ORANG – ORANG KECIL

LANGKAH MASIH MENARI, NEGRI MENYAPA DENGAN PERIH.

KELAPARAN MENAMPAKAN WAJAHNYA, DARI TANGIS TENTANG

MIMPI.

TAPAK KAKI BERGELUT DARI MALAM SAMPAI PAGI, ANGAN HANYA

IMAJINASI DARI PERUT TANPA ISI.

TANGIS MENJADI MELODI SAMPAI MATI, TERNYATA PERANAN MU

MASI PRIBUMI

LANGKAH TAK TERHENTI, KERINGAT MEMELUK WAJAH SAMPAI

KAKI, BAU MU TAK PERNAH ASING, MESKI NASIB SERING KALI
TERSINGKIR.

YANG DICARI SUDAH LENYAP UNTUK SEKALI SANTAP, TANPA

RUANG TAMU, TANPA ATAP DAN LAMPU, IA PERTARUHKAN NASIB
MU.

MEDIA HANYA PERIHATIN SAAT KAMERA MENYALA, SELEPAS TAK

ADA KENAL PUN TIDAK.

SURYA DAN ANGIN MALAM SAHABAT SAAT PENAT, MESKI SERING

DI PERALAT, DI OLOK – OLOK TANPA SYARAT.

ISU ISU DI TUTUP SEMUA, BERITA TANPA PERNAH MINTA UPAH.

BERI MAKAN SOSIAL MEDIA, MESKI LAPAR SELALU MENYAPA.

AIR MATA MENYAPA TANPA KENAL RASA LELAH, DI GANTUNGNYA

MIMPI MESKI SERING KALI PUPUS. PERATURAN YANG TERCIPTA
HANYA CUKUP BUAT MAMPUS.

DI TEMPANYA TUBUH, DI HANTAMNYA KAKI, LALU RASA YANG

HAMPIR MATI, BUAH HATI DI SAMPAN MINI, TERTAWA MESKI
DEWASA MASI BERTANYA.

MENAHAN LAPAR HANYA UNTUK MASA DEPAN, MENAHAN HAUS

HANYA UNTUK YANG DI HARAPKAN.

BUAH HATI DI SAMPAN MINI, DI BERI ASI MESKI TAK SEBAIK KELAS
ATAS, PERAWATAN TANPA BINTANG, NAMUN KASIH DAN SAYANG
LUAS MEMBENTANG.

JIKA DEWASA MENYAPA MU JANGAN BILANG INI HUTANG.