Anda di halaman 1dari 16

KONSEP MANAGEMENT ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN ISK

I.

Pengkajian Dilakukan dengan mengumpulkan semua data baik data subyektif maupun data obyektif disertai hari/tanggal dan jam pada saat dilakukan pengkajian, tanggal masuk rumah sakit, jam masuk rumah sakit, nomer register Data Subyektif 1. Biodata - Nama Nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil, dan menghindari terjadinya kekeliruan. - Umur Untuk mengetahui apakah ibu dalam masa nifas resiko tinggi atau tidak. - Agama Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien/klien. Dengan diketahuinya agama pasien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan didalam melaksanakan asuhan kebidanan. (Depkes RI : 2002) - Suku bangsa Untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan adat istiadat apa saja yang dianut sehingga mempersulit masa nifasnya seperti pantangan terhadap makanan tertentu, kepercayaan dalam merawat ibu nifas dan bayi baru lahir, dll. . - Pendidikan Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar dalam membimbing dan menyampaikan KIE tentang nifas. - Pekerjaan Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi klien dan apakah pekerjaan ibu/suami dapat mempengaruhi kesehatan ibu selama nifas atau tidak. - Penghasilan Untuk mengetahui status ekonomi klien, berkaitan dengan status gizi ibu. - Alamat

Untuk memudahkan petugas kesehatan melakukan kunjungan ulang pada masa nifas dan untuk mengetahui kondisi lingkungan apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatan ibu dan bayi. 2. Alasan datang Merupakan alasan ibu, sehingga datang ke bidan untuk memeriksakan dirinya. 3. Keluhan Utama Ditanyakan untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu saat pengkajian. Misalnya Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih, Demam, Menggigil, Nyeri panggul dan pinggang, Pusing, lemas dll. 4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu sebelumnya, apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis dll. Juga pernahkah ibu menderita kanker ataupun tumor serta untuk mengetahui apakah ibu pernah dirawat di rumah sakit atau tidak.Dikaji juga apakah ibu pernah terkena infeksi saluran kemih 5. Riwayat Kesehatan Sekarang untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis dll. Juga apakah ibu sedang menderita kanker ataupun tumor serta untuk mengetahui apakah ibu pernah dirawat di rumah sakit. Untuk mengetahui saat ini ibu sedang atau tidak menderita penyakit menurun atau menular yang mungkin mempengaruhi kondisi ibu post partum. (Manuaba, 2007) 6. Riwayat Kesehatan Keluarga Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama : Anggota keluarga yang mempunayi penyakit tertentu terutama penyakit menular seperti TBC, hepatitis dll. Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan

pembekuan darah, jiwa, asma dll.

Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan kemungkinan hamil kembar adalah factor ras, keturunan, umur wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada ibu (Manuaba, 2007).

Dikaji juga apakah di keluarga ada yang menderita infeksi tersebut.

7. Riwayat Haid Ditanyakan pula tentang keadaan menstruasi yang dulu yaitu mengenai: Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi pada usia pubertas, yaitu sekitar 12-16 tahun. Siklus haid pada wanita tidaklah sama. Siklus haid yang

normal/dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang siklus haid yang biasa pada manusia adalah 25-32 hari. Lamanya haid, biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada wanita biasanya lama haid ini tetap. (Winkjosastro, 2006) Banyaknya darah yang keluar dan konsistensinya encer. Warna darah pada hari-hari pertama yaitu merah segar, kemudian menjadi kecoklatan dan darah berhenti. Bau darah biasanya amis. Dymenorea dapat terjadi pada saat menjelang menstruasi, atau pada saat menstruasi, dan pada saat setelah menstruasi. Hari pertama haid terakhir ditanyakan untuk mengetahui usia kehamilan dan tafsiran persalinan. (Sarwono, 2005) 8. Riwayat Pernikahan Ditanyakan tentang : Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah. Lama menikah 2 tahun, sudah punya lebih dari 1 anak, akan berpengaruh terhadap perawatan anak.

Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum cukup pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko kesulitan waktu

melahirkan dan biasanya mengakibatkan laserasi/ robekan jalan lahir. Sehingga dalam pemulihan masa nifas, akan berpotensi terjadinya infeksi masa nifas. 9. Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu. Mencari tahu tentang masalah selama kehamilan masa lalu dan membantu dalam mengevaluasi apakah wanita tersebut memerlukan sesuatu yang khusus. Misalnya seorang wanita yang sudah lebih dari 6 kali melahirkan bayi mungkin akan menemui masalah perdarahan pasca Persalinan Jika wanita telah mengalami perdarahan pasca persalinan, harus dievaluasi penyebab perdarahan tersebut. Jika seorang wanita telah pernah dibantu dalam melahirkan terdahulu dengan menggunakan forcep, vacum, maka penting sekali untuk memahami mengapa hal tersebut diperlukan. Jika pernah mengalami robekan yang

didokumentasikan, mungkin ia dapat mengalami perobekan pada bekas jaringan yang terdahuluNifas Untuk mengetahui apakah dalam riwayat nifas yang lalu ibu ada penyulit atau kelainan yang akan mempengaruhi kehamilan yang sekarang. 10. Riwayat Kehamilan, /Persalinan dan Nifas Sekarang a. Kehamilan Ditanyakan keluhan, berapa kali ibu periksa hamil, dimana ibu periksa hamil dan waktu hamil diberi apa saja sewaktu ibu hamil trimester pertama, kedua, ketiga. Dan mengkaji juga tentang personal hygine. Ditanyakan berapa kali ibu periksa hamil, dimana, dengan siapa ibu periksa hamil dan waktu hamil diberi apa saja. Keluhan apa saja yang dirasakan ibu sewaktu hamil. Gerakan janin, umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada kehamilan 18 minggu pada primigravida dan kehamilan 16 minggu pada multi gravida. Pengamatan pergerakan janin dilakukan setiap hari setelah usia kehamilan lebih dari 28 minggu.

Masalah dan tanda bahaya seperti perdarahan yang keluar dari vagina, penglihatan kabur, bengkak pada muka/kaki, nyeri perut, sakit kepala yang hebat, muntah-muntah yang hebat, tidak merasakan gerakan janin.

Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan. Imunisasi TT diberikan sekurang-kurangnya diberikan 2x dengan interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu pernah mendapat TT 2x pada kehamilan yang lalu atau pada calon pengantin. Maka TT cukup diberikan 1x (TT boster). Pemberian TT pada ibu hamil tidak membahayakan janin walaupun diberikan pada kehamilan muda.

Pemberian vitamin, zat besi : 1 tablet sehari setelah rasa mual hilang, minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan.

b. Persalinan Ditanyakan ibu melahirkan dimana, ditolong siapa bagaimana caranya serta penyulit yang dialami sewaktu ibu melahirkan, kemudian ditanyakan tentang jenis kelamin, berat badan, panjang badan bayi yang dilahirkan. Serta mengkaji saat proses persalinan apakah dipasang selang kateter saat berkemih dan dilakukan berapa kali pemasangan. c. Nifas Ditanyakan ibu mengeluarkan darah yang bagaimana, seberapa banyak, kontraksi uterus baik (uterus bulat dan keras), ASI sudah keluar, dan terdapat luka jahitan pada jalan lahir atau tidak. Dan ditanyakan juga apakah sudah bisa kencing 6 jam pasca melahirkan serta mengalami gangguan atau tidak. 11. Riwayat KB dan Rencana KB Untuk mengetahui jenis KB apa yang pernah dan akan dipakai ibu. KB pada ibu nifas dilakukan saat ibu mulai mendapat haid lagi. Pada ibu menyusui ovulasi terjadi s190 hari, sedangkan yang tidak menyusui ovulasi dapat kembali dalam 27 hari, dan sebanyak 40% wanita tidak menyusui, haid kembali dalam 6 minggu. Sehingga sebaiknya setelah 6 minggu ibu menggunakan KB sesuai keinginannya. ( Irene Bobak, 2004)

