 m kali panjang
kendaraan bermotor uji, meja penguji, nomor peserta uji, rompi peserta
uji, helm, peluit, jas hujan, sepeda motor uji, pengeras suara, kaca mata
teduh (Hitam), stop watch, blangko pengujian, dan alat tulis
(puplen/spidol).
Materi ujian praktik SIM C diantaranya : Uji
Pengereman/Keseimbangan, Uji Slalom/Zigzag, Uzi membentuk Angka
Delapan, Uji Reaksi Rem Menghindar,Uji Berbalik arah membentuk huruf
U ( Turn ), kemudian adanya ketentuan lulus ujian praktik SIM C yaitu :
Tidak menyentuh dan menjatuhkan patok pada setiap materi ujian, kaki
63

tidak menginjak lapangan pada materi ujian yang dilarang, tidak


melakukan pengereman pada materi ujian yang dilarang, peserta tidak
mentaati ketentuan uji praktik sesuai petunjuk. Dalam pelaksanaan uji
praktik SIM C, peserta ujian akan diberikan kesempatan untuk
mengulang 2 (dua) kali sebelum dinyatakan gugur.

3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Satuan Lalu Lintas Unit

Regident dalam pengotimalisasian uji praktik SIM C

Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian, penulis menganalisa


faktor-faktor yang menjadi pendukung ataupun penghambat dari
pelaksanaan uji Praktik SIM C oleh Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan
sebagai syarat mengemudi roda dua guna menekan angka laka lantas
baik dari faktor internal maupun ekstrenal. Dalam hal ini, penulis
menggunakan Teori Analisa SWOT yaitu : Dengan menganalisa dan
mengevaluasi faktor strength, opportunities, weakness, threats. Faktor-
faktor ini akan memiliki peran yang besar dalam suatu strategi yang
diterapkan dalam suatu organisasi karena akan meminimalisir ancaman
atau kelemahan serta mengoptimalkan kekuatan dan peluang yang
dimiliki. Di penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi uji praktik SIM C
sebagai syarat mengemudi roda dua guna menekan angka laka lantas
dapat dijabarkan sebagai berikut :

3.2.1 Faktor Internal

3.2.1.1 Kekuatan ( Strength)

Kekuatan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh suatu


organisasi yang dapat memaksimalkan suatu proses untuk mencapai
tujuannya. Dalam pelaksanaan tugas, dilapangan sering terjadi
kesalapahaman ataupun permasalahan yang tidak diduga terjadi saat
bertugas. Dalam hal ini Polri memiliki kekuatan dengan adanya aturan
64

yang telah dibuat denga baik terkait Lalu Lintas yaitu : UU LLAJ , Perpol
No.5 tahun 2021 tentang Penerbitan dan Penandaan Surat Izin
Mengemudi, Lampiran Perkap No. 9 tahun 2012 tentang Surat Izin
Mengemudi, SOP yang telah dibuat, peraturan-peraturan yang terikat
dalam lingkup wilayah hukum Polres yang menjadi dasar dan acuan
anggota dalam melaksanakan tugas dan bertindak sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya sebagai anggota Polri.
Selain itu adanya Kekuatan internal merupakan kekuatan yang
dimiliki oleh Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan dalam
mengoptimalisasikan ujian praktik SIM sebagai syarat mengemudi guna
menekan angka kecelakaan lalu lintas yang dapat dilihat dari segi sumber
daya manusia (Man), anggaran (Money), mesin (Machine), sarana dan
prasarana (Materials) serta cara bertindak (Method) dan data-data serta
informasi yang dapat dipercaya yang dimiliki oleh Polri.
Dalam hal ini, terdapat beberapa kekuatan yang dimiliki, diantaranya :
1. Pimpinan yang berkompeten
Kuatnya komitmen Kapolres Pekalongan dalam menekan angka
laka lantas di Polres Pekalongan serta meningkatkan pelayanan
terhadap penerbitan SIM di Polres Pekalongan. Pemimpin mampu
mengatasi masalah yang ada sehingga dapat membantu anggota
dalam bekerja sehingga hambatan dapat diselesaikan. Selain itu,
kuatnya program pimpinan yang menerapkan apresiasi terhadap
kinerja anggota sehingga berdampak pada meningkatnya motivasi
personel dalam bertugas.
2. Dukungan Anggaran SIM
Adanya dukungan anggaran yang memadai, untuk saat ini Satuan
Lalu Lintas Polres Pekalongan unit SIM memiliki anggaran yang
dapat menampung 12 personel sedangkan untuk personel yang
tersedia hanya berjumlah 8 orang sehingga adanya anggaran yang
dapat dioptimalkan. Hal ini didukung dengan wawancara kepada
Kasat Lantas AKP Fitriyanto, S.H., M.M yang mengatakan bahwa :
65

“Untuk anggaran di bagian SIM sendiri itu masih ada, namun


anggota kita yang masih kurang, sebenarnya anggaran di SIM
masih bisa kita optimalkan, paling anggaran bisa diserap sebagian
saja tidak bisa seluruhnya karena anggota yang kurang
mencukupi”.
3. Kendaraan yang Memadai
Dalam pelaksanaan uji praktik SIM, kendaraan yang dimiliki oleh
Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan tergolong lengkap. Hal ini
sesuai dengan yang disampaikan oleh Banit SIM pada saat
wawancara :
”Untuk kendaraan yang kita miliki dalam melaksanakan uji
praktik SIM sudah memadai dan cukup untuk menampung seluruh
pelaksanaan uji praktik SIM bagi pemohon SIM.”

Hasil observasi juga didapati bahwa untuk pelaksanaan uji praktik


SIM C dalam hal kendaraan sudah mencukupi dan mendukung dalam
pelaksanaannya.

3.2.1.2. Kelemahan (Weakness)

Setiap organisasi memiliki kelemahan yang dalam pelaksanaan


tugas dapat menghambat prosesnya dalam mencapai tujuan. Kelemahan
itu tentunya harus menemukan solusi yang tepat agar tidak menjadi
kendala dalam melaksanakan kegiatan dalam mencapai hasil yang
maksimal. Untuk saat ini, kelemahan yang dialami oleh satuan Lalu Lintas
di Polres adanya kekurangan personil yang belum memenuhi standar DSP
sesuai peraturan yang berlaku sehingga adanya ketidakseimbangan tugas
antar personil. Selain itu pendidikan keterampilan, kejuruan serta pelatihan
di bidang lalu lintas yang belum di dapat oleh personil Polri sehingga tidak
maksimalnya keterampilan yang dimiliki personil dalam melaksanakan
tugas sesuai bidangnya masing-masing.
Dalam hal ini kelemahan dari Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan yaitu :
66

1. Personel Satuan Lalu Lintas yang masih belum memadai.


Dalam hal ini dengan DSP Satuan Lalu Lintas Polres tipe D
berjumlah 88 personel namun riilnya di Polres Pekalongan untuk
jumlah personel Satuan Lalu Lintas hanya berjumlah 65 Personel.
Terkhusus untuk Unit Regident hanya memiliki 8 personel
sedangkan DIPA seharusnya berjumlah 12 personel.
2. Kualitas SDM yang masih belum memadai
Kurangnya pendidikan atau pelatihan yang dimiliki oleh personel
Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan. Dalam hal ini untuk daya
terkait kualifikasi anggota yang telah Pendidikan D3 atau S1,
melaksanakan pendidikan pengembangan, pendidikan kejuruan
hanya 11 anggota dari 65 anggota yang telah mendapatkan
pendidikannya.
Dalam hal ini, sesuai dengan Keputusan Kepala Korps Lalu Lintas
Polrei Nomor : KEP/70/XII/2013 tentang Standar Kompetensi
Penguji Surat Izin Mengemudi terhadap penguji SIM harus
bersertifikasi Penguji SIM, untuk saat ini Penguji SIM yang ada di
Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan belum ada yang memiliki
sertifikasi penguji SIM. Hal ini tentunya akan menjadi kelemahan
dalam pelaksanaan kegiatan operasional terkhususnya dalam
pelaksanaan uji praktik SIM.
3. Keterbatasan kemampuan anggota dalam penguasaan teknologi
akan menyulitkan personel dalam pelaksanaan tugas seiring
perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat.

