Head office : Komplek Rukan Artha Gading Niaga Jl. Jl.Boulevard Artha Gading Blok D No. 19-20, Komplek Rukan Artha Gading Niaga Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240. Phone (62-21) 4585-0686 - 87, 4585-0687 Fax (62-21) 4585-0689 http://www.ppu.co.id
PENDAHULUAN
Atas berkat rahmat Tuhan yang Maha Esa serta berdasarkan keinginan yang luhur untuk menciptakan hubungan yang harmonis dan sehat antara Perusahaan dan karyawan sesuai dengan iklim Hubungan Industrial Pancasila. Perusahaan dan Karyawan sepenuhnya untuk menjamin terpeliharanya kerja sama yang baik, terciptanya ketenangan bekerja, meningkatkan produktivitas kerja dan kesejahteraan karyawan. Bahwa disadari untuk mencapai tujuan tersebut diatas landasan yang dipergunakan adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan sehubungan dengan landasan itu, maka Peraturan Perusahaan ini disusun atas dasar musyawarah untuk mufakat. Bahwa Pengusaha dan karyawan menyadari sepenuhnya untuk menjamin terpelihara kerja sama yang baik, terciptanya ketenangan kerja dan kepastian usaha, diperlukan adanya Peraturan Perusahaan yang mengatur hak-hak dan kewajiban masing-masing pihak yang dituangkan dalam bentuk Peraturan Perusahaan yang secara keseluruhan harus mendorong kegairahan kerja untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kerja serta meningkatkan kesejahteraan kerja. Karyawan perlu secara sadar melaksanakan Peraturan Perusahaan ini dengan penuh tanggung jawab. Dalam rangka meningkatkan produktifitas kerja dan stabilitas ekonomi Perusahaan, maka Karyawan dan Perusahaan harus saling mengisi segala bentuk kekurangan dan selalu berusaha untuk mengadakan pengembangan demi kemajuan Perusahaan. Oleh sebab itu, segala bentuk kesalahpahaman dalam melaksanakan tugas masing-masing , maka pihak Perusahaan dan Karyawan akan selalu berpegang teguh pada azas musyawarah untuk mufakat. Dalam melaksanakan Hubungan Industrial Pancasila, harus berpegang kepada terciptanya saling merasa ikut memiliki, ikut memelihara , tanggung jawab bersama dan mempertahankan serta secara terus-menerus mawas diri sebagai suatu azas kemitraan dan tanggung jawab bersama, dengan landasan itulah, maka Peraturan Perusahaan ini disusun.
KETENTUAN
ISTILAH
-
UMUM
Pasal 1 TENTANG ISTILAH DIREKSI: Ialah Presiden Direktur PT. Perkasa Pilar Utama serta pejabat yang diberi kuasa olehnya, untuk bertindak atas nama Direksi. KARYAWAN/TI: Ialah mereka yang diterima bekerja pada PT. Perkasa Pilar Utama sampai berakhirnya hubungan kerja. KELUARGA: Ialah isteri/suami dan anak-anak dari Karyawan/ti yang berdasarkan perkawinan yang sah menurut hukum yang berlaku. ANAK : Ialah anak Karyawan/ti yang bersangkutan, yang lahir dari perkawinan yang sah atau anak yang disahkan menurut hukum, anak tiri, yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun belum berpenghasilan sendiri, belum pernah kawin dan menjadi tanggungan sepenuhnya Karyawan/ti. AHLI WARIS: Ialah keluarga atau orang yang ditunjuk oleh Karyawan/ti untuk menerima setiap pembayaran dalam kematian. Apabila tidak ada penunjukkan atas ahli warisnya, maka akan diatur menurut hukum yang berlaku. STAFF: Ialah mereka yang karena kedudukkannya berwenang dan bertindak sebagai wakil Perusahaan.
