Anda di halaman 1dari 8

KE-CBP-AN

Oleh : PC. IPNU Kab. Lamongan

Corps Barisan Pelajar (CBP) lahir dari sebuah peristiwa persengketaan Indonesia – Malaysia
pada tahun 1963. Pada tahun itu terjadi sebuah perseteruan yang hebat antara kedua belah negara,
hingga orang Indonesia mengobarkan semboyan “Ganyang Malaysia”. Perseteruan tersebut dilandasi
sebuah kepentingan politik, yakni memperebutkan Serawak daerah di Kalimantan Utara.
Persoalan politik yang dibumbui oleh persoalan ideologi menjadikan hubungan Indonesia–
Malaysia semakin chaos. Gagasan Soekarno (presiden RI pertama) yang anti imperialisme dimana
bertolak belakang dengan ideologi Barat. Soekarno menghadirkan sebuah gagasan yang bersifat anti
permusuhan dan penindasan.
Sementara Barat dengan ideologi imprealisme berupaya menyusup ke Indonesia melalui
Malaysia. Dalam konteks ini Malaysia menjadi antek dari pihak Barat, yang berusaha untuk
mempengaruhi Indonesia.
Dengan semangat perjungan melawan imperialisme, Presiden Soekarno mengintruksikan kepada
seluruh elemen bangsa untuk membentuk suakrelawan perang dengan sebuah sasaran mengganyang
Malaysia sebagai kepanjangan tangan Barat.
Intruksi Presiden tersebut membuat seluruh elemen bangsa bersiap untuk melawan imperialisme.
Dengan sebuah tekad yang kuat, imperialisme harus dimusnahkan dari bumi pertiwi dan lebih luas di
wilayah Asia Tenggara.
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) sebagai elemen bangsa merasa terpanggil untuk berjuang
melawan imperialisme Barat. Dibawah kepemimpinan Asnawi Latif, IPNU mengakomodir
kepentingan tersebut dengan mendirikan sebuah wadah yang yang diberi nama Sukarelawan Pelajar.
Sebuah wadah dari kelompok muda nahdiyin dengan basis pelajar.
Untuk memperkokoh wadah tersebut, maka pada tanggal 19 September 1963 Sukarelawan
Pelajar di deklarasikan di Jogjakarta. Sebuah kota di pulau jawa, dimana bernaung kantor pusat PP
IPNU. Dalam rangkaian deklarasi tersebut, parade militer tidak dapat dilepaskan. Dengan semangat
gegap gempita Sukarelawan Pelajar bersama militer (TNI) berupaya mewujudkan semangat anti
imperialisme, yang lakukan dengan kesiapan RI mengganyang Malaysia.
Sejak saat itu, Sukarelawan Pelajar yang dibentuk oleh IPNU dibawah komando Rekan Asnawi
Latief, berjuang demi memperjuangkan nasib Bangsa dan negara guna menghadang laju imperialisme.
Sukarelawan Pelajar merupakan embrio bagi berdirinya CBP (Corp Brigade Pembangunan).
Bertepatan dengan Konferensi Besar IPNU di Pekalongan pada tanggal 25 – 31 Oktober 1964 nama
Corps Brigade Pembangunan (CBP) dikukuhkan sebagai lembaga dibawah naungan IPNU, yang
fungsi pokoknya sebagai pengawal pembangunan dan keamanan berbangsa dan bernegara. Lahirnya
CBP di kota batik tersebut kemudian dikenal dengan “Doktrin Pekalongan”
Secara etimologi, corps berasal dari bahasa Inggris yang berarti kesatuan; korps. Brigade dari
bahasa inggris pula yang berarti pasukan. Sementara Pembangunan berarti membangun sesuatu;
mendirikan.
Sedangkan secara terminologi Corps Brigade Pembangunan berarti suatu lembaga dibawah
naungan IPNU yang dibentuk untuk tujuan mengawal pembangunan serta mengisi kemerdekaan bagi
kader-kader nahdiyin.
Pada moment tersebut Asnawi Latief selaku ketua umum PP IPNU menunjuk Rekan Harun
Rosyidi menjadi Komandan Teknis CBP. Pasca ditunjuk, rekan Harun Rosyidi mengumpulkan kader-