3.2.2 Faktor Eksternal

3.2.2.1 Peluang (Opportunities)

Peluang merupakan hal-hal yang dapat membantu suatu organisasi


dapat memaksimalkan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Dalam hal ini peluang yang dimiliki dalam
67

mengoptimalkan pelaksanaan ujian praktik SIM sebagai syarat


mengemudi roda dua guna menekan angka kecelakaan yaitu : Dari
eksternal organisasi dengan melakukan kerjasama dan koordinasi secara
lintas fungsi maupun sektoral. Selain itu, kemajuan teknologi dan
perkembangan sumber informasi seperti sosial media yang dapat di akses
dengan mudah dapat membantu anggota dalam menginformasikan apa
yang penting bagi masyarakat, dapat membantu kinerja anggota dalam
pengarsipan, dapat mempermudah masyarakat dalam proses pembuatan
SIM. Kondisi saat ini merupakan peluang bagi Satuan Lalu Lintas untuk
membangun hubungan baik antara Polri dengan masyarakat serta
membantu Kinerja Satuan Lalu Lintas dilapangan dapat lebih maksimal.
Peluang yang dimiliki Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan antara lain :
1. Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, adanya peran
media massa seperti sosial media yang dapat memberikan informasi
atau mensosialisasikan tentang uji praktik SIM.
2. Adanya dukungan dari masyarakat yang masih bersedia mendukung
program yang dilakukan oleh Polri dalam meningkatkan pelayanan
yang berguna untuk masyarakat. Dalam hal ini seperti program yang
penulis buat yaitu membuat lapangan Latihan uji praktik SIM di
halaman milik masyarakat sangat didukung oleh pemiliknya dan
bersedia meminjamkan halaman miliknya untuk membuat lapangan
tersebut untuk membantu POLRI dalam membuat program-program
yang menguntungkan masyarakat dan meningkatkan pelayanan
POLRI pada masyarakat.

3.2.2.2 Ancaman (Threats)

Kendala atau ancaman tentunya akan selalu ada disetiap kegiatan


yang dilaksanakan dalam anggota dalam suatu organisasi terutama di
lapangan. Dalam hal ini, kendala yang dimiliki oleh Polri yaitu rendahnya
tingkat kepercayaan masyarakat terhadap citra Polri yang dapat dilihat
68

langsung di berbagai media. Selain itu, kemajuan teknologi merupakan


salah satu yang dapat berdampak buruk bagi Polri dan dapat
menyebabkan terganggunya keamanan dan ketertiban di lingkungan
masyarakat. Hal ini juga berdampak dibidang satuan Lalu Lintas yang
mendapatkan tanggapan buruk dari masyarakat.
Dalam hal ini tentunya kendala atau ancaman tersbut harus segera
di antisipasi dan dicegah guna melancarkan tugas pokok Polri dalam
pelaksanaan kegiatan-kegiatan serta meningkatkan kinerja anggota Polri
dalam setiap kegiatannya sesuai dengan perkembangan zaman.
Terdapat beberapa ancaman diantaranya :
1. Perkembangan teknologi yang belum dioptimalkan dengan baik
dalam pelaksanaan uji praktik SIM.
2. Masyarakat yang kurang sadar terhadap pentingnya memiliki Surat
Izin Mengemudi dan mengikuti rangkaian proses test sebagai
syarat dalam mengemudi.
3. Kurangnya kepercayaan masyarakat.
Dalam hal ini, masyarakat masih memiliki pemikiran bahwa
pelaksanaan uji praktik SIM sangat sulit dan pasti gagal,
terkhususnya di materi angka 8 yang tidak akan lulus dan itu
membuat masyarakat tidak percaya terhadap pelaksanaan uji
praktik SIM. Hal ini didukung dengan hasil wawancara pemohon
SIM, Ibu Siti (16 Oktober 2022), menyatakan bahwa :
“Untuk uji praktik SIM yang dilakukan ini sangat sulit, terkhususnya
di angka delapan tidak ada yang lulus, pengalaman saya ada 30
orang yang melaksanakan uji praktik SIM disini tapi satupun tidak
ada yang lulus di materi angka delapan dan sekarang anak saya uji
praktik SIM dan gagal di materi yang sama. Materi ini sangat sulit,
lapangannya terlalu kecil.”
Hasil lapangan yang dilakukan oleh penulis memang benar bahwa
pemohon SIM yang melaksanakan uji praktik SIM paling sering
gagal di materi angka delapan.
BAB IV

LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

4.1 Sistem Manajemen Unit Regident Satuan Lalu Lintas Dalam


Pengoptimalisasian Uji Praktik SIM C
4.1.1 Kondisi yang Diharapkan

Kondisi yang diharapkan oleh penulis ialah terjadinya penurunan


angka kecelakaan lalu lintas di Polres Pekalogan dengan adanya
pengoptimalisasian pelaksanaan uji praktik SIM yang dilakukan oleh Unit
Regident Satuan Lalu Lintas di Polres Pekalongan. Dalam hal ini, adanya
pelaksanaan yang optimal tersebut diharapkan dapat terciptanya
Kamseltibcar Lantas di lingkungan masyarakat. Untuk mencapai hal
tersebut, penulis melakukan penganalisaan terhadap pelaksanaan uji
praktik SIM C oleh Unit Regident yang disesuaikan dengan kondisi ideal
yang tercantum dalam Perpol No. 5 tahun 2021 tentang Penerbitan dan
Penandaan Surat Izin Mengemudi dan Lampiran Perkap No.12 tahun
2009. Kondisi tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan Teori
George R. Terry yaitu : Teori POAC sehingga dalam manajemen
pelaksanaan uji praktik SIM C menghasilkan kondisi yang ideal dan dapat
meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas dengan baik.

69
70

4.1.1.1 Kondisi yang di harapkan dari perencanaan pelaksanaan Uji

Praktik SIM C

Terdapat Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 5


tahun 2021 tentang Penerbitan dan Penandaan SIM sebagai dasar
pelaksanaan uji praktik SIM C. dalam hal ini, Perpol tersebut merupakan
pelaksanaannya sudah diatur secara yuridis. Dalam Perpol No 5 tahun
2021 dijelaskan persyaratannya sehat secara jasmani dan rohani,
melakukan pemeriksaan psikologi. Selanjutnya harus lulus ujian teori dan
dilanjutkan ujian praktik. Dalam pasal 18 Perpol No.5 Tahun 2021
dijelaskan :
1. Ujian praktik dilaksanakan secara manual dan dilaksanakan pada
lapangan ujian praktik atau lokasi atau ruas jalan tertentu (ayat 3).
2. Sebelum pelaksanaan ujian praktik, pemohon diberikan penjelasan
mengenai tata cara ujian praktik, sistem penilaian ujian praktik dan
contoh ujian praktik sesuai materi yang diujikan (ayat 4).
3. Pemohon diberikan kesempatan melakukan uji coba dilapangan
ujian praktik, lokasi atau ruas jalan tertentu paling banyak 2 (dua)
kali sebelum menjalani ujian praktik (ayat 5).
Hal-hal tersebut merupakan kesiapan pelaksanaan uji praktik SIM C
sesuai dengan aturan yang berlaku. Diharapkan dalam pelaksanaannya,
seluruh kesiapan tersebut dilaksanakan secara dengan baik dan
membantu masyarakat dalam pelaksanaannya. Namun dalam
perencanaannya, hal tersebut masih sering diabaikan dan tidak
dilaksanakan sebelum pelaksanaan uji praktik SIM C tersebut. Seperti
tidak diizinkannya pemohon untuk melakukan uji coba terlebih dahulu,
tidak memberikan contoh ujian praktik sesuai materi yang diujikan, serta
kelengkapan pelaksanaan uji praktik SIM yang kurang lengkap.
Dalam hal ini mengindikasikan adanya ketidaksesuaian dengan
ketentuan dan ketidakdisiplinnya petugas penguji SIM dalam melakukan
SOP yang berlaku. Selain itu dalam pembagian tugas masih tidak
71

proporsional dikarenakan pada bagian ujian teori dan ujian praktik


pelaksanaannya hanya dilaksanakan oleh 1 petugas yang merangkap
tugas pada kedua bagian tersebut yang merupakan bagian penentu dalam
mengetahui kemampuan dan keterampilan dari pemohon SIM.

4.1.1.2 Kondisi yang diharapkan dari Pengorganisasian

Pada bagian pengorganisasian ini, pelaksanaan uji praktik SIM C


diharapkan dilaksanakan oleh petugas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan yang telah diatur sesuai dengan standarisasi dan SOP yang
tersedia. Hal tersebut diatur dan diesuaikan sesuai dengan Lampiran
Perkapolri Nomor 9 tahun 2012 yang menjelaskan bahwa pelaksanaan
ujian praktik SIM C memiliki standar prasarana lapangan. Terkhusus
dalam personel, penguji praktik SIM C terdiri dari 2 orang atau lebih untuk
seorang peserta uji sepeda motor di masing-masing materi uji. Selain itu,
pengorganisasian ini juga diatur dan disesuaikan dengan Keputusan
Kepala Korps Lalu Lintas Polri Nomor : KEP/70/XII/2013 tentang Standar
Kompetensi Penguji Surat Izin Mengemudi (SIM). Dalam Kep Kakorlantas
tersebut dijelaskan bahwa untuk memastikan bahwa seseorang layak
mendapatkan SIM harus dilakukan pengujian secara ketat dan
dilaksanakan oleh petugas yang memiliki kompetensi di bidang tersebut.
Selain itu dalam Peraturan Kapolri Nomor 9 Tahun 2012 tentang SIM,
salah satu persyaratan SATPAS adalah harus mempunyai sumber daya
manusia yang memenuhi persyaraatan dan memiliki standar kompetensi
sebagai Penguji SIM. Namun, dalam pengorganisasiannya, dalam hal
kuantitas, petugas pelaksana uji praktik SIM C di Polres Pekalongan
hanyalah 1 orang dan ada petugas yang merangkap dan hal tersebut tidak
proporsional dalam penempatan personel pada bagian tugas masing-
masing.
72

