Anda di halaman 1dari 19

PERATURAN PERUSAHAAN

Head office : Komplek Rukan Artha Gading Niaga Jl. Jl.Boulevard Artha Gading Blok D No. 19-20, Komplek Rukan Artha Gading Niaga Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240. Phone (62-21) 4585-0686 - 87, 4585-0687 Fax (62-21) 4585-0689 http://www.ppu.co.id

PT. PERKASA PILAR UTAMA

Tahun 2009 - 2011

copyright 2008 confidential for internal purposes only

PENDAHULUAN
Atas berkat rahmat Tuhan yang Maha Esa serta berdasarkan keinginan yang luhur untuk menciptakan hubungan yang harmonis dan sehat antara Perusahaan dan karyawan sesuai dengan iklim Hubungan Industrial Pancasila. Perusahaan dan Karyawan sepenuhnya untuk menjamin terpeliharanya kerja sama yang baik, terciptanya ketenangan bekerja, meningkatkan produktivitas kerja dan kesejahteraan karyawan. Bahwa disadari untuk mencapai tujuan tersebut diatas landasan yang dipergunakan adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan sehubungan dengan landasan itu, maka Peraturan Perusahaan ini disusun atas dasar musyawarah untuk mufakat. Bahwa Pengusaha dan karyawan menyadari sepenuhnya untuk menjamin terpelihara kerja sama yang baik, terciptanya ketenangan kerja dan kepastian usaha, diperlukan adanya Peraturan Perusahaan yang mengatur hak-hak dan kewajiban masing-masing pihak yang dituangkan dalam bentuk Peraturan Perusahaan yang secara keseluruhan harus mendorong kegairahan kerja untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kerja serta meningkatkan kesejahteraan kerja. Karyawan perlu secara sadar melaksanakan Peraturan Perusahaan ini dengan penuh tanggung jawab. Dalam rangka meningkatkan produktifitas kerja dan stabilitas ekonomi Perusahaan, maka Karyawan dan Perusahaan harus saling mengisi segala bentuk kekurangan dan selalu berusaha untuk mengadakan pengembangan demi kemajuan Perusahaan. Oleh sebab itu, segala bentuk kesalahpahaman dalam melaksanakan tugas masing-masing , maka pihak Perusahaan dan Karyawan akan selalu berpegang teguh pada azas musyawarah untuk mufakat. Dalam melaksanakan Hubungan Industrial Pancasila, harus berpegang kepada terciptanya saling merasa ikut memiliki, ikut memelihara , tanggung jawab bersama dan mempertahankan serta secara terus-menerus mawas diri sebagai suatu azas kemitraan dan tanggung jawab bersama, dengan landasan itulah, maka Peraturan Perusahaan ini disusun.

KETENTUAN
ISTILAH
-

UMUM

Pasal 1 TENTANG ISTILAH DIREKSI: Ialah Presiden Direktur PT. Perkasa Pilar Utama serta pejabat yang diberi kuasa olehnya, untuk bertindak atas nama Direksi. KARYAWAN/TI: Ialah mereka yang diterima bekerja pada PT. Perkasa Pilar Utama sampai berakhirnya hubungan kerja. KELUARGA: Ialah isteri/suami dan anak-anak dari Karyawan/ti yang berdasarkan perkawinan yang sah menurut hukum yang berlaku. ANAK : Ialah anak Karyawan/ti yang bersangkutan, yang lahir dari perkawinan yang sah atau anak yang disahkan menurut hukum, anak tiri, yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun belum berpenghasilan sendiri, belum pernah kawin dan menjadi tanggungan sepenuhnya Karyawan/ti. AHLI WARIS: Ialah keluarga atau orang yang ditunjuk oleh Karyawan/ti untuk menerima setiap pembayaran dalam kematian. Apabila tidak ada penunjukkan atas ahli warisnya, maka akan diatur menurut hukum yang berlaku. STAFF: Ialah mereka yang karena kedudukkannya berwenang dan bertindak sebagai wakil Perusahaan.

Pasal 2 TENTANG BERLAKUNYA 1. Peraturan dan tata-tertib Perusahaan ini berlaku untuk semua

Karyawan/ti PT. Perkasa Pilar Utama baik yang bekerja di kantor maupun yang bertugas di lapangan/proyek , berikut dengan peraturan-peraturan khusus lainnya. 2. Syarat-syarat kerja ini merupakan bagian dari tiap-tiap Perjanjian Kerja masing-masing Karyawan/ti ataupun surat pengangkatan. 3. Syarat-syarat kerja ini sifatnya mengikat bagi semua Karyawan/ti dan para Karyawan/ti wajib mengindahkan semua ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang sewaktuwaktu dikeluarkan oleh Perusahaan sebagai tambahan ataupun perubahan/pembetulan atas syarat-syarat kerja ini dengan memperhatikan ketentuan perundangan yang berlaku cq. Persetujuan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 4. Para Karyawan/ti wajib mengikuti tata cara yang telah digariskan dalam menjalankan tugas utamanya dan pekerjaanpekerjaan lain, dan berusaha demi tercapainya maksud dan tujuan Perusahaan. 5. Atas kelalaian Karyawan/ti dalam menunaikan tugas pekerjaan dan tidak sesuai dengan syarat-syarat kerja ini sehingga akan dapat berakibat kerugian ataupun kemunduran maka perusahaan berhak untuk menuntut kerugian berdasarkan hukum yang berlaku ataupun denda sesuai dengan keadaan yang diderita Perusahaan.

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud dibentuknya Peraturan Perusahaan ini adalah agar
terciptanya suatu kondisi kerja yang harmonis, serasi dan seimbang antara hak dan kewajiban Perusahaan dengan Karyawan/ti sehingga terselenggaranya kesejahteraan Karyawan/ti serta kemajuan Perusahaan secara bersama-sama.

2. Tujuan dari Peraturan Perusahaan, yang berisi syarat-syarat kerja dan tata tertib kerja ini adalah : 2.1 Terciptanya suatu hubungan kerja yang harmonis antara Perusahaan dan Karyawan/ti. 2.2 Memelihara adanya ketenangan bekerja di Perusahaan. 2.3 Meningkatkan produktivitas kerja Perusahaan guna perbaikan kesejahteraan Karyawan/ti dan perluasan kesempatan kerja. 3. Untuk mencapai hasil usaha yang optimal dan efisien di

Perusahaan maka diperlukan : 3.1.Sikap mental dan disiplin kerja yang tinggi dari Perusahaan dan karyawan/i 3.2. Adanya saling pengertian, penghayatan dan pengamalan isi Peraturan Perusahaan, kebijaksanaan Pimpinan/Direksi dan/atau Peraturan Ketenagakerjaan lain yang berlaku. 3.3. Terjaminnya pelaksanaan hak dan kewajiban yang diatur dalaPeraturan Perusahaan ini secara nyata.

Pasal 4 HAK DAN KEWAJIBAN PERUSAHAAN


1. Hak Perusahaan : 1.1. Pengelolaan usaha-usaha Perusahaan serta Karyawan/ti adalah wewenang dan tanggung jawab Perusahaan. 1.2. Perusahaan berhak memberikan tugas/pekerjaan yang layak kepada Karyawan/ti selama waktu kerja. 1.3. Perusahaan berhak untuk menuntut prestasi yang terbaik dari setiap karyawannya. 1.4. Perusahaan mempunyai kebebasan untuk menerapkan secara lancar sistem-sistem, tehnik-tehnik dan metodametoda serta kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan usaha dan sekaligus menjamin masa depan para karyawan. 1.5. Perusahaan berhak meminta Karyawan/ti untuk kerja lembur dengan mengindahkan undang-undang/ketetapan Pemerintah. 1.6. Perusahaan berhak untuk menetapkan tata-tertib kerja dengan mengindahkan undang-undang/ketetapan pemerintah.
2.

Kewajiban Perusahaan : 2.1. Perusahaan wajib memberikan upah/tunjangan-tunjangan sebagai imbalan atas tenaga/jasa yang diberikan oleh Karyawan/ti. 2.2. Perusahaan wajib mentaati Undang-Undang dan semua peraturan ketetapan pemerintah dibidang ketenagakerjaan. 2.3. Perusahaan wajib memperhatikan kesejahteraan

2.4. 2.5.

Karyawan/ti. Perusahaan wajib memberikan hak-hak Karyawan/ti sesuai dengan ketetapan yang dicantumkan dalam peraturan Perusahaan. Perusahaan berkewajiban untuk memberikan kompensasi, fasilitas dan jaminan masa depan sesuai dengan prestasi kerja karyawan dan kemampuan keuangan Perusahaan.

Pasal 5 HAK DAN KEWAJIBAN KARYAWAN/TI Hak Karyawan/ti : 1.1 Karyawan/ti berhak atas kompensasi dan jaminan masa depan sesuai dengan prestasi kerja yang dilakukannya serta kemampuan keuangan Perusahaan. 1.2 Karyawan/ti berhak atas upah sebagai imbalan kerja yang dilaksana kan 1.3 Karyawan/ti berhak atas cuti 1.4 Karyawan/ti berhak memperoleh bantuan kesehatan 1.5 Karyawan/ti berhak memperoleh ganti rugi atas gangguan / cacat badan yang diakibatkan dalam melakukan tugas Perusahaan. 1.6 Ahli waris yang sah dari karyawan/ti berhak menerima ganti rugi atas meninggalnya Karyawan/ti pada waktu melakukan tugas Perusahaan. 1.7 Karyawan/ti berhak mengemukakan pendapat, saran-saran dan usul-usul pada atasannya. 1.8 Karyawan/ti berhak memperoleh segala sesuatu sesuai dengan ketetapan yang dicantumkan dalam Peraturan dan Tata Tertib Perusahaan. Kewajiban Karyawan/ti : Karyawan/ti wajib mematuhi seluruh isi Peraturan Perusahaan ini serta aturan-aturan lain yang berlaku di Perusahaan. 2.2 Karyawan/ti wajib memberikan keterangan yang sebenarnya, baik mengenai dirinya maupun kerjanya kepada yang berwenang dalam hubungan dengan tugasnya. 2.3 Karyawan/ti wajib melaksanakan pekerjaan yang diinstruksikan oleh Perusahaan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan mentaati perintah atasan dengan penuh rasa tanggung jawab selama tidak bertentangan dengan undang-undang Peraturan Perusahaan atau
2.1

1.

2.

norma-norma susila. 2.4 Tiap Karyawan/ti wajib menghormati Pimpinan dan sesama Karyawan/ti 2.5 Karyawan/ti dilarang untuk keluar membawa barang-barang dari lingkungan Perusahaan tanpa izin. 2.6 Tiap Karyawan/ti wajib untuk segera melaporkan kepada Perusahaan setiap peristiwa atau perbuatan yang merugikan perusahaan. 2.7 Karyawan/ti wajib untuk memberikan prestasi kerja yang terbaik untuk Perusahaan serta menjamin kerahasiaan Perusahaan.

Pasal 6 KESEPAKATAN KERJA WAKTU TERTENTU


1. Setiap calon karyawan yang dinyatakan lulus dari proses seleksi maka dapat diterima sebagai karyawan waktu tertentu atau waktu tidak tertentu. 2. Kesepakatan kerja Waktu Tertentu (KKWT) adalah suatu hubungan kerja yang ditentukan oleh waktu tertentu dan disepakati oleh pihak karyawan maupun pihak pengusaha. (Permen No.02/1993) 3. Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu mengikat kepada setiap karyawan KKWT, dibuat secara tertulis dan bermeterai Rp. 6.000 dan disepakati oleh kedua belah pihak. 4. Sesuai dengan kebutuhan serta memperhatikan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan maka pekerja KKWT dapat diangkat menjadi Karyawan Tetap.

Pasal 7 MASA PERCOBAAN


1. Calon yang diterima dengan status karyawan tetap, maka diwajibkan mengikuti masa percobaan maksimal selama 3 (tiga) bulan, terhitung mulai tanggal masuk kerja, masa percobaan tersebut hanya berlaku 1 (satu) kali dan tidak dapat diperpanjang. 2. Selama dalam masa percobaan, pengusaha berhak memutuskan hubungan kerja sewaktu-waktu, serta pihak karyawan tidak berhak menuntut pesangon/ganti rugi berupa apapun kepada Perusahaan kecuali gaji yang belum dibayarkan sampai saat tanggal hubungan kerja tersebut berakhir.

