MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA
PEDOMAN PELAKSANAAN
PENYEDERHANAAN BIROKRASI
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK
INDONESIA TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN
PENYEDERHANAAN BIROKRASI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah.
2. Pegawai Aparatur Sipil Negara adalah pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang diangkat oleh Pejabat
Pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan pemerintahan atau diserahi
tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
3. Instansi Pemerintah adalah instansi pusat dan
instansi daerah.
4. Instansi Pusat adalah kementerian, lembaga
pemerintah nonkementerian, kesekretariatan
lembaga negara, dan kesekretariatan lembaga
nonstruktural.
5. Instansi Daerah adalah perangkat daerah
provinsi dan perangkat daerah kabupaten/kota.
negara.
BAB II
PELAKSANAAN PENYEDERHANAAN BIROKRASI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2
(1) Penyederhanaan Birokrasi dilaksanakan pada:
a. Instansi Pusat; dan
b. Instansi Daerah.
(2) Penyederhanaan Birokrasi juga dilaksanakan
pada instansi yang dibiayai oleh Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang dibentuk
untuk melaksanakan tugas tertentu
berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 atau peraturan
perundang-undangan lainnya.
Pasal 3
Penyederhanaan Birokrasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 merupakan bagian dari pelaksanaan
reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan tata
kelola pemerintahan yang efektif dan efisien dengan
mengoptimalkan pemanfaatan sistem pemerintahan
berbasis elektronik.
Pasal 4
Penyederhanaan Birokrasi dilakukan melalui
tahapan:
-6-
Bagian Kedua
Penyederhanaan Struktur Organisasi
Pasal 5
(1) Penyederhanaan Struktur Oganisasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a
dilaksanakan menjadi 2 (dua) tingkatan unit
organisasi.
(2) Tingkatan unit organisasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan
tingkatan tertinggi pada unit organisasi,
karakteristik tugas, fungsi, dan dasar
pembentukan organisasi.
(3) Penyederhanaan Struktur Organisasi
dilaksanakan terhadap unit organisasi Jabatan
Administrasi yang terdiri atas:
a. Jabatan Administrator atau jabatan
struktural eselon III;
b. Jabatan Pengawas atau jabatan struktural
eselon IV; dan
c. Jabatan Pelaksana yang merupakan jabatan
struktural eselon V.
Pasal 6
(1) Penyederhanaan Struktur Organisasi
dilaksanakan berdasarkan kriteria.
(2) Kriteria Penyederhanaan Struktur Organisasi
-7-
Pasal 7
(1) Ketentuan mengenai kriteria Penyederhanaan
-9-
Pasal 8
Mekanisme pelaksanaan Penyederhanaan Struktur
Organisasi dilakukan sebagai berikut:
a. pemetaan dan analisis;
b. pengajuan usulan; dan
c. penetapan.
Pasal 9
(1) Instansi Pusat dan Instansi Daerah
melaksanakan pemetaan dan analisis unit
organisasi Jabatan Administrasi yang akan
disederhanakan dan dipertahankan.
(2) Pada Instansi Pusat, pemetaan dan analisis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan berdasarkan kriteria
Penyederhanaan Struktur Organisasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.
(3) Pada Instansi Daerah, pemetaan dan analisis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan berdasarkan kriteria
Penyederhanaan Struktur Organisasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan
- 10 -
Pasal 7.
Pasal 10
Penyederhanaan Struktur Organisasi di lingkungan
Instansi Pusat dilaksanakan dengan prosedur sebagai
berikut:
a. usulan Penyederhanaan Struktur Organisasi
diajukan oleh menteri atau pimpinan lembaga
kepada Menteri dengan dilengkapi kajian
kebijakan (policy paper) yang berisi hasil
pemetaan dan analisis unit organisasi Jabatan
Administrasi yang akan disederhanakan dan
dipertahankan;
b. Menteri memberikan persetujuan terhadap
usulan Penyederhanaan Struktur Organisasi
sebagaimana dimaksud pada huruf a
berdasarkan hasil analisis karakteristik tugas,
fungsi, dasar pembentukan organisasi, dan
kriteria Penyederhanaan Struktur Organisasi;
dan
c. Perubahan organisasi pada Instansi Pusat
ditetapkan dengan peraturan menteri atau
peraturan lembaga setelah mendapat
persetujuan tertulis dari Menteri.
