Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIK

METROLOGI INDUSTRI

KELURUSAN DAN KEBULATAN POROS

Mahasiswa:

No NIM Nama Lengkap


1 Fransiscus Xaverius De Salles Ferdian Surya Ardhana 22503244027
2 Fadhil Amru Ismawan 22503244028
3 Arjuna Naufal 22503244026

Departemen Pendidikan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
2023
KELURUSAN DAN KEBULATAN POROS

A. Kompetensi Dasar
Setelah melaksanakan praktik diharapkan mahasiswa terampil
dalam memeriksa kelurusan dan kebulatan poros
dengan menggunakan jam ukur.
B. Sub Kompetensi Dasar
1. Terampil dalam mengecek kelurusan dan kebulatan poros
menggunakan jam ukur.
2. Terampil menetapkan besarnyanpenyimpangan dimensi
kelurusan dan ketidakbulatan poros berdasarkan hasil
pengecekan dengan menggunakan jam ukur.
C. Alat dan Perlengkapan
1. Jangka sorong
2. Meja pengukur kelurusan dengan senter
3. Benda kerja
4. Mistar
5. Spidol
6. Jam ukur (dial indicator)
7. Kain majun
8. Grease
9. Alkohol
D. Keselamatan Kerja
Sensor jangan sampai terguncang pada waktu akan disentuhkan
ke blok ukur.
E. Dasar Teori
Pengukuran kelurusan poros dapat dengan
menggunakan bangku senter, dan jam ukur (dial indicator). Dalam
hal ini proses yang diukur diletakkan diantara senter bangku
kerja. Namun sebelum benda kerja dipasang, kedua senter harus
dicek terlebih dahulu untuk memastikan kedua senter tersebut
dalam keadaan sesumbu. Kemudian lakukan
pemeriksaan/pengukuran dengan menggunakan jam ukur per
increment jarak dengan cara menggeser-geser jam ukur
sepanjang poros dan mencatat perubahan setiap increment
jarak tersebut.0
Langkah Kerja :
1. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan.
2. Meletakkan benda kerja pada senter.
3. Mengecek perbedaan tinggi antara ujung poros yang satu
ke ujung lainnya dengan menggunakan jam ukur (pada posisi I,
II, III, dan IV).
4. Mengecek kelurusan poros (benda ukur) dengan jam ukur.
5. Bila jam ukur degerakkan kekiri atau kekanan jika skala jam
ukur tidak bergerak, maka poros dalam keadaan lurus.

Data Pengukuran
Lokasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I 0 0,016 0,039 0,063 0,085 -0,094 -0,068 -0,050 -0,032 -0,018 0,010 0,024
II 0,001 0,016 0,041 0,060 0,082 0,093 -0,093 -0,076 -0,052 -0,034 -0,004 0,004
III 0,002 0 0,015 0,027 0,046 0,060 0,074 0,093 -0,092 -0,075 -0,051 -0,032
IV -0,005 0,008 0,029 0,044 0,063 0,076 0,095 -0,087 -0,067 -0,044 -0,023 -0,008
Rerata -0,0005 0,01 0,031 0,0485 0,069 0,03375 0,002 -0,03 -0,06075 -0,04275 -0,017 -0,003

F. Analisis Data Hasil Pengukuran


0+0,001+0,002−0,005
a. Rerata lokasi 1 = = -0,0005
4
0,016+0,016+0+0,008
b. Rerata lokasi 2 = = 0,01
4
0,039+0,041+0,015+0,029
c. Rerata lokasi 3 = = 0,031
4
0,063+0,060+0,027+0,044
d. Rerata lokasi 4 = 4
=0,0485
0,085+0,082+0,046+0,063
e. Rerata lokasi 5 = 4
= 0,069
−0,094+0,093+0,060+0,076
f. Rerata lokasi 6 = = 0,03375
4
−0,068−0,093+0,074+0,095
g. Rerata lokasi 7 = 4
= 0,002
−0,050−0,076+0,093−0,087
h. Rerata lokasi 8 = 4 = -0,03
−0,032−0,052−0,092−0,067
i. Rerata lokasi 9 = 4 = -0,06075
−0,018−0,034−0,075−0,044
j. Rerata lokasi 10= = -0,04275
4
0,010−0,004−0,051−0,023
k. Rerata lokasi 11= = -0,017
4
0,024+0,004−0,032−0,008
l. Rerata lokasi 12= = -0,003
4
Dari hasil pengukuran poros dengan lokasi 1 digeser sampai
lokasi 13 diperoleh hasil yang menunjukan bahwa poros tersebut di
awal semakin tinggi dan sempat turun cukup besar namun kembali
naik, hal ini demikian pada garis sisi I, II, III, dan IV. Hal ini
menunjukkan bahwa bentuk dari poros tersebut bergelombang
tidak
merata. Pemeriksaan yang dilakukan pada titik nol didapat posisi
nol kian berubah dari posisi semula (titik 1), maka titik 1 sebagai
titik awal pengukuran tingginya berbeda-beda dan bahwa
poros tersebut tidak bulat sempurna. Hal ini juga ada kemungkinan
dari adanya kesulitan menggerakan jam ukur serta mengatur
kedua senter secara tepat. Ini mungkin bisa diatasi dengan
pembiasaan yang dapat mengembangkan daya fokus dan
konsentrasi.
G. Kesimpulan dan Saran
Untuk mengukur kelurusan dan kebulatan poros dapat
menggunakan dial indicator atau jam ukur, penggunaanya
yang tidak begitu sulit, tinggal menyentuhkan ujung plunjer pada
benda kerja dan dibuat nol pada jarum skala utama dan nonius.
Dari hasil pratikum disimpulkan bahwa poros bergelombang tidak
merata dari lokasi 1 hingga lokasi sekitar 5-7 semakin besar
dan mengecil kembali sekitar lokasi 6-8, kemudian kembali naik
hingga lokasi 13. Diperoleh juga bentuk poros tidak bulat
sempurna, hal ini disebabkan posisi nol tidak sesuai pada
lokasi satu tetapi selalu berubah dan tiap lokasinya berubah
secara fluidal. Maka dapat disimpulkan poros tidak lurus dan
tidak bulat. Faktor yang menyebabkannya dipengaruhi
kesalahan pembuatan poros, penunjuk jarum jam ukur, dan
ketidaktelitian pratikkan dalam membaca nilai pada skala. Maka
dari itu pratikkan semakin perlu untuk melakukan pratikum sesuai
prosedur dan dilakukan secara berkonsentrasi.
H. Referensi
Buku modul praktikum metrologi industri Jurusan Pendidikan
Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2020

I. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai