MODUL DASAR
Konsultan dan Pemda
04
Pemberdayaan Masyarakat
Modul 1
Pemberdayaan Sejati
1 2 3 4
Diskusi Keberdayaan Hewani Diskusi Menemukan Makna Hakiki Pemberdayaan Manusia Diskusi Kelompok: Kualitas Manusia Sejati
Modul 2
25 26
Kegiatan 1
Modul 3
36 37 39 40
Diskusi Pemimpin versus Pemimpin Menggambar Bersama Pemimpin Masyarakat Manusia Diskusi tipologi kepemimpinan dan pengaruhnya terhadap pemberdayaan masyarakat
Modul 4
Pengorganisasian Masyarakat
58 59 60 60 61
Permainan dan Diskusi Makna Pengorganisasian Masyarakat Diskusi Alasan Masyarakat Berorganisasi Diskusi Prinsip dan Cara Masyarakat Berorganisasi Ceramah Dan Diskusi Organisasi Masyarakat Warga
Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk memulihkan atau meningkatkan keberdayaan suatu komunitas agar mampu berbuat sesuai dengan harkat dan martabat mereka dalam melaksanakan hak hak dan tanggung jawab mereka sebagai komunitas manusia dan warga negara. Tujuan akhir pemberdayaan masyarakat adalah pulihnya nilai nilai manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai pribadi yang unik, merdeka dan mandiri. (1) unik dalam konteks kemajemukan manusia;(2)merdeka dari segala belenggu internal maupun eksternal termasuk belenggu keduniawian dan kemiskinan (3) mandiri untuk mampu menjadi programer bagi dirinya dan bertangung jawab terhadap diri sendiri dan sesama. Manusia yang berdaya adalah manusia yang mampu menjalankan harkat martabatnya sebagai manusia, merdeka dalam bertindak sebagai manusia dengan didasari akal sehat serta hati nurani. Artinya manusia tidak harus terbelenggu oleh lingkungan, akan tetapi semata mata menjadikan nilai nilai luhur kemanusiaan sebagai kontrol terhadap sikap perilakunya. Manusia dikaruniai hati nurani, sehingga mempunyai sifat sifat baik dalam dirinya sesuai dengan fitrahnya. Wujud dari keberdayaan sejati adalah kepedulian, kejujuran, bertindak adil, tidak mementingkan diri sendiri dan sifat sifat baik lainnya. Manusia manusia berdaya tidak akan merusak dan merugikan orang lain tetapi memberikan cinta kasih yang ada dalam dirinya kepada orang lain dengan tulus sehingga hidupnya bermakna bagi dirinya dan memberikan manfaat bagi lingkungan. Terciptanya komunitas yang berdaya seperti inilah yang akan bisa menanggulangi kemiskinan yang diakibatkan oleh lunturnya nilai nilai kemanusiaan. Pemberdayaan komunitas, dipengaruhi oleh tauladan tauladan dari tindakan (perilaku) pemimpinnya. Karakter pemimpin yang mencerminkan sifat sifat kebaikan akan mempercepat proses perubahan di masyarakat. Pemimpin pemimpin seperti ini akan menjamin warganya untuk mendapatkan keadilan, tidak mementingkan diri sendiri tetapi bekerja untuk sesama, semata mata sebagai wujud dari tanggung jawabnya sebagai manusia. Sebagai langkah awal proses penyadaran kritis untuk pemberdayaan komunitas di atas, dilakukan melalui pengorganisasian masyarakat supaya masyarakat sadar akan kondisi dan potensinya dan pada akhirnya dapat maju bersama sehingga tercipta masyarakat berorganisasi dengan landasan nilai nilai kemanusiaan.
Modul 1
Topik: Pemberdayaan Sejati
Peserta memahami dan menyadari: 1. Makna hakiki pemberdayaan sejati 2. Mampu merumuskan makna pemberdayaan sejati
Kegiatan 1: Diskusi keberdayaan hewani Kegiatan 2: Diskusi menemukan makna hakiki pemberdayaan manusia Kegiatan 3: Diskusi kualitas manusia sejati
4 Jpl (180 )
Kerta Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart LCD Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
2) Bagi peserta menjadi beberapa kelompok terdiri dari 5 s/d 7 orang, kemudian mintalah kelompok mengerjakan tugas tersebut di bawah ini setelah membacanya dengan cermat Gunakan LK-Pemberdayaan Sejati-1
menggunakan semua waktu, tenaga, kecerdasan dan apa yang dia miliki sebagai wujud cinta kasih kepada Sang Pencipta.
lainnya. Artinya manusia berperan sebagai manusia apabila dia mempunyai manfaat bagi kesejahteran lingkungannya. Manusia akan memberikan lebih banyak manfaat kepada lingkungan apabila dia juga mempunyai kapasitas (ilmu, keahlian, kekayaan materi, tenaga , dsb) yang bisa diberikan kepada lingkungannya.
Manusia yang mempunyai sifat sifat baik, dan mempunyai kapasitas rendah, kebaikannya hanya akan berguna bagi dirinya. Kalaupun bermanfaat bagi lingkungan tidak akan terlalu besar
Perilaku Baik
Manusia yang mempunyai sifat sifat baik, dan kapasitas tinggi akan menggunakan seluruh kemampuannya untuk kepentingan sesama. Manusia ini yang paling bermanfaat bagi sesama
Kapasitas Rendah
Manusia yang mempunyai sifat sifat buruk dan kapasitas rendah, tidak akan berguna bagi lingkungannya bahkan mungkin untuk dirinya.
Kapasitas Tinggi
Manusia yang mempunyai kapasitas tinggi, akan tetapi berperilaku buruk, akan menjadi licik dan merusak bagi lingkungan. Manusia seperti ini sangat berbahaya
Perilaku Buruk
Manusia yang paling berdaya adalah manusia yang mempunyai kapasitas yang tinggi dan menggunakan kapasitasnya untuk kepentingan umat manusia. (perilaku baik, dan kapasitas tinggi). Manusia seperti inilah yang disebut dengan manusia berkualitas (mempunyai kualitas manusia sejati)
4) Bantulah peserta untuk memetakan kembali posisi Si A, B, C, D dan E dalam garis keberdayaan yang sudah mereka diskusikan. Bantu dengan pertanyaan: siapa sebetulnya yang paling memberikan manfaat bagi masyarakat di Make-Muke?
F&A
(-) 5
(-) 0
C&D
(+) 5
5) Mintalah peserta untuk merenungkan akan menjadi manusia seperti apakah kita? Dan apa yang harus kita lakukan dalam mendorong pemberdayaan di masyarakat? Memberdayakan masyarakat artinya mendorong peningkatan kualitas kemanusiaan masyarakat yaitu menggunakan sifat-sifat kemanusiaannya dan meningkatkan kapasitas mereka. Mendorong masyarakat untuk menggunakan sifat kemanusiaannya dengan cara: mendorong kepedulian untuk saling menolong di antara warga masyarakat; mendorong masyarakat untuk menyumbangkan tenaga waktu dan pikirannya bagi penangggulangan kemiskinan dan sebagainya. Meningkatkan kapasitas masyarakat dengan cara: meningkatkan pendidikan masyarakat melalui pendidikan formal, pelatihan, memberikan akses informasi, melibatkan masyarakat dalam diskusi-diskusi; meningkatkan keterampilan warga masyarakat; memberikan santunan kepada warga yang benar-benar tidak mampu; meningkatkan kesehatan masyarakat , mengurangi pengangguran dan sebagainya. Melibatkan masyarakat dalam proses penanggulangan kemiskinan mulai dari refleksi kemiskinan, pemetaan swadaya, pemilihan BKM/LKM, penyusunan PJM pronangkis, terlibat di KSM, monitoring evaluasi kegiatan.
LK-Pemberdayaan Sejati-1 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan diskusi Keberdayaan Hewani
1) Peserta terbagi dalam kelompok kecil 5 s/d 7 orang dan tiap kelompok mengerjakan tugas seperti tersebut di bawah ini setelah membacanya dengan seksama Bacaan 1 Di sebuah kota, dalam kegiatan penggerebekan rumah-rumah yang memelihara binatang yang hampir punah, ditemukan seekor orangutan yang tak berdaya dengan tatapan matanya yang layu. Melihat hal itu seorang petugas pemerintah yang sangat peduli segera mengirimkan orangutan itu ke tempat rehabilitasi orangutan di Tanjungputing, Kalimantan. Di dalam pusat rehabiltasi orangutan inilah orangutan yang tak berdaya itu diberdayakan. Di sana orangutan akan mendapat latihan untuk mempertahankan hidup seperti, mencari makan, menjaga, dan melindungi hak-hak hidupnya, dsb. Oleh pedulinya yang mendalam terhadap pelestarian binatang langka, enam bulan kemudian petugas pemerintah yang mengirim si orangutan, memutuskan untuk melihat nasib binatang yang malang dan tak berdaya itu... Sesampainya di tanjungputing, dia menemukan kandang sudah kosong. Pegawai di sana mengatakan bahwa si orangutan sudah dilepas dalam hutan karena memang sudah menjadi orangutan yang berdaya (orangutan sejati). Demikianlah, bersama pegawai pusat rehabilitasi, mereka masuk ke hutan dan memang benar-benar menemukan seekor orangutan yang sungguh sangat berdaya. Tugas Diskusikan dalam kelompok jawaban pertanyaan tersebut di bawah ini: a) Kondisi orang utan seperti apakah yang dia lihat setelah dia kembali enam bulan kemudian? b) Menurut pendapat Anda apakah orang utan yang berdaya mampu mendapatkan dan mempertahankan hak-haknya? c) Menurut pendapat Anda apakah orang utan yang berdaya mampu secara mandiri mencari makan? d) Apakah motivasi utama orang utan yang berdaya untuk berpindah dari satu wilayah ke wilayah yang lain? e) Dalam sebuah musim kemarau hanya ada satu pohon yang berbuah dan lainnya tak berbuah. Sedangkan ada 10 orang hutan disana? Apakah saja yang dapat dilakukan orang utan yang berdaya ini? Apa saja pilihannya? f) Musim kemarau panjang telah menyebabkan sebagian hutan mulai gundul. Apa yang secara sadar dan kritis dapat dilakukan oleh sang orang utan yang sangat berdaya ini dalam memperbaiki lingkungannya?
g) Jadi apa saja yang dapat dilakukan oleh orang utan yang berdaya sepanjang hidupnya? Coba rinci!!! h) Kalau demikian apakah tujuan utama pemberdayaan orang utan? i) Simpulkan apakah definisi pemberdayaan orang utan (keberdayaan hewani)? 2) Peserta tetap dalam kelompok masing-masing dan tiap kelompok mengerjakan tugas seperti tersebut di bawah ini setelah membacanya dengan seksama Bacaan 2 Di sebuah desa yang bernama Make-Muke (Maju Kena Mundur Kena), yang berpenduduk 500 orang, terletak berdekatan dengan wilayah hutan, hiduplah suatu masyarakat manusia yang sedang mengalami kemarau panjang juga. Mengingat jumlah beras yang terbatas maka si A seorang cendekiawan dan pengusaha kaya segera saja membeli separuh persediaan beras yang ada karena dia tidak ingin dirinya dan anggota keluarganya kelaparan. Malah si A melihat paceklik ini peluang sehingga kemudian dia membeli lagi beras dlm jumlah besar untuk dijual kembali dengan harga yang menguntungkan. Si B yang tidak sekaya si A, berpendidikan tinggi dan sangat peduli dengan kaum miskin, secara sadar memutuskan membeli juga beras dalam jumlah besar untuk dibagi-bagikannya ke keluarga miskin di desanya dan sisanya sedikit disimpan untuk keluarganya. Disamping itu si B juga mengorganisasikan berbagai unsur masyarakat desa untuk bersama-sama membangun saluran air dari sumber air yg memang tak jauh dari desa tersebut sehingga kemarau panjang ini dapat diatasi dgn sistem irigasi sederhana gagasannya. Si C dan istri tercintanya si D adalah warga yang kurang mampu dan hanya sanggup membeli kg per hari. Pada saat sedang masak mereka mendengar anak tetangganya (keluarga E) menangis karena lapar. Keluarga E ini memang memiliki banyak anak dan sangat miskin. Hatinya tergerak oleh suara tangisan tersebut maka mereka putuskan untuk memberikan separuh nasi mereka yang hanya sedikit tersebut tiap hari kepada tetangganya meskipun mereka harus menahan lapar karena menolong keluarga E. Sementara itu si F, yang tinggal tak jauh dari si C dan D, adalah ahli kunci yang handal. Sayangnya keahliannya tersebut dia gunakan untuk membongkar toko si A, dan mencuri beras. Kemudian datang berita ada P2KP. Seorang fasiltator (beneran) bersama pak Lurah mengundang masyarakat dalam suatu pertemuan awal. Si A, B, C dan D diundang dalam pertemuan ini. A yang sehat, si B yang sehat dan banyak ide dan si C & D yang lemah. Di ujung lain duduk Bapak E. Mendengar cerita dari warga masyarakat dalam menyikapi musim kemarau panjang, sang fasiltator termenung di malam hari: siapakah sesungguh manusia yang paling berdaya disini A, B, C, D, E atau malah F? Siapakah yang tak berdaya? Kalau diurut dari yang paling berdaya ke yang paling tidak berdaya bagaimanakah urutannya? Dia teringat seluruh teori pemberdayaan yang dipelajari dalam training baru-baru ini (menurut versi Prof ini dan itu, Dr. ini dan itu, Mr ini dan itu, Bapak ini dan Ibu itu, Lembaga ini dan itu, filsuf ini dan itu). Sungguh sulit menemukan jawabannya karena urutannya jadi beda-beda?
Tugas: Coba diskusikan dalam kelompok. Gunakah semua kejernihan akal dan nurani Anda. a) Bantulah sang fasilitator menemukan jawaban atas pertanyaan yang membingungkan tersebut?
b) Bantulah dia menentukan urutannya, bila nilai 1 s/d 5 adalah untuk yg merugikan masyarakat dan dunia sedangkan nilai 0 untuk yang tak berbuat apa-apa dan nilai +1 s/d +5 untuk bermanfaat bagi masyarakat, dunia dan diri sendiri c) Apa beda berdayanya si A tersebut dengan orang utan yang berdaya? d) Jadi apakah ciri-ciri manusia yang berdaya? e) Apakah ciri-ciri manusia yang berdaya tersebut dipunyai oleh laki-laki atau perempuan? f) Kalau demikian apa saja yang dapat dilakukan oleh manusia yang berdaya sepanjang hidupnya? Coba rinci!!!
g) Jadi apakah tujuan utama pemberdayaan manusia? h) Simpulkan apakah definisi pemberdayaan manusia (keberdayaan manusiawi)?
LK-Pemberdayaan Sejati-2
Pertanyaan dan tugas yang terkait dgn diskusi Menemukan Makna Hakiki Pemberdayaan Manusia 1) Peserta terbagi dalam kelompok kecil 5 s/d 7 orang dan tiap kelompok mengerjakan tugas seperti tersebut di bawah ini setelah membacanya dengan seksama
Tugas 1
a) Isilah daftar tersebut di bawah, siapakah dari daftar tersebut yang masuk dalam kategori berikut di bawah ini dari sangat berdaya (+5) sampai dengan sangat tidak berdaya (-5) menurut pendapat Anda sendiri, dalam konteks pembangunan masyarakat berkelanjutan (sustainable community development)? Sangat berdaya: +5 Berdaya: 1 Sangat tidak berdaya: -5 Yang lain berada pada skala +5 s/d 5, Angka 0 diberikan untuk mereka yang kurang berdaya dan tidak berbuat apa-apa.
No 1.
Pernyataan Bapak B berpendidikan tinggi dan mencapai kedudukan tinggi dalam karier serta kaya. Dia tidak mau membantu pengentasan kemikisnan karena dia anggap tidak ada gunanya dari sisi pengembangan karier serta kurang menguntungkan dari sisi ekonomi. Yang penting baginya adalah semua anaknya bisa berpendidikan tinggi, kaya, serta istrinya bahagia. Bapak B1 berpendidikan tinggi dan mencapai kedudukan tinggi dalam karier serta kaya dan mau membantu pengentasan kemikisnan walaupun hal itu tidak ada gunanya dari sisi pengembangan karier serta kurang menguntungkan dari sisi ekonomi. Istri dan anaknya juga bahagia.
Derajat Keberdayaan
Alasan
2.
No 3.
Pernyataan Ibu A terampil mempengaruhi semua pihak melalui cara dan sikap bicaranya yang lembut, memikat dan sangat cerdas, untuk menuruti kemauannya yang sangat kuat dalam menjalankan misinya mendorong terpilihnya seorang calon Kepala Desa yang suka KKN. Ibu A1 Seorang yang kurang dapat mempengaruhi semua pihak karena keterbatasan bergaul. Dia hanya mampu mempengaruhi keluarga dan tetangganya untuk memastikan bahwa tetangganya ikut mendukung program penanggulangan kemiskinan yang sedang berjalan agar tidak terjadi KKN. Ibu A2 seorang yang dapat mempengaruhi semua pihak melalui cara dan sikap bicaranya yang memikat untuk menuruti kemauannya yang sangat kuat dalam menjalankan misinya untuk memastikan bahwa semua orang mendukung program kemiskinan yang sedang berjalan agar tidak terjadi KKN. Sdr. C sangat ahli didalam ilmu adminsitrasi negara dan bisa mempertahankan semua haknya dengan baik sehingga selalu berhasil mematahkan segala upaya serangan terhadapnya. Namun dia tak peduli terhadap ketidakadilan yang sedang terjadi di desanya. Sdr. D telah berhasil dalam usahanya sehingga hampir seluruh toko-toko kecil dalam kota tidak bisa lagi beroperasi untuk bersaing dengan toko serba ada yang telah dibangunnya. Setiap toko yang bangkrut membuatnya tersenyum. Katanya hilang lagi satu saingan!!! Sdr. E Saat ini telah lulus dengan nilai tertinggi dan berkepribadian hangat. Dia segera ditawari untuk membantu sebuah perusahaan yang terkenal dengan KKNnya dengan gaji yang tinggi, dan dia segera menerimanya.
Derajat Keberdayaan
Alasan
4.
5.
6.
7.
8.
10
No 9.
Pernyataan Sdr. F seorang yang sangat cerdas dan terkenal, sebagai pegawai negeri yang dikenal bededikasi dalam pengabdian masyarakat, dan hidup cukupan saja. Sdri. G, aktris yg sangat cantik, terkenal dan berpendidikan serta sering bermain film yang mencontohkan perilakuperilaku tidak manusiawi dan kejam. Bapak H, petani miskin yang selalu berupaya menutup air yang mengalir ke sawah orang lain supaya sawahnya subur terus. Dengan tubuhnya yang tegap dan tombak di tangan dia menakuti yang lainnya. Sdr. I seorang petani miskin berbadan ringkih yang sering gagal panen namun selalu berupaya menjamin agar semua sawah mendapat pembagian air yang adil, meskipun seringkali sawah sendiri kekurangan air hingga menyebabkan panen kurang berhasil. Sdr. J seorang petani miskin berbadan ringkih yang sukses panen dan selalu berusaha menjamin agar semua sawah di wilayahnya mendapat pembagian air yang adil, memang sering sawah dia tidak mendapat cukup air tetapi dia berhasil mengefisienkan penggunaan air, hasil pelatihan yang diikutinya. Sdri. K seorang dosen perguruan tinggi bidang kesehatan yang bekerja siang malam untuk menambah jumlah pendapatannya untuk membeli rumah di tempat lain karena dia tahu bahwa di kampungnya ada persoalan kesehatan akibat air limbah. Sdr. L seorang Sopir Taksi yang bekerja siang malam untuk menambah jumlah pendapatannya, meluangkan waktunya untuk mengatasi persoalan bersama di kampungnya yaitu persoalan kesehatan akibat air limbah, sehingga berhasil membaik.
Derajat Keberdayaan
Alasan
10.
11.
12.
13.
14.
15.
11
No 16.
Pernyataan Sdri. M seorang dosen perguruan tinggi bidang kesehatan yang bekerja siang malam untuk menambah jumlah pendapatannya untuk beli rumah ditempat lain, namun meluangkan waktunya untuk mengatasi persoalan kesehatan di kampungnya akibat air limbah sehingga berhasil membaik N, seorang anak yang cerdas di kelas, dan wajar saja dia tak mau membagi catatannya kepada yang lain, karena ini adalah hasil jerih payahnya untuk mendapatkan nilai yang baik. Tidak adil bila yang lain tidak mencatat mendapatkan manfaat dari bukunya dan jadi pandai dan juga mendapatkan nilai yang baik. O, seorang anak yang biasa saja di kelas namun mau membagi catatannya kepada yang lain. Dia tak peduli apakah yang lain dapat nilai lebih baik darinya karena dia senang catatannya jadi berguna untuk teman-temannya belajar dan dia juga dapat berlajar. P, seorang anak yang cerdas sekali di kelas namun mau membagi catatannya kepada yang lain. Dia tak peduli apakah yang lain dapat nilai lebih baik darinya karena dia senang catatannya juga berguna untuk teman-temannya belajar. Anda sendiri?
Derajat Keberdayaan
Alasan
17.
18.
19.
20.
2) Setelah peserta selesai mengerjakan Tugas 1 masih dalam kelompok kecil 5 s/d 7 orang dan maka tiap kelompok harus mengerjakan Tugas 2 sbt.
Tugas 2
Coba musyawarahkan hasil Anda untuk mencapai kesepakatan kolektif tentang: a) Apakah ciri-ciri seorang manusia yang berdaya? b) Jadi apakah inti pemberdayaan manusia itu yang kemudian disebut sebagai pemberdayaan sejati?
12
Slide 1
Slide 2
Slide 3
Slide 4
13
Slide 5
Slide 6
Slide 7
Slide 8
Slide 9
Slide 10
14
Slide 11
Slide 12
Slide 13
Slide 14
Slide 15
Slide 16
15
Bagi setiap pejalan kehidupan yang sudah mencoba serta berjalan jauh di jalur-jalur cukup, segera akan mengerti, memang merasa cukuplah kekayaan manusia yang terbesar
Seorang sahabat yang mulai kelelahan hidup, pagi bangun, berangkat ke kantor, pulang malam dalam kelelahan, serta amat jarang bisa merasakan sinar matahari di kulit, kemudian bertanya, Untuk apa hidup ini? Ada juga orang yang sudah benar-benar telah mengungsi (kecil mengungsi di rumah orang tua, dewasa mengungsi ke lembaga pernikahan, tua mengungsi di rumah sakit), dan juga bertanya serupa. Objek sekaligus subjek yang dikejar dalam hidup memang bermacammacam. Ada yang mencari kekayaan, ada yang mengejar keterkenalan, ada yang lapar dengan kekaguman orang, ada yang demikian seriusnya di jalan-jalan spiritual sampai mengorbankan hampir segala-galanya. Dan tentu saja sudah menjadi hak masing-masing orang untuk memilih jalur bagi diri sendiri. Namun yang paling banyak mendapat pengikut adalah mereka yang berjalan atau berlari memburu kekayaan (luar maupun dalam). Pedagang, pengusaha, pegawai, pejabat, petani, tentara, supir, penekun spiritual sampai dengan tukang sapu, tidak sedikit kepalanya yang diisi oleh gambargambar hidup agar cepat kaya. Sebagian malah mengambil jalan-jalan pintas. Yang jelas, pilihan menjadi kaya tentu menjadi sebuah pilihan yang bisa dimengerti. Terutama dengan kaya materi manusia bisa melakukan lebih banyak hal. Dengan kekayaan di dalam, manusia bisa berjalan lebih jauh di jalan-jalan kehidupan. Dan soal jalur menjadi kaya mana yang akan ditempuh, pilihan yang tersedia memang amat melimpah. Dari jualan asuransi, ikut MLM, memimpin perusahaan, jadi pengusaha sampai dengan jadi pejabat tinggi. Namun, salah seorang bijak dari Timur pernah menganjurkan sebuah jalan: Contentment is the greatest wealth. Tentu agak unik kedengarannya terutama di zaman yang serba penuh dengan hiruk-pikuk pencarian keluar. Menyebut cukup, sebagai kekayaan manusia terbesar, tentu bisa dikira dan dituduh miring. Ada yang mengira itu menganjurkan kemalasan, ada yang menuduh anti kemajuan, dan tentu saja tidak dilarang untuk berpikir seperti ini. Cuman, bagi setiap pejalan kehidupan yang sudah mencoba serta berjalan jauh di jalur-jalur cukup, segera akan mengerti, memang merasa cukuplah kekayaan manusia yang terbesar. Bukan merasa cukup kemudian berhenti berusaha dan bekerja. Sekali lagi bukan. Terutama hidup serta alam memang berputar mellaui hukum-hukum kerja. Sekaligus memberikan pilihan-pilihan yang mengagumkan, bekerja dan lakukan tugas masing masing sebaik-baiknya, namun terimalah hasilnya dengan rasa cukup. Dan ada yang berbeda jauh di dalam sini, ketika tugas dan kerja keras sudah dipeluk dengan perasaan cukup. Tugasnya berjalan, kerja kerasnya juga berputar. Namun rasa syukurnya mengagumkan. Sekaligus membukakan pintu bagi perjalanan kehidupan yang penuh dengan kemesraan. Tidak saja dengan diri sendiri, keluarga, tetangga serta teman. Dengan semua perwujudan Tuhan manusia mudah terhubung ketika rasa syukurnya mengagumkan. Tidak saja dalam keramaian manusia menemukan banyak kawan, di hutan yang paling sepi xeklaipun menemukan banyak teman. Dalam terang cahaya pemahaman seperti ini, rupanya merasa cukup jauh dari lebih sekedar memaksa diri agar lebih damai. Awalnya, apapun memang diikuti keterpaksaan. Namun begitu merasa cukup nyaman ke sarang laba-laba kehidupan. Dimana semuanya (manusia, binatang,
16
tetumbuhan, batu, air, awan, langit, matahari, dll) serba terhubung sekaligus menyediakan rasa aman nyaman di sebuah titik pusat. Orang tua mengajarkan hidup berputar seperti roda. Dan setiap pencaharian kekayaan ke luar yang tidak mengenal rasa cukup, mudah sekali membuat manusia terguncang menakutkan di pinggir roda. Namun di titik pusat, tidak ada putaran. Yang ada hanya rasa cukup yang bersahabatkan hening, jernih sekaligus kaya. Bagi yang belum pernah mencoba, apalagi diselimuti ketakutan, keraguan dan iri hati, hidup di titik pusat berbekalkan rasa cukup memang tidak terbayangkan. Hanya keberanian untuk melatih dirilah yang bisa membukakan pintu dalam hal ini. Hidup yang ideal memang kaya di luar sekligus di dalam. Dan ini bisa ditemukan orang-orang yang mampu mengkombinasikan antara kerja keras di satu sisi, serta rasa cukup di sisi lain. Bila orangorang seperti ini berjalan lebih jauh lagi di jalan yang sama, akan datang suatu waktu dimana bahagia dengan hidup yang bodoh di luar, namun pintar mengagumkan di dalamnya. Ini bisa terjadi, karena rasa cukup membawa manusia pelan-pelan mengurangi ketergantungan akan penilaian orang lain. Jangankan dinilai baik dan pintar, dinilai buruk sekaligus bodoh pun tidak ada masalah. Salah satu manusia yang sudah sampai di sini bernama Susana Tamaro. Dalam novel indahnya berjudul Pergi Ke Mana Hati Membawamu. Ia kurang lebih menulis: Kata-kata ibarat sapu. Ketika dipakai menyapu, lantai lebih bersih namun debu terbang ke mana-mana. Dan hening ibarat lap pel. Lantai bersih tanpa membuat debu terbang. Dengan kata lain , pujian, makian, kekaguman, kebencian dan kata-kata manusia sejenis, hanya menjernihkan sebagian, sekligus memperkotor di bagian lain (seperti sapu). Sedangkan hening di dalam bersama rasa cukup seperti lap pel, bersih, jernih tanpa menimbulkan dampak negatif. Manusia lain yang juga sampai di sini bernama Chogyum Trungpa, di salah satu karyanya yang mengagumkan (Shambala, the Sacred Path of the Warrior) ia menulis:This basic wisdom of sebagaimana adanya (bukan yang seharusnya) kita bisa menemukan kehidupan berguna sekaligus pelayanan bermakna buat pihak lain.
Shambala is that in this worl, as it is, we can find a good and meaningful human life that will also serve others. This is richness. Itulah kekayaan yang mengagumkan, bahwa dalam hidup yang
17
Raja Termiskin Suatu siang seorang guru sufi mendengar keriuhan dan kegaduhan melanda desanya. Teriakan manusia berserakan di udara, ingar bingar dicampur dengan ringkikan kuda, lenguhan sapi dan kerbau, embikan kambing dan lainnya, orangorang desa sepertinya sedang dicekam rasa takut dan kalut yang sangat. Sang guru sufi yang sedang asyik berzikir di gubuknya pun terusik, hingga diapun berhenti dan ke luar ingin melihat apa yang sedang terjadi. Dari kejauhan sang guru sufi dapat meihat beberapa tentara kerajaan sedang menjarah uang orang-orang desa. Mereka yang tidak punya uang harus merelakan binatang ternaknya digondol. Mereka yang menentang ditendang atau dihajar. Oleh karena itulah kemudian orang-orang desa berlarian menyeret-nyeret hewan ternaknya agar bisa diselamatkan. Sang guru sufi kembali masuk ke dalam gubuknya dan melanjutkan zikirnya. Siangnya orang-orang desa mengerumuni gubuk sang guru sufi. Mereka mengeluhkan kekejaman yang dilakukan sang raja. Entah bagaimana, dua hari kemudian sang guru dijemput seseorang utusan dari raja zalim itu agar datang ke istana. Kabarnya, sang raja zalim itu ingin bertemu dengannya. Kemasyuharan sang guru sufi dalam hal kearifan dan kesalehan membuat sang raja ingin bertemu dengannya. Sesampai di istana, sang guru sufi diantar pengawal menemui raja. Sang raja sangat senang dengan kedatangan sang guru sufi. Sang raja pun menyilakan duduk dengan senyum lebar. Gigi sang raja terlihat di bawah rerimbunan kumis yang lebat. Setelah berbicara banyak, sang raja pun merasa senang dan puas dengan kearifan sang guru sufi. Lalu sang raja menyuruh pembantunya mengambil satu kantong uang untuk diberikan pada sang guru sufi. Tapi, apa yang terjadi? Sang guru sufi yang penampilan luarnya sangat sederhana, sebagai seorang darwis, pengemis, tiba-tiba menolak uluran tangan dari sang raja. Raja sangat heran ketika sang guru sufi berkata Saya kira baginda lebih layak menerima pemberian ini Kenapa begitu? sergah sang raja dengan mata terbelalak keheranan. Karena sang rajalah yang termiskin di negeri ini! jawab sang guru sufi. Raja hanya bisa termenung. Sang guru sufi pun kemudian bergegas meninggalkan istana.
18
Dunia itu Hanya Secuil Pernahkah kita menolak pemberian orang lain, apalagi dalam bentuk uang tunai, cash? Jawabannya, tidak pernah. Bahkan orang-orang yang uangnya sudah berlimpah pun masih berharap diberi uang. Buktinya soal hadiah yang ujung-ujungnya penipuan itu juga berpangkal keinginan mendapatkan pemberian. Dalam ungkapan kearifannya masyarakat Barat dikatakan, Golden key open every door. Maksudnya, kalau kita datang dan membawa hadiah atau oleh-oleh, orang akan menerima kita dengan senang hati. Tidak ada istilah penolakan atau ungkapan kebohongan seperti yang pernah diceritakan teman saya. Teman saya yang kebetulan adalah ketua ikatan remaja masjid, katanya benar-benar kecewa ketika dia mendatangi seorang mubalig untuk sebuah perayaan di masjidnya. Ketika dia datanga ke rumah mubalig itu, katanya sang mubalig sedang tidak ada di rumah, padahal kata panitia sang mubalig ada, kenapa?. Wallahualamu bishawwab, tapi saya percaya dengan ungkapan teman saya itu, katanya karena mungkin bayaran yang diterima tahun lalu tidak sesuai tarif yang diinginkan sang mubalig. Cerita seperti itu bukan hanya saya dengar dari teman saya saja, ternyata di surat kabar juga dalam rubrik surat pembaca saya pernah membacanya. Jadi ungkapan kearifan masyarakat Barat itu sesungguhnya berlaku juga untuk mubalig tadi. Ia tidak bekerja secara efektif, bahkan boleh dibilang tidak berpengaruh terhadap kewaraan-keinginan terus menjaga kesucian-sang guru sufi. Kenapa sang guru sufi yang darwis dengan kehidupan sangat sederhana, bahkan meminjam istilah developer (pengembang) triple s, sangat-sangat sederhana, ternyata menolak pemberian itu? Jawabannya, tidak lain adalah kesucian hati dan jiwa. Dia tidak ingin zikir yang dilakukannya siang malam hanya untuk mendekatkan dirinya kepada Allah, Swt, sirna begitu saja karena harta yang tidak halal itu. Guru sufi sudah merasakan kecukupan dengan bisa hidup tenteram dan damai dalam rengkuhan cinta ilahi. Hati dan jiwanya begitu terang dalam dekapan cahaya cinta Ilahi. Sehingga dia tidak menginginkan yang lainnya. Maqam (tingkatan) paling tinggi, dimana hubungan seorang hamba begitu dekat antara dirinya dan Allah, Swt. Inilah bentuk dari segala kebahagiaan yang didambakannya. Sekaya apa pun dan seberapa banyak harta yang dimiliki seseorang, apalagi diperoleh dengan cara-cara yang tidak dibenarkan agama, seperti: memeras, merampok, korupasi, suap dll, adalah bentuk kemiskinan yang sesungguhnya. Semakin bertambah hartanya, rasa kurangnya juga bertambah. Kenapa sang guru sufi mengatakan kalau rajalah yang layak atas uang itu?. Sang guru sufi melihat keserakahan merasuki sang raja akan kekayaan duniawi. Padahal menurut pandangan dan keyakinan sufi kekayaan duniawi itu hanya secuil. Lalu yang secuil saja diambil dengan cara cara yang kotor seperti menjarah dan memeras. Lalu berapa nilainya kalau begitu?. Tidak ada. Tentang lemewahan, kemegahan dan kenikmatan dunia, Rasulullah Saw pernah bersabda dengan menyatakan bahw aperumpamaannya adalah mirip air yang tersisa di jari telunjuk setelah dicelupkan ke dalam lautan. Jadi, kehidupan dunia itu sesungguhnya tidak ada apa-apanya.
19
20
Mereka yang tidak jujur sebenarnya memiliki rasa bersalah. Mereka lantas menyalahkan keadaan: blaming the others. Seperti menyalahkan punya anak banyak. Punya istri banyak. Teman-temannya juga koruptor. Keadaan memaksa kalau tidak korup tidak akan langgeng menduduki jabatan karena jabatan itu menjadi transaksi korupsi. Kenapa korupsi merajalela?. Karena moral dan kejujuran sudah tidak dibudayakan. Moral dan kejujuran sebagai hiasan dan formalitas saja. Nama boleh diawali dengan Haji, KH, DR, SH, apalagi gelar-gelar yang mencerminkan manusia berpendidikan dan mengerti apa itu etika-kaidah benar dan salah-tapi kalau sudah berdekatan dengan masalah uang, langsung meleleh. Berubah warna dan pudar. Manusia juga sesungguhnya menyukai cara-cara yang instan dan cepat untuk mencapai tujuannya. Akhirnya, demi mencapai tujuan, cara apa pun bisa ditempuh. Apakah bertentangan dengan moral dan ajaran agama, itu tidak penting lagi. Yang penting adalah bagaimana saya mendapat keuntungan sebesar-besarnya dalam tempo sesingkat-singkatnya. Masalah orang lain menderita kerugian itu urusan lain. Sekilas, ketidakjujuran terlihat menguntungkan, tapi sesungguhnya ketidakjujuran justru awal dari kejatuhan. Tidak saja kejatuhan moral dan integritas, tetapi kajatuhan ruhani. Bahkan, bisa dikatakan kebangkrutan ruhani. Kalau terus menerus tidak jujur, lama-lama dia akan hancur. Jalan kejujuran itu mirip dengan istilah jalan yang benar: jalan benar bukan berarti lurus seperti jalan tol. Tapi bisa jadi jalan yang benar itu berkelok-kelok. Sementara itu ketidakjujuran mirip dengan jalan pintas yang mengahantarkan seseorang tapi membahayakan. Ketidakjujuran terlihat dari luarnya menguntungkan, tapi sesungguhnya merugikan karena mengorbankan sesuatu yang paling berharga sebagai mansuia: concience atau hati nurani. Orang yang tidak jujur selalu bertentangan dan bertarung dengan dirinya. Oleh karenanya, dia tidak akan pernah merasakan kepuasan dan kebahagiaan hidup. Sekali seseorang berlaku tidak jujur, maka dia juga akan melakukan hal yang sama untuk kasuskausus lainnya. Jadi, ketidakjujuran ibarat bara api yang akan merembet dan menghabiskan gulungan kayu, bahkan hutan. Susah dihentikan. Hati hatilah dengan perbuatan tidak jujur, meski hanya sekali.
21
Berupayalah untuk mempertahankan percikan api ilahi yang disebut nurani itu tetap menyala
22
Banyak yang telah dikatakan mengenai pentingnya nurani atau suara hati. Ada banyak sekali bukti yang menunjukkan bahwa nurani-yaitu kesadaran moral kita, cahaya batin kita-merupakan fenomena yang bersifat universal. Kodrat rohani dan kodrat moral manusia itu terlepas dari agama, atau pendekatan agama, budaya, geografi, nasionalitas atau ras tertentu. Kendati demikian, semua tradisi agama besar di dunia ini bertemu di dalam prinsip atau nilai dasar tertentu. Immanuel Kant berkata, Saya selalu dibuat kagum oleh dua hal: langit berbintang-bintang di atas kita, dan hukum moral di dalam diri kita. Nurani adalah hukum moral di dalam diri kita. Banyak orang yang percaya, demikina juga saya, bahwa nurani adalah suara Tuhan kepada anak-anakNya. Orang lain mungkin saja tidak memiliki keyakinan seperti ini, tetapi tetap mengakui adanya suatu pemahaman yang sudah mereka bawa sejak lahir mengenai kejujuran dan keadilan, mengenai benar dan salah, mengenai apa yang baik dan buruk, mengenai apa yang mendukung dan apa yang mengganggu, mengenai apa yang memperindah dan apa yang merusak, mengenai apa yang benar dan salah. Tentu saja, berbagai budaya yang berbeda menerjemahkan pemahaman moral dasar ini dalam berbagai praktik dan istilah yang berbeda pula, tetapi terjemahan yang berbedabeda itu tidak meniadakan pemahaman dasar mengenai baik dan buruk. Ketika bekerja di antara bangsa-bangsa yang menganut beragam agama dan budaya, saya menyaksikan penyingkapan nurani yang bersifat universal itu. Nurani itu sesungguhnya adalah seperangkat nilai, suatu kesadaran mengenai keadilan, kejujuran, rasa hormat, dan sumbangan yang mengatasi budaya-sesuatu yang abadi, yang mengatasi jaman, dan tidak memerlukan bukti lain (self evident). Sekali lagi, hal itu sama jelasnya dengan fakta bahwa kepercayaan menuntut sifat dapat dipercaya. Nurani rela berkorban-mengalahkan diri sendiri dan menundukkan ego demi tujuan, alasan atau prinsip yang lebih tinggi. Pengorbanan itu sesungguhnya berarti melepaskan sesuatu yang baik demi sesuatu yang lebih baik lagi. Kendati demikian dalam benak orang yang melakukan pengorbanan, sesungguhnya tidak ada kerugian, dan hanya si pengamat yang melihat hal itu sebagai pengorbanan. Pengorbanan itu bisa mengambil banyak bentuk, sebagaimana dia dapat menampakkan diri dalam empat dimensi kehidupan kita: berkorban secara fisik dan ekonomis (tubuh); berupaya mengembangkan pikiran yang terbuka, selalu ingin tahu; dan membersihkan diri dari bermacam prasangka (pikiran); menunjukkan rasa hormat dan cinta mendalam terhadap sesama (hati); menundukkan kehendak diri kita kepada kehendak yang lebih tinggi demi kebaikan yang lebih besar (jiwa). Nurani megajarkan kepada kita bahwa tujuan dan cara mencapainya tidak terpisahkan, bahwa tujuan sesungguhnya sudah ada sebelumnya dalam cara mencapainya. Immanuel Kant mengajarkan bahwa cara yang digunakan untuk mencapai tujuan sama pentingnya dengan tujuan itu sendiri. Machiavelli mengajarkan sebaliknya, tujuan membenarkan, dan karen itu juga menghalalkan segala cara. Nurani terus menerus mengingatkan kita akan nilai-nilai dari tujuan maupun cara mencapainya, dan bahwa keduanya tidak terpisahkan. Ego mengatakan kepada kita bahwa tujuan membenarkan caranya, karena ego tidak sadar bahwa tujuan mulia tidak akan pernah dapat diraih dengan cara yang tidak semestinya. Mungkin tampaknya anda bisa mencapai tujuan mulia dengan cara yang tidak semestinya, tetapi akan ada sekian banyak konsekuensi yang tidak diharapkan, yang sebelumnya tidak tampak atau tidak jelas, yang pada akhirnya akan menghancurkan tujuan itu sendiri. Misalnya, anda dapat meneriaki anak anda untuk membersihkan kamarnya. Bila tujuan anda adalah kamarnya jadi bersih, mungkin anda mencapai tujuan itu, tapi ya hanya itu. Saya jamin, cara yang anda pakai itu tidak akan hanya berpengaruh negatif terhadap hubungan anda dengan anak anda, tetapi kamar mereka juga tidak akan tetap bersih bila anda ke luar kota beberapa hari saja. Nurani secara lebih mendalam merubah visi, disiplin dan gairah kita dengan cara memperkenalkan kita dengan berbagai bentuk hubungan. Dia mendorong kita untuk berpindah dari keadaan mandiri
23
jadi saling tergantung. Ketika hal ini terjadi segala sesuatunya jadi berubah, anda memahami bahwa visi dan nilai harus disebarkan agar menjadi milik bersama, sebelum orang-orang bisa menerima menjadi disiplin yang dilembagakan dalam struktur dan sistem yang mengemban nilainilai bersama itu. Visi bersama itu akan menciptakan disiplin dan keteraturan tanpa menuntutnya. Nurani sering menyediakan alasan (kenapa); visi mengidentifikasi apa yang hendak dicapai; disiplin mewakili bagaimana anda mencapainya; dan gairah mewakili kekuatan perasaan dibalik kenapa, apa dan bagaimana tadi. Nurani mengubah gairah menjadi belarasa atau welas asih (compassion). Dia membangkitkan perhatian tulus kepada orang lain, suatu kombinasi antara simpati dan empati, sehingga kita bisa merasakan penderitaan orang lain. Belarasa adalah perwujudan gairah dalam keterkaitan kita dengan orang lain. Bila kita berusaha untuk hidup menurut nurani kita, nurani itu akan membangkitkan integritas dan ketenangan pikiran. Seorang pastor projo kelahiran Jerman yang sekaligus juga pembicara dan penulis yang membangkitkan motivasi, William J.H. Boetcker, pada awal abad kedua puluh mengatakan, Bila anda akan mempertahankan rasa hormat anda terhadap diri sendiri, lebih baik membuat orang lain tidak senang dengan melakukan hal-hal yang anda ketahui salah. Kehormatan dan integritas itu pada gilirannya akan membuat orang yang memilikinya mampu menjadi baik hati sekaligus berani. Baik hati dalam arti bahwa dia akan menunjukkan rasa hormat yang mendalam terhadap orang lain, terhadap pandangan, perasaan, pengalaman, dan keyakinan mereka. Berani dalam arti bahwa mereka dapat mengemukakan keyakinan mereka sendiri tanpa ancaman pribadi. Benturan di antara berbagai pendapat yang berbeda bisa menghasilkan alternatif ketiga, yang lebih baik daripada gagasan pertama yang muncul. Ini merupakan sinergi yang sesungguhnya, dimana keseluruhannya lebih besar daripada jumlah total bagian-bagiannya. Orang yang tidak hidup dari nuraninya tidak akan mengalami integritas batiniah dan ketenangan pikiran. Ego mereka akan terus berusaha mengendalikan hubungan dengan orang lain. Kendati barangkali mereka bisa berpura-pura baik hati dan berempati, mereka akan menggunakan manipulasi halus, bahkan bisa lebih jauh terlibat dalam perilaku diktator, yang sepintas lalu kelihatan baik, tetapi sesungguhnya tidak.
24
Modul 2
Topik: Pemberdayaan Perempuan dan Laki-laki
1. Peserta mampu memetakan kualitas perempuan dan kulitas laki-laki 2. Peserta memahami dan menyadari Kesetaraan perempuan dan laki-laki sebagai manusia Pemberdayaan yang harus dilakukan kepada perempuan dan laki-laki
2 Jpl (90 )
Kerta Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart LCD Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
25
2) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memulai kegiatan 1 dalam modul ini, yaitu berdiskusi mengenai sifat perempuan dan laki-laki. 3) Bagilah peserta ke dalam 2 kelompok laki-laki dan perempuan (apabila peserta laki-laki dan perempuan tidak berimbang, maka kelompok bisa dibagi sama jumlahnya tanpa memperhatikan jenis kelamin). Berilah tugas kepada kelompok: Kelompok laki-laki mendiskusikan sifat-sifat dan kapasitas yang dipunyai oleh perempuan Kelompok perempuan mendiskusikan sifat-sifat dan kapasitas yang dipunyai oleh laki-laki
4) Mintalah kepada wakil kelompok untuk mendiskusikan hasil diskuinya, kemudian minta peserta lain untuk mennanggapi. 5) Ajak peserta untuk membandingkan dengan kualitas manusia sejati yang sudah didiskusikan dalam modul 1 , dengan membuat tabel seperti berikut: (sebaiknya tabel sudah disiapkan sebelumnya dalam kertas plano, tabel sifat manusia diisi dengan hasil diskusi pada modul 1
Kulalitas laki-laki
Kualitas perempuan
Sifat-sifat
Kapasitas
26
6) Ajak peserta untuk membandingkan antara kualitas perempuan dan kualitas manusia sejati (baik dari sisi perilaku maupun dari sisi kapasitas), apakah sama atau ada perbedaan/ ketimpangan? Bahas dan diskusikan ketimpangan-ketimpangan bersama peserta. 7) Ajak peserta untuk membandingkan antara kualitas laki-laki dan kualitas manusia sejati , apakah sama atau ada perbedaan. Bahas dan diskusikan bersama perbedaan-perbedaan menurut mereka kemudian diskusikan sama-sama. 8) Ingatkan kepada peserta mengenai manusia yang berdaya sejati pada modul 1, yaitu manusia yang mempunyai makna (bermanfaat) bagi kemaslahatan umat. Apakah perempuan dan lakilaki sudah berdaya sebagai manusia sejati? Mengapa demikian? 9) Jelaskan perumpamaan kepada peserta, burung terbang dengan dua sayap, bagaimana seandainya salah satu sayap tidak kuat. Apakah burung itu akan bisa terbang dengan sempurna? Apabila perempuan adalah sayap kiri dan laki-laki sayap kanannya, maka kehidupan juga akan timpang. Jadi, baik laki-laki maupun perempuan perlu diberdayakan. 10) Dari sisi kapasitas, perempuan masih banyak ketinggalan dibandingkan dengan laki-laki. Kesempatan bagi kaum perempuan untuk meningkatkan kapasitasnya masih kurang dibandingkan dengan laki-laki (Ingatkan kembali peserta pada hasil diskusi perempuan dan kemiskinan pada tema Tantangan). Tanyakan kepada peserta mengapa hal ini terjadi? Ajak peserta untuk mendiskusikan paradigma-paradigma yang berkembang selama ini mengenai perempuan dan laki-laki yang menunjukkan adanya bias jender.