4.1.1.3 Kondisi yang diharapkan dari Pelaksanaan

Pelaksanaan uji praktik SIM C oleh unit Regident Satuan Lalu Lintas
Polres Pekalongan memiliki beberapa tahapan dan materi uji praktik SIM
C. Pada pelaksanaannya, untuk Uji Pengerememan atau keseimbangan
tidak dilaksanakan oleh petugas saat melakukan pengujian pemohon di
lapangan. Namun seharusnya materi yang telah diatur dalam dasar
hukum yang telah ditentukan yaitu dalam hal ini pada Perpol No.5 tahun
2021 tentang Penerbitan dan Penandaan SIM tepatnya pasal 18 ayat (6)
dijelaskan bahwa materi yang diujikan dan ketentuan pelaksaan ujian
praktik ditetapkan dengan Keputusan Kakorlantas. Dalam hal ini, dapat
dilihat pada lampiran Perkapolri Nomor 9 tahun 2012 yang salah satu
penjelasannya berisikan materi ujian praktik SIM C dan seluruhnya harus
dilaksanakan, diantaranya :
A. Uji Pengereman / Keseimbangan :
1. Menjalankan sepeda motor dengan kecepatan perseneling stabil 30
km/jam, dengan persneling 2 berhenti pada garis stop dengan teknik
pengereman kombinasi yang lebih dominan rem tangan bersamaan
dengan rem belakang (kaki) untuk mengimbangi rem depan, kaki kiri
turun dan palingkan kepala ke kanan belakang konfirmasi
keselamatan; dan
2. Jarak dari start sampai finish adalah 9 buah patok dari ukuran panjang
kendaraan uji tambah ½ panjang kendaran uji (1,5 m) sedang lebar
patok yang dilintasi adalah 2x lebar kendaraan bermotor uji untuk lebar
lintasan pengereman.
73

B. Uji Slalim/Zig-Zag :
1. Menjalankan sepeda motor slalom/zig-zag melintasi patok (kerucut )
dengan kecepatan 10 km/jam, jarak antar patok 1,5 kali panjang
kendaraan bermotor uji dan jari-jari tangan tidak menekan tangkai
kopling/pengereman sebelum titik berhenti yang ditentukan.
2. Kemudian dilanjutkan slalim/zig-zag dengan kecepatan stabil, jarak
patok satu dengan yang satu 3 kali panjang, kendaraan bermotor uji
dan berhenti pada garis stop, dengan teknik pengereman kombinasi
rem depan lebih dominan dan rem belakang mengimbangi asumsi
(70% / 30%), kaki kiri menapak di jalan, kepala memalingkan ke kanan
belakang konfirmasi keselamatan.
C. Uji membentuk Angka Depalan :
1. Menjalankan sepeda motor di dalam lingkaran 3 kali membentuk angka
8 mengikuti petunjuk arah, tidak berhenti dan kaki tidak menginjak
lapangan serta jari-jari tangan tidak menarik kopling/rem; dan
2. Diatas garis angka delapan diletakkan patok, dengan jarak antar
masing-masing patok 1,5 kali panjang kendaraan bermotor uji :
74

D. Uji Reaksi Rem Menghindar :


Konfirmasi keselamatan pada saat menjalankan sepeda motor
dengan kecepatan stabil perseneleng 2 atau 3 kemudian melakukan
pengereman pada Garis Kuning atau patok, lepas rem pada patok atau
Garis Hijau, lalu membelok sesuai petunjuk dari petugas, serta berhenti
pada garis stop dengan teknik pengereman kombinasi untuk rem
belakang mengimbangi dan untuk rem depan dominan, kaki kiri turun dan
palingkan kepala ke kanan belakang.

E. Uji Berbalik arah membentuk huruf U (Turn)


Konfirmasi keselamatan pada saat akan menjalankan sepeda motor
memutar denggan membentuk huruf U di jalan sempit yang lebarnya 2 kali
panjang kendaraan bermotor uji, tanpa menginjakkan kaki ke lapangan
dan pandangan tertuju kearah yang akan dituju.
75

Penulis mengharapkan agar pelaksanaan setiap pelaksanaan ujian


praktik SIM C dalam dilaksanakan seluruh materinya sesuai dengan
ketentuan dikarenakan seluruh materi mempunyai tujuan penting dalam
berkendara demi keselamatan pengguna jalan.

4.1.1.4 Kondisi yang diharapkan dari Pengawasan

Pengawasan merupakan salah satu bagian yang sangat penting


dalam pelaksanaan kegiatan. Dalam hal ini, pelaksanaan kegiatan uji
praktik SIM C di Polres Pekalongan dilakukan fungsi pengawasan oleh
Kasta Lantas, KBO Lantas, Kanit Regident yang merupakan unsur
pimpinan di satuan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara pada tangal 19
Oktober 2022 dengan Kasat Lantas Polres Pekalongan AKP Fitriyanto
S.H., M.M. mengatakan bahwa pengawasan yang dilakukan melalui
secara langsung dan media elektronik dengan pelaporan. Adanya
pengencekan dan pemantauan ke lapangan serta menerima laporan dari
anggota melalui aplikasi whatsapp. Pengendalian dan pengawasan yang
dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku. Berdasarkan Pasal 45 ayat
(3) Perpol No. 5 tahun 2021 tentang Penerbitan dan Penandaan SIM
dijelaskan bahwa pengendalian dan pegawasan dilakukan melalui :
1. Pembinaan;
2. Asistensi;
3. Supervisi;
4. Pemantauan (monitoring); dan
5. Analisis dan evaluasi
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan metode
observasi dan wawancara bahwa pengawasan dan pemantauan yang
dilakukan hanya pemantauan dari pelaporan anggota dari applikasi
WhatsApp sedangkan pemantauan secara langsung ke lapangan atau
kelokasi ujian praktik uji SIM C tidak pernah dilakukan. Untuk pelaksanaan
76

asistensi dan supervisi dilaksanakan oleh Dit Lantas Polda Jawa Tengah.

4.1.2 Langkah-langkah Pemecahan Masalah

4.1.2.1 Pemecahan masalah dari Perencanaan

Pemecahan masalah dalam tahap ini yaitu : Dalam tahap


perencanaan sistem manajemen satuan lalu lintas di Polres Pekalongan
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan sistem observasi
serta wawancara terdapat beberapa kendala atau permasalah yang harus
diselesaikan dan mendapatkan solusi dalam perencanaan sistem
manajemen Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan. Untuk perencanaan
dari satuan lalu lintas unit Regident tersebut yaitu:
1. Pada bagian perlengkapan yang akan digunakan oleh pemohon SIM,
pemecahan masalah yang tepat menurut penulis ialah dengan
mengolah anggaran dengan tepat dan mengadakan penggadaan
terhadap perlengkapan yang belum ada atau sudah rusak sehingga
perlengkapan sesuai SOP yang berlaku sudah lengkap.
2. Pada bagian, petugas sering mengabaikan SOP sebelum pelaksanaan
uji praktik SIM seperti memberikan kesempatan uji coba, menjelaskan
materi serta memberikan contoh pelaksanaan secara lengkap. Maka
penulis membuat suatu inovasi yaitu : Lapangan Safety Riding di
daerah desa Tanjung Kulon yang lokasinya tidak jauh dari Polres
Pekalongan. Tujuan dari lapangan itu yaitu : Memberikan pelatihan
secara gratis dan memberikan wadah kepada masyarakat untuk
melakukan latihan uji coba praktik SIM C secara bebas dan seluas-
luasnya terhadap seluruh kalangan masyarakat yang berada diwilayah
hukum Polres Pekalongan sehingga masyarakat dapat lebih siap
dalam melaksanakan uji SIM dan mengetahui seluruh materi serta
tahapan-tahapan yang dihadapin. Hal ini juga bertujuan untuk
meningkatkan kepercayaan masyarakat yang selama ini sudah buruk
terkait pelaksanaan uji SIM.
77

4.1.2.2 Pemecahan masalah dari Pengorganisasian

Pada bagian pengorganiasian, ini merupakan tahap yang sangat


mempengaruhi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari satuan lalu
lintas. Dalam penelitian yang dilakukan penulis dengan berbagai teknik
seperti : Wawancara, studi dokumen, observasi, Penulis mendapatkan
beberapa kendala atau permasalahan dalam organisasi yang ada di
satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan terkait dengan kuantitas dan
kualitas dari personel satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan. Ada
pemecahan masalah yang dapat diberikan penulis terhadap
pengorganisasian ini yaitu : Kuantitas anggota.
Dalam hal jumlah kuantitas dari anggota satuan lalu lintas
terkhususnya di bidang SIM terdapat kekurangan personel yang
seharusnya anggaran mencukupi 12 orang sedangkan personel yang ada
hanya berjumlah 7. Dalam hal ini, pemecahan yang dapat dilakukan yaitu :
Meminta bantuan atau melakukan BKO terhadap anggota satuan lalu
lintas yang berada di bagian unit lain seperti di unit administrasi ataupun di
Unit Turjawali yang dalam kondisi wilayah Pekalongan yang cukup landai
dan tidak terlalu banyak kegiatan sehingga bisa membantu dalam
pelayanan dan pemenuhan jumlah personel yang ada di Polres
Pekalongan untuk melakukan rangkaian proses pembuatan SIM dengan
tahap-tahap yang telah ditentukan sehingga dapat mengoptimalkan
pelaksanaan uji SIM yang masih kurang dalam memenuhi permintaan dari
pemohon SIM sehingga pemohon SIM dapat melaksanakan segala
rangkaian proses dengan baik dan cepat.
Selain itu untuk personel yang merangkap jabatan, khususnya di
bagian ujian teori dan praktik yaitu di Polres Pekalongan hanya
dilaksanakan oleh 1 personel, maka penulis memberikan solusi yaitu:
Mempekerjakan mahasiswa magang dari universitas-universitas yaitu:
Pada jurusan komputer, dengan hal tersebut, mahasiswa tersebut bisa
membantu di bagian teori sebagai pengawasan terhadap pelaksanaan
78

teori yang sudah berbasis komputer sehingga personel yang merangkap


tugas tersebut dapat fokus pada bagian penguji praktik SIM C yang
memerlukan keahlian dan pengetahuan dari anggota Polri itu sendiri.

