Anda di halaman 1dari 16

Minuman keras hitam adalah cairan memasak menghabiskan dari proses kraft ketika mencerna bubur kayu menjadi

bubur kertas menghilangkan lignin , hemiselulosa dan ekstraktif lainnya dari kayu untuk membebaskan selulosa serat. [1] Setara menghabiskan minuman keras memasak dalam proses sulfit biasanya disebut minuman keras coklat, tetapi istilah-istilah minuman keras minuman keras, merah tebal dan sulfit minuman keras juga digunakan.

Isi
[hide]

1 Komposisi 2 Sejarah 3 Penggunaan o 3.1 Energi sumber untuk pabrik pulp o 3.2 Gunakan sebagai bahan baku biofuel 3.2.1 Gasifikasi 3.2.2 Ekstraksi dari lignin 4 US kredit pajak 2007-2010 5 Referensi

[ sunting ] Komposisi
Sekitar 7 ton black liquor diproduksi dalam pembuatan satu ton pulp [2] . Cairan hitam adalah larutan berair dari residu lignin, hemiselulosa, dan bahan kimia anorganik yang digunakan dalam proses. Cairan hitam terdiri dari padatan 15% berat dimana 10% adalah anorganik dan 5% adalah organik. Biasanya organik dalam cairan hitam sabun 40-45%, lignin 35-45% dan 10-15% organik lainnya. Para bahan organik dalam cairan hitam adalah terdiri dari air / alkali degradasi komponen larut dari kayu [1] . Lignin adalah terdegradasi untuk fragmen pendek dengan kandungan sulfur pada 1-2% dan kandungan sodium pada sekitar 6% dari padatan kering. Selulosa dan hemiselulosa yang terdegradasi untuk sabun asam alifatik karboksilat dan fragmen hemiselulosa. Para ekstraktif memberikan minyak tinggi sabun dan minyak terpentin . Sabun mengandung natrium sekitar 20%. Komponen sisa lignin saat ini melayani untuk konversi hidrolitik atau pirolitik atau hanya terbakar saja. Hemicellulosis dapat mengalami proses fermentasi, alternatif.

[ sunting ] Sejarah
Awal kraft pulp pabrik habis cairan hitam ke sungai. Black liquor cukup beracun untuk kehidupan akuatik, dan menyebabkan sangat gelap warna karamel di dalam air. Penemuan dari boiler pemulihan oleh GH Tomlinson di awal 1930-an, adalah tonggak penting dalam kemajuan proses kraft. [3]

Pada tahun 2000 [ rujukan? ], yang kraft yang lebih baik pabrik pulih 99,5% atau lebih dari cairan hitam, dan sisanya dimurnikan di pabrik pengolahan biologis, mengurangi dampak lingkungan dari air limbah di bawah tingkat signifikansi ilmiah, kecuali mungkin dalam sangat kecil stream. Bahkan di abad ke-21, beberapa pabrik kraft kecil tetap (paling banyak memproduksi beberapa ton pulp per hari) yang habis semua cairan hitam. Namun, ini dengan cepat menghilang. Beberapa kraft pabrik, khususnya di Amerika Utara [ rujukan? ], masih di bawah 98% pulih dari black liquor pada tahun 2007, yang dapat menyebabkan beberapa masalah lingkungan, bahkan ketika biologis diobati. Kecenderungan umum adalah untuk pabrik usang tersebut untuk memodernisasi atau mematikan.

[ sunting ] Penggunaan
Cairan hitam mengandung lebih dari setengah dari kandungan energi dari kayu dimasukkan ke dalam digester dari pabrik pulp kraft. [4] Hal ini biasanya terkonsentrasi sampai 65 - 80% oleh multi-efek evaporator dan dibakar dalam boiler pemulihan untuk menghasilkan energi dan memulihkan bahan kimia memasak. Para viskositas meningkat sebagai konsentrasi naik. Pada sekitar 50 - 55% padatan batas kelarutan garam tercapai. [5] Minyak Tinggi adalah penting sampingan dipisahkan dari cairan hitam dengan menggelapkan sebelum masuk ke evaporator atau setelah tahap pertama evaporator.

[ sunting ] Sumber energi untuk pabrik pulp


Pabrik pulp telah menggunakan black liquor sebagai sumber energi setidaknya sejak tahun 1930-an. [6] Sebagian besar pabrik pulp kraft menggunakan boiler pemulihan untuk memulihkan dan membakar banyak cairan hitam yang mereka hasilkan, menghasilkan uap dan memulihkan kimia memasak ( natrium hidroksida dan natrium sulfida digunakan untuk memisahkan lignin dari serat-serat selulosa yang dibutuhkan untuk pembuatan kertas). Hal ini telah membantu mengurangi masalah pabrik kertas dengan emisi air, mengurangi penggunaan bahan kimia oleh pemulihan dan penggunaan kembali, dan menjadi hampir energi mandiri dengan memproduksi, rata-rata, 66 persen listrik kebutuhan mereka sendiri di tempat. Di Amerika Serikat, perusahaan kertas telah dikonsumsi hampir semua cairan hitam yang mereka hasilkan sejak tahun 1990. [6] Sebagai hasilnya, produk industri hutan telah menjadi salah satu generator Amerika Serikat 'terkemuka karbon-netral energi terbarukan, menghasilkan sekitar 28,5 juta megawatt jam listrik per tahun-lebih dari industri surya, angin dan panas bumi digabungkan.

[ sunting ] Gunakan sebagai bahan baku biofuel


[ sunting ] Gasifikasi

Hitam minuman keras seperti yang digunakan untuk gasifikasi Baru limbah-untuk-energi metode untuk memulihkan dan memanfaatkan energi dalam black liquor telah dikembangkan. Penggunaan gasifikasi black liquor memiliki potensi untuk mencapai lebih tinggi secara keseluruhan efisiensi energi dari boiler pemulihan konvensional sementara menghasilkan energi yang kaya syngas dari minuman keras. Syngas dapat dibakar dalam turbin gas siklus gabungan untuk menghasilkan listrik (biasanya disebut BLGCC untuk Gasifikasi Liquor Siklus Hitam Gabungan; mirip dengan IGCC ) atau dikonversi melalui proses katalitik menjadi bahan kimia atau bahan bakar seperti metanol , dimetil eter (DME), atau FT diesel (biasanya disebut BLGMF untuk Gasifikasi Black Liquor Fuels Motor). Ini teknologi gasifikasi saat ini sedang beroperasi di sebuah pabrik percontohan 3 MW di itu Chemrec [7] uji fasilitas di Pite , Swedia . Langkah sintesis DME akan ditambahkan pada tahun 2011 dalam proyek "BioDME", didukung oleh Komisi Eropa 's Ketujuh Kerangka Program (FP7) dan Badan Energi Swedia . [8] Digunakan untuk produksi biofuel rute black liquor gasifikasi telah terbukti memiliki sangat tinggi efisiensi konversi dan gas rumah kaca potensial reduksi. [9] [ sunting ] Ekstraksi dari lignin Dimana pemulihan boiler kapasitas terbatas dan hambatan dalam pabrik pulp yang lignin dalam black liquor dapat diekstraksi [10] [11] dan diekspor atau digunakan sebagai bahan bakar di pabrik itu kiln kapur , sehingga sering menggantikan bahan bakar berbasis fosil dengan biofuel.