Sebagai manusia perempuan dan laki-laki mempunyai akal sehat, hati nurani, dan pilihan bebas, jadi tidak ada perbedaan yang hakiki antara perempuan dan laki-laki. Oleh karena itu keduaduanya seharusnya dapat menjadi manusia yang berdaya dan mendapat kesempatan yang sama untuk diberdayakan. Perbedaan perempuan yang kodrati dengan laki-laki hanyalah dalam soal biologis, perempuan secara kodrati mempunyai kemampuan untuk menstruasi, mengandung, melahirkan dan menyusui sedangkan laki-laki dikodratkan untuk menghasilkan sperma dan menghamili.Kodrat adalah ketentuan Tuhan yang tidak bisa dipertukarkan oleh manusia dan bersifat permanen. Walaupun saat ini ada operasi jenis kelamin, laki-laki yang merubah jenis kelaminnya menjadi perempuan tetap saja tidak bisa menstruasi, mengandung dan melahirkan. Pembedaan-pembedaan yang selama ini terjadi antara perempuan dan laki-laki disebabkan oleh adanya konstruksi secara sosial dan kultural. Sehingga timbul paradigma-paradigma bahwa perempuan itu lemah lembut, emosional, keibuan. Sedangkan laki-laki kuat, rasional, jantan, dan perkasa. Laki-laki lebih cerdas dibandingkan dengan perempuan, dan lain-lain. Konsep mengenai sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari konstruksi sosial maupun kultural inilah yang merupakan konsep jender. Konsep mengenai sifat-sifat perempuan dan lakilaki di atas menyebabkan bias gender dan menyebabkan ketidakadilan, baik bagi kaum perempuan maupun kaum laki-laki. Anggapan bahwa kelembutan hanya melekat pada kaum perempuan menyebbakan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan kelembutan seperti membersihkan rumah, menari dan sebagainya dianggap sebagai pekerjaan perempuan. Di lain pihak anggapan bahwa kekuatan secara fisik, keperkasaan melekat pada kaum laki-laki, menyebabkan laki-laki dididik untuk agresif, menyelesaikan masalah dengan kekuatan fisik, bersaing dan sebagainya yang malah menjauhkan dari sifat manusia sejati. Padahal berbicara mengenai sifat laki-laki dan perempuan , seharusnya kita mengacu kepada sifat-sifat yang dipunyai oleh manusia sejati, karena sebagai manusia perempuan dan laki-laki mempunyai derajat dan martabat yang sama. Oleh karena itu dalam kaitan dengan pemberdayaan, baik perempuan dan laki-laki mestinya diberdayakan untuk menuju kualitas manusia yang sejati, karena secara hakiki perempuan dan laki-laki mempunyai martabat yang sama sebagai manusia.
11) Bahas bersama peserta, apa saja pemberdayaan yang harus dilakukan terhadap laki-laki dan perempuan berdasarkan kualitas yang dipunyai masing-masing dengan fenomena yang sudah dibahas di atas (lihat tabel kualitas yang sudah didiskusikan). Buatlah daftar pemberdayaan dalam tabel berikut: 27
Beri penekanan bahwa fasilitator harus mendorong dan memfasilitasi pemberdayaan baik untuk laki-laki maupun perempuan.
28
Slide 1
Slide 2
Slide 3
Slide 4
29
Slide 5
Slide 6
Slide 7
Slide 8
Slide 9
Slide 10
30
Slide 11
Slide 12
Slide 13
Slide 14
31
32
kuat. Juga perubahan bisa terjadi dari suatu kelas ke kelas masyarakat yang berbeda. Di suku tertentu, perempuan kelas bawah di pedesaan lebih kuat dibandingkan kaum laki-laki. Semua hal yang dapat dipertukarkan antara perempuan dan laki-laki, yang bisa berubah dari waktu ke waktu serta berbeda dari tempat ke tempat lainnya, maupun berbeda dari suatu kelas kepada kelas lainnya, itulah yang dikenal sebagai konsep gender. Sejarah perbedaan gender (gender differences) antara manusia jenis laki-laki dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu terbentuknya perbedaan-perbedaan gender dikarenakan oleh banyak hal, di antaranya dibentuk dan disosialisasikan, diperkuat, bahkan dikonstruksi secara sosial ataupun kultural. Melalui proses panjang, sosialisasi gender tersebut akhirnya dianggap menjadi ketentuan Tuhan-seolah-olah bersifat biologis yang tidak bisa diubah lagi, sehingga perbedaan-perbedaan gender dianggap sebagai kodrat laki-laki dan perempuan. Sebaliknya melalui dialektika, konstruksi sosial yang tersosialisasikan secara evolusional dan perlahan-lahan mempengaruhi biologis masing-masing jenis kelamin. Misalnya, karena konstruksi sosial gender, kaum laki-laki harus bersifat kuat dan agresif maka kaum laki-laki kemudian terlatih dan tersosialisasi serta termotivasi untuk menjadi atau menuju ke sifat gender yang ditentukan oleh suatu masyarakat, yakni secara fisik lebih kuat dan lebih besar. Sebaliknya, karena kaum perempuan harus lemah lembut, maka sejak bayi proses sosialisasi tersebut tidak saja berpengaruh kepada perkembangan emosi dan visi serta ideologi kaum perempuan, tetapi juga mempengaruhi perkembangan fisik dan biologis selanjutnya. Karena proses sosialisasi dan rekonstruksi berlangsung secara mapan dan lama, akhirnya menjadi sulit dibedakan apakah sifat-sifat gender itu, dikonstruksi oleh masyarakat atau kodrat biologis yang ditetapkan oleh Tuhan. Namun, dengan menggunakan pedoman bahwa sifat bisanya melakat pada jensi kelamin tertentu dan sepanjang sifat-sifat tersebut bisa dipertukarkan, maka sifat tersebut adalah hasil konstruksi masyarakat, dan sama sekali bukanlah kodrat. Dalam menjernihkan perbedaan antara seks dan gender ini, yang menjadi masalah adalah, terjadi kerancuan dan pemutarbalikan makna tentang apa yang disebut seks dan gender. Dewasa ini terjadi peneguhan pemahaman yang tidak pada tempatnya di masyarakat, dimana apa yang sesungguhnya gender, karena pada dasarnya konstruksi sosial-justru dianggap sebagai kodrat yang berarti ketentuan biologis atau ketentuan Tuhan. Justru sebagian besar yang dewasa ini sering dianggap sebagai kodrat wanita adalah konstruksi sosial dan kultural atau gender. Misalnya saja sering diungkapkan bahwa mnedidik anak, mengelola dan merawat kebersihan dan keindahan rumah tangga atau urusan domestik sering dianggap sebagai kodrat wanita. Padahal kenyataannya, bahwa kaum perempuan memiliki peran gender dalam mendidik anak, merawat dan mengelola kebersihan dan keindahan rumah tangga adalah konstruksi kultural dalam masyarakat tertentu. Oleh karena itu, boleh jadi urusan mendidik dan merawat kebersihan rumah tangga bisa dilakukan oleh kaum laki-laki. Oleh karena jenis pekerjaan itu bisa dipertukarkan dan tidak bersifat universal, apa yang sering disebut sebagai kodrat wanita atau takdir Tuhan atas wanita dalam kasus mendidik anak dan mengurus rumah tangga, adalah gender.
33
Manifestasi ketidakadilan gender tidak bisa dipisah-pisahkan, karena saling berkaitan dan berhubungan, saling mempengaruhi dialektis . tidak ada satupun manifestasi ketidakadilan gender yang lebih penting, lebih esensial dari yang lain. Misalnya marginalisasi ekonomi kaum perempuan , yang akhirnya tersosialisasikan dalam keyakinan, ideologi dan visi kaum perempuan sendiri. Dengan demikian, kita tidak bisa menyatakan bahwa marginalisasi kaum perempuan adalah menentukan dan terpenting dari yang lain dan oleh karen itu perlu mendapatkan perhatian lebih. Atau sebaliknya, bahwa kekerasan fisik (violence) adalah masalah yang paling mendasar yang harus dipecahkan terlebih dahulu.
34
35
Modul 3
Topik: Kepemimpinan Masyarakat Manusia
Peserta memahami dan menyadari: 1. Ciri khas pemimpin masyarakat manusia 2. Bahwa pemimpin masyarakat manusia haruslah seorang manusia sejati sesuai dengan martabatnya sebagai mahluk ciptaan yang paling luhur.
Kegiatan 1: Diskusi pemimpin versus pemimpin Kegiatan 2: Menggambar bersama pemimpin masyarakat menusia Kegiatan 3: Diskusi tipologi kepemimpinan dan pengaruhnya terhadap pemberdayaan masyarakat
4 Jpl (180)
Bahan Bacaan: 1. Golongan Pemimpin 2. Bukan Bos Tapi Pemimpin 3. Standar Tunggal Perilaku 4. Sistem Nilai: Meletakkannya Pada Garis 5. Kriteria Kepemimpinan
Kerta Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart LCD Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
36
Dan apa yang ingin dicapai melalui Modul ini yaitu: Peserta memahami ciri khas seorang pemimpin masyarakat manusia Peserta menyadari bahwa pemimpin masyarakat manusia haruslah seorang manusia sejati sesuai dengan martabatnya sebagai mahluk ciptaan tertinggi. Uraikan kemudian bahwa kita akan memulai dengan Kegiatan 1: Diskusi Pemimpin versus Pemimpin. Uraikan secara singkat tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan belajar ini, yaitu: Peserta mampu menguraikan dengan kata-kata sendiri perbedaan yang hakiki antara kepemimpinan masyarakat manusia dan masyarakat binatang 2) Uraikan kasus yg telah disiapkan dan mulailah dgn ucapan maaf bukan dengan maksud merendahkan tetapi lebih dalam rangka membangun pemahaman kritis mengenai kepemimpinan masyarakat manusia. Peristiwa yang pertama terjadi dalam masyarakat kera yang kehilangan pemimpimnya dan sedang berupaya memilih pemimpin. Peristiwa yang kedua terjadi pada masyarakat manusia yang juga kehilangan pemimpinnya dan sedang berupaya memilih pemimpin juga. Gunakan LKKepemimpinan-1. Kemudian bagilah peserta dalam beberapa kelompok 5-7 orang dan mintalah tiap kelompok merumuskan bagaimana kedua masyarakat tersebut akan memilih pemimpin dengan memberikan pertanyaan sebagai berikut:
Apakah yang akan dilakukan oleh pemimpin kera tsb setelah terpilih.
37
Apakah yang akan dilakukan oleh pemimpin manusia tsb setelah terpilih
2. Ajak peserta menyimpulkan apakah perbedaan hakiki antara kepemimpinan manusia dan binatang (kera) tersebut (kriteria, cara pemilihan, cara memimpin, sikap terhadap bibit unggul, sikap masyarakat yang dipimpinnya)?
38
2) Bagi kertas setengah folio seorang peserta satu dan ajukan pertanyaan: Apakah yang dimaksud dengan pemimpin masyarakat (manusia) dan minta tiap peserta menulis jawabannya secara singkat dan padat tanpa diskusi dgn temannya. Waktu 2 menit 3) Setelah selesai menulis jawaban masing-masing, mintalah tiap kelompok menggambar atau membuat simbol yang menggambarkan pengertian kelompok mengenai seorang pemimpin masyarakat (manusia) dan secara singkat merumuskan kesimpulan kelompok mengenai peran utama seorang pemimpin. Tulislah jawaban kelompok dalam kertas flip yang telah disediakan. Gunakan lembar kerja LK PIM-2 dengan beberapa pertanyaan pemandu. Waktu 10 menit 4) Mintalah tiap kielompok untuk menempel hasil masing-masing di dinding dan satu wakilnya menyajikan hasil rumusan kelompok masing-masing 2 menit. 5) Ajak diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil masing-masing mengenai: a) Pengertian umum seorang pemimpin masyarakat (ciri utama) b) Peran utama yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin masyarakat 6) Berilah masukan tentang pengertian (ciri utama) dan peran utama seorang pemimpin masyarakat sebagai pelopor pembaruan, apa dan mengapa begitu? (Gunakan Bahan Bacaan)
39
Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok terdiri dari 5-7 orang dan bagikan kepada setiap kelompok LK-Kepemimpinan-3 yang telah disiapkan dan mintalah tiap kelompok mengerjakan tugas 1 dan tugas 2 tersebut di bawah ini 2). Mintalah kepada tiap kelompok untuk menyajikan atau membagikan hasil temuan kelompok masing-masing dan simpulkan dalam diskusi kelas dengan menyempurnakan pendapatpendapat yang kurang tepat dan tanyakan kepada peserta mana yang pemimpinan sejati dan mana tipe kepemimpinan yang paling cocok dengan konsep pemberdayaan yang intinya; melayani warganya agar mampu memulihkan dirinya sebagai manusia sejati. Gunakan Matriks Kepemimpinan yang telah diisi sebagai masukan ke peserta, yaitu kecenderungankecenderungan yang lazim terjadi dari tiap tipe kepemimpinan tersebut.
40
LK-Kepemimpinan-1 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan Diskusi Pemimpin versus Pemimpin
Kasus 1 Disuatu bukit dimana ada hutan yang lebat hiduplah suatu masyarakat kera. Pada saat itu mereka kehilangan pemimpin mereka karena tertempak oleh seorang pemburu, maka berkumpullah kerakera dewasa untuk memperebutkan kedudukan pemimpin tersebut. Di tempat yang terpisah di balik bukit tersebut juga hiduplah masyarakat manusia di suatu desa yang asri, tetapi penduduknya tampak sedang bersedih karena mereka juga kehilangan pemimpin yang sangat mereka cintai karena sakit. Pada saat itu mereka sedang bermusyawarah menentukan siapakah kira-kira yang pantas menggantikan pemimpin mereka 1. Nah pertanyaannya: Kira-kira apakah yang akan terjadi, coba diskusi dalam kelompok masingmasing dengan menjawab pertanyaan pemandu di bawah ini:
Siapa yang memenuhi kriteria tersebut kera jantan atau kera betina?
Siapakah yang memenuhi kriteria tersebut, laki-laki atau perempuan? Apakah yang akan dilakukan oleh pemimpin manusia tsb setelah terpilih Bagaimana sikapnya terhadap bibit unggul Apakah yang akan dilakukan oleh masyarakat manusia tsb terhadap pemimpinnya
Tulislah jawaban masing-masing kelompok di atas kertas flip yang telah disediakan panitia 2. Coba simpulkan apakah perbedaan hakiki antara kepemimpinan manusia dan binatang (kera) tersebut (kriteria, cara pemilihan, cara memimpin, sikap terhadap bibit unggul, sikap masyarakat yang dipimpinnya)?
41
LK-Kepemimpinan-2 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan Menggambar bersama pemimpin masyarakat manusia
1. Belajar dari kegiatan belajar terdahulu, coba tuliskan diatas kertas folio yang telah dibagikan panitia pemahaman masing-masing mengenai seorang pemimpin masyarakat manusia (definisi) tanpa berbicara atau diskusi dengan yang lain. 2. Setelah tiap peserta menulis rumusan masing-masing, coba diskusikan bersama dalam kelompok dan sepakati rumusan bersama dalam bentuk tulisan singkat apakah pemimpin masyarakat manusia itu. 3. Untuk itu gunakan pendapat masing-masing yang telah ditulis di kertas folio dan padukan dengan pendapat yang lain untuk kemudian disimpulkan sebagai pendapat kelompok 4. Buatlah gambar bersama atau simbol-simbol yang dapat memberikan ilustrasi apa itu seorang pemimpin masyarakat menurut kelompok. 5. Setelah rumusan bersama/kelompok mengenai pemimpin masyarakat dihasilkan, cobalah mengilustrasikan dengan sebuah gambar atau simbol yang merefleksikan rumusan kelompok tersebut mengenai pemimpin masyarakat. Ini adalah murni gambar/simbol dan tidak boleh ada tulisan. 6. Rumuskan bersama apakah peran utama seorang pemimpin masyarakat. 7. Setelah rumusan kelompok mengenai pemimpin masyarakat baik berupa teks maupun gambar dibuat, coba rumuskan bersama (masih dlm kelompok) apakah peran utama yang harus dilakukan oleh seorang pemimpim masyarakat?
42
LK-Kepemimpinan-3 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan diskusi tipologi kepemimpinan dan pengaruhnya terhadap pemberdayaan masyarakat
Kasus 2 A adalah seorang manajer suatu perusahaan import-eksport yang kurang berkembang. Banyak stafnya mengeluh atas perilakunya dalam memimpin perusahaan. Dia sulit menerima pendapat orang lain, dalam rapat staf bulanan tampak sekali bagaimana dia berupaya memaksakan kehendaknya. A beranggapan bahwa akulah yang paling berkuasa disini sudah seharusnyalah semua menuruti kemauanku. Sementara B adalah juga seorang manajer di sebuah perusahaan angkutan yang selalu menolak ajakan pelanggannya untuk menuliskan nilai sewa angkutan lebih tinggi dari yang sebenarnya dibayar oleh para pelanggannya. Disamping itu dia sangat memperhatikan kesejahteraan stafnya. Bila salah seorang stafnya menghadapi persoalan dia selalu menghiburnya dengan mengatakan biar nanti bapak yang selesaikan dan semua merasa senang karena hanya tinggal menunggu bapak B bertindak. Si C adalah tukang becak yang hidupnya serba pas-pasan. Meskipun demikian dia berupaya mengorganisasi teman-temannya sesama tukang becak untuk melakukan kegiatan simpan pinjam yang hasilnya dapat digunakan untuk saling tolong diantara mereka. Simpan pinjam ini berjalan dengan sangat baik sehingga modal yang dipupuk mencapai jumlah yang cukup besar. Semua ini terjadi bukan karena si C pandai mengelola keuangan simpan pinjam tersebut melainkan karena si C menjadi teladan bagi yang lain untuk menabung dan membayar pinjaman tepat waktu. Si C ini juga menjadi inspirator dan contoh pekerja yang gigih dan penuh dedikasi meskipun hanya sebagai tukang becak. D adalah salah satu staf senior A dalam ketidak puasannya terhadap kepemimpinan A berupaya selalu menjatuhkan A dengan berbagai tipu muslihat dan provokasi. Dia berhasil meyakinkan teman-temannya bahwa sumber penyakit di perusahaan ini justeru adalah si A, bila kita berhasil menggulingkan A maka perusahaan akan maju. Dengan dalih itulah D berhasil mengorganisasi sebagian besar karyawan untuk menolak kepemimpinan A dan melakukan protes ke dewan direksi sehingga kemudian dia dikenal sebagai sang pahlawan yg suka membela yang tertindas. Padahal dia berpikir kalau saja A jatuh maka peluang utama untuk mengganti A pasti jatuh ke dia. Tugas 1 a) Siapakah menurut Anda diantara A, B, C dan D yang benar-benar seorang pemimpin sejati? b) Coba uraikan alasan Anda mengapa memilih dia sebagai pemimpin? Tugas 2 Dalam kehidupan sehari-hari banyak ragam tipe kepemimpinan yang kita jumpai. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, meskipun demikian dalam konteks pemberdayaan masyarakat maka perlu kita kenali berbagai tipe kepemimpinan yang banyak kita jumpai di lapangan dan kecenderungan-kecenderungan mereka dalam bersikap dan bertindak. Coba isilah Matrik Kepemimpinan tersebut di bawah ini dari tipe kepemimpinan yang paling lazim ditemukan saat ini, yaitu kepemimpinan otoriter, paternalistik, demokratik dan manipulatif, dengan rumusan:
43
a) Apakah mental dasar yang melandasi tiap tipe kepemimpinan tersebut? Misal: seorang pemimpin yang otoriter akan selalu berpikir saya yang paling kuasa, saya yang berhak menentukan, dsb. b) Coba berikanlah contoh-contoh perilaku yang menonjol dari tiap tipe kepemimpinan tersebut dalam kenyataan sehari-hari. c) Apakah kira-kira sikap/tanggapan warga masyarakat terhadap tiap tipe kepemimpinan tersebut. d) Apakah dampaknya terhadap pemberdayaan dan pertumbuhan kelompok yang dipimpinnya. Matriks Kepemimpinan Tipe kepemimpinan Mental dasar yang melandasi Contoh perilaku menonjol Tanggapan warga yg dipimpin Kecenderungan dlm pemberdayaan kelompok
Otoriter
Paternalistik
Demokratik
Manipulatif
44
45
Perdebatan-perdebatan tentang teori-teori ekonomi dan bisnis seperti tentang pasar bebas, peranan pemerintah, maksimalisasi laba dan strategi bersaing tidak memberi dampak yang berarti pada sifat kepemimpinan atau masyarakat. Tetapi kesetiaan kita pada standar tunggal, ya. Idealisme merupakan santapan jiwa. Jika kita kehilangan idealisme, kita kehilangan kedalaman sebagai individu, kita berarti berhenti berfikir dan berhenti berusaha untuk berubah, dan yang paling penting adalah kita kehilangan rasa persaudaraan dengan orang lain. Kehilangan rasa persaudaraan inilah yang menyulut tindakan kekerasan di sekeliling kita. Untuk menciptakan masyarakat yang harmonis, kemajuan ekonomi haruslah dilingkupi oleh komitmen terhadap idealisme. Untuk menyitir apa yang dikatakan duaribu tahun yang lalu: Apa yang akan dicapai suatu bangsa melalui kemajuan ekonominya jika ia kehilangan jiwanya?. Tidaklah cukup mendesak orang untuk hidup dengan standar tunggal; kita harus membuatnya lebih praktis. Kita membutuhkan pedoman, sehingga setiap individu di semua segmen dalam masyarakat kita, mulai dari pemimpin potensial di sekolah dan universitas sampai orangtua dan guru, mulai dari para pemimpin di komunitas kita sampai para pemimpin di tingkat nasional dan internasional dapat memahami dan mencoba untuk mengikuti. Kita harus meletakkan di hadapan kita serangkaian proses bagi upaya mencapai standar tunggal dalam berperilaku. Setiap orang akan menyaksikan jalannya sendiri dalam proses ini. Upaya keras untuk mencapai idealisme membutuhkan komitmen. Ini tidak berbeda dari berusaha mencapai kesempurnaan dalam bidang kegiatan apapun, dari olahraga sampai ilmu pengetahuan, dari musik sampai matematika. Meskipun demikian, ada dua perbedaan penting. Berusaha keras untuk sebuah idealisme yang bertalian dengan perilaku individual lebih sulit karena ia mencakup segala sesuatu yang kita perbuat. Dipihak lain, tiap orang memiliki potensi untuk mencapai kesempurnaan-kita semua dapat mengatakan bahwa diri kita berbakat. Ada lima komitmen dasar yang ke suatu standar kepemimpinan yang lebih tinggi: membimbing kita
Kembangkan landasan bagi standar tunggal: pegang teguh nilai-nilai absolut. Milikilah idealisme: Teguhkan hati dalam menempuh perjalanan anda. Kembangkan pedoman yang akan menguatkan anda dalam perjalanan itu: teguhkan hati dalam melatih hati nurani anda. Kurangi godaan-godaan yang membawa anda keluar jalur: teguhkan iman. Bersiaplah untuk menghadapi pemeriksaan: teguhkan kemauan untuk mengurangi kerahasiaan.
Upaya ke arah tercapainya suatu standar moral tunggal amatlah sulit dalam konteks kepemimpinan adalah banyaknya penerapannya harus dilakukan di depan publik. Keberanian merupakan kualitas pribadi yang penting yang dibutuhkan untuk mempertahankan kelima komitmen diatas. Ini adalah keberanian jiwa yang dikaitkan dengan kemauan yang gigih. Kita masing-masing harus membuat komitmen untuk hidup berdasarkan standar tunggal dalam berperilaku, karena jika kita melakukannya, para pemimpin kita pun harus mengikutinya.
46
Semangat Pengabdian
Banyak diantara kita percaya bahwa memimpin adalah meraih kekuasaan. Tetapi, selama kekuasaan menguasai otak kita tentang kepemimpinan, kita tidak akan dapat bergerak maju menuju suatu standar kepemimpinan yang lebih tinggi. Kita harus menempatkan pengabdian sebagai inti; karena meskipun kekuasaan akan selalu dihubungkan dengan kepemimpinan, ia hanya memiliki satu penggunaan yang sah: pengabdian. Pentingnya pengabdian bagi kepemimpinan mempunyai sejarah yang panjang. Raja-raja zaman dahulu mengakui bahwa mereka mengabdi untuk negara dan rakyatnya, meskipun tindakantindakan mereka tidak konsisten dengan ucapan mereka. Upacara-upacara pelantikan di zaman modern bagi para petinggi negara semuanya melibatkan pengakuan akan pengabdian terhadap Tuhan, negara, dan rakyat. Para politisi merumuskan peran mereka sebagai pengabdian kepada rakyat. Dan di arena spiritual pengabdian selalu menjadi inti kepemimpinan. Pengabdian hadir dalam konteks suatu hubungan. Dalam politik, hubungan itu adalah hubungan antara para pejabat terpilih dengan para pemilihnya, di lingkungan akademik antara pengajar dan siswanya, dalam kehidupan beragama antara pemuka agama dengan umatnya. Idealnya adalah pengabdian yang tidak mementingkan diri sendiri, kita harus menganggap setiap orang sebagai diri kita sendiri dan kita tidak boleh mengharapkan imbalan. Tetapi, jika anda menunggu sampai anda dapat mengabdi tanpa motif pribadi, anda boleh menunggu sampai tua. Kepemimpinan yang berorientasi pada pengabdian tidak harus diartikan sebagai selalu menuruti kemauan orang lain. Pengabdian harus dilakukan dalam kerangka acuan nilai-nilai moral, ia harus merupakan pengabdian yang jujur. Jika kita mengikatkan diri pada pengabdian yang jujur, kita tidak harus selalu mengatakan kepada orang banyak apa yang mereka ingin dengar dari kita. Anda justru harus mengatakan kepada mereka jika anda anggap mereka salah. Sebagai pemimpin, kita harus membangun organisasi yang terikat pada pengabdian. Kita harus menciptakan kesadaran akan pengabdian, membentuk kelompok inti yang akan melatih orangorang untuk mengabdi, mengembangkan sistem untuk memberikan pengabdian, dan mengukur pengabdian itu untuk mengevaluasi kinerjanya. Tidak ada yang baru dalam tugas-tugas ini. Banyak badan usaha dan organisasi sukarela melakukan semua ini dengan sangat baik. Jika standar tunggal merupakan pondasi standar kepemimpinan yang lebih tinggi, semangat pengabdian adalah bahan untuk mendirikan struktur bangunannya.
47
Empat langkah tersebut tidak hanya menciptakan kerangka acuan bagi para pemimpin untuk melanjutkan langkah di jalan menuju pencapaian standar kepemimpinan yang lebih tinggi, tetapi juga memberikan landasan kepada organisasi untuk mendukung mereka yang telah memilih berjalan di jalan itu.
48
Menyiarkan
Sejumlah pemikiran dinyatakan oleh Elliot Jaques. Ia, seperti banyak penulis, menekankan bahwa CEO harus menyiapkan sistem nilai dan nilai-nilainya harus menyentuh segala hal yang dikerjakannya. Tanpa sebuah pemahaman yang jelas dari seseorang yang memiliki sistem nilainya, seseorang akan menjadi pecundang dan opportunis, dan tidak lagi akan mendapatkan pengikut lain. Mendiskusikan kepemimpinan CEOs dari satu konstituensi yang kritis, salah seorang karyawannya berkata: jika CEO dapat menetapkan nilai-nilai dan phylosophy yang utuh dari perusahaan, yang menjaring didalam nilai-nilai dasar sosial, dan memenuhi nilai-nilai dasar masyarakat, maka ia akan mendapatkan keseluruhan organisasinya bekerja secara efektif di dalam arah yang sama dan luas . Nilai-nilai tersebut menggerakkan kita, mengikat kita bersama, mendorong kita maju, dan secara umum membuat dunia terus berputar.
Nilai-nilai Buruk
John W. Gardner, dalam studinya tentang kepemimpinan, juga mennekankan aspek nilai-nilai dari kepemimpinan, yang terkait dengan budaya dimana nilai tersebut dioperasikan, dan katanya: Dibutuhkan kriteria-kriteria dibalik keefektifan itu. Utamanya, kita menilai pemimpinpemimpin kita dalam kerangka nilai-nilai (meskipun demikian) kerangkanya berbeda dari peradaban yang satu ke peradaban selanjutnya, dan dari satu zaman ke zaman lainnya. Dengan kata lain, menjadi pemimpin yang efektif tidak menjamin hasil-hasilnya memenuhi etika dan moral. Jadi, jika kita ingin mendapatkan macam pemimpin yang dibutuhkan sekarang, suatu penekanan yang kuat dengan meyuarakan etika dan nilai-nilai merupakan pra-syaratnya.
Kami katakan kami perlu kepemimpinan yang efektif; tetapi Hitler (sayangnya) effective.
49
Pemahaman
Tentu saja, pemahaman dari sistem nilai anda dan masyarakatnya yang cukup, adalah hanya sebagian dari potongan teka-teki (Jigsaw). Penelitian tentang budaya-budaya di dunia, Geert Hofstede menunjukkan bahwa terdapat perbedaan2 dan kesamaan2 dalam hirarki nilai. Hal ini dibangun dari latar belakan budaya (contohnya soal; pendidikan, kelahiran di masyarakat), melalui penyempitan struktur-struktur pilar (contohnya soal; perusahaan, kelompok-kelompok, dsb), dan secara khusus mengarah pada sistem nilai individu-individu (contohnya; personil).
Hofstede, yang memandang budya sebagai pemrograman mental secara kolektif memperhatikan bahwa nilai-nilai adalah inti dasar dari budaya. Dengan cara lain, tanpa pemahaman dari nilai-nilai budaya, dan sub2-budayanya secara keseluruhan, kita hampir dapat berharap pada negoasiasi yang efektif dengan ini, setidaknya mengacu ini.
Setiap budaya dibangun pada nilai-nilai (misalnya; Bushido, Etika Samurai Jepang) dengan ritualritualnya (misalnya; Seppuku, ritual pengorbanan, upacara minum the), pahlawan-pahlawan (Mushashi), dan simbol-simbol (seperti: keatian dari 47 Ronin, melambangkan penyerahan kepada tuhannya). Manakala menempatkan Keuntungan (profit) sebagai inti nilai, tanpa menerima kontekskonteksnya, maka hal ini dapat dipertanyakan, mencoba menggantikan superioritas kinerja wall street untuk sebuah inti nilai, laporan triwulanan untuk ritual, Jack Welch sebagai pahlawan, dan mempunyai Mescedes sebagai simbol dari sebuah sukses, dan analogi nya lengkap sudah. Atau, mencoba menyuburkan lingkunagn keluarga sebagai nilai, thanks giving day sebagai ritual, Ayah sebagai pahlawan, dan anak-anak yang ber-kuliah sebagai simbol. Tetapi , bagaimana kita menyeimbangkan superioritas wall street, nilai-nilai manajemen, dengan menyuburkan keluarga, nilai-nilai pekerja kita, jika Ayah kehilangan pekerjaannya?.
Dimana Saja
Nilai-nilai Dasar ini diterapkan seperti halnya mempekerjakan pekerja untuk mengerjakan usaha pemimpinnya. Setiap pekerja juga bekerja dengan lima konstituensi, dari satu tingkat ke tingkatan lainnya. Masyarakat menemukan nilai-nilai di banyak tempat, dalam bekerja, dalam agama, dalam berolahraga, dalam berkawan, dalam pelayanan umum, dalam pencapaian, dalam perjalanan. Tetapi masyarakat hanya dapat menemukan nilai-nilainya di dalam satu tempat, yaitu dalam dirinya sendiri. Nilai-nilai sesungguhnya bersama kita semua, setiap menit, dan nilai-nilai kita muncul bersama lainnya, setiap menit. Jadi sesungguhnya adalah konsistensi dan ketidak konsisten-an kita. Mungkin kesimpulannya Jika anda tidak dapat mengerti untuk apa anda berdiri, bagaimana mungkin anda mengerti perihal lainnya?. Tentu saja, ia akan lebih suka berjalan, dan tidak untuk berbicara, tindakan-tindakannya akan mengatakan semua yang in
50
Golongan Pemimpin1
(Jumat, 02 Agustus 2002) a) T: Saya ingin bertanya tentang pemimpin menurut pandangan Aa. Sebetulnya, ada berapa macam pemimpin yang ada di dunia ini? (Umarawangi, Jakarta) J: Qolbu atau hati itu ada tiga macam, yaitu qolbun maridh (hati yang sakit), qolbun mayyit (hati yang mati), dan qolbun saliim (hati yang selamat). Mengacu pada kategori tersebut, maka macam pemimpin pun ada tiga, yaitu pemimpin yang 'sakit' hatinya, pemimpin yang 'mati' hatinya, dan pemimpin yang selamat hatinya. Pemimpin yang berpenyakit hatinya selalu ingin mendapat perlakuan istimewa dari orang lain. Dia lebih mengutamakan dan mengikuti nafsunya. Salah satu penyakit yang ada pada pemimpin seperti itu adalah sombong. Dengan sombongnya dia sudah berani petantangpetenteng di hadapan orang banyak dan merajalela memberikan perintah. Sedangkan pemimpin yang mati hatinya sudah tidak bisa lagi membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dia hanya tahu bagaimana cara memuaskan nafsunya, maka segala cara akan dia lakukan. Dia akan memanfaatkan segala kesempatan dan kemudahan fasilitas yang ada demi kepuasan nafsunya. Dia tidak disukai orang-orang di sekitarnya. Seharusnya, orang semacam itu tidak boleh dijadikan pemimpin karena akan merusak negara dan bangsa dengan akhlak buruknya. Pemimpin seperti itu sungguh sangat jauh berbeda dengan pemimpin yang lebih mengutamakan akhlaknya karena hatinya selamat dari segala macam penyakit egois, merasa paling hebat, ujub, sombong, dengki, iri, serakah, suka pamer kekayaan, suka berfoya-foya, dan berbuat sia-sia. Pemimpin yang selamat hatinya akan selalu menjaga amanah dan selalu melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik. Sebetulnya pembahasan tentang masalah ini sangatlah luas. Mudah-mudahan jawaban ini dapat bermanfaat. b) T: Aa, mengapa manusia lebih cenderung punya ambisi untuk memimpin orang lain dibanding dirinya sendiri? (Adam, Jakarta). J: Begitulah manusia! Kita sebagai manusia lebih suka menuntut untuk disayangi, diperhatikan, dihormati, dan selalu minta diberi. Kita senang menuntut orang lain untuk berbuat sesuatu untuk kita, dan sebaliknya kita sendiri enggan memberikan kontribusi untuk orang lain. Sama halnya dengan seorang pemimpin yang lebih senang mencari kesalahan setiap orang tapi sayangnya dia tidak memiliki keberanian untuk melihat kekurangan dan kesalahan sendiri. Dari sinilah akan terlihat sukses atau tidaknya seseorang. Orang sukses itu adalah orang yang memiliki keterampilan untuk melihat kekurangan diri sendiri sebelum melihat kekurangan orang lain.