4.1.1.3 Pemecahan masalah dari Pelaksanaan

Dalam proses uji praktik SIM tentunya tahap pelaksanaan


merupakan tahap yang paling utama karena tahap ini merupakan tahap
yang menentukan keberhasilan uji praktik SIM tersebut. Tahap ini
merupakan tahap proses yang menentukan pelaksanaannya sudah
berjalan sesuai dengan prosedur dan terlaksana secara optimal atau
belum. Pada tahap ini, penulis mengunakan sistem observasi, wawancara
serta studi dokumen untuk meneliti tahap pelaksanaan ini sehingga
menemukan beberapa permasalahan dalam pelaksanaannya. Kemudian
permasalahan tersebut diteliti dan penulis memberikan beberapa
pemecahan masalah dalam pelaksanaannya, diantaranya :
1. Perlunya melakukan pembenahan sarana dan prasarana serta
melengkapi kelengkapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan uji
praktik SIM.
2. Melakukan perbaikan serta peninjauan kembali terhadap lapangan
yang belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga dapat
dilakukan perenovasian terhadap lapangan uji praktik SIM.
3. Dalam pelaksanaan uji praktik SIM, perlunya penambahan personel
yang melakukan penguji SIM yang awalnya hanya satu sedangkan
diketentuan minimal dua penguji di setiap pemohon yang
melaksanakan uji praktik.
4. Perlunya pembuatan buku saku yang berisikan pembahasan secara
detail tahap-tahap uji praktik SIM sesuai dengan peraturan yang
dilakukan kepada personel sehingga tidak adanya tahap materi uji
yang dilewatkan dan buku tersebut dapat dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan uji praktik SIM.
79

5. Perlunya dilakukan pelatihan serta sosialisasi kembali kepada seluruh


personel Satuan Lalu Lintas di Bidang Regident terkait proses tahapan
uji praktik SIM sehingga personel lebih memahami secara detail proses
pelaksanaannya sehingga dapat diterapkan dalam pelaksanaan
dilapangan.
6. Bagi oknum petugas yang melakukan Tindakan yang tidak sesuai
dengan SOP maka perlunya dilakukan tahapan peneguran yaitu :
Memberikan peringatan terhadap pelanggarannya, memberikan
hukuman dan terakhir memberikan tindakan tegas pada petugas yang
mencoba melakukan kecurangan.

4.1.2.4 Pemecahan masalah dari Pengawasan

Controlling merupakan peran yang sangat penting untuk


mengetahui kegiatan dilapangan yang sebenarnya. Dalam hal ini,
controlling yang dilakukan di Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan ialah
dengan menggunakan WhatsApp sebagai laporan sementara, kemudian
adanya laporan hasil pelaksanaan dalam bentuk harian, mingguan,
bulanan dan tahunan menggunakan ketik dan diarsipkan di dalam
komputer Satuan Lalu Lintas. Setiap laporan sama pentingnya dan perlu
pengarsipan dalam sistem Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan. Dalam
hal ini laporan harus disertakan dengan dokumentasi mengenai kegiatan-
kegiatan yang dilakukan. Selain pengendalian terhadap pelaporan,
pengawasan juga dilakukan terhadap kinerja dari personel Unit Regident
Polres Pekalongan dengan bertahap dan berjenjang hingga ke Kapolres
Pekalongan. Untuk peningkatan kinerja personel di Unit Regident, Kanit
Regident perlu menggunakan pendekatan individu terhadap personelnya
dengan menanyakan hambatan dan kendala dalam bertugas,
menanyakan penyebab ketika personel yang kinerjanya menurun serta
membantu personel dalam memecahkan masalah sehingga dapat
meningkatkan kinerja personel Unit Regident. Selain itu perlunya diadakan
80

apresiasi bulanan terhadap anggota personel Unit Regident terhadap


sehingga dapat menambah semangat personel dalam pertugas dan
meningkatkan kinerjanya.

4.2 Sumber Daya Organisasi Satuan Lalu Lintas Unit Regident Dalam
Pengotimalisasian Uji Praktik SIM C
4.2.1 Kondisi yang diharapkan

Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis dan hasil temuan


penulis bahwa pelaksanaan uji praktik SIM C masih belum optimal dan
perlu dilakukannya evaluasi serta upaya-upaya dalam memperbaiki dan
meningkatkannya. Dengan diadakannya evaluasi tersebut, diharapkan
dapat mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan dari proses
pelaksanaan uji praktik SIM C. Dalam hal ini, pelaksanaan uji praktik SIM
C yang dilakukan di Polres Pekalongan masih belum terlaksana sesuai
dengan harapan dikarenakan masih belum sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang berlaku, kaidah serta dasar hukum yang ada yang terkait
dengan pelaksanaan uji praktik SIM C. oleh karena itu, pelaksanaan uji
praktik SIM C itu sendiri perlu ditingkatkan agar dapat dilaksanakan
secara optimal guna meminimalisir angka laka lantas yang terjadi di Polres
Pekalongan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh Polres
Pekalongan. Dalam menganalisis hal tersebut, penulis menggunakan
Teori Manajemen.
Penulis berharap dengan adanya analisis ini dapat menemukan
upaya-upaya dalam meningkatkan pelaksanaan uji praktik SIM C di Polres
Pekalongan dengan sumber daya yang tersedia serta dapat menemukan
pemecahan masalah yang efektif sehingga terciptanya Kamseltibcar
Lantas yang kondusif di wilayah hukum Polres Pekalongan.
81

4.2.2 Pemecahan Masalah Sumber Daya Organisasi Satuan Lalu Lintas


Unit Regident dalam Pengoptimalisasian uji praktik SIM C

4.2.2.1 Manusia (Man )

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dengan


menggunakan metode observasi, wawancara serta studi dokumen.
penulis menemukan permasalahan pada sumber daya manusia yang
dalam hal ini terkait dengan personel Satuan Lalu Lintas Polres
Pekalongan. Selain melaksanakan peningkatan kualitas sumber daya
manusia yang ada melalui pelaksanakaan pendidikan pengembangan,
pendidikan kejuruan ataupun program latihan yang telah dijelaskan
sebelumnya, personel Satuan Lalu Lintas dilapangan juga memerlukan
hal-hal sebagai berikut :
A. Kuantitas
Berdasarkan data yang dimiliki oleh Satuan Lalu Lintas Polres
Pekalongan yaitu data RIIL dan DSP. Adanya kekurangan personel
atau anggota yang dimiliki oleh unit Regident sejumlah 8 personel dan
seharusnya di DSP berjumlah 12 personel. Pemecahan masalah yang
dapat diambil ialah dengan melakukan BKO dengan sprint anggota
personel Satuan Lalu Lintas dari unit lain untuk membantu
pelaksanaan tugas dari Unit Regident sehingga tidak adanya
perangkapan tugas sehingga pelaksanaan tugas dapat dilaksankana
secara merata dan maksimal serta dapat melakukan penyerapan
anggaran yang tersedia secara maksimal.