[ sunting ] AS kredit pajak 2007 - 2010


Sebuah kredit pajak yang dibuat oleh Kongres AS pada tahun 2005 sebagai bagian dari RUU Jalan Raya 2005 untuk menghargai dan mendukung penggunaan cairan bahan bakar alternatif yang berasal dari hidrokarbon di sektor transportasi pada tahun 2007 diperluas untuk mencakup non-mobile menggunakan bahan bakar alternatif cair yang berasal dari biomassa. Perubahan ini berarti bahwa, selain prosesor ikan, dan daging hewan penyaji packers, produsen pulp kraft menjadi memenuhi syarat untuk kredit pajak sebagai akibat dari generasi mereka dan penggunaan minuman keras hitam untuk membuat energi. Untuk satu perusahaan besar ( International Paper ) ini bisa mencapai sebanyak $ 3,7 miliar pada keuntungan. [6] [12] Weyerhaeuser diumumkan pada Mei 2009 itu juga mengejar kredit pajak. [13] Sementara beberapa telah mengkritik industri kertas kelayakan untuk kredit pajak campuran bahan bakar alternatif dengan alasan bahwa itu adalah meningkatkan penggunaan bahan bakar fosil,

industri telah membantah bahwa menambahkan bahan bakar fosil ini sebenarnya merupakan persyaratan hukum dan bahwa, terlepas, hal ini tidak mengakibatkan kenaikan bersih fosil penggunaan bahan bakar karena perusahaan hanyalah menggantikan bahan bakar fosil yang ada mereka sudah berbaur dengan hitam minuman keras-gas alam-dengan salah satu dari tiga bahan bakar ditentukan oleh hukum: bensin, minyak tanah atau solar. Kredit bio-bahan bakar untuk Liquor Hitam berakhir on Jan 1, 2010.

[ sunting ] Referensi

ARU SETYO RINI, S.Si)Limbah cair industri pulp and paper tersebar ke seluruh ekosistem di sekitarnya. Dalam percobaan laboratorium, efluen industri kertas menyebabkan penyimpangan reproduktif pada zooplankton dan invertebrata yang merupakan prey dari ikan serta kerusakan genetik dan reaksi sistem kekebalan tubuh pada ikan Oleh karenanya diperlukan Program minimisasi limbah yang efektif dan dapat mengurangi biaya produksi dan beban pelaksanaan peraturan pengelolaan limbah berbahaya sehingga akan meningkatkan efisiensi, kualitas produk dan hubungan yang baik dengan masyarakat serta perbaikan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan menghasilkan 178 juta ton of pulp, 278 juta ton kertas dan karton, dan menghabiskan 670 juta ton kayu. Pertumbuhannya dalam dekade berikutnya diperkirakan antara 2% hingga 3.5% per tahun, sehingga membutuhkan kenaikan kayu log yang dihasilkan dari lahan hutan seluas 1 sampai 2 juta hektar setiap tahun. Tabel 1. Beberapa pabrik kertas besar yang tidak mempunyai fasilitas pembuatan pulp sendiri adalah sebagai berikut. Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas hingga 1997 (ton/year) PT. Fajar Surya Wisesa Bekasi, W.Java 500,000 PT. Aspex Paper Gresik, E.Java 430,000 PT. Surabaya Agung Industri Pulp&Paper Gresik, E.Java 336,800 PT. Jaya Kertas Nganjuk, E.Java 200,000 PT. Pelita Cengkareng Paper & Co. Tangerang, W.Java 157,000 PT. Suparma Surabaya,E.Java 150,000 PT. Surya Pamenang Kediri, E.Java 150,000 Dalam proses produksinya industri pulp and paper membutuhkan air dalam jumlah yang sangat besar. Hal ini dapat mengancam kelestarian habitat di sekitarnya karena mengurangi tingkat ketersediaan air bagi kehidupan hewan air dan merubah suhu air.

Pulp dibuat secara mekanis maupun kimia dengan memisahkan serat kayu atau selulosa dari bahan lain. Dalam proses kraft pulping, larutan campuran antara sodium hidroksida dan sodium sulfida digunakan untuk melarutkan bahan tidak berserat. Pulp kemudian diputihkan untuk menghasilkan kertas yang putih. Beberapa zat kimia digunakan dalam proses pemutihan (bleaching) antara lain gas klorin, sodium hidroksida, kalsium hipoklorit, klorin dioksida, hidrogen peroksida dan sodium peroksida. Setelah penambahan filter dan pewarna, bubur kertas dibuat menjadi kertas. Beberapa jenis pelapis juga digunakan dalam tahap penyelesaian. Pencemaran lingkungan yang disebabkan industri kertas antara lain : a. Membunuh ikan, kerang dan invertebrata akuatik lainnya b. Memasukkan zat kimia karsinogen dan zat pengganggu aktivitas hormon ke dalam lingkungan c. Menghabiskan jutaan liter air tawar d. Menimbulkan risiko terpaparnya masyarakat oleh buangan zat kimia berbahaya dari limbah industri yang mencemari lingkungan. Limbah cair industri pulp and paper tersebar ke seluruh ekosistem di sekitarnya. Dalam percobaan laboratorium, efluen industri kertas menyebabkan penyimpangan reproduktif pada zooplankton dan invertebrata yang merupakan prey dari ikan serta kerusakan genetik dan reaksi sistem kekebalan tubuh pada ikan (EEM Cycle One; Easton et al. 1997, Genetic Toxicity of Pulp Mill Effluent on Juvenile Chinook Salmon (Onchorhynchus shawytscha) Using Flow Cytometry, Elsevier Science Ltd., Vol. 35, #2-3). Hal ini menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati sungai dan berkurangnya sumber pangan hewani masyarakat di sekitar sungai. Sebagian besar industri kertas menggunakan pemutih yang mengandung klorin. Klorin akan bereaksi dengan senyawa organik dalam kayu membentuk senyawa toksik seperti dioksin. Dioksin ditemukan dalam proses pembuatan kertas, air limbah (efluen), bahkan di dalam produk kertas yang dihasilkan. Industri kertas menggunakan air dalam jumlah yang sangat besar untuk membilas zat kimia dan senyawa yang tidak diinginkan dari pulp. Oleh karenanya air yang telah digunakan mengandung berbagai jenis zat kimia berbahaya termasuk dioksin. Meskipun konsentrasi dioksin sangat kecil di dalam air limbah, tetapi pabrik terus beroperasi dan terus menghasilkan dioksin sehingga konsentrasinya dalam air akan terus bertambah. Dioksin adalah senyawa organik yang sukar terdegradasi dan konsentrasinya akan berlipat ganda jika masuk ke dalam rantai makanan karena adanya proses biomagnifikasi. Hal ini menyebabkan konsentrasi dioksin di dalam jaringan tubuh hewan air menjadi ratusan kali lebih besar dibandingkan di dalam air tempat hidupnya. Sebuah penelitian EPA berjudul the National Study of Chemical Residues in Fish menemukan bahwa ikan yang ditangkap dari perairan di sekitar industri kertas mengandung dioksin dalam konsentrasi yang lebih tinggi dari di daerah lain. EPA memperkirakan sekitar sepertiga dari dioksin yang terbentuk terserap oleh produk kertas yang dihasilkan termasuk kertas penyaring kopi, kertas tisu, popok bayi, dan piring kertas serta produk lain seperti tisu makan, kertas toilet, karton pembungkus susu, kertas kantor dan pembalut wanita. Dioksin dapat bertahan di lingkungan dalam waktu yang lama (persisten) sehingga akan terakumulasi dalam tanah dan hewan termasuk manusia (bioakumulasi). Dioksin adalah salah satu jenis organoklorin yang memiliki empat klor, dua oksigen dan dua cincin benzena. Klor adalah unsur halogen yang sangat reaktif sehingga mudah bereaksi dengan senyawa organik maupun senyawa lainnya. Sebagian besar organoklorin menimbulkan efek toksik seperti dioxin dan furan. Zat kimia mematikan ini ditemukan dalam konsentrasi tinggi di daerah masyarakat pesisir yang mempunyai pabrik pulp (Powell River, Squamish, Duncan, Nanaimo, and Campbell River).