dipimpinnya tidak sejalan. Bagaimanakah sikap kita terhadap pemimpin yang berbeda pandangan dengan kita, apakah harus mengikutinya atau mengabaikannya? (Alisha,
Jakarta)
J: Memiliki pemimpin ideal itu memang tidak mudah dan tidak bisa begitu saja atau istilah sekarang adalah instan. Kepemimpinan itu adalah sebuah keterampilan yang bisa dimiliki oleh setiap orang sejak kecil. Tapi tidak cukup begitu saja, karena sebuah keterampilan itu harus diasah oleh ilmu agar tidak dimanfaatkan untuk hal-hal negatif atau menjadi salah kaprah. Masalah menaati atau mengabaikan itu tergantung dari ajakannya. Jika ajakannya betul, maka kita anggap itu sebagai karunia Allah SWT. Dan jika ajakannya salah, berarti itu adalah ladang amal bagi kita untuk membantu memperbaikinya. Tidak perlu kita mengadakan kudeta! Kita sebaiknya bijaksana memandang persoalan ini sebagai proses perjalanan sejarah menjadi pelajaran. Kita sebaiknya mempelajari hal yang ada, baik hal yang negatif maupun positif sebagai bekal sebuah pembinaan. Kita harus siap melahirkan generasi mendatang yang siap menjadi pemimpin bagi bangsa ini. Kita harus mulai berpikir bahwa siapapun yang ingin memimpin orang lain dengan sukses harus mampu memimpin dirinya sendiri. Jatuhnya kita sebagai suami, istri, anak, atau pemimpin dari sisi manapun adalah akibat dari tidak adanya kesanggupan serius dari kita untuk memimpin diri sendiri.
52
mahasiswa pasca sarjana pada Universitas Bina Nusantara, selain itu juga bekerja sebagai Dosen dan Staff IT di perguruan tinggi yang sama.
53
1. Integritas. Didefinisikan sebagai kualitas yang membuat seseorang mempercayai anda. Kepercayaan adalah yang terpenting, dalam membentuk hubungan pribadi. Integritas ditunjukkan dari seluruh pribadi. 2. Antusiasme. Dapat digambarkan sebagai semangat seorang pimpinan dalam mencapai tujuan bersama. 3. Kehangatan. Orang yang kaku tidak cocok menjadi pemimpin. 4. Ketenangan. Hal ini sangat diperlukan terutama dalam pengambilan keputusan, sejarahwan Romawi, Tacitus, pernah mengatakan bahwa Pertimbangan nalar yang diambil dengan tenang itulah kualitas istimewa yang dimiliki pemimpin. 5. Tegas dan adil. Kombinasi ketegasan dan keadilan telah muncul sebagai kualitas yang dituntut oleh setiap organisasi pada pimpinannya. Kecendrungan salah satu faktor penyebabnya adalah semakin dinamisnya perubahan dan untuk itu diperlukan pemimpin yang konsisten. Komponen-komponen tersebut seperti senyawa kimia yang apabila anda gunakan dengan tepat ukurannya ditambah dengan kemampuan khusus yang dibutuhkan organisasi akan menghasilkan sebuah zat yang bermamfaat dan dapat diterima oleh banyak pihak.
Jenis pemimpin
Dalam kenyataannya pun memang pemimpin dari asalnya dapat kita katagorikan dalam 2 (dua) macam, yaitu pemimpin yang dilahirkan dan pemimpin yang dibentuk oleh situasi. Pemimpin yang dilahirkan, kita bisa ambil contoh dari negara yang menganut sistem kerajaan, dimana seorang putra mahkota dilahirkan untuk menjadi seorang pimpinan. Sedangkan bagi para penganut kelompok situasional, mereka menganggap bahwa tidak ada istilah dilahirkan sebagai pimpinan, semuanya tergantung dari situasi. Mereka mengatakan bahwa tempatkanlah seseorang dalam suatu kondisi maka mungkin dia akan menjadi seorang pimpinan. Tempatkanlah dia dalam situasi lain dan mungkin dia tidak akan menjadi pimpinan. Churchill tak diragukan adalah pemimpin besar pada masa perang, namun apakah demikian juga dalam masa damai? Pada awal pemerintahan Churcill tahun 1940, W.O. Jenkins, profesor dari Amerika memuat studi tentang kepemimpinan dan dia mengatakan Kepemimpinan bersifat spesifik menurut situasi tertenu yang diamati. Satu-satunya faktor paling umum tampaknya bahwa pemimpin dalam bidang khusus perlu cenderung memiliki kemampuan di atas rata-rata atau kompentensi atau kemampuan teknis dalam bidangnya. Dalam perkataan profesor tadi kemampuan diatas rata-rata atau kompentensi atau kemampuan teknis dalam bidangnya, maka mungkin dapat kita bayangkan ada tiga macam otoritas dalam kepemimpinan, yaitu otoritas berdasarkan kedudukan atau pangkat, otoritas berdasarkan pengetahuan dan otoritas berdasarkan kepribadian. Nampaknya memang pendekatan situasional menekankan pada otoritas yang kedua. Dan memang pengalaman menunjukkan bahwa kecuali berada dalam lingkungan kerajaan, pemimpin yang baik adalah orang yang lahir dari kelompok dan diakui eksistensinya oleh kelompok tersebut. Kondisi tersebutlah yang membuat dia memiliki otoritas.
Mengendalikan Tim
Adalah suatu hal yang pasti seorang pemimpin bekerja dalam sebuah tim dimana tim memiliki tujuan bersama. Untuk menyelesaikan tugas dan mempertahankan kebersamaan kelompok secara bersama, fungsi-fungsi pokok tertentu harus dijalankan. Beberapa fungsi pokok tersebut adalah:
54
1. Menentukan Tujuan. Menentukan batasan atau mengidentifikasikan maksud, tujuan dan sasaran organisasi atau kelompok. 2. Merencanakan. Memastikan bahwa ada rencana yang disetujui semua pihak, bila mungkin untuk mencapai sasaran. Pemimpin tahu apa yang akan dicapainya, bagaimana memulainya dan bagaimana berhentinya. 3. Memberi brifing. Menjelaskan tujuan dan rencana dengan gamblang. Pepmimpin harus mampu menjawab bertanyaan yang kerap diucapkan yaitu: Mengapa kita melaksanakan dengan cara ini bukan dengan cara itu. 4. Mengontrol. Mengontrol, mengawasi dan memantau semua hal yang mengacu pada pekerjaan yang sedang berlangsung. 5. Mengevaluasi. Evaluasi ini digunakan sebagai bahan yang bermanfaat untuk memberikan feedback bagi kelompok dengan harapan memperbaiki kekurangan dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Mungkin pernah juga ada pertanyaan apa perbedaan dari bos dengan pemimpin. Satu pertanyaan yang mendasar, ada sebuah analogi mengatakan bos adalah orang yang memiliki kedudukan, berhak mengatur sumber daya baik alam maupun orang, namun belum tentu dapat diterima oleh tim yang dipimpinya, sedangkan pimpinan adalah orang yang diakui keberadaannya, memiliki otoritas karena orang secara suka rela memberikan padanya dan dia diberi tempat spesial karena kemampuannya itu. Anda bisa saja ditunjuk untuk menjadi seorang bos, tetapi anda bukan seorang pemimpin sampai kepribadian dan karakter anda, pengetahuan dan kecakapan anda dalam melaksanakan fungsifungsi kepemimpinan diakui dan diterima oleh semua orang lain yang bekerja bersama anda. Inilah perbedaan yang sangat fundamental.
55
5. Teladan. Kepemimpinan pada dirinya sendiri adalah teladan. Seorang pemimpin harus memiliki sumbangsih langsung kepada tugas umum, sehingga membuatnya memimpin dari depan. 6. Penerimaan. Anda bisa menjadi bos, namun belum menjadi pemimpin sampai penunjukan itu diterima hati dan pikiran orang yang bekerja bersama anda. Dari berbagai jenis pendekatan dan pemahaman kepemimpinan yang ada selalu memiliki tujuan akhir yaitu bagaimana menciptakan sebuah tim dengan kinerja yang tinggi, karena memang itulah hasil dari pemimpin yang baik. Tim yang memiliki kinerja tinggi itu memiliki ciriciri sebagai berikut: 1. sasaran yang realistis 2. rasa tanggung jawab bersama terhadap tujuan 3. penggunaan sumber daya sebaik mungkin 4. suasana keterbukaan 5. mengkaji kembali kemajuan yang telah dicapai 6. membangun pengalaman 7. bertahan dalam krisis Tim dengan ciriciri seperti hal diatas, dapat dibangun dengan peran aktif seorang pemimpin didalamnya. Keberhasilan dari sebuah tim lima puluh persen tergantung dari pemimpin dan lima puluh persen sisanya tergantung dari kualitas, pelatihan dan moral mereka yang bekerja bersama anda sebagai pimpinan. Satu hal yang perlu diperhatikan pimpinan sebagai usaha mawas diri adalah Prisip Peter di mana dikatakan, Keberhasil seorang pimpinan dalam satu tingkat, tidak selalu bahwa pemimpin tersebut memimpin dengan baik pada tingkat berikutnya, karena para karyawan dalam hirarki cenderung akan naik samapai dimana kompetensi (kemampuan) mereka mentok. Hal ini sangat perlu diperhatikan seorang bos supaya dapat menjadi pimpinan, karena kepemimpinan merupakan peran kunci dalam setiap organisasi.
56
Kriteria Kepemimpinan
Oleh: EMHA Ainun Nadjib (Minggu, 17 Juni 2001)
Dalam terminologi yang sederhana, wacana utama kriteria kepemimpinan sekurang-kurangnya harus melingkupi tiga dimensi: kebersihan hati, kecerdasan pikiran, serta keberanian mental. Jika pemimpin hanya memiliki kebersihan hati saja, misalnya, tanpa didukung kecerdasan intelektual dan keberanian, maka kepemimpinannya bisa gampang stagnan. Begitu pula sebaliknya. Jika pemimpin hanya memiliki kecerdasan belaka tanpa didukung kebersihan hati dan keberanian, maka jadinya seperti di 'menara gading' alias monumen yang bukan hanya tanpa makna, tapi juga nggangguin kehidupan rakyatnya. Apalagi, jika pemimpin hanya memiliki keberanian saja tanpa kebersihan hati dan kecerdasan, maka akan menjadikan keadaan semakin kacau dan buruk. Sebenarnya, kriteria kepemimpinan sama persis dengan kriteria manusia biasa atau orang kebanyakan, Kalau omong tentang pemimpin, sebaiknya jangan muluk-muluk. Berpikir sederhana saja. Misalnya. syarat menjadi suami. Pertama, harus manusia. Kedua, harus laki-laki. Baru yang ketiga, keempat, dan seterusnya. Syarat suami harus manusia itu banyak tak diperhatikan orang, padahal jelas banyak suami berlaku seperti ia bukan manusia. Bertindak hewaniah kepada istrinya, juga kepada orang lain. Bukankah menjadi manusia itu sendiri saja sudah sedemikian sukarnya? Kenapa kita punya spontanitas untuk mentertawakan dan meremehkan bahwa syarat menjadi suami itu harus manusia? Jadi, syarat menjadi Presiden atau Lurah itu ya sederhana saja: harus manusia. Sebab ratusan juta rakyat di muka bumi sengsara dalam berbagai era sejarahnya, gara-gara pemimpin negaranya berlaku tidak sebagaimana manusia, padahal semua orang sudah menyepakati bahwa ia manusia. Bukankah perilaku kebinatangan itu sebenarnya peristiwa jamak dan 'rutin' dalam konstelasi perpolitikan dan kekuasaan? Juga persaingan ekonomi? Dulu saya bangga hanya ada istilah political animal dan economic animal, tidak ada cultural animal. Saya bersombong yang punya kecenderungan kebinatangan hanya pelaku politik dan ekonomi, kebudayaan tidak. Tapi ternyata itu salah. Cultural animal juga bukan main banyaknya. Termasuk di bidang kesenian, hiburan, informatika dll. Mungkin sekali termasuk saya sendiri. Kemudian syarat menjadi suami yang kedua adalah harus laki-laki. Ternyata banyak suami berlaku tidak laki-laki. Ia jantan ketika di ranjang, tapi tidak dalam mekanisme politik rumah tangga, tidak di dalam pergaulan. Betapa banyaknya lelaki yang ternyata betina, yang berlaku tidak fair, curang, culas, suka mengincar, menyuruh bikin kerusuhan supaya nanti dia yang jadi pahlawan, merancang membakar gedung parlemen supaya bisa bikin dekrit, dan lain sebagainya. Meskipun, dari sudut ideologi pembelaan kaum perempuan, saya tidak mantap dengan etimologi dan filosofi kebahasaan kita. Kenapa orang yang jujur kita sebut jantan, yang pengecut kita sebut betina atau perempuan. Bukankah kejantanan yang dimaksud di situ bisa juga dilakukan oleh wanita? Bisa saja ada lelaki betina dan perempuan jantan. Jadi yang dimaksud pemimpin harus laki-laki bukan dalam pengertian fisik, melainkan dalam pengertian kepribadian. Tolonglah ada gugatan kepada Pusat Bahasa.
57
Modul 4
Topik: Pengorganisasian Masyarakat
Peserta memahami dan menyadari: 1. Konsep pengorganisasian masyarakat 2. Prinsip-prinsip pengorganisasian masyarakat 3. Pengertian dan ciri-ciri pengorganisasian masyarakat 4. Pengorganisasian masyarakat sebagai proses penyadaran kritis
Kegiatan 1: Permainan dan diskusi makna pengorganisasian masyarakat Kegiatan 2: Diskusi alasan masyarakat berirganisasi Kegiatan 3: Diskusi prinsip dan cara masyarakat berorganisasi Kegiatan 4: Ceramah dan diskusi organisasi masyarakat warga
4 Jpl (180)
Bahan Bacaan: 1. Pengorganisasian Masyarakat 2. Pengorganisasaian Maysarakat (Beberapa Pengertian) 3. Organisasi Masyarakat Warga
Kerta Plano Kuda-kuda untuk Flip-chart LCD Metaplan Papan Tulis dengan perlengkapannya Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
58
3) Mintalah beberapa peserta yang berbadan besar dan kuat untuk maju kedepan dan berdiri berjajar sebagai tembok dan mintalah beberapa peserta yang berbadan kecil atau lemah, dapat juga perempuan untuk maju ke depan dan berperan sebagai bulldozer untuk merobohkan tembok sedangkan sisanya menjadi pengamat untuk mencatat apa yang sebenarnya terjadi. Tentu saja bulldozer tersebut tidak dapat merobohkan tembok yang sangat kokoh. 4) Kemudian mintalah kepada pemain bulldozer untuk mencari tambahan beberapa teman dan kemudian mereka harus bekerja tanpa komunikasi sehingga bekerja secara acak atau tidak terorganisasi misalnya satu mendorong dari depan yang lain dari belakang, yang lain dari kiri dan yang lain lagi dari kanan sehingga tetap tidak mampu merobohkan tembok atau masingmasing mendorong tanpa aba-aba sehingga tidak terjadi sinergi. 5) Kemudian mintalah mereka untuk bekerja secara terorganisasi dengan aba-aba, sudut dorongan terarah, dsb, sehingga tembok roboh. 6) Belajar dari peristiwa tersebut mintalah para pengamat berunding untuk merumuskan apa sebenarnya makna pengorganisasian masyarakat 7) Kemudian setelah kelompok pengamat sepakat dengan makna pengorganisasian masyarakat ajaklah peserta untuk melakukan diskusi kelas dan menyimpulkan bahwa pengorganisasian masyarakat berarti: membangun masyarakat yang berorganisasi, masyarakat yang mampu melakukan sesuatu secara terorganisasi, masyarakat yang mampu menggalang potensi bersama, masyarakat yang mampu bersinergi untuk menyelesaikan persoalan yang tidak dapat dilakukan oleh masing-masing anggota
59
60
Hakekat pengorganisasian masyarakat adalah: Membangun kesadaran kritis masyarakat akan kondisi dan persoalan yang harus ditanggulangi bersama sehingga membangkitkan kebutuhan untuk berorganisasi menggalang potensi untuk memperbaiki dan mengembangkan tatanan sosial yang lebih dinamik dan tanggap menghadapi berbagai perubahan. Membangun komunitas yang bukan hanya sekedar suatu badan hukum (legal entity) tetapi lebih merupakan himpunan antar pribadi yang saling berinteraksi dan memiliki keterikatan atau kesaling-bergantungan dan yang berakar pada suatu tatanan budaya setempat. Membangun potensi dan kapasitas suatu kelompok masyarakat (empowerment) agar mereka mampu secara aktif berpartisipasi dalam pembangunan sehingga pada gilirannya akan mampu melakukan manajemen komunitas (community management) terhadap lingkungan.hidupnya
Cara masyarakat membangun organisasi, adalah: Menyepakati kebutuhan bersama Menyepakati pola-pola pengambilan keputusan Menyepakati pola-pola kepemimpinan yang representatif Memilih pemimpin Melakukan perencanaan partisipatif sebagai bagian integral pengorganisasian masyarakat untuk menyepakati apa-apa yang akan dilakukan bersama Melaksanakan hasil perencanaan partisipatif Kaji ulang langkah-langkah yang sudah dilakukan sebagai proses pengendapan (mengubah pengalaman nyata menjadi pengalaman mental)
61
Apakah sifat dasar dari organisasi masyarakat warga (omw)? Bolehkah saya didalam organisasi masyarakat warga membawa jabatan saya? Apakah arti posisi omw di luar institusi pemerintah, militer, agama, pekerjaan dan keluarga? 5) Mintalah tiap kelompok kemudian menyajikan hasil diskusi masing-masing dan luruskan bila ada yg kurang tepat.