B. Kualitas
1. Knowledge (Pengetahuan)
Pengetahuan tentunya berhubungan dengan pendidikan. Untuk
saat ini pendidikan yang dimiliki oleh Satuan Lalu Lintas Polres
Pekalongan masih perlu adanya peningkatan untuk mendukung
pelaksanaan tugas. Pemecahan masalah yang dapat dilakukan di
82

bagian pengetahuan yaitu :


a. Memberikan peluang kepada personel Satuan Lalu Lintas
Polres pekalongan untuk melanjutkan pendidikan akademisi
seperti pendidikan sarjana yang berkaitan dengan tugas pokok
anggota sehingga dapat meningkatkan kualitas dan menambah
wawasan personel yang berkaitan dengan bidangnya.
b. Memberikan pendekatan oleh pimpinan dengan mengajak
anggotanya untuk terus belajar dan mau meningkatkan
pendidikannya serta menambah ilmu sebanyak banyaknya yang
dapat mendukung peningkatan kemampuan diri.
2. Skill ( Keterampilan )
Dalam hal ini keterampilan yang dimiliki oleh personel Satuan
Lalu Lintas Polres Pekalongan sangat kurang terbukti dari data
yang menyatakan bahwa masih banyak anggota Satuan Lalu
Lintas Polres Pekalongan belum mengikuti pendidikan kejuruan,
pendidikan spesialisasi atau pendidikan pengembangan.
Pemecahan masalah yang dapat dilakukan ialah :
1. Memberikan kesempatan kepada anggota personel Satuan
Lalu Lintas Polres Pekalongan agar dapat mengikuti
Pendidikan kejuruan atau pendidikan spesialisasi atau
pelatihan untuk meningkatkan keterampilan diri secara
bertahap.
2. Melakukan pelatihan secara berkala terkait kemampuan yang
harus dilakukan dan dimiliki oleh personel Satuan Lalu Lintas
Polres Pekalongan.

3. Attitude ( Sikap )
Hal-hal yang dapat dilakukan ialah :
1. Melakukan sistem reward and punishment untuk
meningkatkan motivasi dalam bertugas. Bagi personel Polri
yang telah melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan dan
83

melaksanakan kegiatan uji praktik SIM C dengan baik maka


petugas tersebut akan diberikan hadiah/apresiasi atas
kinerjannya, namun bagi yang tidak melaksanakan tugas
sesuai dengan ketentuan atau prosedur yang berlaku maka
akan diberikan hukuman. Hal tersebut dapat menumbuhkan
semangat kerja yang baik dalam pelaksanaannya guna
mewujudkan Kamseltibcar Lantas serta meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat sehingga meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri. Hal ini
dengan menyediakan kotak saran kepuasan terhadap
pelayanan dan sikap dari anggota Satuan Lalu Lintas Polres
Pekalongan terhadap masyarakat yang berada di Polres
Pekalongan.
2. Peningkatan motivasi dalam bertugas personel Satuan Lalu
Lintas Polres Pekalongan dengan meningkatkan komunikasi
dua arah antara anggota Polres Pekalongan dengan pimpinan
yang ada di Polres Pekalongan. Hal ini diharapkan dapat
menjadi semangat anggota karena kepedulian dari pimpinan
serta anggota senang dengan hadirnya sosok Pemimpinnya
ditengah-tengah anggota Polres. Selain itu, dengan adanya
komunikasi tersebut pemimpin dapat mengetahui
perkembangan pelaksanaan Uji Praktik SIM C.
3. Memberikan pelatihan diri terhadap pelayanan dan tata cara
melayani masyarakat sehingga dapat memberikan sikap
terbaik dalam pelaksanaan tugasnya.

4.2.2.2 Anggaran (Money)

Uang merupakan salah satu bagian penting dalam pelaksanaan


tugas di lapangan. Uang tersebut dituangkan dalam bentuk anggaran.
Anggaran tersebut dikelola dan digunakan sebagai faktor-faktor
84

pendukung untuk suatu organisasi melaksanakan kegiatan guna


mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dalam pelaksanakaan pembuatan
SIM terkhususnya pelaksanaan uji praktik SIM sudah memiliki alokasi
dana yang digunakan oleh Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan dalam
pelaksanaan tugas di lapangan. Anggaran dan alokasi dana ini yang telah
disediakan juga menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas yang telah
direncakanan dan disusun dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh penulis, tidak adanya permasalahan yang ditemukan terkait
dengan anggaran dalam pelaksanaan uji Praktik SIM C. Namun, penulis
menyarankan pemecahan masalah dengan melakukan alokasi anggaran
untuk melakukan pembelian perlengkapan standar pelaksanaan uji Praktik
SIM C yang dapat memaksimalkan pelaksanaan uji praktik SIM C sesuai
dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku. Adapun perlengkapan yang
dimaksud oleh penulis ialah patok uji yang dilengkapi scot light, kaca mata
teduh, helm dan perlengkapan lainnya yang diperlukan.

4.2.2.3 Sarana dan Prasarana (Material)

Pada aspek ini, sarana dan prasarana merupakan bagian utama


dalam keberhasilan suatu kegiatan terkhususnya pada pelaksanaan ujian
praktik yang membutuhkan sarana pelaksanaan uji praktik SIM C di Polres
Pekalongan. Dalam hal ini sarana utama dalam uji praktik SIM adalah
Lapangan ujian praktik SIM yang ada di Polres Pekalongan, dalam hal ini
lapangan uji praktik SIM di Polres Pekalongan ada beberapa kendala
seperti lapangannya yang masih belum memenuhi ukuran standar yang
tertuang dalam Perpol serta sarana dalam pelaksanaan uji praktik SIM itu
sendiri untuk materi uji pengeremenan atau keseimbangan belum memiliki
sarana lapangannya.
85

Gambar 4. 1 Lapangan uji praktik SIM Polres Pekalongan

Sumber : Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan

Dalam hal ini perlunya pengembangan lapangan uji praktik SIM


agar lapangan dapat sesuai dengan ketentuan serta dapat terlaksana
seluruh materi yang diujikan karena setiap materi sama pentingnya untuk
kemampaun pemohon SIM dalam berkendara sehingga dapat
meminimalisir terjadinya kecelakaan diakibatkan oleh kesalahan manusia
atau pengendara itu sendiri. Sesuai dengan kondisi lokasi Polres
Pekalongan, sangat memungkinkan adanya perbaikan lapangan yang
sesuai dengan ketentuan karena lahan yang ada sangat cukup. Hal ini
didukung dengan bahwa disekeliling lapangan merupakan tempat parkir
kendaraan dan saat ini dipolres pekalongan telah melakukan perluasan
lahan dan sudah diresmikannya lahan parkir yang baru dibagian belakang
polres Pekalongan.

4.2.2.4 Metode (Method)

Metode merupakan salah satu yang harus diperhatikan dalam


melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan karena dengan adanya metode
maka akan menciptakan suatu cara yang teratur yang dapat membantu
86

suatu pekerjaan atau tugas dapat tercapai sesuai dengan hal yang
diinginkan. Dalam pelaksanaan uji SIM, tentunya memiliki SOP yang telah
disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan di lapangan. Dalam
pelaksanaan tugas tentunya diharapkan agar sesuai dengan cara
bertindak yang baik dan tepat untuk mencapai tujuan yaitu mewujudkan
terjadinya penurunan angka kecelakaan lalu lintas di Polres Pekalongan,
prosedur pelaksanaan pembuatan SIM diatur dalam Peraturan Kepolisian
Negara Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Penerbitan dan
Penandaan Surat Izin Mengemudi dengan lampiran Perpol No 9 Tahun
2012 tentang Surat Izin Mengemudi.
Ujian praktik SIM merupakan tugas yang dilaksanakan oleh Unit
Regident satuan Lantas Polres Pekalongan. Dalam pelakasanaannya
dilakukan tahapan-tahapan ujian praktik SIM dengan materi-materi yang
telah ditentukan dengan lapangan atau rute yang telah disediakan.
Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa standar yang harus
terpenuhi. Standar prasarana lapangan, sarana ujian praktik, materi ujian
praktik SIM. Pelaksanaan ujian praktik SIM dilakukan setelah dinyatakan
lulus dalam ujian teori. Standar prasarana lapangan diantaranya penguji
terdiri dari 2 orang atau lebih untuk seorang peserta uji sepeda motor di
masing-masing materi uji, permukaan lapangan aspal atau beton tidak
bergelombang, tidak licin, tidak berpasir, pelaksanaan ujian praktik
dilapangan praktik dan jalanan umum dalam satu wilayah hukum, sebelum
melakukan pengujian disarankan kepada peserta tes kendaraan yang
akan digunakan uji praktik, standar pengukuran sepeda motor bagian
fisik/ban depan dan belakang terluar pada kendaraan (kecuali) stang stir
serta kaca spion, lebar lapangan ujian minimun 50 meter, panjang lintasan
jalan/lapangan ujian minimum 100 meter, ruang tunggu peserta uji SIM.
Kemudian untuk sarana uji praktik diantaranya patok uji dengan
ukuran yang telah ditentukan, garis lapangan terbuat dari cat berwarna
putih, khusus untuk ujian angka delapan di atas garis agar ditempatkan
patok dengan jarak antar patok masing-masing 1.5 m kali panjang
87

kendaraan bermotor uji, meja penguji, nomor peserta uji, rompi peserta uji,
helm, peluit, jas hujan, sepeda motor uji, pengeras suara, kaca mata teduh
(hitam), stop watch, blangko pengujian dan alat tulis (puplen/spidol).
Materi ujian praktik SIM C diantaranya Uji
Pengereman/Keseimbangan, Uji Slalom/Zigzag, Uji membentuk Angka
Delapan, Uji Reaksi Rem Menghindar, Uji Berbalik arah membentuk huruf
U (Turn ) kemudian adanya ketentuan lulus ujian praktik SIM C yaitu tidak
menyentuh dan menjatuhkan patok pada setiap materi ujian, kaki tidak
menginjak lapangan pada materi ujian yang dilarang, tidak melakukan
pengereman pada materi ujian yang dilarang, peserta tidak mentaati
ketentuan uji praktik sesuai petunjuk. Dalam pelaksanaan uji praktik SIM
C, peserta ujian akan diberikan kesempatan untuk mengulan 2 ( dua) kali
sebelum dinyatakan gugur.
Dalam pelaksanaan materi yang diujikan, untuk pelaksanaan uji
praktik SIM terdapat materi-materi yang dilaksanakan dalam pengujiannya
yaitu pengereman/keseimbangan, uji slalom/zigzag, uji membentuk angka
delapan, uji rekasik rem menghindar, uji berbalik arah membentuk huruf U.
Dalam pelaksanaannya untuk uji pengeremean/keseimbangan sering tidak
terlaksanakan walaupun itu materi yang mudah tetapi harus tetap
dilaksankana karena setiap materi memiliki peran dan manfaatnya
masing-masing.
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Setelah melaksanakan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh


penulis tentang optimalisasi uji praktik SIM C sebagai syarat mengemudi
roda dua guna menekan angka laka lantas di Polres Pekalongan,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

