A. PENDAHULUAN
Setiap anak memiliki potensi yang harus dikembangkan sejak usia dini. Salah satu
pihak yang memiliki peran sentral dalam membentuk dan mengembangkan potensi anak
adalah sekolah. Di zaman sekarang, ada banyak anak yang cerdas, tetapi tidak sedikit pula
yang memiliki akhlak kurang terpuji. Salah satu faktor yang dapat menyebabkannya adalah
rendahnya pendidikan agama di institusi tempatnya menimba ilmu.
Oleh karena itu, anak-anak perlu dipupuk dengan ilmu agama sejak dini agar
akidahnya tertanam lebih lekat lagi. Selain itu, dalam rangka menyikapi kemajuan
teknologi yang melenakan bagi generasi kita, alangkah lebih bijak jika lembaga sekolah
memberikan bimbingan dalam hal keagamaan, salah satunya melalui pesantren kilat.
Pesantren kilat adalah suatu kegiatan pembelajaran agama Islam yang diselenggarakan
di sekolah dalam waktu yang singkat. Kegiatan ini dapat memaksimalkan ibadah di bulan
Ramadhan untuk semakin taat kepada Allah SWT sekaligus membentuk moral yang lebih
baik.
Remaja dengan segala vitalitasnya menyimpan sejumlah potensi yang patut di
kembangkan. Dimasa depan ia merupakan pelaku utama dalam perubahan masyarakatnya,
sehingga maju mundurnya kehidupan mendatang ada di tangan mereka. Dan bagaimana
dia sukses dijamannya amat tergantung kepada keseriusan mereka dalam membina dirinya
untuk menjadi generasi yang berkepribadian Islami yang tangguhyaitu memiliki pemikiran,
perasaan dan perilaku yang islami.
Remaja dengan kepribadian Islam hanya mungkin terwujud bila telah diajarkan
kepadanya berbagai disiplin keilmuan yang bersumber dari nilai-nilai Al-Quran dan
Sunnah serta live style yang meneladani Rosulullah Muhammad SAW.
Sejalan dengan pemikiran diatas, serta untuk mengoptimalkan hadirnya bulan
Ramadhan sebagai Syahrul Tarbiyah dan rutinitas tahunan, maka Pembina Agama SMPN
1 CIAMPEA mengadakan paket pembinaan kepribadian Islam bagi seluruh peserta didik
SMP Negeri 1 Ciampea melalui kegiatan Pesantren kilat : Membentuk Genersi yang
Budiman dan Berakhlak mulia.
D. KEPANITIAN
Penanggung Jawab Kegiatan : H. Gun Gun Ruhiyat,S.Si,M.M
Ketua : H. Abdul Hamid, S.Ag
Sekretaris : Hj. Ike Fitaloka, S.Pd
Bendahara : Kunti Retno Asih, S.Pd
Anggota : 1. Dra.Nursaedah
2. Nurhayati, S.Pd
3. Titin Suprihatin, S.Pd
4. Suprihatin, S.Ag
5. Neneng Hasanah, S.Pd.I
(SK Panitia Pesantren kilat Ramadhan 1445 H SMP Negeri 1 Ciampea terlampir)
G. RENCANA ANGGARAN
1. Rencana Pemasukan Anggaran Sanlat Ramadhan 1445 H
No Pemasukan Jumlah
Dana kegiatan dari seluruh peserta didik SMP Rp. 6.050.000.-
Negeri 1 Ciampea
Ketua Sekretaris
Hari/ Tanggal :
No Nama Peserta Didik Kelas Tanda Tangan Keterangan
DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK KELAS VIII
MEMBENTUK GENERASI YANG BUDIMAN DAN BERAKHLAK MULIA
PESANTREN KILAT RAMADHAN TAHUN 1445 H
SMP NEGERI 1 CIAMPEA
Hari/ Tanggal :
No Nama Peserta Didik Kelas Tanda Tangan Keterangan
DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK KELAS IX
MEMBENTUK GENERASI YANG BUDIMAN DAN BERAKHLAK MULIA
PESANTREN KILAT RAMADHAN TAHUN 1445 H
SMP NEGERI 1 CIAMPEA
Hari/ Tanggal :
No Nama Peserta Didik Kelas Tanda Tangan Keterangan
Lampiran 2
JADWAL PENYAJI MATERI
PESANTREN KILAT RAMADHAN 1445 H SMP NEGERI 1 CIAMPEA
MEMBENTUK GENERASI YANG BUDIMAN DAN BERAKHLAK MULIA
Disusum oleh:
Hj. Ike Fitaloka, S.Pd
A. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu melaksanakan c3 puasa dengan benartata cara berpuasa
dengan benar
2. Peerta didik menyimpulkan c4
3. Peserta didik menafsiirkan c5 hal-hal yang dapat membatalkan puasa dengan
benar
4. Peserta didik mampu meningkatkan c6 kwalitas puasanya agar lebih baik lagi
B. Materi Pembelajaran
Sebelum ke tata cara puasa Ramadan, ada baiknya mengetahui hal-hal yang menjadi
syarat sah, syarat wajib, dan rukun puasa Ramadan:
Berdasarkan kitab Safinatun Najah yang disusun oleh Syekh Salim Ibn Sumair al-
Hadrami, ada beberapa syarat sah, yaitu:
Suci
Islam
Suci dari haid
Mengerti waktu puasa
Dari kitab Safinatun Najah, setiap umat Islam wajib puasa, apabaila:
Islam
Taklif (sudah baligh dan berakal)
Mampu
Sehat
Mukim (orang yang sudah menetap di suatu daerah/ bukan musafir)
3. Rukun Puasa
2. Memasukkan Obat atau Benda Melalui Dua Jalan (Qubul dan Dubur)
Berjimak atau melakukan herhubungan suami istri secara sengaja selama siang hari
puasa bukan hanya dapat membatalkan puasa, tetapi juga dapat mengakibatkan orang
yang melakukannya dikenai denda atau kafarat.
