Anda di halaman 1dari 1

Sejarah Pamong Praja di Indonesia

Gambar:
Sumber: https://www.kemendagri.go.id/berita/baca/17377/sejarah-pamong-praja-di-tanah-air

Pangreh praja merupakan sebutan untuk pamong praja pada masa kolonial. Pada masa itu pangreh
praja lekat dengan citra negatif. Pangreh praja dianggap pengkhianat bangsa. Pangreh praja juga menjadi
alat bagi penjajah untuk menindas rakyat dan mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia.
Pasca kemerdekaan pangreh praja tetap menjalankan tugas-tugas pemerintahan. Akan tetapi, mereka
bekerja untuk kepentingan Indonesia. Sebutan pangreh praja diubah menjadi pamong praja untuk
menghilangkan kesan dan citra negatif pada masa kolonial.
Upaya mengembalikan citra pamong praja diperkuat dengan pendirian lembaga pendidikan
kepamongprajaan, yakni Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN). Pada masa itu APDN didirikan di
hampir setiap provinsi di Indonesia. Seiring berkembangnya penyelenggaraan pemerintahan, maka
pemerintah mendirikan Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) pada 17 Maret 1956 di Malang, Jawa
Timur. Pendirian APDN berdasarkan SK Mendagri No.Pend. 1/20/565 tanggal 24 September 1956 dan
diresmikan oleh Presiden Soekarno.
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto semua APDN daerah digabung menjadi APDN nasional.
Pada 14 Agustus 1992 sekolah ini berganti nama menjadi Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri
(STPDN berdasarkan Kepres No. 42 Tahun 1992. Pada masa reformasi STPDN berganti nama menjadi
Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). IPDN berlokasi di Lembah Manglayang, Jatinangor, Sumedang,
Jawa Barat.
Pada 1999 pemerintah memberlakukan otonomi daerah melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999. Undang-undang tersebut memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada
daerah secara proporsional. Aturan dalam undang-undang tersebut sejalan dengan visi misi IPDN yang
bertujuan mendidik dan mencetak kader pamong yang memiliki kecerdasan, keterampilan, kepribadian, dan
ketakwaan serta berwawasan kebangsaan.

Sumber: https://www.kemendagri.go.id/berita/baca/17377/sejarah-pamong-praja-di-tanah-air

Anda mungkin juga menyukai