Pasal 2 TENTANG BERLAKUNYA 1. Peraturan dan tata-tertib Perusahaan ini berlaku untuk semua
Karyawan/ti PT. Perkasa Pilar Utama baik yang bekerja di kantor maupun yang bertugas di lapangan/proyek , berikut dengan peraturan-peraturan khusus lainnya. 2. Syarat-syarat kerja ini merupakan bagian dari tiap-tiap Perjanjian Kerja masing-masing Karyawan/ti ataupun surat pengangkatan. 3. Syarat-syarat kerja ini sifatnya mengikat bagi semua Karyawan/ti dan para Karyawan/ti wajib mengindahkan semua ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang sewaktuwaktu dikeluarkan oleh Perusahaan sebagai tambahan ataupun perubahan/pembetulan atas syarat-syarat kerja ini dengan memperhatikan ketentuan perundangan yang berlaku cq. Persetujuan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 4. Para Karyawan/ti wajib mengikuti tata cara yang telah digariskan dalam menjalankan tugas utamanya dan pekerjaanpekerjaan lain, dan berusaha demi tercapainya maksud dan tujuan Perusahaan. 5. Atas kelalaian Karyawan/ti dalam menunaikan tugas pekerjaan dan tidak sesuai dengan syarat-syarat kerja ini sehingga akan dapat berakibat kerugian ataupun kemunduran maka perusahaan berhak untuk menuntut kerugian berdasarkan hukum yang berlaku ataupun denda sesuai dengan keadaan yang diderita Perusahaan.
Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud dibentuknya Peraturan Perusahaan ini adalah agar
terciptanya suatu kondisi kerja yang harmonis, serasi dan seimbang antara hak dan kewajiban Perusahaan dengan Karyawan/ti sehingga terselenggaranya kesejahteraan Karyawan/ti serta kemajuan Perusahaan secara bersama-sama.
2. Tujuan dari Peraturan Perusahaan, yang berisi syarat-syarat kerja dan tata tertib kerja ini adalah : 2.1 Terciptanya suatu hubungan kerja yang harmonis antara Perusahaan dan Karyawan/ti. 2.2 Memelihara adanya ketenangan bekerja di Perusahaan. 2.3 Meningkatkan produktivitas kerja Perusahaan guna perbaikan kesejahteraan Karyawan/ti dan perluasan kesempatan kerja. 3. Untuk mencapai hasil usaha yang optimal dan efisien di
Perusahaan maka diperlukan : 3.1.Sikap mental dan disiplin kerja yang tinggi dari Perusahaan dan karyawan/i 3.2. Adanya saling pengertian, penghayatan dan pengamalan isi Peraturan Perusahaan, kebijaksanaan Pimpinan/Direksi dan/atau Peraturan Ketenagakerjaan lain yang berlaku. 3.3. Terjaminnya pelaksanaan hak dan kewajiban yang diatur dalaPeraturan Perusahaan ini secara nyata.
Kewajiban Perusahaan : 2.1. Perusahaan wajib memberikan upah/tunjangan-tunjangan sebagai imbalan atas tenaga/jasa yang diberikan oleh Karyawan/ti. 2.2. Perusahaan wajib mentaati Undang-Undang dan semua peraturan ketetapan pemerintah dibidang ketenagakerjaan. 2.3. Perusahaan wajib memperhatikan kesejahteraan
2.4. 2.5.
Karyawan/ti. Perusahaan wajib memberikan hak-hak Karyawan/ti sesuai dengan ketetapan yang dicantumkan dalam peraturan Perusahaan. Perusahaan berkewajiban untuk memberikan kompensasi, fasilitas dan jaminan masa depan sesuai dengan prestasi kerja karyawan dan kemampuan keuangan Perusahaan.