12. Pola Kebiasaan Sehari-hari a. Nutrisi Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, bergizi seimbang, terutama kebutuhan protein dan karbohidrat. Ibu nifas harus mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari (ibu harus

mengkonsumsi 3 4 porsi setiap hari) Minum sedikitnya 3 liter tiap hari. Fe selama 42 hari pasca salin, kebutuhan zat besi yang dibutuhkan ibu nifas yaitu 500 mg, sehingga dalam program pemerintah untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu nifas dilakukan pemberian Tablet Fe sebanyak 1 tablet/ hari sampai 42 hari pascasalin. Minum kapsul Vit A (200.000 IU)

b. Eliminasi BAK :ibu merasa sering ingin BAK tetapi jumlahnya sedikit dan terasa sakit BAB : 1 kali sehari c. Istirahat Tidur siang 1-2 jam, tidur malam 6-8 jam Bila kurang istirahat dapat menyebabkan :    Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi Memperlambat proses involusi Depresi

d. Personal Hygiene Kebersihan vulva. Vulva harus selalu dalam keadaan bersih. Setelah BAK/BAB harus selalu dikeringkan, cara cebok yang dari depan ke belakang. Menjaga kebersihan dan kekeringan daerah luka sehingga mencegah terjadinya infeksi. (Saifuddin, 2002) e. Aktifitas Pada ibu post partun dianjurkan untuk ambulasi dini yang bertujuan untuk memperlancar terjadinya proses involusi uterus, pada umumnya dimulai 4 8 jam post partum. Salah satu aktivitas yang dianjurkan untuk dilakukan para ibu setelah persalinan adalah senam nifas. (www.ners.unair.ac.id)

13. Riwayat Psikososial dan Budaya Aspek psikologi ibu masa nifas Tubuh pasien telah sembuh, perasaan hatinya telah kembali, dan hubungan seksualnya telah kembali. Aspek Budaya Masa Nifas Untuk mengetahui adat istiadat budaya yang dianut oleh ibu dan keluarga yang sekiranya bisa mempersulit masa nifas seperti masalah pantangan tertentu pada makanan atau perawatan ibu nifas dan bayi baru lahir yang masih dihubungkan dengan mitos dan takhayul. Selain itu juga kebiasaan keluarga berobat jika sakit ke petugas kesehatan atau ke tempat alternatif lain. 14. Riwayat Spiritual Untuk mengetahui agama dan kepercayaan yang dianut oleh ibu maupun kegiatan keagamaan yang dijalankan ibu jika masih di rumah sakit.

Data Obyektif 1. Pemeriksaan umum a. Keadaan umum b. Kesadaran : baik/cukup/lemah : composmentis/somnolens/apatis/delirium/koma

c. Tanda-tanda vital : Tekanan darah distabilkan dalam rentang normal. Temperatur kembali normal dari sedikit pengangkatan selama periode intrapartal dan menjadi stabil dalam 24 jam postpartum pertama. Denyut nadi harus dalam rentang normal secara nifas kecuali jika dipengaruhi proses persalinan sulit dan diperlama atau oleh kehilangan darah yang berlebihan. Beberapa wanita mungkin akan mengalami bradikardi puerperal. Hal ini terjadi setelah kelahiran hingga 1 jam post partum. Wanita ini memiliki denyut nadi serendah-rendahnya 40-50 denyutan permenit. Hal ini bukan suatu tanda penyakit melainkan fisiologi masa nifas. Sedangkan untuk pernapasan harus berada dalam rentang normal. (Varney Midwifery, 2004) y Tekanan darah: 90/60-140/90 mmHg y Nadi : > 100 x/ menit