A. Pelaksanaan uji praktik SIM roda dua telah dilaksanakan namun


masih belum optimal karena masih ada yang belum memenuhi
prosedur dalam Perpol No. 5 tahun 2021 tentang penerbitan dan
penandaan SIM serta lampiran perkap No. 9 tahun 2012. Dalam hal
ini, pelaksanaan uji praktik sudah hampir memenuhi standar
pelaksana namun masih ada pelaksanaan yang di nilai cukup
penting dan bermanfaat bagi pengendara motor namun belum
dilaksanakan, seperti persiapan yang harus dilakukan oleh pemohon
SIM sebelum mengendarai sepeda motor. Kemudian tidak
dilaksanakannya ujian pengereman atau keseimbangan pada
pelaksanaan uji praktik roda dua dikarenakan tidak adanya kapasitas
lapangan atau kurang memadainya. Hal tersebut dimulai dari tahap
persiapan,pengorganisasian,pelaksanan dan pengawasan. selain itu
SIM C baru yang keluar setiap harinya tidak sesuai dengan hasil
kegiatan pelaksanaan pembuatan SIM C terkhususnya dibagian
pemohon yang melaksanakan uji praktik SIM dikarenakan
pelaksanaan uji praktik SIM roda dua masih sering tidak
dilaksanakan oleh petugas. Hal tersebut berakibat pada pelaksanaan
ujian praktik SIM C yang kurang maksimal dalam upaya

88
89

meminimalisir angka laka lantas di wilayah hukum Polres


Pekalongan
B. pada pelaksanaan uji prakitk SIM C dari segi sumber daya
organisasinya, masih perlunya dilakukan peningkatan upaya-upaya
yang dilakukan guna meningkatkan kualitas SDO dari segi manusia,
anggaran, sarana dan prasarana serta metode yang digunakan agar
mampu meminimalisir angka laka lantas di wilayah hukum Polres
Pekalongan dengan terobosan-terobosan kreatif dan inovatif agar
terwujudkan pelaksanaan uji praktik SIM C yang lebih efektif serta
mampu meminimalisir angka laka lantas di Polres Pekalongan.

5.2 Saran

Berdasarkan penarikan kesimpulan yang telah diuraikan


sebelunmnya maka selanjutnya penulis akan memberikan saran sebagai
bahan pertimbangan guna mendukung pelaksanaan uji praktik SIM roda
dua oleh Unit Regident Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan,
diantaranya :

A. Pimpinan satuan lalu lintas yang membidangi penerbitan SIM seperti


Kasat Lantas ataupun Kanit Regident, harus tegas dan profesional
dalam menegakkan aturan seperti mempermudah masyarakat dalam
mendapatkan SIM seperti adanya percaloan dari anggota terhadap
pemohon SIM sesuai dengan Perpol No. 5 tahun 2021 tentang
penerbitan dan penandaan SIM serta lampiran Perkap No. 9 tahun
2012 karena itu akan mempengaruhi keterampilan dan kompetensi
pemohon SIM dan dapat berefek pada terjadinya kecelakaan
diakibatkan oleh human error.
B. Perlunya kebijakan Pimpinan daam membuat segera pengajuan
terhadap lapangan uji praktik SIM baik dalam hal perbaikan dan
peningkatan kualitas terhadap sarana dan prasarana sesuai dengan
Perpol No. 5 tahun 2021 dan lampiran Perkap No. 9 tahun 2012
tentang ukuran standar lapangan dan bagian-bagian uji praktik SIM
90

serta kelengkapan lapangan uji praktik SIM. Serta peningkatan


kualitas dan dari personil Polri dengan melakukan pelatihan,
pendidikan kejuruan, sertifikasi penguji SIM dan penguasaan
teknologi dalam mendukung pelaksanaan tugas
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Hardiyansyah.2018.Kualitas Pelayanan Publik.Yogyakarta:Gava Media

Indrawan,Rully dan Poppy Yaniawati.2017.Metodologi Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan Campuran untuk
Manajemen,Pembangunan dan Pendidikan.Bandung:PT.Refika
Aditama

Moeloeng, Lexy J.2017.Metode Penelitian


Kualitatif.Bandung:PT.Remaja.

Mulyana,Deddy.2018.Metodologi Penelitian Kualitatif .Bandung:


PT.Remaja Rosdakarya

Sugiyono.2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan


R&D.Bandung:Alfabeta.

Sukarna. 2011. Dasar-dasar Manajemen.Bandung:Mandar Maju

Winardi.2004. Manajemen Perilaku Organisasi.Jakarta:Kencana.

Widoyoko, Eko Putro.2018.Teknik Penyusunan Instrumen


Penelitian.Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Sumber Undang-Undang

Republik Indonesia, Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 22


Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Republik Indonesia, Lampiran Peraturan Kepala Kepolisian Nomor 9


Tahun 2012 tentang Surat Izin Mengemudi

Kepolisian, Peraturan Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penerbitan dan


Penandaan SIM

Kepolisian, Peraturan Nomor 2 Tahun 2021 tentang SOTK Tingat Polres

91
92

dan Polsek

Sumber Skripsi

Azis, Zainal .2021. ‘’ Efektivitas Pelaksanaan Pendidikan Masyarakat Lalu


Lintas dalam Mencegah Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Hukum
Polres Payakumbuh.” Skripsi Semarang : Akademi Kepolisian

Rosyade, 2022. ‘’ Upaya Dikmas Lantas dalam Pencegahan Kecelakaan


Lalu Lintas Guna Mendukung Kamseltibcar Lantas di Polres
Magelang. Skripsi.Semarang: Akademi Kepolisian.

Septian, Randi 2018. ‘’ Optimalisasi Unit Regident Polres Karawang


dalam Pelayanan Perpanjangan SIM melalui Layanan SIM Outlet
di Daerah Kabupaten Karawang.” Skripsi. Semarang: Akademi
Kepolisian.

website

’’Pengertian Analisis SWOT Menurut Para Ahli.’’ (online),


(https://www.kumpulanpengertian.com/2018/03/pengertian-analisis-
swot- menurut-para.htm , diakses tanggal 1 Februari 2022)

‘’Pengertian Manfaat Penelitian,Jenis,Fungsi,Cara Menulis dan


Contohnya’, (online), (https://penelitianilmiah.com/manfaat-
penelitian/, diakses 06 September 2022)

’’Teknik Analisis Data: Pengertian, Macam dan Langkah-langkahnya’’


(online), (https://penerbitdeepublish.com/teknik-analisis-data/,
diakses tanggal 07 September 2022)

’’Teknik Pengumpulan Dan Validasi Data Kualitatif’’ (online),(


https://dinarpratama.wordpress.com/2011/01/08/teknik-
pengumpulan-dan- validasi-data-kualitatif, diakses tanggal 07
93

September 2022)’

’’Teknik Pengumpulan Data’’(online),( https://dosenpintar.com/teknik-


pengumpulan-data/, diakses tanggal 07 September 2022)

’Unsur Manajemen’’(online), (http://www.bintan-s.web.id/2020/11/unsur-


manajemen.html/, diakses tanggal 08 September 2022)
LAMPIRAN HASIL PENELITIAN

PEDOMAN WAWANCARA
DENGAN KAPOLRES PEKALONGAN

I. Pengantar

Guna melengkapi informasi dan data yang diperlukan dalam

penulisan Tugas Akhir serta kaitannya dengan penelitian yang berjudul

“OPTIMALISASI UJIAN PRAKTIK SIM C SEBAGAI SYARAT

MENGEMUDI RODA DUA GUNA MEMINIMALISIR ANGKA LAKA

LANTAS DI POLRES PEKALONGAN”, maka dilaksanakan wawancara

kepada informan selaku subyek penelitian dengan mengacu pada

pedoman wawancara di bawah ini.