Dioxin sering digunkaan untuk menyatakan tiga jenis zat kimia dengan toksisitas akut yaitu dioksin, furan dan polychlorinated biphenyls (PCBs) yang semuanya memiliki dua cincin benzena dan senyawa klorin. Bentuk dioksin yang paling toksik adalah 2,3,7,8-tetrachlorodibenzo-p-dioxin (TCDD). Struktur dioksin ditunjukkan dalan gambar di bawah ini. Dalam industri kertas dioksin terbentuk dari klorin yang berikatan dengan senyawa organik dalam kayu. Gambar 1. Struktur molekul dioksin Organoklorin dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan seperti kanker, cacat lahir, endometriosis, penurunan jumlah spermatozoa dan gangguan perkembangan janin. Organoklorin juga menyebabkan kerusakan genetis dan penurunan daya tahan ikan salmon dan ikan lainnya. Mengurangi pencemaran organoklorin merupakan upaya penting untuk melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Satu-satunya upaya yang dipastikan akan mengurangi bahkan menghilangkan dioksin di lingkungan adalah melindungi diri dan lingkungan dengan menghindari penggunaan pemutih yang mengandung klor. Pengembangan teknologi dalam industri kertas telah berupaya menggunakan zat pemutih lain yang lebih ramah lingkungan agar industri dapat menggunakan energi, air dan sumber daya lain secara efiisien. Industri kertas yang telah mencapai Zero AOX otomatis akan mencapai Zero Discharge (closed-loop recycling) dari limbah cair yang dihasilkannya, sehingga mengurangi usaha dan biaya pengolahan limbah cair dan menghasilkan proses produksi yang efisien. Makalah ini akan membahas upaya minimisasi limbah pada industri kertas melalui substitusi terhadap bahan pemutih yang mengandung klorin dengan bahan pemutih oksigen yang lebih aman terhadap lingkungan. Klorin yang berikatan dengan senyawa organik dalam serat kayu atau dalam air akan membentuk dioksin yang merupakan bahan yang sangat berbahaya bagi lingkungan, sehingga perlu dilakukan upaya substitusi pemutih klorin dengan bahan pemutih lain yang tidak mengandung klorin. BAB II PROSES PRODUKSI KERTAS DAN LIMBAH YANG DIHASILKAN 2.1 Proses Produksi Kertas Proses pembuatan kertas yang akan dibahas dalam makalah ini adalah pembuatan kertas dari pulp dengan proses kimia menggunakan sodium sulfat (kraft process). Senyawa sulfur ini menyebabkan timbulnya bau telur busuk pada kebanyakan industri kertas. Kraft pulping menghasilkan pulp kurang dari 50% dari bahan baku kayu, sisanya menjadi sludge yang akhirnya dibakar, disebar ke tanah atau dibuang dengan sistem landfill. Kelebihan dari kraft pulping adalah bahan kimia yang digunakan dapat didaur ulang (recycle) dan digunakan kembali dalam proses berikutnya. Kelebihan lainnya adalah dihasilkannya serat yang kuat (Jerman : "kraft" berarti kuat). Majalah, kertas grafis dan percetakan, kantong belanja dan pembungkus (packaging) terbuat dari kraft pulp. Kraft pulp biasanya berwarna gelap dan umumnya diputihkan dengan senyawa klorin. Tahapan pembuatan kertas secara sistematis disajikan dalam diagram berikut ini. 1. Identify Source of Cellulose Fibre: wood Recovered paper non-wood plants