kader inti IPNU yang berpotensi untuk dididik dan dilatih kemiliteran. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi gerakan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
baik dari ancaman dalam maupun luar.
Pada tahun 1965 saat terjadi peristiwa G 30 S PKI. CBP berperan aktif dalam upaya memberantas
PKI. Perjuangan CBP dilakukan dengan memobilisasi kader IPNU untuk memerangi PKI. Memerangi
PKI disini dilakukan dengan dua langkah. Pertama, ikut serta di dalam menumpas gerakan PKI yang
merambah di masyarakat dan kedua, memberikan sebuah penerangan kepada masyarakat bahwa paham
komunis bertentangan dengan ideologi pancasila. Langkah sebagai bagian dari perjuangan IPNU untuk
mewujudkan memantapkan NKRI dengan paham ahlus sunnah wal jamaah sebagai urat nadi
perjuangan.
Langkah ini ditempuh sebagai sebuah konsekuensi perjuangan IPNU yang tidak selaras dengan
ideologi komunis. Ideologi komunis lebih mengedepankan aspek sosialisme dan anti ketuhanan.
Setelah terjadinya perubahan rezim dan perubahan kondisi sosial politik di Indonesia ghirrah
patriotisme pelajar semakin surut. CBP menjadi nama yang makin tenggelam.
Pada masa kepemimpinan Hilmi Muhammadiyah selaku Ketua Umum PP IPNU pada tahun
1999, CBP dideklarasikan kembali di Pondok Pesantren Pancasila Sakti Klaten Jawa Tengah.
Pendeklarasian ini merupakan upaya IPNU untuk bisa memberikan kontribusinya secara lebih luas
pada ere reformasi yang sedang gencar-gencarnya diteriakkan oleh masyarakat seluruh Indonesia.
Rekan Hilmi Muhammadiyah menunjuk rekan Agus Salim untuk menjadi Komandan Nasional
CBP. Pasca ditunjuk sebagai Kornas CBP, rekan Agus Salim sangat gencar melakukan sosialisasi ke
daerah-daerah untuk mengaktifkan kembali CBP sampai ke tingkatan ranting, Hingga memasuki
kongres XIII tahun 2000 di Makassar yang menetapkan rekan Abdullah Azwar Anas sebagai Ketua
Umum IPNU. Selanjutnya ditunjuklah Rekan Edisyam Risdiyanto sebagai komandan pusat CBP.
Pada masa ini CBP bergerak pada empat bidang yakni : Kepanduan, Kepalangmerahan, SAR dan
Cinta Alam. Rekan Edisyam berhasil merumuskan kembali pola CBP dengan format baru yang
terangkum dalam peraturan organisasi, penjabaran peraturan organisasi serta sistem pendidikan dan
pelatihan sebagai acuan dan panduan kegiatan CBP di seluruh Indonesia. Rumusan-rumusan tersebut
dibukukan pada masa itu yang disahkan pada masa kepemimpina Al Amin Nur Wahab Nasution
sebagai Pj Ketua Umum IPNU yang menggantikan Rekan Abdullah Azwar Anas.
Perjuangan CBP tidak berhenti sampai disitu saja, pada Kongres XIV Surabaya tahun 2003 yang
menetapkan Rekan Mujtahidur Ridlo sebagai Ketua Umum IPNU, melanjutkan program CBP
sebelumnya dibawah komando Rekan Ali Masdar Hasibuan.
Pada masa gerakan CBP lebih difokuskan pada praktek lapangan terutama bidang SAR dan
kepalang merahan. Hal ini disebabkan sering terjadi bencana alam dalam skala nasional. Beragam
bencana mewarnai negeri ini, dari Tsunami di Aceh, Tanah Longsor di Banjar Negara, Banjir bandang
di Jember, Gempa Jateng-Jogja, Gempa dan Tsunami di Pengandaran Jawa Barat.
Masih dalam periode ini CBP mengalami sebuah perombakan arah gerakan. Awalnya CBP
bergerak di empat bidang, Kepanduan, Kepalangmerahan, SAR dan Cinta Alam. Kemudian atas
keputusan Rakornas CBP pada 6 – 8 Januari 2006 bertempat di Wisma Depag Jakarta Selatan, gerakan
CBP difokuskan menjadi 3 bidang yakni : Kemanusiaan, Lingkungan Hidup dan Kedisiplinan.
Program-program tersebut berlanjut hingga Kongres IPNU XV di Asrama haji Pondok Gede