3. Selama masa percobaan masing-masing memutuskan hubungan kerja tanpa syarat.


4.

pihak

dapat

Karyawan/ti yang masih dalam masa percobaan belum berhak atas THR maupun Jaminan sosial (pengobatan, perawatan RS, sumbangan kelahiran, dsb) yang berlaku di dalam perusahaan.

5. Bilamana masa percobaan berakhir tetapi dari pihak Pengusaha tidak ada pemberitahuan kepada yang bersangkutan tentang berakhirnya hubungan kerja, maka secara otomatis calon karyawan yang bersangkutan dianggap sebagai karyawan tetap menurut status penggolongannya. 6. Calon karyawan setelah dinyatakan lulus dari masa percobaan akan diangkat menjadi karyawan tetap dengan surat keputusan, sehingga 3 (tiga) bulan masa percobaan yang telah dijalani tersebut dihitung sebagai masa kerja serta penyesuaian hak dan kewajibannya berlaku sejak tanggal surat keputusan ditetapkan.

Pasal 8 HARI KERJA DAN JAM KERJA


1. Dengan memperhatikan ketentuan perundangan yang berlaku, hari kerja di Perusahaan adalah 5 (lima) hari kerja seminggu. Pengusaha mempunyai hak sepenuhnya untuk merubah hari kerja menjadi 6 (enam) hari kerja seminggu, dengan mempertimbangkan kondisi dan efisiensi Perusahaan.
2.

Jam kerja yang di berlakukan di dalam Perusahaan adalah 8 (delapan) jam sehari yaitu mulai dari Jam 08.30 17.30.

3. Waktu Istirahat untuk hari Senin s/d Jumat adalah 1 (satu) Jam. 4. Untuk pekerja yang sifat pekerjaannya tidak dapat ditinggalkan, maka waktu istirahat makannya diatur secara bergiliran/bergantian. 5. Waktu istirahat dapat diatur untuk disesuaikan dengan kebutuhan menurut situasi dan kondisi perusahaan pada waktu tersebut. 6. Tidak masuk karena sakit selama 2 (dua) hari berturut-turut, harus memberitahukan pada hari karyawan/ti berhalangan dan setelah masuk kembali harus di lengkapi dengan surat keterangan dokter. Tanpa keterangan resmi tersebut yang bersangkutan dianggap mangkir dan akan di perhitungkan dengan cuti tahunan.
7.

Absen selama 5 (lima) hari berturut-turut tanpa pemberitahuan resmi dianggap Karyawan/ti tersebut telah mengundurkan diri atas kemauan sendiri dengan tidak hormat.

Pasal 9 CUTI TAHUNAN


1 Karyawan yang telah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan berturut-turut terhitung sejak saat masa percobaan maka yang bersangkutan berhak atas hak cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja dengan mendapat gaji penuh. Hak atas cuti tahunan dinyatakan gugur termasuk cuti massal yang ditentukan oleh Pemerintah , bilamana dalam batas waktu yang ditetapkan setelah lahirnya hak atas cuti , pekerja tersebut tidak menggunakannya, kecuali atas permintaan dari Pengusaha untuk menundanya. Untuk memudahkan perhitungan cuti tahunan setiap tahun berjalan selalu ditutup pada tanggal 31 Desember tahun berjalan, dan batas pengambilan hak cuti tahunan dinyatakan berakhir setiap tanggal 31 Januari tahun berikutnya. Setiap karyawan yang akan mengambil hak cutinya, terlebih dahulu mengajukan permohonan secara tertulis sesuai dengan prosedur yang berlaku selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum istirahat cuti di mulai dengan persetujuan PM/CoPM dengan sepengetahuan kantor pusat. Pengusaha dapat memanggil untuk bekerja kembali kepada karyawan yang sementara dalam istirahat cuti, bilamana ada suatu pekerjaan yang sifatnya penting dan hak cutinya tersebut digantikan dengan hari kerja lainnya. Karyawan yang tanpa ijin sebelumnya dari Pengusaha memperpanjang waktu istirahat cuti, maka tidak masuk kerjanya tersebut dianggap Mangkir/Alpa, kecuali karyawan tersebut dapat memberikan alasan-alasan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan memperlihatkan buktibukti yang sah. Untuk karyawan yang cutinya melebihi dari hak cutinya, maka pada saat batas akhir cuti kelebihan (hutang) cutinya akan diperhitungkan sesuai dengan prosedur yang berlaku di Perusahaan. Demikian pula sebaliknya bilamana batas akhir cuti terdapat sisa cuti karena kepentingan perusahaan., bbisa ditambahkan ke tahun berikutnya.