2. Produce Usable Cellulose Fibres: Pulping Bleaching (where required) 3. Make Paper: Sheet - Formationvery dilute water solution of pulp is sprayed on a fast-moving wire Pressing and Dryingwater is removed with pressure and heat to form paper Roll of paper Urutan proses pembuatan kertas digambarkan dalam Gambar 2 di bawah ini. Gambar 2. urutan proses dalam produksi kertas (Sumber: "Towards Zero-Effluent Pulp and Paper Production", Johnston, P. et al, Greenpeace International, 1996 dalam Blum,1996) Proses pembuatan kertas umumnya dibagi dalam beberapa tahapan yang akan dijelaskan berikut ini. a. Pemilihan Jenis Kayu Jenis kayu yang banyak digunakan dalam pembuatan kertas adalah: - Kayu lunak (softwood), adalah kayu dari tumbuhan konifer contohnya pohon pinus. - Kayu keras (hard wood), adalah kayu dari tumbuhan yang menggugurkan daunnya setiap tahun. Kayu lunak yang memiliki panjang dan kekasaran lebih besar digunakan untuk memberi kekuatan pada kertas. Kayu keras lebih halus dan kompak sehingga menghasilkan permukaan kertas yang halus. Kayu keras juga lebih mudah diputihkan hingga warnanya lebih terang karena memiliki lebih sedikit lignin. Kertas umumnya tersusun atas campuran kayu keras dan kayu lunak untuk mencapai kekuatan dan permukaan cetak yang diinginkan pembeli. Karakteristik dari kedua jenis kayu disajikan dalam Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Karakteristik serat dari kayu lunak dan kayu keras Karakter Kayu Lunak Kayu Keras Kandungan selulosa 42% +/- 2% 45% +/- 2% Kandungan Lignin 28% +/- 3% 20% +/- 4% Kandungan Ekstraktif 3% +/- 2% 5% +/- 3% Panjang serat 2-6 mm 0.6-1.5 mm Kekasaran 15-35 mg/100 mm 5-10 mg/100m Kayu sebagai bahan dasar dalam industri kertas mengandung beberapa komponen antara lain : - Selulosa, tersusun atas molekul glukosa rantai lurus dan panjang yang merupakan komponen yang paling disukai dalam pembuatan kertas karena panjang, kuat. - Hemiselulosa, tersusun atas glukosa rantai pendek dan bercabang. Hemiselulosa lebih mudah larut dalam air dan biasanya dihilangkan dalam proses pulping. - Lignin, adalah jaringan polimer fenolik tiga dimensi yang berfungsi merekatkan serat selulosa sehingga menjadi kaku. Pulping kimia dan proses pemutihan akan menghilangkan lignin tanpa mengurangi serat selusosa secara signifikan - Ekstraktif, meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur lain. Komponen ini sangat beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik akut dalam efluen indsutri kertas. Gambar susunan komponen dalam kayu lunak disajikan dalam Gambar 3 berikut ini. Gambar 3. Susunan kayu lunak yang terdiri atas atas serat selulosa berbentuk tabung lentur

yang dilekatkan dan diluruskan oleh lignin (NC State, 1993 dalam Blum, 1996). b. Persiapan Kayu Bahan baku yang mengandung selulosa seperti kayu, bambu, serat kapas, bagas dan lain-lain dipotong menjadi serpihan kecil. Kulit kayu dikelupas secara mekanis atau hidraulis sebelum dicacah menjadi serpihan kayu, kemudian dicuci dan disaring untuk menghilangkan debu yang melekat. Efluen dari proses persiapan kayu berasal dari air bilasan kayu yang mengandung partikel halus batang kayu dan padatan terlarut. Proses ini juga menghasilkan limbah padat berupa potongan kayu tidak layak pakai dan kulit kayu yang dapat digunakan sebagai kayu bakar. c. Pembuburan Kayu (Pulping) Dalam proses pulping secara kimiawi ditambahkan panas dan zat kimia pada serpihan kayu yang dimasukkan ke dalam tabung bertekanan yang disebut digester. Pembuatan pulp dengan proses kraft menggunakan larutan putih (white liquor), yaitu larutan campuran sodium hidroksida dan sodium sulfida yang secara selektif akan melarutkan lignin dan membuatnya lebih larut dalam cairan pengolah. Setelah 2-4 jam, campuran antara pulp, sisa zat kimia dan limbah kayu dikeluarkan dari digester. Pulp kemudian dicuci untuk memisahkannya dari cairan hitam (sisa zat kimia dan limbah). Larutan yang mengandung serat kayu terlarut kemudian masuk ke digester dan dipanaskan. Larutan hasil pemanasan yang berwarna hitam (black liquor) dipisahkan dari pulp (brownstock) setelah proses pemanasan. Dalam batch digester, pulp (brownstock) diambil dari dasar digester tabung untuk dilanjutkan dengan pencucian. Pada digester bersinambungan, pencucian dilakukan di dalam digester untuk menghilangkan larutan lain dan mendinginkan pulp. Kraft pulping adalah proses dengan hasil rendah yaitu hanya 45% dari kayu akan menjadi pulp yang dapat digunakan. Pulp atau disebut brownstock pada tahap ini siap untuk diputihkan. Tahapan proses pembuburan kayu/pulping disajikan dalam Gambar 4. Gambar 4. Tahapan dalam proses pembuburan kayu (pulping) e. Pencucian (Washing) Pencucian pulp secara efisien sangat penting dilakukan untuk memastikan kebutuhan maksimal zat kimia dalam proses pulping dan mengurangi jumlah limbah organik yang terbawa oleh pulp dalam proses pemutihan. Pulp yang kurang tercuci membutuhkan dosis zat pemutih yang lebih besar. Pencucian pulp dilakukan mengikuti masing-masing proses untuk menghilangkan materi yang tidak diinginkan dalam pulp. Hasil samping berupa black liquor, debu, lignin, dan pemutih dihilangkan setelah tiap tahapan proses selesai. Efisiensi pencucian diukur berdasarkan tingkat kebersihan bubur kertas dan jumlah air yang digunakan untuk mencapai tingkat kebersihan tersebut. f. Refining Pulp melewati slot dalam piringan yang berputar untuk memisahkan gumpalan selulosa menjadi serat dan mempersiapkan pulp untuk proses pembuatan kertas. Serat dipotong dengan panjang yang seragam dan diperlakukan untuk memperbaiki ikatan dan kekuatan produk akhir kertas. g. Oksigen Delignification Penghilangan lignin (delignifikasi) menggunakan oksigen diperlukan untuk menghilangkan sisa lignin dari brownstock yang merupakan tahap prebleaching. Dengan mengurangi lignin akan dihasilkan bubur kayu yang lebih putih. Oksigen dan larutan putih ditambahkan ke dalam brownstock dalam reaktor pemanas. Senyawa lignin akan lepas dan dihilangkan dengan pencucian dan ekstraksi. Oksigen delignification akan mengurangi jumlah klorin yang dibutuhkan dalam proses pemutihan (bleaching).