Pasal 5 HAK DAN KEWAJIBAN KARYAWAN/TI Hak Karyawan/ti : 1.1 Karyawan/ti berhak atas kompensasi dan jaminan masa depan sesuai dengan prestasi kerja yang dilakukannya serta kemampuan keuangan Perusahaan. 1.2 Karyawan/ti berhak atas upah sebagai imbalan kerja yang dilaksana kan 1.3 Karyawan/ti berhak atas cuti 1.4 Karyawan/ti berhak memperoleh bantuan kesehatan 1.5 Karyawan/ti berhak memperoleh ganti rugi atas gangguan / cacat badan yang diakibatkan dalam melakukan tugas Perusahaan. 1.6 Ahli waris yang sah dari karyawan/ti berhak menerima ganti rugi atas meninggalnya Karyawan/ti pada waktu melakukan tugas Perusahaan. 1.7 Karyawan/ti berhak mengemukakan pendapat, saran-saran dan usul-usul pada atasannya. 1.8 Karyawan/ti berhak memperoleh segala sesuatu sesuai dengan ketetapan yang dicantumkan dalam Peraturan dan Tata Tertib Perusahaan. Kewajiban Karyawan/ti : Karyawan/ti wajib mematuhi seluruh isi Peraturan Perusahaan ini serta aturan-aturan lain yang berlaku di Perusahaan. 2.2 Karyawan/ti wajib memberikan keterangan yang sebenarnya, baik mengenai dirinya maupun kerjanya kepada yang berwenang dalam hubungan dengan tugasnya. 2.3 Karyawan/ti wajib melaksanakan pekerjaan yang diinstruksikan oleh Perusahaan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan mentaati perintah atasan dengan penuh rasa tanggung jawab selama tidak bertentangan dengan undang-undang Peraturan Perusahaan atau
2.1
1.
2.
norma-norma susila. 2.4 Tiap Karyawan/ti wajib menghormati Pimpinan dan sesama Karyawan/ti 2.5 Karyawan/ti dilarang untuk keluar membawa barang-barang dari lingkungan Perusahaan tanpa izin. 2.6 Tiap Karyawan/ti wajib untuk segera melaporkan kepada Perusahaan setiap peristiwa atau perbuatan yang merugikan perusahaan. 2.7 Karyawan/ti wajib untuk memberikan prestasi kerja yang terbaik untuk Perusahaan serta menjamin kerahasiaan Perusahaan.
pihak
dapat
Karyawan/ti yang masih dalam masa percobaan belum berhak atas THR maupun Jaminan sosial (pengobatan, perawatan RS, sumbangan kelahiran, dsb) yang berlaku di dalam perusahaan.
5. Bilamana masa percobaan berakhir tetapi dari pihak Pengusaha tidak ada pemberitahuan kepada yang bersangkutan tentang berakhirnya hubungan kerja, maka secara otomatis calon karyawan yang bersangkutan dianggap sebagai karyawan tetap menurut status penggolongannya. 6. Calon karyawan setelah dinyatakan lulus dari masa percobaan akan diangkat menjadi karyawan tetap dengan surat keputusan, sehingga 3 (tiga) bulan masa percobaan yang telah dijalani tersebut dihitung sebagai masa kerja serta penyesuaian hak dan kewajibannya berlaku sejak tanggal surat keputusan ditetapkan.
Jam kerja yang di berlakukan di dalam Perusahaan adalah 8 (delapan) jam sehari yaitu mulai dari Jam 08.30 17.30.
3. Waktu Istirahat untuk hari Senin s/d Jumat adalah 1 (satu) Jam. 4. Untuk pekerja yang sifat pekerjaannya tidak dapat ditinggalkan, maka waktu istirahat makannya diatur secara bergiliran/bergantian. 5. Waktu istirahat dapat diatur untuk disesuaikan dengan kebutuhan menurut situasi dan kondisi perusahaan pada waktu tersebut. 6. Tidak masuk karena sakit selama 2 (dua) hari berturut-turut, harus memberitahukan pada hari karyawan/ti berhalangan dan setelah masuk kembali harus di lengkapi dengan surat keterangan dokter. Tanpa keterangan resmi tersebut yang bersangkutan dianggap mangkir dan akan di perhitungkan dengan cuti tahunan.
7.