Pasal 10 CUTI MELAHIRKAN / KEGUGURAN KANDUNGAN


1 Bagi karyawan wanita yang akan melahirkan berhak diberi istirahat selama 3 (tiga) bulan dengan gaji penuh. Dapat

diambil 1 (satu) perhitungan akan melahirkan. 2

bulan sebelum anaknya itu menurut dilahirkan dan 2(dua) bulan sesudah

Karyawan wanita yang hendak menggunakan hak cuti melahirkan tersebut diatas wajib mengajukan surat permohonan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sebelum istirahat cuti dimulai, disertai dengan surat keterangan dokter/bidan yang merawat. Bagi karyawan/ti yang mengalami keguguran kandungan, dianggap sebagai cuti sakit dan harus dilengkapi dengan surat keterangan dokter dengan Hak Cuti 2 (dua) minggu setelah keguguran.

Pasal 11 TUNJANGAN HARI RAYA


Pengusaha akan memberikan tunjangan hari raya kepada karyawan tetap sesuai dengan agamanya masing-masing, yaitu selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum hari raya Idul Fitri bagi pekerja yang beragama Islam dan hari raya Natal bagi yang beragama Kristen/Katolik dan agama lainnya sesuai dengan pedoman UU . Kketenagaan Kkerja RI No.13 Tahun 2003, Besarnya Ttunjangan Hhari Rraya , yaitu : 1. Karyawan yang mempunyai masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih diberikan minimal 1 (satu) bulan gaji. 2. Karyawan yang mempunyai masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun akan diperhitungkan sesuai dengan masa kerjanya, yaitu : - .Kurang dari 3 (tiga) bulan masa percobaan tidak diberikan. - .Lebih dari 3 (tiga) bulan kurang dari 1 (satu) tahun adalah dihitung secara proporsional yaitu : Masa Kerja X 1/12 X Gaji (Upah Sebulan) (Masa Kerja dikalikan dengan satu dibagi dua belas kemudian dikalikan Gaji.)

Pasal 12 JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (JAMSOSTEK) DAN ASURANSI KESEHATAN


1. Sesuai dengan UU Ketenagaan Kerja RI No.13 Tahun 2003

maka Pengusaha mengikut sertakan karyawannya pada program Jamsostek pada PT.Jamsostek (Persero) 2. Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu bentuk perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia. 3. Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) sebagaimana dimaksud dalam pemerintah ini, terdiri dari : Paket Jamsostek yang diikuti oleh Pengusaha meliputi : Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) ditanggung oleh Perusahaan. Jaminan Kematian (JKM) ditanggung oleh Perusahaan. Jaminan Hari Tua (JHT) dengan perincian sebesar 2(dua) % ditanggung oleh karyawan dan 3,7 % ditanggung oleh Perusahaan B) Setiap Karyawan diwajibkan mengikuti petunjuk dan prosedur yang telah ditetapkan oleh PT.Jamsostek dan apabila diluar ketentuan yang telah ditetapkan tersebut, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab yang bersangkutan. Penjelasan mengenai Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) yang lebih terperinci diatur dalam ketentuan yang dikeluarkan oleh PT.Jamsostek. 4. Setiap karyawan tetap akan mendapatkan fasilitas Asuransi Kesehatan ( Rawat Inap) dari sesuai dengan perusahaan Asuransi yang ditunjuk oleh Perusahaan. Dari Perusahaan.

PASAL 13 IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN DENGAN MENDAPAT UPAH PENUH


1. Pekerja dapat diberi ijin meninggalkan tempat pekerjaan dengan mendapat upah penuh untuk kepentingan sendiri, dalam hal sebagai berikut : Pernikahan karyawan/ti 3 (tiga) Hari Pernikahan perta anak karyawan/ti..

