Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

I.1

Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kelarutan dan

penghitungan panas kelarutan diferensial pada larutan jenuh. I.2 Dasar Teori Bila dua/lebih zat yang tidak bereaksi dicampur satu sama lain, maka campuran yang terjadi ada 3 (tiga) kemungkinan: 1. 2. 3. Campuran kasar, contohnya campuran tanah dan air, gula dan garam, dan sebagainya. Dispers koloid, contohnya kabut, campuran tanah liat dan air, dan sebagainya, Larutan sejati, contohnya larutan gula dalam air, dan sebagainya. (Sukardjo, hal 141) Larutan mempunyai 2 (dua) komponen, yaitu solute dan solvent. Solute adalah substansi yang terlarut, sedangkan solvent adalah substansi yang melarutkan. Dari ketiga materi, yaitu padat, cair, dan gas, sangat dimungkinkan untuk memiliki 9 (sembilan) tipe larutan yang berbeda : padat di dalam padat, padat di dalam cair, padat dalam gas, cair dalam padat, cair dalam cair, dan seterusnya. Dari berbagai macam tipe ini, larutan yang lazim kita kenal adalah padatan dalam cairan, cairan dalam cairan, gas dalam cairan, serta gas di dalam gas. Kelarutan zat terlarut diketahui dari konsentrasi dalam larutan jenuhnya, biasanya dinyatakan dalam banyaknya mol zat terlarut per liter larutan jenuh. Kelarutan suatu endapan menurut definisi adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Larutan jenuh merupakan larutan dimana zat terlarutnya, baik molekul atau ion telah maksimum pada suhu tertentu. Untuk zat elektrolit yang sukar larut,

Laporan Resmi Percobaan Diagram Entalpi Konsentrasi 2 larutan jenuhnya dicirikan oleh nilai Ksp. Jika larutan mengandung zat terlarutnya melebihi jumlah maksimum kelarutannya pada suhu tertentu, maka dikatakan bahwa larutan telah lewat jenuh. Perubahan kelarutan dengan tekanan tak mempunyai arti penting yang praktis dalam analisis anorganik kualitatif karena semua pekerjaan dilakukan dalam bejana terbuka pada tekanan atmosfer. Perubahan yang sedikit dari tekanan atmosfer tak mempunyai pengaruh yang berarti atas kelarutan. Terlebih penting adalah perubahan kelarutan dengan suhu. Umumnya dapat dikatakan bahwa kelarutan endapan bertambah besar dengan kenaikan suhu, meskipun dalam beberapa hal yang istimewa terjadi hal yang sebaliknya seperti kalium sulfat. Laju kenaikan dengan suhu berbeda-beda. (Vogel , hal 67) Kelarutan dari suatu larutan dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain : 1. Suhu, suhu memberikan pengaruh yang sangat penting pada kelarutan suatu zat. Kelarutan suatu zat akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu larutan. 2. Tekanan, jika tekanan suatu larutan yang berupa gas meningkat menyebabkan kelarutan gas meningkat. Perubahan kecil dalam tekanan memiliki efek yang kecil pada kelarutan dari padatan dalam cairan tetapi memiliki efek yang besar pada kelarutan gas dalam cairan. Kelarutan gas dalam cairan berbanding langsung pada tekanan dari gas di atas larutan. Sehingga sejumlah gas yang terlarut dalam larutan akan menjadi dua kali lipat jika tekanan dari gas di atas larutan adalah dua kali lipat. 3. Sifat alami solute dan solvent, substansi polar cenderung lebih miscible dengan substansi polar lainnya. Substansi nonpolar cenderung untuk miscible dengan substansi nonpolar lainnya dan imiscible dengan substansi polar lainnya. 4. Kelajuan dari zat terlarut, dipengaruhi oleh :

Laboratorium Kimia Fisika Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS 2011

Laporan Resmi Percobaan Diagram Entalpi Konsentrasi 3 a. Ukuran partikel, solid dapat terlarut jika permukaan solid telah terjadi kontak dengan solvent. Karena pada permukaan solid ratio volume melarut meningkat jika ukuran semakin mengecil, ukuran kristal yang semakin mengecil akan melarut lebih cepat daripada ukuran kristal besar. b. Temperatur dari solvent, pada umumnya laju kelarutan solid meningkat dengan kenaikan temperatur. Molekul pelarut bergerak lebih cepat pada saat meningkatnya temperatur dan menumbuk permukaan solid lebih sering dan lebih keras. Hal ini menyebebkan laju kelarutan solid meningkat. c. Pengadukan dari larutan, pengaruh dari pengadukan larutan adalah kinetik. Ketika solid pertama kali dilarutkan dalam solvent, hanya sedikit pelarut yang bersentuhan dengan sekitarnya secara cepat. Pada saat solid terlarut, sejumlah kecil dari solute terlarut di sekelilingnya, konsentrasi solid menjadi semakin besar dan kelarutan akan berkurang. Jika pengadukan tidak dilakukan di dalam campuran, kelarutan solute akan berjalan sangat lambat. Dengan pengadukan akan mendistribusikan solute yang terlarut dengan cepat ke dalam seluruh larutan dan lebih banyak pelarut yang bersentuhan dengan solid menyebabkan terlarut dengan lebih cepat. d. Konsentrasi dari larutan, Ketika solute dan solvent pertama kali dicampurkan, laju kelarutan yang terjadi akan maksimum. Pada saat konsentrasi larutan meningkat dan larutan mendekati keadaan uap dengan solute, laju kelarutan akan berkurang dengan cepat. (Sukarjo, hal 142) Larutan mempunyai sifat-sifat termodinamis, misalnya energi bebas (G), entalpi (H), entropi (S), dan energi dalam (U). dalam sebuah larutan yang terdiri dari dua komponen yaitu pelarut dan zat terlarut, maka energi bebas total dari larutan disampaika oleh Gibbs. Energi bebas Gibbs didefinisikan sebagai:

Laboratorium Kimia Fisika Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS 2011

Laporan Resmi Percobaan Diagram Entalpi Konsentrasi 4 G = H TS Pada T konstan : H = U + (PV) H = U + P dV + V dP G = H T S dG = dH d(TS) dG = dH T dS S dT (Maron, hal.326-.327) dG = dU + P dV + V dP T dS S dT dengan : T dS = dH V dP dG = dU + P dV + V dP (dH V dP) S dT dG = dU + P dV + V dP (dU + P dV + V dP V dP) S dT dG = V dP S dT (Maron, hal.327) Efek panas dalam pembentukan larutan dapat digunakan dalam penerapan prinsip Le-Chateliers untuk menghitung efek temperatur pada kelarutan. Untuk menerapkan prinsip ini diperlukan pengertian yang jelas tentang apa arti perubahan temperatur pada energi thermal. Dengan menggunakan terminology dari termodinamika, bahwa kandungan panas atau entalpi dari sistem telah meningkat sesuai dengan jumlah energi termal (heat molar vaporization atau Hv). Perubahan entalpi untuk proses diberikan dengan mengurangi entalpi akhir sistem dengan entalpi mula-mula H = H final H inisial Secara umum H positif untuk setiap perubahan makroskopik yang terjadi pada tekanan konstan jika energi panas mengalir dalam sistem saat perubahan terjadi, dan negatif jika panas mengalir keluar. Proses dimana entalpi dalam sistem meningkat disebut proses endotermik sedangkan entalpi yang mengalami penurunan disebut proses eksotermik. Perubahan entalpi terbatas hanya pada aliran panas, jika proses tersebut terbawa keluar sehingga tekanan mulamula dan akhir adalah sama dan sistem adalah tertutup. Untuk memprediksi efek dari perubahan temperatur kita dapat menggunakan prinsip Le-Chateliers, sangatlah Laboratorium Kimia Fisika Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS 2011 (Maron, hal.326)

Laporan Resmi Percobaan Diagram Entalpi Konsentrasi 5 diperlukan untuk memperhitungkan perubahan entalpi untuk proses pelarutan dari kondisi larutan yang jenuh. Entalpi molar dari larutan ( Hl) sebagai jumlah kalori dari energi panas yang seharusnya tersedia ( Hl positif) ataupun yang seharusnya dipindahkan ( Hl negatif) untuk menjaga agar temperatur tetap konstan yang mana didalamnya terdapat satu mol zat terlarut dalam volume yang sangat besar yang mendekati larutan jenuh untuk menghasilkan larutan jenuh. Dua kasus dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Entalphi positif dari larutan 1 mol solute + larutan mendekati jenuh + energi termal jenuh 2. Entalpi negatif dari larutan 1 mol solute + larutan mendekati jenuh termal Jika entalphi dari larutan adalah negatif peningkatan temperatur menyebabkan penurunan kelarutan. Kebanyakan padatan solute memiliki entalpi positif dari larutan sehingga kelarutan mereka meningkat sesuai dengan kenaikan temperatur. Hampir semua perubahan kimia merupakan proses eksotermik ataupun proses endotermik. Kebanyakan, tetapi tidak semua, reaksi yang terjadi secara spontan adalah reaksi eksotermik. (J.M.Smith, H.C.Van Nes dan M.M.Abbott, hal 476) Asam oksalat (Oxalic Acid, Ethanedioic Acid, Acidum Oxalicum), C2H2O4. merupakan suatu jenis asam organik yang cukup kuat. Bentuknya berupa kristal putih. Umumnya terdapat dalam bentuk dihidrat (C2H2O4.2H2O). asam oksalat mampu larut dalam beberapa pelarut, di antaranya dalam air, etanol, dan dietil eter. Titik sublimasinya pada 157C, dan titik dekomposisinya pada 189,5C. Ada dua fase struktur untuk kristal asam oksalat, yaitu rhombic untuk kristal anhidratnya, dan monoclinic untuk kristal dihidratnya. (http://en.wikipedia.org/oxalicacid) larutan jenuh + energi larutan

Laboratorium Kimia Fisika Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS 2011

Anda mungkin juga menyukai