MASTOIDITIS AKUT
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER BAGIAN RADIOLOGI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI FAKULTAS KEDOOKTERAN UNIVERSITAS JAMBI 2010
LAPORAN KASUS
Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang : Keluar cairan dari dalam telinga sejak 3 minggu. Os juga mengeluh nyeri di bagian belakang telinganya dan dirasakan lebih parah pada malam hari. Os juga mengeluhkan pendengarannya sedikit berkurang. Demam (+).
Riwayat pengobatan sebelumnya : Os sudah berobat di puskesmas terdekat dan sudah minum obat tetapi os merasa tidak mengalami perbaikan kondisi yang dikeluhkannya.
Pemeriksaan Radiologi
Ekspertise : Mastoiditis akut : - gambaran mastoid kabur Mastoid air cell ada
Mastoiditis kronis : - air cell mastoid sudah tidak bias di bedakan. Kalsifikasi tulang Reaksi sklerotik Destruksi tulang Kolesteatom = ada lesi litik pada dindingnya.
ANALISA KASUS
Mastoiditis Akut adalah suat infeksi bakteri pada prosesus mastoideus (tulang yang menonjol di belakang telinga). Penyakit ini biasanya terjadi jika otitis media akut yang tidak diobati secara tuntas menyebar dari telinga tengah ke tulang di sekitarnya, yaitu prosesus mastoideus. Seperti semua penyakit infeksi, beberapa hal yang mempengaruhi berat dan ringannya penyakit adalah faktor tubuh penderita dan faktor dari bakteri itu sendiri. Dapat dilihat dari angka kejadian anak-anak yang biasanya berumur di bawah dua tahun, pada usia inilah imunitas belum baik. Beberapa faktor lainnya seperti bentuk tulang, dan jarak antar organ juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit. Faktor-faktor dari bakteri sendiri adalah, lapisan pelindung pada dinding bakteri, pertahanan terhadap antibiotic dan kekuatan penetrasi bakteri terhadap jaringan keras dan lunak dapat berperan pada berat dan ringannya penyakit. Biasanya gejalamuncul dalam waktu 2 minggu atau lebih setelah otitis media akut, dimana penyebaran infeksi telah merusak bagian dalam dari prosesus mastoideus. Di dalam tulang juga bisa terbentuk abses (penimbunan nanah). Kulit yang melapisi prosesus mastoideus menjadi merah, membengkak dan nyeri bila ditekan. Daun telinga terdorong ke samping dan ke bawah. Gejala lainnya adalah demam, nyeri di sekitar dan di dalam telinga serta keluarnya cairan kental dari telinga. Nyeri cenderung menetap dan berdenyut. Terjadi ketulian yang berkembang secara progresif. Jika tidak diobati bisa terjadi ketulian, sepsis, meningitis, abses otak atau kematian. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Dengan CT scan bisa dilihat bahwa selsel udara dalam prosesus mastoideus terisi oleh cairan (dalam keadaan normal terisi oleh udara) dan melebar. Contoh cairan dari telingan dibiakkan di laboratorium untuk mengetahui organisme penyebabnya. Dari keluhan penyakit didapatkan keluarnya cairan dari dalam telinga yang selama lebih dari tiga minggu, hal ini menandakan bahwa pada infeksi telinga tengah sudah melibatkan organ mastoid. Gejala demam biasanya hilang dan timbul, hal ini disebabkan infeksi telinga tengah sebelumnya dan pemberian antibiotik pada awal-awal
perjalanan penyakit. Jika demam tetap dirasakan setelah pemberian antibiotik maka kecurigaan pada infeksi mastoid lebih besar. Rasa nyeri biasanya dirasakan dibagian belakang telinga dan dirasakan lebih parah pada malam hari, tetapi hal ini sulit didapatkan pada pasien-pasien yang masih bayi dan belum dapat berkomunikasi. Hilangnya pendengaran dapat timbul atau tidak bergantung pada besarnya kompleks mastoid akibat infeksi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
Kemerahan pada kompleks mastoid Keluarnya cairan baik bening maupun berupa lendir (warna bergantung dari bakteri) Matinya jaringan keras (tulang, tulang rawan) Adanya abses (kumpulan jaringan mati dan nanah) Proses peradangan yang tetap melebar ke bagian dan organ lainnya. Riwayat infeksi pada telinga tengah sebelumnnya. Pemeriksaan penunjang yang dapat diminta adalah, pemeriksaan kultur
mikrobiologi, pengukuran sel darah merah dan sel darah putih yang menandakan adanya infeksi, pemeriksaan cairan sumsum untuk menyingkirkan adanya penyebaran ke dalam ruangan di dalam kepala. Pemeriksaan lainnnya adalah CT-scan kepala, MRI-kepala dan foto polos kepala. Pengobatan dengan obat-obatan seperti antibiotik, anti nyeri, anti peradangan dan lain-lainnya adalah lini pertama dalam pengobatan mastoiditis. Tetapi pemilihan anti bakteri harus tepat sesuai dengan hasil test kultur dan hasil resistensi. Pengobatan yang lebih invasif adalah pembedahan pada mastoid. Jika pemberian antibiotik tidak berhasil mengatasi keadaan ini, dilakukan mastoidektomi (pengangkatan sebagian tulang dan pembuangan nanah).