2 (dua) Hari Isteri Pekerja melahirkan . 2 (dua) Hari Suami/Isteri/Anak/Orang Tua yang sah meninggal dunia 2 (dua) Hari Mertua pekerja yang sah meninggal dunia .. 2 (dua) Hari Saudara sekandung meninggal dunia 2 (dua) Hari Khitanan/Pembaptisan Anak 1 (satu) Hari Menjaga Isteri/Suami/Anak sakit keras di RS 2 (dua) Hari Korban penggusuran/kebakaran/kebanjiran/bencana alam 2 (dua) Hari

Pasal 14 TATA TERTIB KERJA


1. 1. Kewajiban umum dan tanggung jawab karyawan : Setiap karyawan wajib mematuhi Peraturan Perusahaan dan Peraturan Project serta ketentuan yang berlaku di dalam lingkungan perusahaan dan wajib melaksanakan tugas pekerjaannya dengan penuh kesadaran , kejujuran, dan tanggung jawab . Setiap karyawan wajib mengutamakan tugasnya daripada kepentingan pribadi dan melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya. Saling menghormati dan menghargai sesama teman kerja, Pimpinan , keluarga teman kerja , keluarga pimpinan atau orang lain. Setiap karyawan wajib menyimpan dan menjaga rahasia jabatan dan rahasia perusahaan . Setiap karyawan wajib menjaga kerapihan berpakaian, kerapihan rambut dan kesopanan di tempat kerja. Setiap karyawan wajib melaporkan kepada atasannya bila diperkirakan terdapat gejala-gejala, kejadian-kejadian , bahaya-bahaya yang mengancam dan atau dapat menimbulkan kerugian perusahaan. Setiap karyawan wajib mematuhi tugas dan wewenang yang telah diberikan oleh perusahaan.

2. Ketertiban dan Keamanan : Karyawan yang didatangi seseorang untuk meminta keterangan mengenai perusahaan dan kegiatannya harus sepengetahuan dan seijin pihak perusahaan. Tanpa

sepengetahuan pihak perusahaan tidak seorang karyawanpun diperkenankan memberikan keterangan kepada anggota pers/wartawan yang manapun juga yang menyangkut hal-hal seperti kecelakaan, kejadian-kejadian yang menyangkut kekayaan atau mengenai proses kerja, keterangan customer base, keuangan , statistik dan lainlain. Karyawan tidak diperkenankan menyalin, memperbanyak rahasia-rahasia perusahaan(properti Intelektual ) tanpa ijin yang sah dari Perusahaan. Karyawan dilarang melakukan perbuatan-perbuatan yang melawan hukum sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Karyawan selama jam kerja dilarang mempergunakan waktu dan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi atau bekerja ganda.

Pasal 15 MACAM-MACAM SANKSI INDISIPLINER TERHADAP KESALAHAN DAN PELANGGARAN PERATURAN PERUSAHAAN
Karyawan yang melanggar Peraturan Perusahaan ini dapat dikenakan sanksisanksi Indisipliner sebagai berikut : Peringatan lisan / teguran. Peringatan tertulis. Sanksi Administratif berupa pelepasan jabatan, penundaan kenaikan gaji, atau pencabutan fasilitas-fasilitas tertentu termasuk demosi(penurunan jabatan) Sanksi ganti rugi (denda) Pemberhentian Sementara (Skorsing) Pemutusan Hubungan Kerja sesuai prosedur perundang-undangan yang berlaku 15.2. Peringatan tertulis terdiri dari 3 (tiga) tingkatan , yaitu : Surat Peringatan Pertama. Surat Peringatan Kedua Surat Peringatan Ketiga 1. Sanksi 4. 15.3. Sanksi-sanksi indisipliner tersebut, diberikan tidak perlu sesuai dengan tingkatannya, tetapi

2.

3.

5. tingkatannya, tetapi diberikan sesuai dengan nilai berat ringannya kesalahan atau jenis pelanggaran

Pasal 16 JANGKA WAKTU BERLAKU SURAT PERINGATAN


1. 16.1. Jangka waktu berlakunya surat peringatan, yaitu : Jangka waktu berlakunya surat peringatan , yaitu : Surat Peringatan Pertama paling lama 6 ( enam ) bulan Surat Peringatan Pertama paling lama 6(enam) bulan Surat Peringatan Kedua paling lama 6 ( enam ) bulan. Surat Peringatan Ketiga paling lama 6 ( enam ) bulan. Berlakunya surat peringatan adalah sejak surat peringatan tersebut diterbitkan.
2.