Jika denyut nadi ibu 100x/menit atau lebih, mungkin ibu mengalami salah satu atau lebih keluhan sebagai berikut : Tegang, ketakutan atau cemas akibat masalah tertentu. Perdarahan hebat Anemia Sakit/demam Gangguan tyroid Gangguan jantung Pengguanaan obat (Pusdiknakes, 2000) Temperatur : 38-40 derajat celcius

2. Pemeriksaan fisik a. Inspeksi Wajah Mata Leher : puca,/tidak odema/ tidak, : Sklera kuning/tidak, konjungtiva pucat/ tidak. : ada pembesaran kelenjar tiroid/idak , ada pembesaran kelenjar limfe/ tidak, ada pembesaran vena jugularis/ tidak Bila terdapat pembesaran kelenjar limfe mungkin

disebabkan oleh berbagai penyakit, misalnya peradangan akut atau kronis di kepala, osofaring, kulit kepala atau daerah leher, selain itu kemungkinan terjadi sifilis, TBC. (Robert Priharjo, 2000: 62) Bila terdapat pembendungan vena jugularis, menandakan adanya kelainan kardiovaskuler, kemungkinan besar ibu mengidap penyakit jantung. Dada : terlihat retraksi dada/ Tidak, terlihat benjolan yang abnormal/ tidak. Payudara : Simetris / tidak, membesar / tidak, bersih/ tidak, terdapat hiperpigmentasi pada areola mamae dan papila mamae / tidak, puting susu menonjol/ tidak Produksi kolostrum 48 jam pertama, berlanjut pada susu matur, biasanya pada hari ke 3; mungkin lebih dini, tergantung kapan menyusui dimulai. (Doenges, 2001: 387)

Abdomen : TFU sesuai hari (post partum) /tidak, tampak luka bekas operasi/tidak, ada striae livida dan linea nigra / tidak. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam, dikenal sebagai linea grisea. Tidak jarang kulit perut dijumpai kulit perut seolah olah retak-retak, wenanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan, disebut striae livide. Setelah partus, striae livide ini berubah warnanya menjadi putih dan disebut striae albicantes. Pada seorang multi gravida sering tampak striae livide bersama dengan striae albicantes. (Prawirohardjo, 2005)

Genetalia : Vulva : tampak oedema / Tidak, tampak adanya varises/ tidak, , ada bartholinitis/tidak, ada condiloma akuminata/ tidak Uretra tampak kemerahan. Vagina : Terlihat pengeluaran lochea

rubra/serosa/sanguenolenta/alba - perineum : terdapat luka jahitan/ tidak Anus : ada hemoroid/ tidak

Ekstremitas : Atas : Simetris/ tidak, oedema /tidak, pucat pada kuku jari (pucat pada kuku jari tangan menandakan ibu mengalami anemia)/ tidak. (Manuaba. 2007) Bawah : Simertis / tidak, oedema /tidak terdapat

varises/tidak.

b. Palpasi Leher : teraba pembesaran kelanjar tiroid/Tidak, teraba pembesaran kelenjar limfe/tidak, teraba pembesaran vena jugularis / tidak.

Payudara : teraba

benjolan

abnormal/Tidak,

payudara

teraba

kenyal/tidak ada nyeri tekan/ tidak, keluar colostrums/ tidak. Abdomen : Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya. Fundus uteri sesuai dengan masa nifas / tidak. Diastasis rectus abdominalis teraba/tidak ( Pada perempuan yang sudah melahirkan otot-otot dinding abdomen seperti memisah sehingga bagian dinding perut di garis tengah hanya facia tipis dan kulit tempat yang lemah itu menonjol kalau pasien mengejan/berdiri. Sering terjadi pada riwayat kehamilan over distensi, Bobak,2004). Serta nyeri tekan pada kandung kemih. Ekstremitas Diperiksa Homans Sign, edema, nyeri bila dipalpasi, kekuatan otot. Homans Sign dilakukan untuk mengetahui adanya tromboflebitis. c. Auskultasi Dada :terdengar ronchi/ tidak ,terdengar wheezing / tidak.