Jakarta, 9 – 12 Juli 2006 yang menetapkan Rekan Idy Muzayyad sebagai ketua umum IPNU dan
selanjutnya menunjuk Rekan Alvin M Hasanil Haq sebagai Komandan Nasional.
Pada masa kepemimpinan Rekan Alvin M Hasanil Haq banyak hal yang dilakukan untuk
memajukan dan mengembangkan potensi kader-kader CBP. Lankah kongret yang dilakukan adalah
Kemah Pelajar Hijau dalam Rangka Diklat Peduli Lingkungan 6–8 April 2007 di Ponpes Wali Songo
Gomang Singgahan Tuban, Workshop Ke-CBP-an 17–20 Mei 2007 di Ponpes Maslakul Huda Pati.
Disamping pembenahan persoalan internal pengkaderan, CBP juga ikut serta dalam berbagai
event kemanusiaan, seperti evakuasi Banjir Bandang di Jakarta, evakuasi korban gempa di Situbondo,
berpartisipasi dalam menyuarakan nasib korban Lapindo Brantas di Sidoarjo serta evakuasi dan korban
gempa di Bengkulu.
Hasil Workshop di Pati mengamanatkan CBP untuk menyelenggarakan Rakornas yang kemudian
terselenggara pada 22–25 Agustus 2007 bertempat di Hotel Diamond Samarinda bersamaan dengan
penyelenggaraan Rakernas IPNU. Pada Rakornas ini diputusakan beberapa hal yang bekaitan dengan
Ke-CBP-an diantaranya adalah sasaran kegiatan CBP yang semula berupa Kemanusiaan, Lingkungan
Hidup dan Kedisiplinan menjadi Kemanusiaan, Lingkungan Hidup dan Bela Negara.
Disamping itu, dalam Rakornas CBP tersebut dihasilkan sebuah perubahan besar terkait dengan
nama CBP. Awalnya CBP merupakan CORPS BRIGADE PEMBANGUNAN, dan diubah menjadi
CORPS BARISAN PELAJAR.
Pengubahan nama sebagai bagian dari inovasi organisasi tidak dapat dilepaskan dari berbagai
konteks permasalah yang ada. Setidaknya ada beberapa alasan yang mendasar atas perubahan nama
tersebut.
Pertama, Corps Brigade Pembangunan (red: CBP lama) tidak mencerminkan sebuah semangat
organisasi pelajar. Ketika IPNU sudah bergeser menjadi pelajar, maka lembaga-lembaga yang berada
dibawah naungan IPNU harus disinkronkan, yakni bernuasa pelajar. Dalam ranah ini pula ketika masih
terpaut pada Corps Brigade Pembangunan, asumsinya bahwa lembaga CBP terkesan militer atau
lembaga yang dimiliterkan. Meski kalau menilik sejarah berdirinya, lembaga ini tidak dapat dilepaskan
dari aspek pertahanan keamanan. Tetapi dalam sebuah semangat akan perubahan (reformasi), orentasi
tersebut harus diubah sesuai nafas yang kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kedua, susah disosialisasi. Dengan sebuah nama yang menggunakan kata bahasa inggris CBP
(red: Corps Brigade Pembangunan) sulit untuk disosialisasikan. Dalam konteks ini, pengubahan nama
lebih bertujuan untuk hal yang bersifat praktis. Semakin mudah nama sebuah lembaga, maka akan
semakin populer di masyarakat. Hal ini sebagai salah satu harapan dari perubahan tersebut.
Ketiga, dikendaki peserta Rakornas. Dengan argument diatas, sebagian besar peserta Rakornas
menghendaki akan perubahan nama tersebut.
Menilik istilah Corps Barisan Pelajar (CBP), dapat dipahami dari kerangka berfikir, bahwa Corps
Barisan Pelajar adalah lembaga yang mengurusi kepelajaran dalam dimensi yang berbeda dengan
organisasi-organisasi pelajar ansih.
Barisan disini lebih dipahami sebagai sebuah instrumen akan adanya sebuah kesatuan dari
pelajar. Kesatuan yang dimaksud adalah kesatuan didalam mengembangkan kualitas pribadi (SDM)
dan kesatuan didalam membangun bangsa dan negara.
Sebuah konsep yang termuat dalam Al Quran tentang Barisan terdapat dalam surat As Shof ayat 4
:

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang
teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”

Tanpa adanya kesatuan yang kokoh, mustahil bangsa ini dapat membangun dan mengisi
kemerdekaan. Diawali dari persatuan dan barisan yang kokoh ditingkat pelajar, diharapkan mampu
menjulang kesusksesan dalam berbangsa dan bernegara.
Perubahan nama hasil Rakornas membawa konsekuensi berbeda bagi CORPS BARISAN
PELAJAR (CBP). Arah gerakan lebih difokuskan pada tiga ranah yaitu kemanusiaan, lingkungan
hidup dan bela negara.
Ranah kemanusiaan, difokuskan pada persoalan humanitas. Dalam hal ini titik tekan gerakan
diarahkan pada pengabdian nyata CBP kepada aksi-aksi sosial. Banyak ragam yang memungkinkan
CBP terjun kedalam aksi sosial, baik itu yang berskala lokal maupun nasional. Pengiriman relawan ke
daerah bencana, menfasilitasi pihak-pihak yang terampas akan Hak Asasi Manusianya, bhakti sosial
merupakan wujud kongret dari gerakan ini.
Banyak persoalan kemanusian yang mesti mendapat sentuhan dan peran aktif CBP. Dalam
kepentingan ini, CBP tidaklah menjadi elemen yang bersifat pasif dalam sebuah pengertian hanya
menunggu. Tetapi tindakan cerdas dan cekatan dalam bertindak adalah sebuah keharusan.
Untuk mengaplikasikan hal ini, maka perlu adanya sebuah tim di masing-masing tingkatan. Tim
ini dimaksudkan ketika suatu saat dibutuhkan bergerak dalam bidang kemanusiaan, maka CBP selalu
siaga.
Ranah lingkungan hidup mengingatkan kita akan nasib dan keberadaan alam sekitar yang mulai
mengalami kerusakan diberbagai tempat. Banyaknya bencana alam seperti banjir bandang, tanah
longsor, kebakaran hutan, kasus lumpur lapindo serta gempa merupakan bagian dari kerusakan alam
ini. Tatkala alam terus dieksplotasi, maka yang akan terjadi adalah alam semakin kehilangan
keseimbangan. Sehingga banyak bencana yang muncul sebagai akibat dari hal itu.
Oleh karena itu, langkah yang memungkinkan dilakukan CBP adalah mengembalikan
keseimbangan tersebut. Tentunya hal ini tidak dilakukan sendiri, tetapi dikerjakan bersama-sama
elemen masyarakat yang lain terutama pemerintah sebagai fasilitator.
Langkah kongret yang dapat diwujudkan adalah melalui kampanye dan aksi nyata perlindungan
alam. Banyak garapan yang dapat dikerjakan untuk mewujudkan ranah ini. Sebagai langkah utama
adalah penyadaran masyarakat tentang pentingnya lingkungan bagi kesejahteraan bersama.
Isu pemanasan global menjadi sebuah entri point untuk mengaplikasikan ranah ini. Merebaknya
pemanasan global menjadi warning bagi bangsa indonesia bahwa bumi atau lingkungan ini semakin
keras. Apabila tidak disikapi dengan penuh kelembutan, maka tidak mustahil akan mengancam
eksistensi umat manusia atau jelasnya akan mengancam kehidupan manusia.
Dalam ranah bela negara, CBP perlu menunjukan jati dirinya sebagai sebuah lembaga yang
memiliki kewajiban untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Dalam bentuk sederhana ranah
bela negara dapat diaplikasikan melalui membentengi diri dari sebuah disintegrasi bangsa. Hal ini
sangat penting, sebab ketika ancaman datang dari dalam tidak mampu diatasi, niscaya ancaman dari
luar akan lebih sulit untuk ditanggulangi.
Bela negara dalam koridor ini tidak selalu berkonotasi dengan hal fisik, tetapi bagaimana peran
CBP mampu mewujudkan cita-cita UUD dan Pancasila.
Dalam kancah global, perang secara fisik tidak terlalu tampak. Tetapi perang ideologi dan
kepentingan menjadi musuh utama. Disinilah dibutukan sebuah strategi bagaimana membentengi
kepribadian bangsa Indonesia dari berbagai ideologi-ideologi yang bertentangan dengan semangat
UUD dan Pancasila serta paham ahlusunnah wal jamaah.
Langkah yang utama perlu ditanamkan kepada generasi muda atau pelajar adalah memberikan
sebuah pemahaman ideologi yang mapan. Bahwa budaya global tidak semuanya baik untuk
diaplikasikan dalam sebuah wadah NKRI.

