5 Diversitas Invertebrata Darat
5 Diversitas Invertebrata Darat
Indonesia adalah megabiodiversity center ke tiga setelah Brazil dan Zaire. Diperkirakan ada 28.000
spesies tumbuhan, 350 spesies hewan dan 10.000 spesies mikroba yang hidup secara alami di Indonesia.
Meskipun luas daratan Indonesia hanya 1,32 % seluruh luas daratan yang ada di dunia, ternyata Indonesia
memiliki 10 % spesies tumbuhan berbunga, 12 % Mamalia, 16 % Reptilia dan Amfibia, 17 % burung dan 25 %
ikan yang terdapat di bumi. Dengan kekayaan hayati yang sangat besar tersebut, maka diperlukan sumber daya
manusia Indonesia berkualitas, berkompeten dalam penentuan, peduli terhadap perlindungan dan pelestarian
biodiversitas. Taman Nasional dan Kebun Raya sebagai daerah konservasi menyimpan kekayaan hayati relatif lebih
tinggi dibandingkan dengan tempat lain. Hutan dataran rendah memiliki biodiversitas lebih tinggi dibandingkan dengan
hutan pegunungan, pantai dan hutan mangrove dihuni oleh beragam kehidupan liar (tumbuhan rendah-tinggi,
invertebrata-vertebrata). Diversitas ekosistem juga dapat ditemukan dan dipelajari di berbagai kawasan konservasi.
Guna mempelajari biodiversitas, fungsi, nilai dan bagaimana biodiversitas menurun sejalan dengan waktu
sangat diperlukan teknik bagaimana mengukur biodiversitas di suatu tempat. Biodiversitas bukan hanya sekedar
jumlah variasi (differences), evenness atau richness pada suatu waktu dan tempat, tetapi yang lebih penting juga
interaksi di antara komponen ekosistem pada waktu dan tempat berbeda sehingga gambaran yang diperoleh menjadi
lebih lengkap dan membantu menjawab permasalahan. Bagaimana biodiversitas itu penting, bagaimana dia
berfungsi, apa yang dapat dilakukan ketika laju kepunahan semakin tinggi dst. perlu mendapat perhatian.
Sesuai dengan visi dan misi Jurusan Biologi, maka mahasiswa Biologi dididik untuk menjadi sarjana
yang mampu mengembangkan konsep Biologi modern guna menjawab permasalahan dan tantangan bagi
Konservasi Biodiversitas. Kegiatan praktikum lapangan merupakan acara/kegiatan yang melatih mahasiswa
bekerja berkelompok (learning how live together), learning how to be young biologist and learning how to do some
activities in nature. Karena itu, praktikum lapangan ini diharapkan akan dapat meningkatkan kesadaran,
ketrampilan dan pemahaman mahasiswa tentang where and when who does what with whom and how khususnya
di lapangan.
Tujuan praktikum
Dalam praktikum kali ini, akan dipelajari diversitas Arthropoda malam pada beberapa biotop menggunakan light trap
dengan cahaya tertentu untuk durasi penangkapan tertentu (12 jam).
Permasalahan
Bagaimana diversitas Arthropoda malam pada beberapa biotop?
Metode
Lampu dengan warna kaca kuning disiapkan dan diletakkan di atas nampan berisi air yang telah ditetesi formalin.
Penangkapan Arthropoda malam yan terbang dimulai jam 18.00 dan diakhiri jam 06.00 hari berikutnya. Diversitas
spesies atau jenis Arthropoda (genus atau taksa yang dapat diidentifikasi) dan kelimpahan (jumlah individu setiap
taksa) harus dicatat untuk setiap biotop. Data ditabulasi dan digambarkan dalam bentuk grafik untuk melihat diversitas
spesies Arthropoda malam pada biotop yang diamati. Bagaimana pembahasan dan kesimpulan Sdr. ?
Tujuan praktikum
Dalam praktikum kali ini, akan dipelajari diversitas spesies Arthropoda siang yang ditangkap dengan jaring serangga
di suatu tempat, hutan, pemukiman, savana, di sepanjang lintasan yang panjangnya ditentukan kemudian sesuai
dengan keadaan.