Abdomen :Terdengar bising usus / tidak, normal 15-35 x/menit. d. Perkusi Ada reflek patella/ tdk

- normalnya tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon ditekuk. Bila reflek patela negatif, kemungkinan pasien mengalami kekurangan B1. (Pusdiknakes, 2000: 68) 3. pemeriksaaanpenunjang 1.Urinalisis Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sedimentHematuria: hematuria air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis. 2. Bakteriologis

Mikroskopis, Biakan bakteri, 3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik 4. Hitung koloni hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria utama adanya infeksi. 5. Metode tes - Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess untuk pengurangan nitrat). - Tes esterase lekosit positif: maka psien mengalami piuria. - Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit. - Tes Penyakit Menular Seksual (PMS): Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek). Tes- tes tambahan: Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten

2. Data Penunjang. Data Bayi : a. Lahir tanggal........jam........ Keadaan Umum Kesadaran Nadi RR BBL Jenis Kelamin : lemah/cukup/baik : compos mentis/somnolen/koma : 130-160 x/mnt : 30-60 x/mnt : 2600-4000 gr : laki-laki / perempuan

Nutrisi

: Asi/susu formula.

b. Reflek Reflek morrow Reflek rooting : +/: +/-

Reflek suckcing : +/Reflek swallowing : +/c. Pemeriksaan Fisik. Kepala : sutura sudah menutup/belum, ubun-ubun cekung / Cembung, rambut bersih/kotor, merah/hitam, tebal/tipis. Mata : conjungtiva pucat/merahmuda, sklera putih/kuning. Hidung: bersih/tidak, ada pernapasan cuping hidung/tidak. Mulut : bibir kering/lembab, ada labio palatoschizis/tidak. Dada : simetris/tidak, ada ronchi/tidak. Perut : ada kelainan/tidak, tali pusat lepas/belum, keadaan tali puSat kering/basah. Genetalia : testis sudah turun/belum, labia mayora menutupi labia Minor/tidak, ada kelainan/tidak. Anus : Ada kelainan/tidak, ada lubang anus/tidak. Ektremitas :ada kelainan/tidak, ada polidactili/tidak, ada sindactili Tidak. II. Identifikasi Masalah/Diagnosa Diagnosa : Ny... P.... Ab.... Post Partum dengan ISK DS : Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya secara normal

tanggal... jam... ditolong oleh... jenis kelamin... BB... Ibu mengatakan Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih, Demam, Menggigil, Nyeri panggul dan pinggang, Pusing, lemas. Ibu mengatakan saat melahirkan pernah di pasang selang kencing berkali-kali DO : - Keadaan umum - Kesadaran - Tanda-tanda vital Tekanan darah : 90/60-140/90 mmHg : Baik : Composmentis

Nadi Suhu Pernafasan - Payudara

: >100 kali/menit : 38-40 derajat celcius : 16-20 x/menit : Simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak

teraba benjolan, sudah mengeluarkan colostrum. - Abdomen : TFU : sesuai masa nifas, kontraksi uterus baik (uterus teraba keras), tidak adannya diastasis rectus abdominalis, adanya nyeri tekan pada kandung kemih . - Genetalia : Tampak keluar darah merah segar

bercampur lendir sedikit-sedikit (lochea rubra). Uretra kemerahan Masalah 1.Ketidaknyamanan ibu karena rasa nyeri dan demam DS: ibu mengatakan badannya terasa panas Ibu mengatakan nyeri saat berkemih

DO : Suhu tubuh ibu 38-40 derajat celcius Uretra kemerahan

III.

Antisipasi Diagnosa / Masalah Potensial pielonefritis

IV.

Identifikasi Kebutuhan Segera Kolaborasi dengan dokter Pemberian antibiotik Pemberian analgesik

V.

Intervensi Diagnosa Tujuan : Ny... P.... Ab.... Post Partum dengan ISK : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan masa nifas berjalan normal tanpa komplikasi dan ibu dapat merawat bayinya dengan benar.