DASAR HUKUM
Lembaga Corps Barisan Pelajar (L-CBP) dideklarasikan dan diaktifkan di seluruh Indonesia
berdasarkan :
1. Kongres IPNU XII di Garut Jawa Barat, 10 – 14 Juli 1996
2. Rakernas IPNU di Jakarta, 01 – 05 Nopember 1997
3. Konbes IPNU di Jakarta, 19 – 21 September 1998
4. Kongres IPNU XIII di Maros, Makassar, Sulawesi Selatan, 21 – 24 Maret 2000.
5. Rakornas CBP IPNU 22 – 25 Agustus 2007 di Samarinda

VISI
Visi dari CBP adalah mengoptimalkan potensi dan meningkatkan kualitas kader IPNU, yang
berakhlakul karimah.

MISI
Berpartisipasi aktif ikut membangun Negara Republik Indonesia dengan mengibarkan panji-panji
IPNU di setiap pengabdiannya, dalam bidang kedisiplinan dan sosial kemanusiaan.

TUJUAN
Wadah untuk mengasah diri, memantapkan motivasi dan mengembangkan aktifitas dalam
meningkatkan kreatifitas dan meningkatkan pergautan, serta meningkatkan hubungan anggota
IPNU/CBP dengan lingkungan dan masyarakat.

BENTUK ORGANISASI

Lembaga Corps Barisan Pelajar (L-CBP) adalah lembaga semi otonom.

PENGERTIAN
Lembaga Corps Barisan Pelajar adalah suatu organisasi yang bergerak dalam pengembangan
kreativitas, kemanusiaan, lingkungan hidup, pengabdian masyarakat bangsa dan negara [Bela Negara].

SASARAN
Sasaran Keanggotaan :
Keanggotaan CBP meliputi pelajar, santri, mahasiswa yang sesuai dengan PD/PRT IPNU dan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan tentang perekrutan anggota CBP.
Sasaran Kegiatan :
Kegiatan CBP meliputi bidang kemanusiaan, lingkungan, bela negara dan pengabdian masyarakat.

FUNGSI
Lembaga Corps Barisan Pelajar berfungsi sebagai:
1. Fungsi Kaderisasi
Suatu wadah perekrutan kader-kader potensial IPNU.
2. Fungsi Komunikasi
Wadah komunikasi antara IPNU, masyarakat, dan pemerintah.
3. Fungsi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Lembaga Corps Barisan Pelajar merupakan lembaga pengembangan sumberdaya manusia untuk
mereka yang memiliki kualitas di lingkungan IPNU melalui jenjang pendidikan dan pelatihan yang
telah ditetapkan.

4. Fungsi Kepeloporan dan Pengabdian


Lembaga Corps Barisan Pelajar merupakan pelopor penggerak program-program IPNU dalam
rangka pengabdiannya kepada masyarakat. bangsa dan negara.

TUGAS POKOK
1. Melaksanakan kebijakan IPNU.
2. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, pengembangan sumberdaya alam dan
lingkungan.
3. Berpartisipasi dalam terlaksananya pendampingan, penguatan masyarakat demi tercapainya
kesejahteraan.

TANGGUNG JAWAB
1. Memantapkan dan memelihara keutuhan Ikatan Pelajar NahdIatuI Ulama di semua tingkatan.
2. Turut serta memelihara keutuhan bangsa serta memelihara lingkungan agar terhindar dari
kerusakan dan pengrusakan, dan menjalankan peran sosial kemanusiaan.

