Anda di halaman 1dari 8

PERNIKAHAN

Makalah Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Fiqh Dosen Pengampu : Bpk Asep Dadang Abdullah

Disusun Oleh Risna Nikita Noviana (091211064)

FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012 I. Pendahuluan

II. Rumusan Masalah a. Pengertian Pernikahan b. Rukun dan Syarat Perkawinan c. Hikmah Nikah

a. Nikah atau ziwaj dalam bahasa arab diartikan dengan kawin .Kalimat nikah atau tazwij diartikan dengan perkawinan.Abdurrahman Al Jarizi dalam kitabnya Al Fiqh Ala Mazahibil Arbaah menyebutkan ada 3 macam makna nikah . 1. Makna lughawi atau menurut bahasa Menurut bahasa adalah :

Bersenggama atau bercampur Selanjtnya dikatakan Terjadinya perkawinan antara kayu kayu apabila kayu kayu saling condong dan bercampur dengan satu dengan yang lainnya. 2. Makna ushuli atau makna syarI Para ulama berbeda pendapat tentang makna ushuli dan makna syari ini .Pendapat pertama menyatakan bahwa nikah arti hakikatnya adalah watha (bersenggama). Dalam pengertian majas mikah adalah akad .Bila kita menemui kalimat nikah dalam Al-quran atau hadits itu berarti watha atau bersenggama ( apabila tidak ditunjukkan lain ) . Pengertian ini dapat dijumpai dalam Al Quran surat An Nisa ayat 221 yang artinya :
1 Djamalan Nur .FIQH MUNAKAHAT.Semarang .CV Toha Putra .1993 , halm 1

Dan janganlah kamu menikahi perempuan perempuan yang telah dinikahi oleh ayahmu , kecuali (kejadian pada masa) yang telah lampau .Sungguh , perbuatan itu sangat keji dan Dibenci (oleh Allah) dan itu seburuk buruk jalan (yang ditempuh) .2 3. Makna Fiqh ( Menurut ahli Fiqh ) Akad nikah yang ditetapkan oleh syara bahwa seoarang suami dapat memanfaatkan dan bersenang senang dengan kehormatan seorang isteri dan seluruh tubuhnya .3 b. Rukun dan Syarat Nikah 1. Calon Suami Dengan syarat: a. Bukan muhrim ( sedang melaksanakan ihram ) walaupun diwakilkan b. Tidak dipaksa (mukrah dengan segala ketentuannya) selain paksaan yang dibenarkan syara c. Jelas ( tertentu) sehingga jikalai menyebutkan dua laki laki tanpa ditentukan salah satunya , maka tidak sah . d. Jelas laki laki , sehingga tidak sah memiliki orang yang belum jelas sifat laki lakinya. 2. Calon Istri Dengan syarat : a. Bukan Mahram nya b. Jelas sifat wanitanya c. Sudah tertentu

2 AL-QURAN DAN TERJEMAHNYA .Bandung .CV Penerbit Diponogoro halm 64 3 Opcit , Djamalan Nur halm 2

d. Tidak dalam ikatan dengan orang lain / iddah 3. Shighat ( Transaksi ) Dengan syarat : a. Harus dengan ungkapan yang sharih (jelas) tidak boleh kinayah. b. Harus bersambung (mutashil ) antara lafadz ijab dab qabul, maksudnya tidak ada selingan antara keduanya. c. Tidak ditaliq-kan (digantungkan) d. Tidak dibatasi dengan waktu e. Boleh mengunakan bahasa Ajam ( Bukan Bahasa Arab) 4. Wali Sebuah pernikahan tidak sah tanpa adanya wali dari pihak wanita , baik wali khas ( khusus ) atau Am (Umum) dan dua saksi . Syarat nya : Berakal (tidak sakit jiwa atau gila) Laki laki Adil

5. Dua saksi Para ulama belum sepakat, dalam syarat dan menentukan sah dan tidaknya pernikahan.4

4 Gus Arifin ,Menikah Untuk Bahagia.Jakarta . PT Elex Media Komputindo ,halm 115-118

Anda mungkin juga menyukai