Permasalahan
Bagaimana variasi spasial dan temporal diversitas Arthropoda di suatu tempat?
Metode
25
Jaring serangga diayun (dalam usaha menangkap) kearah kiri kemudian ke kanan di atas rerumputan di depan
ujung kaki penangkap dengan kecepatan ayunan tertentu sehingga Arthropoda yang sudah tertangkap tidak lepas
kembali. Setelah sampai pada panjang lintasan yang ditentukan, jaring serangga diposisikan agar Arthropoda yang
ada di dalam jaring tidak dapat keluar (jaring serangga yang menggelantung diikat) dan Arthropoda dikoleksi pada
botol untuk membunuhnya. Data dikompilasi, ditabulasi dan digambarkan dalam bentuk grafik sesuai kebutuhan
presentasi data. Tentukan parameter lain dari komunitas yang dapat dihitung dan dimanfaatkan untuk memperbaiki
pembahasan. Bahas dan tarik kesimpulan.
Tujuan
1. Mengetahui perbedaan kelimpahan, diversitas dan komposisi Arthropoda kanopi di dua habitat yang berbeda
2. Menganalisis hubungan antara komposisi Arthropoda kanopi dengan faktor lingkungan
Permasalahan
1. Bagaimana perbedaan kelimpahan, diversitas dan komposisi Arthropoda kanopi di dua habitat yang berbeda
2. Bagaimana hubungan antara komposisi Arthropoda kanopi dengan faktor lingkungan
Metode
a. Pencuplikan dengan metode bejana air
Pencuplikan Arthropoda kanopi dilakukan dengan metode perangkap bejana air. Perangkap bejana diletakkan
pada ketinggian lebih 2 meter di atas permukaan tanah. Pada masing-masing lokasi perangkap dipasang pada 6
pohon yang dipilih secara sistematik. Perangkap bejana terdiri dari bejana air berwarna kuning dan biru berukuran
diameter 25 cm tinggi 15 cm. Pada masing-masing bejana diisi dengan air, deterjen dan bahan pengawet (natrium
bikarbonat). Setelah perangkap dipasang, faktor lingkungan (suhu dan intensitas cahaya diukur secara duplo).
Sampel Arthropoda diambil pada sore hari setelah praktikum selesai. Sampel kemudian dibawa ke laboratorium,
disimpan untuk diamati dan diidentifikasi dengan mikroskop cahaya. Sampel Arthropoda diidentifikasi sampai
tingkat famili atau genus jika memungkinkan.
26
Data dikompilasi dengan data kelompok lain menjadi data kelas. Rata-rata kelimpahan relatif dan diversitas di
kedua lokas dianalisis dengan uji t. Sebelumnya dilakukan analisis normalitas data dan homogenitas varians.
Komposisi famili/genus di kedua warna bejana pada kedua lokas dibandingkan dengan indeks kesamaan
komunitas. Interaksi antara kelimpahan dan diversitas dengan faktor lingkungan bisa dianalisis. Apakah sdr.
menemui adanya perbedaan signifikan pada kelimpahan, diversitas, dan komposisi di ke dua lokasi praktikum?
Apakah ada famili yang spesifik pada salah satu lokasi? Fenomena yang ditemukan didiskuskan dan dilaporkan
sesuai format.
Pustaka :
Hill, D., M. Fasham, G. Tucker, M. Shewry, P. Shaw. 2007. Handbook of Biodiversity Methods: Survey, Evaluation
and Monitoring. Cambridge University Press. Cambridge.
Leksono, A.S., N. Nakagoshi and Y. Isagi. 2005. The effect of forest disturbance on canopy insect assemblages
in Trawas, East Java. Tropics 14 (4) 335-343
Martin, R., R.M. Speight, M. D. Hunter, A.D. Watt. 1999. Ecology of Insects: Concepts and Applications. Wiley-
Blackwell. Oxford.
Morin, PJ. 1999. Community Ecology. 1st Edition. Barnes & Noble. New Jersey.
Schowalter,T.W., and L .M. Ganio.1999. Invertebrate communities in a tropical rain forest canopy in Puerto Rico
following Hurricane Hugo. Ecological Entomology 24:191–201.
27