h. Bleaching Bleaching dilakukan dalam beberapa tahap dengan tujuan menghilangkan lignin tanpa merusak selulosa. Dalam industri kertas terdapat beberapa tahap dalam proses pemutihan. Masing-masing tahapan dijabarkan di bawah ini. C : tahap klorinasi, menggunakan Cl2 dalam media asam E : Extraksi Alkali, untuk melarutkan hasil degradasi lignin yang terbentuk pada tahap sebelumnya dengan larutan NaOH. D : Klorin dioksida, mereaksikan ClO2 dengan pulp pada kondisi asam O : Oksigen, digunakan pada tekanan tinggi dan suasana basa H : Hipoklorit, mereaksikan NaClO dalam media basa P : Peroksida, reaksi dengan hidrogen peroksida (H2O2) dalam kondisi basa Z : Ozon, menggunakan ozon (O3) dalam kondisi asam X : Xylanase, Biobleaching dengan enzim murni mikroba dalam kondisi netral Proses bleaching biasanya melibatkan 4-6 tahap. Di beberapa industri, tahap Q (Q-stage) juga digunakan yang merupakan tahap chelation untuk menghilangkan zat anorganik sebelum pengolahan dengan peroksida. Standar industri hingga beberapa tahun lalu adalah bleaching dengan urutan CEDED yaitu tahap klorinasi yang diikuti ekstraksi alkali, pengolahan dengan klorin dioksida, ekstraksi alkali dan pengolahan akhir klorindioksida. Proses yang lebih modern telah beralih dari penggunaan klorin (C-stage) karena menghasilkan senyawa toksik aromatik terklorinasi (dioxins and dibenzofurans) dalam efluen instalasi bleaching, contohnya menerapkan urutan OXED yaitu menggunakan pemutih oksigen yang diikuti penerapan enzim xilanase, ekstraksi alkali dan klorin dioksida. Tahapan dalam bleaching disimbolkan dengan DED dimana D melambangkan chlorine dioxide (ClO2) dan E melambangkan ekstraksi alkali. Dalam tahap ini, brownstock dicampur dengan ClO2 dalam reaktor D1 yang akan bereaksi dengan lignin. Pencucian mengikuti tahap ini untuk menghilangkan senyawa lignin yang beikatan dengan klor dari bubur kayu. NaOH ditambahkan pada aliran pulp dalam menara E dan diikuti dengan pencucian. Ekstraksi berfungsi untuk menetralisasi pulp dan memperbaiki proses pencucian sebelumnya. Menara D2 adalah tahap akhir dari proses bleaching dimana ClO2 memberikan pemutihan terakhir pada pulp. Jika proses bleaching didahului dengan oksigen delignification, maka prosesnya disingkat menjadi ODED. Klorin biasanya diperoleh melalui proses elektrolisis dari NaCl yang menghasilkan Cl2 dan NaOH. NaOH yang dihasilkan dapat digunakan pada tahap E. Reaksi kimia elektrolisis dari NaCl diuraikan berikut ini : 2 NaCl + e- ====> 2NaOH + Cl2 + H2 Klorin dioksida diperoleh dari sodium klorat dengan katalis asam sulfit. Produk lainnya adalah Na2SO4 yang dapat digunakan dalam proses kraft pulping. Reaksinya diuarikan berikut ini. NaClO3 + SO2 ===> 2ClO2 + Na2SO4 g. Paper Making Pulp yang sudah diputihkan kemudian dibawa ke mesin pembuat kertas dimana akan dibentuk lembaran pulp pada screen. Air dihilangkan dari lembaran dengan kombinasi vakum, panas, dan tekanan yang diberikan di bagian penggulung (roller). Kertas jadi dapat dibuat dengan berbagai jenis berat dan digulung menjadi gulungan besar untuk diproses lebih lanjut. Kertas jadi terkadang juga dilapisi dengan kaolin untuk memutihkan permukaan atau diberi pengikat yang mengandung formaldehyde., ammonia atau polivinil alkohol agar lebih kuat. Energi yang dibutuhkan dalam proses pembuatan kertas dalam bentuk panas dihasilkan dari

pembakaran sampah padat (sisa potongan kayu) dan uap serta bahan bakar fosil. Industri kertas membutuhkan energi dalam jumlah besar untuk dapat beroperasi. Dalam proses pembuburan kayu, sisa larutan pemasak dapat dimurnikan kembali dengan proses pemulihan (chemical recovery). Siklus pemulihan akan melewati liquor evaporator, recovery boiler, clarifier, dan lime kiln melalui 4 tahapan yaitu : - air dari pencucian dialirkan ke evaporator dimana black liquor mengandung konsentrasi solid sebanyak 65% sampai 75% sebelum masuk ke recovery boiler. Pada recovery boiler, dalam furnis yang didisain khusus, zat kimia sisa pakai dipisahkan dari limbah kayu. Zat kimia dalam proses pulping membentuk lelehan menyerupai lava di dasar recovery boiler, sedangkan limbah kayu dibakar pada bagian atas recovery boiler. Panas ini digunakan untuk menghasilkan uap bertekanan tinggi yang dapat digunakan untuk memenuhi uap yang dibutuhkan dalam penggilingan dan kebutuhan pembangkit listrik. - Sisa larutan pemasak (black liquor) mengandung berbagai senyawa organik dan senyawa sulfur disamping NaOH and Na2S yang reaktif. Black liquor diuapkan dalam furnis bersama sodium sulfat (Na2SO4) untuk mendapatkan Na2S, dan sodium karbonat (Na2CO3) dalam bentuk abu. - Abu kemudian dituangkan ke tanki besar untuk membentuk green liquor, yaitu campuran dari sodium sulfida dan sodium karbonat. Abu ini kemudian dicampur dengan air dan lime (CaO) yang membentuk larutan hijau (green liquor) dan menghilangkan bahan kimia asalnya yaitu NaOH and Na2S, kalsium karbonat (CaCO3). - pada langkah selanjutnya, lime (kalsium oksida) ditambahkan ke dalam green liquor untuk mengubah sodium karbonat menjadi sodium hidroksida sehingga kembali terbentuk white liquor yang akan digunakan kambali dalam proses pulping berikutnya. 2.2 Limbah Yang Dihasilkan dari Proses Produksi Kertas Zat pencemar dari proses pembuatan kertas yang berpotensi mencemari lingkungan dibagi menjadi 4 kelompok yaitu : (i) Efluen limbah cair (a) Padatan tersuspensi yang terdiri dari partikel kayu, serat, pigmen, debu dan sejenisnya (b) Senyawa organik koloid terlarut serat hemisellulosa, gula, lignin, alkohol, terpentin, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan BOD tinggi. (c) Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna kertas (d) Bahan anorganik terlarut seperti NaOH, Na2SO4, klorin dan lain-lain (e) Limbah panas (f) Mikroorganisme seperti golongan bakteri coliform (ii) Partikulat: (a) Abu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain (b) Partikulat zat kimia terutama yang mengandung Na dan Ca (iii) Gas: (a) Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan proses pemulihan bahan kimia (b) Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery furnace dan lime Kiln (c) Uap yang akan membahayakan karena mengganggu jarak pandangan (iv) Solid Wastes: (a) Sludge dari pengolahan limbah primer dan sekunder

(b) Limbah padat seperti potongan kayu dan limbah pabrik lainnya Limbah yang dihasilkan dari masing-masing proses dalam produksi kertas disajikan dalam Gambar 5 berikut ini.