TINGKATAN DAN PERANGKAT ORGANISASI


1. Dewan Koordinasi Nasional Corps Barisan Pelajar (DKN-CBP) untuk CBP tingkat pusat.
2. Dewan Koordinasi Wilayah Corps Barisan Pelajar (DKW-CBP) untuk CBP tingkat wilayah.
3. Dewan Koordinasi Cabang Corps Barisan Pelajar (DKC-CBP) untuk CBP tingkat cabang.
4. Dewan Koordinasi Anak Cabang Corps Barisan Pelajar (DKAC-CBP) untuk CBP tingkat anak
cabang.
5. Regu Corps Barisan Pelajar (Regu CBP) untuk CBP tingkat ranting/atau komisariat.
6. Di masing-masing tingkatan Koordinator CBP adalah salah satu Ketua/Wakil Ketua IPNU.

PERANGKAT/STRUKTUR ORGANISASI
1. Dewan Koordinasi Nasional CBP
a. Dewan Koordinasi Nasional (Kornas) satu orang
b. Wakil Koordinator Nasional (Wakomas) satu orang
c. Divisi Administrasi dan Keuangan
d. Divisi Logistik
e. Divisi Kaderisasi
f. Divisi Kemanusiaan
g. Divisi Lingkungan Hidup
h. Divisi Bela Negara
Masing-masing Divisi beranggotakan maksimal 5 orang
2. Dewan Koordinasi Wilayah CBP
a. Dewan Koordinasi Wilayah (Korwil)
b. Wakil Koordinator Wilayah (Wakorwil)
c. Divisi Administrasi dan Keuangan
d. Divisi Logistik
e. Divisi Kaderisasi
f. Divisi Kemanusiaan
g. Divisi Lingkungan Hidup
h. Divisi Bela Negara
Setiap Divisi beranggotakan maksimal 4 orang
3. Dewan Koordinasi Cabang CBP
a. Dewan Koordinasi Cabang (Korcab)
b. Wakil Koordinator Cabang (Wakorcab)
c. Divisi Administrasi dan Keuangan
d. Divisi Logistik
e. Divisi Kaderisasi
f. Divisi Kemanusiaan
g. Divisi Lingkungan Hidup
h. Divisi Bela Negara
Setiap Divisi beranggotakan maksimal 3 orang
4. Dewan Koordinasi Anak Cabang
a. Dewan Koordinasi Anak Cabang
b. Wakil Koordinator Anak Cabang
c. Divisi Administrasi dan Keuangan
d. Divisi Logistik
e. Divisi Kaderisasi
f. Divisi Kemanusiaan
g. Divisi Lingkungan Hidup
h. Divisi Bela Negara
Setiap Divisi beranggotakan maksimal 3 orang
5. Regu- Regu CBP
a. Koordinator Regu
b. Wakil Koordinator Regu.
c. Setiap Regu mempunyai anggota minimal 9 s/d 15 orang
d. Divisi Administrasi dan Keuangan
e. Divisi Logistik
f. Divisi Kaderisasi
g. Divisi Kemanusiaan
h. Divisi Lingkungan Hidup
i. Divisi Bela Negara
Setiap Divisi beranggotakan maksimal 2 orang

KOORDINASI LEMBAGA
1. Pimpinan Ikatan Pelajar NahdIatuI Ulama di semua tingkatan bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan, pengaktifan, melakukan koordinasi, dan mengawasi segala sesuatu mengenai
Corps Barisan Pelajar pada ruang lingkup koordinasinya masing-masing
2. Dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut dibentuk Dewan Koordinasi Corps Barisan Pelajar
(CBP) di tingkat Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Cabang, Pimpinan Anak Cabang
yang masing masing dipimpin oleh seorang koordinator.
3. Pada tingkat pusat dibentuk Dewan Koordinasi Nasional Corps Barisan Pelajar (DKN CBP) yang
dipimpin oleh seorang Koordinator Nasional (Komas) yang diangkat dan diberhentikan oleh
Pimpinan Pusat.
4. Pada tingkat wilayah dibentuk Dewan Koordinasi Wilayah (DKW CBP) yang dipimpin oleh
seorang Koordinator Wilayah (Korwil) yang diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Wilayah.
5. Pada tingkat cabang dibentuk Dewan Koordinasi Cabang (DKC CBP) yang dipimpin oleh seorang
Koordinator Cabang (Korcab) diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan Cabang.
6. Pada tingkat anak cabang dibentuk Dewan Koordinasi Anak Cabang (DKAC CBP) yang dipimpin
oleh seorang Koordinator Anak Cabang (Korancab) yang diangkat dan diberhentikan oleh
Pimpinan Anak Cabang.
7. Pada tingkat ranting atau komisariat dibentuk regu (Regu CBP) yang dipimpin oleh koordinator
regu yang diangkat dan dibentuk oleh Pimpinan Komisariat atau Pimpinan Ranting.