Pasal 11
Penyederhanaan Struktur Organisasi di lingkungan
Instansi Daerah dilaksanakan dengan prosedur
sebagai berikut:
a. usulan Penyederhanaan Struktur Organisasi
pada Instansi Daerah provinsi disampaikan oleh
- 11 -
Bagian Ketiga
Penyetaraan Jabatan
Pasal 12
Penyetaraan Jabatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf b dilaksanakan sebagai tindak lanjut
dari Penyederhanaan Struktur Organisasi.
Pasal 13
(1) Pegawai Negeri Sipil yang menduduki Jabatan
Administrasi yang terdampak Penyederhanaan
Struktur Organisasi dapat diangkat ke dalam
Jabatan Fungsional.
(2) Pengangkatan Pejabat Administrasi ke dalam
Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan melalui Penyetaraan
Jabatan.
Pasal 14
(1) Usulan Penyetaraan Jabatan pada Instansi
Pusat disampaikan oleh menteri atau pimpinan
lembaga kepada Menteri dengan melampirkan
hasil identifikasi dan pemetaan Jabatan
Administrasi dan Pejabat Administrasi yang
akan disetarakan ke dalam Jabatan Fungsional.
(2) Menteri menyampaikan persetujuan terhadap
- 13 -
Pasal 15
Mekanisme Penyetaraan Jabatan pada Instansi
Daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 16
Ketentuan lebih lanjut mengenai Penyetaraan Jabatan
diatur dengan Peraturan Menteri.
Bagian Keempat
Penyesuaian Sistem Kerja
Pasal 17
Penyesuaian Sistem Kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf c merupakan tindak lanjut dari
Penyederhanaan Struktur Organisasi dan
Penyetaraan Jabatan.
- 14 -
Pasal 18
(1) Instansi Pusat dan Instansi Daerah melakukan
Penyesuaian Sistem Kerja di dalam unit
organisasi dan/atau antar unit organisasi.
(2) Penyesuaian Sistem Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. mekanisme kerja; dan
b. proses bisnis.
Pasal 19
(1) Penyesuaian Sistem Kerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ditetapkan oleh
menteri atau pimpinan lembaga atau kepala
daerah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Penyesuaian
Sistem Kerja diatur dalam Peraturan Menteri.
BAB III
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
Perubahan pangkat, kelas jabatan, dan tunjangan
Pegawai Aparatur Sipil Negara sebagai dampak dari
Penyederhanaan Struktur Organisasi dan
Penyetaraan Jabatan diatur dengan Peraturan
Menteri.
- 15 -
Pasal 21
Instansi Pusat dan Instansi Daerah yang telah
melakukan Penyederhanaan Struktur Organisasi
dan/atau Penyetaraan Jabatan dan/atau
Penyesuaian Sistem Kerja sebelum ditetapkannya
Peraturan Menteri ini, melakukan penyesuaian
berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri ini.
Pasal 22
Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi,
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi melakukan evaluasi terhadap
struktur organisasi, pemetaan jabatan fungsional,
dan penyesuaian sistem kerja pada Instansi Pusat
dan Instansi Daerah paling lama 1 (satu) tahun sejak
dilaksanakannya Penyederhanaan Birokrasi.
BAB V
PENUTUP
Pasal 23
Ketentuan mengenai Penyederhanaan Birokrasi pada
Instansi Pusat yang diatur dalam Peraturan Menteri
ini berlaku secara mutatis mutandis terhadap
Penyederhanaan Birokrasi pada instansi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2).
Pasal 24
Pelaksanaan Penyederhanaan Birokrasi sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Menteri ini dilaksanakan
- 16 -
Ditetapkan di Jakarta
REPUBLIK INDONESIA,
TJAHJO KUMOLO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
REPUBLIK INDONESIA,
- 17 -
WIDODO EKATJAHJANA