II. Identitas Informan

a. Nama : Dr. Arief Fajar Satria,


S.H.,S.I.K,M.H

b. Agama : Islam

c. Jabatan : Kapolres Pekalongan

d. Pangkat : Ajun Komisaris Besar Polisi

III. Pertanyaan

1. Bagaimana situasi dan kondisi arus lalu lintas di Polres


Pekalongan?
2. Bagaimanakah Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Polres
Pekalongan dalam 1 tahun terakhir?
3. Bagaimanakah pemahaman masyarakat terkait aturan dan tata
tertib berlalu lintas di wilayah hukum Polres Pekalongan?
4. Bagaimana pelaksanaan ujian praktik SIM Roda Dua di wilayah
hukum Polres Pekalongan?
5. Apa yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan ujian praktik SIM
Roda Dua di wilayah hukum Polres Pekalongan
6. Dalam pelaksanaan Ujian Praktik SIM, apakah satuan lalu lintas
Polres Pekalongan bekerja sama dengan instasi lainnya?
7. Bagaimana Animo masyarakat terhadap pembuatan SIM?
8. Bagaimanakah kualitas kinerja SDM satuan lalu lintas Polres
Pekalongan memumpuni dalam melakukan kegiatan Ujian Praktik
SIM guna mencegah terjadinya kecelakaan Lalu lantas?
9. Bagaimana tindakan yang dilakukan oleh unit Regident dalam
menanggapi banyaknya kasus kecelakaan lalu lintas?
10. Apa sajakah faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan
lalu lintas di wilayah hukum Polres Pekalongan?
11. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap pelaksanaan ujian
Praktik SIM di Polres ?
12. Apakan masyarakat mengalami kesulitan dalam pelaksanaan ujian
Praktik SIM
13. Apakah Polres Pekalongan memiliki pelatihan dalam mengemudi
baik roda dua dan roda empat?
14. Apakah saudara memiliki saran dalam menekan angka kecelakaan
lalu lintas di wilayah hukum Polres Pekalongan
PEDOMAN WAWANCARA
DENGAN KASAT LANTAS POLRES PEKALONGAN

I. Pengantar

Guna melengkapi informasi dan data yang diperlukan dalam

penulisan Tugas Akhir serta kaitannya dengan penelitian yang berjudul

“OPTIMALISASI UJIAN PRAKTIK SIM C SEBAGAI SYARAT

MENGEMUDI RODA DUA GUNA MEMINIMALISIR ANGKA LAKA

LANTAS DI POLRES PEKALONGAN”, maka dilaksanakan wawancara

kepada informan selaku subyek penelitian dengan mengacu pada

pedoman wawancara di bawah ini.

II. Identitas Informan

a. N a m a : Fitriyanto, S.H., M.M.


b. Agama : Islam
c. Jabatan : Kasat Lantas Polres Pekalongan
d. Pangkat : Ajun Komisaris Polisi

III. Pertanyaan

1. Bagaimana situasi dan kondisi arus lalu lintas di Polres


Pekalongan?
2. Bagaimanakah Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Polres
Pekalongan dalam 1 tahun terakhir?
3. Bagaimanakah pemahaman masyarakat terkait aturan dan tata
tertib berlalu lintas di wilayah hukum Polres Pekalongan?
4. Bagaimana pelaksanaan ujian praktik SIM Roda Dua di wilayah
hukum Polres Pekalongan?
5. Apa yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan ujian praktik SIM
Roda Dua di wilayah hukum Polres Pekalongan
6. Dalam pelaksanaan Ujian Praktik SIM, apakah satuan lalu lintas
Polres Pekalongan bekerja sama dengan instasi lainnya?
7. Bagaimana Animo masyarakat terhadap pembuatan SIM?
8. Bagaimanakah kualitas kinerja SDM satuan lalu lintas Polres
Pekalongan memumpuni dalam melakukan kegiatan Ujian Praktik
SIM guna mencegah terjadinya kecelakaan Lalu lantas?
9. Bagaimana tindakan yang dilakukan oleh unit Regident dalam
menanggapi banyaknya kasus kecelakaan lalu lintas?
10. Apa sajakah faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan
lalu lintas di wilayah hukum Polres Pekalongan?
11. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap pelaksanaan ujian
Praktik SIM di Polres ?
12. Apakan masyarakat mengalami kesulitan dalam pelaksanaan ujian
Praktik SIM ?
13. Apabila masyarakat kesulitan dalam pelaksanaan ujian praktik SIM,
apa Langkah sat lantas dalam membantu masyarakat agar dapat
mengikuti praktik denga SIM dan dapat lulus dalam pelaksanaan
ujian Praktik SIM
14. Apakah Polres Pekalongan memiliki pelatihan dalam mengemudi
baik roda dua dan roda empat?
15. Apakah seluruh anggota sudah mengikuti pelatihan atau
Pendidikan keterampilan?
16. Apakah saudara memiliki saran dalam menekan angka kecelakaan
lalu lintas di wilayah hukum Polres Pekalongan
PEDOMAN WAWANCARA
DENGAN KEPALA UNIT REGIDENT POLRES PEKALONGAN

I. Pengantar

Guna melengkapi informasi dan data yang diperlukan dalam

penulisan Tugas Akhir serta kaitannya dengan penelitian yang berjudul

“OPTIMALISASI UJIAN PRAKTIK SIM C SEBAGAI SYARAT

MENGEMUDI RODA DUA GUNA MEMINIMALISIR ANGKA LAKA

LANTAS DI POLRES PEKALONGAN”, maka dilaksanakan wawancara

kepada informan selaku subyek penelitian dengan mengacu pada

pedoman wawancara di bawah ini.

II. Identitas Informan

a. N a m a : Joko Supriyanto, S.H.


b. Agama : Islam
c. Jabatan : Kanit Regident Polres Pekalongan
d. Pangkat : Inspektur Polisi Tingkat Satu

III. Pertanyaan

1. Bagaimana situasi dan kondisi arus lalu lintas di Polres


Pekalongan?
2. Bagaimanakah Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Polres
Pekalongan dalam 1 tahun terakhir?
3. Bagaimanakah pemahaman masyarakat terkait aturan dan tata
tertib berlalu lintas di wilayah hukum Polres Pekalongan?
4. Bagaimana pelaksanaan ujian praktik SIM Roda Dua di wilayah
hukum Polres Pekalongan?
5. Apa yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan ujian praktik SIM
Roda Dua di wilayah hukum Polres Pekalongan
6. Dalam pelaksanaan Ujian Praktik SIM, apakah satuan lalu lintas
Polres Pekalongan bekerja sama dengan instasi lainnya?
7. Bagaimana Animo masyarakat terhadap pembuatan SIM?
8. Bagaimanakah kualitas kinerja SDM satuan lalu lintas Polres
Pekalongan memumpuni dalam melakukan kegiatan Ujian Praktik
SIM guna mencegah terjadinya kecelakaan Lalu lantas?
9. Bagaimana tindakan yang dilakukan oleh unit Regident dalam
menanggapi banyaknya kasus kecelakaan lalu lintas?
10. Apa sajakah faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan
lalu lintas di wilayah hukum Polres Pekalongan?
11. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap pelaksanaan ujian
Praktik SIM di Polres ?
12. Apakan masyarakat mengalami kesulitan dalam pelaksanaan ujian
Praktik SIM ?
13. Apabila masyarakat kesulitan dalam pelaksanaan ujian praktik SIM,
apa Langkah sat lantas dalam membantu masyarakat agar dapat
mengikuti praktik denga SIM dan dapat lulus dalam pelaksanaan
ujian Praktik SIM
14. Apakah Polres Pekalongan memiliki pelatihan dalam mengemudi
baik roda dua dan roda empat?
15. Apakah seluruh anggota sudah mengikuti pelatihan atau
Pendidikan keterampilan?
16. Apakah saudara memiliki saran dalam menekan angka kecelakaan
lalu lintas di wilayah hukum Polres Pekalongan
PEDOMAN WAWANCARA
DENGAN ANGGOTA UNIT REGIDENT POLRES PEKALONGAN

I. Pengantar

Guna melengkapi informasi dan data yang diperlukan dalam

penulisan Tugas Akhir serta kaitannya dengan penelitian yang berjudul

“OPTIMALISASI UJIAN PRAKTIK SIM C SEBAGAI SYARAT

MENGEMUDI RODA DUA GUNA MEMINIMALISIR ANGKA LAKA

LANTAS DI POLRES PEKALONGAN”, maka dilaksanakan wawancara

kepada informan selaku subyek penelitian dengan mengacu pada

pedoman wawancara di bawah ini.