MEKANISME KOORDINASI ORGANISASI


a. Hubungan Ketua Umum PP IPNU kepeda Koordinator Nasional bersifat instruktif dan hubungan
sebaliknya bersifat koordinatif, begitu pula pada tingkatan wilayah, cabang, anak cabang, dan
ranting atau komisariat antara ketua IPNU dan Koordinator CBP sesuai dengan tingkatannya.
b. Hubungan Kornas kepada ketua-ketua, sekretaris, bendahara Pimpinan Pusat bersifat konsultataif
begitu pula tingkatan wilayah, cabang, anak cabang, ranting atau komisariat antara wakil ketua
IPNU dengan koordinator CBP sesuai dengan tingkatannya.
c. Hubungan koordinator kepada wakil koordinator, sekretaris disemua tingkatan bersifat instruktif,
dan hubungan sebaliknya bersifat konsultatif, hal ini berlaku disemua tigakatan
d. Hubungan wakil koordinator kepada para anggota Divisi, dan regu bersifat instruktif, hal ini
berlaku disemua tingakatan
e. Hubungan antara wakil koordinator, anggota Divisi pada masing-masing tingakatan bersifat
konsultatif, hal ini berlaku disemua tingakatan
f. Hubungan koordinator nasional kepeda Koordinator Wilayah, Koordinator Cabang, Anak cabang
dan dan seterusnya bersifat instruktif dan hubungan hunbungan sebalikya bersifat konsultatif, hal
ini berlaku untuk semua tingkatan.

PERMUSYAWARATAN
Permusyawaratan CBP terdiri dari
1. Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Untuk di tingkat pusat
2. Rapat Koordinasi wilayah (Rakorwil) untuk ditingkat Propinsi
3. Rapat Koordinasi Cabang (Rakorcab) untuk di tingkat cabang
4. Rapat Koordinasi Anak Cabang (Rakorancab) untuk ditingkat Anak Cabang
5. Rapat Koordinasi Regu untuk tingkat Ranting
KEANGGOTAAN
1. Anggota Corps Barisan Pelajar (CBP) adalah anggota IPNU.
2. Keanggotaan Corps Barisan Pelajar (CBP) ditetapkan dengan syarat-syarat sebagai berikut :
a. Memiliki kondisi fisik dan mental yang kuat serta sehat jasmani dan rohani.
b. Telah lulus mengikuti latihan dasar Corps Barisan Pelajar(CBP).
c. Pendidikan serendah-rendahnya SMP/ sederajat.
d. Memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap IPNU.
e. Setiap anggota CBP diBai’at dan diberi Kartu Tanda Anggota.
f. Format KTA ditetapkan oleh Dewan Kordinasi Nasional dan diterbitkan oleh Dewan Kordinasi
Cabang.

HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA


1. Hak Anggota Corps Barisan Pelajar (CBP).
Setiap anggota Corps Barisan Pelajar (CBP) berhak :
a. Berhak mengenakan seragam Corps Barisan Pelajar (CBP) sesuai dengan jabatannya dalam
menjalankan tugas sehari-hari maupun tugas lapangan.
b. Berhak mendapatkan pendidikan dan latihan dalam upaya meningkatkan prestasi dan
kemampuan yang dimilikinya.
c. Berhak mendapatkan perlindungan dan pembelaan hukum, penghargaan sesuai prestasi dan
pengabdiannya.