Kriteria hasil: -

Keadaan umum Kesadaran

: baik : composmentis

Tanda-tanda vital : Tekanan darah Nadi Suhu Pernafasan : 90/60-130/90 mmHg : 70-90 x/menit : 365-375 C : 16-20 x/menit : sesuai masa nifas.

TFU

Kontraksi uterus : Baik. Kandung kemih : Kosong.

Pengeluaran lochea: Lancar dan tidak berbau, Hari I rubra.

Payudara

: ASI dapat lancar dan tidak terjadi bendungan ASI sehingga ibu dapat meneteki bayinya dengan baik.

Intervensi

1. Jelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. R/ Memberitahu tentang keadaan yang terjadi pada dirinya sehingga ibu lebih kooperatif. 2. Observasi tanda-tanda vital setiap 6 jam(T,S,N,R). R/ Dapat mendeteksi secara dini adanya kelainan. 3. Lakukan observasi TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, lochea. R/ Dapat mendeteksi secara dini bila terjadi sub involusio dan perdarahan post partum. 4. Jelaskan pada ibu tentang perubahan pada masa nifas R/ Dapat menambah pengetahuan ibu dan ibu dapat beradaptasi dengan keadaannya sehingga ibu lebih kooperatif 5. Anjurkan pada ibu untuk mobilisasi dini secara bertahap. R/ Mobilisasi dini secara bertahap dapat memperlancar terjadinya proses involusi uterus. 6. Anjurkan pada ibu untuk makan-makanan yang bergizi dan tidak tarak. R/ Untuk membantu mempercepat mengembalikan kondisi ibu dan persiapan laktasi. 7. Anjurkan pada ibu untuk selalu menjaga kebersihan.

R/ Hygiene yang buruk memungkinkan masuknya bakteri atau kuman kedalam tubuh yang dapat memberi kecenderungan resiko infeksi puerpuralis. 8. Anjurkan pada ibu untuk melakukan perawatan payudara. R/ mencegah terjadinya pembengkakan pada payudara, puting susu lecet, dan dapat memperlancar pengeluaran ASI. 9. Anjurkan pada ibu menyusui bayinya sesering mungkin. R/ Meningkatkan kedekatan (bonding attachment) antara ibu dan bayi, membantu involusi uterus dan memperkecil kemungkinan bendungan ASI. Selain itu juga dapat merangsang letdown refleks sehingga ASI dapat memancar keluar dengan lancar. 10. Pantau haluaran urine terhadap perubahan warna, bau dan pola berkemih, masukan dan haluaran setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang R/ untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan 11. Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) penyebaran nyeri.

R/ membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan penyebab nyeri 12. Berikan tindakan nyaman, seprti pijatan punggung, lingkungan istirahat; R/ meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot. 13. Bantu atau dorong penggunaan nafas berfokus

R/ membantu mengarahkan kembali perhatian dan untuk relaksasi otot. 14. Motivasi ibu untuk meningkatkan pemasukan cairan Rasional: peningkatan hidrasi membilas bakteri. 15. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi. R/ Membantu proses involusi dan perbaikan luka.

Masalah 1. Ketidaknyamanan ibu karena rasa nyeri dan demam Intervensi Anjurkan ibu teknik distraksi dengan relaksasi R/ teknik distraksi akan mengurangi rasa nyeri Berikan analgesic sesuia kebutuhan dan evaluasi keberhasilannya R/ analgesic memblok lintasan nyeri sehingga mengurangi nyeri Anjurkan ibu mengompres dengan air hangat

R/ kompres hangat dapat menurunkan panas Berikan ibu obat antipiretik R/ obat akan mempengaruhi hipotalamus sebagai pusat pengatur suhu

VI.

Implementasi Mengacu pada intervensi.

VII.

Evaluasi Mengacu pada kriteria hasil.

Anda mungkin juga menyukai