II. Identitas Informan

a. N a m a : MUHAEMIN, S.KM
b. Agama : Islam
c. Jabatan : Banit Regident SIM
d. Pangkat : AIPDA

III. Pertanyaan

1. Bagaimana situasi dan kondisi arus lalu lintas di Polres


Pekalongan?
2. Bagaimanakah Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Polres
Pekalongan dalam 1 tahun terakhir?
3. Bagaimanakah pemahaman masyarakat terkait aturan dan tata
tertib berlalu lintas di wilayah hukum Polres Pekalongan?
4. Bagaimana pelaksanaan ujian praktik SIM Roda Dua di wilayah
hukum Polres Pekalongan?
5. Apa yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan ujian praktik SIM
Roda Dua di wilayah hukum Polres Pekalongan
6. Dalam pelaksanaan Ujian Praktik SIM, apakah satuan lalu lintas
Polres Pekalongan bekerja sama dengan instasi lainnya?
7. Bagaimana Animo masyarakat terhadap pembuatan SIM?
8. Bagaimanakah kualitas kinerja SDM satuan lalu lintas Polres
Pekalongan memumpuni dalam melakukan kegiatan Ujian Praktik
SIM guna mencegah terjadinya kecelakaan Lalu lantas?
9. Bagaimana tindakan yang dilakukan oleh unit Regident dalam
menanggapi banyaknya kasus kecelakaan lalu lintas?
10. Apa sajakah faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan
lalu lintas di wilayah hukum Polres Pekalongan?
11. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap pelaksanaan ujian
Praktik SIM di Polres ?
12. Apakan masyarakat mengalami kesulitan dalam pelaksanaan ujian
Praktik SIM ?
13. Apabila masyarakat kesulitan dalam pelaksanaan ujian praktik SIM,
apa Langkah sat lantas dalam membantu masyarakat agar dapat
mengikuti praktik denga SIM dan dapat lulus dalam pelaksanaan
ujian Praktik SIM
14. Apakah Polres Pekalongan memiliki pelatihan dalam mengemudi
baik roda dua dan roda empat?
15. Apakah seluruh anggota sudah mengikuti pelatihan atau
Pendidikan keterampilan?
16. Apakah saudara memiliki saran dalam menekan angka kecelakaan
lalu lintas di wilayah hukum Polres Pekalongan
PEDOMAN WAWANCARA
DENGAN KEPALA UNIT GAKKUM LANTAS POLRES PEKALONGAN

I. Pengantar

Guna melengkapi informasi dan data yang diperlukan dalam

penulisan Tugas Akhir serta kaitannya dengan penelitian yang berjudul

“OPTIMALISASI UJIAN PRAKTIK SIM C SEBAGAI SYARAT

MENGEMUDI RODA DUA GUNA MEMINIMALISIR ANGKA LAKA

LANTAS DI POLRES PEKALONGAN”, maka dilaksanakan wawancara

kepada informan selaku subyek penelitian dengan mengacu pada

pedoman wawancara di bawah ini.

II. Identitas Informan

A. N a m a : MAMAN SUGIARTO, S.H.


B. Agama : Islam
C. Jabatan : Kanit GAKKUM Polres Pekalongan
D. Pangkat : Inspektur Polisi Tingkat Dua

III. Pertanyaan

1. Bagaimana situasi dan kondisi arus lalu lintas di Polres


Pekalongan?
2. Bagaimanakah Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Polres
Pekalongan dalam 1 tahun terakhir?
3. Bagaimanakah pemahaman masyarakat terkait aturan dan tata
tertib berlalu lintas di wilayah hukum Polres Pekalongan?
4. Bagaimana peran unit Gakkum Lantas dalam menekan angka
kecelakaan lalu lintas di Polres Pekalongan?
5. Apakah Seluruh pengemudi yang terkait laka lantas sudah memiliki
SIM?
6. Apa saja penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas di Polres
Pekalongan?
7. Apakah penyebab terbesar yang menyebabkan kecelakaan lalu
lintas di Polres Pekalongan?
8. Kecelakaan apa yang paling sering terjadi di Polres Pekalongan?
9. Didaerah mana yang paling sering terjadi kecelakaan di Polres
Pekalongan
10. Bagaimana upaya yang dilakukan unit Gakkum lantas dalam
menekan angka kecelakaan lalu lintas di Polres Pekalongan?
PEDOMAN WAWANCARA
DENGAN MASYARAKAT ATAU PEMOHON SIM

I. Pengantar

Guna melengkapi informasi dan data yang diperlukan dalam

penulisan Tugas Akhir serta kaitannya dengan penelitian yang berjudul

“OPTIMALISASI UJIAN PRAKTIK SIM C SEBAGAI SYARAT

MENGEMUDI RODA DUA GUNA MEMINIMALISIR ANGKA LAKA

LANTAS DI POLRES PEKALONGAN”, maka dilaksanakan wawancara

kepada informan selaku subyek penelitian dengan mengacu pada

pedoman wawancara di bawah ini.

II. Identitas Informan

A. N a m a : Ibu Siti

B. Agama : Islam

C. Jabatan :-

D. Pangkat :-

III. Pertanyaan

1. Apakah di daerah tempat tinggal bapak sering terdapat kecelakaan


lalu lintas?
2. Bagaimana pelaksanaan ujian praktik SIM Roda Dua di Polres
Pekalongan?
3. Apakah bapak memilik kendala dalam pelaksanaa ujian Praktik SIM
di Polres Pekalongan
4. Apakah proses pembuatan SIM di Polres Pekalongan sudah sesuai
dengan SOP yang berlaku?
5. Apakah Bapak memiliki saran dan masukan terkait pelaksanaan
ujian Praktik SIM roda dua yang dilakukan oleh satlantas Polres
Pekalongan?
PEDOMAN OBSERVASI
Observasi yang dilakukan adalah mengamati kinerja anggota Unit
Regident Satuan Lalu lintas dalam melaksanakan ujian Praktik SIM Roda
Dua dalam mencegah kecelakaan lalu lintas di wilayah Hukum Polres
Pekalongan untuk menciptakan keselamatan berlalu lintas.
A. Tujuan :
Untuk memperoleh informasi dan data baik mengenai kondisi fisik
maupun non fisik terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja anggota
Unit Regident Satuan Lalu lintas dalam melaksanakan ujian Praktik SIM
dalam mencegah kecelakaan lalu lintas di wilayah Hukum Polres
Pekalongan untuk menciptakan keselamatan berlalu lintas

B. Aspek yang diamati :


1. Lingkungan fisik wilayah hukum Polres Pekalongan
2. Alamat/lokasi yang banyak terjadi kecelakaan lalu lintas di wilayah
hukum Polres Pekalongan
3. Kegiatan pelaksanaan ujian Praktik SIM Roda dua di Satuan Lalu
Lintas Polres Pekalongan
4. Sarana dan prasarana yang digunakan Unit Regident Satuan Lalu
lintas dalam melaksanakan kegiatan pelaksanaan Ujian Praktik
SIM.
5. Kesesuaian antara pelaksanaan tugas di lapangan anggota Unit
Regident Satlantas Polres Pekalongan dengan Peraturan dan SOP
yang berlaku.
LEMBAR OBSERVASI

1. Lokasi : Kantor Satuan Lalu lintas Polres


Pekalongan
2. Nama Anggota : AIPDA MUHAEMIN, S.KM
3. Hari/Tanggal : Rabu, 2 November 2022

Persiapan Kegiatan Ujian Praktik SIM Sat Lantas Polres Pekalongan


Aspek yang Diamati Ya Tidak Ada Keterangan
1. Syarat yang berlaku
2. Ketersediaan SDM

3. Prosedur Pembuatan SIM

4. Pengarahan dari petugas


terhadap pemohon SIM

5. Contoh pelaksanaan Ujian Praktik


SIM

6. Sarana dan Prasarana

7. Pelaksanaan Ujian Praktik

Kegiatan Pendidikan Masyarakat Lalu Lintas (Dikmas Lantas) Polres


Pekalongan

Aspek yang diamati Ada Tidak ada Keterangan

a. Ketersediaan Sarana dan Prasarana

1. Kelengkapan Berkendara

2. Kendara

3. Item-Item ujian Praktik

4. Jalur Test
5. Kelengkapan Safety Riding

b. Pelaksanaan Kegiatan
1. Kecakapan petugas dalam
memberi contoh dan arahan
2. Kecapakan pemohon sim dalam
melaksanakan test
3. Kesalahan yang dilakukan
pemohon SIM
DOKUMENTASI PENELITIAN
LAMPIRAN
HASIL PENELITIAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS

I. DATA PRIBADI

1. NAMA : FELIX O. JOSHUA

TAMPUBOLON
2. Pangkat/ No. Ak. : Brigadir Taruna / 19.011
3. Pleton/Angkatan : 1C / 54
4. Tempat/Tgl. Lahir : Pematangsiantar/30 Juli
1999
5. Alamat : Jl. Dalil Tani I No.8 Kota
Pematangsiantar
6. Agama/Suku : Kristen / Batak Toba
7. Nama Keluarga
a. Ayah : Ronald Darwin
Tampubolon, S.H
b.Ibu : Fenny Deriuli, S.Keb

II. RIWAYAT
A. Pendidikan Umum
1. SD Kristen Kalam Kudus Pematangsiantar 2011
2. SMP RK Bintang Timur Pematangsiantar 2014
3. SMA RK Budi Mulia Pematangsiantar 2017

B. Pendidikan Polri
1. Bintara :-
2. Akpol : Batalyon 54 / Promoter

III. CONTACT PERSON


A. Email : felixfederada@gmail.com
B. Telepon : 081360002023

Anda mungkin juga menyukai