Bahan yang digunakan dan limbah berbahaya yang dihasilkan dalam proses produksi kertas disajikan dalam Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Proses dalam industri kertas, bahan yang digunakan dan limbah berbahaya yang dihasilkan Proses Bahan yang Digunakan Jenis Limbah yang Dihasilkan Chemical Pulping Asam/basa, lime, asm sulfat, sodium hydroksida, sodium sulfida Limbah asam.basa Bleaching Pemutih klorin, sulfat, kloroform, pelarut Air limbah beracun, limbah sludge, dan limbah asam/basa Papermaking Pigmen Sludge pengolahan limbak Sizing and Starching Wax, lem, resins sintesis, hidrokarbon Limbah beracun termasuk air limbah dan sludge Pelapisan dan Pewarnaan Tinta, cat, pelarut, karet dan zat pewarna Sisa pelarut, tinta cat dan limbah beracun lain Pembersihan Tetrakloroetilen, Trikloroetilen, methilen klorida,trikloroethan,karbon tetraklorida Lmbah pelarut dan air bilasan beracun Penggunaan klorin sebagai pemutih menyebabkan air limbah tidak memungkinkan penggunaan kembali air yang telah digunakan karena tidak dapat dilakukan recovery air. Pada waktu pulp direaksikan dengan klorin atau klorin dioksida selama proses pemutihan, konsentrasi ion klorida dalam air limbah akan menjadi sangat korosif untuk di alirkan kembali ke sistem recovery untuk memisahkan limbah organik dari air dan dibakar untuk menghasilkan energi di dalam recovery boiler. Akibatnya limbah organik dalam efluen harus dialirkan seluruhnya ke sistem pengolahan limbah dan ke sungai. Gambar silus air dari proses pemutihan disajikan dalam Gambar 6 di bawah ini. Gambar 6. Siklus air dalam proses pemutihan (bleaching) Air limbah dari proses pemutihan menghasilkan sifat mutagenisitas yang signifikan (Ames test positive) yang akan menurun secara linier dengan peningkatan substitusi CIO2 atau equivalent chlorine dalam proses bleaching. Kebanyakan bahan mutagen akan hilang jika pH air ditingkatkan menjadi 7-8, sehingga air limbah dari proses bleaching harus dinetralisasi sebelum pengolahan limbah atau dibuang ke badan air penerima agar mutagen dalam air tidak masuk ke lingkungan. BAB III MINIMISASI LIMBAH DALAM INDUSTRI KERTAS 3.1 Konsep Minimisasi Limbah Dalam Industri Kertas Program minimisasi limbah yang efektif akan mengurangi biaya produksi dan beban pelaksanaan peraturan pengelolaan limbah berbahaya sehingga akan meningkatkan efisiensi, kualitas produk dan hubungan yang baik dengan masyarakat. Teknik minimasi limbah yang dapat membantu mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan mencakup : Perencanaan produksi dan tahapannya Penyesuaian peralatan/proses atau modifikasi

Penggantian (substitusi) bahan baku Pemisahan (segregasi) limbah Daur ulang bahan Pelatihan dan pengawasan para pekerja operator juga merupakan bagian penting dalam keberhasilan program ini. Berbagai cara untuk mencapai minimisasi limbah mencakup tiga bagian utama yaitu : a. Pengurangan dari sumbernya, mencakup pemeliharan dan perawatan yang baik (good house keeping) dengan menerapkan kebiasaan baru dalam pengoperasian dan pemeliharan alat industri antara lain dengan mencegah terjadinya ceceran dan tumpahan bahan. Perubahan dalam proses produksi juga dapat dilakukan yang mencakup perubahan input bahan, pengawasan proses yang lebih ketat, modifikasi peralatan dan perubahan teknologi. Pemeliharaan peralatan dan lingkungan pabrik, pemilihan peralatan yang sesuai dengan proses produksi kertas yang diinginkan dan pengoperasian peralatan dengan benar juga ikut mengurangi limbah dari sumbernya. b. Daur ulang, dengan melakukan recovery bahan dan energi bekas pakai untuk digunakan kembali dalam proses berikutnya. c. Modifikasi produk, untuk meningkatkan usia produk (tahan lama), untuk mempermudah daur ulang dan minimisasi dampak lingkungan dari pembuangan produk tersebut. 3.2 Substitusi Bahan Pemutih Berklorin dengan Pemutih Oksigen Kebanyakan industri kertas masih keberatan untuk menerapkan proses produksi total chlorine free (TCF)/closed loop dengan alasan tingginya biaya instalasi. Pencegahan pencemaran memang membutuhkan biaya yang besar pada awal penerapannya, tetapi akan memberikan penghematan dan kemudahan pada jangka waktu berikutnya, peningkatan kesehatan karyawan, perlindungan kesehatan msyarakat dan perbaikan kualitas lingkungan. Sumber utama klorin dalam industri kertas berasal dari proses pemutihan bubur kayu. Proses pemutihan dilakukan dalam beberapa tahap dimana tahap awal bertujuan untuk menghilangkan lignin dan tahap akhir untuk memutihkan pulp. Pulp biasanya dicuci setelah melewati setiap tahap untuk menghilangkan materi organik yang melekat pada pulp. Jenis zat kimia yang digunakan dalam tahapan proses pemutihan adalah bahan oksidator kuat dan jenis bahan pemutih yang paling banyak digunakan adalah bahan yang mengandung klorin antara lain : 1. Elemental klorin (Cl2) merupakan agen delignifikasi yang efektif. Jika ikatan lignin dipecah, atom klorin akan ditambahkan kepada hasil degradasi lignin, sehingga menghasilkan jumlah materi organik terklorinasi yang berarti. 2. Klorin dioksida (ClO2) adalah zat kimia yang sangat selektif yang dapat menghilangkan lignin dan memutihkan. Senyawa ini mengoksidasi lignin, tetapi tidak menambah atom klor ke fragmen lignin, tetapi sejumlah kecil elemental klorin and senyawa klorin lainnya akan terbentuk selama proses pemutihan dengan klorin dioksida, sehingga tetap akan dihasilkan senyawa organik terklorinasi. Klorin dan klorin dioksida bekerja dengan baik pada kondisi asam dengan pH antara 1,5 4. Setelah proses pemutihan selesai, pulp dicuci untuk menghilangkan lingnin yang terdegradasi atau limbah organik lain yang telah dilarutkan dalam limbah cair. Kebanyakan limbah organik mengandung asam organik dan alkohol. Senyawa ini tidak larut dalam air sehingga tetap tertinggal dalam pulp selama proses pencucian. Reaksi kimia yang terjadi selama proses pemutihan diuraikan sebagai berikut. Chlorine Chemistry with Elemental Chlorine Lignin + Cl2 Chlorinated organic compounds Chlorine Chemistry with Chlorine Dioxide