62
LK-Pengorganisasian Masyarakat-1 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan Permainan dan Diskusi Makna Pengorganisasian Masyarakat
Lima peserta yang berbadan besar dan kuat maju ke depan kelas serta berdiri berjajar. Kelima peserta ini kemudian harus berperan sebagai tembok yang kokoh yang tidak mudah roboh oleh bulldozer. Lima peserta yang kecil dan lemah dapat juga perempuan maju ke depan kelas dan berperan sebagai bulldozer untuk merobotkan tembok tersebut tanpa komunikasi sebelumnya diantara mereka. Tembok tidak robot dan tiga orang tambahan maju membantu bulldozer mendorong tembok secara tidak terorganisasi (misalnya ada yang dari kiri dan ada yang dari kanan, dsb) dan tembok tetap tidak roboh. Berundinglah untuk merobohkan tembok secara sistematik dan terorganisasi, misalnya sebagian demi sebagian dirobohkan dan ada yang mendorong dan ada yang memberi-abaaba sehingga terjadi sinergi tenaga dan tembok roboh
63
LK-Pengorganisasian Masyarakat-2 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan Diskusi Alasan Masyarakat Berorganisasi
Peserta membagi diri menjadi beberapa kelompok terdiri 5 s/d 7 orang, kemudian tiap kelompok mencoba mendiskusi pertanyaan di bawah ini: Setelah melihat permainan terdahulu, mengapa masyarakat berorganisasi atau perlu berorganisasi?
LK-Pengorganisasian Masyarakat-3 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan Prinsip dan Cara Masyarakat Berorganisasi
Kelompok A
Coba diskusikan dalam kelompok masing-masing apakah prinsip-prinsip pengorganisasian masyarakat dan kemudian tuliskan jawaban kelompok di atas kertas plano yang telah disiapkan.
Kelompok B
Coba diskusikan dalam kelompok masing-masing bagaimana caranya masyarakat membangun organisasi dan kemudian tuliskan jawaban kelompok di atas kertas plano yang telah disediakan.
64
LK-Pengorganisasian Masyarakat-4 Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan Ceramah dan Diskusi Organisasi Masyarakat Warga
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok terdiri dari 5 s/d 7 orang dan kemudian tiap kelompok harus mendiskusikan hal tersebut di bawah ini, Bila telah sepakat maka tulislah jawaban kelompok ke atas kertas plano yang telah disiapkan. Setelah mendengarkan ceramah sebelumnya sekarang coba uraikan dgn kata-kata sendiri mengenai hal-hal yang ditanyakan di bawah ini. Apakah organisasi masyarakat warga (omw)? Apakah sifat dasar dari organisasi masyarakat warga (omw)? Bolehkah saya didalam organisasi masyarakat warga membawa jabatan saya? Apakah arti posisi omw di luar institusi pemerintah, militer, agama, pekerjaan dan keluarga?
65
Slide 3
Slide 4
66
Slide 5
Slide 6
Slide 7
Slide 8
Slide 9
Slide 10
67
Slide 11
Slide 12
Slide 13
Slide 14
Slide 15
Slide 16
68
Slide 17
Slide 18
Slide 19
Slide 20
Slide 21
Slide 22
69
Slide 23
Slide 24
Slide 25
Slide 26
Slide 27
Slide 28
70
Slide 29
Slide 30
Slide 31
Slide 32
Slide 33
71
Pengorganisasian Masyarakat
Oleh: Parwoto, 2000
Pengertian
Dalam kehidupan sehari-hari makin jelas bahwa pengertian pengorganisasian masyarakat (community organization) telah banyak disalah-artikan dan dimanipulasikan serta seringkali juga dikecilkan artinya sehingga hanya terbatas pada membentuk organisasi atau badan hukum, jadi lebih ditekankan pada fisik organisasi sebagai bentuk akhir dari upaya pengorganisasian masyarakat. Dalam makalah ini pengorganisasian masyarakat mencakup hal-hal yang lebih luas dan bersifat langkah-langkah penyadaran masyarakat terhadap kondisi dan permasalahan yang dihadapi dan kebutuhan menggalang potensi untuk memperbaiki dan mengembangkan tatanan kemasyarakatan dalam rangka membangun komunitas yang ada agar lebih peka dan tanggap serta mampu
72
menjawab perubahan yang terjadi. Ini berarti komunitas yang terbentuk melalui proses pengorganisasian masyarakat ini akan merupakan komunitas yang dinamik dan mampu menjawab berbagai perubahan yang terjadi baik dari dalam maupun dari luar. Dengan demikian suatu komunitas bukan hanya sekedar suatu badan hukum (legal entity) tetapi lebih merupakan himpunan antar pribadi yang saling berinteraksi dan memiliki keterikatan atau kesaling-bergantungan dan yang berakar pada suatu tatanan budaya setempat. Pengorganisasian masyarakat ini juga merupakan bagian dari proses membangun potensi dan kapasitas suatu kelompok masyarakat (empowerment) agar mereka mampu secara aktif berpartisipasi dalam pembangunan sehingga pada gilirannya akan mampu melakukan manajemen komunitas (community management) terhadap lingkungan.hidupnya.
73
RENDAH
P E N G A R U H
R E N D A H
74
5. Fleksibel Disamping kreatif seorang organisator masyarakat juga dituntut fleksibel. Artinya seorang organisator harus mampu menyesuaikan diri dan rencananya dengan situasi nyata di lapangan. Perlu dibedakan antara fleksibel dan oportunis. Fleksibel adalah penyesuaian (adaptasi) ke suatu situasi agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan sedangkan oportunis tidak punya tujuan.
Pengertian
Pengertian partisipasi ini juga telah mengalami berbagai penyimpangan sehingga lebih mendekati apa yang sering disebut sebagai mobilisasi atau malah sering kali diartikan sebagai rekayasa sosial dimana masyarakat tetap saja didudukkan sebagai obyek pembangunan. Beberapa pengertian partisipasi yang dapat dipakai sebagai acuan adalah sebagai berikut: Pelibatan diri pada suatu tekad yang telah menjadi kesepakatan bersama (Hasan Poerbo) a) Voluntary involvement of people in making & implementing decisions directly affecting their lives, .(UNCHS, 1991)
Pelibatan secara suka rela oleh masyarakat dalam pengambilan dan pelaksanaan keputusan yang langsung menyangkut hidup mereka
b) A voluntary process by which people including the disadvantaged (income, gender,ethnicity, education) influence or control the decisions that affect them (Deepa Narayan, 1995) Suatu proses yang wajar dimana masyarakat termasuk yang kurang beruntung (penghasilan, gender, suku, pendidikan) mempengaruhi atau mengendalikan pengambilan keputusan yang langsung menyangkut hidup mereka
Ciri-ciri partisipasi
Partisipasi masyarakat selalu memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini: a) Bersifat proaktif dan bukan reaktif artinya masyarakat ikut menalar baru bertindak. b) Ada kesepakatan yang dilakukan oleh semua yang terlibat c) Ada tindakan yang mengisi kesepakatan tersebut d) Ada pembagian kewenangan dan tanggung jawab dalam kedudukan yang setara
Jenjang partisipasi
Ibu Sherry Arntein, seorang sosiolog mencoba membuat jenjang partisipasi dalam delapan jenjang, dimana tingkat terendah adalah manipulasi atau rekayasa sosial dan yang tertinggi adalah bila terjadi kontrol sosial atau pengendalian oleh masyarakat. Kemudian delapan jenjang tersebut dikelompokkan lagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut ini Kelompok yang paling rendah adalah: Non Partisipasi Termasuk didalamnya secara berjenjang mulai dari yang terendah adalah:
75
a) Manipulasi/rekayasa sosial, yaitu pendekatan yang mendudukkan masyarakat sebagai obyek pembangunan dan dimanipulasi agar sesuai dengan harapan/program yang telah dirumuskan oleh pengambil keputusan (pemerintah) b) Terapi, yaitu pendekatan yang mendudukkan masyarakat sebagai pihak yang tidak tahu apaapa (orang sakit) dan harus percaya terhadap apa yang diputuskan oleh pemerintah (dokter) Kelompok menengah adalah yang memiliki Kadar Hadiah (tokenism) Termasuk didalamnya secara berjenjang mulai dari yang terendah adalah: c) Informasi, yaitu pendekatan pembangunan dengan pemberian informasi akan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah seperti pemasyarakatan program, dll d) Konsultasi, yaitu pendekatan pembangunan dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berkonsultansi mengenai apa yang akan dilakukan oleh pemerintah di lokasi yang bersangkutan e) Penenteraman, yaitu pendekatan pembangunan dengan misalnya merekrut tokoh-tokoh masyarakat untuk duduk dalam panitia pembangunan sebagai upaya menenteramkan masyarakat tetapi keputusan tetap ditangan pemerintah. Ketiga pendekatan ini tetap mendudukkan masyarakat sebagai obyek dimana kewenangan pengambilan keputusan tetap berada di tangan pemerintah. Kelompok tertinggi adalah yang memiliki Kadar Kedaulatan Rakyat Termasuk didalamnya secara berjenjang mulai dari yang terendah adalah: f) Kerjasama, yaitu pendekatan pembangunan yang mendudukkan masyarakat sebagai mitra pembangunan yang setara sehingga keputusan dimusyawarahkan dan diputuskan bersama
g) Pendelegasian, yaitu pendekatan pembangunan yang memberikan kewenangan penuh kepada masyarakat untuk mengambil keputusan yang langsung menyangkut kehidupan mereka. h) Kontrol sosial, yaitu pendekatan pembangunan dimana keputusan tertinggi dan pengendalian ada di tangan masyarakat. Kesimpulannya partisipasi baru benar-benar terjadi bila memiliki kadar kedaulatan rakyat yang cukup dan kadar kedaulatan rakyat tertinggi adalah terjadinya kontrol sosial (social control/citizen control) dimana keputusan penting dan pengendalian pembangunan ada di tangan rakyat.
76
SINERGI
Pengertian
Secara umum sinergi diratikan bila hasil kerjasama lebih banyak dibanding dengan penjumlahan hasil masing-masing Sinergi juga merupakan suatu proses, jadi bukan sekedar kerja sesaat, untuk mewujudkan alternatif ketiga sehingga akan terjadi budaya kerjasama yang kreatif.
Ciri-ciri sinergi
Sinergi selalu memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Berorientasi pada hasil bersama b) Punya tujuan bersama c) Mengembangkan berbagai alternatif ketiga d) Kerjasama secara kreatif, e) Merupakan proses Untuk memperjelas pengertian sinergi dapat dilihat juga apa yang bukan sinergi sebagai berikut ini a) Bukan sekedar sumbang saran b) Bukan teknik berunding c) Bukan menyerah terhadap pendapat pihak lain d) Bukan persaingan/teknik bersaing
77
KEMANDIRIAN
Pengertian
Meskipun sudah berkali-kali digunakan tetapi ternyata pengertian kemandirian masih sulit dijelaskan. Sering kali kemandirian diartikan situasi dimana seseorang/suatu komunitas mampu mengurus dirinya/mereka sendiri. Dengan kata lain suatu komunitas disebut mandiri bila dapat menjadi programer bagi diri mereka sendiri, artinya sadar akan berbagai ; persoalan yang dihadapi, kelemahan, kekuatan dan peluang yang dimiliki serta mampu menyusun program untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi, mengatasi berbagai kelemahan yang dimiliki dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki.
Jenjang Kemandirian
Jenjang kemandirian ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 3 tahapan sebagai berikut: a) Tahap: Tergantung (dependent) Suatu kondisi masyarakat yang belum mandiri; merasa tergantung pihak lain sangat reaktif, tidak mengenal diri/komunitasnya selalu menyalahkan pihak lain, tidak bertanggung jawab atas perbuatan/tindakan mereka
b) Tahap: Mandiri Suatu kondisi masyarakat yang sudah mandiri tidak tergantung pihak lain, proaktif, mengenal diri/komunitasnya dengan baik mampu mengambil inisiatif/prakarsa, bertanggung jawab atas perbuatan/tindakan mereka mampu mengelola organisasi dan program-program mereka
c) Tahap: Kesaling-bergantungan Suatu kondisi masyarakat yang tidak saja mampu mengurus komunitasnya tetapi juga mampu mendudukkan komunitasnya sebagai bagian integral dari komunitas-komunitas lain yang harus saling melayani untuk kemajuan bersama. Kegagalan komunitas yang lain merupakan kegagalan seluruh sistem dimana komunitasnya hidup (konsep hadir di tengah masyarakat). Komunitas pada tingkat ini akan memiliki kemampuan untuk mengelola jaringan/jaring kerja (networking) dan menciptakan sinergi untuk kemajuan bersama
78
PEMBANGUNAN PARTISIPATIF
Sebagai Bagian Integral Dari Pengorganisasian Masyarakat
Pengertian
Dalam upaya membangun kesadaran suatu komunitas/masyarakat dan sekaligus menata kembali tatanan sosial yang ada maka metoda yang sangat efefktif adalah pembangunan pertisipatif, yaitu pembangunan yang secara langsung melibatkan semua pihak yang terkait dalam proses pengambilan dan pelaksanaan keputusan dengan tetap mendudukkan komunitas/masyarakat pemanfaat sebagai pelaku utama, artinya keptusan-keputusan penting yang langsung menyangkut hidup mereka sepenuhnya ada di tangan komunitas/masyarakat. Pembangunan partisipatoris ini merupakan model pembangunan yang melibatkan komunitas pemanfaat sebagai pelaku utama untuk secara aktif mengambil langkah langkah penting yang dibutuhkan untuk memperbaiki hidup mereka. Pembangunan partisipatoris ini juga merupakan koreksi dan sekaligus model pembangunan yang memadukan dua ancangan yaitu ancangan dari atas, dimana keputusan-keputusan dirumuskan dari atas dan ancangan dari bawah, yang menekankan keputusan di tangan masyarakat yang keduaduanya memiliki kelemahan masing-masing. Dengan kata lain pembangunan partisipatoris tidak berarti meniadakan peran pelaku luar; ahli, pemerintah, dll tetapi mendudukkan merepa sebagai fasilitator dan katalis dalam suatu proses yang sepenuhnya dikendalikan oleh komunitas/masyarakat pemanfaat Pembangunan partisipatoris ini mengembangkan ancangan ketiga dengan cara menggabungkan keuntungan dan membuang kerugian masing-masing ancangan ; top down dan bottom up sehingga diperoleh ancangan ketiga yang disebut ancangan partisipatoris yang mempertemukan gagasan makro yang bersifat "top down" dengan gagasan mikro yang kontektual dan bersifat "bottom up". Ancangan ini memungkinkan dilakukannya perencanaan program yang dikembangkan dari bawah dengan masukan dari atas. Pola pembangunan dengan "ancangan partisipatoris" disebut pembangunan partisipatoris, yang akan menghasilkan pembangunan "mikro" yang tidak terlepas dari konteks "makro". Yang perlu diperhatikan dalam pola pembangunan partisipatoris ini peran pelaku eksternal bukan untuk mengambil alih pengambilan keputusan melainkan untuk menunjukkan konsekuensi dari tiap keputusan yang diambil masyarakat, dengan kata lain menjadi "fasilitator" dalam proses pengambilan keputusan sehingga keputusan yang diambil akan rasional. Dalam pembangunan partisipatoris, tiap tahapan pembangunan, mulai dari pengenalan persoalan dan perumusan kebutuhan, perencanaan dan pemrograman, pelaksanaan, pengoperasian dan pemeliharaan merupakan kesepakatan bersama antar pelaku pembangunan yang terlibat (pemerintah, swasta dan masyarakat), dimana seluruh proses pembangunan sekaligus merupakan proses belajar bagi tiap pihak yang terlibat. Pemerintah dalam hal ini bertindak sebagai "katalis pembangunan" dan masyarakat sebagai "klien" yang diberdayakan dan difasilitasi agar mampu berperan sebagai "pelaku utama" untuk memecahkan persoalan mereka melalui hasil kerja mereka sendiri.
