Anda di halaman 1dari 7

Etiologi katup mitral fibrosis dan penebalan daun katup Distorsi apparatus mitral Penyempitan orifisium mitral Stenosis

mitral Kontraktilitas Gagal jantung kongestif Gagal pompa Ventrikel kiri

Forward Failure Kontraksi ventrikel Curah jantung

Backward Failure Tek. Vena pulmonalis

Penurunan curah jantung

Tek kapiler paru

Transport O2 ke jaringan Edema Pulmonal ATP Ronkhi basal paru Pusing Iritasi mukosa paru Fatigue pernapasan Intoleransi aktivitas Batuk Merangsang kemoreseptor pernapasan Sesak napas Saturasi O2 darah difusi alveoli terganggu

Gangguan pertukaran gas

ANALISIS DATA Data DS: Klien dan mengeluh Sesak Masalah Keperawatan nafas Gangguan pertukaran gas berhubungan

(dyspnea) terutama saat beraktifitas dengan perubahan membrane kapiler saat berbaring terlentang alveolus (ortopnea) DO: Pernafasan ireguler Terdengar bunyi nafas ronkhi RR 40 x/menit ; HR 110x/menit Penggunaan otot bantu pernafasan, Tanggal 24 Juni 2009: hasil foto thorax kardiomegali dengan tandatanda mitral heart disease
-

Klien dipasangi O2 binasal 3-4 L

DS : Klien mengeluh Sesak nafas Penurunan Curah Jantung berhubungan (dyspnea) terutama saat beraktifitas dengan perubahan struktural katup mitral dan saat berbaring terlentang (ortopnea) DO : Akral dingin, capillary refill 3 detik, Tanggal 25 April 2009: hasil echocardiograf dengan Mitral stenosis (MS)/ Mitral insufisiensi (MI) Tanggal 24 Juni 2009: hasil foto thorax kardiomegali dengan tandatanda mitral heart disease Tanggal 24 Juni 2009: hasil EKG dengan atrium fibrilasi rapid respon, segmen ST depresi, anterior iskemi

DS:

Klien

mengatakan

sesak

bila Intoleran Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan

melakukan aktifitas Klien mengatakan lebih nyaman saat beristirahat dengan posisi semi fowler Klien mengatakan kepalanya terasa pusing DO : keadaan umum lemah Konjungtiva anemis

RENCANA KEPERAWATAN 1. Diagnosa Keperawatan: Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane kapiler alveolus Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien menunjukkan status pernafasan dengan ventilasi dan oksigenasi adekuat pada jaringan Intervensi: 1. Kaji status respirasi, dengan auskultasi bunyi napas, mencatat adanya ronkhi, kerekels,mengi Rasional: Menyatakan adanya kongesti paru dan menunjukkan kebutuhan untuk intervensi lanjut 2. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan. Catat penggunan otot tambahan, ketidak mampuan berbicara/berbincang

Rasional: Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan dan/atau kronisnya proses penyakit 3. Pertahankan duduk di kursi/tirah baring dengan kepala tempat tidur tinggi 20-30 derajat, posisi semi fowler Rasional: Menurunkan konsumsi oksigen/kebutuhan untuk mengatasi kesulitan bernafas 4. Kaji/awasi secara rutin kulit dan warna membran mukosa Rasional: Sianosis mungkin perifer (terlihat pada kuku) atau sentral (terlihat pada bibir/daun telinga) 5. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi Rasional: Meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar yang dapat

memperbaiki/menurunkan hipoksemia jaringan. 6. Pantau atau gambarkan hasil AGD, nadi oksimetri Rasional: Hipoksemia dapat menjadi berat selama edema paru. Perubahan kompensasi biasa terjadi pada GJK kronis 7. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi: Diuretic contoh furosemid (Lasix) Rasional: Menurunkan kongesti alveolar meningkatkan pertukaran gas
2. Diagnosa Keperawatan:

Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokard Tujuan: Klien menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung.

Intervensi: 1. Auskultasi nadi apical ; kaji frekuensi, iram jantung Rasional : Biasanya terjadi takikardi (meskipun pada saat istirahat) untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikel. 2. Catat bunyi jantung Rasional : S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa. Irama Gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah kesermbi yang distenSi. Murmur dapat menunjukkan Inkompetensi/stenosis katup. 3. Palpasi nadi perifer Rasional : Penurunan curah jantung dapat menunjukkan menurunnya nadi radial, popliteal, dorsalis, pedis dan posttibial. Nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi dan pulse alternan. 4. Pantau TD Rasional : Pada GJK dini, sedng atu kronis tekanan drah dapat meningkat. Pada CHF lanjut tubuh tidak mampu lagi mengkompensasi dan hipotensi bisa terjadi. 5. Kaji kulit terhadp pucat dan sianosis Rasional : Pucat menunjukkan menurunnya perfusi perifer sekunder terhadap tidak dekutnya curah jantung; vasokontriksi dan anemia. Area yang sakit sering berwarna biru atu belang karena peningkatan kongesti vena. 6. Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker dan obat sesuai indikasi (kolaborasi) Rasional : Meningkatkn sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard untuk melawan efek hipoksia/iskemia. Banyak obat dapat digunakan untuk meningkatkan volume sekuncup, memperbaiki kontraktilitas dan menurunkan kongesti.

Digoksin (Lanoxin): meningkatkan kekuatan kontraksi miokard dan memperlambat frekuensi jantung dengan menurunkan konduksi untuk meningkatkan curah jantung Captopril : inhibitor ACE dapat digunakan untuk mengontrol gagal jantung dengan menghambat konversi angiotensin dalam paru dan menurunkan vasokonstriksi

3. Diagnosa Keperawatan: Intoleran Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan. Tujuan: Klien diharapkan dapat menunjukkan toleransi terhadap aktifitas dengan kriteria hasil ; 1. Sesak nafas berkurang, 2. Dapat melakukan aktifitas atau ambulasi secara bertahap 3. Nadi, pernafasan yang stabil pada latihan aktifitas TD : 110/70-130/90 ; N : 80 100 x/menit ; RR : 12 24 x/menit ;T : 36,5 37,5 oC Intervensi: 1.Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila klien menggunakan vasodilator,diuretic dan penyekat beta. Rasional : Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat (vasodilasi), perpindahan cairan (diuretic) atau pengaruh fungsi jantung. 2.Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, diritmia, dispnea berkeringat dan pucat. Rasional: Penurunan/ ketidakmampuan miokardium untuk meningkatkan volume sekuncup selama aktivitas dpat menyebabkan peningkatan segera frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen juga peningkatan kelelahan dan kelemahan.

3.Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas. Rasional : Dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi jantung kelebihan aktivitas. 4.Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi. Selingi periode aktivitas dengan periode sitirahat Rasional: Pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien tanpa mempengaruhi stress miokard/kebutuhan oksigen berlebihan 5.Implementasi program rehabilitasi jantung/aktivitas (kolaborasi) Rasional : Peningkatan bertahap pada aktivitas menghindari kerja jantung/konsumsi oksigen berlebihan. Penguatan dan perbaikan fungsi jantung dibawah stress, bila fungsi jantung tidak dapat membaik kembali. daripada

Anda mungkin juga menyukai