Lignin + ClO2 Oxidized Lignin + HOCl Cl2 Cl2 dan klorin dioksida menghasilkan reaksi yang berbeda dengan lignin. Cl2 memecah molekul lignin dengan menambahkan klorin ke dalam lignin. Klorin dioksida memberikan oksigennya kepada lignin untuk memecah rantai. Asam Hipoklorik juga dihasilkan yang dapat bereaksi langsung dengan cincin aromatis pada lignin atau diubah menjadi Cl2. Maka, satu-satunya cara untuk memastikan tidak adanya senyawa organik terklorinasi yang terbentuk dalam proses pemutihan adalah dengan menghilangkan semua zat pemutih yang mengandung klor. Bahan pemutih alternatif yang dapat menggantikan fungsi klorin dalam proses pemutihan (bleaching) dalam pembuatan kertas adalah : (a) Ozon (O3) merupakan agen delignifikasi yang efektif yang juga memutihkan kertas. Ozon belum digunakan di masa lalu karena selektivitasnya belum terbukti. Ozon dapat memecah serat selulosa dan lignin. (b) Oksigen (O2) adalah bahan kimia yang murah, sangat efektif menghilangkan lignin dan biasanya digunakan dalam proses pemutihan. Oksigen memiliki tingkat selektivitas menengah. (c) Sodium hipoklorit (NaOCl) merupakan agen delignifikasi yang murah, terbentuk dari campuran klor dengan alkali yang terdapat pada instalasi. Industri tidak menggunakan hipoklorit sebagai pemutih karena akan menghasilkan kloroform dalam jumlah besar. (d) Hidrogen peroksida (H2O2) umumnya digunakan untuk memutihkan pulp pada urutan akhir dalam tahapan pemutihan untuk menghindari berkurangnya tingkat keputihan kertas. (e) Sodium hidroksida (NaOH) akan melarutkan produk lignin yang telah terdegradasi. Oksigen, hidrogen peroksida ataupun keduanya sering ditambahkan pada larutan sodium hidroksida untuk meningkatkan efektivitas penghilangan limbah organik. Menggunakan bahan pemutih alternatif dari bahan dasar oksigen yang tidak mengandung klorin merupakan salah satu upaya minimisasi limbah karena akan mengurangi toksisitas limbah yang dihasilkan serta akan menghemat penggunaan air. Efluen dari semua proses pembuatan kertas dapat direcovery untuk digunakan kembali sehingga menghasilkan produksi kertas Total Chlorine Free (TCF) atau closed loop. Mengganti pemutih klorin dengan zat kimia yang mengandung oksigen sehingga effluen dapat dialirkan kembali ke sistem recovery dan air yang digunakan dapat didaur ulang untuk digunakan kembali dalam proses berikutnya, sehingga mengurangi kebutuhan air bersih dari alam. Sebanyak 75% efluen dapat masuk ke dalam sistem recovery dan hanya lmbah cair Q stage yang mengandung bahan anorganik dan logam berat yang akan diolah dalam Instalasi Pengolahan Limbah Cair (IPLC), seperti digambarkan dalam Gambar 6. Gambar 6. Aliran limbah cair dari tahapan pemutihan dengan oksigen (oxygen bleaching) Proses bleaching yang paling aman bagi lingkungan adalah pemutihan dengan bahan oxigen yang tidak mengandung unsur klor. Proses ini mencakup bleaching "totally chlorine-free" dan "processed chlorine-free". Proses bleaching seperti ini menggunakan oksigen, ozon dan hidrogen peroksida untuk memutihkan pulp. Pada awalnya dibutuhkan biaya yang lebih mahal untuk mengganti instalasi chlorine bleaching menjadi oxygen-based bleaching, tetapi biaya operasi akan menjadi lebih murah sehingga akan mengganti biaya investasi dalam jangka panjang. Proses bleaching terbaru melakukan delignifikasi dengan oksigen setelah proses kraft pulping. Bubur kayu dicampur dengan oksigen dalam kondisi basa (O-stage) yang menghasilkan produk degradasi lignin yang sama dengan penggunaan klorin dioksida. Sekitar 30-50% lignin dapat dihilangkan dengan proses ini. Keuntungan yang diperoleh adalah efluen cair dari proses bleaching dengan

oksigen ini dapat dicampur dengan larutan hitam (black liquor) dan dimasukkan ke recovery boiler untuk dimurnikan (recovery) kembali. Hidrogen peroksida (P-stage) mengubah pigmen tumbuhan agar tidak menyerap cahaya, digunakan pada kondisi basa setelah sebagian besar lignin dihilangkan dari pulp. Tahap ini berguna untuk pemutihan akhir tetapi sangat sensitif terhadap ion logam berat, sehingga ion anorganik perlu dihilangkan dengan tahap Q (Q-stage) sebelum memasuki tahap P. Ozone (Z-stage) merupakan proses dalam kondisi asam yang biasanya digunakan setelah tahap O (Ostage) dan efluen yang dihasilkan dapat direcovery ke dalam recovery boiler. Beberapa industri kertas mampu menghasilkan TCF pulp yang menerapkan proses bleaching dengan urutan tahap OZEP. Pendekatan bioteknologi dalam pemutihan menggunakan enzim xylanase yang dihasilkan secara alami oleh jamur untuk menguraikan karbohidrat. Ekstraksi alkali (Alkaline extraction) digunakan untuk mellarutkan hasil degradasi lignin dalam kondisi basa. Fenol (Ar-OH) terionisasi menjadi ion fenolat (Ar-O-) yang lebih larut dalam air dibandingkan fenol, sehingga filtrasi akan menyingkirkan terdegradasi lignin dari pulp yang diputihkan. Oksigen dapat ditambahkan pada tahap ini (Eo) untuk mengurangi warna yang terbentuk pada cairan effluen bleaching. Keuntungan dari penggunaan oksigen dalam bleaching adalah memungkinkan daur ulang effluen sehingga mengurangi penggunaan air dari lingkungan dan mengurangi jumlah limbah yang dibuang ke lingkungan. Tetapi urutan tahap bleaching yang menggunakan oksigen, hidrogen peroksida, dan ozon dapat menghasilan hasil samping yang dapat merusak karbohidtrat (termasuk selulosa) sehingga dapat mengurangi kekuatan kertas. Contoh industri kertas yang telah menggunakan pemutih oksigen adalah Eastern Pulp & Paper Co. Penggunaan pemutih oksigen telah membawa keuntungan pada lingkungan dan mengurangi biaya operasi. Pemeriksaan laboratorium independen telah menunjukkan bahwa perusahaan tersebut merupakan salah satu industri pulp and paper terbersih di Amerika Serikat. Teknologi pemutihan dengan oksigen yang dikembangkan dalam perusahaan tersebut menghasilkan efluen untuk beberapa kategori yang nilainya 10 kali lebih kecil dari standar EPA 3.3 Kegiatan yang Mendukung Substitusi Pemutih Klorin 1. Memperbaiki keseragaman ukuran serpihan kayu Serpihan yang tipis menghasilkan tingkat delignifikasi yang lebih besar dalam proses pemasakan standar dan termodifikasi karena serpihan akan terpapar bahan kimia pemasak dan panas dengan lebih merata dan menyeluruh. Upaya yang dapat dilakukan adalah memperbaiki penyaringan dan pencacahan ulang serpihan yang melebihi ukuran. 2. Oksigen Delignification Proses pulping konvensional menghilangkan sekitar 95% lignin. Di masa lalu, sisa lignin dihilangkan selama proses pemutihan. Oksigen telah digunakan untuk menghilangkan lignin dari pulp sejak akhir tahun 1970. Scandinavian mills adalah yang pertama menerapkan delignifikasi dengan oksigen sebagai bentuk kepedulian terhadap jumlah limbah organik dalam efluen. Union Camp menerapkan sistem delignifikasi oksigen yang pertama di Amerika Serikat pada tahun 1980 di Franklin, VA. Tahapan dalam proses delignifikasi oksigen disajikan dalam Gambar 7 di bawah ini. Gambar 7. Proses Delignifikasi Oksigendan aliran air limbahnya. Pulp dicuci setelah melewati menara dimana pulp direaksikan dengan oksigen. Limbah cair atau filtratnya dapat digunakan dalam pencucian brownstock atau dialirkan langsung ke evaporator dan

