Anda di halaman 1dari 2

Tinea Kapitis

Pendahuluan

Tinea kapitis adalah kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh spesies dermatofita. Dermatofita merupakan golongan jamur yang bersifat mencerna jaringan yang mengandung zat tanduk (keratin), misalnya stratum korneum pada epidermis (kulit ari), rambut, dan kuku. Dermatofita terbagi dalam tiga genus, yaitu trichophyton (T), mycrosporum (M), dan epidermophyton (E).1,2 Beberapa faktor pencetus infeksi jamur antara lain kondisi lembab dan panas dari lingkungan, pakaian ketat dan pakaianyang tak menyerap keringat, keringat berlebihan karena berolahraga atau karena kegemukan, keseimbangan flora tubuh normal terganggu (antara lain karena pemakaian antibiotik, atau hormonal dalam jangka panjang), penyakit tertentu, misalnya HIV/AIDS, dan diabetes, kehamilan dan menstruasi (kedua kondisi ini terjadi karena ketidakseimbangan hormon dalam tubuh sehingga rentan terhadap jamur).2 Selain faktor-faktor diatas, timbulnya kelainan pada kulit tergantung pada beberapa faktor antara lain faktor virulensi dari dermatofita, kemampuan spesies jamur untuk

mencerna keratin di kulit. Yang kedua adalah faktor trauma (dimana kulit yang utuh tanpa lesi-lesi kecil, lebih susah untuk terserang jamur), faktor suhu dan kelembaban yang sangat berpengaruh terhadap infeksi jamur, keadaan sosial ekonomi serta kurangnya kebersihan memegang peranan yang penting pada infeksi jamur (insiden penyakit jamur pada sosial ekonomi lebih rendah lebih sering terjadi daripada sosial ekonomi yang lebih baik), dan yang terakhir adalah umur dan jenis kelamin, dimana kejadian infeksi jamur di sela-sela jari banyak ditemukan pada wanita dibandingkan pada pria, hal ini berhubungan dengan pekerjaan.2 Pada tinea kapitis didapati tiga bentuk klinis, yaitu grey patch ringworm, black dot ringworm, dan kerion. Grey patch ringworm merupakan bentuk gejala klinis yang disebabkan oleh genus microsporum dan sering ditemukan pada anak-anak. Keluhan penderita pada bentuk ini adalah gatal. Lesi berupa papul merah yang melebar membentuk bercak yang menjadi pucat dan bersisik. Rambut menjadi mudah patah dan terlepas dari akarnya sehingga dapat terjadi alopesia di tempat yang terserang jamur.1 Bentuk black dot ringworm sering disebabkan oleh Trichophyton tonsurans dan Trichophyton violaceum. Rambut yang terinfeksi menjadi mudah patah, dimana rambut patah

tepat pada muara folikelnya. Sedangkan bentuk kerion merupakan reaksi peradangan yang berat dimana dijumpai adanya pembengkakan yang menyerupai sarang lebah dengan serbukan sel-sel radang di sekitarnya.1 Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis adalah dengan dengan pemeriksaan tampilan secara klinis dan pemeriksaan dengan bantuan sinar lampu Wood (UV), kerokan kulit, mukosa, kuku untuk pemeriksaan mikroskopik, dan pemeriksaan biakan untuk mengetahui jenis jamurnya. Media yang biasa digunakan untuk pembiakan jamur adalah medium agar dekstrosa Sabouraud.1,2 Beberapa penyakit yang menjadi diagnosis banding dari tinea kapitis adalah dermatitis seboroik, alopesia areata, trikotilomania, psoriasis, lupus eritematosa, dan impetigo.1 Pengobatan dermatofitosis umumnya terdiri dari pengobatan secara topikal dan sistemik. Obat topikal yang dapat digunakan adalah sulfur, asam salisilat, asam benzoat, asam undesilenat, derivat imidazol, haloprogin, sikloproksolamin, dan derivat allilamin. Untuk pengobatan secara sistemik terdapat beberapa obat yang dapat digunakan, yaitu grioseofulvin, ketokonazol, itrakonazol, dan terbinafin. Griseofulvin dapat diberikan dengan dosis 0,5-1 g untuk dewasa. Ketokonazol dapat diberikan dengan dosis 200 mg sehari selama 2 minggu. Ketokonazol memiliki efek samping hepatotoksik. Sebagai gantinya dapat diberikan itrakonazol dengan dosis 100 mg sehari selama 30 hari. Terbinafin merupakan derivat allilamin, yang dapat diberikan dengan dosis 6,25-250 mg sehari selama 2-3 minggu.1,3 Berikut ini dilaporkan sebuah kasus tinea kapitis pada seorang laki-laki berusia 14 tahun.

Anda mungkin juga menyukai