2. Kewajiban Anggota Corps Barisan Pelajar (CBP).


a. Wajib mentaati peraturan organisasi.
b. Wajib menjaga dan menjunjung tinggi nama baik organisasi.
c. Wajib melaksanakan tugas yang diberikan oleh koordinator, selama tidak bertentangan dengan
PD / PRT IPNU

SLOGAN DAN SERAGAM


Slogan Corps Barisan Pelajar (CBP) adalah : “Permata Nusa”
Dengan nilai filosofi sebagai berikut :
a. Permata : adalah batu kuat yang sangat berharga yang mampu memberikan keindahan serta
kebanggaan bagi yang memilikinya.
b. Nusa : adalah bumi, pulau dan tanah air tempat dimana kita berpijak yang harus selalu dibela
dan dijaga.
c. Permata Nusa CBP : adalah kader-kader yang kuat, berkualitas dan siap menjaga
keutuhan nusa bangsa beserta isinya.

LAMBANG ORGANISASI
Lambang Organisasi dan arti:
1. Lambang berbentuk segi lima dan dibatasi oleh garis yang berwama merah putih. Arti segi lima
melambangkan rukun Islam dan Pancasila, garis merah putih mengandung arti bahwa CBP setia
kepada Negara Kesatuan Repubtik Indonesia (NKRI).
2. Warna dasar hijau, mengadung arti kemakmuran, kesuburan.
3. Pada bagian dalam terdapat:
a. Bintang berjumlah sembilan buah berwama kuning yang mengelilingi bola dunia yang berwama
biru langit. Bintang yang paling besar melambangkan Nabi Muhammad SAW. 4 bintang di
samping kiri dan kanan melambangkan para sahabat nabi (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali),
warna biru melambangkan semangat perdamaian.
b. Di bawah bintang terdapat buku terbuka yang berwama putih yang ditopang oleh bambu kuning
dan bulu angsa, dan di bawahnya terdapat tulisan CBP yang berwama merah. Buku terbuka dan
bulu angsa menggambarkan bahwa CBP merupakan semangat belajar bagi siapa saja.
Sedangkan bambu kuning melambangkan perjuangan yang gigih.

SERAGAM ORGANISASI
Seragam Lembaga Corps Barisan Pelajar.
1. Pakaian Dinas Harian ( PDH)
a. Baju lengan panjang berwama krem, merk castilo (c.0115) dengan dua buah saku tertutup
(kanan dan kiri) dan pada pundak terdapat ban badge, adapun atribut sebagai berikut
- Di atas saku kanan terdapat papan nama anggota dan di atas saku kiri terdapat tulisan Corps
Barisan Pelajar disingkat dengan CBP (huruf Balok). warna hitam
- Disaku kanan lambang kepangkatan, saku kiri dipasang lambang IPNU
- Lengan kanan dipasang logo CBP, dan diatasnya tertulis struktur tingkatan (DKN/DKW
diikuti nama propinsi, DKC diikuti nama Kabupaten/Kota) di lengan kiri terdapat nama
satuan kecamatan atau komisariat dan dibawahnya terdapat tanda kecakapan khusus bagi
anggota.
b. Celana panjang warna hijau, merk castilo (c.093) dua saku dalam didepan dan dua dibelakang
c. Ikat pinggang warna hitam
d. Mutz warna dan merk kain disesuaikan dengan kain celana. Dengan strip warna kuning tebal 1
cm dan dikiri atas terdapat pin CBP diameter 2 c,
e. Dasi warna hitam
f. Sepatu warna hitam
2. Pakaian Dinas Lapangan (PDL)
a. Baju kaos lengan panjang dengan warna oranye, pada bagian dada sebelah kanan terdapat logo
IPNU, sebelah kiri terdapat logo CBP. Dipunggung terdapat tulisan CBP besar dan setengah
lingkaran berwama hitam dan dibawahnya terdapat tulisan nama daerah dengan tulisan datar.
b. Rompi warna hitam pada bagian dada sebelah kanan terdapat logo IPNU, sebelah kiri terdapat
logo CBP. Dipunggung terdapat tulisan CBP besar dan setengah lingkaran berwama merah dan
dibawahnya terdapat tulisan nama daerah dengan tulisan datar.
c. Celana panjang, wama dan model seperti PDH
d. Topi berwarna hitam diatas shield terdapat lambang CBP.
e. Sepatu PDL warna hitam

*) Jl. Kyai Amin No. 09 Lt. 2 Lamongan


Tel. (0322) 322923 Fax. (0322) 317465
www.pelajarnulamongan.co.cc

Anda mungkin juga menyukai