Dendanya adalah melakukan puasa selama dua bulan berturut-turut. Jika tidak
mampu melaksanakannya, maka orang tersebut diwajibkan memberikan makanan pokok
senilai satu mud, setara dengan 0,6 kilogram beras, atau ¾ liter beras kepada 60 fakir
miskin.
Namun, jika terjadi keluarnya air mani karena mimpi basah, hal tersebut tidak
akan membatalkan puasa.
Muntah dengan sengaja dianggap sebagai hal yang dapat membatalkan puasa.
Namun, jika muntah terjadi tanpa disengaja atau secara tiba-tiba, dan tidak ada bagian
dari muntahan yang tertelan, maka puasa tetap dianggap sah.
Puasa seorang wanita yang sedang haid dan dalam masa nifas dianggap tidak sah,
dan wanita tersebut memiliki kewajiban untuk mengqadha puasanya.
7. Hilang akal
Jika seseorang yang sedang berpuasa mengalami kondisi tersebut, maka puasanya
dianggap tidak sah.
8. Murtad
Jika seseorang yang sedang berpuasa melakukan tindakan yang menyalahi prinsip
keesaan Allah Swt atau menolak hukum syariat yang telah disetujui oleh ulama, maka
puasanya dianggap batal.
Hal yang Disunnahkan dalam Puasa
Selain hal-hal yang membatalkan puasa, ada juga sunnah di dalam puasa yang bisa
menjadikan ibadah puasa lebih berkah, yaitu:
1. Sahur
2. Mengakhiri Sahur
Mengakhiri makan sahur hingga mendekati waktu subuh juga merupakan sunnah puasa.
Dalam riwayat marfu' dari Abu Zar Al-Ghifari r.a., Rasulullah saw menyampaikan, "Umatku
masih dalam kebaikan selama mendahulukan buka puasa dan mengakhirkan sahur." (HR.
Ahmad).
Rasulullah saw telah menekankan bahwa makan sahur memiliki berbagai kebijaksanaan,
salah satunya adalah untuk memperkuat puasa kita di siang hari, memungkinkan kita untuk
lebih fokus dalam menjalankan ibadah lainnya.
Sunnah ini bisa dilakukan dengan berbuka kurma dan segelas air, lalu melakukan sholat
maghrib. Dari Sahl bin Saad bahwa Nabi saw bersabda, "Umatku masih dalam kebaikan
selama mendahulukan berbuka." (HR. Bukhari dan Muslim).
Membaca doa yang ma‘tsur sebelum atau setelah berbuka, antara lain dengan doa berikut:
َو َثَبَت اَأْلْج ُر ِإْن َشاَء ُهَّللا َيا، َو اْبَتَّلِت اْلُعُر وُق،الَّلُهَّم َلَك ُص ْم ُت َو ِبك آَم ْنُت َو َع َلى ِر ْز ِقَك َأْفَطْر ُت َو َع َلْيَك َتَو َّكَلُت َذ َهَب الَّظَم ُأ
َو اِسَع اْلَفْض ِل ِاْغ ِفْر ِلي َاْلَح ْم ُد ِهلل اَّلِذ ي َهَداِني َفُص ْم ُت َو َر َز َقِني َفَأْفَطْر ُت
"Allahumma laka sumtu wa bika amantu, wa 'ala rizqika aftartu, wa 'alayka tawakkaltu.
Dhahaba al-zama'u, wa btallatil 'uruqu, wa thabata al-ajru in sha Allah. Ya wasi'al-fadli,
ighfirli. Alhamdulillahilladhi hadani fasumtu wa razaqani fa-aftartu."
4. Memperbanyak Sedekah
Menahan diri dari perkataan yang tidak berguna, terutama yang termasuk dalam
kategori haram, seperti berbohong dan mengumpat, sangat penting. Hal ini dikarenakan
semua tindakan tersebut dapat mengakibatkan hilangnya pahala puasa.
7. Mengkhatamkan Al-Quran
Mengkhatamkan bacaan seluruh Al-Qur'an paling tidak satu kali selama bulan Ramadan
merupakan sunnah.