bercampur dengan black liquor. Produk lignin yang terdegradasi dapat dibakar untuk menghasilkan energi dalam recovery boiler, sehingga limbah organik yang dihasilkan dari instalasi pemutihan menjadi berkurang. Saat ini, sistem oksigen yang beroperasi baik dapat menghilangkan 55% lignin dalam pulp yang belum diputihkan. Digester dapat dimodifikasi untuk menghilangkan lebih banyak lignin dalam pulp tanpa merusak selulosa dengan menggunakan whiteliquor dalam jumlah yang sama pada beberapa titik selama proses pengolahan. Limbah kayu tambahannya juga dapat dimasukkkan ke dalam sistem recovery. Delignifikasi lanjutan (delignifikasi oksigen) merupakan teknologi ampuh yang dapat menghilangkan lignin dan zat yang berwarna hingga 70% sebelum proses pemutihan. Untuk menghasilkan pulp kualitas tinggi yang bebas klorin, industri kertas harus memasang oksigen delignification dan/atau extended delignification untuk mengurangi penggunaan zat kimia dalam instalasi pemutihan. Semakin banyak limbah organik yang dibakar dalam recovery boiler, maka semakin kecil jumlah zat kimia yang dibutuhkan. Teknologi ini memenuhi prinsip lingkungan dan ekonomi. Kappa NumberAngka Kappa menunjukkan jumlah lignin yang ada dalam pulpKappa Number x 0.15% = % lignin in pulpContoh:Pengolahan konvensional mampu menghilangkan 96% lignin dari kayu lunak (softwoods). Kayu lunak biasanya diproses hingga angka kappa 32 yang sebanding dengan kandungan lignin 4.8%. Angka kappa dari pulp yang diproses secara konvensional setelah oksigen delignification adalah 15. Angka ini sebanding dengan kandungan lignin 2.25% yang berarti 53% sisa kandungan lignin secara konvensional. Delignifikasi oksigen membutuhkan tambahan menara reaksi yang menghubungkan tangki pencuci brownstock dengan instalasi bleaching. Oksigen and sodium hidroksida ditambahkan pada brownstock yang akan mengurangi penggunaan bahan kimia pemutih hingga 50%. Setelah delignifikasi oksigen dilakukan pencucian dan menghasilkan efluen yang dapat direcovery. Pembangunan baru menara delignifikasi oksigen membutuhkan 10-30 juta Dolar Amerika tetapi akan mengurangi biaya pembelian bahan kimia pemutih dan biaya operasional. 3. Delignifikasi Ozon dan Bleaching Delignifikasi ozon prinsip kerjanya sama dengan oksigen delignifikasi. Industri kertas Union Camp di Franklin, Virginia telah mengoperasikannya sejak tahun 1992 dengan urutan OZEoD extended delignification dan bleaching yang memproses 1,000 ton bleached kraft production per hari. Biaya instalasi keseluruhan adalah $113 juta. Biaya operasi OZEoD delignification dan bleaching menjadi 50% lebih kecil dibandingkan proses pemutihan CEDED atau DEDED. 4. Enzyme Bleaching Enzim tertentu digunakan oleh serangga pemakan kayu dan bakteri untuk memecah ikatan lignin atau untuk menghilangkan lignin dalam bubur kayu. Xylanase adalah enzim yang dihasilkan oleh bacteria tertentu yang dapat digunakan untuk menghilangkan lignin dalamindustri kertas. Beberapa industri kertas telah mencoba menerapkannya dan berhasil mengurangi 50% kebutuhan klorn dalam prosoes pemutihan tanpa merusak selulosa. Penerapan xylanase cukup sederhana yaitu setelah pencucian brownstock, xylanase direaksikan dengan pulp pada tangki penyimpanan berkerapatan tinggi. Xylanase bekerja dengan baik pada tangki berkerapatan tinggi dan membutuhkan waktu reaksi antara 30 dan 180 menit. Tahap ini kemudian diikuti dengan pencucian pulp. Penerapan enzom ini tidak membutuhkan biaya tinggi. Enzim lain yang dapat digunakan adalah mannanase. 5. Penggunaan Katalis dalam Delignifikasi Anthraquinon adalah katalisator dalam proses pulping untuk meningkatkan kecepatan proses pulping, meningkatkan jumlah pulp yang dihasilkan dan mengurangi penggunaan bahan kimia hingga 10%. Karena harganya yang mahal anthraquinon masih jarang digunakan. Antraquinon

dikembangkan sebagai teknologi pencegahan pencemaran dan akan sangat membantu proses delignifikasi serta menghemat biaya. Anthraquinone diperkirakan akan meningkatkan biaya produksi sebesar $5.00 per ton, tetapi akan meningkatkan hasil sebanyak 0.75% dan mengutangi beban recovery boiler. Peningkatan hasil 0.75% berarti meningkatkan produksi sebanyak 7.5 ton per hari dalam industri berkapasitas 1,000 ton. DAFTAR PUSTAKA Eastern Pulp & Paper, 2000, Aggressive Use of Oksigen in Pulpmaking Yields Major Environmental Advances Lauren Blum, 1996, The Production of Bleached Kraft Pulp, Environmental Defence Fund, artikel internet dari http://www.edf.org/pubs/Reports/ptf/index.html T.W. Joyce and W.H. Petke,) August 1983 (Report No. 202, Effluent Decolorization Technologies for the Pulp and Paper Industry, Department of Wood and Paper Science North Carolina State University Raleigh, NC LINCOLN, Maine--(BUSINESS WIRE)--Sept. 21, 2001-- Company's patent-pending oksigen bleaching technology eliminates Nemerow, Nelson Leonard dan Avijit Dasgupta, 1988, Industrial Hazardous Waste Treatment, Van Nostrand Reinhold, New York

Anda mungkin juga menyukai