Dengan turunnya surat peringatan yang lebih tinggi, maka surat peringatan yang diterima sebelumnya dinyatakan tidak berlaku. Apabila dalam jangka waktu masa berlakunya surat peringatan yang diberikan pekerja yang bersangkutan tidak melakukan kesalahan/pelanggaran lagi , maka surat peringatan dianggap gugur tetapi dicatat dalam kondite kerja Sebaiknya apabila dalam jangka waktu berlakunya surat peringatan tersebut, karyawan yang bersangkutan masih melakukan kesalahan/pelanggaran, maka kepadanay dapat diberikan surat peringatan yang lebih tinggi tingkatannya atau sanksi indisipliner lainnya Karyawan yang dalam masa berlakunya surat peringatan ketiga melakukan kesalahan/pelanggaran, maka kepadanya dapat dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) Pemberian surat peringatan harus disertai dengan tanda terima surat dan apabila karyawan tidak mau menandatangani tanda terima surat peringatan, maka sanksi surat peringatan tetap dianggap sah dan berlaku sejak tanggal ditetapkan. 7.

3.

4.

5.

6.

8.

16.2. Dengan turunnya surat peringatan yang lebih tinggi, maka surat peringatan yang diterima sebelumnya dinyatakan tidak berlaku. 16.3. Apabila dalam jangka waktu masa berlakunya surat peringatan yang diberikan ,

pekerja yang bersangkutan tidak melakukan kesalahan/pelanggaran lagi , maka surat peringatan dianggap gugur tetapi dicatat dalam kartu kondite pekerja 16.4 Sebaiknya apabila dalam jangka waktu berlakunya surat peringatan tersebut, karyawan yang bersangkutan masih melakukan kesalahan/pelanggaran,maka kepadanya dapat diberikan surat peringatan yang lebih tinggi tingkatannya atau sanksi indisipliner lainnya. 16.5. Karyawan yang dalam masa berlakunya surat peringatan ketiga melakukan kesalahan/pelanggaran, maka kepadanya dapat dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 16.6. Pemberian surat peringatan harus disertai dengan tanda terima surat dan apabila karyawan tidak mau menandatangani tanda terima surat peringatan , maka sanksi surat peringatan tanggal ditetapkan. tetap dianggap sah dan berlaku sejak

Pasal 17 PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA


1.

17.1 Tata cara atau prosedur pemutusan hubungan kerja dengan pekerja memperhatikan ketentuan Undang-Undang Ketenaga kerjaan RI No. 13 tahun 2003 17.2.Hubungan kerja antara perusahaan dengan karyawan putus karena : Berakhirnya hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu sebagaimana dimaksudkan dalam perjanjian kerja jangka waktu tertentu. Karyawan mengajukan permintaan mengundurkan diri secara tertulis atas kemauan sendiri tanpa mengajukan syarat. Karyawan meninggal dunia Karyawan yang tidak cakap dalam melaksanakan

2.

pekerjaan walau telah dicoba dimana-mana. Karyawan yang dijatuhi hukuman oleh pengadilan karena melakukan tindak pidana. Karyawan yang sakit setelah 12 (duabelas) bulan ( dalam kurun waktu 2 tahun)dan masih belum dapat menjalankan tugas pekerjaannya berdasarkan keterangan dokter yang merawat. Karyawan dianggap tidak sanggup bekerja lagi karena kelainan jiwa. Karyawan yang mangkir 5 (lima) hari berturut-turut. Karyawan yang tidak mengindahkan peringatan terakhir. Karyawan yang telah mencapai usia pensiun yaitu : 55 tahun. Karyawan wajib melunasi dan menyelesaikan kewajibannya terhadapPerusahaan 3. Karyawan wajib melunasi dan menyelesaikan seluruh kewajibannya terhadap perusahaan

Pasal 18 PERATURAN OPERASIONAL PROYEK


Karyawan wajib untuk mematuhi Peraturan operasional Proyek yang telah ditetapkan Perusahaan yang dibuat terpisah dari Peraturan Perusahaan.

Disahka n di Jakarta Pada tanggal 2108 Januari 2009

Tan Gwan An Dire ktur Utama

Mengetahui :

Harlin Setiadarma Helmi

Yoce Gunawan

Hardian

David Wirjanto Ongky Saputra

Rully Winangun

Maria

Leonard Alvin

Anda mungkin juga menyukai