Selain itu, sunnah ini dapat dilakukan sebanyak mungkin, sebagaimana yang dilakukan oleh
para ulama terdahulu. Bahkan, Imam al-Syafi‘i mengkhatamkan Al-Qur'an hingga 60 kali
setiap bulan Ramadan
Dalil puasa Ramadan terdapat dalam Surah al-Baqarah ayat 183-185 yang berbunyi:
َأَّياًم ا َّم ْع ُدوَداٍت َفَم ن َك اَن ِم نُك م َّمِر يًض ا َأْو. َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ُك ِتَب َع َلْيُك ُم الِّص َياُم َك َم ا ُك ِتَب َع َلى اَّلِذ يَن ِم ن َقْبِلُك ْم َلَعَّلُك ْم َتَّتُقوَن
َع َلى َس َفٍر َفِع َّد ٌة ِّم ْن َأَّياٍم ُأَخ َر َو َع َلى اَّلِذ يَن ُيِط يُقوَنُه ِفْد َيٌة َطَعاُم ِمْسِك يٍن َفَم ن َتَطَّو َع َخ ْيًر ا َفُهَو َخ ْي ٌر َّل ُه َو َأن َتُص وُم وا َخ ْي ٌر َّلُك ْم
ِإن ُكنُتْم َتْع َلُم وَن.
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. (Puasa) beberapa hari
tertentu. Barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa) sejumlah hari yang sama. Adapun orang yang berat
menjalankannya, maka kewajiban membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin.
Barangsiapa yang dengan kerelaannya mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya.
Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 183-185)
Puasa Ramadan adalah ibadah yang dijalankan karena perintah Allah SWT. Dengan
menjalankan puasa, kita belajar untuk mengendalikan diri dan meningkatkan kesadaran kita
akan kehadiran Allah SWT dalam hidup kita. Puasa juga membantu kita untuk memperbaiki
perilaku dan menumbuhkan rasa takut dan menghormati Allah SWT (taqwa).
Puasa juga mengajarkan kita untuk lebih peduli pada sesama. Dalam puasa, kita belajar
untuk mengendalikan diri dari berbagai hal yang biasanya kita nikmati, termasuk makanan
dan minuman. Hal ini membantu kita untuk memahami betapa berharganya kebutuhan hidup
dasar dan menjadikan kita lebih peka terhadap kondisi sosial sekitar.
Puasa membantu kita untuk memperbaiki kesehatan fisik dan mental kita. Dengan
menahan diri dari makanan dan minuman pada siang hari, tubuh kita diberikan kesempatan
untuk membersihkan diri dari racun dan zat-zat berbahaya. Selain itu, puasa juga membantu
kita untuk meningkatkan fokus, konsentrasi, dan ketahanan mental.
Puasa Ramadan juga membantu kita untuk memperkuat iman dan ketakwaan kita.
Dengan menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh, kita dapat meningkatkan keimanan
dan ketaqwaan kita pada Allah SWT. Selain itu, puasa juga membantu kita untuk lebih dekat
dengan Allah SWT melalui doa, dzikir, dan amalan lainnya.
Puasa Ramadan juga menjadi kesempatan yang baik untuk menjalin hubungan dengan
keluarga dan teman. Dalam bulan yang penuh berkah ini, banyak orang mengadakan berbagai
kegiatan keagamaan dan sosial yang dapat diikuti bersama-sama dengan keluarga dan teman.
Selain itu, waktu berbuka puasa juga menjadi waktu yang tepat untuk berkumpul dan
bersilaturahmi dengan orang-orang terdekat.
Orang yang sedang sakit atau dalam kondisi yang memerlukan pengobatan, misalnya
orang yang sedang menjalani perawatan medis yang membutuhkan asupan makanan
dan minuman secara teratur.
Orang yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau hipoglikemia,
sehingga perlu makan atau minum secara teratur.
Orang yang sedang dalam keadaan hamil atau menyusui, dan memerlukan asupan
nutrisi yang cukup untuk kebutuhan ibu dan bayi.
Orang yang dalam perjalanan jauh atau melakukan perjalanan yang membutuhkan
aktivitas fisik yang berat.
Orang yang mengalami kondisi yang dapat memperburuk kesehatannya, seperti orang
yang mengalami dehidrasi atau kelelahan.
Jika seseorang berada dalam kondisi seperti di atas, maka tidak disarankan untuk
berpuasa dan lebih baik menggantinya di kemudian hari atau memberikan fidyah. Namun,
keputusan akhir tetap harus disesuaikan dengan kondisi medis dan disarankan untuk
berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk
tidak berpuasa.
1. Slide Power Point/PPT materi tata cara berpuasa berdasarkan tuntutan ajaran
Islam
Disusum oleh :
H.Abdul Hamid, S.Ag
Hj. Ike Fitaloka, S.Pd
Kunti Retno Asih, S.Pd
Dra. Nursaedah
Titin Suprihatin, S.Pd
Nurhayati, S.Pd
Suprihatin, S.Ag
Neneng Hasanah, S.Pd.I