Absen selama 5 (lima) hari berturut-turut tanpa pemberitahuan resmi dianggap Karyawan/ti tersebut telah mengundurkan diri atas kemauan sendiri dengan tidak hormat.
bulan sebelum anaknya itu menurut dilahirkan dan 2(dua) bulan sesudah
Karyawan wanita yang hendak menggunakan hak cuti melahirkan tersebut diatas wajib mengajukan surat permohonan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sebelum istirahat cuti dimulai, disertai dengan surat keterangan dokter/bidan yang merawat. Bagi karyawan/ti yang mengalami keguguran kandungan, dianggap sebagai cuti sakit dan harus dilengkapi dengan surat keterangan dokter dengan Hak Cuti 2 (dua) minggu setelah keguguran.
maka Pengusaha mengikut sertakan karyawannya pada program Jamsostek pada PT.Jamsostek (Persero) 2. Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu bentuk perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia. 3. Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) sebagaimana dimaksud dalam pemerintah ini, terdiri dari : Paket Jamsostek yang diikuti oleh Pengusaha meliputi : Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) ditanggung oleh Perusahaan. Jaminan Kematian (JKM) ditanggung oleh Perusahaan. Jaminan Hari Tua (JHT) dengan perincian sebesar 2(dua) % ditanggung oleh karyawan dan 3,7 % ditanggung oleh Perusahaan B) Setiap Karyawan diwajibkan mengikuti petunjuk dan prosedur yang telah ditetapkan oleh PT.Jamsostek dan apabila diluar ketentuan yang telah ditetapkan tersebut, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab yang bersangkutan. Penjelasan mengenai Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) yang lebih terperinci diatur dalam ketentuan yang dikeluarkan oleh PT.Jamsostek. 4. Setiap karyawan tetap akan mendapatkan fasilitas Asuransi Kesehatan ( Rawat Inap) dari sesuai dengan perusahaan Asuransi yang ditunjuk oleh Perusahaan. Dari Perusahaan.
2 (dua) Hari Isteri Pekerja melahirkan . 2 (dua) Hari Suami/Isteri/Anak/Orang Tua yang sah meninggal dunia 2 (dua) Hari Mertua pekerja yang sah meninggal dunia .. 2 (dua) Hari Saudara sekandung meninggal dunia 2 (dua) Hari Khitanan/Pembaptisan Anak 1 (satu) Hari Menjaga Isteri/Suami/Anak sakit keras di RS 2 (dua) Hari Korban penggusuran/kebakaran/kebanjiran/bencana alam 2 (dua) Hari
2. Ketertiban dan Keamanan : Karyawan yang didatangi seseorang untuk meminta keterangan mengenai perusahaan dan kegiatannya harus sepengetahuan dan seijin pihak perusahaan. Tanpa
sepengetahuan pihak perusahaan tidak seorang karyawanpun diperkenankan memberikan keterangan kepada anggota pers/wartawan yang manapun juga yang menyangkut hal-hal seperti kecelakaan, kejadian-kejadian yang menyangkut kekayaan atau mengenai proses kerja, keterangan customer base, keuangan , statistik dan lainlain. Karyawan tidak diperkenankan menyalin, memperbanyak rahasia-rahasia perusahaan(properti Intelektual ) tanpa ijin yang sah dari Perusahaan. Karyawan dilarang melakukan perbuatan-perbuatan yang melawan hukum sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Karyawan selama jam kerja dilarang mempergunakan waktu dan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi atau bekerja ganda.
Pasal 15 MACAM-MACAM SANKSI INDISIPLINER TERHADAP KESALAHAN DAN PELANGGARAN PERATURAN PERUSAHAAN
Karyawan yang melanggar Peraturan Perusahaan ini dapat dikenakan sanksisanksi Indisipliner sebagai berikut : Peringatan lisan / teguran. Peringatan tertulis. Sanksi Administratif berupa pelepasan jabatan, penundaan kenaikan gaji, atau pencabutan fasilitas-fasilitas tertentu termasuk demosi(penurunan jabatan) Sanksi ganti rugi (denda) Pemberhentian Sementara (Skorsing) Pemutusan Hubungan Kerja sesuai prosedur perundang-undangan yang berlaku 15.2. Peringatan tertulis terdiri dari 3 (tiga) tingkatan , yaitu : Surat Peringatan Pertama. Surat Peringatan Kedua Surat Peringatan Ketiga 1. Sanksi 4. 15.3. Sanksi-sanksi indisipliner tersebut, diberikan tidak perlu sesuai dengan tingkatannya, tetapi
2.