Masyarakat aktif mengambil sikap dan tindakan untuk mengatasi persoalan tersebut serta menentukan cara menangani persoalan tersebut
79
Pelaku eksternal (Katalis Pembangunan) bersama masyarakat menetapkan sumber-daya yang dapat dialokasikan untuk memecahkan persoalan tersebut Pelaku eksternal (Katalis Pembangunan) bersama masyarakat memutuskan rencana dan program pelaksanaan untuk mencapai tujuan pemecahan persoalan tersebut di atas. Pelaku eksternal (Katalis Pembangunan) lebih menekankan pada upaya untuk mendorong masyarakat mengembangkan diri sendiri untuk mampu mengambil keputusan yang rasional, dan merencanakan perbaikan masa depan mereka melalui tata organisasi yang berakar dalam masyarakat. Pembangunan lebih efektif dan efisien dalam penggunaan sumber daya secara terpadu baik dari masyarakat maupun pemerintah atau pihak lain yang terlibat, sehingga dengan alokasi yang relatif sama dapat menjangkau lebih luas Pembangunan lebih menyentuh masyarakat tetapi sesuai dengan rencana makro oleh sebab adanya masukan dari pelaku eksternal (pemerintah atau profesional) Masyarakat sadar akan persoalan yang mereka hadapi dan potensi yang mereka miliki Masyarakat lebih bertanggung pemanfaatan hasil pembangunan. jawab atas keberhasilan pembangunan dan antara pembangunan, dengan anggota dan
Kelebihan
Masyarakat saling belajar dalam proses seperjuangan/senasib dan dengan para profesional Tumbuhnya solidaritas dengan pihak lain antar anggota
rekan-rekan masyarakat
masyarakat
Tumbuhnya masyarakat mandiri, yang mampu mengambil keputusan-keputusan untuk menentukan masa depan mereka. Tumbuhnya organisasi yang berakar pada masyarakat sebagai wadah yang mampu menjamin keberlanjutan pertumbuhan yang organik Diperlukan perubahan sikap dari pihak pemerintah dan para dari provider menjadi enabler yang sering kali membutuhkan waktu lama. Tata administrasi proyek pemerintah sering tidak mendukung Diperlukan unsur pendamping yang kaum awam sebagai penyandang proyek profesional untuk mengisi kelemahan profesional
Kekurangan
80
Pengorganisasian Masyarakat
(Beberapa Pengertian) Marnia Nes Pembangunan yang dilaksanakan dalam jaman orde baru hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi. Bila dilihat dari angka-angka pertumbuhan ekonomi, memang hasilnya akan sangat memuaskan. Namun bila dilihat dari aspek pemerataan maka pertumbuhan ekonomi sebenarnya hanya dinikmati oleh segelintir atau sekelompok orang. Salah satu dampak dari pembangunan yang diutamakan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi adalah srmakin terpinggirkannya peran masyarakat dalam berbagai aspek seperti sosial budaya, ekonomi dan politik. Peran negara dalam hal ini diwakili oleh berbagai lembaga negara sangat dominan dengan alasan untuk menjaga ketertiban politik. Pemilik modaldengan dukungan dari penguasa-diberi keleluasaan untuk melakukan eksploitasi terhadap sumberdaya yang ada. Ketimpangan, ketidakadilan dan kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh penguasa dan pengusaha terhadap masyarakat mendorong berbagai elemen yang memiliki keberpihakan pada masyarakat lapisan bawah untuk melakukan berbagai aktifitas dengan tujuan untuk memberdayakan masyarakat masyarakat dalam berhubungan dengan para penguasa maupun pengusaha. Definisi Pengorganisasian Masyarakat Menurut Dave Beckwith dan Cristina Lopes pengorganisasian masyarakat merupakan proses pembangunan kekuatan dengan melibatkan konstituen sebanyak mungkin melalui proses menemukenali ancaman yang ada secara bersama-sama, menemukenali penyelesaian-penyelesaian yang diinginkan terhadap ancaman-ancaman yang ada; menemukenali orang dan struktur, birokrasi, perangkat yang ada agar proses penyelesaian yang dipilih menjadi mungkin dilakukan, menyusun sasaran yang harus dicapai, dan membangun sebuah institusi yang secara demokratis diawasi oleh seluruh konstituen sehingga mampu mengembangkan kapasitas untuk menangani ancaman dan menampung semua keinginan dan kekuatan konstituen yang ada. Jadi pengorganisasian masyarakat bukan hanya sekedar melakukan pengerahan masyarakat untuk mencapai sesuatu kepentingan semata, namun suatu proses pembangunan organisasi masyarakat yang dilaksanakan dengan jalan mencari penyelesaian secara bersama pula yang didasarkan pada potensi yang ada dalam masyarakat. Pemberdayaan masyarakat? masyarakat: Pengembangan masyarakat atau pengorganisasian
Pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai pihak secara garis besar dapat dibagi dalam dua kelompok besar. Yaitu menggunakan konsep CO (Community Organizing) dan konsep CD (Community Development). Pengorganisasian masyarakat atau CO adalah program pengembangan masyarakat yang mengutamakan pembangunan kesadaran kritis dan penggalian potensi pengetahuan lokal masyarakat. Pengorganisasian masyarakat mengutamakan pengembangan masyarakat berdasarkan dialog atau musyawarah yang demokratis.
81
Usulan komunitas merupakan sumber utama gagasan yang harus ditindaklanjuti secara kritis, sehingga partisipasi masyarakat dalam merencanakan, membuat keputusan dan melaksanakan program merupakan tonggak yang sangat penting. Pengorganisasian masyarakat bergerak dengan cara menggalang masyarakat kedalam suatu organisasi yang mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Suara dan kepentingan masyarakat lebih utama daripada kepentingan kaum elit. Pengorganisasian masyarakat juga memaklumi arti penting pembangunan sarana-sarana fisik yang dapat menunjang kemajuan masyarakat, namun titik tekan pembangunan itu ialah pengembangan kesadaran masyarakat sehingga mampu mengelola potensi sumberdaya mereka. Secara umum, metode yang dipergunakan dalam pengorganisasian masyarakat adalah penumbuhan kesadaran kritis, partisipasi aktif, pendidikan berkelanjutan, pembentukan dan penguatan pengorganisasian masyarakat. Semua itu bertujuan untuk melakukan transformasi sistem sosial yang dipandang menghisap masyarakat dan menindas (represif). Tujuan pokok pengorganisasian masyarakat adalah membentuk suatu tatanan masyarakat yang beradab dan berperikemanusiaan (civil society) yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis, adil, terbuka, berkesejahteraan ekonomis, politik dan budaya. Pengembangan masyarakat atau CD adalah pengembangan yang lebih mengutamakan sifat fisik masyarakat. CD mengutamakan pembangunan dan perbaikan atau pembuatan sarana-sarana sosial ekonomi masyarakat. Misalnya; pelatihan mengenai gizi, penyuluhan KB, bantuan hibah, bantuan sekolah dan sebagainya. Dengan demikian, peningkatan pengetahuan, keterampilan dan penggalian potensi-potensi sosial ekonomi yang ada lebih diutamakan untuk mensukseskan target yang telah ditetapkan pihak luar. Prinsip-prinsip pengorganisasian masyarakat Berangkat dari definisi dan pengertian pengorganisasian masyarakat, agar tujuannya dapat terwujud dan tidak keluar dari kerangka kerja pengorganisasian masyarakat maka ada prinsipprinsip yang harus diperhatikan, yaitu:
selama ini selalu dipinggirkan, sehingga yang menjadi basis pengorganisasian adalah masyarakat kelas bawah, tanpa mempunyai prioritas keberpihakan terhadap masyarakat kelas bawah seringkali pengorganisasian yang dilakukan terjebak pada kepentingan kelas menengah dan elit dalam masyarakat.
Pendekatan holistik. Pengorganisasian masyarakat harus melihat permasalahan yang ada dalam
masyarakat secara utuh dan tidak sepotong-sepotong, misalnya; hanya melihat aspek ekonomi saja, tetapi harusdilihat dari berbagai aspek sehingga pengorganisasian yang dilaksanakan untuk mengatasi berbagai aspek dalam masyarakat.
Pemberdayaan. Muara dari pengorganisasian masyarakat adalah agar masyarakat berdaya dalam menghadapi pihak-pihak di luar komunitas (pelaku pembangunan lain; pemerintah, swasta atau lingkungan lain pasar, politik, dsb), yang pada akhirnya posisi tawar masyarakat meningkat dalam ber hubungan dengan pemerintah dan swasta. HAM. Kerja-kerja pengorganisasian masyarakat tidak boleh bertentangan dengan HAM. Kemandirian. Pelaksanaan pengorganisasian masyarakat harus ditumpukan pada potensi yang ada dalam masyarakat, sehingga penggalian keswadayaan masyarakat mutlak diperlukan. Dengan demikian apabila ada faktor luar yang akan terlibat lebih merupakan stimulan yang akan mempercepat proses perubahan yang dikehendaki. Apabila hal kemandirian tidak bisa diwujudkan, makaketergantungan terhadap faktor luar dalam proses pengorganisasian masyarakat menjadi signifikan. Kemandirian menjadi sangat penting karena perubahan dalam masyarakat hanya bisa terjadi dari masyarakat itu sendiri.
82
apabila tujuannya adalah untuk meningkatkan posisi tawar masyarakat, oleh sebab itulah dalam melaksanakan pengorganisasian masyarakat harus mampu memunculkan kader-kader masyarakat dan pengorganisasi lokal, karena merekalah yang akan terus mengembangkan pengorganisasian yang sudah jalan sehingga kegiatan ini terjamin keberlanjutannya.
masyarakat hanya dijadikan alat untuk legitimasi dari kepentingan kelompok dan elit. Kondisi semacam ini tercermin dari kegiatan pengerahan masyarakat untuk mencapai kepentingankepentingan sesaat, oleh sebab itulah dalam pengorganisasian masyarakat harus diupayakan keterlibatan semua pihak terutama masyarakat kelas bawah. Partisipasi yang diharapkan adalah partisipasi aktif dari anggota sehingga akan melahirkan perasaan memiliki dari organisasi yang akan dibangun.
Partisipatif. Salah satu budaya yang dilahirkan oleh Orde Baru adalah budaya bisu dimana
Keterbukaan. Sejak awal dalam pengorganisasian masyarakat harus diupayakan keterbukaan dari semua pihak, sehingga bisa dihindari intrik dan provokasi yang akan merusak tatanan yang telah dibangun. Pengalaman yang ada justru persoalan keterbukaan inilah yang banyak menyebabkan perpecahan dan pembusukan dalam organisasi masyarakat yang telah dibangun. Tanpa kekerasan. Kekerasan yang dilakukan akan menimbulkan kekerasan yang lain dan pada
akhirnya menjurus pada anarkhisme, sehingga diupayakan dalam berbagai hal dalam pengorganisasian masyarakat harus mampu menghindari bentuk-bentuk kekerasan baik fisik maupun psikologi dengan demikian proses yang dilakukan bisa menarik simpati dan dukungan dari berbagai kalangan dalam melakukan perubahan yang akan dilaksanakan. secara terus menerus, sehingga semakin lama kegiatan yang dilaksanakan akan mengalami peningkatan baik secara kuantitas dan terutama kualitas, karena proses yang dijalankan akan belajar dari pengalaman yang telah dilakukan dan berupaya untuk selalu memperbaikinya.
Kesetaraan. Budaya yang sangat menghambat perubahan masyarakat adalah tinggalan budaya feodal. Oleh sebab itu pembongkaran budaya semacam ini bisa dimulai dengan kesetaraan semua pihak, sehingga tidak ada yang merasa lebih tinggi (superior) dan merasa lebih rendah (inferior), dengan demikian juga merupakan pendidikan bagi kalangan kelas bawah untuk bisa memandang secara sama kepada kelompok-kelompok lain yang ada dalam masyarakat, terutama dalam berhubungan dengan pemerintah dan swasta.
83
Masyarakat Warga Beragam definisi tentang masyarakat warga (civil society) banyak ditemui dalam buku-buku dan literatur yang membahasnya. Menurut Alexis de Tocqueville masyarakat warga merupakan wilayah kehidupan sosial yang terorganisasikan dan bercirikan antara lain: kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self-generating), dan keswadayaan (self-supporting), dan punya kemandirian yang tinggi bila berhadapan dengan negara, serta punya ketertarikan dengan norma-norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti. Sebagai sebuah ruang politik, masyarakat warga merupakan suatu tempat yang menjamin berlangsungnya perilaku, tindakan dan refleksi mandiri, serta tidak terkungkung oleh kondisi kehidupan material, dan yang paling penting ia tidak didalam jaringan kelembagaan politik resmi (negara). Didalamnya tersirat pentingnya suatu ruang publik yang bebas, tempat dimana transaksi komunikasi yang bebas bisa dilakukan oleh masyarakat (Hikam, 1996). Sejalan dengan itu, masyarakat warga merupakan bagian kunci dalam menentukan terwujudnya masyarakat demokratis yang efektif. Dengan demikian, masyarakat warga mungkin ada tanpa demokrasi, tetapi demokrasi tidak bisa ada tanpa masyarakat warga yang kuat.
84
Jadi tidak ada yang diwakili, semua warga mewakili diri sendiri semua ada dalam posisi kesetaraan, meskipun mungkin saja dalam kedudukan sehari-hari seseorang adalah kepala sekolah yang lain tukang sapu dinas kebersihan, tukang pos, tentara dan lain sebagainya. Oleh karena itu masyarakat warga baik secara keseluruhan maupun dalam arti himpunan atau paguyuban warga setempat selalu memiliki kemerdekaan sendiri.
85
ditetapkan, telah dilakukan kegiatan sosialisasi secara intensif mengenai makna subtansif Organisasi Masyarakat Warga. Kebutuhan pembangunan organisasi dan lembaga masyarakat harus atas dasar penilaian warga masyarakat sendiri, tidak diatasnamakan atau diwakilkan kepada sekelompok orang atau sekelompok unsur/ perwakilan masyarakat tertentu. Fokus utama penggalian dan penjagaan kebutuhan masyarakat terutama pada aspirasi dari masyarakat miskin dan perempuan. Kerangka aturan main disusun bersama oleh warga masyarakat. Konsekuensinya pembahasan aturan main dan tata nilai organisasi masyarakat, misalnya AD/ART, harus dibahas terlebih dahulu oleh warga masyarakat, karena menyangkut kepentingan dan kebutuhan seluruh warga sendiri. Aturan dasar organisasi masyarakat warga tidak dapat dibicarakan atau disepakati oleh hanya sekelompok orang atau malah perwakilan unsur dengan mengatasnamakan seluruh masyarakat. Melibatkan masyarakat seluas mungkin, khususnya masyarakat miskin dan termiskin, dalam keseluruhan proses pembangunan organisasi dan kelembagaan, sejak tahap penilaian lembaga yang ada, pembahasan aturan dasar, pemilihan anggota dan lain-lain.
86
Perkotaan