3.
5. tingkatannya, tetapi diberikan sesuai dengan nilai berat ringannya kesalahan atau jenis pelanggaran
Dengan turunnya surat peringatan yang lebih tinggi, maka surat peringatan yang diterima sebelumnya dinyatakan tidak berlaku. Apabila dalam jangka waktu masa berlakunya surat peringatan yang diberikan pekerja yang bersangkutan tidak melakukan kesalahan/pelanggaran lagi , maka surat peringatan dianggap gugur tetapi dicatat dalam kondite kerja Sebaiknya apabila dalam jangka waktu berlakunya surat peringatan tersebut, karyawan yang bersangkutan masih melakukan kesalahan/pelanggaran, maka kepadanay dapat diberikan surat peringatan yang lebih tinggi tingkatannya atau sanksi indisipliner lainnya Karyawan yang dalam masa berlakunya surat peringatan ketiga melakukan kesalahan/pelanggaran, maka kepadanya dapat dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) Pemberian surat peringatan harus disertai dengan tanda terima surat dan apabila karyawan tidak mau menandatangani tanda terima surat peringatan, maka sanksi surat peringatan tetap dianggap sah dan berlaku sejak tanggal ditetapkan. 7.
3.
4.
5.
6.
8.
16.2. Dengan turunnya surat peringatan yang lebih tinggi, maka surat peringatan yang diterima sebelumnya dinyatakan tidak berlaku. 16.3. Apabila dalam jangka waktu masa berlakunya surat peringatan yang diberikan ,
pekerja yang bersangkutan tidak melakukan kesalahan/pelanggaran lagi , maka surat peringatan dianggap gugur tetapi dicatat dalam kartu kondite pekerja 16.4 Sebaiknya apabila dalam jangka waktu berlakunya surat peringatan tersebut, karyawan yang bersangkutan masih melakukan kesalahan/pelanggaran,maka kepadanya dapat diberikan surat peringatan yang lebih tinggi tingkatannya atau sanksi indisipliner lainnya. 16.5. Karyawan yang dalam masa berlakunya surat peringatan ketiga melakukan kesalahan/pelanggaran, maka kepadanya dapat dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 16.6. Pemberian surat peringatan harus disertai dengan tanda terima surat dan apabila karyawan tidak mau menandatangani tanda terima surat peringatan , maka sanksi surat peringatan tanggal ditetapkan. tetap dianggap sah dan berlaku sejak
17.1 Tata cara atau prosedur pemutusan hubungan kerja dengan pekerja memperhatikan ketentuan Undang-Undang Ketenaga kerjaan RI No. 13 tahun 2003 17.2.Hubungan kerja antara perusahaan dengan karyawan putus karena : Berakhirnya hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu sebagaimana dimaksudkan dalam perjanjian kerja jangka waktu tertentu. Karyawan mengajukan permintaan mengundurkan diri secara tertulis atas kemauan sendiri tanpa mengajukan syarat. Karyawan meninggal dunia Karyawan yang tidak cakap dalam melaksanakan
2.
pekerjaan walau telah dicoba dimana-mana. Karyawan yang dijatuhi hukuman oleh pengadilan karena melakukan tindak pidana. Karyawan yang sakit setelah 12 (duabelas) bulan ( dalam kurun waktu 2 tahun)dan masih belum dapat menjalankan tugas pekerjaannya berdasarkan keterangan dokter yang merawat. Karyawan dianggap tidak sanggup bekerja lagi karena kelainan jiwa. Karyawan yang mangkir 5 (lima) hari berturut-turut. Karyawan yang tidak mengindahkan peringatan terakhir. Karyawan yang telah mencapai usia pensiun yaitu : 55 tahun. Karyawan wajib melunasi dan menyelesaikan kewajibannya terhadapPerusahaan 3. Karyawan wajib melunasi dan menyelesaikan seluruh kewajibannya terhadap perusahaan
Mengetahui :
Yoce Gunawan
Hardian
Rully Winangun
Maria
Leonard Alvin